Anda di halaman 1dari 32

PENGENALAN KOMPONEN

Resistor
Resistor adalah sebuah piranti elektronika yang mempunyai fungsi sebagai pemberi
beda potensial (hambatan). Nilai hambatan sebuah resistor biasanya dinyatakn dalam kode
warna pada pita-pita resistor. Hambatan resistor menggunakan satuan ohm (Ω).

Berikut ini adalah table kode warna resistor.

Nilai untuk faktor pengali untuk


Warna Toleransi
Gelang 1 dan 2 gelang ke 3

Hitam 0 1

Coklat 1 10 1%

Merah 2 100 2%

Jingga 3 1.000

Kuning 4 10.000

Hijau 5 100.000

Biru 6 106

Violet 7 107

Abu-abu 8 108

Putih 9 109

Emas - 0.1 5%

Perak - 0.01 10%

Tanpa warna - - 20%


Misalnya sebuah resistor dengan kode warna : coklat, hitam, merah, emas

maka nilai hambatan resistor tersebut adalah 1 KΩ dengan toleransi 5%.


Variable resistor adalah resistor yang nilai hambatanya dapat diubah-ubah, seperi
Trimmer potensio dan Potensiometer. Selain bentuk resistor yang fixed dan variable
resistor juga memiliki bentuk lain, yaitu resistor yang non linear, contohnya Thermistor
(resistor yang resistansinya bergantung pada suhu), VDR (Voltage Dependent Resistor),
LDR (Light Dependent Resistor).

Kapasitor
Kapasitor / Kondensator adalah suatu piranti elektronika yang digunakan sebagai
penyimpanan daya listrik dalam satauan Farad (F), daya simpananya disebut kapasitas
kondensator. Dalam prakteknya, kondensator banyak dipergunakan untuk, membangkitkan
getaran dengan frekuensi tertentu (osilasi), sebagai filter pada sirkuit arus rata, kondensator
menahan arus ratanya dan menyalurkan arus bolak-baliknya ke chasis (grounding), untuk
mengkopel/menghubungkan sirkuit dengan sirkuit yang berikutnya.
Bebarapa jenis kondensator yang dipakai antar lain kondensator keramik,
kondensator polyester, kondensator kertas, kondensator Film (metallized film capasitor),
kondensator elektrolit dan kondensator variable atau kondensator trimmer.
Membaca Kapasitansi. Pada kapasitor yang berukuran besar, nilai kapasitansi
umumnya ditulis dengan angka yang jelas. Lengkap dengan nilai tegangan maksimum dan
polaritasnya. Misalnya pada kapasitor elco dengan jelas tertulis kapasitansinya sebesar
22uF/25v.
Kapasitor yang ukuran fisiknya mungil dan kecil biasanya hanya bertuliskan 2
(dua) atau 3 (tiga) angka saja. Jika hanya ada dua angka satuannya adalah pF (pico farads).
Sebagai contoh, kapasitor yang bertuliskan dua angka 47, maka kapasitansi kapasitor
tersebut adalah 47 pF.
Jika ada 3 digit, angka pertama dan kedua menunjukkan nilai nominal, sedangkan
angka ke-3 adalah faktor pengali. Faktor pengali sesuai dengan angka nominalnya,
berturut-turut 1 = 10, 2 = 100, 3 = 1.000, 4 = 10.000 dan seterusnya. Misalnya pada
kapasitor keramik tertulis 104, maka kapasitansinya adalah 10 x 10.000 = 100.000pF atau
= 100nF. Contoh lain misalnya tertulis 222, artinya kapasitansi kapasitor tersebut adalah 22
x 100 = 2200 pF = 2.2 nF.
Keterangan :
1 µF = 10-6 F
1 nF = 10-9 F
1 pF = 10-12 F

