Anda di halaman 1dari 22

TEKNIK INSTALASI PEMANFAATAN

TENAGA LISTRIK

KELOMPOK
1. AHMAD MAULANA
2. AHMAD NURFARIS YAHYA
3. AHMAD SAIFUL MILLAH
4. AIMAN MAULANA
5. BISRI MUSTHOFA .P.U

SMK NEGERI 01 BULAKAMBA


Jl. Raya Kluwut Bulakamba Telp./Fax.0283-870277
Email : smkbulak@yahoo.com Website : www.smkn1bulakamba.sch.id
BAB I
PENDAHULUAN
1.1    Latar Belakang
Dalam peralatan elektronika yang komplek, kita akan menemukan komponen-
komponen elektronika seperti tahanan, kondensator, transformator, dioda,
transistor dan komponen lainnya.
Setiap mahasiswa Program Studi Elektronika dituntut untuk dapat mengenal,
memahami serta dapat mengukur dan menghitung nilai dari komponen-komponen
elektronika tersebut sebelum merakitnya kedalam bentuk suatu rangkaian.
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan dengan rekan-rekan mahasiswa
Politeknik Negeri Sriwijaya khusunya kelas 1 Elektronika B, kebanyakan
mahasiwa ini adalah tamatan dari Sekolah Menengah Atas (SMA) yang belum
memiliki pengetahuan dasar mengenai cara mengukur dan menghitung nilai
komponen elektronika.
Apabila mahasiswa tidak dapat mengukur dan menghitung nilai dari komponen
elektronika maka mahasiswa itu akan kesulitan dalam menerima mata kuliah
selanjutnya, karena banyak mata kuliah di Program Studi Elektronika yang
bersangkutan dengan komponen elektronika. Dan akan sulit juga bagi mahasiswa
tersebut untuk dapat merangkai sebuah komponen kedalam bentuk suatu
rangkaian.
Berdasarkan uraian diatas maka penulis tertarik untuk membuat makalah yang
berjudul mengukur dan menghitung nilai komponen elektronika.

1.2    Perumusan Masalah


Berdasarkan paparan dalam latar belakang masalah, maka rumusan masalah
dalam makalah ini adalah “Bagaimana bahan dan komponen listrik dan
elektronik?”
BAB II
PEMBAHASAN

2.1    Resistor (Tahanan)


a.       Pengertian resistor
Resistor atau yang biasa disebut tahanan atau penghambat adalah suatu komponen
elektronik yang memberikan hambatan terhadap perpindahan elektron negatif.
Resistor disingkat dengan huruf “R” dan satuannya adalah ohm (Prihono, Sujito
dkk, 2010).
Resistor adalah suatu komponen yang berfungsi untuk membatasi aliran arus
listrik dan sebagai pembagi tegangan yang menghasilkan tegangan panjar maju
dan tegangan panjar mundur sebagai pembangkit potensial output dan potensial
input (Hasan, Alfarizal dkk, 2013).
b.      Jenis resistor
Menurut Prihono, Sujito dkk (2010) berdasarkan penggunaannya, resistor dapat
dibedakan menjadi empat, yaitu:
1.      Resistor biasa (tetap nilainya) adalah resistor penghambat gerak arus yang
nilainya tidak dapat berubah. Resistor ini biasanya dibuat dari nikelin atau karbon.
2.      Resistor berubah (variable) adalah sebuah resistor yang nilainya dapat
berubah-ubah dengan jalan menggeser atau memutar toogle, sehingga nilai
resistor dapat kita tetapkan sesuai kebutuhan. Jenis resistor ini dapat dibedakan
menjadi dua, yaitu potensiometer rheostat dan trimpot (trimmer potensiometer)
yang biasa menempel pada papan rangkaian.
3.      Resistor NTC dan PTS. Resistor NTC (Negative Temperature Coefficient)
adalah resistor yang nilainya akan bertambah kecil bila terkena suhu panas.
Resistor PTS (Positive Temperature Coefficient) adalah resistor yang nilainya
akan bertambah bila temperaturnya menjadi dingin.
4.      LDR (Light Dependent Resistor) adalah jenis resistor yang berubah
hambatannya karena pengaruh cahaya. Bila cahaya gelap, nilai tahanannya
semakin besar, sedangkan cahayanya terang nilainya menjadi semakin kecil.
Mengukur dan Menghitung Nilai Resistor
A.    Menghitung secara manual
Menghitung nilai resistor secara manual bisa dilihat pada warna gelang yang
melingkupinya, biasanya 4 gelang, 5 gelang dan 6 gelang. Untuk mengetahui kode
warna pada resistor yaitu dengan memanfaatkan tabel kode warna resistor.
Gelang 3 Gelang 4 Temp.
Warna Gelang 1 Gelang 2
(multiplier) (toleransi) koefisien
Hitam 0 0 x100 ±1% 100ppm
Coklat 1 1 x101 ±2% 50ppm
2
Merah 2 2 x10 15ppm
Jingga 3 3 x103 25ppm
Kuning 4 4 x104
Hijau 5 5 x105 ±0,5%
6
Biru 6 6 x10 ±0,25%
7
Ungu 7 7 x10 ±0,1%
Abu-abu 8 8 x108 ±0,05%
Putih 9 9 x109
Emas x0,1 ±5%
Perak x0,01 ±10%
Tidak ±20%
berwarna

