Anda di halaman 1dari 46

MODUL I

KOMPONENEN ELEKTRONIKA DASAR

A. Tujuan
1. Mengetahui macam-macam komponen elektronika
2. Menentukan besar nilai resistor
B. Alat dan Bahan
1. Multimeter
2. Kapasitor
3. Transistor
4. Bread Board
C. Dasar Teori

1. Komponen Pasif
Komponen pasif adalah komponen elektronika yang dalam
pengoperasiannya tidak memerlukan sumber tegangan atau sumber arus
tersendiri. Adapun yang termasuk komponen pasif antara lain :
a. Resistor
Resistor adalah suatu komponen elektronika uang fungsinya untuk
menghambat aus listrik. Resistor dapat dibagi menjadi dua, yaitu :
1) Resistor Tetap
Resistor tetap adalah resistor yang memiliki nilai hambatan yang
tetap. Resistor memiliki batas kemampuan daya misalnya : 1/16
watt, 1/8 watt, ¼ watt, ½ watt dsb. Artinya resistor hanya dapat
dioperasikan dengan daya maksimal sesuai dengan kemampuan
dayanya.
Untuk mengetahui nilai hambatan suatu resistor dapat dilihat atau
dibaca dari warna yang tertera pada bagian luar badan resistor
tersebut yang berupa gelang warna.

1
1.1. Tabel Kode Warna Resitor

Keterangan untuk 4 band :


- Gelang ke-1 dan ke-2 menyatakan angka dari resistor tersebut.
- Gelang ke-3 menyatakan faktor pengali (banyaknya nol).
- Gelang ke-4 menyatakan toleransi.

Misalnya :

Resistor dengan warna : merah hitam kuning perak

Maka nilainya : 2 0 104 10%

Berarti nilai resistor tersebut adalah = 200.000 Ohm atau 200K


ohm dengan toleransi sebesar 10%. Range hambatan resistor
tersebut adalah

= 200.000 ± 10%

= 10% × 200.000 = 20.000 Ohm

= 200.000 – 20.000 sampai 200.000 + 20.000

= 180.000 sampai 220.000 Ohm.

2) Resistor yang Tidak Tetap (Variabel)

2
Ialah resistor yang nilai hambatannya atau resistensinya dapat
diubah-ubah. Jenisnya antara lain : hambatan geser, trimpot dan
potensiometer. Yang banyak digunakan ialah trimpot dan
potensiometer.

b. Kapasitor
Kapasitor adalah suatu komponen elektronika yang dapat menyimpan
dan melepaskan muatan listrik atau energy listrik. Kemampuan untuk
menyimpan muatan listrik pada kapasitor disebut dengan kapasitansi
atau kapasitas. Seperti halnya hambatan, kapasitor dapat dibagi
menjadi :
1) Kapasitor Tetap
Kapasitor tetap merupakan kapasitor yang mempunyai nilai
kapasitas yang tetap. Kapasitor dapat dibedakan dari bahan yang
digunakan sebagai lapisan diantara lempeng-lempeng logam yang
disebut dielektrikum. Dielektrikum tersebut dapat berupa keramik,
mika, mylar, kertas, polyester ataupun film. Pada umumnya
kapasitor yang terbuat dari bahan diatas nilainya kurang dari 1
mikrofarad (1mF). Satuan kapasitor adalah Farad, dimana 1 farad =
103 mF = 106 mF = 109 nF = 1012 pF.
Untuk mengetahui besarnya nilai kapasitas atau kapasitansi pada
kapasitor dapat dibaca melalui kode angka pada badan kapasitor
tersebut yang terdiri dari 3 angka. Angka pertama dan kedua
menunjukkan angka atau nilai, angka ketiga menunjukkan faktor
pengali atau jumlah nol, dan satuan yang digunakan ialah pikofarad
(pF). Conroh : Pada badan kapasitor tertulis angka 103 artinya nilai
kapasitas dari kapasitor tersebut adalah 10x103 pF = 10 x 1000 pF
= 10nF = 0,01 mF.

3
2) Kapasitor Tidak Tetap
Kapasitor tidak tetap adalah kapasitor yang memiliki nilai
kapasitansi atau kapasitas yang dapat diubah-ubah. Kapasitor ini
terdiri dari :
a) Kapasitor Trimer
b) Kapasitor yang nilai kapasitansinya dapat diubah-ubah dengan
cara memutar porosnya dengan obeng. Variabel Capasitor
(Varco)
c) Kapasitor yang nilai kapasitansinya dapat diubah-ubah dengan
memutar poros yang tersedia. (bentuk menyerupai
potensiometer)

Jenis-jenis kapasitor

c. Inductor atau kumparan


Bentuk dasar dari sebuah inductor adalah kawat yang dililitkan
menjadi sebuah koil. Inductor mempunyai sifat yang di sebut dengan
induktansi, artinya adalah jika arus meningkat maka medan magnet
juga akan meningkat mengikuti perbesaran dari arus.
Contoh inductor

4
d. Transformator
Transformator disingkat dengan trafo. Trafo terdiri dari dua buah
lilitan yaitu lilitan primer dan lilitan sekunder. Trafo bekerja
berdasarkan system perubahan gaya medan listrik, yang dapat
digunakan untuk menaikan atau menurunkan tegangan listrik AC.

Cara kerja transformator : arus bolak balik ( AC ) melewati koil utama


( kumparan primer ) yang menginduksi arus bolak balik di koil ke dua
( kumparan sekunder )

2. Komponen Aktif
Komponen aktif adalah komponen elektronika yang dalam
pengoperasiannya memerlukan sumber arus atau sumber tegangan
tersendiri. Yang termasuk komponen aktif antara lain :
a. Transistor
Transistor memiliki dua jenis yaitu : Transistor Bipolar dan Transistor
Unipolar.

5
Transistor Bipolar adalah trasnsistor yang memiliki dua
persambungan kutub. Transistor Unipolar adalah transistor yang
hanya memiliki satu buah persambungan kutub. Transistor biasa
terdiri dari 3 buah kaki yang masing-masing diberi nama : emitor,
basis dan kolektor. Transistor bipolar dapat diibaratkan dengan dua
buah dioda. Untuk mengethaui kaki-kaki transistor. Dan untuk
mengetahui kaki-kaki transistor dengan menggunakan multitester.
Transistor unipolar adalah FET (Field Effect Transistor) yang tediri
dari JFET kanal N, JFET kanal P, MOSFET kanal N, dan MOSFET
kanal P.

