Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Tujuan

Tujuan diadakannya praktikum multimeter yaitu sebagai berikut :

1. Mempelajari cara penggunaan multimeter


2. Mempelajari teknik pengukuran besaran listrik
3. Mempelajari berlakunya hukum ohm pada rangkaian listrik sederhana

I.2 Dasar Teori

Multimeter berasal dari kata “multi” yang berarti banyak dan “tester” yang
berarti mengukur, sehingga dapat diartikan bahwa multimeter adalah salah satu
alat ukur yang diperlukan untuk mengukur besaran-besaran seperti kuat arus
listrik, tegangan listrik, hambatan listrik, maupun kapasitansi. Selain itu juga
multimeter dapat digunakan untuk mendeteksi rusak atau tidaknya suatu
komponen (Sumarno & Ruwanto, 2001).

Multimeter juga disebut sebagai AVO meter. A pada kata AVO tersebut berarti
ampere yang digunakan untuk mengukur kuat arus listrik, V berarti volt yang
digunakan untuk mengukur tegangan listrik dan O yang berarti ohm dan
digunakan untuk mencari hambatan atau resistensi. Avo meter juga digunakan
sebagai pengukur pada tegangan arus bolak-balik (AC) dan tegangan pada arus
searah (DC) (Setiawan, Ade dkk., 2020).

Multimeter terbagi menjadi 2 jenis, yaitu multimeter analog dan multimeter


digital. Multimeter analog adalah multimeter yang menggunakan layar ukur
berupa jarum penunjuk sehingga pada pembacaan hasil pengukuran harus
dilakukan dengan melihat posisi jarum penunjuk dan melihat posisi selektor pada
posisi batas ukur lau melakukan perhitungan secara manual untuk mendapatkan
pengukurannya. Sedangkan pada multimeter digital layar yang digunakan berupa
layar digital sehingga hasil pengukuran dapat terbaca lansung pada layar digital
tersebut. Hasil pada pengukran menggunakan multimeter digital akan jauh lebih
praktis daripada menggunakan multimeter analog dikarenakan pada multimeter
digital tidak diperlukan menghitung dan meneliti satu-satu untuk mendapatkan
hasil pengukuran (Elektro, 2014).

(lanjut di modul / laprak any)

Multimeter juga dapat digunakan sebagai pengukur resistor. Resistor sendiri


merupakan komponen elektronika pasif yang memiliki nilai hambatan atau
resistansi tertentu yang berfungsi untuk membatasi dan mengatur arus listrik
dalam suatu rangkaian elektronika (Nawali, 2015). Resistor berhubungan erat
dengan resistansi atau hambatan yang biasanya disebut dengan ohm. Ohm sendiri
merupakan suatu besaran dan juga memiliki hukum, yang dinamakan dengan
hukum ohm yang menyatakan bahwa arus yang mengalir melalui sebuah
konduktor berbanding lurus dengan tegangan yang melintasi konduktor tersebut
dan berbanding terbalik dengan resistansi konduktor.

Pada pengukuran besaran listrik juga dapat digunakan galvanometer sebagai


alat pengukurnya. Galvanometer adalah instrumen medan magnet yang digunakan
untuk mengukur dan mengukur arus dalam suatu rangkaian. Alat ini beroperasi
berdasarkan prinsip elektromagnetik, di mana arus yang mengalir melalui kawat
diubah menjadi arus dan arus diubah menjadi tegangan. Arus yang mengalir
melalui kawat kemudian diubah menjadi tegangan dan arus (Malau, n.d).

Dalam rangkaian listrik, galvanometer digunakan sebagai pengatur arus.


Galvanometer harus dihubungkan ke pengatur arus untuk memastikan arus yang
mengalir melalui kawat seimbang. Dalam rangkaian listrik, galvanometer dapat
dihubungkan ke penyearah (rectifier) atau pengatur arus (ohmmeter). Dalam kasus
arus yang mengalir melalui kawat, galvanometer harus dihubungkan secara
paralel dengan arus yang mengalir melalui kawat.

I.3 Alat dan Bahan (liat punya any)

+ Galvanometer

I.4 Metode Pelaksanaan (liat punya any)


BAB II

HASIL & PERHITUNGAN


BAB III

PEMBAHASAN

Praktikum ini dilakukan dengan menggunakan multimeter sebagai alat utama


serta resistor yang berfungsi sebagai objek yang akan diamati. Selain itu, pada
praktikum juga menggunakan galvanometer yang berguna sebagai alat ukur
tegangan keluaran transformator DC.

