Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Tujuan

Tujuan diadakannya praktikum ini adalah untuk mencari panjang gelombang


cahaya polychromatic yang terurai, yaitu sinar merah, kuning, hijau dan biru.

I.2 Dasar Teori

Cahaya merupakan radiasi elektromagnetik yang memungkinkan kita untuk


dapat melihat benda-benda disekitar kita yang memantulkan cahaya pada
spektrum cahaya tampak. Kecepatan cahaya pada ruang hampa yaitu sebesar
299.792.459 meter per detik. Cahaya bergerak lurus kesemua arah dan hal ini
dapat di ilustrasikan seperti titik pusat bola yang berperan sebagai sumber cahaya
dan cahaya yang dipancarkan akan bergerak keseluruh arah ruang bola. (Hidayat,
Wahyu dkk., 2011)

Cahaya memiliki beberapa sifat yaitu dapat dibiaskan, dapat dipantulkan,


dapat menembus benda bening, dapat mengalami interferensi, dapat dibiaskan,
dapat mengalami penguraian, dapat mengalami difraksi serta dapat mengalami
polarisasi (Velrahga, D. K. , 2021). Cahaya juga dapat dibelokkan oleh celah
sempit serta diuraikan berdasarkan warnanya. Cahaya memiliki panjang
gelombang yang berbeda-beda.

Panjang gelombang merupakan jarak antara bagian yang berulang pada


gelombang yang merambat. Panjang gelombang yang berbeda-beda tersebut di
interprestasikan oleh otak manusia sebagai warna, dengan merah adalah panjang
gelombang terpanjang (frekuensi paling tinggi) hingga ke violet dengan panjang
gelombang terendah (frekuensi paling rendah).

Warna yang berbeda-beda yang berasal dari cahaya serta dapat dilihat oleh
manusia tersebut dinamakan cahaya tampak. Cahaya tampak yaitu cahaya yang
sensitif terhadap mata manusia dan memiliki panjang gelombang kisaran 400 nm -
750 nm. Kisaran ini dikenal sebagai spektrum tampak, dan didalamnya terdapat
warna ungu sampai merah (Hasanah et al., 2018).
Spektrum tampak biasanya terlihat sebagai warna pelangi. Setiap warna
memiliki panjang gelombang yang berbeda-beda. Panjang gelombang cahaya
dapat ditentukan dengan bantuan difraksi (pembelokan arah gelombang ketika
melewati celah) melalui kisi.
Kisi sendiri merupakan celah sempit yang dibuat dengan menggores sebuah
lempengan kaca dengan intan. Pada sebuah kisi yang disinari cahaya yang sejajar
dan tegak lurus kisi dan di belakang kisi ditempatkan sebuah layar maka layar
tersebut akan terdapat garis terang dan gelap. Jika cahaya yang digunakan berupa
cahaya polychromatic garis gelap dan terang atau pembentukan spektrum akan
lebih jelas dan tajam jika lebar celahnya semakin sempit atau konstanta kisinya
semakin banyak/besar. Garis gelap dan terang serta spektrum tersebut merupakan
hasil interferensi dari cahaya yang berasal dari kisi tersebut yang jatuh pada layar
(Rendy, 2021).
(Lanjut di modul dan laprak any)

I.3 Alat dan Bahan


I.4 Metode Pelaksanaan

BAB II
HASIL & PERHITUNGAN
BAB III
PEMBAHASAN
Praktikum ini dilakukan dengan menggunakan dua buah lensa dengan nilai
titik fokus yang berbeda serta sebuah kisi dan sebuah celah yang dapat diatur.
Pada praktikum ini memanfaatkan cahaya yang berasal dari senter handphone
sebagai sumber cahaya yang akan diarahkan ke lensa dan alat lainnya yang telah
dirangkai. Cahaya tersebut akan dibiaskan oleh lensa ke celah hingga melewati
kisi dan menghasilkan warna pada layar dengan bentuk lurus horizontal seperti
bentuk kisi yang digunakan.

Pada praktikum ini dilakukan tujuh kali percobaan dengan ukuran jarak kisi ke
layar (a) yang berbeda-beda sehingga menghasilkan jarak titik terang (e) dan
sudut difraksi (psi) yang berbeda-beda pula. Jarak titik terang (e) tersebut
didapatkan dari pengukuran kertas yang ditandai oleh pensil yang didaptakan dari
pembiasan cahaya atau warna yang muncul pada layar. Pengukuran dilakukan
dari ujung ke ujung atau panjang jarak antara tanda warna pada sebelah kiri ke
sebelah kanan. Sedangkan untuk dusut difraksi dapat diketahui dengan
menggunakan persamaan rumus yaitu psi = arc tan e/a .