Dioda
Dioda merupakan piranti elektronika yang terbuat dari bahan semikonduktor
(silicon / germanium). Persambungan P – N merupakan penyearah, yang dengan mudah
dapat mengalirkan arus dalam satu arah, akan tetapi menahan arus dalam arah yang
berlawanan. Sisi P disebut anoda dan sisi N disebut katoda. Dioda yang dibias forword
konduksinya baik dan yang bias reverse konduksinnya buruk.
Doida juga memiliki bentuk yang lain seperti dioda zener, yang mempunyai fungsi
sebagai stabilitas catu daya atau untuk melindungi komponen lain dari tegangan berlebih.
Dioda LED (Light Emitting Diode), merupakan peralatan optoelektronik (emitter) yang
berfungsi mengubah besaran listrik menjadi energi cahaya. Photodiode/Photo dioda adalah
salah satu bentuk lain dari dioda yang biasanya digunakan sebagai sensor. Komponen ini
beroperasi dengan arah mundur seperti dioda zener. Dalam kegelapan total komponen ini
memblok seperti dioda biasa, namun bila cahaya semakin banyak yang diterima photo
dioda, maka arus bocornya akan meningkat. Arus ini sebanding dengan intesitas cahaya.
Bila intesitas cahaya yang diterima photo dioda meningkat dua kali , maka arus juga
meningkat dua kali. Hal seperti ini membuat photo dioda sangat ideal untuk aplikasi dalam
hal pengukuran.

Transistor
Transistor merupakan suatu komponen aktif yang terbuat dari bahan semikonduktor.
Ada dua macam transistor, yaitu transistor dwikutub (bipolar) dan transistor efek medan
(Field Effect Transistor-FET). Secara equivalensi transistor dapat dibandingkan dengan 2
(dua) dioda yang dihubungkan dengan sutau bentuk konfigurasi, walaupun demikian, sifat-
sifat transistor tersebut tidak sama dengan sifat-sifat dioda tersebut.
Secara umum transistor mempunyai 3 kaki/elektroda yaitu Emitor, Basis, dan
Colektor. Dalam prakteknya ada dua jenis transistor (u/ bipolar) yang digunakan yaitu jenis
PNP (positif-Negatif-Positif) dan jenis NPN (Negatif-Positif-Negatif), dimana
perbedaannya terletak pada cara pemberian polaritas tegangannya. Pada dasarnya transistor
ini bekerja berdasarkan prinsip pengendalian arus kolektor dengan memanfaatkan arus
basis. Dengan kata lain arus basis mengalami penguatan hingga menjadi sebesar arus
kolektor. Penguatan arus bergantung dari faktor penguat dari masing-masing transistor PNP
ataupun NPN.

Bentuk Fisik Komponen dan simbolnya


BENTUK FISIK SYMBOL

Resistor

Potensiometer

KapasitorElektrolit
Kapasitor non Polarity

Transistor

Dioda Zener dan Dioda Silikon

LED (Light Emitting Diode)


PERCOBAAN I
PENYEARAH

A. Tujuan Percobaan :
Untuk memahami proses perubahan tegangan AC menjadi tegangan DC

B. Alat yang digunakan :


1. Modul praktikum untuk dioda Penyearah dan Zener
2. Power Supply
3. Multimeter
4. Osciloskop dual trace (tambahan)

C. Pendahuluan
Penggunaan dioda yang paling umum adalah sebagai penyearah . Penyearah adalah
suatu rangkaian yang berfungsi untuk mengubah tegangan bolak-balik menjadi tegangan
searah. Penyearah dengan dioda mengikuti sifat dioda yang akan menghantar pada satu
arah dengan drop tegangan yang kecil yaitu sebesar 0,7 volt.
Ada dua type rangkaian penyearah dengan menggunakan dioda yaitu penyearah
gelombang penuh dan penyearah setengah gelombang yang mana kedua rangkaian tersebut
akan diuji pada praktikum

D.1. Penyearah Setengah Gelombang


Prosedur percobaan :
 Buatlah rangkaian seperti pada gambar 1.1
 Atur range voltmeter digital pada skala 20 V atau voltmeter biasa pada range 10 V
 Hidupkan power supply
 Baca voltmeter dan catat penunjukannya, kemudian nyatakanlah apakah gelombang
tersebut harga rata-rata atau harga effektifnya.
 Bandingkan apakah tegangan keluaran hasil penyearahan berdasarkan pengukuran
sesuai dengan hasil perhitungan. Buat hasil perhitungan dan pengukuran pada
laporan praktikum.