Contoh transistor

b. Dioda (Pn Junction)


Dioda merupakan suatu semikonduktor yang hanya dapat menghantar
arus listrik dan tegangan pada satu arah saja. Bahan pokok untuk
pembuatan diode adalah Germanium (Ge) dan Silikon/Silsilum (Si).
Dioda terdiri dari :
1) Dioda Kontak Titik
Dioda ini dipergunakan untuk mengubah frekuensi tinggi menjadi
frekuensi rendah. Contoh tipe dari diode ini misalnya : OA 70, OA
90 dan 1N 60.
2) Dioda Hubungan
Dioda ini dapat mengalirkan arus tegangan yang besar hanya satu
arah. Dioda ini biasa digunakan untuk menyearahkan arus dan

6
tegangan. Dioda ini memiliki tegangan maksimal dan arus
maksimal, misalnya Dioda tipe 1N4001 ada 2 jenis yaitu yang
berkapasitas 1A/50V dan 1A/100V.
3) Dioda Zener
Dioda Zener adalah dioda yang bekerja pada daerah breakdown
atau pada daerah kerja reverse bias. Dioda ini Banyak digunakan
untuk pembatas tegangan. Tipe dari dioda zener dibedakan oleh
tegangan pembatasnya. Misalnya 12 V, ini berarti dioda zener
dapat membatasi tegangan yang lebih besar dari 12 V atau menjadi
12 V.
4) Dioda Pemancar Cahaya (LED)
LED adalah kepanjangan dari light Emitting Diode (Dioda
Pemancar Cahaya). Dioda ini akan mengeluarkan cahaya bila
diberi tegangan sebesar 1,8 V dengan arus 1,5 mA. LED banyak
digunakan sebagai lampu indicator dan peraga (display).
Jenis – jenis Dioda

D. Prosedur Percobaan

1. Memasang resistor pada Bread Board


2. Memposisikan skala multimeter pada skala “ohm meter”
3. Arahkan kututb positif dan negatif pada kaki-kaki resistor
4. Mencatat hasil pengamatan
5. Amatilah kode warna pada masing resisitor
6. Bandingkan hasil pengamatan dengan pengukuran

7
E. Hasil Percobaan

1. Pengukuran Manual

No Warna Nilai( Ω )
1 Coklat, Hijau, Hitam dan Emas. 16
2 Merah, Hitam, Merah dan Emas. 1,988
3 Abu-abu, Merah, Coklat dan Emas. 805
4 Hijau, Biru, Hitam dan Emas. 57
5 Merah, Biru, Coklat dan Emas 272

2. Penghitungan Manual

No Warna Nilai( Ω )
1 Coklat, Hijau, Hitam dan Emas. 15 ± 5 %
2 Merah, Hitam, Merah dan Emas. 2000 ± 5 %
3 Abu-abu, Merah, Coklat dan Emas. 820 ± 5 %
4 Hijau, Biru, Hitam dan Emas. 56 ± 5 %
5 Merah, Biru, Coklat dan Emas 260 ± 5 %

F. Analisis Data

Analisis data pada percobaan pengenalan komponen elektronika adalah


sebagai berikut.

Pertama-tama kita sediakan terlebih dahulu objek berupa Alat dan Bahan
yang akan kita gunakan pada penelitian. Setelah itu kita hitung Nilai
ataupun data , berikut penghitungannya :

1) Resistor 1
Kode warna : Coklat, Hijau, Hitam dan Emas.

C H H E
o ij it m
k a a a

8
l
a u m s
t
1
5
1 5 0
%
°
5 1 5
1
x ± %
15 ± 5%

15 x 5/100 = 0,75Ω

Nilai
Toleransi
15 - 0,75
= 14,25
15 +
0,75 =
15,75
Jadi nilai toleransinya adalah 15,75 sampai 14,25

2) Resistor 2

Kode warna : Merah, Hitam,


102 M H M
E Merah dan Emas.
e i e
m
r t r
a
a a a
s Nilai Toleransi
h m h
5 2000 – 100 =
2 0
% 1900
1
2000 + 100 =
0 0
5 2100
1 0
%
x
±
2000 ±
5% 9

2000 x 5/100 = 100



Jadi nilai toleransinya adalah 2100 sampai 1900

3) Resistor 3
Kode warna : Abu-abu, Merah, Coklat dan Emas.

Mera
Abu-abu Coklat Emas
h
101
8 2 5%

8 2 x 10 ± 5%
820 ± 5%

820 x 5/100 = 41 Ω

Nilai Toleransi

820 – 41 = 779

820 + 41 = 861

Jadi nilai toleransinya adalah 861 sampai 779

4) Resistor 4

Kode warna : Hijau, Biru, Hitam dan Emas.

Hija
Biru Hitam Emas
u
5 6 10° 5%
5 6 x 1 ± 5%
56 ± 5%

56 x 5/100 = 2,8 Ω

Nilai Toleransi

56 – 2,8 = 53,2

56 + 2,8 = 58,8

10
Jadi nilai toleransinya adalah 58,8 sampai 53,2

5) Resistor 5

Kode warna : Merah, Biru, Coklat dan Emas

101 Mer Bi Cokl Em


ah ru at as

2 6 5%

6 10
2 5%
x ±
260 ± 5%

260 x 5/100 = 13 Ω

Nilai Toleransi

260 – 13 = 247

260 + 13 = 273

Jadi nilai toleransinya adalah 273 sampai 247

G. Pembahasan

Pada pelaksanaan praktikum ini, akan di tentukan besarnya nilai resistor


atau nilai resistansi dari sebuah resistor. Pengukuran nilai resistor ini
menggunakan 2 cara, yaitu :
1. Cara perhitungan dengan menggunakan multimeter digital
2. Cara perhitungan berdasarkan gelang warna resistor.

Pada perhitungan dengan menggunakan multi meter, hasil pengukurannya


bisa langsung di lihat pada layar multimeter.

Pada perhitungan dengan gelang warna resistor cara menghitungnya dengan


memperhatikan kode warna yang terdapat pada resistor dan di cocokan

11
dengan table kod warna. Hal yang harus di lakukan dan di perhatikan adalah
adanya kode warna untuk nilai toleransi, artinya resistor yang di ukur
memiliki nilai resistansi berada di antara rentang nilai toleransi tersebut.
Setelah gelang warna di ketahui nilainya, kemudian kita akan cocokan
dengan nilai yang di tunjukan oleh multimeter.

H. Simpulan

Kesimpulan yang dapat diambil pada praktikum komponen elektronika


dasar sebagai berikut.

1. Komponen elektronika adalah elemen terkecil dalam suatu


rangkaian elektronika. Dalam rangkaian elektronika pada
umumnya terdiri dari komponen aktif dan komponen pasif.
Setiap komponen elektronika dibuat dengan nilai dan fungsi yang
berbeda berdasarkan produsen pembuat komponen
elektronika tersebut. Setiap komponen elektronika memiliki tipe,
nilai dan simbol yang berbeda-beda. Tipe dan nilai yang melekat
pada suatu komponen elektronika memberikan arti fungsi dan
pabrikan pembuatnya. Sedangkan simbol komponen elektronika
ditentukan berdasarkan jenis dan fungsinya tanpa membedakan
pabrik pembuat komponen elektronika tersebut.
2. Selain kita dapat mengetahui berbagai macam komponen
elektronika dasar, kita juga dapat menghitung nilai resistor pada
komponen elektronika.

I. Evaluasi
1. Apakah nilai besar resistor hasil pengukuran dengan perhitungan sama
besar?
2. Jika hasil pengukuran dengan perhitungan nilai resistor tidak sama,
factor apa sajakah yang dapat mempengeruhinya?

