Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

“MENCATAT TRANSAKSI AKUNTANSI DESA KE DALAM BUKU BESAR


PEMBANTU”
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Akuntansi Desa
Dosen Pengampuh : Itat Tatmimah, S.E.,M.Si

DISUSUN OLEH
Kelompok 4 :
1. Niken Cahyaningtias (210121031)
2. Lulu Haini Alma (210121001)
3. Moh. Abdul Azis (210121085)

KELAS AK21B
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH CIREBON
2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas berkat rahmat,
taufik, serta hidayah-Nya sehingga kita dapat menyelesaikan penyusunan makalah
yang berjudul “Mencatat Transaksi Akuntansi Desa ke Dalam Buku Besar
Pembantu” dengan tepat waktu. Penulisan makalah ini merupakan salah satu tugas
kelompok yang diberikan dalam mata kuliah Akuntani Desa di Universitas
Muhammadiyah Cirebon. Shalawat serta salam semoga tetap tercurah kepada Nabi
Muhammad SAW yang kelak kita harapkan syafaatnya di yaumul akhir.
Dalam penulisan makalah ini kami merasa masih banyak kekurangan baik
pada teknik penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang kami
miliki. Untuk itu, kritik dan saran dari semua pihak sangat kami harapkan demi
penyempurnaan pembuatan makalah ini.
Dalam penulisan makalah ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih
yang sebesar- besarnya kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan
makalah ini, khususnya kepada Dosen kami yang telah memberikan petunjuk
kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini.

Cirebon, 15 April 2024

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
1. Latar Belakang..............................................................................................1
2. Rumusan Masalah..........................................................................................1
3. Tujuan...........................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................2
1. Pengertian Buku Besar Pembantu................................................................2
2. Proses Pencatatan Transaksi .......................................................................5
3. Tantangan Dalam Pencatatan.......................................................................8
BAB III PENUTUP................................................................................................10
1. Kesimpulan...................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................12

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Transparansi Keuangan Desa. Transparansi dalam pengelolaan keuangan desa
adalah prasyarat penting untuk membangun kepercayaan publik dan menjamin
pengelolaan keuangan yang sehat. Dengan meningkatkan keterbukaan dan
akuntabilitas, transparansi memungkinkan masyarakat untuk mengawasi dan
mengevaluasi bagaimana uang publik mereka digunakan1. Ini mengurangi risiko
korupsi dan penyalahgunaan dana, karena pejabat desa harus bertanggung jawab
atas setiap transaksi keuangan yang mereka lakukan.
Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan: Akuntabilitas dalam pengelolaan
keuangan desa memastikan bahwa pengelola dana desa bertanggung jawab atas
setiap rupiah yang dikeluarkan. Mereka harus dapat menjelaskan bagaimana dana
digunakan dan memberikan bukti yang mendukungnya. Akuntabilitas yang kuat
dapat mencegah penyimpangan dana desa dan mempromosikan penggunaan
anggaran secara efisien.
Manfaat Akuntansi Desa: Akuntansi desa memberikan pemahaman yang jelas
mengenai arus keuangan pemerintahan desa. Dengan mencatat setiap pemasukan
dan pengeluaran dana, pemerintah desa dapat melacak dengan teliti sumber daya
keuangan yang dimiliki dan digunakan4. Ini memfasilitasi partisipasi warga dalam
pengambilan keputusan dan meningkatkan efektivitas program pembangunan desa.

2. Rumusan Masalah
1. Bagaimana proses pencatatan transaksi keuangan desa ke dalam buku besar
pembantu?
2. Apa saja tantangan yang dihadapi dalam pencatatan transaksi akuntansi desa?

3. Tujuan dan Manfaat


1. Untuk mengetahui bagaimana proses pencatatan buku besar pembantu.
2. Untuk mengetahui bagaimana tantangan yang di hadapi dalam pencatatan
transaksi akuntansi desa.