B.     Mengukur menggunakan multimeter


Berikut langkah-langkah mengukur nilai resistor dengan menggunakan
multimeter:
§  Menggunakan multimeter digital
(a)      Arahkan saklar pemilih menuju kesimbol resistor.
(b)      Sambungkan ujung kabel multimeter ke kaki-kaki resistor.
(c)      Lihat panel layar display, akan terlihat besarnya nilai dari tahanan yang
diukur.
§  Menggunakan multimeter analog
(a)         Arahkan saklar keposisi , untuk:
®      x1 dimasudkan hasil yang dihasilkan jarum dikalikan 1.
®      x10 dimaksudkan hasil yang dihasilkan jarum dikali 10.
®      x100 dimaksudkan hasil yang dihasilkan jarum dikali 100.
®      x1k dimaksudkan hasil yang dihasilkan jarum dikali 1000.
®      x10k dimaksudkan hasil yang dihasilkan jarum dikali 10.000.
(b)        Hubungkan kabel multimeter kekaki resistor.
(c)      Lihat jarum yang dihasilkan, kemudian kalikan hasil tersebut dengan faktor
pengali (x1, x10, x100, x1k, x10k).
§  Mengukur variabel resistor menggunakan multimeter
(a)         Atur saklar jangkauan ukur pada posisi .
(b)      Batas ukur (range) pada posisi x1, x10, x100 atau k tergantung dari nilai
resisitor variabel yang akan diukur.
(c)      Ujung dari kedua kabel penyidik dipertemukan.
(d)     Menggunakan tombol pengatur posisi jarum pada angka nol (zero
adjustment), atur posisi jarum pada papan skala hingga menunjukkan angka nol.
(e)      Letakkan kedua ujung kabel penyidik pada terminal a dan b dari variabel
resisitor.
(f)       Putar tuas searah jarum jam (untuk preset gunakan obeng minus).
(g)      Jarum pada papan skala akan ikut bergerak ke kanan, artinya variabel resistor
masih baik dan dapat digunakan.
(h)      Letakkan kedua ujung kabel penyidikpada terminal b dan c dari variabel
resistor.
(i)        Putar tuas searah jarum jam.
(j)        Jarum pada papan skala ikut bergerak ke kiri, artinya variabel resistor masih
baik dan dapat digunakan.
§  Mengukur resistor peka cahaya/Light Dependent Resistor (LDR)
(a)         Atur saklar pada posisi .
(b)        Batas ukur (range) pada posisi x1, x10, x100 atau k sesuai kebutuhan.
(c)         Ujung dari kedua kabel penyidik dipertemukan.
(d)        Menggunakan tombol pengatur posisi jarum pada angka nol (zero
adjustment), atur posisi jarum pada papan skala hingga menunjukkan angka nol.
(e)         Letakkan kedua ujung kabel penyidik secara acak pada kedua kaki LDR.
(f)      Menggunakan lampu senter (flashlight) sinari permukaan LDR, jarum akan
bergerak ke kanan. Menunjukkan nilai satuan ohm yang kecil, artinya LDR masih
baik dan dapat digunakan.
(g)     Tutuplah permukaan LDR, jarum pada papan skala bergerak ke kiri, artinya
LDR masih dapat digunakan.
(catatan: ditempat gelap, nilai satuan ohm dari LDR= 1M . Ditempat terang,
nilai satuan ohm dari LDR = 100)
§  Mengukur thermistor
(a)      Atur saklar pada posisi .
(b)      Batas ukur (range) pada posisi x1, x10, x100 atau k sesuai kebutuhan.
(c)      Ujung dari kedua kabel penyidik dipertemukan.
(d)     Menggunakan tombol pengatur posisi jarum pada angka nol (zero
adjustment), atur posisi jarum pada papan skala hingga menunjukkan angka nol.
(e)      Letakkan kedua ujung kabel penyidik secara acak pada kedua kaki thermistor
(NTCR atau PTCR).
(f)     Pada pengukuran NTCR, dengan menggunakan korek api. Panasi NTCR,
jarum pada papan skala menunjukkan nilai satuan ohm yang kecil, artinya NTCR
masih baik dan dapat digunakan.
(g)      Pada pengukuran PTCR, dengan menggunakan korek api. Panasi PTCR,
jarum pada papan skala menunjukkan nilai satuan ohm yang besar, artinya NTCR
masih baik dan dapat digunakan.

