Anda di halaman 1dari 10

HUKUM OHM

A. Tujuan: Menentukan hubungan antara arus yang lewat pada resistor dengan beda potensial antara ujungujung resistor tersebut. B. Dasar Teori: Menurut Hukum Ohm, arus yang melewati suatu penghantar sebanding dengan beda potensial antara ujung-ujung penghantar tesebut. Kesebandingan tersebut dapat diubah menjadi persamaan dengan memberikan konstante kesebandingan yang disebut konduktansi.

I~ V I=GV

I = arus yang lewat penghantar, satuannya amper (A) V = beda potensial ujung-ujung penghantar, astuannya volt (V) G

Kebalikan konduktansi disebut resistansi ( R) , satuannya ohm = . Jadi hokum Ohm dapat dituliskan menjadi: I = G V = 1/ R V = V/R Penghantar yang konduktansinya besar biasanya disebut konduktor, sedangkan jika resistansinya yang besar sering disebut resistor. Resistansi resistor dapat diukur dengan ohmmeter. Namun dapat pula diketahui melalui kode warna yang berupa cincin warna yang tertulis pada resistor. Arti kode warna tersebut dapat dilihat pada table 1 Table 1. Kode warna Resistor

Jika digambarkan maka cincin-cincin pada badan resistor resebut seperti terlihat pada gambar 1.1. cincin ke 1 menunjukkan angja pertama , cincin kedua menunjukkan angka kedua , cincin ke tiga menunjukkan factor perkalian, cincin keempat menunjukkan toleransi.

Contoh : Warna cincin ke 1 sampai ke 4 suatu resistor berturut-turut adalah: coklat, hitam, merah, emas. Maka: Angka ke 1 Angka ke 2 Factor perkalian Toleransi Jadi besar resistensinya : R = (10 x 102 5%) ohm = (1000 50) ohm. Artinya harga berkisar antara 950 ohm sampai dengan 1050 ohm, dengan harga rata-rata (terbaik) sebesar 100 ohm. Dewasa ini ada resistor yang mempunyai 5 cincin. Kode warna untuk 5 cincun sama dengan kode warna pada 4 cincin. Cincin ke 1 sampai ke 3 berturut-turut menunjukkan angka perkalian dan toleransi. : 1 : 2 : 102 : 5%

C. Alat dan Bahan Resisror 1.5; 3 ; 6,8; 8,2; 12 ohm Ampermeter, kabel dan bread board

D. Cara Kerja 1. Susun rangkaian seperti gambar 1.2 gunakan resistor 1,5 ohm 2. Atur tegangan DC power supply 3 V. kenudian ukur arusnya melalui ampermeter. 3. Ulangi langkah 1 s/d 2 untuk tegangan 3; 4,5; 6 Volt 4. Ulangi langkah 1 s/d 3 berturut-turut untuk resistor 3 ; 6,8; 8,2; 12 ohm 5. Masukkan hasil-hasilnya dalam table. 6. Buatlah grafik antara V dan I , untuk tiap resistor. Apakah untuk tiap resistor besarnya V/I tetap, dan besarnya sama dengan resistansi yang terkait.

E. Tabel Data

Data yang diperoleh saat percobaan di Universitas Setya Budi


Resistor 1.5 ohm Sumber (volt) 3 4.5 6 Resistor 3 ohm Sumber (volt) 3 4.5 6 Resistor 6.8 ohm Sumber (volt) 3 4.5 6 V(volt) 0.38 0.65 0.88 I (Ampere) 0.17 0.29 0.41 V/I (volt/ ampere) 2.24 2.50 2.41 V(volt) 0.30 0.56 0.71 I (Ampere) 0.29 0.53 0.72 V/I (volt/ ampere) 1.034 1.057 0.99