Praktikum ini dilakukan sebanyak tujuh kali bertujuan untuk mengetahui atau
mencari panjang gelombang cahaya polychromatic, yaitu sinar merah, kuning,
hijau dan biru. Adapun rincian hasil percobaan dari tujuh percobaan tersebut pada
tiap-tiap warna yaitu sebegai berikut.

III.1 Sinar Berwarna Merah

Pada percobaan pertama dilakukan dengan menggunakan a = 14 cm dan


didapatkan e = 7cm kemudian data tersebut dimasukan ke rumus psi = arc tan e/a
sehingga mendapatkan psi = 26,565’. Percobaan kedua dilakukan dengan
menggunakan a = 16 cm dan didapatkan e = 7,7 cm kemudian data tersebut
dimasukan ke rumus psi = arc tan e/a sehingga mendapatkan psi = 25,699’.
Percobaan ketiga dilakukan dengan menggunakan a = 18 cm dan didapatkan e = 9
cm kemudian data tersebut dimasukan ke rumus psi = arc tan e/a sehingga
mendapatkan psi = 26,565’. Percobaan keempat dilakukan dengan menggunakan
a= 20 cm dan didapatkan jarak e = 9,7 cm kemudian data tersebut dimasukan ke
rumus psi = arc tan e/a sehingga mendapatkan psi = 25,873’. Percobaan kelima
dilakukan dengan a=22 cm dan didapatkan e=10,9 cm kemudian data tersebut
dimasukan ke rumus psi = arc tan e/a sehingga mendapatkan psi=26,356’.
Percobaan keenam dilakukan dengan menggunakan a=24 cm dan didapatkan
e=11,7 cm kemudian data tersebut dimasukan ke rumus psi = arc tan e/a sehingga
mendapatkan psi=25,989’. Dan percobaan terakhir yaitu percobaan ketujuh
dilakukan dengan menggunakan a=26 cm dan didapatkan e=12,7 cm kemudian
data tersebut dimasukan ke rumus psi = arc tan e/a sehingga mendapatkan psi =
26,033’. Kemudian dari ketujuh nilai psi tersebut didapatkan nilai rata-rata psi
sinar merah = 26,154’. Setelah semua data ditemukan maka dapat dihitung
panjang gelombang (lambda) sinar merah yaitu dengan mengoprasikan data
tersebut kedalam rumus lambda = g. Sinpsi dengan g = 1/600 sehingga didapatkan
lambda = 73.464,224 A’.

III.2 Sinar Berwarna Kuning

Pada percobaan pertama dilakukan dengan menggunakan a = 14 cm dan


didapatkan e = 6,1cm kemudian data tersebut dimasukan ke rumus psi = arc tan
e/a sehingga mendapatkan psi = 23,543’. Percobaan kedua dilakukan dengan
menggunakan a = 16 cm dan didapatkan e = 6,7 cm kemudian data tersebut
dimasukan ke rumus psi = arc tan e/a sehingga mendapatkan psi = 22,721’.
Percobaan ketiga dilakukan dengan menggunakan a = 18 cm dan didapatkan e =
8,1 cm kemudian data tersebut dimasukan ke rumus psi = arc tan e/a sehingga
mendapatkan psi = 24,227’. Percobaan keempat dilakukan dengan menggunakan
a= 20 cm dan didapatkan jarak e = 8,8 cm kemudian data tersebut dimasukan ke
rumus psi = arc tan e/a sehingga mendapatkan psi = 23,749’. Percobaan kelima
dilakukan dengan a=22 cm dan didapatkan e=9,7 cm kemudian data tersebut
dimasukan ke rumus psi = arc tan e/a sehingga mendapatkan psi=23,793’.
Percobaan keenam dilakukan dengan menggunakan a=24 cm dan didapatkan
e=11,1 cm kemudian data tersebut dimasukan ke rumus psi = arc tan e/a sehingga
mendapatkan psi=24,820’. Dan percobaan terakhir yaitu percobaan ketujuh
dilakukan dengan menggunakan a=26 cm dan didapatkan e=11,6 cm kemudian
data tersebut dimasukan ke rumus psi = arc tan e/a sehingga mendapatkan psi =
24,044’. Kemudian dari ketujuh nilai psi tersebut didapatkan nilai rata-rata psi
sinar kuning = 23,842’. Setelah semua data ditemukan maka dapat dihitung
panjang gelombang (lambda) sinar kuning yaitu dengan mengoprasikan data
tersebut kedalam rumus lambda = g. Sinpsi dengan g = 1/600 sehingga didapatkan
lambda = 67.369,314 A’.