Multimeter dan galvanometer memiliki persamaan yaitu keduanya merupakan


alat pengukur listrik tetapi pada multimeter akan terukur besaran-besaran seperti
kuat arus listrik, tegangan listrik, hambatan listrik, maupun kapasitansi.
Sedangkan pada galvanometer lebih fokus pada pengukuran arus listrik serta
tegangan yang ada didalam suatu rangkaian listrik.

Adapun dilakukannya praktikum multimeter ini bertujuan agar dapat


mengetahui cara penggunaan multimeter, mengetahui teknik pengukuran besaran
listrik serta mengetahui hukum ohm yang berlaku pada suatu rangkaian listrik
sederhana. Pada praktikum ini dilakukan dua percobaan, adapun rinciannya
sebagai berikut.

Pada percobaan pertama dilakukan pengujian tahanan resistor dengan


menggunakan multimeter sebagai alat ukur dan 4 buah resistor yang berbeda
sebagi objek yang akan diukur dan diamati. Pertama kita akan mengamati warna-
warna yang ada pada keempat resistor tersebut, dengan catatan pembacaan warna
dilihat dari sebelah kiri. Pada resistor pertama terdapat warna coklat pada gelang
1, warna abu-abu pada gelang 2 dan warna coklat pada gelang 3. Pada resistor
kedua terdapat warna merah pada gelang 1dan 2 serta warna coklat pada gelang 3.
Pada resistor ketiga terdapat warma orange pada gelang 1, warna putih pada
gelang 2 dan warna merah pada gelang 3. Pada resistor keempat terdapat warna
kuning pada gelang 1, warna violet pada gelang 2 dan warna hitam pada gelang 3.
Dari keempat resistor atau semua resistor yang digunakan tersebut memiliki
warna emas pada gelang 4.
Kemudian setelah mengetahui warna akan dilakukan perhitungan nilai
hambatan dari resistor tersebut. Untuk menghitung nilai tersebut dapat digunakan
rumus berupa ((gelang 1 x 10) + gelang 2) x gelang 3. Kemudian mengoperasikan
nilai-nilai ketetapan tiap-tiap warna yang ada pada tabel kode warna resistor
kedalam rumus tersebut. Sehingga dari pengoperasian nilai-nilai tersebut
didapatkan hasil R1 = 180 ohm, R2 = 220 ohm, R3 = 3900 ohm dan R4 = 47 ohm.

Selanjutnya dilakukan pengukuran dengan multimeter pada tiap-tiap resistor


dan didapatkan nilai hambatan pada R1 = 180 ohm, R2 =220 ohm, R3 = 3400
ohm dan R4 = 40 ohm. Dilakukan pengukuran menggunakan multimeter ini
bertujuan untuk membandingkan antara nilai hambatan yang didapatkan
berdasarkan teori dan nilai hambatan yang didapatkan dari hasil pengukuran
multimeter. Diketahui bahwa keempat resistor tersebut memiliki warna emas pada
gelang keempat maka diperoleh nilai toleransi sesuai tabel kode warna resistor
sebesar 5%. Toleransi sebesar 5% tersebut berarti bahwa selisih perbedaan antara
nilai hambatan yang didapatkan dengan teori dan nilai hambatan yg didapatkan
dari pengukuran multimeter hanya boleh berbeda 5%, tidak boleh lebih, baik itu
menjadi lebih kecil ataupun menjadi lebih besar.

Pada percobaan kedua dilakukan pengukuran tegangan keluaran transformator


DC menggunakan galvanometer. Pada percobaan menggunakan galvanometer ini
memiliki kendala dikarenakan alat yang dimiliki tidak memadai, sehingga
praktikan hanya mempelajari cara kerja galvanometer tersebut tanpa melakukan
percobaan pada galvanometer. Contoh cara kerja galvanometer yaitu ketika catu
daya mengarah ke setrip 1 maka jarum akan menunjukkan ke angka 5,4 dengan
nilai satuan. Sehingga diketahui tegangannya yaitu 5,4 x 1 (satuan) = 5,4 V.
Begitu pula jika menggunakan nilai puluhan maka akan dikali 10 dan jika nilai
ratusan maka akan dikali 100.

