Anda di halaman 1dari 20

ACC 22/12/2021

LAPORAN PRAKTIKUM
DASAR LISTRIK DAN PENGUKURAN
MODUL IV: SUPERPOSISI

DISUSUN OLEH:
Veronica Santiara Manik
(21201011)
Partner Praktikum:
1. Ardian Arief (21201009)
2. Muhammad Faishal Afial (21201010)
Praktikum Tanggal: 14 Desember 2021
Asisten Praktikum :
1. Naura Nazhifah (19201004)
2. Erika Lety Istikhomah P.S (19201014)
3. Risky David Kasyanto (19201038)

LABORATORIUM TEKNIK ELEKTRONIKA DAN TEKNIK DIGITAL


FAKULTAS TEKNIK TELEKOMUNIKASI DAN ELEKTRO (FTE)
INSTITUT TEKNOLOGI TELKOM PURWOKERTO
JL. D.I. PANJAITAN 128 PURWOKERTO
2021
MODUL IV
SUPERPOSISI

I. TUJUAN PRAKTIKUM
1. Mampu memahami teorema superposisi.
2. Mampu menganalisis suatu rangkaian listrik linier dengan
teorema superposisi.

II. DASAR TEORI


Teorema superposisi adalah arus yang melalui atau tegangan pada sebuah
elemen dalam sebuah jaringan linier dua arah yang memiliki beberapa sumber
sama dengan jumlah aljabar arus atau tegangan yang dihasilkan secara terpisah
oleh masing-masing sumber. Teorema superposisi berlaku untuk semua
rangkaian linier dan bilateral [1].
Teorema superposisi adalah salah satu cara pintar yang membuat suatu
rangkaian yang terlihat kompleks dijadikan lebih sederhana. Strategi yang
digunakan pada teorema superposisi adalah mengeliminasi semua sumber tetapi
hanya di sisakan satu sumber yang hanya bekerja pada saat itu juga dan
menganalisa rangkaian dengan konsep rangkaian seri-paralel masing-masing saat
sumber bekerja sendiri-sendiri. Lalu setelah masing-masing tegangan dan arus
yang tidak diketahui telah dihitung saat sumber bekerja sendiri-sendiri, masing-
masing nilai yang telah diperoleh tadi dijumlahkan sehingga diperoleh nilai
tegangan/arus sebenarnya [2].
Rangkaian linier adalah suatu rangkaian dimana persamaan yang muncul
akan terpenuhi jika y = kx, dimana k = konstanta dan x = variable. Linier dapat
terdiri dari elemen pasif resistif dengan dua atau lebih sumber tegangan searah.
Untuk menganalisa rangkaian atau jaringan seperti ini maka dapat digunakan
teori superposisi. Pada prinsipnya teori ini memanfaatkan hubungan linier antara
arus dan tegangan [2].
Teorema superposisi menyatakan “bila suatu rangkaian terdiri dari lebih
dari satu sumber dan tahanan-tahanan atau impedansi-impedansi linier dan
bilateral, dari arus-arus yang disebabkan oleh tiap-tiap sumber tersendiri dengan
sumber lainnya dalam keadaan tidak bekerja. Dan memudahkan menentukan
arus pada suatu cabang dan menganggap sumber bekerja satu-per satu. Prinsip
ini dapat diterapkan karena adanya hubungan yang linier (setara) antara arus dan
tegangan. Sumber-sumber tegangan yang dihilangkan ketika sebuah sumber
tunggal bekerja, digantikan dengan hubung pendek (short circuit), sedangkan
untuk sumber-sumber arus yang dihilangkan digantikan dengan hubung terbuka
(open circuit) [2].

Gambar 4.2.1 Rangkaian Superposisi Dengan Dua Sumber [1]


Untuk menghitung arus pada R2 dapat dilakukan dengan menghitung arus
yang disebabkan V1 dan V2 secara bergantian kemudian dijumlahkan [1].
Langkah-langkah menghitung arus pada R2 adalah sebagai berikut:
1. Arus oleh sumber tegangan V1 adalah I1.Rangakaian ekivalen.