A K

Dioda silikon

12 VAC
10K V
V Voltmeter
50 Hz

Gambar 1.1

D.2. Penyearah Setengah Gelombang dengan Kapasitor


Untuk mendapatkan suatu tegangan DC yang baik dimana bentuk tegangan hasil
penyearahan adalah mendekati garis lurus maka tegangan keluaran dari suatu rangkaian
penyearah seperti terlihat pada gambar 1.1 dihubungkan dengan suatu kapasitor secara
paralel terhadap beban seperti pada gambar 1.2 dimana arus dari keluaran rangkaian
penyearah selain akan melewati beban juga akan mengisi kapasitor sehingga pada saat
tegangan hasil penyearahan mengalami penurunan maka kapasitor akan membuang
muatannya kebeban dan tegangan beban akan tertahan sebelum mencapai nol. Hal ini
dapat dijelaskan pada gambar berikut:
Hasil penyearahan yang tidak ideal akan mengakibatkan adanya ripple seperti
terlihat pada gambar diatas dimana tegangan ripple yang dihasilkan dapat ditentukan oleh
persamaan berikut :

Ripple (peak to peak) = Idc . (T / C)

Dimana Idc dalam hal ini adalah tegangan keluaran dibagi dengan R beban. T adalah
periode tegangan ripple (detik) dan C adalah nilai kapasitor (Farad) yang digunakan.
Prosedur percobaan :
 Buatlah rangkaian seperti pada gambar 1.1 dan gunakan kapasitor dengan nilai 1 F
 Atur range voltmeter digital pada skala 20 V atau voltmeter biasa pada range 10 V
 Hidupkan power supply
 Baca voltmeter dan catat penunjukannya.
 Hitung nilai tegangan ripple dengan persamaan diatas
 Ganti kapasitor 1 F dengan 22 F, 100 F dan 470 F secara bergantian
 Ukur tegangan keluaran penyearahan dengan voltmeter dan hitung nilai tegangan
ripple untuk masing masing nilai kapasitor.

A K

Dioda silikon

+
12 VAC
C 10K V
V Voltmeter
50 Hz
-

Gambar 1.2

D.3. Penyearah Gelombang Penuh


Prosedur percobaan :
 Buatlah rangkaian seperti pada gambar 1.3
 Atur range voltmeter digital pada skala 20 V atau voltmeter biasa pada range 10 V
 Hidupkan power supply
 Baca voltmeter dan catat penunjukannya, kemudian nyatakanlah apakah gelombang
tersebut harga rata-rata atau harga effektifnya.
 Bandingkan apakah tegangan keluaran hasil penyearahan berdasarkan pengukuran
sesuai dengan hasil perhitungan. Buat hasil perhitungan dan pengukuran pada
laporan praktikum.
12 VAC
50 Hz

10K V
V Voltmeter

Gambar 1.3

G. Penyearah Setengah Gelombang dengan Kapasitor


Prosedur percobaan :
 Buatlah rangkaian seperti pada gambar 1.4 dan gunakan kapasitor dengan nilai 1 F
 Atur range voltmeter digital pada skala 20 V atau voltmeter biasa pada range 10 V
 Hidupkan power supply
 Baca voltmeter dan catat penunjukannya.
 Hitung nilai tegangan ripple dengan persamaan diatas
 Ganti kapasitor 1 F dengan 22 F, 100 F dan 470 F secara bergantian
 Ukur tegangan keluaran penyearahan dengan voltmeter dan hitung nilai tegangan
ripple untuk masing masing nilai kapasitor.