Dari data yang diperoleh pada Bab II mengenai hasil dan perhitungan diketahui
bahwa resistor ketiga dan resistor keempat memiliki nilai hambatan hasil
pengukuran mulimeter yang melebihi nilai toleransi sebesar 5% tersebut, sehingga
hal tersebut menyebabkan perbedaan nilai yang cukup jauh antara nilai hambatan
yang didapatkan pada hasil pengukuran multimeter dan nilai hambatan yang
didapatkan berdasarkan tabel kode warna resistor atau nilai hambatan berdasarkan
teori. Adanya perbedaan tersebut dapat terjadi dikarenakan beberapa faktor
kesalahan pada saat praktikum, seperti alat yang sudah terlalu lama sehingga
kurang benar atau teliti dalam mengukur nilai hambatan tersebut serta
kemungkinan adanya kesalahan praktikan dalam pengambilan data ataupun
perhitungan (Human Error) yang dikarenakan kurangnya konsentrasi ataupun
kesalahan posisi dalam mengamati objek.
BAB IV

PENUTUP

IV. 1 Kesimpulan

Setelah dilakukannya percobaan dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Multimeter digunakan untuk mengukur arus listrik, tegangan listrik dan


hambatan listrik. Adapun cara menggunakan multimeter pada percobaan
ini yaitu pertama mengarahkan saklar pemilih ke skala ohm, setelah itu
memastikan jarum menunjukkan angka nol dengan cara menghubungkan
ujung pena probe merah dan ujung pena probe hitam. Putar penala
mekanik apabila jarum belum tepat pada angka nol. Setelah jarum
menunjukkan tepat angka nol sentuhkan probe merah dan probe hitam ke
masing-masing ujung resistor. Ketika disentuhkan ke resistor jarum akan
bergerak ke angka tertentu, lihat perubahan jarum lalu amati angka yang
ditunjukkan jarum. Setalah angka ditentukan kalikan angka tersebut
dengan 100 untuk mendapatkan nilai hambatan dari resistor tersebut.
2. Pengukuran besaran listrik dapat dilakukan dengan memastikan terlebih
dahulu bahwa alat yang akan digunakan sudah dalam kondisi aman (tidak
ada aliran arus listrik). Kemudian perhatikan satuan yang akan digunakan.
Setelah itu, sambungkan alat pengukur besaran listrik dengan benda yang
akan diukur besaran listriknya menggunakan kabel penghubung. Pastikan
alat ukur besaran listrik yang digunakan sesuai dengan rentang
pengukuran besaran listrik yang diharapkan. Setelah terjadi pergerakkan
pada jarum penunjuk amati angka yang ditunjuk dengan posisi kepala
tegak lurus dengan layar kemudian catat angka yang didapatkan untuk
mendapatkan hasil pengukuran besaran listrik.
3. Hukum ohm berhubungan dengan nilai hambatan di mana nilai hambatan
tersebut yang akan dicari pada percobaan ini. Sehingga hukum ohm
digunakan untuk mencari nilai hambatan listrik atau resistansi pada
resistor yang diukur.
IV. 2 Saran

Adapun saran yang dapat disampaikan setelah dilakukannya praktikum


panjang multimeter ini yaitu sebelum melakukan eksperimen sebaiknya
memahami terlebih dahulu materi yang akan dibahas dan dikaji pada praktikum
yang akan dilakukan. Kemudian sebaiknya lebih teliti dalam melakukan
pengamatan serta perhitungan yang akan dilakukan. Selain itu, sebaiknya alat
yang sudah lama atau sudah rusak dapat segera diperbaiki sehingga praktikum
dapat dilakukan tanpa hambatan.
DAFTAR PUSTAKA

Malau, K. (n.d.). GALVANOMETER. Dikutip dari academia.edu:


https://www.academia.edu/16157845/Galvanometer. Diakses pada Rabu, 8
November 2023.

Nawali, Erixon Dedy Sherwin R.U.A. Sompie, dan Novi M. Tulung. 2015.
Rancang Bangun Alat Penguras dan Pengisi Tempat Minum Ternak Ayam
Berbasis Mikrokontroler Atmg 16. E-Jurnal Teknik Elektro dan Komputer.
Vol.4 No.7.Hal 27

Panduan Praktikum Fisika Dasar Semester Gazal Tahun Akademik 2023/2024,


Prodi Teknik Industri, Lab. Fisika Fakultas Teknik, Universitas Tanjungpura
Pontianak.

Setiawan, Ade dkk. (2020). Elektronika Dasar Untuk Pemula. Graha Ilmu.
Yokyakarta

Sumarno dan Ruwanto. (2001). Penguasaan Konsep-Konsep Fisika

Vera, D. T. (2014). Hukum Ohm. Dikutip dari Dheantive Blogspot FKIP


Universitas Jambi: https://dheatianve.blogspot.com/2014/01/hukum-
ohm.html?m=1. Diakses pada Rabu, 8 November 2023.

Anda mungkin juga menyukai