12
3. Pada multimeter analog dengan skala putar 100 dan skala yang
ditunjuk oleh jarum tepat pada angka 60, maka berapakah nilai
sebenarnya resistor yang diukur?
4. Sebuah resistor dengan 4 buah cincin yaitu : ungu, kuning, merah dan
emas. Berapakah nilai sebenarnya ?
5. Setelah Anda melakukan praktikum, sebutkan karakteristik yang
dimiliki oleh resistor !
Jawab
1) Nilai besar resistor hasil pengukuran dengan perhitungan itu tidak
sama besar hanya memiliki sedikit selisih antara kedua perhitungan
tersebut.
2) Factor yang dapat mempengeruhi nilai resistor
1. Jenis Penghantar
2. Luas penampang Penghantar
3. Suhu Penghantar
3) Skala putar : 100
Hasil pengukuran : 60
Maka nilai resistansi nya adalah : 100 x 60 = 6000 Ω = 6 KΩ
4) Kode warna : Ungu, Kuning, Merah dan Emas

K
u M E
Un
ni er ma
gu
n ah s
g
5
7 4 102
%
10
4 5
7
x %

7.400 ±
5%

13
7.400 x 5/100 = 370

Nilai Toleransi

7.400 – 370 = 7.030

7.400 + 370 = 7.770

Jadi nilai toleransinya adalah 7.770 sampai 7.030

5) Karakteristik yang dimiliki resistor, yaitu sebagai berikut:

1. Resistanti terhadap daya listrik yang dapat boros 


2. Koefisien suhu, desah listrik, dan induktansi.
3. Resistor bersifat resistif.
4. Terbuat dari bahan karbon

MODUL II
RANGKAIAN DIODA HALFWAFE DAN FULLWAFE

A. Tujuan
1. Memahami karateristik dioda
2. Memahami dioda sebagai penyearah gelelombang

B. Alat dan Bahan


1. Bread board
2. Dioda
3. Resistor 1 buah
4. Multimeter
5. Osiloskop

14
6. Trafo CT
7. Kabel jumper
8. Capit buaya

Desain Alat

1.1 Gambar rangjaian diode satu arah 2.2 Gambar rangkaian Diaoda 2 arah

C. Dasar Teori
Jika dalam suatu rangkaian listrik dengan tegangan bolak balik maka
bentuk keluaran V0 akan berbentuk sinusoida. Dengan memasang dioda pada
gambar 2.1 maka akan didapat tegangankeluaran yang benar – benar
merupakan bagian positif pada gelombang tersebut .
Keadaan tersebut dinamakan penyearah setengah gelombang , untuk
memperoleh gelombang penuh ada 2 cara yaitu:
1. Dengan memasang transformator dan sadapan pusat (center tap – CT),
pada gambar 1.1 maka jika memasukan positif keluaran positif ,jika
memsukan negative, maka diubah oleh dioda menjadi positif
2. Dengan memsang 4 dioda, yang sering dinamakan penyearah jembatan,
pad acara ini tidak perlu memerlukan CT. Persamaan penyearah
memperlihatkan tegangan DC (Volt) yang dihasilkan oleh Penyearah
dengan dioda ini adalah :

IDC 1
V DC= V max – ( ¿ dan R0 = ( ) . . . . . . . . . . . . persamaan 2.1
4 fC 4 fC
Keterangan :
` V max : tegangan maksimum (Volt)

15
I DC : arus DC (Ampere)
F : frekuensi (Hz)
C : kapasitor (Farad)

D. Prosedur Percobaan
1. Merangkai peralatan seperti pada gambar 2.1
2. Menyalakan osiloskop
3. Menyambungkan rangkian pada osiloskop
4. Menyalakan trafo CT
5. Menyambungkan rangkaian dengan trafo CT
6. Mengamati output yang ada pada osiloskop
7. Mengukur arus yang kelar pada output
8. Lakukan langkah yang sama untuk gambar 2.2

E. Hasil Percobaan

a. Hallwafe
No R (Ω) I DC ( A ) V ¿ ( volt )
1 68.000 ± 5% 83 x 10−6 12
V Out
No F ( Hz )
V rms ( volt ) V pp (volt) V DC ( volt ) V max ( volt )
1 50,07 64,68 157,0 5,60 99,2
1.1 Tabel Pengukuran
1.2 Pengukuran pada osiloskop
b. Fullwafe

1.1 Tabel pengukuran


No R (Ω) I DC ( A ) V ¿ ( volt )
1 68.000 ± 5% 165 x 10−6 12

V Out
No F ( Hz )
V rms ( volt ) V pp (volt) V DC ( volt ) V max ( volt )
1 99,86 55,70 163,8 11,17 63,28

16
2.2 Pengukuran pada osiloskop

F. Analisis Data
Nilai resistor
Kode warna : Coklat, Hijau, Hitam dan Emas.
Jingg
Biru Abu-abu Emas
a
6 8 103 5%
1 5 x 1 ± 5%
68 x 103 ± 5%

5
68.000 x = 3.400 Ω
100

Nilai Toleransi
68.000 - 3.400 =
64.600
68.0 + 3.400 = 71.400
Jadi nilai toleransinya adalah 71.400sampai 64.600
Hasil pratikum:
● Hallwafe
1.1 tabel pengukuran
No R (Ω) I DC ( A ) V ¿ ( volt )
1 68.000 ± 5% 83 x 10−6 12

1.2 pengukuran pada osiloskop


V Out
No F ( Hz )
V rms ( volt ) V pp (volt) V DC ( volt ) V max ( volt )
1 50,07 64,68 157,0 5,60 99,2

●Fullwafe
1.1 tabel pengukuran
No R (Ω) I DC ( A ) V ¿ ( volt )
1 68.000 ± 5% 165 x 10−6 12

17
1.2 Pengukuran pada osiloskop
V Out
No F ( Hz )
V rms ( volt ) V pp (volt) V DC ( volt ) V max ( volt )
1 99,86 55,70 163,8 11,17 63,28

Gambar Gelombang Halwafe dan Fullwafe


a. Halwafe

b. Fullwafe

G. Pertanyaan Pemahamaan

1. Sebutkan karateristik dioda !


2. Sebutkan dan jelaskan macam – macam bias dioda!
3. Jika pada soal no. 2 diperoleh hasil yang berbeda, apakah yang
menyebabkan perbedaan hasil tersebut ?
4. Jika diketahui C = 2000 µF dan f = 50 Hz, hitunglah besar Ro!
5. Dari soal no 4 carilahV DC jika V max = 220 volt dan I DC = 4 Ampere

18
Jawab
1. ● Memiliki dua kaki
● Untuk menyearahkan arus AC menjadi DC

● Memiliki bias- bias yaitu:

→Bias Maju
Dioda ini bias maju untuk dapat memberikan tegangan luar
menuju Terminal dioda. Jika anoda (+) terhubung dengan kutub positif
pada Batrai serta katoda (-) terhubung dengan kutub negative pada btrai
maka, akan mengakibatkan suatu bias maju atau forward bias.
→Bias Mundur
Anoda (+) dihubungkan dengan sebuah kutub negatif dan katoda
(-) dihubungkan dengan sebuah kutub positif sehingga jumlah arus yang
mengalir pada rangkaian bias mundur akan lebih kecil. Pada bias
mundur dioda ini terdapat suatu arus maju yang dapat dihubungkan
dengan batrai yang memilki tegangan tidak terlalu besar dan sigmifikan
karena tidak akan mengalami peningkatan.
2. Macam –macam bias dioda yaitu:

→Bias Maju

Dioda ini bias maju untuk dapat memberikan tegangan luar


menuju Batrai serta katoda (-) terhubung dengan kutub negative pada
btrai maka akan mengakibatkan suatu bias maju atau forward bias

→Bias Mundur

Anoda (+) dihubungkan dengan sebuah kutub negatife dan katoda(-)


dihubungkan dengan sebuah kutub positif sehingga jumlah arus yang
mengalir pada rangkaian bias mundur akan lebih kecil. Pada bias
mundur dioda ini terdapat suatu arus maju yang dapat dihubungkan
dengan batrai yang memilki tegangan tidak terlalu besar dan sigmifikan
karena tidak akan mengalami peningkatan.

19
3. Perbedaan bias maju dan mundur terdqpat pada areus yang di
berikan. Bias mundur adalah pemberian tegangan negatip baterai ke
terminal anoda (A) dan te- gangan positip ke terminal katoda (K) dari
suatu dioda. Dengan kata lain, tegangan anoda ka- toda VA-K adalah
negatip (VA-K < 0).
Apabila tegangan positip baterai dihubungkan ke terminal Anoda
(A) dan negatipnya ke terminal katoda (K), maka dioda disebut
mendapatkan bias maju (foward bias). Dengan demikian VA-K adalah
positip atau VA-K > 0.