12 VAC
50 Hz

+
C 10K V
V Voltmeter
-

Gambar 1.4
PERCOBAAN II
DIODA ZENER

A. Tujuan Percobaan :
Mempelajari karakteristik Dioda Zener

B. Alat yang digunakan :


1. Modul Praktikum untuk Dioda penyearah dan Zener
2. Power Supply
3. Multimeter

C. Pendahuluan
Sebagian dioda semikonduktor bila dihubungkan dengan suatu tegangan balik yang
cukup akan melakukan suatu arus balik. Hal ini tidak ditunjukkan sebelumnya karena
biasanya akan merusak dioda. Akan tetapi dioda Zener justru adalah suatu dioda yang
dirancang untuk bisa melakukan arus balik dengan aman dan dengan drop tegangan hanya
beberapa volt saja. Simbol dioda zener adalah seperti pada gambar 2.1 dimana bentuk
simbol tersebut menyerupai dioda biasa kecuali garis melintang pada kepala panah yang
digunakan untuk menyatakan sudut karakteristik balik. Pada arah maju dioda zener
berperilaku seperti dioda biasa.

A K

Gambar 2.1
D.1. Prosedur Percobaan untuk karakteristik maju dioda Zener :
 Buatlah rangkaian seperti pada gambar 2.2 dengan menggunakan dioda zener 12V.
100 Ohm
+ -
A

+
Supply DC Zener Voltmeter
Variabel
V
V
12V
-

Gambar 2.2
 Atur Supply DC variabel pada range 4V dan untuk keluaran minimum, kemudian
hidupkan.
 Periksa dan catat tegangan pada dioda untuk arus 1 mA, 10 mA dan 30 mA.

D.2. Prosedur Percobaan untuk karakteristik balik dioda Zener :


 Kembalikan tegangan keposisi nol volt.
 Balik hubungan dioda zener seperti pada gambar 2.3 dan atur suplai DC pada range 20
Volt
 Siapkan gambar grafik seperti pada gambar 2.4a

Reverse Zener +10V


Current (mA) Current

60

50

40 I

30 Resistor for
zener dioda
20

10 V
Reverse
V Voltage
0V
5 10 15
(a) (b) (c)

Gambar 2.4
 Naikkan dengan perlahan-lahan dan periksa / amati amperemeter. Untuk masing-
masing arus berikut : 1 mA, 2 mA, 5 mA, 10 mA, 20 mA dan 30 mA, catat tegangan
drop pada dioda yang bersesuaian dan cantumkan pada grafik.
PERCOBAAN III
TRANSISTOR

A. Tujuan Percobaan :
 Mempelajari dan memahami karakteristik transistor NPN dan menyelidiki
parameternya
 Mempelajari dan memahami fungsi transistor sebagai switching (saklar)

B. Alat yang digunakan


1. Modul praktikum untuk transistor
2. Power supply
3. Multimeter

C. Pendahuluan
Transistor merupakan gabungan antara dua jenis dioda jenis NP dan PN atau jenis
PN dengan NP. Karena itulah, sebuah transistor sama seperti halnya dua buah dioda yang
dihubungkan. Transistor memiliki dua sambungan (junction), yaitu sambungan basis
dengan emitter dan basis dengan kolektor. Basis, emitor dan kolektor adalah tiga buah
elektroda yang ada pada sebuah transistor.

Emitor kolektor Emitor kolektor


N P N P N P

basis basis

(a) (b)

Gambar 3.1 Tiga daerah transistor (a) Transistor NPN (b) Transistor PNP

Melihat gambar 3.1 diatas maka secara umum ada dua jenis transistor, yaitu
transistor jenis NPN dan transistor jenis PNP. Gambar 3.2 memperlihatkan lambang dari
kedua jenis transistor tersebut.
Gambar 3.2 (a) Simbol transistor NPN (b) Simbol transistor PNP

Penggunaan yang paling umum dari sebuah transistor adalah transistor sebagai
switching yang banyak digunakan pada rangkaian digital dan rangkaian elektronika daya,
transistor sebagai sumber arus yang banyak digunakan pada rangkaian pencatu daya, dan
transistor sebagai penguat yang banyak digunakan di rangkaian penguat sinyal pada system
audio, video, dan intrumentasi. Agar transistor dapat difungsikan pada ketiga fungsi diatas
adalah dengan mengoperasikan transistor tersebut pada titik-titik tertentu pada grafik garis
beban dengan pemberian nilai arus basis tertentu yang diperlihatkan pada 3.3

Gambar 3.3. Grafik garis beban transistor


D.1. Prosedur Percobaan untuk karakteristik Transfer Arus Maju Transistor NPN :
 Buatlah rangkaian seperti pada gambar 3.4
+15V

