Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PERCOBAAN FISIKA DASAR II

TUGAS BESAR: RAILGUN


Dosen Pengampu:
Ridlo Wahyudi Wibowo, M.Si.

Disusun oleh: Kelompok 1

Arif Darmawan
1157040005

Dicky Anggara

1157040016

Faisal Wahyu A

1157040021

Avinka Hidayat
1157040007

Helmi Fauzi
1157040025

Ayu Novi Rianty


1157040008

Kuni Rahayu
1157040030

Dewi Apriyani
1157040015

JURUSAN KIMIA

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI


UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG
2016

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Ilmu fisika merupakan salah satu ilmu yang banyak diaplikasikan seluruh dunia ini.
Dalam ilmu fisika terdapat bahasan mengetani listrik dan magnet dan salah satu materi
yang menyangkut dengan percobaan ini adalah tentang Gaya Lorentz yang diaplikasikan
pada alat Railgun.
Seperti yang telah dikatakan sebelumya bahwa salah satu aplikasi dari ilmu fisika
ini adalah railgun. Tapi jika hanya dengan mengetahui secara teks saja tidaklah cukup,
maka dari itu percobaan dari aplikasi gaya Lorentz ini dilakukan dengan percobaan
membuat railgun sederhana, juga selain dari mengaplikasikan tentulah bertujuan
memahami cara kerja dari railgun itu sendiri dan mengetahui hal-hal yang mempengaruhi
terhadap railgun ini sendiri.
1.2 Rumusan masalah
1. Bagaimana cara membuat railgun sederhana?
2. Bagaimana cara railgun bekerja?
3. Hal apa saja yang mempengaruhi railgun?
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari percobaan ini yaitu:
1. Membuat railgun sederhana.
2. Memahami cara kerja railgun.
3. Mengetahui hal-hal yang mempengaruhi railgun.

BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian
Railgun adalah senjata/senapan yang keseluruhan bekerja secara elektris, yang
mengakselerasi proyektil konduktor di antara sepasang rel logam. Railgun bekerja dengan
prinsip yang sama seperti motor homopolar. Railgun menggunakan dua kontak geser/gulir
yang memungkinkan arus listrik besar melewati proyektil. Arus listrik ini berinteraksi
dengan medan magnet kuat yang dihasilkan oleh sepasang rel logam dan hal inilah yang
mengakselerasi proyektil. Karakteristik khusus rail gun adalah tidak digunakannya
propelan (hanya proyektil dan energi elektris) dan kemampuannya untuk meluncurkan
proyektil jauh lebih cepat dari teknologi senjata api.
Railgun sudah lama dikenal sebagai teknologi eksperimental dan demonstrator. Akan
tetapi dalam beberapa tahun terakhir, teknologi ini sudah menjadi teknologi militer yang
layak. Sebagai contoh, pada akhir 2000an, AL AS menguji railgun yang mampu
mengakselerasi proyektil sebesar 3,2 kg hingga sekitar 2,4 km/detik (5.400 mil per jam).
Mereka memberi motto proyek ini dengan bahasa Latin Velocitas Eradico, yang berarti
Kecepatan yang Menghancurkan tetapi dapat diartikan lebih akurat menjadi Saya Cepat
dan Saya Menghancurkan.
Terpisah dari aplikasi militer, railgun juga diusulkan untuk meluncurkan pesawat
ruang angkasa ke orbit. Selain jalur peluncuran yang harus panjang (dan akselerasi untuk
mencapai orbit memerlukan waktu yang jauh lebih lama), peluncuran semacam ini juga
hanya terbatas untuk pesawat ruang angkasa tanpa awak.

2.2

Sejarah Railgun
Pada 1918, penemu asal Perancis, Louis Octave Fauchon-Villeplee, menemukan

sebuah meriam elektrik yang mempunyai kemiripan dengan motor linear. Dia
mendaftarkan penemuaanya ke paten AS pada 1 April 1919, yang telah diresmikan pada
Juli 1922 dengan nomor 1,421,435 Electric Apparatus for Propelling Projectiles. Pada
alatnya, dua buah busbar dihubungkan dengan sayap dari sebuah proyektil, dan
keseluruhan alatnya dikelilingi oleh medan magnetis. Dengan mengalirkan listrik melewati
busbar dan proyektil, gaya terinduksi dan mendorong proyektil sepanjang busbar dan
selanjutnya ke sasaran/target.