4. Dik C = 2.000
µF = 2 x 10−3 Farad
f = 50 Hz
Dit : RO . . . .??
Jsawab
1
RO =¿ ¿( )
4 fC
=¿ )
1
=( )
4¿¿
1
=( )
400 X 10−3
= 2,5
5. Dik V max = 220 volt
I DC = 4 Ampere

C = 2.000 µF = 2 x 10−3 Farad


F = 50 Hz
Dit V DC = . . . .??

Jawab
I DC
V DC = V max – ( )
4 fC

20
4
= 220 – ( −3 ¿
4 (50 X 2 X 10 ¿ ¿)¿
4
= 220 − (400 X 10−3 )
= 220 – 10
= 210

H. Pembahasan
Pada pratikum kemarin tanggal 16 november, tentang “ RANGKAIAN
DIODA HALWAFE DAN FULLWAFE” dengan mengunakan 3 buah dioda
dan yang berfungsi menyearahkan sinyal input atau dari sumber tegangan AC
menjadi tegangan DC , dan juga menggunakan 1 buah resistor. Resistor adalah
komponen elektrronika yang berfungsi untuk menghambat atau membatasi
aliran listrik yang mengalir dalam suatu rangkaian elektronika .
Pada peratikum kemarin kami melakukan 2 kali percobaan yaitu:
Pada percobaan pertama kami merangkai dioda yang searah lalu
disambungkan kedalam osiloskop sehingga diperoleh :
Pada pengukuran menggunakan multimeter sebesar R = 68.000 ±5% Ω ,
I DC = 83 X 10−6 A , Vin = 12 volt sedangkan perhitungan di osiloskop F =
50,07 Hz, V rms =¿ 64,68 volt, V pp=¿¿ 157,0 volt, V DC=¿¿ 5,60 volt, V max ¿ 99,2
volt
Percobaan kedua kami merangkai dioda 2 arah,sama halnya dengan
percobaan pertama yaitu dihubungkan kedalam osiloskop sehingga
memperoleh :
Pada pengukuran menggunakan multimeter sebesar R = 68.000 ±5% Ω ,
I DC = 165 X 10−6 A , Vin = 12 volt sedangkan perhitungan di osiloskop F =
99,86 Hz, V rms =¿ 55,70 volt, V pp=¿¿ 163,8 volt, V DC=¿¿ 11,17 volt, V max ¿ 63,28
volt

I. Kesimpulan
Pada pratikum kemarin dapat disimpulkan bahwa:

21
Penyearah gelombang ( Rectifier) merupakan suatu bagian dari rangkaian
catu daya atau power supplay yang berfungsi sebagai pengubah sinyal AC
menjadi sinyal DC .Rangkaian rectifier atau penyearah gelombang ini pada
umunya menggunakan dioda sebagai komponen utamanya .hal ini
dikarenakan dioda memiliki karakteristik yang hanya melewatkan arus listrik
ke satu arah dan menghambat arus listrik dari arah sebaliknya,. Memiliki 2
kaki,
Penyearah gelombang dibagi menjadi 2 yaitu:
1. Hallwafe ( penyearah setengah gelombang)
Merupakan penyearah yang paling sederhana karena hanya menggunakan
1 buah dioda untuk menghambat sisi sinyal negative dari gelombang AC
dari power supllay dan melewatkan sisi sinyal positifnya.
2. Fullwafe ( penyearah gelombang penuh)
Terdapat du acara untuk membentuk fulwife yaitu:
●penyearah gelombang penuh 2 dioda
●penyearah gelombang penuh 4 dioda

MODUL III

22
RANGKAIAN DIODA BRIDGE

A. Tujuan
Memahami karakteristik dioda bridge dan mempelajari rangkaian serta prinsip
kerja dari dioda bridge.

B. Alat dan Bahan


1. Bread Board
2. Dioda 4 buah
3. Resistor 2 buah
4. Trafo
5. Kabel Jumper
6. Catu Daya
7. Multimeter

C. Dasar Teori

23
Dioda bridge adalah rangkaian yang digunakan untuk penyarah arus
(rectifer) dari AC ke DC. Dioda bridge digunakan sebagai penyearah pada
power supply. Dioda bridge merupakan gabungan dari buah diode atau lebih
yang membentuk sebuah jembatan.
Dioda Bridge (Bridge Diode) atau dalam bahasa Indonesia disebut dengan
Dioda Jembatan adalah jenis dioda yang berfungsi sebagai penyearah arus
bolak-balik (Alternating Current/AC) menjadi arus searah (Direct
Current/DC). Dioda Bridge pada dasarnya merupakan susunan dari empat buah
Dioda yang dirangkai dalam konfigurasi rangkaian jembatan (bridge) yang
dikemas menjadi satu perangkat komponen yang berkaki empat. Dua kaki
Terminal dipergunakan sebagai Input untuk tegangan/arus listrik AC (bolak
balik) sedangkan dua kaki terminalnya lagi adalah terminal Output yaitu
Terminal Output Positif (+) dan Terminal Output Negatif (-).
Konfigurasi rangkaian jembatan Bridge Diode ini dapat menghasilkan
polaritas atau arah yang sama pada Output dari kedua polaritas Input yang
bolak-balik. Tentunya, sama seperti dioda pada umumnya, Dioda Bridge juga
terbuat dari bahan semikonduktor. Dioda Bridge atau Dioda Jembatan ini
biasanya tersedia dalam bentuk Single In Line (SIL) dan Dual In Line (DIL).
Diode Bridge yang merupakan komponen untuk penyearah gelombang
penuh (full wave rectifier) ini adalah penyearah yang sering digunakan dalam
rangkaian Pencatu Daya (Power Supply) karena kinerjanya yang lebih baik
dengan ukuran yang lebih kecil dan juga biaya yang relatif murah dibanding
dengan penyearah gelombang penuh yang dihubungkan dengan transformator
center tap (trafo CT).
Fitur terpenting pada Dioda Bridge ini adalah memiliki polaritas output
yang sama meskipun polaritas Inputnya terbalik atau bolak balik. Rangkaian
Jembatan pada Dioda ini ditemukan oleh Karol Pollak yaitu seorang teknisi
elektro yang berasal dari Polandia. Temuan tersebut kemudian dipatenkan pada
tanggal 14 Januari 1896.

