Oleh:
Galuh Dea Tiara Shandy (2201010021)
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Setiap hari manusia menggunakan listrik. Dalam kelistrikan dikenal adanya
arus dan tegangan. Percobaan pada pertemuan ketiga ini akan membahas konsep arus
dan tegangan pada sebuah rangkaian. Komponen elektonik seperti sumber tegangan
dan resistor mempunyai metode khusus dalam merangkainya. Percobaan juga
membahas dua hukum Kirchhoff yaitu hukum Kirchhoff I tentang pembagian arus
dan hukum II Kirchhoff tentang tegangan.
Keterangan:
E s=¿ nilai tegangan total dari rangkaian seri (volt)
n=¿jumlah sumber tegangan
Nilai hambatan total dalam dari sumber tegangan yang dirangkai seri
merupakan penjumlahan tiap-tiap hambatan sumber tegangan.
n
r s=∑ r k =r 1 +r 2 +…+r n
k=1
Keterangan:
r s=¿hambatan dalam total untuk sumber tegangan yang dirangkai seri (Ω)
n=¿jumlah sumber tegangan
V s =V 1 +V 2+ …+V n
R1 R2 R3
E p =E1=E 2=En
1 1 1 1
= + +
r p r1 r2 r3
Gambar 3.2.2 Rangkaian paralel sumber tegangan
∑ E k +∑ V k =0
k =1 k=1
∑ E+∑ IR=0
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Alat dan Bahan
No. Alat dan Bahan Jumlah
2. Multimeter Digital 1
3. Baterai 12 Volt 1
4. Holder 1
5. Project Board 1
6. Kabel Jumper 1
7. Resistor 10 Ω 1
8. Resistor 120 Ω 1
9. Resistor 270 Ω 1
Rangkaian paralel.
No. Komponen Arus Tegangan
1. R1 (11,3 Ω) 1 mA 13,2 v
2. R2 (118 Ω) 0,04 mA 13,2 v
3. R3 (275 Ω) 0,02 mA 13,2 v
4. Rtotal (36.891 Ω) 0,77 mA 13,2 v
Tegangan pada rangkaian seri (Nilai kuat arus sama, tegangan berbeda).
V 1=I R 1=0,0296 ×11,3=0,3344 V
V s =V 1 +V 2+ V 3=0,3344+ 3,4928+8,14=11,96 V
Kuat arus pada rangkaian paralel (Nilai kuat arus berbeda, tegangan sama).
V 12
I 1= = =1,06 A
R 1 11,3
V 12
I 2= = =0,10 A
R 2 118
V 12
I 3= = =0,04 A
R 3 275
I P =I 1 + I 2+ I 3=1,06+ 0,10+0,04=1,2 A
4.2 Pembahasan
Perbedaan kuat arus dan tegangan pada rangkaian seri antara perhitungan
manual dan multimeter digital sangat berbeda jauh. Penyebabnya sama seperti
laporan minggu lalu, yaitu dapat disebabkan oleh beberapa faktor seperti perbedaan
sudut pandang dalam membaca AVOmeter, perbedaan nilai resistansi pada bahan
resistor, dan pada pembulatan angka hasil dari perhitungan. Namun pada rangkaian
paralel nilai kuat arus dan tegangan tidak berbeda jauh, masih dalam takaran atau
perhitungan,
Rangkaian seri merupakan rangkaian hambatan yang tersusun berurutan,
sejajar. Artinya, arus listrik hanya mengalir melalui satu rangkaian saja. Sedangkan
rangkaian paralel merupakan rangkaian hambatan disusun secara paralel. Pada
rangkaian paralel, apabila salah satu beban (hambatan pada resistor) terputus, maka
hambatan yang lain masih dapat dialiri arus listrik.
Rangkaian seri memiliki karakteristik berdasarkan tegangan yang dimiliki
oleh masing-masing resistor. Besar tegangan tiap resistor yang dirangkai secara seri
berbeda-beda, sesuai dengan nilai hambatannya. Untuk nilai kuat arus pada rangkaian
seri bernilai sama di tiap resistornya. Sedangkan rangkaian paralel merupakan
kebalikan dari rangkaian seri, yaitu memiliki karakteristik berdasarkan kuat arus yang
dimiliki oleh masing-masing resistor. Besar tegangan tiap resistor yang dirangkai
secara paralel bernilai sama dan untuk nilai kuat arus tiap resistornya berbeda, sesuai
dengan nilai hambatannya.
Pada percobaan ini juga digunanan hukum I Kirchhoff tentang tegangan
(Kirchhoff’s Voltage Law, KVL). Hukum I Kirchhoff digunakan untuk mencari total
nilai tegangan pada rangkaian seri dengan rumus V s =V 1 +V 2+ V 3. Selain itu juga
digunakan hukum II Kirchhoff (Kirchhoff’s Current Law, KCL). Hukum II Kirchhoff
digunakan untuk mencari total nilai kuat arus pada rangkaian paralel dengan rumus
I p=I 1+ I 2 + I 3 . Untuk hasil yang diperoleh multimeter dan perhitungan manual
berbeda jauh. Arus total rangkaian rangkaian paralel pada multimeter bernilai 0,77
mA, sedangkan pada hitungan manual bernilai 1,2 A. Tegangan total rangkaian seri
pada multimeter bernilai 1,46 V, sedangkan pada hitungan manual bernilai 11,96 V.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Perbedaan nilai kuat arus dan tegangan pada rangkaian seri antara perhitungan
manual dan multimeter digital sangat berbeda jauh. Sedangkan pada rangkaian
paralel, perbedaan keduanya tidak begitu jauh. Rangkaian seri merupakan rangkaian
hambatan yang disusun secara sejajar. Rangkaian seri memiliki nilai tegangan yang
berbeda, namun nilai arusnya sama. Pada rangkaian paralel merupakan kebalikan dari
rangkaian seri. Pada percobaan ini juga digunakan hukum Kirchhoff I dan hukum
Kirchhoff II.
5.2 Saran
Setiap mahasiswa harus mampu menggunakan multimeter digital serta
mampu untuk menghitung nilai kuat arus, tegangan, kuat arus total, dan tegangan
total secara manual. Mahasiswa juga harus mengetahui apa itu hukum Kirchhoff.
Untuk waktu pelaksanaan praktikum diharapkan untuk dilaksanakan tepat waktu.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Risdiyani Chasanah, Adip Ma’rifu Sururi, Galih Perdana Putra, Rangkaian Arus
Searah, PT Penerbit Intan Pariwara, 2020
[2] Ketut Kamajaya, Wawan Purnama, Aktif dan Kreatif Belajar Fisika, Penerbit
Grafindo Media Pratama, 2016
[3] Andi Rosman, Risdayana, Eva Yuliani, Vovi, Karakteristik Arus dan Tegangan
Pada Rangkaian Seri dan Rangkaian Paralel dengan Menggunakan Resistor,
Jurnal Ilmiah d’Computare Volume 9, 2019
[4] Herdiana, Modul 2: Analisis Hukum Kirchhoff, Penerbit Universitas Komputer
Indonesia, 2020
[5] Muhammad Erfan, Mohammad Archi Maulyda, Ida Ermiana,Vivi Rachmatul,
Hidayati, Tursina Ratu, Profil Kemampuan Pembedaan Rangkaian Seri dan
Paralel Calon Guru Sekolah Dasar, EduSains: Jurnal Pendidikan Sains &
Matematika, 8(1), 13-21, 2020