1
BAB II
PEMBAHASAN

1. Pengertian Buku Besar Pembantu


Buku besar pembantu adalah bagian dari buku besar utama pada sistem
akuntansi yang berguna untuk mencatat transaksi bisnis secara rinci. Dalam jurnal
pembantu, setiap akun utama pada jurnal umum terpisah menjadi akun-akun rinci
yang mewakili sifat transaksi tersebut. Dengan demikian, jurnal pembantu
memungkinkan pengelola bisnis untuk memperoleh informasi keuangan yang lebih
detail dan akurat.
Setiap bisnis memerlukan jurnal pembantu dalam mengelola transaksi
keuangan. Hal tersebut karena pengelola bisnis dapat dengan mudah memantau
arus kas, memperoleh laporan keuangan yang lebih rinci, dan memudahkan dalam
pengambilan keputusan bisnis. Selain itu, jurnal pembantu juga membantu
pengelola bisnis dalam mengidentifikasi masalah keuangan pada bisnis dan
membuat rencana perbaikan yang tepat.
FUNGSI BUKU BESAR PEMBANTU
Jurnal pembantu adalah salah satu bagian penting dari SISTEM AKUNTANSI
yang berguna untuk pengelolaan keuangan bisnis. Buku ini memiliki beberapa
fungsi penting dalam pengelolaan keuangan bisnis. Berikut adalah beberapa fungsi
jurnal pembantu:
1. MEMPERMUDAH DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Jurnal pembantu memungkinkan pengelola bisnis untuk memperoleh
informasi keuangan yang lebih detail dan akurat. Dengan informasi tersebut,
pengelola bisnis dapat memutuskan langkah yang tepat agar mengoptimalkan
pengeluaran dan pemasukan bisnis. Selain itu, pengelola bisnis juga dapat
mengetahui apakah bisnis tersebut mengalami kerugian atau keuntungan.
2. MEMPERCEPAT PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Dengan adanya jurnal pembantu, pemilik bisnis dapat mempermudah
pengelolaan bisnis dalam mengidentifikasi masalah keuangan secara cepat dan
akurat. Maka, pemilik bisnis dapat mengetahui transaksi apa yang menjadi
penyebab kerugian atau keuntungan bisnis tersebut. Hal ini yang akan

2
memudahkan pemilik bisnis dalam membuat rencana perbaikan untuk
mengatasi masalah keuangan bisnis tersebut.
3. MEMPERJELAS LAPORAN KEUANGAN
Selanjutnya, jurnal pembantu memungkinkan pemilik bisnis untuk
membuat laporan keuangan yang lebih rinci dan terperinci. Laporan keuangan
yang terperinci akan memberikan gambaran yang lebih jelas mengenai keadaan
keuangan bisnis. Hal ini dapat membantu pemilik bisnis dalam menjawab
pertanyaan INVESTOR, bank, atau pihak lain yang membutuhkan informasi
keuangan bisnis tersebut.
JENIS-JENIS BUKU BESAR PEMBANTU
Jurnal pembantu merupakan alat yang sangat penting dalam pengelolaan
keuangan bisnis. Buku besar ini membantu pengelola bisnis dalam mencatat
transaksi secara rinci, sehingga memungkinkan pemilik bisnis untuk memperoleh
informasi keuangan yang lebih akurat dan terperinci. Berikut beberapa jenis jurnal
pembantu:
1. BUKU BESAR PEMBANTU UTANG
Buku besar jenis ini mencatat transaksi utang yang pemilik bisnis lakukan,
baik utang secara jangka pendek maupun jangka panjang. Setiap transaksi
utang tercatat secara rinci, mulai dari tanggal transaksi, nama pemberi utang,
jumlah utang, jangka waktu pengembalian, serta bunga atau biaya administrasi
lainnya yang terkait. Informasi yang tercatat dalam JURNAL PEMBANTU
UTANG sangat penting dalam membantu pengelola bisnis dalam mengelola
dan mengendalikan utang yang mereka miliki.
2. BUKU BESAR PEMBANTU PIUTANG
Sementara itu, jurnal pembantu piutang mencatat transaksi piutang secara
jangka pendek hingga jangka panjang. Setiap transaksi piutang tercatat secara
rinci, mulai dari tanggal transaksi, nama pihak yang berutang, jumlah piutang,
jangka waktu pengembalian, serta bunga atau biaya administrasi lainnya yang
terkait. Informasi yang tercatat dalam jurnal pembantu piutang sangat penting
dalam membantu pemilik bisnis dalam mengelola hingga mengendalikan
piutang yang mereka miliki.