Gambar, Bentuk dan Simbol Diode Bridge (Dioda Jembatan)

24
Prinsip kerja penyearah gelombang penuh dapat melalui gambar 3.1. Pada saat
rangkaian jembatan mendapatkan bagian positif dari siklus sinyal AC, maka :
D3 dan D 2dalam kondisi on., mendapatkan bias maju.
D1 dan D4 dalam kondisi off., mendapatkan bias mundur. Sehingga, arus
I 1mengalir melalui D1, R Ldan D3 . Sedangkan jembatan memperoleh siklus
negative, maka :
D3 dan D 2dalam kondisi off., mendapatkan bias mundur.
D1 dan D4 dalam kondisi on., mendapatkan bias maju.
Prinsip Kerja Dioda Bridge pada dasarnya sama dengan 4 buah dioda
penyearah biasa yang disusun dalam rangkaian jembatan. Cara kerjanya pun
sama dengan cara kerja Penyearah Gelombang Penuh (Full Wave Rectifier).
Untuk lebih jelas mengenai cara kerja bridge diode, kita dapat melihat gambar
dibawah ini :

25
Seperti yang kita lihat pada gambar diatas, keempat Dioda yang diberi
label D1, D2, D3 dan D4 disusun secara “seri berpasangan” dengan hanya dua
dioda saja yang melewatkan arus satu sisi sinyal atau arus setengah siklus
gelombang (half cycle). Pada saat sisi sinyal positif (+) diberikan ke Input-1
dan sinyal negatif (-) diberikan ke Input-2 Dioda bridge, rangkaian internal D1
dan D2 akan berada dalam kondisi Forward Bias sehingga melewatkan sinyal
positif tersebut, sedangkan D3 dan D4 akan berada dalam kondisi Reverse Bias
yang menghambat sinyal sisi negatifnya (lihat gambar (a) diatas.
Kemudian pada saat sinyal berubah menjadi sinyal negatif (-) yang
diberikan ke Input-1 dan sinyal positif (+) ke Input-2 Dioda bridge maka D3
dan D4 akan berubah juga menjadi kondisi Forward Bias yang melewatkan
sedangkan D1 dan D2-nya menjadi reverse bias yang menghambat sinyal sisi
negatif (lihat gambar (b) diatas).  Hasil dari Penyearah gelombang penuh
adalah seperti yang dapat kita lihat di gambar c diatas.

Fungsi

Fungsi utama dari dioda bridge ini


adalah sebagai penyearah arus bolak-
balik (AC) menjadi arus searah (DC)
satu gelombang penuh, sehingga
kualitas arus DC yang dihasilkan
menjadi lebih

baik dan minim noise. Dioda bridge banyak diaplikasikan pada berbagai macam
rangkaian power supply.

26
Karakteristik Dioda

Dioda Bridge adalah komponen yang terbuat dari


bahan semikonduktor (silicon atau germanium)
yang tersusun atas “pn junction” (sambungan P-
N),  dan didesain sedemikian rupa sehingga dioda
mampu mengalirkan arus pada satu arah saja,
yaitu dari anoda ke katoda. karakteristik dioda
yaitu mampu mengalirkan arus dalam kondisi

forward bias  (bias maju), yaitu dimana anoda dihubungkan dengan tegangan
positif, sedangkan katodanya di sambungkan dengan voltase negatif. Keadaan
sebaliknya pada dioda disebut mode reverse bias  (bias mundur). Dalam
kondisi reverse bias ibarat saklar dioda dalam keadaan off dan tidak mengalirkan
arus.

Arus I 1 dan I 2Yang melewati R L adalah sama, yaitu dari ujung atas R L
menuju Ground. Dengan demikian arus yang mengalir ke beban merupakan
penjumlahan dari I 1 dan I 2 . Besarnya arus rata-rata pada beban adalah sama
seperti penyearah gelombang penuh dengan trafo CT, yaitu

( 4 1fC )… … … … … … … … … … . Persamaan 3.1


V DC =V max −

Keterangan : V max = tegangan maksimum (Volt)


I DC = arus DC (Ampere)
f = frekuensi (Hz)
C = kapasitor (Farad)

D. Prosedur Percobaan
Langkah-langkah yang dilakukan dalam praktikum adalah sebagai berikut;

27
1. Menyusun alat-alat menjadi rangkain system perangkat penelitian seperti
gambar
2. Menyambungkan trafo pada rangkain, kemudian menyalakan trafo
3. Menyalakan catu daya pada tegangan 12 volt
4. Menyalakan osiloskop, amati bentuk dan frekuensi gelombangnya
5. Menghitung V pp ,V max dan V rms .

E. Hasil Percobaan
1.1 Tabel Pengukuran

No R (Ω) I DC (A) V ¿ (Volt)

1 56.000 1,31 12

1.2 Pengukuran pada osiloskop

Vout
No R (Ω)
Vrms (Volt) VPP (Volt) VDC (Volt) Vmax (Volt)
1 56.000 33,22 111.3 7,56 42,6 

F. Analisis Data
Perhitungan Resistor

Cokla Hija
Hitam Emas
t u
5 6 103 5%
1 5 x 1 ± 5%

Nilai Resistor ¿ 56 ×103 ±5 %


¿ 56000 ±5 %
Range Hambatan Resistor 56000 ×5 %=2800 Ω

56000 56000

2800 + 2800 -

58800 53200

28
Jadi Range Hambatan Resistornya adalah 58800 Ω sampai 53200 Ω

 Gambar Gelombang Osiloskop

G. Pertanyaan Pemahaman
1. Jelaskan bias yang terjadi pada D1 dan D4?
 D1 dan D4 dalam keadaan off, mendapatkan bias mundur
2. Jelaskan bias yang terjadi pada D2 dan D3?
 D3 dan D2 dalam kondisi on, mendapatkan bias maju
3. Jika diketahui C=1500 µF dan f =20 Hz, Hitunglah besar Ro!
 D1 C=1500 µF=1,5× 10−3 F
f =20 Hz
D2 RO

D3 R0 = ( 41fC )
( 4 × 20 ×1,51 ×10 )
R0 = −3

1
R=
0
( 120 ×10 )−3

R=
0
( 12×110 ) −2

100
R0 = Ω
12

29
4. Dari soal No. 3 carilah VDC jika V max =110 Volt dan IDC = 3 Ampere
 D1 V max =110 Volt
IDC = 3 Ampere
100
R0 = Ω
12
D2 VDC

D3 V DC =V max − ( 4I fC )
DC

V DC =V max −R0 × I DC
100
V DC =110− ×3
12
V DC =110−25
V DC =85 Volt

H. Pembahasan
Dalam percobaan kali ini yaitu tentang Penyearah. Dimana pada
percobaan ini kami akan mengidentifikasi dari penyearah gelombang sistem
jembatan. Selain itu kami juga dapat mengetahui proses terbentuknya
gelombang penyearah gelombang sistem jembatan. Pada percobaan yang kami
lakukan kami menggunakan dioda sebagai komponen poko atau kompone
elektronika non-linear yang sederhana. Kami melakukan satu kali percobaan
pada setiap penyearah gelombang. pada percobaan penyearah gelombang
sistem jembatan ini kami menggunaka sebanyak 4 dioda dimana dirangkaia
dengan seri dan parellel, dan kami juga menggunakan hambatan, kapasitor.
Percobaan penyearah gelombang sistem jembatan ini kami mengukur tegangan
pada hambatan RL, tegangan dioda (1, 2, 3, dan 4). Pada percobaan ini
digunakan 4 dioda, dimana 2 dioda sebagai isolator dan 2 dioda
menghantarkanarus untuk setiap siklus tegangan AC. Yang dimaksud dengan
isolator disini yaitu dua dioda akan mengalami reverse bias sehingga tidak ada
arus yang mengalir atau kedua dioda mengalami atau bersifat sebagai isolator.
rangkaian jembatan mendapatkan bagian positif dari siklus sinyal AC, maka:
D3 dan D2 dalam kondisi on, mendapatkan bias maju.

30
D1 dan D4 dalam keadaan off, mendapatkan bias mundur.
Sehingga, arus I1 mengalir memalui D1, RL dan D3. Sedangkan jembatan
memperoleh siklus negatif maka:
D3 dan D2 dalam kondisi on, mendapatkan bias mundur.
D1 dan D4 dalam keadaan off, mendapatkan bias maju.

