Anda di halaman 1dari 46

PERCOBAAN I

KODE WARNA RESISTOR

I. TUJUAN
1. Membaca kode warna dan mengukur nilai hambatan pada rangkaian seri
2. Dapat menghitunghambatanpada resistor denganmetodeperkaliancincin
3. Dapat menggunakan alat multimeter analog dan digital
4. Dapat mengukur hambatanpada resistor menggunakan alat multimeter analog
dan digital
5. Membandingkan hasil pengukuran dengan pembacaan berdasarkan jumlah dan
kode warna pada resistor rangkaian seri

II. KESELAMATAN KERJA


1. Peserta praktikum menggunakan cover all
2. Operasikan Amperemeter dan Voltmeter sesuai dengan
prosedur
3. Rangkai percobaan dengan benar
4. Tempatkan peralatan pada tempat yang aman

III. DASAR TEORI


Resistor adalah komponen elektronika pasif yang berfungsi untuk
menghambat atau membatasi aliran listrik yang mengalir dalam suatu rangkain
elektronika. Sebagaimana fungsi resistor yang sesuai namanya bersifat resistif dan
termasuk salah satu komponen elektronika dalam kategori komponen pasif.
Satuan atau nilai resistansi suatu resistor di sebut Ohm dan dilambangkan dengan
simbol Omega (Ω). Sesuai hukum Ohm bahwa resistansi berbanding terbalik
dengan jumlah arus yang mengalir melaluinya. Selain nilai resistansinya
(Ohm) resistorjuga memiliki nilai yang lain seperti nilai toleransi dan kapasitas
daya yang mampu dilewatkannya. Semua nilai yang berkaitan dengan resistor
tersebut penting untuk diketahui dalam perancangan suatu

1
rangkaian elektronika oleh karena itu pabrikan resistor selalu mencantumkan
dalam kemasan resistor tersebut.
Toleransi resistor adalah perubahan nilai resistansi dari nilai yang
tercantum pada badan resistor yang masih diperbolehkan dan dinyatakan resistor
tersebut berada dalam kondisi baik. Toleransi resistor merupakan salah satu
perubahan karakteristik resistor yang terbentuk akibat operasional nilai resistor
tersebut. Nilai toleransi resistor ini ada beberapa macam yaitu resistor dengan
toleransi kerusakan 1% atau resistor 1%, resistor dengan toleransi kesalahan
2% atau resistor 2%, resistor dengan toleransi kesalahan 5% atau resistor 5% dan
resistor dengan toleransi 10% atau resistor 10%. Nilai toleransi resistor ini selalu
dicantumkan pada kemasan resistor tersebut dengan kode warna maupun kode
huruf . Sebagai contoh resistor dengan toleransi 5% maka akan dituliskan dengan
kode warna di resistor pada cincin ke 4
Untuk membaca besarnya resistansi dari resistor yang mempunyai kode
warna adalah sebagai berikut:
1. Lingkaran I dan II menunjukkan angka.
2. Lingkaran III menunjukkan kelipatan logaritmig.
3. Lingkaran IV menunjukkan prosen toleransi.

Arti warna dapat dilihat pada table dibawah:

2
Contoh:

Lingkaran I (Jingga) = 3 Nilai R = 36 x 102 ± 5% Ω


Lingkaran II (Biru) = 6
Lingkaran III (Merah) = 102 = 3600 ± 5% Ω
Lingkaran IV (Emas) = 5%

IV. ALAT DAN BAHAN

1. Alat 2. Bahan
a. Multimeter a. Resistor (5macam)
b. Bread board
c. Obeng

V. LANGKAH KERJA
1. Persiapkan alat dan bahannya.
2. Tulislah warna cincin – cincin pada penghambat dengan urutan yang benar
(cincin untuktoleransi adalah yang paling kanan).
3. Tulis harga hambatan termasuk besar toleransinya menurut kode warna.
4. Pilihlah atau atur kedudukan batas ukur/skala yang tepat untuk mengukur
setiap hambatan/resistor.
5. siapkan multimeter dan putar pada pengukuran resistor
6. Lalu ukurlah resistor tersebut dengan menghubungkan hasil pengukurannya,
7. Lalu catatlah hasil pengukuran.

3
VI. DATA HASIL PENGUKURAN
Nilai Hasil
R C1 C2 C3 C4
(Ω) Pengukuran
Warna Orange Orange Coklat Emas 330 Ω 0,325 kΩ
R1
Nilai 3 3 10 5% ± 5% = 325 Ω
Warna Coklat Hitam Kuning Emas 100000 Ω 96,8 kΩ
R2
Nilai 1 0 104 5% ± 5% = 96800 Ω
Warna Coklat Hitam Orange Emas 10000 Ω 9,93 kΩ
R3
Nilai 1 0 103 5% ± 5% = 9930 Ω
Warna Orange Orange Orange Emas 33000 Ω 32,3 kΩ
R4
Nilai 3 3 103 5% ± 5% = 32300 Ω
Abu-
Warna Biru Orange Emas 68000 Ω 67,7 kΩ
R5 Abu
± 5% = 67700 Ω
Nilai 6 8 103 5%

VII. ANALISIS DAN PEMBAHASAN


Harga R Pembacaan dan Pengukturan
1. Resistor 1 : Lingkaran warna orange = 3
Lingkaran warna orange = 3
Lingkaran warna coklat = 10
Lingkaran warna emas = 5% +
= 330Ω ± 5%

2. Resistor 2 : Lingkaran warna coklat = 1


Lingkaran warna hitam = 0
Lingkaran warna kuning = 104
Lingkaran warna emas = 5% +
= 104 Ω ± 5%

3. Resistor 3 : Lingkaran warna coklat = 1

4
Lingkaran warna hitam = 0
Lingkaran warna orange = 103
Lingkaran warna emas = 5% +
= 103 ± 5%

4. Resistor 4 : Lingkaran warna orange = 3


Lingkaran warna Orange = 3
Lingkaran warna Orange = 103
Lingkaran warna Emas = 5% +
= 33.103 Ω ± 5%

5. Resistor 5 : Lingkaran warna biru = 6


Lingkaran warna abu-abu = 8
Lingkaran warna orange = 103
Lingkaran warna emas = 5% +
= 68.103 Ω ± 5%

VIII. KESIMPULAN
Setelah melakukan praktek menghitung/mengukur besaran nilai dari
hambatan resistor maka bisa diambil kesimpulan. Perhitungan besar daripada
resistor / hambatan bias dilakukan dengan cara menghitung secara manual yaitu
dengan membaca lingkaran warna pada resistor sesuai dengan nilai/harga dari
warna yang ada atau bisa juga dilakukan dengan menggunakan alat ukur

Hasil pengukuran bisa saja berbeda antara pengukuran dengan cara


membaca kode warna dengan pengukuran menggunakan alat multitester, hal ini
disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya bisa karena sudut pandang yang
berbeda, jarum yang tidak diatur hingga titik nol ataupun bisa juga karena
kesalahan terhadap pembacanya. Maka dari itu dibutuhkan ketelitian dalam
membacanya.