3
SUMBER TRANSAKSI BUKU BESAR PEMBANTU
Sumber dari pencatatan jurnal pembantu sangat penting dalam memastikan
keakuratan informasi yang tercatat dalam buku besar tersebut. Ada beberapa
sumber pencatatan jurnal pembantu yang umum digunakan. Berikut adalah sumber-
sumbernya, antara lain:
1. FAKTUR PENJUALAN ATAU PEMBELIAN
Sumber faktur penjualan atau pembelian adalah salah satu sumber pencatatan
yang umum digunakan dalam jurnal pembantu. Setiap kali bisnis melakukan
transaksi penjualan atau pembelian, faktur akan diterbitkan sebagai bukti
transaksi. Faktur ini kemudian dicatat ke dalam buku besar pembantu piutang
atau buku besar pembantu utang.
2. BUKTI TRANSFER ATAU CEK
Sumber bukti transfer atau cek juga sering digunakan sebagai sumber
pencatatan dalam jurnal pembantu. Setiap kali bisnis melakukan transaksi
pembayaran piutang atau pembelian barang, bukti transfer atau cek akan
mereka terbitkan sebagai bukti pembayaran. Bukti transfer atau cek ini
kemudian tercatat ke dalam jurnal pembantu piutang atau jurnal pembantu
utang.
3. KAS KECIL
Sumber kas kecil juga dapat menjadi sumber pencatatan dalam jurnal
pembantu. Setiap kali bisnis melakukan transaksi kecil, seperti pembelian
bahan-bahan kecil atau pengeluaran lainnya yang tidak signifikan. Maka, bukti
transaksi tersebut dapat pemilik bisnis catat ke dalam jurnal pembantu kas
kecil.
4. SUMBER JURNAL UMUM
Jurnal umum juga dapat menjadi sumber pencatatan dalam jurnal
pembantu. Setiap transaksi keuangan yang perusahaan lakukan, bukti transaksi
tersebut tercatat ke dalam jurnal umum terlebih dahulu sebelum dicatat ke
dalam jurnal pembantu. Jurnal umum mencatat transaksi secara umum,
sedangkan jurnal pembantu mencatat transaksi secara rinci dan terperinci.

4
2. Proses Pencatatan Transaksi
Penulisan bukti transaksi dari semua informasi yang diperoleh dalam
pencatatan keuangan Desa berdasarkan bukti transaksi yang nyata dan objektif.
Pencatatan penerimaan transaksi sangat penting karena dapat mempengaruhi proses
penyusunan laporan keuangan pekerjaan. Salah satu kesalahan dalam pencatatan
bukti bukti tersebut dapat membuat laporan keuangan tidak valid dan relevan,
sehingga pengguna informasi keuangan tersebut tidak dapat digunakan dengan
baik. Berdasar sumbernya, alat buktigtransaksi ada 2 jenis,kyaitu:
1. Bukti transaksi internal
Bukti transaksi yang diterbitkan pemerintah desa untuk bukti transaksi
keuangan. Bukti transaksi ini terbagi menjadi 2 yaitu:
a. Bukti kas masuk Misalnya kwitansi yang dilakukan oleh pemerintah desa
saat menerima sumbangan masyarakat.
b. Bukti kas keluar Mencatat mengenai pemerintahan desa telah
mengeluarkan uang, misal bukti pencairan uang dalam pembayaran
tagihan pembiayaan dalam pelaksanaan kegiatan desa.
2. Bukti transaksi eksternal
Yang dilakukan pihak luar karena adanya transaksi keuangan. Misalnya,
tagihan, kuitansi, faktur, cek, giro, dan laporan bank. Bukti transaksi eksternal
didapatkan pemerintah desa dari pihak ketiga dengan terjadi transaksi
penggunaan uang desa. Diperlukan kode / nomor pengarsipan dalam bukti
transaksi untuk memudahkan pembatalan, pengecekan, dan pencarian bukti
transaksi setelah pengajuan. Atas bukti transaksi internal yang dicetak
sebelumnya (pre-numbered) atau stempel nomor yang dicetak berurutan jika.
digunakan untuk memudahkan pencatatan, pengecekan, dan pencarian bukti
transaksi, Dapat diberikan penomoran. Bukti transaksi perlu diberikan nomor
filing dengan tujuan memudahkan pencatatan serta pencairan bukti transaksi
sesudah filing. Pemberian nomor filing dapat mempermudah pengecekan arsip
yang sudah dikerjakan jika memungkinkan. Bukti transaksi internal dapat
diberi nomor sebelumnya atau dicetak berurutan saat digunakan.

5
Dengan adanya buku besar kita dapat mencatan bukti transaksi berupa
penerimaan, pendapatan belanja dan pembiayayan dan selanjutnya dicatat pada
buku besar pembantu.
Contoh 1
Tanggal ; 6 April 2016 menerima sewa tanah sebesar; Rp.7.000.000
transaksinya akan dicatat dalam Buku Besar Pendapatan Asli Desa sebesar
Rp7.000.000. Dilanjutkan dicatat dalam Buku Besar Pembantu.

6
Contoh 2
Pada tahun 2016 dilaksanakan pelatihan menjahit yang membutuhkan dana
sebesar Rp15.000.000 untuk pembelian bahan pelatihan menjahit. Dicatat
dalam Buku Besar dan selanjutnya ditulis pada Buku Besar Pembantu.

