Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN RESMI

PRAKTIKUM FISIKA DASAR I


OSILOSKOP

Ian Naufal Alfisyahr


18/430216/PA/18729
Tanggal Percobaan: 5 November 2018
Asisten Pembimbing: Willy Bordus R. K.

LABORATORIUM FISIKA DASAR


DEPARTEMEN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2018
LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
OSILOSKOP SINAR KATODA
A. Pendahuluan
1. Latar Belakang
Osiloskop merupakan salah satu teknologi yang ada di zaman modern ini yang
memiliki banyak kegunaan dalam kehidupan sehari-hari. Osiloskop ini biasa
digunakan oleh para insinyur, ilmuwan, dan teknisi yang telah lama digunakan
untuk keperluan pengukuran luas atau lebar yang bervariasi. Banyak yang
menyatakan bahwa osiloskop merupakan peralatan elektronika yang serbaguna dan
fungsi utamanya adalah mengukur peralatan elektronik. Dengan menggunakan
osiloskop maka kita dapat mengetahui besarnya frekuensi dari periode dan tegangan
dari suatu sinyal, dengan sedikit penyetelan maka kita dapat menentukan beda fase
antara sinyal masukan dan sinyal keluaran.
Osiloskop merupakan salah satu alat ukur elektronika yang sering kita jumpai
disamping alat ukur yang lain seperti halnya sinyal generator penghitung frekuensi,
alat pengukur geratan (vibrasi) dan alat pengukur deru suara dan sebagainya. Alat
alat ukur tersebut diatas merupakan perangkat alat ukur perbengkelan,
laboratorium, dan industri elektronika, penggunaan osiloskop elektromagnetik ini
dibatasi sampai frequensi ini dibatasi sampai 10 KHz, dan untuk gejala frequensi
tinggi digunakanlah tabung sinar katoda yang biasa disebut CRT (cathoda ray tube)
tabung ini berfungsi untuk mendefleksikan sinar cahaya electron.
Kepentingan alat-alat ukur listrik dalam kehidupan kita tidak dapat disangkal
lagi. Hampir semua alat ukur berdasarkan energi elektrik, karena setiap kuantitas
fisis mudah diubah ke dalam kuantitas elektrik. Begitu pula halnya dengan
osiloskop, yang memiliki begitu banyak manfaat bagi kehidupan manusia.
Osiloskop sangat berguna dalam bidang kesehatan, elektronika (listrik) dan lain
sebagainya.
Mengingat besarnya peranan osiloskop dalam kegiatan manusia maka perlu
dilaksanakan praktikum mengenai osiloskop. Dari praktikum ini di harapkan
praktikan akan memperoleh pengetahuan dan pemahaman yang lebih luas lagi
tentang pengaplikasian serta penggunaan osiloskop secara benar dalam menunjang
kelangsungan hidup manusia. Serta mengetahui elemen penting dalam osiloskop.
2. Tujuan
- Mengetahui cara mengoperasikan osiloskop
- Memahami prinsip kerja osiloskop
- Mengukur tegangan AC dan DC
- Mengukur tegangan pada pemisahan komponen DC dari sumber AC yang
tidak murni
- Mengukur frekuensi
B. Dasar Teori
Osiloskop adalah alat ukur elektronika yang berfungsi memproyeksikan bentuk
sinyal listrik agar dapat dilihat dan dipelajari. Osiloskop dilengkapi dengan tabung sinar
katode. Peranti pemancar elektron memproyeksikan sorotan elektron ke layar tabung
sinar katode. Sorotan elektron membekas pada layar. Suatu rangkaian khusus dalam
osiloskop menyebabkan sorotan bergerak berulang-ulang dari kiri ke kanan.
Pengulangan ini menyebabkan bentuk sinyal kontinyu sehingga dapat dipelajari.
Osiloskop sinar elektron. Alat ukur ini bukan hanya mampu menentukan besarnya
tegangan-tegangan, tetapi mampu pula menentukan bentuk tegangannya. Osiloskop ini
merupakan alat penting untuk pengukuran alat-alat elektronis, termasuk meneliti
pengukur getaran dan lain-lain. Bagian terpenting adalah tabung pancar elektron.
Sebuah kawat pijar memancari tabung nikel (katoda) tertutup dengan zat yang dapat