5
IX. SARAN
pada saat menentukan warna gelang resistor banyak yang mengalami
kendala karena warna gelang yang hamper mirip antara warna satu dengan yang
lain, maka sebaiknya diperiksa menggunakan multimeter.

X. LAMPIRAN

6
PERCOBAAN 2
RESISTOR HUBUNG SERI

I. TUJUAN
1. Mengetahui bagaimana merangkai listrik secara seri.
2. Membandingkan antara perhitungan rangkaian resistor seri antara hasil teori
dan hasil pengukuran

II. KESELAMATAN KERJA


1. Peserta praktikum menggunakan cover all
2. Operasikan Amperemeter dan Voltmeter sesuai dengan
prosedur
3. Rangkai percobaan dengan benar
4. Tempatkan peralatan pada tempat yang aman

III. LANDASAN TEORI


Rangkaian seri terdiri dari dua atau lebih beban listrik yang dihubungkan
ke satu daya lewat satu rangkaian.
Rangkaian seri dapat berisi banyak beban listrik dalam satu rangkaian.
Contoh yang baik dari beberapa beban rangkaian dihubung seri adalah lampu
pohon Natal. ( kurang lebih 20 lampu dalam rangkaian seri ). Dua buah elemen
berada dalam susunan seri jika mereka hanya memiliki sebuah titik utama yang
tidak terhubung menuju elemen pembawa arus pada suatu jaringan. Karena semua
elemen disusun seri, maka jaringan tersebut disebut rangkaian seri. Dalam
rangkaian seri, arus yang lewat sama besar pada masing-masing elemen yang
tersusun seri.

7
Sifat-sifat Rangkaian Seri adalah sebagai berikut:
1. Arus yang mengalir pada masing beban adalah sama.
2. Tegangan sumber akan dibagi dengan jumlah tahanan seri jika besar tahanan
sama. Jumlah penurunan tegangan dalam rangkaian seri dari masing-masing
tahanan seri adalah sama dengan tegangan total sumber tegangan.
3. Banyak beban listrik yang dihubungkan dalam rangkaian seri, tahanan total
rangkaian menyebabkan naiknya penurunan arus yang mengalir dalam
rangkaian.
4. Arus yang mengalir tergantung pada jumlah besar tahanan beban dalam
rangkaian.Jika salah satu beban atau bagian dari rangkaian tidak terhubung
atau putus, aliran arus terhenti.
5. Prinsip dalam Rangkaian Seri adalah sebagai berikut:
6. Hambatan total merupakan hasil penjumlahan tiap-tiap hambatan serinya.
7. Kuat arus dalam tiap-tiap hambatannya tetap dan besar kuat arus setiap
hambatan sama dengan kuat arus totalnya,
8. Beda potensial/tegangan tiap-tiap hambatannya berbeda-beda dan hasil
penjumlahan tegangan tiap-tiap hambatannya sama dengan tegangan totalnya.

V total = V1 + V2 +… Vn

I total = I1 = I2 =…. I n

R total = R1 + R2 + ... Rn

8
Contoh paling sederhana penerapan rangkaian listrik seri dalam kehidupan
sehari-hari (di rumah) yaitu:
1. Lampu hias pohon Natal model lama (yang baru pakai rangkaian elektronik &
lampu LED) merupakan rangkaian seri beberapa lampu (12V di-seri 20 pcs)
sehingga dapat menerima tegangan sesuai dengan jala-jala (220V).
2. Lampu TL (tube Lamp) atau orang bilang lampu neon, model lama yang
masih memakai ballast, di dalam box nya memakai rangkaian seri antara jala-
jala dengan ballastnya.
3. Di dalam setrika listrik ada rangkaian seri dengan bimetal (temperatur
kontrol), demikian juga kulkas. Sakelar/switch merupakan penerapan
rangkaian seri dengan beban.

IV. ALAT DAN BAHAN


1. Alat 2. Bahan
a. Multimeter a. Resistor
b. Bread board

V. LANGKAH KERJA
1. Mempersiapkan alat dan bahan.
2. Mengatur saklar selector tepat pada skala ohm.
3. Lalu mengukur resistor - resistor tersebut dengan menghubungkanny ake
terminal multimeter, melakukan pengukuran resistor satu per satu, tidak
memegang kedua ujung penghambat dengan tangan pad awaktu pengukuran.
4. Pengukuran rangkaian secara seri, lalu mencatat hasil pengukurannya.
5. Meletakkan resistor – resistor pada bread broad dengan susunan secara seri.
Lalu mengukur rangkaiannya dengan menghubungkannya ke terminal
multimeter. Kemudian mencatat hasil pengukurannya.

9
VI. DATA DAN HASIL PENGUKURAN
R1 R2 R3 R4 R5 Rtot
Tugas
(Ω) (Ω) (Ω) (Ω) (Ω) (Ω)
Hasil
330 100000 10000 33000 68000 211330
Teori
HasilPengukuran 325 96800 9930 32300 67700 207055

VII. ANALISIS DAN PEMBAHASAN

R1 = 330 Ω R3 = 10000 Ω R5 = 68000 Ω


R2 = 10000 Ω R4 = 33000 Ω
 Hasil Teori
Rtot = R1 + R2 + R3 + R4 + R5
= 330 + 100000 + 10000 + 33000 + 68000
= 211330 Ω
= 211,33 KΩ
 Hasil Pengukuran
Rtot = R1 + R2 + R3 + R4 + R5
= 325 + 96800 + 9930 + 32300 + 67700
= 207055 Ω207,055 KΩ
=

VIII. KESIMPULAN
Dari beberapa percobaan yang telahdilaksanakan, maka dapat ditarik kesimpulan
sebagai berikut:
1. Setiap resistor memiliki toleransi yang berbeda-beda. Contohnya pada hasil
pengamatan, resistor 4 memiliki cincin berwarna orange, orange, orange, emas
kita dapatkan nilai 33000 Ω dan toleransi untuk warna emas adalah 5%,untuk
hasil perhitungan menggunakan ohm meter digital didapatkan32300Ω, maka
nilai tersebut mempunyai toleransi 5%.

10
2. Setiap resistor mempunyai nilai resistansi yang berbeda-beda. Nilai tersebut
diketahui dengan membaca cincin antara dua resistor. Contoh resistor
berwarna jingga, jingga, jingga yang bernilai 33Kω dengan toleransi 5% dan
pada resistor berwarna coklat, hitam, kuning, emas yang bernilai 100 kΩ
dengan toleransi 5%.

IX. SARAN
Pada saat penghitungan resistor seri banyak yang menemui kendala sebaiknya
hitung dengan teliti dan benar. Dan pada saat menentukan warna gelang resistor
banyak yang mengalami kendala karena warna gelang yang hamper mirip antara
warna satu dengan yang lain, maka sebaiknya diperiksa menggunakan multimeter.