Selama PD II, ide ini kembali dimunculkan oleh Joachim Hnsler, Kantor Artileri
Jerman. Dia mengusulkan senapan elektrik anti-pesawat. Pada akhir 1944 sudah cukup
teori yang dikerjakan untuk membuat Flak Command Lutwaffe mengeluarkan spesifikasi
senapan yang diharapkan. Mereka mengharapkan kecepatan laras 2.000 m/detik dengan
proyektil yang mengandung 0,5 kg bahan peledak. Senapan ini didesain dengan 6 laras
yang menembakkan 12 amunisi per menit. Akan tetapi senjata ini tidak pernah dibuat.
Ketika detail desain ditemukan setelah perang, ketertarikan akan senjata ini kembali
meningkat dan penelitian yang lebih detail telah dilakukan. Puncaknya pada laporan di
tahun 1947 yang menyimpulkan bahwa senjata ini layak secara teoritis, hanya saja setiap
senjata ini akan membutuhkan energi yang sangat besar, yang diperkirakan cukup untuk
menerangi setengah kota Chicago.
Selama 1950, Sir Mark Oliphant, seorang ilmuwan Australia dan direktur pertama
Research School of Physical Sciences di Australian National University, mulai desain dan
pembuatan generator homopolar terbesar di dunia (500 megajoule). Generator ini
digunakan untuk mengoperasikan railgun skala besar yang dipakai untuk instrumen ilmiah.

2.3 Cara Kerja Railgun


Railgun, atau senapan rel, tersusun atas dua rel, satu peluru, dan satu sumber listrik
yang besar sekali. Jika peluru ditaruh di antara kedua rel dan listrik dialirkan dari rel satu
ke rel lainnya, kedua rel akan menimbulkan medan magnet. Karena arus listrik pada peluru
dan gaya magnet dari rel, peluru akan mengalami gaya Lorentz sehingga bergerak
sepanjang rel. Kecepatan akhir yang bisa dihasilkan mungkin cukup untuk melempar
peluru kecil ke orbit sekitar bumi, kalau tidak dihalangi gesekan udara.

Skema prinsip kerja railgun. Sumber: Wikipedia.

Arus listrik mengalir dari terminal positif power supply, naik rel positif, melewati
armatur, turun ke rel negatif dan akhirnya kembali ke power supplay melalu iterminal
negative. Arus yang mengalir pada kabel apapun membentuk medan magnet disekitarnya,
daerah dimana gaya magnetik dirasakan. Medan magnet ini mempunyai ukuran dan arah.
Pada railgun, kedua renya berperan seperti kabel, dengan medan magnet yang berputar di
rel. Garis gaya dari medan magnet berputar berlawanan dengan arah jarum jam sepanjang
rel positifdan searah jarum jam disepanjang rel negatif. Medan magnet total diantara rel
mengarah vertikal.
Seperti kabel berarus pada sebuah medan elektrik, proyektil juga mengalami gaya
yang disebut sebagai gaya Lorentz. Gaya Lorentz mengarah tegak lurus dari medan magnet
dan arah arus listrik yang mengalir pada armatur.
Gaya Lorentz sejajar dengan rel dan menjauh dari power supply. Besarnya gaya
Lorentz ditentukan dengan persamaan F = (i)(L)(B), dengan F adalah gaya total, i arus
listrik, L panjang rel dan B adalah medan magnetik. Total gaya dapat diperbesar dengan
menambah panjang rel atau jumlah arus listrik. Proyektil di bawah pengaruh gaya Lorentz
berakselerasi ke ujung rel yang berseberangan dengan power supply dan keluar dari dalam
celah. Ketika proyektil keluar dari celah, arus listrik akan terhenti.

BAB III
METODE PERCOBAAN
3.1 Alat
Alat
Paku sepanjang 10 cm
Multi meter
Capit buaya dan kabel
Sumber larus (charger laptop)
Lem
Papan kayu 15 x 10 cm
Aluminum foil
Penggaris