memperkuat pengiriman elektron (emissie). Disebabkan oleh pemanasan bersama
dengan zat emitter terjadilah ‘awan elektron’ sekitar katoda k; awan ini ‘terisap’ oleh
plat berbentuk bulat; anoda a, yang dihubungkan pada tegangan positif yang cukup
tinggi. Karena pada anoda terdapat sebuah lubang, maka pada anodanya akan
mendapatkan elektron-elektron dalam jumlah kecil. Sisa dari elektron-elektron tadi
akan berjalan dengan kecepatan tinggi.
Bila kita beranggapan bahwa tidak terdapat tegangan pada plat-plat H1 dan H2 dan
V1 dan V2, maka tumpukan elektron-elektron yang tipis akhirnya akan membentur
layar. Layar ini ditutup dengan lapisan fosfor yang dapat mengeluarkan cahaya,
biasanya berwarna hijau, bila dibentur oleh tumpukan-tumpukan elektron.
Pada layar kita akan menyaksikan timbulnya titik hijau pada pertengahan tabung.
Bila kita beranggapan bahwa plat-plat H2 dan V2 dihubungkan pada tegangan positif,
maka tumpukan tadi tidak akan berjalan lurus tetapi oleh H2 dibelokkan ke kanan dan
oleh V2 dilengkungkan ke bawah. Titik hijau akan muncul di layar bagian kanan
bawah. Bila kita perhatikan logam prinsip sebuah osiloskop akan kelihatan bahwa
tegangan yang akan diukur diperkuat dan selanjutnya disalurkan kepada plat-plat V1
dan V2.
Bila pada plat-plat H1 dan H2 tidak diberi tegangan, maka pada layar akan keluar
garis tegak; dalam hal ini kita hanya mampu mengukur besarnya bukan dari tegangan
tersebut. Bila pada plat-plat H1 dan H2 dipasangi tegangan yang peningkatannya
lambat dan penurunannya cepat, maka kumpulan elektron akan bergerak dari kiri ke
kanan. Pada layar secara perlahan-lahan. Pada tiap saat pada waktu kumpulan elektron
menyentuh layar, tempat sentuh ini akan ditentukan secara tegak oleh tegangan antara
V1 dan V2. Dengan kata lain: kumpulan elektron seolah-olah fungsi tegangan dan
waktu pada layarnya.
Frekuensi tegangan antara H1 dan H2 tidak dapat dipilh secara sekehendak, tetapi
harus sebanding dengan tegangan antara V1 dan V2, bila kita memerlukan bentuk tidak
bergerak. Dari generator yang membangkitkan tegangan antara H1 dan H2 harus
generator dengan tegangan gigi gergaji, dikemudikan oleh tegangan dari penguat. Ini
disebut singkronisasi.
Bila frekuensi tegangan gigi gergaji besarnya setengah frekuensi yang akan diukur,
pada layar akan timbul dua perioda dari tegangan yang diukur. Pada osiloskop-
osiloskop modern singkronisasi dari generator gigi gergaji dilakukan oleh penguat Y
dengan cara lain, yang dinamakan ‘triggering’. Karena prinsip bekerjanya osiloskop
tidak berbeda cara pengaturan jalan searah, baik secara singkronisasi maupun dengan
triggering, maka hal ini tidak diperdalam lagi.
Yang penting di sini adalah bahwa kebanyakan osiloskop itu dapat memutuskan
hubungan dengan generator gigi gergaji dan untuk menggantikannya dengan
menghubungkan penguat-X pada plat-H. Dengan cara ini kita umpanya dapat
menghubungkan tegangan bentik sinus pada plat-plat H dan dapat melaksanakan
pengukuran frekuensi dan fase dengan teliti. Osiloskop dengan ‘triggering’ dapat
mengatur generator gigi gergaji dengan tegangan dari luar yang bentuknya bebas,
sehingga kita umpanya dapat meneliti pengapian sebuah motor baku.
Tiap osiloskop dilengkapi dengan satu knop bertuliskan fokus dan satu knop lagi
bertuliskan intensitas. Dengan knop fokus dapat mengatur ketajaman kumpulan dan
dengan knop intensitas, kejernihannya. Dianjurkan agar pada pemakaian osiloskop
jangan mempertajam kejernihannya melampaui yang diperlukan.
Pada kejernihan terlalu tajam lama-lama layarnya akan terbakar, artinya bahwa