7
3. Tantangan dalam Pencatatan
Tantangan dalam pencatatan buku besar pembantu seringkali berkaitan dengan
volume transaksi yang tinggi dan kebutuhan untuk detail yang akurat. Berikut
adalah beberapa tantangan yang umum dihadapi:
a. Pemeliharaan Data yang Akurat: Dengan banyaknya transaksi, memastikan
bahwa setiap entri dicatat dengan benar dan tepat waktu bisa menjadi
tantangan.
b. Pengelolaan Sub Akun: Buku besar pembantu seringkali memiliki banyak sub
akun yang harus dikelola dan direkonsiliasi dengan akun utama.
c. Kesalahan Manusia: Risiko kesalahan manusia meningkat dengan
bertambahnya jumlah entri yang harus diproses.
d. Pemisahan Transaksi: Memisahkan transaksi ke dalam kategori yang tepat dan
memastikan bahwa mereka dicatat di buku pembantu yang sesuai.
e. Pembaruan dan Rekonsiliasi: Memperbarui buku besar pembantu secara
berkala dan merekonsiliasikannya dengan buku besar utama untuk memastikan
konsistensi.
f. Penggunaan Teknologi: Mengadopsi dan memanfaatkan teknologi yang tepat
untuk mengotomatisasi dan mempermudah pencatatan serta pengelolaan data.
Untuk mengatasi tantangan dalam pencatatan buku besar pembantu, berikut
adalah beberapa solusi dan rekomendasi:
a. Penerapan Sistem Akuntansi Terintegrasi: Gunakan sistem akuntansi yang
terintegrasi untuk mengotomatisasi proses pencatatan dan analisis data
keuangan. Ini akan membantu dalam pembuatan jurnal pembantu dan
mempermudah pengelolaan keuangan perusahaan1.
b. Pelatihan Staf: Berikan pelatihan yang memadai kepada staf akuntansi untuk
memastikan mereka memiliki keterampilan yang diperlukan dalam
menggunakan sistem akuntansi dan memahami prosedur pencatatan yang
benar.
c. Penggunaan Software Akuntansi: Implementasikan software akuntansi yang
dapat membantu dalam pencatatan keuangan secara otomatis. Hal ini akan
mencegah kesalahan pencatatan dan memudahkan proses penyusunan laporan
keuangan2.

8
d. Pemantauan dan Pengawasan: Lakukan pemantauan dan pengawasan secara
berkala untuk memastikan bahwa semua transaksi dicatat dengan benar dan
tepat waktu.
e. Rekonsiliasi Berkala: Lakukan rekonsiliasi antara buku besar pembantu dengan
buku besar utama secara berkala untuk memastikan konsistensi data.
f. Pengendalian Internal yang Kuat: Kembangkan dan terapkan pengendalian
internal yang kuat untuk meminimalisir risiko kesalahan dan kehilangan data
penting.

9
BAB III
PENUTUP

1. Kesimpulan
Buku besar pembantu adalah bagian penting dari sistem akuntansi yang
memungkinkan pencatatan transaksi bisnis secara rinci. Ini membantu dalam
mengelola dan menganalisis transaksi yang berkaitan dengan akun tertentu seperti
piutang dan utang usaha. Dengan menggunakan buku besar pembantu, perusahaan
dapat memastikan bahwa semua transaksi dicatat dengan benar dan dapat dilacak
kembali dengan mudah, yang pada gilirannya memudahkan penyusunan laporan
keuangan yang efektif dan efisien.
Secara umum, buku besar pembantu berfungsi sebagai alat yang memperluas
informasi dari buku besar umum, memberikan rincian lebih lanjut tentang
perubahan-perubahan dalam akun tertentu. Hal ini sangat berguna dalam skala
perusahaan yang lebih besar, di mana jumlah transaksi bisa sangat banyak dan
kompleks.
Dengan demikian, buku besar pembantu tidak hanya memfasilitasi proses
akuntansi yang lebih terorganisir tetapi juga mendukung transparansi dan akurasi
dalam pelaporan keuangan. Ini merupakan langkah penting dalam memastikan
kepatuhan terhadap standar akuntansi dan regulasi yang berlaku.

10
DAFTAR PUSTAKA

 https://www.kompas.com/skola/read/2022/04/13/110000169/buku-besar-
pembantu--pengertian-fungsi-jenis-dan-sumber-pencatatannya
 https://www.equiperp.com/blog/pengertian-buku-besar-pembantu/

11

Anda mungkin juga menyukai