I. Simpulan
Dioda Bridge adalah komponen yang terbuat dari bahan semikonduktor
(silicon atau germanium) yang tersusun atas “pn junction” (sambungan P-
N), dan didesain sedemikian rupa sehingga dioda mampu mengalirkan arus
pada satu arah saja, yaitu dari anoda ke katoda. Prinsip Kerja Dioda Bridge
pada dasarnya sama dengan 4 buah dioda penyearah biasa yang disusun dalam
rangkaian jembatan. Cara kerjanya pun sama dengan cara kerja Penyearah
Gelombang Penuh (Full Wave Rectifier).

31
MODUL IV

KARAKTERISTIK TRANSISTOR

A. Tujuan
1. Mengetahui karakteristik transistor
2. Mengetahui kaki-kaki transistor
3. Memtukan jenis transistor
B. Alat dan Bahan
1. Transistor
2. Multimeter
3. Bread board
4. Desain Alat
C. Langkah percobaan
1. Memasang transistor pada bread board
2. Memposisikan skala multimeter pada “ohm meter”
3. Arahkan kutub positif dan negative pada kaki kaki trnsisitor
4. Mencatat hasil pengukuran

D. Dasar teori
Transistor adalah komponen semikonduktor yang memiliki berbagai macam
fungsi seperti sebagai penguat, pengendali, penyearah, osilator, modulator dan
lain sebagainya. Transistor merupakan salah satu komponen semikonduktor yang

32
paling banyak ditemukan dalam rangkaian-rangkaian elektronika. Boleh dikatakan
bahwa hampir semua perangkat elektronik menggunakan Transistor untuk
berbagai kebutuhan dalam rangkaiannya. Perangkat-perangkat elektronik yang
dimaksud tersebut seperti Televisi, Komputer, Ponsel, Audio Amplifier, Audio
Player, Video Player, konsol Game, Power Supply dan lain-lainnya.
Transistor pertama kali ditemukan oleh tiga orang fisikawan yang berasal
Amerika Serikat pada akhir tahun 1947 adalah Transistor jenis Bipolar. Mereka
adalah John Bardeen, Walter Brattain, dan William Shockley. Dengan penemuan
tersebut, perangkat-perangkat elektronik yang pada saat itu berukuran besar dapat
dirancang dalam kemasan yang lebih kecil dan portabel (dapat dibawa kemana-
mana). Ketiga fisikawan tersebut mendapatkan Hadiah Nobel Fisika pada tahun
1956 atas penemuan Transistor ini. Namun sebelum ketiga fisikawan Amerika
Serikat tersebut menemukan Transistor Bipolar, seorang fisikawan Jerman yang
bernama Julius Edgar Lilienfeld sudah mempatenkan Transistor jenis Field Effect
Transistor di Kanada pada tahun 1925 tetapi Julius Edgar Lilienfeld tidak pernah
mempublikasikan hasil penelitiannya baik dalam bentuk tulisan maupun
perangkat prototype-nya. Pada tahun 1932, seorang inventor Jerman yang
bernama Oskar Heil juga mendaftarkan paten yang hampir sama di Eropa.
Transistor pada saat ini telah dirancang telah berbagai jenis desain dengan fitur
aliran arus dan pengendali yang unik. Ada jenis Transistor yang berada dalam
kondisi OFF hingga terminal Basis diberikan arus listrik untuk dapat berubah
menjadi ON sedangkan ada jenis lain yang berada dalam kondisi ON hingga harus
diberikan arus listrik pada terminal Basis untuk merubahnya menjadi kondisi
OFF. Ada juga Transistor yang membutuhkan arus kecil dan tegangan kecil untuk
mengaktifkannya namun ada yang hanya memerlukan tegangan untuk
mengoperasikannya. Ada lagi Transistor yang memerlukan tegangan positif untuk
memicu pengendalinya di terminal Basis sedangkan ada Transistor yang
memerlukan tegangan negatif sebagai pemicunya.
Jenis- jenis Transistor
Transistor dapat digolongkan menjadi dua keluarga besar yaitu Transistor Bipolar
dan Transistor Efek Medan (Field Effect Transistor). Perbedaan yang paling

33
utama diantara dua pengelompokkan tersebut adalah terletak pada bias Input (atau
Output) yang digunakannya. Transistor Bipolar memerlukan arus (current) untuk
mengendalikan terminal lainnya sedangkan Field Effect Transistor (FET) hanya
menggunakan tegangan saja (tidak memerlukan arus). Pada pengoperasiannya,
Transistor Bipolar memerlukan muatan pembawa (carrier) hole dan electron
sedangkan FET hanya memerlukan salah satunya.

Gamabar 1. Symbol Jenis transistor

# Transisitor Bipolar (BJT)


Transistor Bipolar adalah Transistor yang struktur dan prinsip kerjanya
memerlukan perpindahan muatan pembawanya yaitu electron di kutup negatif
untuk mengisi kekurangan electon atau hole di kutub positif. Bipolar berasal dari
kata “bi” yang artinya adalah “dua” dan kata “polar” yang artinya adalah “kutub”.
Transistor Bipolar juga sering disebut juga dengan singkatan BJT yang
kepanjangannya adalah Bipolar Junction Transistor .

Jenis – jenis Transisitor Bipolar

Transistor Bipolar terdiri dari dua jenis yaitu Transistor NPN dan Transistor
PNP. Tiga Terminal Transistor ini diantaranya adalah terminal Basis, Kolektor
dan Emitor.

34
Transistor NPN adalah transistor bipolar yang menggunakan arus listrik kecil
dan tegangan positif pada terminal Basis untuk mengendalikan aliran arus dan
tegangan yang lebih besar dari Kolektor ke Emitor.

Transistor PNP adalah transistor bipolar yang menggunakan arus listrik kecil
dan tegangan negatif pada terminal Basis untuk mengendalikan aliran arus dan
tegangan yang lebih besar dari Emitor ke Kolektor

# Jenis-jenis Transistor Efek Medan (Field Effect Transistor)

Transistor jenis FET ini terdiri dari tiga jenis yaitu Junction Field Effect
Transistor (JFET), Metal Oxide Semikonductor Field Effect Transistor
(MOSFET) dan Uni Junction Transistor (UJT).

 JFET (Junction Field Effect Transistor) adalah Transistor Efek Medanyang


menggunakan persimpangan (junction) p-n bias terbalik sebagai isolator
antara Gerbang (Gate) dan Kanalnya. JFET terdiri dari dua jenis yaitu
JFET Kanal P (p-channel) dan JFET Kanal N (n-channel). JFET terdiri
dari tiga kaki terminal yang masing-masing terminal tersebut diberi nama
Gate (G), Drain (D) dan Source (S).
 MOSFET (Metal Oxide Semiconductor Field Effect Transistor) adalah
Transistor Efek Medan yang menggunakan Isolator (biasanya
menggunakan Silicon Dioksida atau SiO2) diantara Gerbang (Gate) dan
Kanalnya. MOSFET ini juga terdiri dua jenis konfigurasi yaitu MOSFET
Depletion dan MOSFET Enhancement yang masing-masing jenis
MOSFET ini juga terbagi menjadi MOSFET Kanal-P (P-channel) dan
MOSFET Kanal-N (N-channel). MOSFET terdiri dari tiga kaki terminal
yaitu Gate (G), Drain (D) dan Source (S).
 UJT (Uni Junction Transistor) adalah jenis Transistor yang digolongkan
sebagai Field Effect Transistor (FET) karena pengoperasiannya juga
menggunakan medan listrik atau tegangan sebagai pengendalinya. Berbeda
dengan jenis FET lainnya, UJT mememiliki dua terminal Basis (B1 dan
B2) dan 1 terminal Emitor. UJT digunakan khusus sebagai pengendali
(switch) dan tidak dapat dipergunakan sebagai penguat seperti jenis
transistor lainnya.