XI. LAMPIRAN

11
PERCOBAAN 3
RESISTOR HUBUNG PARALEL

I. TUJUAN
1. Mengetahui bagaimana merangkai listrik secara paralel.
2. Membandingkan antara perhitungan rangkaian resistor paralel antara hasil
teori dan hasil pengukuran

II. KESELAMATAN KERJA


1. Peserta praktikum menggunakan cover all
2. Operasikan Amperemeter dan Voltmeter sesuai dengan
prosedur
3. Rangkai percobaan dengan benar
4. Tempatkan peralatan pada tempat yang aman

III. DASAR TEORI


Rangkaian Paralel merupakan salah satu yang memiliki lebih dari satu
bagian garis edar untuk mengalirkan arus. Dalam kendaraan bermotor, sebagian
besar beban listrik dihubungkan secara paralel. Masing-masing rangkaian dapat
dihubung-putuskan tanpa mempengaruhi rangkaian yang lain.
Sifat-sifat Rangkaian Paralel adalah sebagai berikut:
1. Tegangan pada masing-masing beban listrik sama dengan tegangan
sumber.Masing-masing cabang dalam rangkaian parallel adalah rangkaian
individu.
2. Arus masing-masing cabang adalah tergantung besar tahanan
cabang.Sebagaian besar tahanan dirangkai dalam rangkaian parallel, tahanan
total rangkaian mengecil, oleh karena itu arus total lebih besar. (Tahanan total
dari rangkaian parallel adalah lebih kecil dari tahanan yang terkecil dalam

12
rangkaian.)Jika terjadi salah satu cabang tahanan parallel terputus, arus akan
terputus hanya pada rangkaian tahanan tersebut.
3. Rangkaian cabang yang lain tetap bekerja tanpa terganggu oleh rangkaian
cabang yang terputus tersebut.
Prinsip dalam Rangkaian Paralel adalah sebagai berikut:
1. Seper hambatan paralel merupakan hasil penjumlahan seper tiap-tiap
hambatan paralelnya.
2. Kuat arus dalam percabangannya berbeda-beda dan perbandingan kuat arus
tiap-tiap percabangan berbanding terbalik dengan perbandingan hambatan
tiap-tiap percabangannya
3. Hasil penjumlahan kuat arus tiap-tiap percabangannya sama dengan kuat arus
totalnya.Beda potensial/ tegangan tiap-tiap percabangannya tetap dan besar
tegangan setiap percabangan sama dengan tegangan totalnya.

I total = I1 + I2 +… In

V total = V1 = V2 = V3 = .. Vn

1/R total = 1/R1 + 1/R2 + … 1/R n

Contoh paling sederhana penerapan rangkaian listrik paralel dalam kehidupan


sehari-hari:
1) Distribusi Listrik PLN kerumah-rumah adalah paralel.
2) Stop contact merupakan rangkaian paralel dengan jala-jala.

13
IV. ALAT DAN BAHAN
1. Alat 2. Bahan
a. Multimeter a. Resistor
b. Bread board

V. LANGKAH KERJA
1. Mempersiapkan alat dan bahan.
2. Mengatur saklar selector tepat pada skala ohm.
3. Lalu mengukur resistor - resistor tersebut dengan menghubungkannya ke
terminal multimeter, melakukan pengukuran resistor satu per satu, tidak
memegang kedua ujung penghambat dengan tangan pada waktu pengukuran.
4. Pengukuran rangkaian secara paralel, lalu mencatat hasil pengukurannya.
5. Meletakkan resistor – resistor pada bread broad dengan susunan secara paralel.
Lalu mengukur rangkaiannya dengan menghubungkannya ke terminal
multimeter.
6. Kemudian mencatat hasil pengukurannya.

VI. DATA DAN HASIL PENGUKURAN

R1 R2 R3 R4 R5 Rtot
Tugas
(Ω) (Ω) (Ω) (Ω) (Ω) (Ω)

Hasil Teori 330 100000 10000 33000 68000 313,94

HasilPengukuran 325 96800 9930 32300 67700 309,24

14
VII. ANALISIS DAN PEMBAHASAN

R1 = 330 Ω R3 = 10000 Ω R5 = 68000 Ω


R2 = 10000 Ω R4 = 33000 Ω

 Hasil Teori
1 1 1 1 1 1
= + R2 + R3 + R4 + R5
Rtot R1
1 1 1 1 1
= + 100000 + 10000 + 33000 + 68000
330
1000
= 3,1853

= 313,94Ω
 Hasil Pengukuran
1 1 1 1 1 1
= + R2 + R3 + R4 + R5
Rtot R1
1 1 1 1 1
= + 96800 + 9930 + 32300 + 67700
325
1000
= 3,23

= 309,24 Ω

VIII. KESIMPULAN
Dari beberapa percobaan yang telah dilaksanakan, maka dapat ditarik kesimpulan
sebagai berikut:
1. Setiap resistor memiliki toleransi yang berbeda-beda. Contohnya pada hasil
pengamatan, resistor 4 memiliki cincin berwarna orange, orange, orange, emas
kita dapatkan nilai 33000 Ω dan toleransi untuk warna emas adalah 5%,untuk
hasil perhitungan menggunakan ohmmeter digital didapatkan32300 Ω, maka
nilai tersebut mempunyai toleransi 5%.

15
2. Setiap resistor mempunyai nilai resistansi yang berbeda-beda. Nilai tersebut
diketahui dengan membaca cincin antara dua resistor. Contoh resistor
berwarna jingga, jingga, jingga yang bernilai 33 Kω dengan toleransi 5% dan
pada resistor berwarna coklat, hitam, kuning, emas yang bernilai 100 kΩ
dengan toleransi 5%.

IX. SARAN
Pada saat penghitungan resistor parallel banyak yang menemui kendala ,
sebaiknya hitung dengan teliti dan benar. Dan pada saat menentukan warna gelang
resistor banyak yang mengalami kendala karena warna gelang yang hamper mirip
antara warna satu dengan yang lain, maka sebaiknya diperiksa menggunakan
multimeter.

X. LAMPIRAN

16
PETCOBAAN 4
RESISTOR RANGKAIAN CAMPURAN
(SERI - PARALEL)

I. TUJUAN
1. Dapat merangkai resistor secara paralel
2. Dapat mengukur resistor yang terpasang secara campuran
3. Membandingkan hasil ukur pengamatan dengan pembacaan warna menurut
teori

II. KESELAMATAN KERJA


1. Peserta praktikum menggunakan cover all
2. Operasikan Amperemeter dan Voltmeter sesuai dengan
prosedur
3. Rangkai percobaan dengan benar
4. Tempatkan peralatan pada tempat yang aman

III. DASAR TEORI


Rangkaian resistor campuran adalah sekumpulan resistor yang disusun
secara berderet dan juga berjajar. Jadi rangkaian resistor campuran merupakan
gabungan antara rangkaian resistor seri dan paralel. Nilai hambatan dari rangkaian
campuran seri bisa ditentukan dari banyaknya atau jumlah resistor yang dirangkai
berdasarkan perhitungan yang telah disebutkan.
Rangkaian campuran merupakan gabungan antara rangkaian seri dengan
rangkaian paralel atau sebaliknya. Nilai hambatan pada rangkaian resistor
campuran bisa disebut dengan hambatan pengganti atau hambatan total (Rt),
karena gabungan antara (Rs) dan (Rp).