V(volt) 0.35 0.61 0.80

I (Ampere) 0.24 0.42 0.58

V/I (volt/ ampere) 1.45 1.45 1.38

Resistor 8.2 ohm

Sumber (volt) 3 4.5 6

V(volt) 0.39 0.67 0.88

I (Ampere) 0.16 0.27 0.38

V/I (volt/ ampere) 2.44 2.50 2.14

Resistor 12 ohm Sumber (volt) 3 4.5 6 V(volt) 0.39 0.67 0.91 I (Ampere) 0.13 0.22 0.31 V/I (volt/ ampere) 3 3.05 2.94

Data yang diperoleh saat percobaan ulang


Resistor 1.5 ohm Sumber (volt) 3 4.5 6 Resistor 3 ohm Sumber (volt) 3 4.5 6 V(volt) 1.12 1.99 2.72 I (Ampere) 0.34 0.61 0.81 V/I (volt/ ampere) 3.33 3.24 3.35 V(volt) 0.55 0.59 0.61 I (Ampere) 0.46 0.44 0.55 V/I (volt/ ampere) 1.2 1.35 1.1

Resistor 6.8 ohm Sumber (volt) 3 4.5 6 V(volt) 1.33 2.44 3.44 I (Ampere) 0.19 0.35 0.48 V/I (volt/ ampere) 7.15 6.95 7.2

Resistor 8.2 ohm Sumber (volt) 3 V(volt) 1.48 I (Ampere) 0.17 V/I (volt/ ampere) 8.57

4.5 6

2.71 3.86

0.30 0.45

8.89 8.57

Resistor 12 ohm Sumber (volt) 3 4.5 6 F. PEMBAHASAN V(volt) 1.63 2.98 4.28 I (Ampere) 0.14 0.24 0.35 V/I (volt/ ampere) 11.50 12.35 12.15

Grafik antara V dan I (untuk data yang diperoleh dari percobaan di USB)
Dari grafik dapat

Resistor (1.5 ohm)

Resistor (3 ohm)

Resistor (6.8 Ohm)

Resistor (8.2 Ohm)

Resistor (12 Ohm)

Grafik Hubungan antara V dan I dari data yang diperoleh dari percobaan ulang
Resistor (1.5 Ohm)

Resistor (3 Ohm)

Resistor (6.8 Ohm)

Resistor (8.2 Ohm)

Resistor (12 Ohm )

Multimeter Multimeter atau multitester ialah alat ukur elektronika yang berguna untuk mengukur besaran dari Hambatan.Tegangan, Arus dan lainnya. Disebut juga dengan AVO meter. Jenis Multimeter ialah : 1. Multimeter Analog. 2. Multimeter Digital. Bagian-bagian Multimeter Analog. A. Papan Skala = Papan yang berisi nilai - nilai ukur. B. Skala Ukur = Untuk menunjukan besaran dari tegangan,hambatan,arus yang di ukur. C. Jarum Penunjuk = Menunjukan suatu harga pada proses pengukuran. D. Penala Mekanik = Untuk mengatur posisi nol pada sebelah kiri. E. Pengatur Nol (AdJust Zero) = Untuk mengatur posisi nol pada sebelah kanan. F. Batas Ukur ( range ) = Suatu nilai (maksimum ) yang di inginkan pada setiap melakukan pengukuran. G. Jangka Pemilih (Selektor) = untuk mengatur pada posisi batas ukur yang akan di gunakan untuk melakukan pengukuran. H. Terminal Postif dan Negatif = merupakan masukan konektor pada kabel test untuk melakukan pengukuran. I. Kabel pengukur (Test lead) ialah kabel test untuk pengukuran, umumnya berwarna merah dan hitam. Bagian-bagian Papan Ukur: A. Besaran nilai Ohm. B. Cermin Ketelitian. C. Besaran nilai Volt dan ampere.