III.3 Sinar Berwarna Hijau

Pada percobaan pertama dilakukan dengan menggunakan a = 14 cm dan


didapatkan e = 5,3 cm kemudian data tersebut dimasukan ke rumus psi = arc tan
e/a sehingga mendapatkan psi = 20,735’. Percobaan kedua dilakukan dengan
menggunakan a = 16 cm dan didapatkan e = 6,3 cm kemudian data tersebut
dimasukan ke rumus psi = arc tan e/a sehingga mendapatkan psi = 21,492’.
Percobaan ketiga dilakukan dengan menggunakan a = 18 cm dan didapatkan e =
7,4 cm kemudian data tersebut dimasukan ke rumus psi = arc tan e/a sehingga
mendapatkan psi = 22, 348’. Percobaan keempat dilakukan dengan menggunakan
a= 20 cm dan didapatkan jarak e = 7,8 cm kemudian data tersebut dimasukan ke
rumus psi = arc tan e/a sehingga mendapatkan psi = 21,305’. Percobaan kelima
dilakukan dengan a=22 cm dan didapatkan e=8,8 cm kemudian data tersebut
dimasukan ke rumus psi = arc tan e/a sehingga mendapatkan psi=21,801’.
Percobaan keenam dilakukan dengan menggunakan a=24 cm dan didapatkan
e=9,6 cm kemudian data tersebut dimasukan ke rumus psi = arc tan e/a sehingga
mendapatkan psi=21,801’. Dan percobaan terakhir yaitu percobaan ketujuh
dilakukan dengan menggunakan a=26 cm dan didapatkan e=10,8 cm kemudian
data tersebut dimasukan ke rumus psi = arc tan e/a sehingga mendapatkan psi =
22,557’. Kemudian dari ketujuh nilai psi tersebut didapatkan nilai rata-rata psi
sinar hijau = 21,719’. Setelah semua data ditemukan maka dapat dihitung panjang
gelombang (lambda) sinar hijau yaitu dengan mengoprasikan data tersebut
kedalam rumus lambda = g. Sinpsi dengan g = 1/600 sehingga didapatkan lambda
= 61.675,808 A’.

III.3 Sinar Berwarna Biru


Pada percobaan pertama dilakukan dengan menggunakan a = 14 cm dan
didapatkan e = 3,9 cm kemudian data tersebut dimasukan ke rumus psi = arc tan
e/a sehingga mendapatkan psi = 15,566’. Percobaan kedua dilakukan dengan
menggunakan a = 16 cm dan didapatkan e = 3,5 cm kemudian data tersebut
dimasukan ke rumus psi = arc tan e/a sehingga mendapatkan psi = 12,339’.
Percobaan ketiga dilakukan dengan menggunakan a = 18 cm dan didapatkan e =
6,5 cm kemudian data tersebut dimasukan ke rumus psi = arc tan e/a sehingga
mendapatkan psi = 19,855’. Percobaan keempat dilakukan dengan menggunakan
a= 20 cm dan didapatkan jarak e = 7,1 cm kemudian data tersebut dimasukan ke
rumus psi = arc tan e/a sehingga mendapatkan psi = 19,544’. Percobaan kelima
dilakukan dengan a=22 cm dan didapatkan e=7,7 cm kemudian data tersebut
dimasukan ke rumus psi = arc tan e/a sehingga mendapatkan psi=19,290’.
Percobaan keenam dilakukan dengan menggunakan a=24 cm dan didapatkan
e=8,7 cm kemudian data tersebut dimasukan ke rumus psi = arc tan e/a sehingga
mendapatkan psi=1,925’. Dan percobaan terakhir yaitu percobaan ketujuh
dilakukan dengan menggunakan a=26 cm dan didapatkan e=9,5 cm kemudian
data tersebut dimasukan ke rumus psi = arc tan e/a sehingga mendapatkan psi =
20,071’. Kemudian dari ketujuh nilai psi tersebut didapatkan nilai rata-rata psi
sinar biru = 18,084’. Setelah semua data ditemukan maka dapat dihitung panjang
gelombang (lambda) sinar hijau yaitu dengan mengoprasikan data tersebut
kedalam rumus lambda = g. Sinpsi dengan g = 1/600 sehingga didapatkan lambda
= 51.735,163 A’.