Gambar 4.2.2 Rangkaian Ekivalen [1]


Dalam hal ini V2 dihubung singkat.

Gambar 4.2.3 Rumus Rangkaian Ekivalen [1]


2. Menghitung arus sumber tegangan V2, V1 dihubung singkat maka rangkaian
ekivalen.

Gambar 4.2.4 Sumber Tegangan V1 Dihubung Singkat [1]

Gambar 4.2.5 Rumus Sumber Tegangan V1 Dihubung Singkat [1]


Arus yang mengalir dalam setiap cabang rangkaian yang ditimbulkan
oleh beberapa buah sumber tegangan yang terdapat di dalam rangkaian tersebut.
Adalah jumlah aljabar dari arus-arus dalam cabang tersebut, jika sumber
tegangannya bekerja sendiri-sendiri. Setiap sumber tegangan pada rangkaian
dianggap bekerja sendiri-sendiri, sedang sumber tegangan yang lain sementara
dapat dihubung singkat, lalu dihitung arus yang mengalir. Arus total yang
mengalir dalam cabang adalah jumlah aljabar semua komponen arus tersebut [4].
III. HASIL DATA
Tabel 4.3.1 Nilai Resistor Dan Tegangan
NAMA
NILAI
KOMPONEN
V1 12 V
V2 10 V
R1 1kΩ
R2 4,7 kΩ
R3 470 kΩ
R4 1 kΩ

A. Lembar Data 1

Gambar 4.3.1 Rangkaian Percobaan Superposisi V 1


Tabel 4.3.2 Hasil Pengukuran Superposisi V1
TEGANGAN TEGANGAN ARUS ARUS
NAMA HASIL HASIL HASIL HASIL
KOMPONEN PENGUKURAN PERHITUNGAN PENGUKURAN PERHITUNGAN
(Volt / V) (Volt / V) (Ampere / A) (Ampere /A)
(1) (2) (3) (4) (5)
R1 VR1 = 764.331mV VR1 = 0.74 V IR1 = 0.74mA IR1 = 0.76 A
R2 VR2 = 11.20 V VR2= 11.23 V IR2 = 2.91mA IR2 = 2.39 A
R3 VR3= 764.331mV VR3 = 0.76 V IR3= 1.626mA IR3 = 1.62 A
R4 VR4 = 0 mV VR4 = 0 V IR4 = 0 mA IR4 = 0 A
Gambar 4.3.2 Hasil Pengukuran VR1

Gambar 4.3.3 Hasil Pengukuran VR2

Gambar 4.3.4 Hasil Pengukuran VR3

Gambar 4.3.5 Hasil Pengukuran VR4


Gambar 4.3.6 Hasil Pengukuran IR1

Gambar 4.3.7 Hasil Pengukuran IR2

Gambar 4.3.8 Hasil Pengukuran IR3

Gambar 4.3.9 Hasil Pengukuran IR4


Hasil Perhitungan Rangkaian
R1 .R3
Rt = R1+R3 + R2
1000 . 470
= 1000 + 470 + 4700

= 319.727 + 4700 = 5019Ω


V1 12
It = Rt = 5019 = 0.00239 mA = 2.39 mA

Perhitungan Arus Pada Masing-Masing Resistor


R3 470
I1 pada R1 = R1 + R3 . 𝐼𝑡 = 1000 + 470 . 2.39 = 0.76 mA
I2 pada R2 = It = 2.39 mA
R1 1000
I3 pada R3 = . 𝐼𝑡 = . 2.39 = 1.62 mA
R1 + R3 1000 + 470

I4 pada R4 = 0 mA (short Circuit)


Perhitungan Tegangan Pada Masing-Masing Resistor
V1 = I1 R1 = 0.74 x 1 = 0.74 V
V2 = I2 R2 = 0.00239 x 4700 =11.23 V
V3 = I3 R3 = 0.00162 x 470 = 0.761 V
V4 = I4 R4 = 0 x 1000 = 0V