35
Namun trnasistor jenis FET ini jarang digunakan karna kebanyakan rangkaian
elektronik mengunakan transistor bipolar. Namum pada praktektum kali ini hanya
mempelajari tentang transisitor BIPOLAR terutama jenis NPN dan PNP
Pada transistor bipolar Transistor NPN dan PNP pada bekerja saling berkebalikan,
pada trnsisitor bipolar terdapat beberapa kaki –kaki yang sering dikenalk dengan
istilah kaki basis, kaki kolktor dan kaki emitor.

Ketiga kaki tersebut meiliki fungsi sebagai berikut :

 Kaki basis

Kaki basis merupakan kaki transistor yang berfungsi untuk mengatur jalannya
aliran elektron yang akan mengalir dari kaki emitor ke kaki kolektor, besar
kecilnya arus elektron diatur melalui kaki ini. Perlu diingat bahwa arus elektron
berbeda dengan arus listrik.

 Kaki Kolektor

kaki kolektor merupakan kaki transistor yang berfungsi sebagai tempat


berkumpulnya elektron setelah sebelumnya diatur oleh kaki basisnya.
Kaki Emitor
Kaki emitor berfungsi sebagai tempat berkumpulnya arus elektron sebelum diatur
oleh kaki basis
Ciri-ciri transistor NPN
Dengan melihat susunan kaki transistor pada rangkaian maka sobat dapat
menentukan jenis transistor tersebut. Untuk transistor jenis npn maka susunan
kaki adalah sebagai berikut :
 Kaki emitor biasanya menuju ke arah kutub negatif atau tegangan lebih
rendah dari tegangan kolektor

36
 Kaki kolektor biasanya kearah positif atau tegangan lebih tinggi dari
tegangan emitor
 Jika basis diberi arus negatif maka transistor mati jika diberi arus positif
maka transistor hidup. Transistor banyak ditemukan pada amplifier radio

Ciri-ciri Transistor PNP


 kaki emitor biasanya menuju ke arah kutub positif atau tegangan lebih
tinggi darikolektor
 Kaki kolektor biasanya ke arah negatif atau tegangan lebih rendah dari
emitor
 jika basis diberi arus positif maka transistor mati jika diberi dengan negatif
transistor hidup. Transistor biasanya yang sering dipakai adalah c945,
a733, tip 31,tip 32, tip 41,tip 42, 2n3055, mj2955.

Fungsi transistor yang paling utama adalah sebagai penguat arus dan sebagai
saklar. Transistor sebagai penguat arus sering dipakai di amplifier sedangkan
Transistor sebagai saklar sering ditemukan pada rangkaian lampu otomatis.

E. Prosedur Percobaan
1. Memasang transistor pada bread board
Pertama harus memilih transistor yang akan kita gunakan sebanuak 4 buah
dan memasang nya pada Bread Bord

Gambar 2 rangkaian transistor pada Bread bord

2. Memposisikan skala multimeter pada “ohm meter”


3. Arahkan kutub positif dan negative pada kaki kaki trnsisitor
4. Mencatat hasil pengukuran

F. Hasil Percobaan

1. Transistor : BC 547

No Kaki Transistor Keterangan

37
1 2 3
1 + - x Bergerak 
2 + x -   Tidak Bergerak 
3 x +  -  Tidak Bergerak 
4 - x +  Tidak Bergerak 
5 x -  +  Bergerak 
6 - + x  Tidak Bergerak 

2. Transistor : BC 548

Kaki Transistor
No Keterangan
1 2 3
1 + - x Bergerak 
2 + x -   Tidak Bergerak 
3 x +  -  Tidak Bergerak 
4 - x +  Tidak Bergerak 
5 x -  +  Bergerak 
6 - + x  Tidak Bergerak 

3. Transistor : BC 546

Kaki Transistor
No Keterangan
1 2 3
1 + - x Bergerak 
2 + x -   Tidak Bergerak 
3 x +  -  Tidak Bergerak 
4 - x +  Tidak Bergerak 
5 x -  +  Bergerak 
6 - + x  Tidak Bergerak 

4. Transistor : BC 557

Kaki Transistor
No Keterangan
1 2 3
1 + - x Tidak Bergerak 
2 + x -   Tidak Bergerak 
3 x +  -  Bergerak 
4 - x +  Tidak Bergerak 
5 x -  +  Tidak Bergerak 
6 - + x  Bergerak 

38
5. Transistor : ZN 3055

Kaki Transistor
No Keterangan
1 2 3
1 + - x Tidak Bergerak 
2 + x -  Bergerak
3 x +  - Bergerak 
4 - x +  Tidak Bergerak 
5 x -  +  Tidak Bergerak 
6 - + x  Tidak Bergerak 

G. Analisi Data

Pada percobaan pertama mengukur satu transistor dengan nomer BC547


dengan tiga kaki dengan hasil.

Kaki Transistor
No Keterangan
1 2 3
1 + - x Bergerak 
2 + x -   Tidak Bergerak 
3 x +  -  Tidak Bergerak 
4 - x +  Tidak Bergerak 
5 x -  +  Bergerak 
6 - + x  Tidak Bergerak 

Dari keenam percobaan tersebut terdapat dua poengukuran pada multimeter


yang bergerak yaitu pengukuran pertama dan pengukuran ke lima, maka dapat
ditulis :
+ - x
x - +

+ - +

Dari hasil tesebut maka kita dapat mengetahi bahwa kaki pertama positif (+)
dan kaki kedua Negatif (-) dan kaki ketiga adalah positif (+) dapat ditentukan
bahwa transistor BC546 adalah jenis PNP

39
Kaki 1 positif

Kaki 2 Negatif

Kaki 3 positif

Gamabar 3. Resistor BC547

Pengukuran kedua pada transistor BC548 yang dengan hasil pengukuran


adalah:

Kaki Transistor
No Keterangan
1 2 3
1 + - x Bergerak 
2 + x -   Tidak Bergerak 
3 x +  -  Tidak Bergerak 
4 - x +  Tidak Bergerak 
5 x -  +  Bergerak 
6 - + x  Tidak Bergerak 

Dari keenam percobaan tersebut terdapat dua poengukuran pada multimeter


yang bergerak yaitu pengukuran pertama dan pengukuran ke lima, maka dapat
ditulis :
+ - x
x - +

+ - +
Dengan hasil tersebut dapat diketahui kaki pertama adalah postif (+) dan kaki
kedua (-) sedangkan kaki ketiga adalah positif (+), dapat ditarik kesimpula
pada transistor BC547 adalah jenis PNP.

Kaki 1 positif

Kaki 2 Negatif

40
Kaki 3 positif

Gambar 4 transistor BC548


Pada percobaan ketiga mengukur satu transistor dengan nomer BC546 dengan
tiga kaki dengan hasil.

Kaki Transistor
No Keterangan
1 2 3
1 + - x Bergerak 
2 + x -   Tidak Bergerak 
3 x +  -  Tidak Bergerak 
4 - x +  Tidak Bergerak 
5 x -  +  Bergerak 
6 - + x  Tidak Bergerak 

Dari keenam percobaan tersebut terdapat dua poengukuran pada multimeter


yang bergerak yaitu pengukuran pertama dan pengukuran ke lima, maka dapat
ditulis :

+ - x
x - +

+ - +

Dengan hasil tersebut dapat diketahui kaki pertama adalah postif (+) dan kaki
kedua (-) sedangkan kaki ketiga adalah positif (+), dapat ditarik kesimpula
pada transistor BC546 adalah jenis PNP.