+
Ic
100 K
-
Supply DC
Variabel
+
10 K + -
Ib VCE
-

Gambar 3.4
 Atur posisi supply DC variabel pada 4 volt (Vcc = 4V)
 Atur potensiometer 10 K dan amati bahwa kedua amperemeter menunjukkan adanya
arus
 Cata harga Ib untuk Ic = 0 A, 2 A, 4 A, 6 A dan 10 A
 Bandingkan harga Ic dan harga Ib yang diperoleh
 Ulangi langkah tadi untuk harga Vcc = 2,5V dan 1,5V.
 Buat grafik Ib terhadap Ic untuk Vcc = 4V, Vcc = 2,5V dan Vcc = 1,5V.

D.2. Prosedur Percobaan untuk karakteristik input transistor NPN


 Buatlah rangkaian seperti pada gambar 3.5
b
Gambar 3.5

 Atur posisi supply DC variabel pada 0 volt


 Buatlah grafik Ib terhadap Vbe untuk Vcc = 0V dan 4V dan isi tabel berikut

Vcc = 0V Vcc = 4V
Ib (A) Vbe(V) Ib (A) Vbe(V)
0 0
4 4
8 8
10 10
20 20

D.3.Prosedur Percobaan untuk karakteristik transistor sebagai swicthing


 Buatlah rangkaian seperti pada gambar 3.6

+15V

1K
+
Ic
100 K
-
Supply DC
Variabel
+
10 K + -
Ib VCE
-

Gambar 3.6

 Atur supply DC variabel untuk tegangan keluaran 10 V


 Hitung terlebih dahulu berapa arus Ic apabila transistor menghantar (emiter dan
kolektor transistor terhubung)
 Atur potensiometer untuk memberikan perubahan pada arus basis
 Amati dan catat perubahan arus Ic dan VCE terhadap perubahan arus Ib hingga arus Ic
mencapai mendekati arus Ic yang telah terlebih dahulu dihitung (saat transistor telah
menghantar)
 Amati dan catat arus Ib pada saat transistor telah menghantar dimana nilai Ic terukur
adalah mendekati Vcc/R
 Jelaskan dengan memberikan suatu persamaan tentang perihal yang terjadi pada
perubahan arus Ic dan VCE terhadap perubahan arus Ib.
D.4. Prosedur Percobaan untuk karakteristik perubahan Ic terhadap perubahan VCE
dengan arus basis tetap
 Buatlah rangkaian seperti pada gambar 3.5
 Atur potensiometer sehingga didapatkan arus Ib = 0
 Atur posisi supply DC variabel dari posisi 0V, 0,1V, 0,2V, 0,3V, 0,4V, 0,5V, 0,6V,
0,7V, 0,8V, 1V, 1,5V, 2,5V, 3,5V
 Catat arus Ic untuk tiap perubahan tegangan VCE melalui pengaturan supply DC
variabel
 Atur kembali potensiometer sehingga didapatkan arus Ib = 0 A, 2 A, 4 A, 8 A, 10
A dan 20 A
 Atur posisi supply DC variabel dari posisi 0V, 0,1V, 0,2V, 0,3V, 0,4V, 0,5V, 0,6V,
0,7V, 0,8V, 1V, 1,5V, 2,5V, 3,5V dan 4Vuntuk tiap penentuan arus Ib tersebut
 Catat arus Ic untuk tiap perubahan tegangan VCE melalui pengaturan supply DC
variabel dari tiap penentuan arus Ib