B. Lembar Data 2

Gambar 4.3.10 Rangkaian Percobaan Superposisi V2


Tabel 4.3.3 Hasil Pengukuran Superposisi V2
TEGANGAN TEGANGAN ARUS ARUS
NAMA HASIL HASIL HASIL HASIL
PENGUKURAN PERHITUNGAN PENGUKURAN PERHITUNGAN
KOMPONEN (Volt / V) (Volt / V) (Ampere / A) (Ampere /A)
(1) (2) (3) (4) (5)
R1 VR1= 6.369V VR1 = 6.360 V IR1 = 6.37 mA IR1 = 6.36 mA
R2 VR2= 6.369V VR2 = 6.345 V IR2 = 1.35 mA IR2 = 1.35 mA
R3 VR3= 3.631V VR3 = 3.628 V IR3 = 7.724 mA IR3 = 7.72 mA
R4 VR4 = 10V VR4 = 10 V IR4 = 10 mA IR4 = 10.001 mA
Gambar 4.3.11 Hasil Pengukuran VR1

Gambar 4.3.12 Hasil Pengukuran VR2

Gambar 4.3.13 Hasil Pengukuran VR3

Gambar 4.3.14 Hasil Pengukuran VR4


Gambar 4.3.15 Hasil Pengukuran IR1

Gambar 4.3.16 Hasil Pengukuran IR2

Gambar 4.3.17 Hasil Pengukuran IR3

Gambar 4.3.18 Hasil Pengukuran IR4


Hasil Perhitungan Rangkaian
R1 . R2 1000 . 4700
Rt = R3 + = 470 +
R1 + R2 1000 + 4700

= 4700 + 824.56 = 1294.56 Ω


V2 10 V
It = = 1294.56Ω = 0.007724 A = 7.72 mA
Rt

Perhitungan Arus Pada Masing-Masing Resistor


R2 4700
I1 pada R1 = R1 + R2 . 𝐼𝑡 = 1000 + 4700 . 7.72 = 6.36 mA
R1 1000
I2 pada R2 = R1 + R2 . 𝐼𝑡 = 1000 + 4700 . 7.72 = 1.35 mA

I3 pada R3 = It = 7.72 mA
I4 pada R4 = 10.001 mA
Perhitungan Tegangan Pada Masing-Masing Resistor
V1 = I1 . R1 = 6.36 x 1000 = 6.360 V
V2 = I2 . R2 = 1.35 x 4700 =6.345 V
V3 = I3 . R3 = 7.72 x 470 = 3.628 V
V4 = I4 . R4 = 10.001 x 1000 = 10V

C. Lembar Data 3

Gambar 4.3.19 Rangkaian Percobaan Superposisi


Tabel 4.3.4 Hasil Pengukuran Superposisi V3
TEGANGAN TEGANGAN ARUS ARUS
NAMA HASIL HASIL HASIL HASIL
KOMPONEN PENGUKURAN PERHITUNGAN PENGUKURAN PERHITUNGAN
(Volt / V) (Volt / V) (Ampere / A) (Ampere /A)
(1) (2) (3) (4) (5)
R1 VR1 = 5.605 V VR1= 1.61 V IR1= 5.065mA IR1 = 5.61 mA
R2 VR2 = 17.605 V VR2= 17.578 V IR2 = 3.746 mA IR2 = 3.74 mA
R3 VR3 = 4.395 V VR3= 4.39 V IR3= 9.349 mA IR3 = 9.35 mA
R4 VR4 = 10 V VR4= 10 V IR4= 10 mA IR4 = 10 mA