17
IV. ALAT DAN BAHAN
1. Resistor (5)
2. Bread board (1)
3. Multimeter digital (1)

V. CARA KERJA
1. Mempersiapkan alat dan bahan.
2. Mengatur saklar selector tepat pada skala ohm.
3. Lalu mengukur resistor - resistor tersebut dengan menghubungkannya ke
terminal multimeter, melakukan pengukuran resistor satu per satu, tidak
memegang kedua ujung penghambat dengan tangan pada waktu pengukuran.
4. Pengukuran rangkaian secara paralel, lalu mencatat hasil pengukurannya.
5. Meletakkan resistor – resistor pada bread broad dengan susunan campuran.
Lalu mengukur rangkaiannya dengan menghubungkannya ke terminal
multimeter. Kemudian mencatat hasil pengukurannya.

VI. DATA DAN HASIL PENGUKURAN


R1 R3 R4 R2 R5
Tugas
(Ω) (Ω) (Ω) (Ω) (Ω)

Hasil Teori 330 10000 33000 100000 68000

Hasil Pengukuran 325 9930 32300 96800 67700

Hasil Teori
330 7674,42 168000
(Dalam Rangkaian)
Hasil Pengukuran
325 7595,06 164500
(Dalam Rangkaian)

18
VII. ANALISIS DAN PEMBAHASAN

R1 = 330 Ω R3 = 10000 Ω R5 = 68000 Ω


R2 = 100000 Ω R4 = 33000 Ω
 Hasil Teori
1 1 1
= + Rtot = R1 + R3.4 + R2 + R5
R3.4 R3 R4
1 1
= + = 330 + 7674,42 + 100000 +68000
10000 33000
34
= = 176004,42 Ω
330000
33000
R3.4 = = 176,00 K Ω
34
R3.4 = 7674,42 Ω

 Hasil Pengukuran

1 1 1
= + Rtot = R1 + R3.4 + R2 + R5
R3.4 R3 R4

1 1
= + = 325 + 7595,05 + 96800 + 67700
9930 32300

1,3166
= = 172420,05 Ω
10000

10000
R3.4 = = 172,42 K Ω
1,3166

R3.4 = 7595,05Ω

19
VIII. KESIMPULAN
Dari beberapa percobaan yang telah dilaksanakan, maka dapat
ditarikkesimpulan sebagai berikut:
1. Setiap resistor memiliki toleransi yang berbeda-beda. Contohnya pada hasil
pengamatan, resistor 4 memiliki cincin berwarna orange,orange,orange, emas
kita dapatkan nilai 33000 Ωdan toleransi untuk warna emas adalah 5%,untuk
hasil perhitungan menggunakan ohmmeter digital didapatkan 32300 Ω, maka
nilai tersebut mempunyai toleransi 5%.
2. Setiap resistor mempunyai nilai resistansi yang berbeda-beda. Nilai tersebut
diketahui dengan membaca cincin antara dua resistor. Contoh resistor berwa
rna jingga, jingga jingga yang bernilai 33 kΩdengan toleransi 5% dan pada
resistor berwarna coklat, hitam, kuning, emas yang bernilai 100 kΩ dengan
toleransi 5%.

IX. SARAN
Pada saat penghitungan resistor seri banyak yang menemui kendala
sebaiknya hitung dengan teliti dan benar. Dan pada saat menentukan warna gelang
resistor banyak yang mengalami kendala karena warna gelang yang hampir mirip
antara warna satu dengan yang lain, maka sebaiknya diperiksa menggunakan
multimeter.

X. LAMPIRAN

20
PERCOBAAN 5
HUKUM OHM DAN PEMBAGI TEGANGAN

I. TUJUAN
1. Merangkai resistor secaraseri, menghitungbesarnyaarus yang
mengalirdanteganganpadamasing-masing resistor.
2. Mengukurbesarnyaarus yang mengalirpada resistor.
3. Mengukurteganganpadamasing-masing resistor.

II. KESELAMATAN KERJA


1. Peserta praktikum menggunakan cover all
2. Operasikan Amperemeter dan Voltmeter sesuai dengan prosedur
3. Rangkai percobaan dengan benar
4. Tempatkan peralatan pada tempat yang aman
.
III. DASAR TEORI
Hukum Ohm adalah suatu pernyataan bahwa besar arus listrik yang
mengalir melalui sebuah penghantar selalu berbanding lurus dengan beda
potensial yang diterapkan kepadanya. Sebuah benda penghantar dikatakan
mematuhi hukum Ohm apabila nilai resistansinya tidak bergantung terhadap besar
dan polaritas beda potensial yang dikenakan kepadanya. Walaupun pernyataan ini
tidak selalu berlaku untuk semua jenis penghantar, namun istilah "hukum" tetap
digunakan dengan alasan sejarah.

𝑽, 𝑰, 𝑹sebagai komponen parameter dalam Hukum Ohm

21
Secara matematis Hukum Ohm diekspresikan dengan persamaan:

𝑽=𝑰 ×𝑹

Di mana :
 𝑽 adalah arus listrik yang mengalir pada suatu penghantar dalam
satuan Ampere.
 𝐼 adalah tegangan listrik yang terdapat pada kedua ujung penghantar dalam
satuan Volt.
 𝑅 adalah nilai hambatan listrik (resistansi) yang terdapat pada suatu
penghantar dalam satuan Ohm.

Bila ada 2 buah titik mempunyai beda potensia l dan kemudian bila kedua
titik tersebut dihubungkan dengan suatu penghantar maka pada penghantar
tersebut akan mengalir arus listrik. Besarnya arus listrik yang mengalir akan
sebanding dengan beda potensial kedua titik tersebut dan berbanding terbalik
dengan nilai resistansi penghantarnya
.Pembagi tegangan diperlukan untuk mengetahui tegangan yang terjadi
pada sebuah resistor. Pembagi tegangan ini dipakai pada rangkaian seri, di mana
arus listrik yang mengalir pada masing-masing resistor besarnyasama.

𝑽𝒕𝒐𝒕 = 𝑽𝟏 + 𝑽𝟐 + 𝑽𝟑 + ⋯ + 𝑽𝒏

𝑰𝒕𝒐𝒕 = 𝑰𝟏 = 𝑰𝟐 = 𝑰𝟑 = 𝑰𝒏

𝑹𝒕𝒐𝒕 = 𝑹𝟏 + 𝑹𝟐 + 𝑹𝟑 + ⋯ + 𝑹𝒏

22
IV. ALAT DAN BAHAN
1. Alat
a. Multimeter Digital
b. Bread Board
c. Obeng
d. Kabel
2. Bahan
Resistor
NO Volume Satuan
Teori Pengukuran
1 68 kΩ 67.5 kΩ 1 Buah
2 68 kΩ 67.5 kΩ 1 Buah
3 100 kΩ 98 kΩ 1 Buah
4 Sumber DC / Baterai 12 Volt 1 Buah

V. LANGKAH KERJA
1. Rangkai resistor secara seri.

2.