 Siapkan tabel berikut untuk tiap langkah diatas


Ib = 0 A Ib = 2 A Ib = 4 A Ib = 8 A Ib = 10 A Ib = 20 A
VCE Ic VCE Ic VCE Ic VCE Ic VCE Ic VCE Ic
0V 0V 0V 0V 0V 0V
0,1V 0,1V 0,1V 0,1V 0,1V 0,1V
0,2V 0,2V 0,2V 0,2V 0,2V 0,2V
0,3V 0,3V 0,3V 0,3V 0,3V 0,3V
0,4V 0,4V 0,4V 0,4V 0,4V 0,4V
0,5V 0,5V 0,5V 0,5V 0,5V 0,5V
0,6V 0,6V 0,6V 0,6V 0,6V 0,6V
0,7V 0,7V 0,7V 0,7V 0,7V 0,7V
0,8V 0,8V 0,8V 0,8V 0,8V 0,8V
1V 1V 1V 1V 1V 1V
1,5V 1,5V 1,5V 1,5V 1,5V 1,5V
2,5V 2,5V 2,5V 2,5V 2,5V 2,5V
3,5V 3,5V 3,5V 3,5V 3,5V 3,5V
4V 4V 4V 4V 4V 4V

 Buatlah Grafik dari tabel yang telah anda isi diatas. Grafik yang anda buat akan
menunjukkan tentang garis beban dari sebuah transistor
PERCOBAAN IV
TRANSISTOR SEBAGAI AMPLIFIER

A. Tujuan Percobaan
Memperhatikan bagaimana transistor dapat digunakan sebagai penguat

B. Alat yang digunakan :


1. Modul praktikum untuk transistor
2. Multimeter
3. Oscilator sinusoidal

C. Pendahuluan
Terdapat banyak kendala bila hanya tersedia sinyal kecil sedangkan beberapa
peralatan (dalam hal ini disebut beban) membutuhkan sinyal yang sama akan tetapi lebih
besar. Penguat (amplifier) dapat mengatasi masalah ini. Sebuah peralatan penguat (gambar
4.1) menggunakan sinyal kecil untuk mengontrol arus dan/atau tegangan yang
diaplikasikan melalui sebuah sumber daya ke beban, senantiasa menghasilkan sinyal lebih
besar dari aslinya pada beban. Sinyal output ke beban mungkin lebih besar tegangannya,
arus atau kesemuanya sesuai dengan yang diperlukan.

Power +V
Supply

Voltage
current R
power

LOAD Ib
control Output
Input sinyal Output
sinyal
Input

Amplifier

Gambar 4.1
Gambar 4.1 memperlihatkan sebuah garis lurus perkiraan pada karakteristik
transistor. Transistor pada saat tertentu mempunyai beberapa nilai Vcc dan Ic yang
keduanya ditentukan sebagai titik yang terpisah pada karakteristik. Walaupun demikian
tegangan sumber Vcc dan resistor beban tidak dapat bervariasi secara bebas karena hukum
ohm menentukan bahwa :

Ic = (Vcc - VCE) / R

Bila Ic dihitung dari persamaan ini dan dipetakan pada karakteristik Vcc dengan Ic,
hasilnya adalah sebuah garis lurus. Dua titk yang khusus dengan mudah ditentukan jika Vcc
= 0V, lalu Ic = Vcc/R lalu VCE = Vcc. Garis ini disebut dengan garis beban sebab
tergantung pada beban dan sumber, bukan pada transistor.
IC

Vc / Rc
ib = 20uA
X
Ib = 15uA

Q ib = 10uA

ib = 5uA

X ib=0
VCE
Vcc

Gambar 4.2
Bila beberapa kondisi output tertentu akan dihasilkan oleh transistor maka harus
berada pada garis beban dan pada karakteristik transistor. Oleh karena itu kondisi yang
diinginkan terletak diantara titik-titik yang ditandai dengan X pada gambar 4.2. Sinyal-
sinyal dapat bervariasi pada masing-masing kedua arah, sebuah titik kerja yang jelas yaitu
titik awal mulai variasi sinyal-sinyal (padfa gambar titik tersebut adalah Q). Q adalah titik
tengah antara dua titik X yang secara umumnya mempunyai nilai VCE diambil sebesar
0,5Vcc.
Dengan menggunakan sinyal sinusoidal pada arus basis akan memvariasikan titik
kerja ini juga Ic dan konsekuensinya VCE bervariasi seperti diperlihatkan pada 4.3 dibawah
ini.
IC

Vc / Rc ib = 20uA

Ib = 15 uA

ib = 1 0u A

ib = 5u A

ib= 0
VCE
V cc

Gambar 4.3
D. Prosedur Percobaan
 Buatlah rangkaian seperti pada gambar 4.4
+15V +15V