Gambar 4.3.20 Hasil Pengukuran VR1

Gambar 4.3.21 Hasil Pengukuran VR2

Gambar 4.3.22 Hasil Pengukuran VR3


Gambar 4.3.23 Hasil Pengukuran VR4

Gambar 4.3.24 Hasil Pengukuran IR1

Gambar 4.3.25 Hasil Pengukuran IR2

Gambar 4.3.26 Hasil Pengukuran IR3


Gambar 4.3.27 Hasil Pengukuran IR4
Hasil Perhitungan Rangkaian
IA = -V1 + IA . R2 + ( IA + IB ) . R1 = 0
= -12 + IA . 4700 + 1000 . IA + 1000 . IB = 0
= 5.700 IA + 1000 IB = 12. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .(1)
IB = IB . R3 + ( IB + IC ) R4 + ( IA + IB ) R1 = 0
= 470 IB + 1000 IB + 1000 IC + 1000 IA + 1000 IB
= 1000 IB + 2470 IB + 1000 IC = 0. . . . . . . . . . . . . . . . . . (2)
IC = -V2 + ( IB + IC ) R4 = 0
= -10 + 1000 IB + 1000 IC = 0
= 1000 IB + 1000 IC = 10. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .(3)
Substitusi Persamaan (1) Dan (2)
5.700 IA + 1000 IC = 10 x1 5.700 IA + 1000 IB = 12
= -10 + 1000 IB + 1000 IC = 0 x 5,7 5.700 IA + 14.079 IB + 5.700 IC = 0 -
-13.079 IB + 5.700 IC = 12
Substitusi Persamaan (1) Dan (2)
1.000 IB + 1000 IC = 10 x1 5.700 IB + 5.700 IC = 57
-13.079 IB + 5.700 IC = 12 x 5,7 -13.079 IB + 5.700 IC = 12 -
-7.379 IB = 69
IB = 0,00935 A
Perhitungan IA, IB Dan IC
IA = 5700 IA – 1000 (0,00935) = 12
= 5700 IA = 12 + 9,35
21,35
IA = = 0,003746 A
5700