lapisan fosfor kehilangan kejernihan, sehingga osiloskopnya kurang berfungsi.
Komponen utama osiloskop adalah tabung sinar katoda ( CRT ). Prinsip kerja tabung
sinar katoda adalah sebaga
Elektron dipancarkan dari katoda akan menumbuk bidang gambar yang dilapisi oleh
zat yang bersifat flourecent. Bidang gambar ini berfungsi sebagai anoda. Arah gerak
elektron ini dapat dipengaruhi oleh medan listrik dan medan magnetik. Umumnya
osiloskop sinar katoda mengandung medan gaya listrik untuk mempengaruhi gerak
elektron kearah anoda. Medan listrik dihasilkan oleh lempeng kapasitor yang dipasang
secara vertikal, maka akan terbentuk garis lurus vertikal dinding gambar. Selanjutnya
jika pada lempeng horizontal dipasang tegangan periodik, maka elektron yang pada
mulanya bergerak secara vertikal, kini juga bergerak secara horizontal dengan laju
tetap.Sehingga pada gambar terbentuk grafik sinusoidal.
Sebuah benda bergetar sekaligus secara harmonik, getaran harmonik (super posisi)
yang berfrekuensi dan mempunyai arah getar sama akan menghasilkan satu getaran
harmonik baru berfrekuensi sama dengan amplitudo dan fase tergantung pada
amplitudo dan frekuensi setiap bagian getaran harmonik tersebut. Hal itu berdasarkan
metode penambahan trigonometri atau lebih sederhananya lagi dengan menggunakan
bilangan kompleks. Bila dua getaran harmonik super posisi yang berbeda, frekuensi
terjadi getaran yang tidak lagi periodik.
Basis waktu secara periodik menggerakkan bintik cahaya dari kiri kekananmelalui
permukaan layar. Tegangan yang akan diperiksa dimasukkan ke Y atau masukan
vertikal osiloskop, menggerakkan bintik keatas dan kebawah sesuai dengan nilai
tegangan yang dimasukkan. Selanjutnya bintik tersebut menghasilkan jejak berkas
gambar pada layar yang menunjukkan variasi tegangan masukan sebagai fungsi dari
waktu. Bila tegangan masukan berkurang dengan laju yang cukup pesat gambar akan
kelihatan sebagai sebuah pola yang diam pada layar.
Bagian-bagian osiloskop
1. Volt atau div : Untuk mengeluarkan tegangan AC.
2. CH1 (Input X) : Untuk memasukkan sinyal atau gelombang yang diukur atau
pembacaan posisi horisontal.
3. AC-DC : Untuk memilih besaran yang diukur.
4. Ground : Untuk memilih besaran yang diukur.
5. Posisi Y : Untuk mengatur posisi garis atau tampilan dilayar atas bawah.
6. Variabel : Untuk kalibrasi osciloskop.
7. Selektor pilih : Untuk memilih Chanel yang diperlukan untuk pengukuran.
8. Layar : Menampilkan bentuk gelombang.
9. Inten : Mengatur cerah atau tidaknya sinar pada layar Osiloskop.
10. Rotatin : Mengaur posisi garis pada layar.
11. Fokus : Menajamkan garis pada layar.
12. Position X : Mengatur posisi garis atau tampilan kiri dan kanan.
13. Sweep time/ div : Digunakan untuk mengatur waktu periode (T) dan Frekwensi
( f ).
14. Mode : untuk memilih mode yang ada.
15. Variabel : Untuk kalibrasi waktu periode dan frekwensi.
16. Level Menghentikan gerak tampilan layar.
17. Exi Trigger : Untuk trigger dari luar.
18. Power : untuk menghidupkan Osciloskop.
19. Cal 0,5 Vp-p : Kalibrasi awal sebelum Osciloskop digunakan.
20. Ground Osciloskop yang dihubungkan dengan ground yang diukur.
21. CH2 ( input Y ): Untuk memasukkan sinyal atau gelombang yang diukur atau
pembacaan Vertikal.
C. Metode Penelitian
1. Alat
a. Satu buah osiloskop sinar katoda MCP tipe CQ626
b. Probe dengan socketnya 1 buah
c. Baterai 1.5 V (sumber tegangan DC)
d. Satu buah osilator (sumber tegangan AC)
e. Beberapa kabel penghubung
f. Rangkaian resistor seri
g. Rangkaian resistor-kapasitor seri
2. Skema Penelitan
2.1 Kalibrasi
2.2 Mengukur Tegangan AC

