Anda di halaman 1dari 5

MAKALAH PRAKTEK

ALAT UKUR DAN PENGUKURAN

MULTIMETER SEBAGAI VOLTMETER DAN AMPERMETER

NAMA : WANDA MERIAN PUTRI A.Y. (061840341553)

KELAS : 2 ELA

DOSEN PEMBIMBING : NIKSEN AFRIZAL, S.T. M.KOM

TEKNIK ELEKTRO KONSENTRASI MEKATRONIKA

POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA

TAHUN AJARAN

2018 / 2019
MULTIMETER SEBAGAI VOLTMETER

DAN AMPERMETER

 Tujuan Percobaan
1. Menyelidiki pengaruh tahanan dalam voltmeter pada pengukuran tegangan
searah.
2. Menyelidiki besarnya tegangan jatuh pada rangkaian pembagi tegangan searah.
3. Menyelidiki pengaruh tahanan dalam ampermeter pada pengukuran arus.

 Dasar Teori
Tegangan adalah suatru beda potensial antara dua titik yang
mempunyai perbedaan jumlah muatan dengan satuan volt (V). Satu volt adalah
perubahan energi sebesar satu joule yang dialami oleh satu couloumb muatan listrik.
Multimeter juga dapat digunakan untuk pengukuran
arus/ampermeter. Dan cara pemasangannya adalah seri terhadap beban yang akan
diukur arusnya.
Pengukur ampermeter juga mempunyai tahanan dalam seperti halnya
voltmeter yang dapat mempengaruhi hasil pengukuran arus pada rangkaian. Arus
listrik timbul karena adanya gerakan elektron satu arah dari suatu bahan atau zat
akibat pengaruh dari luar dengan satuan ampere.
Satu ampere adalah jumlah muatan listrik dari 6,24 x 10 elektron
yang mengalir melalui satutitik tertentu selama satu detik. Dalam percobaan ini
akan di ukur arus searah (Direct Current).
Tahanan dalam peukur perlu mendapat perhatian jika kita
menggunakan pengukur tesebut untuk mengukur tegangan DC manupun AC. Jika
suatu peukur tidak dilengkapi dengan data-data tentang besarnya tahanan dalam
untuk setiap batas ukur, maka biasanya pada meter itu dicantumkan sensitivitas
peukur yang ditulis dalam ohm/volt. Dengan mencantumkan sensitivitas tersebut
kita dapat mencari tahanan dalam peukur untuk setiap batas ukur, yaitu drngan
rumus :

Tahanan dalam = batas ukur(range) x sensitivitas

 Daftar Alat dan Bahan


Multimeter ( 1 buah)
Catu daya DC ( 1 buah)
Resistor 100 ohm
220 ohm
330 ohm
470 ohm
1 K ohm
2K2 ohm
3K3 ohm

 Gambar Rangkaian
 Langkah Percobaan
1. Susun seluruh komponen seperti yang tertera pada gambar
2. Ukurlah arus pada I1, I2, dan I3
3. Catat hasilnya pada tabel ‘Data Percobaan’
4. Ulangi langkah 1-3 untuk beberapa variasi nilai R1, R2, dan R3

 Keselamatan Kerja
1. Untuk pengukuran arus dan tegangan searah, letakkan multimeter pada posisi
Idc/Vdc, kemudian untuk skala batas ukur pasangkan pada skala batas ukur
yang paling besar. Bila belum terbaca, perlahan-lahan turunkan skala batas ukur
sampai terbaca dengan jelas pada skala pengukuran.
2. Perhatikan skala range yang sesuai dengan batas ukur dan baca hasil
pengukuran dengan teliti dan benar, catat hasilnya.

 Data Percobaan
R1 R2 R3 Pengukuran (mA) Perhitungan(mA)
(Ω) (Ω) (Ω) Range I1 Range I2 Range I3 I1 I2 I3
100 330 470 25 20 25 12 25 7,9 20,4 11,98 8,41
220 470 1K 25 11,5 25 7,5 2 3,7 11,54 7,85 3,69
330 470 470 25 10,2 25 5,1 25 5,1 10,6 5,3 5,3
1K 2K2 3K3 25 2,5 2,5 1,5 2,5 1 2,58 1,54 1,03
 Kesimpulan
1. Melakukan perhitungan sebelum memulai pengukuran dapat mempermudah
dalam menentukan batas ukur (range).
2. Hasil pengukuran hampir selalu mendekati hasil perhitungan.
3. Selisih antara hasil perhitungan dan pengukuran dapat disebabkan karena
adanya toleransi pada resistor yang digunakan (± 5%, ± 10%, dsb.) maupun
tahanan dalam peukur itu sendiri.
4. Jika selisih antara perhitungan dan pengukuran yang didapat terlalu jauh, maka
bisa jadi resistor yang sedang digunakan sudah tidak layak pakai.
5. Penempatan jarum probes multimeter yang keliru (antara positif dan negatif
probes) dapat menimbulkan kerusakan pada multimeter tersebut, (misal : fuse
putus) sehingga menghambat proses pengukuran.

Anda mungkin juga menyukai