Data-data yang didapatkan dari hasil praktikum tersebut membuktikan teori


yang ada pada dasar teori mengenai sinar bewarna merah yang memiliki panjang
gelombang tertinggi, dimana pada percobaan ini sinar berwarna merah memiliki
panjang gelombang sebesar 73.464,224 A’ yang menjadi sinar dengan panjang
gelombang tertinggi daripada panjang gelombang pada sinar lainnya. Dapat
diketahui juga bahwa sinar bewarna biru adalah sinar yang memiliki panjang
gelombang terendah dibandingkan dengan sinar bewarna kuning dan hijau yaitu
sebesar 51.735,163 A’. Hal tersebut dapat terjadi dikarenakan sinar berwarna biru
terletak berdekatan dengan sinar berwarna violet yang merupakan sinar dengan
panjang gelombang terendah pada spektrum cahaya tampak.
Dari data yang didapatkan tersebut dapat digambarkan kedalam grafik
hubungan antara jarak titik terang (e) dan jarak kisi ke layar (a). Adapun
hubungan antara jarak titik terang (e) dan jarak kisi ke layar (a) yaitu berbanding
lurus, di mana apabila semakin jauh jarak kisi kelayar (a) maka semakin besar
pula jarak titik terangnya (a). Namun terdapat satu percobaan yang melenceng
dari teori hubungan antara a dan e tersebut, yaitu pada percobaan kedua sinar
berwarna kuning dimana ketika nilai a sebesar 16 cm nilai e nya menjadi 3,5
sehingga mengalami penurunan 0,4 cm dari hasil e pada percobaan pertama.

Perbedaan antara hasil nilai e pada percobaan kedua sinar bewarna kuning
dan teori umum tersebut dapat terjadi dikarenakan adanya kesalahan saat
praktikum. Seperti kesalahan dalam pengambilan data (Human Error) yang
dikarenakan kurangnya konsentrasi ataupun kesalahan posisi dalam mengamati
objek.
BAB IV

PENUTUP

IV.1 Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat ditarik setelah dilakukannya praktikum yaitu panjang


gelombang dapat ditentukan dengan bantuan difraksi (pembelokan arah
gelombang ketika melewati celah) melalui kisi. Panjang gelombang cahaya
disimbolkan dengan lambda adapun rumus untuk mencari panjang gelombang
yaitu lambda = g.sin psi. Sehingga pada praktikum didapatkan nilai lambda yang
berbeda-beda pada tiap sinar warna yaitu :
Lambda sinar merah = 73.464,224 A’

Lambda sinar kuning = 67.369,314 A’

Lambda sinar hijau = 61.675,808 A’

Lambda sinar biru = 51.735,163 A’

Oleh karena itu dapat diketahui bahwa sinar merah merupakan sinar dengan
panjang gelombang tertinggi dan sinar biru merupakan sinar dengan panjang
gelombang terendah.

IV. 2 Saran

Adapun saran yang dapat disampaikan setelah dilakukannya praktikum


panjang gelombang spektrum cahaya ini yaitu sebelum melakukan eksperimen
sebaiknya memahami terlebih dahulu materi yang akan dibahas dan dikaji pada
praktikum yang akan dilakukan. Kemudian sebaiknya lebih teliti dalam
melakukan pengamatan serta perhitungan yang akan dilakukan.
Sebelum praktikum dilakukan sebaiknya memastikan bahwa alat yang akan
digunakan sudah terkalibrasi dengan benar, serta sebaiknya memberitahukan
kepada mahasiswa mengenai bahan yang perlu dibawa pribadi seperti kertas HVS
yang akan digunakan pada praktikum ini sehingga praktikum dapat dilakukan
tanpa hambatan.
DAFTAR PUSTAKA

Hasanah, Fikriyah, dkk. (2018). Pengaruh Intensitas Spektrum Cahaya Warna


Merah Dan Hijau Terhadap Perkecambahan Dan Fotosintesis Kacang
Hijau (Vigna Radiata L.). Gravity Jurnal Ilmiah Penelitian dan
Pembelajaran Fisika, 4(2), 25-35.

Hidayat, Wahyu dkk. (2011). Simulasi Fenomena Difraksi Cahaya pada Celah
Tunggal dan Celah Ganda. Universitas Diponegoro.

Mutiara dkk. (2017). Spektrum Cahaya. Universitas Islam Negeri Sunan Agung
Djati Bandung.

Panduan Praktikum Fisika Dasar Semester Gazal Tahun Akademik 2023/2024,


Prodi Teknik Industri, Lab. Fisika Fakultas Teknik, Universitas
Tanjungpura Pontianak.

Rendy, Ahmad Danial Surya. (2021). Difraksi, Panjang Gelombang Cahaya dan
Polarisasi. Universitas Pertamina.

Velrahga, D. K. (2021) Pengertian Cahaya Beserta Macam-Macam Sifatnya.


https://mediaindonesia.com/humaniora/439005/pengertian-cahaya-
beserta-macam-macam-sifatnya diakses pada Sabtu, 4 November
2023.

Anda mungkin juga menyukai