2.3 Mengukur Tegangan DC

2.4 Memisahkan Komponen DC dari Sumber AC yang Tidak Murni

Keterangan: Untuk percobaan sapu bintik dan fungsi tombol, tidak ada skema
penelitian karena tidak ada yang harus dirangkaikan seperti apa, hanya
osiloskop saja dan bermain tombol saja.
3. Tata Laksana Penelitian
3.1 Kalibrasi
- Sebelum dimulai, semua tombol-tombol yang ada di osiloskop dipastikan
dalam keadaan default
- Kabel osiloskop dihubungkan ke listrik
- Osiloskop dinyalakan dengan menekan tombol power
- Bintik yang sudah muncul di layer diatur dengan posisi (0, 0) dengan
menggunakan tombol position ►◄ dan position ▲▼
- Probe yang ada pengaitnya dikaitkan pada CAL yang ada di bawah layer
- Garis yang muncul diposisikan di tengah, lalu tombol time/div dan volt/div
diputar dan diarahkan ke 0.5 ms untuk time/div dan 5 v/div untuk volt/div
3.2 Fungsi Tombol
- Bintik dipindahkan ke posisi (0, 0) sebelum dimulai
- Bintik dipindahkan dengan memainkan tombol position ◄► dan position
▼▲ di empat titik koordinat, bebas meletakkan titik koordinat dimana saja
sesuai keinginan, misalnya P (2, -2), Q (3, 1), R (-1, -1), dan S (1, 1)
3.3 Sapu Bintik
- Bintik diposisikan ke posisi (0, 0) sebelum dimulai
- Bintik dipindahkan ke pojok kiri asal posisi vertikal tetap pada titik nol dengan
memainkan tombol position ◄►
- Tombol time/div diputar dan diarahkan ke 0.5 s, 0.2 s, hingga 0.2 μs sebagai
variable
- Waktu yang diperlukan bitnik pindah dari kiri ke kanan dihitung
menggunakan stopwatch
- Hasil yang diperoleh dicatat dalam table sesuai variabelnya
3.4 Mengukur Tegangan AC
- Alat disiapkan dan dirangkai sesuai skema
- Bintik diposisikan di titik (0, 0) sebelum dimulai
- Saklar geser CH2 diatur di AC
- Tombol volt/div diatur ke 5 v
- Tombol time/div diputar dari 5 ms hingga 0.5 ms
- Frekuensi pada osilator diatur dari 20 Hz hingga 100 Hz
- Gelombang yang terbentuk digambar di milimeter blok
3.5 Mengukur Tegangan DC
- Alat disiapkan dan dirangkai sesuai skema
- Bintik diposisikan di titik (0, 0) sebelum dimulai
- Saklar geser CH2 diatur di DC
- Tombol time/div diputar dan diarahkan di X-Y
- Tombol volt/div diputar dan diarahkan menuju 1 V
- Perubahan posisi bintik digambar di milimeter blok
3.6 Memisahkan Komponen DC dari Sumber AC yang Tidak Murni
- Alat disiapkan dan dirangkai sesuai skema
- Bintik diposisikan di titik (0, 0) sebelum dimulai
- Saklar geser CH2 diatur di AC
- Tombol volt/div diarahkan ke 5 V dan tombol time/div menuju 0.5 s
- Frekuensi diatur sedemikian rupa hingga membentuk satu gelombang
- Knot yang ada pada baterai diputar, akan terlihat gelombang pada layer naik-
turun
- Perubahan diamati dan digambar di milimeter blok
4. Analisis Data
𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑠𝑎𝑝𝑢 𝑏𝑖𝑛𝑡𝑖𝑘 𝑡
= 10 = ⋯ 𝑠 ................................................. Persamaan 1
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑑𝑖𝑣
𝑣𝑜𝑙𝑡
Volt = × 𝑑𝑖𝑣 .................................................................... Persamaan 2
𝑑𝑖𝑣
𝑣𝑜𝑙𝑡
ΔV = Δh × ...................................................................... Persamaan 3
𝑑𝑖𝑣
𝑡𝑖𝑚𝑒
T= × 𝑑𝑖𝑣 ........................................................................ Persamaan 4
𝑑𝑖𝑣
1
f = 𝑓 ........................................................................................ Persamaan 5
1
Δt = 2 × 𝑠𝑘𝑎𝑙𝑎 𝑡𝑒𝑟𝑘𝑒𝑐𝑖𝑙 ........................................................ Persamaan 6
D. Hasil dan Pembahasan
1. Data Hasil Percobaan
1.1 Kalibrasi
- Time/div = 0.2 ms/div
Div = 2.5 div
T = skala × div = 0.2 ms/div × 2.5 div = 0.5 ms =5.10-4
1 1
f = 𝑇 = 5.10−4 = 2.103 = 2 kHz
- V/div = 50 mV/div
div = 3 div
𝑚𝑉
V = 50 𝑑𝑖𝑣 . 3 div = 150 mV
1.2 Bintik Tajam
(x1 , y1) = (2, -2)
(x2 , y2) = (3, 1)
(x3 , y3) = (-1, -1)
(x4 , y4) = (1, 1)
1.3 Sapu Bintik
Time/div Waktu Waktu eksperimen
0.5 s 5s 8.65 s
0.25 s 2s 3.57 s
0.1 s 1s 1.75 s
50 ms 500 ms 0.8 s