IB = 0,00935 A
IC = -V2 + ( IB + IC ) R4 = 0
= -10 + 1000 IB + 1000 IC = 0
1000 (-0,00935) + 1000 IC = 10
-9,35 + 1000 IC = 10
1000 IC = 10 + 9,35
IC = 0,01935 A
Perhitungan Arus Pada Masing-Masing Resistor
IR1 = IA + IB = 3,74 + (-9,35) = 5,61 mA
IR2 = IA = 3,74 mA
IR3 = IB = 9,35 mA
IR4 = IC – IB = 19,35 – 9,35 = 10 mA
Perhitungan Tegangan Pada Masing-Masing Resistor
VR1 = IR1 . R1 = 5,61 . 1 = 1,61 V
VR2 = IR2 . R2 = 3,374 . 4,7 = 17,578 V
VR3 = IR3 . R3 = 9,35 . 0,47 = 4,39 V
VR4 = IR4 . R4 = 10 . 1 = 10 V
IV. ANANLISIS
Pada praktikum ini membahas tentang teknik analisis rangkaian
superposisi. Superposisi merupakan suatu rangkaian yang terlihat kompleks
dijadikan lebih sederhana dan strategis. Pada teorema superposisi adalah
mengeliminasi semua sumber tetapi hanya disisakan pada satu sumberyang
hanya bekerja pada waktu dan menganalisa rangkaian dengan konsep rangkaian
seri-paralel. Masing-masing saat sumber bekerja sendiri-sendiri. Teori
superposisi mempunyai rangkaian yang bersifat linier. Rangakaian linier adalah
suatu rangkaian dimana konstanta dan variabel yang imana setiap rangkaian
linier dengan beberapa buah sumber tegangan atau sumber arus dapat dihitung
dengan cara menjumlahkan aljabar. Tegangan atau arus yang disebabkan tiap
sumber yang bekerja sendiri-sendiri. pada prinsip teori ini dapat memanfaatkan
hubungan linier antara arus dan tegangan.
Jadi, pada teorema superposisi ini sangat membantu saat menganalisa
rangkaian dengan beberapa sumber. Jika sebuah rangkaian memiliki dua atau
lebih sumber bebas, satu cara untuk menentukan nilai dari variabel tertentu
(tegangan atau arus) dengan menentukan peran dari tiap sumber bebas terhadap
variabel dan menjumlahkannya.
Pada teorema superposisi ini menyatakan bahwa tegangan pada arus yang
melalui sebuah elemen dalam rangkaian linear yaitu penjumlahan dari tegangan
pada arus yang dilalui sebuag elemen untuk tiap sumber tegangan yang aktif
sendiri. Teorema superposisi juga dapat menghilangkan semua sumber bebas dan
membiarkan satu sumber aktif pada satu waktu (satu sumber bebas aktif untuk
satu rangkaian superposisi). Dan langkah akhirnya yaitu menjumlahkan semua
nilai pada elemen yang diinginkan. Jadi arus yang mengalir dalam setiap cabang
rangkaian yang ditimbulkan oleh beberapa buah sumber tegangan yang terdapat
di dalam rangkaian tersebut. Rangkaian linier pada teorema superposisi ini
sering dikenal dengan suatu rangkaian dimana konstanta dan variabel yang
dimana setiap rangkaian linier dengan beberapa buah sumber tegangan atau
sumber arus dapat dihitung dengan cara menjumlahkan aljabar.
Saat melaksanakan praktikum, kita melakukan percobaan teorema
superposisi pada lembar data pertama, kedua dan ketiga. Pada sumber tegangan
V1 beroperasi sendiri, V2 merupakan short circuit yang mempunyai elemen
tahanan pada V1, V2, R1, R2, R3, dan R4. Pada elemen tahanan masing-masing
memiliki nilai V1 sama dengan 12 volt, V2 sama dengan 10 volt, R1 sama
dengan 1 kilo ohm, R2 sama dengan 4,7 kilo ohm, R3 sama dengan 470 kilo ohm
dan R4 sama dengan 1 kilo ohm. Hasil pengukuran dan perhitungan lembar data
satu superposisi V1 dari nilai yang diperoleh untuk menghitung tegangan R1
dapat menghasilkan nilai 764.331 mili volt sedangkan untuk tegangan hasil
perhitungan R1 sama dengan 0,74 volt, untuk arus hasil pengukuran pada R1
sama dengan 0,74 mili ampere sedangkan arus hasil perhitungan pada R1 sama
dengan 0,76 ampere. Untuk tegangan hasil pengukuran pada R2 sama dengan
11,20 volt sedangkan tegangan hasil perhitungan pada R2 sama dengan 11,23
volt, untuk arus hasil pengukuran pada R2 sama dengan 2,91 mili ampere
sedangkan arus hasil perhitungan pada R2 sama dengan 2,39 mili ampere. Untuk
tegangan hasil pengukuran pada R3 sama dengan 764,331volt sedangkan
tegangan hasil perhitungan pada R3 sama dengan 0,76 volt, untuk arus hasil
pengukuran pada R3 sama dengan 1,626 mili ampere sedangkan arus hasil
perhitungan pada R3 sama dengan 1,62 mili ampere. Dan untuk tegangan hasil
pengukuran pada R4 sama dengan 0 volt sedangkan tegangan hasil perhitungan
pada R4 sama dengan 0 volt, untuk arus hasil pengukuran pada R4 sama dengan
0 mili ampere sedangkan arus hasil perhitungan pada R4 sama dengan 0 mili
ampere.
Percobaan rangkaian lembar data kedua dapat menghasilkan pengukuran
superposisi V2. Untuk tegangan hasil pengukuran pada R1 sama dengan 6,369
volt sedangkan tegangan hasil perhitungan pada R1 sama dengan 6,360 volt,
untuk arus hasil pengukuran pada R1 sama dengan 6,37 mili ampere sedangkan
arus hasil perhitungan pada R1 sama dengan 6,36 mili ampere. Untuk tegangan
hasil pengukuran pada R2 sama dengan 6,369 volt sedangkan tegangan hasil
perhitungan pada R2 sama dengan 6,345 volt, untuk arus hasil pengukuran pada
R2 sama dengan 1,35 mili ampere sedangkan arus hasil perhitungan pada R2
sama dengan 1,35 mili ampere. Untuk tegangan hasil pengukuran pada R3 sama
dengan 3,631 volt sedangkan tegangan hasil perhitungan pada R3 sama dengan
3,628 volt, untuk arus hasil pengukuran pada R3 sama dengan 7,724 mili ampere
sedangkan arus hasil perhitungan pada R3 sama dengan 7,72 mili ampere. Dan
untuk tegangan hasil pengukuran pada R4 sama dengan 10 volt sedangkan
tegangan hasil perhitungan pada R4 sama dengan 10 volt, untuk arus hasil
pengukuran pada R4 sama dengan 10 mili ampere sedangkan arus hasil
perhitungan pada R4 sama dengan 10,001 mili ampere.
Percobaan rangkaian lembar data ketiga dapat menghasilkan pengukuran
superposisi V3. Untuk tegangan hasil pengukuran pada R1 sama dengan 5,605
volt sedangkan tegangan hasil perhitungan pada R1 sama dengan 1,61 volt, untuk
arus hasil pengukuran pada R1 sama dengan 5,065 mili ampere sedangkan arus
hasil perhitungan pada R1 sama dengan 5,61 mili ampere. Untuk tegangan hasil
pengukuran pada R2 sama dengan 17,605 volt sedangkan tegangan hasil
perhitungan pada R2 sama dengan 17,578 volt, untuk arus hasil pengukuran pada
R2 sama dengan 3,746 mili ampere sedangkan arus hasil perhitungan pada R2
sama dengan 3,74 mili ampere. Untuk tegangan hasil pengukuran pada R3 sama
dengan 4,395 volt sedangkan tegangan hasil perhitungan pada R3 sama dengan
4,39 volt, untuk arus hasil pengukuran pada R3 sama dengan 9,349 mili ampere
sedangkan arus hasil perhitungan pada R3 sama dengan 9,35 mili ampere. Dan
untuk tegangan hasil pengukuran pada R4 sama dengan 10 volt sedangkan
tegangan hasil perhitungan pada R4 sama dengan 10 volt, untuk arus hasil
pengukuran pada R4 sama dengan 10 mili ampere sedangkan arus hasil
perhitungan pada R4 sama dengan 10 mili ampere.
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Superposisi menyatakan jika diterapkan pada suatu rangkaian dengan
resistansi secara serentak dan secara tersendiri.
2. Teorema superposisi merupakan arus yang melalui atau tegangan pada
sebuah elemen dalam sebuah jaringan linier dua arah yang memiliki
beberapa sumber sama dengan jumlah aljabar arus atau tegangan yang
dihasilkan secara terpisah oleh masing-masing sumber.
3. Rangakaian linier menyatakan suatu rangkaian dimana konstanta dan
variabel yang dimana setiap rangkaian linier dengan beberapa buah
sumber tegangan atau sumber arus dapat dihitung dengan cara
menjumlahkan aljabar.
4. Rangkaian linier dapat terdiri dari elemen pasif resistif dengan dua atau
lebih sumber tegangan searah.