23
3. Ukurbesarnya resistor total.

4.

5. Pasang / lilitkankabelkawatpada port + dan - sumber DC


6. Hidupkan sumber DC dan atur tegangan yang diberikan sebesar 12 Volt.
7. Masukkan kabel kawat pada bread board agar rangkaian mendapat arus listrik.
8. Ukur besarnya tegangan pada masing-masing resistor.
9. Ukur besarnya arus pada masing-masing resistor.
10. Bandingkan dengan hasil perhitungan.

VI. DATA DAN HASIL PENGUKURAN

R1 R2 R3 I Vs V1 V2 V3
( ) ( ) ( ) (mA) ( v ) (v) (v) (v)
Hasil Teori 330 680 470 6,08 9 2,006 4,134 2,857

Hasil Pengukuran 326 665 459 7,4 9,23 2,037 4,16 2,867

24
R1 = 33 K Ω
R2 = 0,33 K Ω
R3 = 100 K Ω

Hukum Ohm Pembagi Tegangan


RT = R1 + R2 + R3 𝑅1 × 𝑉
V1 = RT
= 33 K Ω + 0,33 K Ω + 100 K Ω 330 × 9
= 1480
= 133,33 K 
= 2,006 V
= 13,333 
𝑅2 × 𝑉
𝑉 12 V2 = RT
I = 𝑅 = 13,333 = 0,0900mA
680 × 9
=
V1 = I × R1 1480

= 9,0002 × 10-5 × 33,000 Ω = 4,134V


𝑅3 × 𝑉
= 2,006 V V3 = RT

V2 = I × R2 470 × 9
= 1480
= 9,0002 × 10-5× 330 Ω
= 2,857 V
= 0,0298 V
V3 = I × R3
= 9,0002 × 10-5× 100,000
= 9,0002 V

25
VII. ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Bunyi hukum Ohm adalah “Kuat arus yang mengalir dalam suatu
penghantar sebanding dengan beda potensial dan berbanding terbalik dengan
resistansi penghantar. Dalam rangkaian tiga resistor yang dihubungkan secara seri
melalui Vin, yang merupakan tegangan listrik yang terhubung ke resistor. Jika
resistor dihubungkan secara seri pada rangkaian maka tegangan yang berbeda
akan muncul di setiap resistor berkaitan dengan masing-masing hambatan (R).
Pada rangkaian pembagi tegangan dikatakan bahwa Tegangan Input (Vin) akan
mengalirkan Arus (I) melalui tiga buah Resistor (R1, R2, & R3) yang di
hubungkan secara seri. Arus yang melewati ketiga Resistor tersebut akan memiliki
nilai yang sama dengan. Arus yang masuk karena ketiga resistor tersebut di
hubungkan secara seri. Besarnya nilai hambatan atau resistansi total ketiga
resistor pada rangkaian seri adalah Rtotal = R1 + R2 + R3. Sedangkan Besarnya
arus yang terdapat di dalam rangkaian dapat kita ketahui nilainya dengan
persamaan :
𝐕
𝐈=
𝐑 𝐭𝐨𝐭𝐚𝐥
Sehingga besarnya nilai tegangan yang melalui setiap resistor dapat
diketahui melalui persamaan :Vn = ( Rn / Rtotal ) x Vin
Sehingga pada Rangkaian Pembagi Tegangan besarnya nilai tegangan
setiap resistor (Vn) ditentukan oleh besarnya nilai resistor ( Rn ), Rtotal, dan
sumber tegangan yang masuk (Vin). Dalam perhitungan tegangan pada masing
masing resistor, baik menggunakan teori hukum ohm maupun teori pembagi
tegangan, menunjukan hasil perhitungan yang sama. hal ini dikarenakan teori
pembagi tegangan merupakan penerapan dari teori hukum ohm.
Ada perbedaan antara hasil perhitungan maupun hasil pengukuran hal ini
disebabkan Karena beberapa factor antara lain adalah tidak sesuainya nilai resistor
dan tegangan yang diukur dengan nilai yang dihitung, hal ini dikarenakan masih
adanya nilai toleransi pada nilai resitor dan tegangan yang sebenarnya. Selain itu
kurang presisinya alat ukur juga mempengaruhi hasil pengukuran. Tidak hanya itu
saja kesalahan pembacaan skala pada alat ukur juga mempengaruhi hasil
pengukuran.

26
VIII. KESIMPULAN
1. Resistansi total pada rangkaian resistor seri adalah penjumlahan seluruh nilai
resistor yang terpasang. Cara pemasangan rangkaian resistor seri adalah
resistor dipasang secara berderet satu sama lain.
2. Mengukur arus pada rangkaian seri cukup dilakukan pada salah satu ujung
rangkaian saja, Karena arus yang mengalir pada rangkaian seri sama dengan
arus yang mengalir pada setiap komponen rangkaian seri.
3. Pengukuran tegangan pada setiap resistor rangkaian seri dilakukan dengan
memasang voltmeter pada setiap resistor. Karena tegangan yang masuk pada
rangkaian seri akan terbagi pada setiap komponen rangkaian seri.

IX. SARAN
Untuk mendapatkan hasil yang presisi dalam setiap pengukuran maka
perlu dilakukan pengecekan alat ukur terlebih dahulu, apakah alat ukur yang
digunakan masih dalam keadaan baik atau tidak. Dalam setiap praktikum
diharapkan setiap praktikan dapat memahami langkah kerja serta mentaati segala
peraturan laboratorium serta menjaga ketertiban.

X. LAMPIRAN

27
PERCOBAAN 6
PEMBAGI ARUS

I. TUJUAN
1. Merangkai resistor paralel
2. Mengukur besarnya arus yang mengalir pada masing-masing resistor
3. Mengukur besarnya tegangan pada masing-masing resistor

II. KESELAMATAN KERJA


1. Peserta praktikum menggunakan cover all
2. Operasikan Amperemeter dan Voltmeter sesuai dengan prosedur
3. Rangkai percobaan dengan benar
4. Tempatkan peralatan pada tempat yang aman

III. TEORI DASAR


Rangkaian pembagi arus walaupun jarang kita jumpai pada aplikasi
elektronika tetapi penting untuk diketahui. Rangkaian pembagi arus ini penting
untuk dipahami terutama untuk pemasangan alat ukur arus (Ampere Meter) secara
paralel dan pembagian arus pada beban yang lebih dari 1. Konsep dasar pembagi
arus adalah menggunakan 2 buah resistor yang salah satu kakinya dihubung
menjadi satu ke sumber arus dan kedua kaki yang lain dihubungkan ke beban
yang berbeda. Dasar pembagian arus secara teori dapat dilihat pada contoh
rangkaian berikut. Rangkaian diatas adalah contoh sederhana untuk memahami
pembagian arus listrik.