2.2    Kondensator (Kapasitor)


a.    Pengertian kondensator
Kondensator atau sering disebut sebagai kapasitor adalah suatu alat yang dapat
menyimpan energi didalam medan listrik, dengan cara mengumpulkan
ketidakseimbangan internal dari muatan listrik. Satuan dari kapasitor adalah farad
(Prihono, Sujito dkk, 2010)
b.    Jenis kondensator
Menurut Prihono, Sujito dkk (2010) berdasarkan kegunaannya, ada tiga jenis
kondensator sebagai berikut:
1.      Kondensator tetap (nilai kapasitasnya tetap tidak dapat diubah) adalah
kondensator yang nilainya konstan dan tidak dapat berubah-ubah. Ada tiga macam
bentuk kondensator tetap, yaitu sebagai berikut:
§  Kondensator keramik (ceramik capasitor), memiliki bentuk bulat tipis, ada yang
persegi empat berwarna merah, hijau, coklat dll.
§  Kondensator plyester, pada dasarnya sama saja dengan kondensator keramik.
Bentuknya persegi empat seperti permen, biasanya berwarna merah, hijau, coklat
dan sebagainya.
§  Kondensator kertas, sering juga disebut kondensator padder.
2.      Kondensator elektrolit (electrolite condenser = elco) adalah kondensator yang
biasanya berbentuk tabung, mempunyai dua kutub kaki berpolaritas positif dan
negatif. Ditandai oleh kaki yang panjang positif sedangkan yang pendek negatif
dengan nilai kapasitasnya dari 0,47 F sampai ribuan mikroFarad.
3.      Kondensator variabel (nilai kapasitasnya dapat diubah-ubah) adalah jenis
kondensator yang kapasitasnya bisa diubah-ubah. Kondensator ini dapat berubah
kapasitasnya karena secara fisik mempunyai poros yang dapat diputar
menggunakan obeng.
§  Kondensator variabel, terbuat dari logam, mempunyai kapasitas maksimum
sekitar 100F sampai 500F. Selain itu, konduktor variabel dengan spul antena
dan spul osilator berfungsi sebagai pemilih gelombang frekuensi tertentu yang
akan ditangkap.
§  Kondensator trimer, dipasang pararel dengan variabel kondensator berfungsi
untuk menepatkan pemilihan gelombang frekuensi. Kondensator trimer
mempunyai kapasitas dibawah 100F.
Mengukur dan Menghitung Nilai Kondensator
A.    Menghitung secara manual
Secara umum nilai kondensator sudah tertera pada selubung pembungkusnya.
Contohnya, jika pada badan kondensator tertera 350/450, karakteristik dari
kondensator tersebut mempunyai tegngan kerja maksimum sebesar 350 volt, dan
telah diuji (pabrik) pada tegangan 450 volt.
Selain itu, nilai kapasitas sebuah kondensator biasanya terlihat pada kode tulisan
dan kode warnanya. Kondensator dengan kode warna mempunyai kapasitas kecil
dan biasanya trebuat dari polyester.
Tabel warna kondensator elektrolit tantalum.
Kode B Kode C Kode D
Warna Kode A
(faktor kali) (toleransi) (tegangan)
Hitam 0 x1 ±20%
Coklat 1 x101 - 100 volt
2
Merah 2 x10 - 250 volt
Jingga 3 x103 - 250 volt
4
Kuning 4 x10 - 400 volt
Hijau 5 x105 - 400 volt
Biru 6 - - 630 volt
Ungu 7 - - 630 volt
Abu-abu 8 - - 630 volt
Putih 9 - ±10% 630 volt
Selain pengkodean diatas, ada juga pengkodean seperti pada gambar dibawah ini
yang merupakan gambar dari kondensator elektrolit tantalum. Dari gambar
tersebut dijelaskan bahwa kode A sampai kode C
merupakan nilai kapasitas kondensator dalam satuan F, sedangkan kode D
merupakan besarnya tegangan kerja kondensator.
Pembacaan nilai kondensator:
Satuan dalam kondensator disebut Farad. Satu farad = 9 x 1011 cm2 yang artinya
luas permukaan kepingan tersebut menjadi 1 farad sama dengan 10 6 mikrofarad
(F), jadi 1F = 9 x 105 cm2. Berikut satuan yang sering digunakan:
§  1 farad = 1.000.000 F (mikro farad)
§  1 F = 1.000.000 F (piko farad)
§  1 F = 1.000 F (nano farad)
§  1 F = 1.000 F (piko farad)
§  1 F = 1.000 F (mikro-mikro farad)
Pembacaan nilai kondensator diuraikan sebagai berikut:
1.      Kondensator keramik
§  Jika pada badannya tertulis = 103, nilai kapasitasnya 10.000 F.
§  Jika pada badannya tertulis = 302, nilai kapasitasnya 3.000 F.
2.      Kondensator polyester
Pada dasarnya sama dengan kondensator keramik, begitu juga dengan menghitung
nilainya.
3.      Kondensator kertas
§  Kapasitas 200 F – 500 F untuk daerah gelombang menengah (Medium
Wave/MW) = 190 – 500 meter.
§  Kapasitas 1.000 F – 2.200 F untuk daerah gelombang pendek (Short
Wave/SW) SW 1 = 40 – 130 meter.
§  Kapasitas 2.700 F – 6.800 F untuk daerah gelombang SW 1, 2, 3 dan 4 = 13 –
49 meter.
B.     Mengukur menggunakan multimeter
Tujuan utama mengukur kondensator elektrolit atau elco adalah untuk mengetahui
keadaan kondensator tersebut apakah bocor atau tidak. Berikut langkah-langkah
mengukur nilai kondensator dengan menggunakan multimeter.
1.      Arahkan saklar ke posisi  (x1, x10, x100 sesuai yang dikehendaki).
2.      Hubungkan kabel multimeter ke kaki-kaki kondensator (kabel hitam
ditempelkan ke kaki yang posiyif, sedangkan kabel merah ditempelkan ke kaki
yang negatif).
3.      Lihat jarum yang dihasilkan pada papan skala.
®  Jika jarum bergerak ke kanan dan kembali ke kiri, berarti kondensator baik.
®  Jika jarum bergerak ke kanan dan kembali ke kiri tetapi tidak penuh (di
tengah), berarti kondensator setengah rusah atau aus.
®  Jika jarum bergerak ke kanan dan berhenti, berarti kondensator bocor.
®  Jika jarum tidak bergerak sama sekali, berarti kondensator mati.