1.4 Mengukur Tegangan DC dengan Scope


Div = 2.25 div
Volt//div = 0.5 V
𝑉
V = 2.25 div × 0.5 𝑑𝑖𝑣
V = 1.125 Volt
1.5 Mengukur Tegangan AC
𝑚𝑠
- Time/div = 0.2 𝑑𝑖𝑣
Div = 5.3 div
𝑚𝑠
T = 0.2 𝑑𝑖𝑣 × 5.3 div = 1.06 ms
T = 1.06 × 10-3 s
1
f = 1.06 × 10−3 = 0.943 × 103
f = 0.943 kHz
𝑣𝑜𝑙𝑡
- Volt/div = 2 𝑑𝑖𝑣
Div = 4.3 div
𝑣𝑜𝑙𝑡
V=2 × 4.3 div = 8.6 volt
𝑑𝑖𝑣
1.6 Memisahkan Komponen DC dari Sumber AC yang Tidak Murni
𝑚𝑠
Time/div = 0.2 𝑑𝑖𝑣
Div = 4.6 div
𝑚𝑠
T = 0.2 𝑑𝑖𝑣 × 4.6 div = 0.92 × 10-3 s
1
f = 9.2 × 10−4 = 1.08 kHz = 1080 Hz
fosilator = 500 Hz
Div = 0.6 div
𝑣𝑜𝑙𝑡
Volt/div = 2 𝑑𝑖𝑣
𝑣𝑜𝑙𝑡
V=2 × 0.6 div = 1.2 volt
𝑑𝑖𝑣