28
Dari rangaian diatas terlihat bahwa arus total (I) dibagi oleh rangkaian R1
dan R2 menjadi I1 dan I2 dan dapat dituliskan dengan persamaan matematis
sebagai berikut. Dari persamaan diatas menunjukan bahwa arus terbagi menjadi 2
masing-masing I1 dan I2 yang nilai dari I1 dan I2 tersebut masing-masing
sebanding dengan besarnya harga resistor R1 dan R2 yang dilewati arus tersebut.
Arus yang mengalir pada R1 dan R2 sebanding dengan nilai konduktansi (G) dari
resistor, dimana konduktansi (G) adalah : Sehingga besarnya I1 dan I2 dapat
dituliskan sebagai berikut : Contoh Aplikasi Pembagi Arus Aplikasi pembagi arus
dapat dijumpai pada pembagian arus untuk LED seperti pada gambar berikut.
Fungsi resistor pada tiap LED tersebut selain sebagai pembagi arus juga berfungsi
sebagai pembatas arus yang akan dilewatkan oleh LED. Nilai resistor harus sesuai
dengan arus maksimal yang boleh dilewati LED, agar LED tidak rusak. Nilai
resistor yang tepasang harus sama agar nyala LED sama terang dan pembagian
arus ke beban seimbang.

IV. ALAT DAN BAHAN


1. Alat Kerja
a. Multimeter digital
b. Bread board
c. Tang kombinasi
d. Kabel
2. Bahan
NO. Bahan Volume Satuan
1. Resistor 0,33 KΩ 1 Buah
2. Resistor 100 K Ω 1 Buah
4. Resistor 33 K Ω 1 Buah
5. Sumber DC / tegangan 12 1 Buah

29
V. LANGKAH KERJA
1. Rangkai resistor secara paralel.

2. Ukurbesarnya resistor total.

3. Pasang / lilitkankabelkawatpada port + dan - sumber DC


4. Hidupkan sumber DC dan atur tegangan yang diberikan sebesar 12 Volt.
5. Masukkan kabel kawat pada bread board agar rangkaian mendapat arus listrik.

30
6. Ukur besarnya tegangan pada masing-masing resistor.
7. Ukur besarnya arus pada masing-masing resistor.
8. Bandingkan dengan hasil perhitungan.

VI. DATA DAN HASIL PENGUKURAN


R1 R2 R3 I Vs V1 V2 V3
() () () (mA) (V) (V) (V) (V)
Hasil Teori 330 680 470 6,08 9 2,006 4,134 2,857
Hasil
326 665 459 7,4 9,23 2,037 4,16 2,867
Pengukuran

R1 = 33 K Ω
R2 =0,33 K Ω
R3 =100 K Ω
Hukum Ohm V3 = I x R3 Pembagi
RT = R1 + R2 + R3 = 9,0002 × 10-5 × 105 Tegangan
= 33 + 0,33 + 100 = 9,0002 V 𝑅1 × 𝑉
V1 = RT
= 133,33 K  330 × 9
= 1480
= 13,333 
= 2,006 V
𝑉 12
I = 𝑅 = 13,333 = 0,0900mA 𝑅2 × 𝑉
V2 =
RT
V1 = I x R1 680 × 9
=
= 9,0002 × 10-5 × 33,000 Ω 1480

= 2,006 V = 4,134V
𝑅3 × 𝑉
V2 = I x R2 V3 = RT
= 9,0002 × 10 × 330 Ω
-5
=
470 × 9
1480
= 0,0298 V
= 2,857 V

31
VII. ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Bunyi hukum Ohm adalah “Kuat arus yang mengalir dalam suatu
penghantar sebanding dengan beda potensial dan berbanding terbalik dengan
resistansi penghantar. Dalam rangkaian tiga resistor yang dihubungkan secara seri
melalui Vin, yang merupakan tegangan listrik yang terhubung ke resistor. Jika
resistor dihubungkan secara seri pada rangkaian maka tegangan yang berbeda
akan muncul di setiap resistor berkaitan dengan masing-masing hambatan (R).
Pada rangkaian pembagi tegangan dikatakan bahwa Tegangan Input (Vin) akan
mengalirkan Arus (I) melalui tiga buah Resistor (R1, R2, & R3) yang di
hubungkan secara seri. Arus yang melewati ketiga Resistor tersebut akan memiliki
nilai yang sama dengan. Arus yang masuk karena ketiga resistor tersebut di
hubungkan secara seri. Besarnya nilai hambatan atau resistansi total ketiga
resistor pada rangkaian seri adalah Rtotal = R1 + R2 + R3. Sedangkan Besarnya
arus yang terdapat di dalam rangkaian dapat kita ketahui nilainya dengan
persamaan : I = V / Rtotal
Sehingga besarnya nilai tegangan yang melalui setiap resistor dapat
diketahui melalui persamaan :Vn = ( Rn / Rtotal ) x Vin
Sehingga pada Rangkaian Pembagi Tegangan besarnya nilai tegangan
setiap resistor (Vn) ditentukan oleh besarnya nilai resistor ( Rn ), Rtotal, dan
sumber tegangan yang masuk (Vin). Dalam perhitungan tegangan pada masing
masing resistor, baik menggunakan teori hukum ohm maupun teori pembagi
tegangan, menunjukan hasil perhitungan yang sama. hal ini dikarenakan teori
pembagi tegangan merupakan penerapan dari teori hukum ohm.
Ada perbedaan antara hasil perhitungan maupun hasil pengukuran hal ini
disebabkan Karena beberapa factor antara lain adalah tidak sesuainya nilai resistor
dan tegangan yang diukur dengan nilai yang dihitung, hal ini dikarenakan masih
adanya nilai toleransi pada nilai resitor dan tegangan yang sebenarnya. Selain itu
kurang presisinya alat ukur juga mempengaruhi hasil pengukuran. Tidak hanya itu
saja kesalahan pembacaan skala pada alat ukur juga mempengaruhi hasil
pengukuran.

32
VIII. KESIMPULAN
1. Resistansi total pada rangkaian resistor seri adalah penjumlahan seluruh nilai
resistor yang terpasang. Cara pemasangan rangkaian resistor seri adalah
resistor dipasang secara berderet satu sama lain.
2. Mengukur arus pada rangkaian seri cukup dilakukan pada salah satu ujung
rangkaian saja, Karena arus yang mengalir pada rangkaian seri sama dengan
arus yang mengalir pada setiap komponen rangkaian seri.
3. Pengukuran tegangan pada setiap resistor rangkaian seri dilakukan dengan
memasang voltmeter pada setiap resistor. Karena tegangan yang masuk pada
rangkaian seri akan terbagi pada setiap komponen rangkaian seri.

IX. SARAN
Untuk mendapatkan hasil yang presisi dalam setiap pengukuran maka
perlu dilakukan pengecekan alat ukur terlebih dahulu, apakah alat ukur yang
digunakan masih dalam keadaan baik atau tidak. Dalam setiap praktikum
diharapkan setiap praktikan dapat memahami langkah kerja serta mentaati segala
peraturan laboratorium serta menjaga ketertiban.