2.3    Dioda
a.    Pengertian dioda
Menurut Prihono, Sujito dkk (2010) dioda adalah sambungan bahan p-n yang
berfungsi sebagai penyearah. Dioda terbuat dari bahan semikonduktor yang
salingdipertemukan. Bahan tipe-p menjadi sisi anode sedangkan bahan tipe-n
menjadi katode. Dioda ini memiliki tegangan halang (barrier voltage) lebih besar
dari 0,7 volt. Dioda yang terbuat dari bahan germanium memiliki tegangan halang
kira-kira 0,3 volt.
Menurut Hasan, Alfarizal dkk (2013) dioda adalah komponen elektronik yang
memiliki dua elektroda, yaitu anoda dan katoda. Arus listrik yang mengalir hanya
satu arah yaitu dari anoda ke katoda, arus litrik tidak akan mengalir dari katoda ke
anoda.
b.    Jenis dioda
Menurut Prihono, Sujito dkk (2010) berdasarkan fungsinya ada lima jenis dioda
sebagai berikut:
1.      Dioda penyearah adalah dioda yang difungsikan untu penyearah tegangan
bolak-balik menjadi tegangan searah, biasanya digunakan pada rangkaian power
supply.
2.      Dioda pemancar cahaya atau LED adalah dioda yang memancarkan cahaya
bila dipanjar maju.
3.      Dioda foto (fotovltaic) digunakanuntuk mengubah energi cahaya menjadi
energilistrik searah.
4.      Dioda laser digunakan untuk membangkitkan sinar laser taraf rendah, cara
kerjanya mirip LED.
5.      Dioda zener digunakan untuk regulasi tegangan.
Mengukur dan Menguji Dioda
A.    Dioda penyearah
1.      Arahkan saklar keposisi  (x1, x10, x100 sesuai yang dikehendaki.
2.      Hubungkan kabel multimeter ke kaki-kaki dioda (kabel hitam ditempelkan
pada kaki anoda (-), sedangkan kabel merah ditempelkan pada kaki katoda (+)).
Jika jarum bergerak, berarti dioda baik. Jika jarum tidak bergerak, berarti dioda
putus atau rusak.
3.      Pindahkan pencolok kabel hitam ke kaki katoa, sedangkan kabel merah
kekaki anoda. Jika jarus bergerak, berarti dioda tersebut baik. Jika jarum tidak
bergerak, maka dioda tersebut putus atau rusak.
4.      Cara diatas juga dapat digunakan untuk mengetahui mana anoda dan mana
katoda dari suatu dioda jika gelangnya terhapus.
5.      Arahkan ke VDC untuk mengetahui jenis dari bahan dioda. Bila tegangan
katoda-anoda 0,2 volt, kemungkinan dari bahan germanium. Jika tegangan
anoda-katoda 0,6 volt kemungkinan dari bahan silikon.
B.     Dioda pemancar cahaya (LED)
1.      Arahkan saklar keposisi  (x1, x10, x100 sesuai yang dikehendaki.
2.      Hubungkan kabel multimeter ke kaki-kaki LED.
3.      Jika LED menyala berarti baik. Jika LED tidak menyala, berarti putus atau
rusak.
4.      Untuk 7-segmen, hubungkan kabel hitam dikaki bagian tengah. Periksa tiap
kaki dengan kabel merah, jiak pengukuran tiap kaki menyala berarti LED baik.