2. Grafik
3. Pembahasan
Pada praktikum kali ini, praktikan telah mencoba menggunakan osiloskop
dengan baik dan benar. Cara merangkaikan alat, khususnya kalibrasi, mengukur
tegangan DC dan AC, serta memisahkan komponen DC dari sumber AC yang tidak
murni, dirangkaikan seperti skema yang tertera pada 3.2. Adapun alat yang
digunakan seperti yang tertera pada 3.1. Sedangkan untuk sapu bintik dan fungsi
tombol tinggal memainkan fungsi tombol saja pada osiloskop.
Sebelum praktikum dimulai alat-alat perlu dicek terlebih dahulu supaya tidak
terjadi kendala yang tidak diinginkan saat praktikum. Praktikum dimulai dengan
menghubungkan osiloskop dengan listrik lalu dinyalakan dengan menekan tombol
on/off. Butuh waktu hanya beberapa detik saja proses munculnya bintik putih pada
layar.
Pada percobaan pertama yang dilakukan adalah kalibrasi. Jika posisi bintik tidak
pada (0, 0), maka perlu diposisikan ke (0, 0) dengan memainkan fungsi tombol
position horizontal dan vertikal. Setelah itu, probe yang ada socketnya diambil
kemudian dihubungkan ke osiloskop melalui lubang input CH2. Pengait yang ada
di probe dikaitkan ke CAL yang ada di bawah layar, akan muncul garis di layar.
Garis yang muncul diposisikan kembali ke tengah, kemudian saklar time/div dan
volt/div diputar dan diarahkan menuju 0.5 ms dan 5 V, akan muncul gambar seperti
grafik 1.
Setelah melakukan kalibrasi, dilakukan percobaan yang kedua, yaitu fungsi
tombol. Probe yang masih terpasang dan terkait perlu dilepas terlebih dahulu dan
percobaan kedua ini tidak ada rangkaian apa-apa, hanya memainkan fungsi tombol
saja. Untuk percobaan ini praktikan diminta untuk memindahkan bintik putih ke
koordinat sebanyak 4 kali dengan posisi koordinat bebas sesuai keinginan. Fungsi
tombol position vertikal dan horizontal dimainkan untuk memindahkan bintik. Titik
koordinat yang praktikan dapatkan adalah P (2, -2), Q (3, 1), R (-1, -1), dan S (1,
1).
Pada percobaan yang ketiga ini dilakukan sapu bintik. Sebelumnya posisi bintik
diposisikan kembali ke (0, 0). Saklar time/div digunakan untuk mengukur besarnya
nilai waktu sapu bintik per satu div pada layar, artinya semakin kecil skala yang
diarahkan maka semakin cepat waktu sapu bintik di layar dan juga sebaliknya.
Dalam melakukan praktikum, untuk percobaan sapu bintik perlu bintik diposisikan
ke pojok kiri asalkan posisi vertikal tetap nol, hanya horizontal yang dimainkan.
Praktikan dituntut untuk menghitung waktu sapu bintik dari skala 0.5 s hingga tidak
mampu menghitung waktu seiring skala semakin kecil. Praktikan hanya mampu
sampai 0.05 s karena semakin kecil skala, maka pergerakan bintik semakin cepat.
Skala yang dapat dihitung dari osiloskopnya dari 0.5 s hingga 2 μs. Berikut data
yang telah didapat setelah diolah
Time/div t ± Δt
0.5 s (8.65 ± 0.05) s
0.25 s (3.57 ± 0.05) s
0.1 s (1.75 ± 0.05) s
0.05 s (8 ± 0.5) 10-1 s
Pada percobaan keempat, dilakukan mencari tegangan DC, yang pertama yaitu
merangkaikan sesuai skema gambar yang telah ditentukan, kemudian volt/div diatur
menuju 0.5 V. Perlakuan tersebut mendapatkan nilai tegangan sebesar 1.125 Volt.
Pada percobaan kelima, dilakukan mencari tegangan AC dengan merangkaikan
sesuai skema gambar. Setelah dilakukan percobaan dan perhitungan, frekuensi yang
diperoleh yaitu sebesar 943 Hz. Dan nilai tegangan yang dihasilkan sebesar 8.6
Volt.
Pada percobaan keenam, dilakukan pemisahan komponen DC dari sumber AC
yang tidak murni, seperti biasa dirangkaikan sesuai skema gambar. Nilai frekuensi
osilator sebenarnya menunjukkan 500 Hz, akan tetapi hasil yang diperoleh sebesar
1080 Hz. Hal ini disebabkan bisa jadi karena faktor alat atau faktor lainnya, yang
penting bukan karena kesalahan praktikan. Begitu juga dengan hasil tegangan 1.2
V. Padahal tegangan baterai 1.5 V.
E. Penutup
1. Kesimpulan
Dari pelaksanaan praktikum yang diperoleh, dapat disimpulkan bahwa:
a. Mengoperasikan osiloskop perlu dipahami cara menggunakan osiloskop, dan
mengetahui fungsi tombol
b. Prinsip kerja osiloskop, yaitu dapat mengukur tegangan dan bentuknya
bagaimana, mengukur frekuensi dan bagaimana bentuknya, dan pencahayaan
pada osiloskop dapat mengetahui bentuk. Prinsip kerja osiloskop sebenarnya
juga berkaitan dengan pergerakan elektron.
c. Tegangan AC yaitu 8.6 V dan tegangan DC yaitu 1.125 V.
d. Frekuensi yang diperoleh dari tegangan AC adalah 943 Hz, sedangkan
frekuensi yang diperoleh dari pemisahan komponen DC dari sumber AC yang
tidak murni sebesar 1080 Hz.
e. Tegangan yang diperoleh dari pemisahan komponen DC dari sumber AC yang
tidak murni sebesar 1.2 V.
2. Saran
Pelaksanaan praktikum ini perlu mengetahui dan mempelajari bagaimana cara
menggunakan scope dan menekan tombol-tombol yang ada di scope, serta
diperlukan ketelitan dan kesabaran dalam melakukan praktikum dan menganalisis
data hasil praktikum.
DAFTAR PUSTAKA
Ensiklopedi Nasional Indonesia. 2004. Bekasi: Delta Pamungkas.
Laboratorium Fisika Dasar 2016: Buku Panduan Praktikum Fisika Dasar Semester I.
Yogyakarta
Wal, Van Der. 1985. Ringkasan Elektro Teknik. Jakarta: Erlangga.
Yogyakarta, 19 November 2018
Asisten Praktikan