Kaki 1 positif

Kaki 2 Negatif

Kaki 3 positif

Gambar 5 transistor BC548

41
Pada percobaan keempat mengukur satu transistor dengan nomer BC557
dengan tiga kaki dengan hasil

Kaki Transistor
No Keterangan
1 2 3
1 + - x Tidak Bergerak 
2 + x -   Tidak Bergerak 
3 x +  -  Bergerak 
4 - x +  Tidak Bergerak 
5 x -  +  Tidak Bergerak 
6 - + x  Bergerak 

Dari keenam percobaan tersebut terdapat dua poengukuran pada multimeter


yang bergerak yaitu pengukuran ketiga dan pengukuran ke enam, maka dapat
ditulis :

x + -
- + x

- + -

Dengan hasil tersebut dapat diketahui kaki pertama adalah Negatif (-) dan kaki
kedua (+) sedangkan kaki ketiga adalah Negatif (-), dapat ditarik kesimpula
pada transistor BC557 adalah jenis NPN.

Kaki 1 negatif

Kaki 2 positif

Kaki 3 negatif

Gambar 6 transistor BC557

Pada percobaan kelima mengukur satu transistor dengan nomer 2N3055


dengan dua kaki dengan hasil

No Kaki Transistor Keterangan

42
1 2 3
1 + - x Tidak Bergerak 
2 + x -  Bergerak
3 x +  - Bergerak 
4 - x +  Tidak Bergerak 
5 x -  +  Tidak Bergerak 
6 - + x  Tidak Bergerak 

Dari keenam percobaan tersebut terdapat dua pengukuran pada multimeter


yang bergerak yaitu pengukuran keempat dan pengukuran ke enam, maka
dapat ditulis.

- x +
- + x
- + +
Dengan hasil tersebut dapat diketahui kaki pertama adalah Negatif (-) dan kaki
kedua positif (+) sedangkan kaki ketiga adalah positif (+), dapat ditarik
kesimpula pada transistor 2N3055 adalah jenis PNP

Kaki 1 negatif

Kaki 2 positif gamabar 6 transistor 2N3055

Kaki 3 positif

H. Kesimpulan
Kesipulan yang diperoleh dari percobaan ini adalah
1. Dapat mengetahui karakteristik transistor yaitu berfungsi sebagai penguat
arus dan tegangan, pada percobaan ini kita mengenal transistor biopolar
dengan jenis NPN dan PNP yang memiliki tiga kaki.

43
2. Dapat menentukan kaki-kaki transistor, pada transistor biopolar terdapat
tiga kaki untuk dapat memasang nya harus terlebih dahulu mengetahui
kaki- kaki tersebut, pada percobaan ini dapat ditemukan bahwa transistor
pertama hinggan tiga memiliki kaki kaki yang sama yaitu kaki pertama
positif (+), kaki kedua negative (-) dan kaki ketiga positif (+)
3. Pada transistor 1-3 yaitu transistor BC 546, BC 547, BC 550, ketiga jenis
tersebut adalah jenis PNPdan pada jenis Transistor BC 557 merupakan
jenis NPN dan jenis yang kelima yaitu transistor 2N3055 adalah jenis PNP
I. Pertanyaan pemahaman.
1. Apa fungsi transistor ?
2. Jelaskan perbedaan NPN dan PNP ?
3. Sebutkan dan jelaskan daerah kerja transistor !
4. Tentukan jenis transistor dibawah ini !

Kaki Transistor
No Keterangan
1 2 3
1 + - x Tidak Bergerak 
2 + x -  Bergerak
3 x +  - Bergerak 
4 - x +  Tidak Bergerak 
5 x -  +  Tidak Bergerak 
6 - + x  Tidak Bergerak 

Jawab

1. Fungsi Trasistor sebagai berikut


a) Sebagai Saklar
b) Sebagai Driver Motor DC
c) Saklar sebagai Pembangkit Sinyal Flip – Flop
d) Sebagai Penguat Arus
2. Perbedaan Transistor PNP Dan NPN Perbedaannya adalah bagaimana cara
arus digunakan yang dialokasikan ke pin terminal transistor ini agar dapat
memberikan fungsi penguatan atau pensakelaran. Karena kedua transistor
secara internal didesain dengan sangat berbeda, maka arus dan tegangan

44
juga harus dialokasikan secara berbeda supaya dapat bekerja. Karakter
transistor NPN menerima tegangan positif ke pin Collector dan tegangan
positif ke pin basis agar bisa beroperasi secara tepat. Sedangkan transistor
PNP menerima tegangan positif ke terminal emitor dan tegangan negatif di
terminal basis (atau lebih tepatnya lebih tinggi tegangan negatif atau lebih
rendah daripada yang di masukkan terminal emitor). Karena alokasi
tegangan yang berbeda, aliran arus yang bekerja untuk menyalakannya
juga berbeda. Transistor NPN akan “On” ketika arus disuplai ke basis
transistor sudah mencukupi. Oleh karena itu, basis dari transistor NPN
harus terhubung ke tegangan positif agar arus bisa mengalir ke basis.
Kemudian karakter transistor PNP adalah kebalikannya. Dalam transistor
jenis PNP, arus akan mengalir keluar dari basis (arus negatif ke basis)
dengan jalan memberikan tegangan yang lebih negatif (lebih rendah) ke
pin basis daripada yang disuplai ke terminal emitor. Selama tegangan
pada pin basis lebih rendah daripada di terminal emitor pada transistor
PNP, maka efek bias dan arus negatif yang tepat akan tercapai
3. Sebuah Transistor memiliki empat daerahOperasi Transistor :
1.Daerah Aktif
Daerah Aktif Daerah kerja transistor yang normal adalahpada daerah
aktif, dimana arus IC konstansterhadap berapapun nilai VCE. Dari kurva
inidiperlihatkan bahwa arus IC hanya tergantungdari besar arus IB. Daerah
kerja ini biasa jugadisebut daerah linear (
linear region).
2.Daerah CutOff
Jika kemudian tegangan VCC dinaikkanperlahan-lahan, sampai
tegangan VCE tertentutiba-tiba arus IC mulai konstan. Pada saatperubahan
ini, daerah kerja transistor beradapada daerah cut-off yaitu dari keadaan
saturasi(On) menjadi keadaan mati (Off). Perubahan inidipakai pada
system digital yang hanyamengenal angka biner 1 dan 0 yang tidak
laindapat direpresentasikan oleh status transistor OFF dan ON.
3.Daerah Saturasi

45
Daerah saturasi adalah mulai dari VCE= 0 voltsampai kira-kira 0.7
volt (transistor silikon),yaitu akibat dari efek dioda kolektor-base
yangmana tegangan VCE belum mencukupi untukdapat menyebabkan
aliran elektron.
4.Daerah Breakdown
Jika kemudian tegangan VCC dinaikkanperlahan-lahan, sampai
tegangan VCE tertentutiba-tiba arus IC mulai konstan. Pada saatperubahan
ini, daerah kerja transistor beradapada daerah cut-off yaitu dari keadaan
saturasi(On) menjadi keadaan mati (Off). Perubahan inidipakai pada
system digital yang hanyamengenal angka biner 1 dan 0 yang tidak
laindapat direpresentasikan oleh status transistor OFF dan ON.
4. - x +
- + x

- + +

Dengan hasil tersebut dapat diketahui kaki pertama adalah Negatif (-) dan
kaki kedua positif (+) sedangkan kaki ketiga adalah positif (+), dapat
ditarik kesimpula pada transistor 2N3055 adalah jenis PNP

46

Anda mungkin juga menyukai