2.4    Transistor
a.       Pengertian transistor
Transistor adalah komponen semikonduktor yang sangat penting dalam dunia
elektronik modern. Dalam rangkaian analog, transistor digunakan dalam amplifier
(penguat). Dalam rangkaian digital, transistor digunakan sebagai saklar
berkecepatan tinggi (Prihono, Sujito dkk, 2010).
b.      Jenis transistor
Menurut Hasan, Alfarizal dkk (2013) dilihat dari tipenya, transistor terbagi dua
yaitu tipe PNP (Positif-Negatif-Positif) dan tipe NPN (Negatif-Positif-Negatif).
Menurut Prihono, Sujito dkk (2010) ada dua jenis transistor berdasarkan arus
inputnya (BJT) dan tegangan inputnya (FET).
§  BJT (Bipolar Junction Transistor), merupakan transistor yang mempunyai dua
dioda, terminal positif dan negatifnya berdempet, sehingga ada tiga terminal.
Ketiga terminal tersebut adalah emiter (E), kolektor (C) dan basis (B)
§  FET (Field Effect Transistor), dibagi menjadi dua macam, yaitu Junction FET
(JFET) dan Insulated Gate FET (IGFET) atau dikenal sebagai Metal Oxide
Silicon (semiconductor) FET (MOSFET).
Mengukur dan Menguji Transistor
A.    Menguji dan mengukur transistor jenis NPN & PNP
§  Transistor jenis NPN
1.      Arahkan saklar ke posisi  x 100.
2.      Hubungkan kabel multimeter pencolok hitam pada basis dan merah pada
kolektor, jarum harus menyimpang ke kanan. Bila pencolok merah dipindahkan
ke emitor, jarum harus ke kanan lagi. Hubungkan pencolok merah pada basis dan
pencolok hitam pada kolektor, jarum harusnya tidak menyimpang dan jika
pencolok hitam dipindahkan ke emitor, jarum juga harus tidak menyimpang.
3.      Arahkan saklar pada 1k.
4.      Hubungkan pencolok hitam pada kaki kolektor dan merah pada kaki emitor,
jarum harus sedikit menyimpang ke kanan. Jika dibalik, jarum harus tidak
meyimpang. Jika salah satu peristiwa tersebut tidak terjadi, kemungkinan
transistor rusak.
§  Transistor jenis PNP
1.      Arahkan saklar ke posisi  x 100.
2.      Hubungkan kabel multimeter pencolok hitam pada basis dan merah pada
kolektor, jarum harus menyimpang ke kanan. Bila pencolok merah dipindahkan
ke emitor, jarum harus ke kanan lagi. Hubungkan pencolok merah pada basis dan
pencolok hitam pada kolektor, jarum harusnya tidak menyimpang dan jika
pencolok hitam dipindahkan ke emitor, jarum juga harus tidak menyimpang.
3.      Cara diatas juga dapat digunakan untuk mengetahui mana kaki basis, kolektor
dan emitor suatu transistor.
4.      Arahkan VDC untuk memperkirakan bahan transistor.pengujian dapat
dilakukan pada kaki basis dan emitor. Jika voltase yang dihasilkan 0,2 volt,
kemungkinan dari bahan germanium. Jika nilai voltasenya 0,6 volt, kemungkinan
dari bahan silicon.
Berikut adalah contoh nilai tahanan (resistance) dari beberapa transistor dimana
“dioda” emitor-basis dan “dioda” kolektor-basis untuk transistor jenis PNP dan
NPN mendapatkan tegangan panjar maju (forward blas).
KODE TIPE DIODA RESISTANC KONDISI
E
Emitor-Basis 16,5 BAIK
2SA671 PNP
Kolektor-Basis 16 BAIK
Emitor-Basis 8 BAIK
2SB54 PNP
Kolektor-Basis 7 BAIK
Emitor-Basis 12 BAIK
2SA101 PNP
Kolektor-Basis 11,5 BAIK
Basis-Emitor 21 BAIK
BC547B NPN
Basis-Kolektor 20 BAIK
Basis-Emitor 22 BAIK
BC108 NPN
Basis-Kolektor 21 BAIK
Basis-Emitor 20 BAIK
FCS9014B NPN
Basis-Kolektor 19,5 BAIK
B.     Menguji transistor jenis FET
Cara menguji transistor jenis FET adalah sebagai berikut:
1.      Arahkan saklar ke posisi  x 100.
2.      Hubungkan kabel multimeter pencolok hitampada source dan merah pada
gate. Jika jarum menyimpang, jenis FET adalah kanal P dan jika tidak, FET
adalah kanal N.
3.      Arahkan saklar pada x1k atau x10k, potensio harus minimum dan resistansi
harus kecil. Jika potensio diputar ke kanan, resistansi harus tak terhingga. Jika
peristiwa ini tidak terjad, kemungkinan FET rusak.
C.     Menguji transistor jenis UJT
Cara kerja UJT seperti switch, jika masih bisa on-off, berarti transistor tersebut
masih baik. Berikut langkah-langkah pengujian transistor UJT.
1.      Arahkan saklar pada 10 VDC dan potensio pada minimum, tegangan harus
kecil.
2.      Setelah potensio diputar, pelan-pelan jarum akan naik sampai posisi tertentu.
Jika jarus diputar pelan-pelan kearah minimum ladi dan pada posisi tertentu,
jarum akan bergerak kekiri. Jika putaran potensio diteruskan sampai minimum,
jarum akan tetap diam. Jika peristiwa tresebut terjadi, berarti komponen UJT
tersebut masih baik.

2.5    Induktor
a.       Pengertian induktor
Induktor merupakan komponen elektronik pasif yang dapat menghasilkan
tegangan listrik berbanding lurus dengan perubahan sesaat dari arus listrik yang
mengalir. Besaran induktor adalah induktansi dengan lambang “L” sedangkan
satuannya adalah Hanry atau “H” (Prihono, Sujito dkk, 2010).
b.      Jenis induktor
Ada tiga jenis induktor yang sering digunakan dalam dunia elektronika.
1.      Induktor teras udara (air core)
2.      Induktor teras feromagnetik (ferromagnetic core)
3.      Induktor teras ferrite (ferrite core)
Mengukur Induktor
Untuk mengetahui kondisi putus tidaknya sebuah pengantar insuktor sebagai
berikut:
1.    Atahkan saklar ke posisi  meter (R x1k).
2.    Hubungkan kedua pencolok pada masing-masing ujung pengantar.
3.    Perhatikan arah atau pola induktor, pencolok hitam dihubungkan pada ujung
pengantar pertama, sedangkan pencolok merah pada ujung yang lainnya.
4.    Jika jarum bergerak, berarti kondisi induktor baik. Jika jarum tidak bergerak
sama sekali, berarti induktor putus.