Willy Bordus R. K. Ian Naufal Alfisyahr


LAMPIRAN PERHITUNGAN
Percobaan 1 Kalibrasi Osiloskop
𝑣𝑜𝑙𝑡
V= × 𝑑𝑖𝑣
𝑑𝑖𝑣
𝑚𝑣
V = 50 𝑑𝑖𝑣 × 3 𝑑𝑖𝑣

V = 150 mV
𝑣𝑜𝑙𝑡
ΔV = Δh × 𝑑𝑖𝑣
𝑚𝑣
ΔV = 0.1 × 50 𝑑𝑖𝑣
𝑚𝑣
ΔV = 0.5 𝑑𝑖𝑣

Tegangan = V ± ΔV = (150 ± 0.5) 10-3 Volt


𝑡𝑖𝑚𝑒
T=λ× 𝑑𝑖𝑣

T = 2.5 div × 0.2 ms/div


T = 0.5 ms
T = 5 × 10-4 s
𝑡𝑖𝑚𝑒
ΔT = Δλ × 𝑑𝑖𝑣

ΔT = 0.1 × 0.2 ms/div


ΔT = 0.02 ms
T = T ± ΔT = (5.0 ± 0.2) 10-4 s
1 1
f = 𝑇 = 5×10−4 = 2×103 Hz
1 1
Δf = 𝑓 × ΔT = 2×103 × 2×10-5

Δf = 10-8
f ± Δf = (2 ± 10-11) 103 Hz
Percobaan 3 Menggunakan Tombol Time/div
a. Time/div = 0.5 s 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑠𝑎𝑝𝑢 𝑏𝑖𝑛𝑡𝑖𝑘 𝑡
t= = 10
t = 8.65 s 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑑𝑖𝑣

Δt = 0.5 × 0.1 = 0.05 1


Δt = 2 × 𝑠𝑘𝑎𝑙𝑎 𝑡𝑒𝑟𝑘𝑒𝑐𝑖𝑙
t ± Δt = (8.65 ± 0.05) s
b. Time/div = 0.25 s
t = 3.57 s
Δt = 0.5 × 0.1 = 0.05
t ± Δt = (3.57 ± 0.05) s
c. Time/div = 0.5 s
t = 1.75 s
Δt = 0.5 × 0.1 = 0.05
t ± Δt = (1.75 ± 0.05) s
d. Time/div = 0.5 s
t = 800 ms
t = 5 × 10-1
Δt = 0.5 × 0.1 = 0.05
t ± Δt = (8 ± 0.5) 10-1 s
Percobaan 4 Mengukur Tegangan DC
Div = 2.25 div
Volt//div = 0.5 V
𝑉
V = 2.25 div × 0.5 𝑑𝑖𝑣

V = 1.125 Volt
Percobaan 5 Mengukur Tegangan AC
Time/div = 0.2 ms/div
Div = 5.3 div
𝑚𝑠
T = 0.2 𝑑𝑖𝑣 × 5.3 div = 1.06 ms = 1.06 × 10-3 s
1
f = 1.06 × 10−3 = 0.943 × 103 = 0.943 kHz

volt/div = 2 volt/div
div = 4.3 div
𝑣𝑜𝑙𝑡
Vo = 2 𝑑𝑖𝑣
× 4.3 div = 8.6 V

Percobaan 6 Memisahkan Komponen DC dari Sumber AC yang tidak murni


Time/div = 0.2 ms/div
Div = 4.6 div
𝑚𝑠
T = 0.2 𝑑𝑖𝑣 × 4.6 div = 0.92 × 10-3 s
1
f = 0.92×10−3 = 1.08 kHz = 1080 Hz

fosilator = 500 Hz
div = 0.6 div
volt/div = 2 V/div
𝑣𝑜𝑙𝑡
V=2 × 0.6 div = 1.2 volt
𝑑𝑖𝑣

Anda mungkin juga menyukai