Jenis-Jenis Resistor Jenis-Jenis Resistor dalam komponen elektronika dapat di kategorikan dalam 2 jenis, yaitu Resistor biasa (nilai resistansi tetap) dan Resistor berubah (ilai resistansi yang dapat diubah atau resistor variabel). Resistor adalah komponen yang mempunyai sifat penghambat listrik. Resistor biasa (nilai resistansi tetap) adalah jenis-jenis resistor yang memiliki nilai resistansi yang tertulis pada badan resistor menggunakan kode warna dan kode angka. Resistor jenis ini sering digunakan

sebagai penghambat arus listrik secara permanen dalam rangkaian elektronika. Fungsi resistor ini pada rangkaian elektronika adalah pada pembatas arus yang mengalir pada LED atau lampu. Resistor Variabel adalah jenis-jenis resistor yang nilai resistansinya dapat dibuah secara langsung baik dengan tuas atau menggunakan obeng. Jenis-jenis resistor ini terbagi lagi menjadi 2, yaitu trimpot (trimer potensio) dan potensiometer.

Trimpot

Resistor jenis trimpot merupakan esistor yang nilai resistansinya dapat diubah dengan memutar porosnya menggunakan obeng. Nilai dari sebuah trimpot dapat di lihat pada badan trimpot merupakan nilai maksimum dari resistansi trimpot tersebut. Misal trimpot dengan nilai 10KOhm maka trimpot tersebut dapat diubah nilai resistansinya dari 0Ohm sampai 10Khm. Potensiometer

Resistor ini merupakan resistor yang nilai resistansinya dapat diubah-ubah dengan cara memutaor porosnya melalui tuas yang telah tersedia. Nilai dari potensiometer dapat di lihat pada badan potensio menggunakan kode angka. Nilai resistansi potensiometer yang beredar dipasaran ada 2 macam, yaitu nilai resistansinya yang dapat diubah secara logaritmis dan nilai resistansi yang dapat diubah secara linier. Simbol Resistor dapat di lambangkan dengan huruf R, yaitu salah satu komponen pasif yang sifatnya resistif, menghambat besarnya arus yang mengalir dalam suatu rangkaian. Selain sebagai penghambat arus listrik, Fungsi Resistor juga sebagai pembagi arus listrik, pembagi tegangan listrik, dan penurun tegangan listrik. Macam-macam resistor memiliki perbedaan masing-masing, seperti resistor metal film, resistor kapur, dan juga variable resistor. Namun jenis-jenis resistor yang sering di pakai adalah resistor dengan gelang warna.

Pengukuran Kuat Arus

Untuk mengukur Kuat arus, Putar dan letakan selektor pada posisi OHM, harus dipasang secara seri dengan resistor. Kemudian pilih salah satu batas ukur ( range ) yaitu x10. Jika saat mengukur kuat arus jarum menyimpang melewati batas ukur maksimal? Ini berarti kuat arus yang

terukur lebih besar dari batas ukur alat, maka harus memperbesar batas ukur dengan menggeser batas ukur.

Pengukuran Beda Potensial Pengukuran beda potensial berbeda dengan menggunakan kuat arus, dalam pengukuran

beda potensial harus dipasang paralel pada kedua ujung yang akan dicari beda potensialnya. Pada percobaan di USB kemungkinan terjadi kesalahan pada waktu pengukuran, yaitu pada saat mengukur arus tidak dirangkai secara seri atau pada waktu mengukur beda potensial tidak dirangkai secara paralel, kemudian percobaan di ulangi lagi di sekolah kami. Dari hasil percobaan diperoleh bahwa nilai resistor yang tertera adan terukur masih berada pada batas toleransinya.

G. KESIMPULAN 1. Penentuan besarnya hambatan pada resistor dapat diperoleh dari pembacaan warna cincin pada resistor 2. Untuk nmengetahui nilai resistor sebenarnya dapat diperoleh dengan cara mengukur arus dan beda potensial yang melewati rangkaian. 3. Besarnya hanbatan terukur diperoleh dari pernandingan harga V/I 4. Untuk mengukur kuat arus yang mengalir multimeter dirangkai secara seri dengan rangkaian 5. Untuk mengukur beda potensial di kedua ujung-ujung rangkaian mulitimeter disusun secara parallel.

10

Anda mungkin juga menyukai