2.6    Transformator
a.       Pengertian transformator
Transformator atau trafo adalah komponen yang digunakan untuk mentransfer
sumber energi atau tenaga dari suatu rangkaian AC kerangkaian lainnya.
Perpindahan/transfer energi tersebut bisa menaikkan atau menurunkan energi
yang diransfer. Hal ini disesuaikan dengan kebutuhan (Prihono, Sujito dkk, 2010).
b.      Jenis transformator
Menurut Prihono, Sujito dkk (2010) berdasarkan kegunaannya ada dua jenis
transformator, yaitu:
1.      Transformator Step-Up, adalah trafo yang befungsi untuk menaikkan
tegangan.
2.      Transformator Step-Down, adalah trafo yang berfungsi untuk menurunkan
tegangan.
Dipasaran banyak dijual transformator daya,yang sebagian besar dirancang
beroperasi pada frekwensi 50Hz sampai dengan 60Hz. Transformator ini
berfungsi sebagai pensuply daya untuk mengubah tegangan jala-jala menjadi
tegangan lain yang dibutuhkan.
Selain transformator daya, trafo bila diklasifikasikan menurut pemakaiannya,
terbagi menjadi 3 jenis:
1.      Trafo Filter, berfungsi untuk mem-filter/menyaring sinyal.
2.      Trafo MF, biasanya terdapat pada pesawat radio yang berfungsi untuk
menghubungkan/couple antarfrekwensi.
3.      Trafo input dan output, digunakan untuk menyesuaikan impedensi.
Mengukur dan Menghitung Nilai Transformator
A.    Mengukur nilai Voltase
Nilai voltase sebuah transformator sudah tertera pada bagian badan
pembungkusnya. Berikut langkah-langkah untuk mengukur transformator:
1.         Arahkan saklar ke posisi AC volt.
2.         Jika transformator (step down) sudah terhubung dengan kabel dari tegangan
PLN, hubungkan pencolok merah pada nilai yang ingin anda ukur.
3.         Jika jarum bergerak tetapi tidak sesuai dengan nilai yang tertera, berarti
transformator tersebut tidak layak pakai.
4.         Jika jarum tidak bergerak sama sekali, berarti transformator rusak.
B.     Menghitung jumlah kumparan
Dipasaran banyak dijual berbagai macam tranformator, terutama transformator
penurun tegangan.
Transformator terdiri dari dua kumparan (primer dan sekunder) yang digulungkan
pada inti besi.inti kumparan yang berasal dari besi biasanya terdiri dari tumpukan-
tumpukan atau lapisan-lapisan yang terbuat dari lempengan-lempengan baja. Inti
inilah yang menjamin sambungan magnetik antara gulungan primer dan gulungan
sekunder.
Transformator bekerja dengan frekwensi yang besarannya (nilainya) dibakukan
dengan Hertz atau Hz.
Pada transformator ideal, tegangan induksi pada masing-masing lilitan sekunder
sama dengan tegangan induksi pada masing-masing lilitan primer.

2.7 Multimeter
a.       Pengertian multimeter
Menurut Alfarizal, Evelina dkk (2013) multimeter adalah suatu peukur yang dapat
digunakan untuk mengukur resistansi (sebagai ohmmeter), tegangan (sebagai
voltmeter), dan arus (sebagai amperemeter), baik gelombang bolak-balik (AC =
Alternating Current) atau searah (DC = Direct Current).
b.      Jenis multimeter
1.      Multimeter Analog, hasil pengukuran pada multimeter ini dibaca lewat
penunjuk jarum pada papan skala.
2.      Multimeter Digital, hasil pengukuran langsung dapat dibaca dalam bentuk
angka yang tampilpada layar display.
c.       Batas ukur (range)
1.      Batas ukur kuat arus, biasanya terdiri dari angka-angka 0,25mA – 25mA –
500mA. Untuk batas ukur 0,25mA, kuat arus yang dapat diukur berkisar dari 0 –
0,25mA. Untuk batas ukur 25mA, kuat arus yang dapat diukur berkisar 0 – 25mA,
dan seterusnya.
2.      Batas ukur tegangan (ACV – DCV), terdiri dari angka-angka 10 – 50 – 250 –
500 – 1000 ACV/DCV. Batas ukur 10 berarti tegangan maksimal yang dapat
diukur adalah 10volt. Batas ukur 50 berarti tegangan maksimal yang dapat diukur
adalah 50 volt, dan seterusnya.
3.      Batas ukur ohm, terdiri dari angka-angka x1 – x10 – x1k – x10k. Untuk batas
ukur x1, hasil pengukuran dapat langsung dibaca pada papan skala (pada satuan
). Untuk batas ukur x10, hasil pengukuran dibaca pada papan skala dan dikali 10
(pada satuan ). Untuk batas ukur x1k, hasil pengukuran dapat langsung dibaca
pada papan skala (pada satuan k) dan pada batas ukur x10k, hasilpengkuran
dibaca pada papan sakala dan dikali dengan 10k.
BAB III
PENUTUP