B. Saran
1. Mempelajari dan memahami materi yang akan di praktikkan.
2. Teliti dalam membaca hasil percobaan praktikum.
3. Melakukan langkah-lagkah kerja dengan urut dan teliti.
4. Perhatikan satuan dan nilai komponen yang akan diukur agar tidak
terjadi kesalahan.
DAFTAR PUSTAKA

[1] Anonymous, "Teorema Superposisi," 21 Juni 2014. [Online]. Available:


https://id.scribd.com/mobile/doc/Teorema-Superposisi. [Accessed 19 Desember
2021].
[2] T. Superposisi, "Rangkai Listrik-Teorema Superposisi," 30 Juli 2013. [Online].
Available: https://rangkailistrik.wordpress.com/2013/07/30/teorema-superposisi/.
[Accessed 19 Desember 2021].
[3] N. F. Putri, "Teorema Superposisi," 13 Oktober 2011. [Online]. Available:
https://www.academia.edu/9951357/Teorema_Superposisi/Signuo/sentFB.
[Accessed 19 Desember 2021].
[4] M. S. Widodo, "Dasar Pengukuran Listrik," 22 Juni 2012. [Online]. Available:
http://bse.kemdikbud.go.id/download/fullbook/20140916125805. [Accessed 19
Desember 2021].
[5] Anonymous, "Teorema Superposisi," 1 February 2013. [Online]. Available:
http://fti.unissula.ac.id/download/modul%20praktikum. [Accessed 19 Desember
2021].

Anda mungkin juga menyukai