X. LAMPIRAN

33
PERCOBAAN 7
HUKUM KIRCHOFF

I. TUJUAN
1. Merangkai resistor secara paralel
2. Mengukur besarnya arus yang mengalir pada masing-masing resistor
3. Mengukur besarnya tegangan pada masing-masing resistor

II. KESELAMATAN KERJA


1. Peserta praktikum menggunakan cover all
2. Operasikan Amperemeter dan Voltmeter sesuai dengan prosedur
3. Rangkai percobaan dengan benar
4. Tempatkan peralatan pada tempat yang aman

III. DASAR TEORI

Hukum Kirchhoff merupakan salah satu hukum dalam ilmu Elektronika


yang berfungsi untuk menganalisis arus dan tegangan dalam rangkaian. Hukum
Kirchoff pertama kali diperkenalkan oleh seorang ahli fisika Jerman yang
bernama Gustav Robert Kirchhoff (1824-1887) pada tahun 1845. Hukum
Kirchhoff terdiri dari 2 bagian yaitu Hukum Kirchhoff 1 dan Hukum Kirchhoft 2.
Hukum Kirchhoff 1 merupakan Hukum Kirchhoff yang berkaitan dengan
dengan arah arus dalam menghadapi titik percabangan. Hukum Kirchhoff 1 ini
sering disebut juga dengan Hukum Arus Kirchhoff atau Kirchhoff’s Current
Law (KCL). Hukum Kirchoff untuk arus ( Hukum Kirchoff I) adalah : Jumlah
arus yang masuk ke dalam suatu titik pada suatu rangkaian adalah sama dengan
jumlah arus yang keluar dari titik tersebut (berlaku hokum kekekalan muatan).
Dari hokum ini terkandung suatu pengertian bahwa, pada suatu rangkaian (tanpa
percabanagn) besarnya arus adalah sama.

34
Hukum Kirchoff untuk tegangan (Hukum Kirchoff II) adalah jumlah beda
tegangan pada suatu rangkaian tertutup adalah sama dengan nol. Hukum
Kirchhoff 2 merupakan Hukum Kirchhoff yang digunakan untuk
menganalisis tegangan (beda potensial) komponen-komponen elektronika pada
suatu rangkaian tertutup. Hukum Kirchhoff 2 ini juga dikenal dengan sebutan
Hukum Tegangan Kirchhoff atau Kirchhoff’s Voltage Law (KVL).
Ʃε + ƩIR = 0

IV. BAHAN DAN PERALATAN


1. Multimeter digital
2. Bread board
3. Tang kombinasi
4. Kabel
5. Resistor 3 buah
6. Baterai

35
V. LANGKAH KERJA
1. Rangkai resistor seperti pada gambar

2. Ukur besar arus total yang mengalir pada resistor


3. Ukur besar arus yang mengalir pada masing-masing resistor
4. Rangkailah rangkaian paralel seperti pada gambar

5. Ukur besar arus total yang mengalir pada resistor


6. Ukur besar arus yang mengalir pada masing-masing resistor

VI. DATA PENGAMATAN

I1 I2 I3 IT V
Tugas R1 R2 R3 RT
(mA) (mA) (mA) (mA)
Hasil 0,33 100 33 328, 364. 12. 36. 3652 12
Teori kΩ kΩ kΩ 6Ω 10-1 10-2 10-2 . 10-2 V
Hasil
0,32 96,8 32,3 320, 369. 12. 37. 3742 12
Pengukur
5kΩ kΩ kΩ 7Ω 10-1 10-2 10-2 . 10-2 V
an

36
VII. ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Diketahui :
R1 = 0,33kΩ R3 = 33kΩ
R2 = 100kΩ

HASIL SECARA SISTEMATIS

R1 𝑥 𝑅2 𝑥 𝑅3
 RT =
(𝑅1𝑥𝑅2)+(𝑅1 𝑥 𝑅3)+(𝑅2 𝑥 𝑅3)
0,33 𝑥 100 𝑥 33
= (0,33𝑥100.)+(0,33 𝑥 33)+(100 𝑥 33)
1089
= 3.343,8

= 0,3256kΩ

 IT = I1 + I2 + I3
=36,4 + 0,12 + 0,36
= 36,88 mA (secara perhitungan)
= 37,39 mA (secara pengukuran)
V
 I1 = 𝑅1
12
= 330

= 0,00363 mA (secara perhitungan)

V
 I2 = 𝑅2
12
= 100.000

= 0,00012 mA (secara perhitungan)


V
 I3 = 𝑅3

12
= 33000

= 0,00036 mA (secara perhitungan)

37
VIII. KESIMPULAN
1. Hukum kirchoff menyatakan penjumlahan arus yang masuk satu simpul sama
dengan penjumlahan arus yang meninggalkan simpul tesebut.
2. Pada percobaan hokum kirchoff pada rangkaian parallel kita peroleh resistansi
penggantinya 0,3256 kΩ dan untuk arus yang diperoleh 𝐼1 =
0,00363 𝑚𝐴 ; 𝐼2 = 0,00012 𝑚𝐴 ; 𝐼3 = 0,00036 𝑚𝐴
3. Jika dibandingkan antara nilai dari perhitungan dan pengukuran sudah
mendekati kesamaan.

IX. SARAN
1. Lebih teliti saat melihat kode warna pada resistor.
2. Pemasangan resistor pada Bread Board harus benar, karena berpengaruh pada
hasil analisis.

X. LAMPIRAN

38
PERCOBAAN 8
HAMBATAN TOTAL PADA RANGKAIAN RLC

I. TUJUAN
1. Merangkai rangkaian R-L-C pada papan kerja
2. Mampu menghitung besar impedansi (Z) pada rangkaian-rangkaian baik RL,
RC, dan RLC dan membandingkan dengan hasil pengamatan praktikum

II. KESELAMATAN KERJA


1. Peserta praktikum menggunakan baju praktikum
2. Operasikan RLC meter sesuai dengan prosedur
3. Rangkai percobaan dengan benar
4. Tempatkan peralatan pada tempat yang aman

III. TEORI DASAR

Rangkaian RLC adalah rangkaian yang terdiri dari resistor, induktor,dan


kapasitor, dihubungkan secara seri atau paralel. Mengapa di namakan RLC,
karena nama ini menjadi simbol listrik biasa untuk ketahanan, induktansi dan
kapasitansi masing-masing. Rangkaian ini membentuk osilator harmonik dan akan
beresonansi hanya dalam cara yang sama sebagai rangkaian LC.
Resistor (suatu komponen yang berfungsi untuk membagi tegangan atau
arus listrik pada suatu rangkaian listrik).
Induktor adalah suatu komponen yang terbuat dari lilitan berfungsi
menyimpan energi pada medan magnet yang dihasilkan oleh arus listrik yang
melewatinya.
Kapasitor adalah suatu komponen yang terbuat dari dua keping logam
yang dirangkai sejajar yang dapat menyimpan energi pada medan listrik pada
rangkaian arus bolak-balik.