A.      Kesimpulan
1.   Resistor adalah suatu komponen elektronik yang memberikan hambatan
terhadap perpindahan elektron negatif.
2.   kapasitor adalah suatu alat yang dapat menyimpan energi didalam medan
listrik, dengan cara mengumpulkan ketidakseimbangan internal dari muatan
listrik.
3.        dioda adalah komponen elektronik yang memiliki dua elektroda, yaitu anoda
dan katoda. Arus listrik yang mengalir hanya satu arah yaitu dari anoda ke katoda.
4.        Transistor adalah komponen semikonduktor yang dirancang sebagai penguat
arus listrik.
5.        Induktor merupakan komponen elektronik pasif yang dapat menghasilkan
tegangan listrik berbanding lurus dengan perubahan sesaat dari arus listrik yang
mengalir.
6.   Trafo adalah komponen yang digunakan untuk mentransfer sumber energi atau
tenaga dari suatu rangkaian AC kerangkaian lainnya.
7.        Menghitung nilai resistor secara manual bisa dilihat pada warna gelang yang
melingkupinya.
8.        Nilai kapasitas sebuah kondensator biasanya terlihat pada kode tulisan dan
kode warnanya.
9.   Pengukuran dan pengujian dengan multimeter guna mengetahui keadaan
komponen elektronika tersebut apakah rusak atau masih bisa digunakan.

B.       Saran
Agar proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik dan tujuan yang diinginkan
akan tercapai maka disarankan kepada rekan-rekan mahasiswa elektronika
khususnya dapat memahami terlebih dahulu mengenai komponen-komponen
elektronika dan dapat mempraktikan cara menghitung dan mengukur nilai dari
komponen eletronika tersebut.
Soal Pilgan
01. Model atom yang ideal pertama kali di ciptakan oleh :
a. Newton d. J. Watt
b. Bohr e. Alva edison
c. Einstein
Jawaban: b

02. Proton yang terdapat di dalam inti atom pada model atom yang ideal
mempunyai muatan :
a. Negatif d. Tidak bermuatan
b. Neutron e. Netral
c. Positif
Jawaban: c

03. Fungsi utama Resistor di dalam rangkaian listrik adalah:


a. Pembatas Daya d. Menyimpan Muatan
b. Pembatas Arus Listrik e. Menahan Arus Listrik
c. Pembatas tegangan
Jawaban: b

04. Semakin tinggi tingkat level energi sebuah atom maka :


a. Semakin kecil orbitnya d. Semakin sedikit electron
b. Semakin besar orbitnya e. Semakin seimbang electron
c. Semakin banyak elektron

Jawaban: b

05. elektron – elektron yang berada di pita konduksi sering kali disebut dengan :
a. Electron bebas d. Electron variasi
b. Electron valensi e. Elektron konduksi
c. Electron isolasi
Jawaban: a
06. Nama lain untuk kristal tipe-pn adalah :
a. Junction d. Valensi
b. hole e. Dipole
c. kristal
Jawaban: a

07. Pada dioda junction, Sisi-P mempunyai  : 


a. 10 hole d. Banyak proton
b. Sedikit hole e. Banyak elektron
c. Banyak hole
Jawaban: c

08. Apabila gerakan elektron valensi kekanan berarti hole sedang bergerak ke …..
a. Ikut kekanan d. Kebelakang
b. Kedepan e. Kesamping
c. Kekiri
Jawaban: c

09. Pada 250C, potensial berier kira-kira sama dengan …… untuk dioda silicon
a. 0, 1 V d. 0, 3 V
b. 0, 5 V e. 0,6 V
c. 0, 7 V
Jawaban: c

10. Pada dioda, bila terminal negatif sumber dihubungkan  dengan bahan tipe-
n,dan terminal positif dengan bahan tipe-p,hubungan ini disebut dengan :
a. Forward bias. d. Bias semu
b. Tanpa bias e. Bias nyata
c. Reverse bias
Jawaban: a
11. Dioda yang bekerjanya lebih baik pada daerah breakdown adalah dioda :
a. Zener d. LED
b. Foto dioda e. Seven segmen
c. Schottky
Jawaban: a

12. Dengan mengubah – ubah derajat doping dari dioda silikon,maka pabrik dapat
menghasilkan dioda zener dengan tegangan breakdown sebesar  :
a. 10 V d. < 2 V
b. > 200 V                 e. 10-20 V
c. 2 - 200V
Jawaban: c

13. Dioda zener dapat beroperasi di daerah breakdown tanpa mengalami


kerusakan selama :
a. Pz > batas kemampuan daya 
b. Pz  = batas kemampuan daya
c. Pz < batas kemampuan daya
d. Pz - batas kemampuan daya
e. Daerah saturasi 
Jawaban: c

14. Arus maksimum yang berhubungan dengan batas kemampuan daya pada
dioda zener adalah :
a. Izm = Pzm / Vz d. Pzm = Izm / Vz 
b. Izm = Vz / Pzm   e. Pzm = Izm - Vz 
c. Izm = Pzm * Vz
Jawaban: a