Jumlah
2 buah
1 buah
1 set
1 buah
Secukupnya
1
Disesuaikan kebutuhan
1 buah

3.2 Prosedur Percobaaan


1. Papan kayu dipotong dengan ukuran 15 x 10 cm dengan bantuan penggaris supaya lebih
rapih.
2. Paku kemudian ditempelkan pada papan dengan jarak antar paku 1 cm, paku dilem
dengan lem superglue atau lem kaca supaya tidak gampang lepas.
3. Charger dikontakkan dengan sumber arus, lalu charger dihubungkan dengan kabel, kabel
hitam untuk arus negatie dan kabel merah untuk positif. Pada ujung-ujung kabel dipasang
capit buaya.
4. Capit buaya lalu dikontakkan dengan paku yang sudah mengering. Bagian kanan dialiri
arus listrik positif, dan bagian kiri dialiri arus listrik negatif.
5. Untuk mengecek apakah arus listrik mengalir atau tidak digunakkan multimeter, jika
jarum meteran bergerak artinya sudah mengalir.
6. Lalu disiapkan proyektil jarum dan alumunium foil yang sudah dibentuk, dan diletakkan
diantara kedua paku (rel). Percobaan diamati.

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil percobaan
Hasil percobaan menunjukkan adanya percikan api ketika proyektil dikontakkan
dengan arus positif dan negatif, akan tetapi proyektik tidak menunjukan adanya
pergerakan. Juga hasil dari percikan itu menimbulkan proyektil meleleh dan menempel
pada paku.
4.2 Pembahasan
Dari percobaan itu dapat dikatakan gagal karena proyektil tidak berjalan
sebagaimana mestinya. Seperti yang diketahui bahwa dari persamaannya gaya Lorentz
tergantung pada arus, panjang lintasan dan medan magnet. Diduga kegagalan percobaan
kami ada pada arus yang terbilang rendah dan panjang lintasan yang kecil, sehingga
proyektil pun tidak dapat bergerak. Sedangkan hubungan dengan medan magnetnya, kita
ketahui bahwa medan magnet itu sendiri didapati dari arus listrik yang dialirkan pada
kawat, dan berkebalikan dengan jarak dari titik kawatnya. Jadi dapat dikatakan bahwa
masalah utama pada percobaan ini ada pada arus yang kecil, sehingga gaya yang dihasilkan
tidak cukup besar untuk mendorong proyektil.
Disamping itu juga masalah yang menyebabkannya tidak dapat bergerak adalah
proyektil yang meleleh di rel dan bersatu dengan rel. Pada artikel-artikel yang pernah
dibaca, memang disebutkan juga bahwa railgun yang dikembangkan saat itu memang
belum sempurna karena hanya bisa dipakai sekali, penyebab dipakai sekali itu karena kalor
yang dihasilkan terlalu panas sehingga bisa merusak railgun itu sendiri. Jadi faktor lain
yang menyebabkan proyektil tidak berjalan yaitu melelehnya proyektil di lintasan.

BAB V
KESIMPULAN
Dari percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan:
1. Membuat railgun sederhana dapat dilakukan dengan menggunakan dua batang logam
konduktor, sumber aliran listrik, capit buaya dan kabel untuk menyambungkan dari

sumber aliran listrik, papan untuk membuat rel lurus, lem untuk membuat rel tetap
dan proyektil.
2. Railgun bekerja dari aliran listrik yang sangat besar lalu dialirkan pada kedua rel,
arus listrik yang satu harus bermuatan positif dan pada rel lain negatif. Arus listrik
pada rel ini akan menghasilkan medan magnet. Lalu ketika proyektil ditelakan
diantara kedua rel, peluru akan mendapat aliran listrik dan medan magnet dari rel,
peluru akan mengalami gaya Lorentz. Akan tetapi pada percobaan yang kami
lakukan tidak berhasil.
3. Dari persamaan dan percobaan yang dilakukan beberapa hal yang mempengaruhi
railgun adalah arus listrik, panjang lintasan, medan mangnet dan proyektil yang
meleleh lalu menempel pada rail.
Daftar Pustaka
1. Wikipedia. 2016. Railgun. Tersedia: https://en.wikipedia.org/wiki/Railgun diakses
pada Jumat 27 Mei 2016.
2. Efendi, Rizal. 2014. Railgun. Tersedia: http://rizalefendi3l35.blogspot.co.id/ diakses
pada Jumat 27 Mei 2016.
3. Widiatmoko,
Eko.
2014.

Mesin-mesin

Magnet.

Tersedia:

http://majalah1000guru.net/2014/07/mesin-magnet/ diakses pada Jumat 27 Mei


2016.
4. Do it yourself gadgets. 2013. Homemade Railgun Experiment. Tersedia:
http://www.doityourselfgadgets.com/2013/10/homemade-railgun.html

Anda mungkin juga menyukai