39
Ada berbagai macam jenis RLC untuk sirkuit ini. Sehingga rangkaian ini
paling banyak digunakan dalam berbagai jenis rangkaian osilator. Rangkaian yang
terpenting adalah untuk tuning, seperti di penerima radio atau televisi, di mana
digunakan untuk memilih rentang frekuensi yang sempit dari gelombang radio
ambien.
Rangkaian RLC ini sering di sebut sebagai sirkuit disetel. Sebuah
rangkaian RLC dapat digunakan sebagai band-pass filter atau band-stop filter.
Tuning aplikasi, misalnya contoh dari band-pass filter. Filter RLC digambarkan
sebagai sirkuit kedua-order, yang berarti bahwa setiap tegangan atau arus pada
rangkaian dapat digambarkan dengan persamaan diferensial orde kedua dalam
analisis rangkaian.
Tiga elemen penting dalam rangkaian ini dapat di kombinasikan dalam
sejumlah topologi yang berbeda. Semua tiga elemen secara seri atau ketiga
elemen secara paralel adalah rangkain sederhana dalam konsep dan yang paling
mudah untuk menganalisa. Namun demikian, pengaturan lain, beberapa dengan
kepentingan praktis di sirkuit nyata.
Ketiga komponen tersebut jika dirangkai dengan sumber tegangan atau
arus listrik bolak-balik maka akan menghasilkan pengaruh yang berbeda pada
tegangan dan arus listrik. rangkaian tersebut dapat disimbolkan dengan R//L// C.
Untuk mencari/menganalisa besaran hambatan pada rangkaian R,L,C yang
berupa impedansi (Z) kita harus mencari besaran reaktansi kapasitif (XC) dan
besaran reaktansi induktif (XL) yang dapat dicari dengan rumus-rumus sebagai
berikut :

1. Rumus Reaktansi Induktif (XL) :

Keterangan : 22
π = 3,14 atau 7
XL = Reaktansi induktif (Ω)
L = Nilai induktansi pada induktor
ƒ = Frekuensi (Hz)
(H)

40
2. Rumus Reaktansi Kapasitif (XC) :

Keterangan : π = 3,14 atau 22/7


XC = Reaktansi kapasitif (Ω) C = Nilai kapasitas pada kapasitor
ƒ = Frekuensi (Hz) (F)

3. Hambatan Total Rangkaian RL (ZL)

Z = √R2 + XL2

Keterangan : XL = Reaktansi kapasitif Induktor


(Ω)
Z = Hambatan total

R = Resistor (Ω)

4. Hambatan Total Rangkaian RC (ZC)

41
Z = √R2 + XC2

Keterangan : Xc = Reaktansi kapasitif Kapasitor


Z = Hambatan total (Ω)
R = Resistor (Ω)

5. Hambatan total rangkaian R,L,C

Z = √R2 + (XL − 𝑋𝑐)2

Keterangan : Xc = Reaktansi kapasitif


Z = Hambatan total Kapasitor(Ω)
R = Resistor (Ω) XL = Reaktansi kapasitif Induktor
(Ω)

IV. BAHAN DAN PERALATAN


1. Bahan: 2. Alat:
 Kapasitor  Tang
 Induktor  Obeng
 Resistor  LRC Meter digital
 Black board  Pengupas kabel

42
V. LANGKAH KERJA
1. Mengukur R-C
a. Siapkan sebuah resistor dan kapasiror.
b. Susun kedua benda tersebut pada media black board secara seri

c. Pastikan kedua benda tersusun dengan benar


d. Rapikan rangkaian agar mudah dalam melakukan pengukuran
e. Ukur menggunakan RLC meter dan amati nilai yang terukur.

2. Mengukur R-L
a. Siapkan Sebuah resistor dan induktor.
b. Susun kedua benda tersebut pada media papan kerja secara seri.

c. Pastikan kedua benda tersusun dengan benar.


d. Rapikan rangkaian agar mudah dalam melakukan pengukuran.
e. Ukur menggunakan RLC meter dan amati nilai yang terukur.

43
3. Mengukur R-L-C
a. . Buatlah rangkaian R-L-C pada media papan kerja seperti gambar berikut.

b. Pastikan kedua benda tersusun dengan benar.


c. Rapikan rangkaian agar mudah dalam melakukan pengukuran.
d. Ukur menggunakan RLC meter dan amati nilai yang terukur.

VI. DATA DAN HASIL PENGUKURAN


1. Rangkaian RC
1
XC =
2πfc
1
=
2 × π ×50 ×4,5

= 7, 0736 × 10-4 Ω
Z = √R2 + XC2

Z = √(33000)2 + (7,0736 𝑥 10−4 )2


Z = 33.000 Ω
Z = 33 KΩ

R L Xc RC
Teori 33 KΩ 4,5 µF 7,0736 x 10-12 33 KΩ
Pengamatan 32,23 KΩ 4,515 µF 32,23 KΩ

44
2. Rangkaian RL

XL = 2 × π × f × L

= 2 × π × 50 × 3,553

= 1116,2079 Ω

Z = √R2 + XC2

Z = √(33000)2 + (1116,2079)2

Z = 33018,87 Ω

Z = 33,0129 KΩ

R L XL Z

Teori 33000 Ω 3,5503 mH 1116,2079 Ω 33,0129 KΩ


Pengamatan 32230 Ω 3,5503 mH 32,28 KΩ

3. Rangkaian RLC

Z = √R2 + (X L − 𝑋𝑐)2

Z = √330002 + (1116,2079 − 7,0736 𝑥 10−4 )2

Z = 32981,117 Ω

Z = 32,981 KΩ

R L C Z
Teori 33000 Ω 3,553 mH 4,5 µF 32,98 KΩ
Pengamatan 32230 Ω 3,553 mH 4,515 µF 32,23 KΩ

45
VII. ANALISIS DAN PEMBAHASAN
1. Antara hasil pengukuran rangkian dengan hasil pengamatan menunjukkan
nilai yang hampir sama
2. Tiap-tiap alat baik R,L,C punya impedansi, dan pada rangkaian L dan C dapat
diperoleh dari reaktansi induktif dan reaktansi kapasitif.

VIII. KESIMPULAN

Pada rangkaian R,L,C terdapat Impedansi (Z) yaitu nilai hambatan yang
dihasilkan dari beban berupa resistor dengan induktor / resistor dengan kapasitor /
resistor dengan induktor dan kapasitor yang dirangkai secara seri atau pun paralel.
Untuk mengetahui nilai impedansi (Z) pada rangkaian paralel resistor , induktor,
kapasitor pada arus bolak-balik dapat dilakukan dengan cara menghitung
nilai reaktansi induktif (XL), dan reaktansi kapasitif (XC).

IX. SARAN

Untuk mendapatkan hasil yang presisi dalam setiap pengukuran maka


perlu dilakukan pengecekan alat ukur terlebih dahulu, apakah alat ukur yang
digunakan masih dalam keadaan baik atau tidak.
Dalam setiap praktikum diharapkan setiap praktikan dapat memahami
langkah kerja serta mentaati segala peraturan laboratorium serta menjaga
ketertiban.

X. LAMPIRAN

46

Anda mungkin juga menyukai