15. Suatu alat yang dibuat untuk berfungsi paling baik berdasarkan kepekaan
terhadap cahaya adalah :
a. Zener d. LED
b. Foto dioda e. Seven segmen
c. Schottky
Jawaban: b
16. Tegangan maksimum pada penyearah ½ gelombang dikenal sebagai :
a. PIV d. V 1/2 max
b. Vmax e. Vcc
c. VP
Jawaban: a

17.Tegangan inverse puncak mewakili tegangan maksimum yang harus ditahan


dioda selama bagian ………….dari siklus
a. forward d. Tegangan maju
b. minimum e. reverse
c. maximum
Jawaban: c

18. Dalam gambar  periode sinyal output adalah 


a. 1 periode sinyal input
b. ½ periode sinyal input 
c. 2 periode sinyal input
d. ¼ periode sinyal input
e. 1¼ periode sinyal input
Jawaban: a

19. Pada gambar diatas, Selama siklus positif tegangan sekunder , dioda yang di
bias forward adalah :
a. Dioda D2 dan D3   d. Dioda D1 dan D3 
b. Dioda D2 dan D4 e. Dioda D2 dan D1 
c. Dioda D1 dan D4
Jawaban: a

20. Tegangan Inverse Puncak pada gambar  adalah :


a. PIV = 2 VM d. PIV =  VM / 2
b. PIV =  VM e. PIV =  VM2
c. 2 PIV = VM
Jawaban: a
Essay
1.Jelaskan istilah-istilah teknik yang berlaku pada komponen resistor sebagai
berikut:
 Resistansi
 Toleransi
 Tahanan kritis
 Stabilitas Waktu (time stability)
Jawaban
1.     Resistansi : nilai tahanan dinyatakan dalam ohm.
2.     Toleransi : simpangan maksimum/minimum (+ atau -) dari harga nominal.
3.     Tahanan kritis : nilai tahanan dimana tegangan maksimum dan tarif daya
maksimum timbul bersamaan, dinyatakan dalam ohm.
4.     Stabilitas Waktu (time stability): ubahan tahanan selama waktu pemakaian
tertentu, misalnya 1000 jam.

2.Jelaskan fungsi resistor pada rangkaian elektronika !


Jawaban
 Menahan sebagian arus listrik agar sesuai dengan kebutuhan. à I = V/R
(Hukum Ohm)
 Menurunkan tegangan sesuai dengan yang dibutuhkan. à V = I.R
 Membangkitkan frekuensi tinggi maupun frekuensi rendah à bekerja sama
dengan kondensator atau induktor dan transistor.

3. Jelaskan cara menguji baik/rusak suatu kapasitor dengan menggunakan AVO
meter !
1.     Tempatkan range AVO meter pada ohmmeter (untuk non polar dengan
kapasitansi kecil maka range pada X 10k atau x100 k dan untuk elco dengan
kapasitansi besar maka untuk lebih dari 1000 µF range pada X1, ratusan µF range
pada x 10 dan untuk puluhan µF range pada X100).
2.     Hubungkan probe merah pada salah satu kaki C (untuk elco +) dan probe
hitam pada kaki lainnya (untuk elco -). Perhatikan penunjukkan jarum pada papan
skala ohm.
3.     Ada 4 kemungkinan kondisi kapasitor yang diuji, yaitu:
4.     Untuk memastikan bahwa kapsitor benar-benar masih baik/rusak maka
lakukan pengujian kembali dengan menukar hubungan probe pada kapasitor.
1.     Kapasitor Baik : Jika jarum menunjuk ke satu nilai  Ω dan kembali lagi ke
∞Ω.
2.     Kapasitor kering : jika jarum menunjuk ke satu nilai Ω dan tidak kembali
lagi.
3.     Kapasitor rusak putus : jika jarum tidak bergerak sama sekali.
4.     Kapasitor rusah short/hubung isngkat: jika jarum menunjuk ke 0 Ω.

4. Sebutkan fungsi/kegunaan induktor pada rangkaian elektronika !


 Induktor Inti udara. Banyak dipakai sebagai Cooke
CoillTransmeeter (pemancar) frekuensi tinggi;
 Induktor Inti Ferit, banyak dipakai dalam pesawat receiver pada frekuensi
menengah/Intermediate Frequency; Coill Antena dll.
 Induktor Inti Besi, banyak dipakai untuk frekuensi rendah Choke Coill untuk
Lampu TL Frekuensi 50 s.d 60 Hz, sebagai alatMoving Coill seperti Load
Speaker, Buzzer, Bleeper, Voice Coillpada Microphone Rellay, Contactor dll.

5.Tentukan nilai resistansi total rangkaian resistor campuran berikut:


Diketahui : R1 = 500 Ω = 0,5 kΩ; R2 = 2 k Ω; R3 = 1 k Ω; dan R4 = 6 k Ω
Ditanyakan: Rtotal …?
Dijawab:
RS1 = R2 + R3 = 2kΩ + 1 kΩ = 3 kΩ
RP1 = RS1 || R4 = (3 kΩ x 6 kΩ) (3 kΩ + 6 kΩ) = 18 kΩ kΩ/9 kΩ = 2 kΩ
Rtotal = R1 + RP1 = 0,5 kΩ + 2 kΩ = 2,5 kΩ

Anda mungkin juga menyukai