100 K 1K
100nF 100K 100nF

Vin
+
1Vp-p 10 K + -
Ib VCE Vout
1KHz
-

Gambar 4.4
 Hidupkan power supply, dan minimumkan bias kontrol (potensimeter 10 K).
 Baca harga VCE dan Ic. Petakan sebagai titk pada kertas grafik karakteristik transistor.
Titik tersebut adalah salah satu titik garis beban.
 Atur potensiometer 10 K sehingga arus basis sebesar 10 A. Catat harga VCE dan Ic.
Harga-harga ini adalah harga titik kerja
 Petakan karakteristik Ic dengan VCE transitor
 Variasikan arus basis menjadi 5 A dan 15 A. Untuk masing-masing harga arus basis
petakan nilai yang diperoleh. Semua titik-titik ini harus terletak pada garis lurus (garis
beban).
 Atur arus basis menjadi 10 A kembali, kemudian hidupkan oscilator dan atur untuk
menghasilkan sinyal 0,7V (RMS) pada frekuensi 1KHz.
 Ukur tegangan keluaran (VCE) setelah melewati kapasitor.
 Atur potensiometer pada posisi minimum, dan ukur kembali tegangan keluaran.
 Atur potensiometer pada posisi maksimum dan ukur kembali tegangan keluaran
 Berikan analisa anda
PERCOBAAN V
KARAKTERISTIK FET (FIELD EFFECT TRANSISTOR)

A. Tujuan :
Mempelajari sifat dan karakteristik dari FET dan MOSFET

B. Alat yang digunakan :


1. Modul Praktikum FET dan MOSFET
2. Power supply
3. Multimeter

C. Pendahuluan :
FET atau MOSFET merupakan salah satu semikonduktor yang memiliki 3 terminal
seperti halnya pada transistor bipolar yang memungkinkan sinyal kecil (tegangan atau arus)
dapat membangkitkan atau mengendalikan sinyal besar pada keluarannya. Hal ini pun sama
seperti FETatau MOSFET. Yang membedakan transistor bipolar dengan FET atau
MOSFET adalah terletak pada pengendali kedua semikonduktor tersebut. Pada transistor
bipolar yang menjadi pengendali adalah arus yang diberikan pada basis transistor,
sedangkan pada FET atau MOSFET yang menjadi pengendali adalah tegangan yang
diberikan pada Gate. Perbedaan gambar dan terminal-terminal yang ada pada FET atau
MOSFET dan transistor diperlihatkan pada gambar 5.1 berikut :
D C

G B

S E

Gambar 5.1
D.1. Prosedur percobaan untuk FET:
 Buatlah rangkaian seperti pada gambar 5.2 dan aturlah potensiometer 10 K dan
Variabel DC pada posisi minimum
-15V

27 K
-
ID +
D

G
10 K +
- VDS 0 - 10V
S DC Variabel
VGS -
+

0V

Gambar 5.2
 Hidupkan power supply
 Atur Tegangan VDS pada 0V, 0,5V, 1V, 2V, 5V, 8V dan 10V
 Catatlah harga ID untuk masing-masing VDS
 Ulangi percobaan ini dengan harga VGS pada nilai 0V, -0,5V, -1V, -1,5V, -2V,
-2,5V dan –3V dan buatlah tabel seperti berikut :

Tabel nilai ID untuk tiap VGS dan VDS


VDS
VGS
0V 0,5V 1V 2V 5V 8V 10V
-0V
-0,5V
-1V
-1,5V
-2V
-2,5V
-3V
 Hubungkan amperemeter pada skala A secara seri pada gate dan ukurlah arus yang
melalui gate tersebut

D.2. Prosedur percobaan untuk MOSFET :


 Buatlah rangkaian seperti pada gambar 5.3 dan aturlah potensiometer 10 K dan
Variabel DC pada posisi minimum

+15V

27 K
-
ID +
D

10 K G +
+ VDS 0 - 10V
DC Variabel
VGS S -
-

0V

Gambar 5.3

 Hidupkan power supply


 Atur Tegangan VDS pada 0V, 0,5V, 1V, 2V, 5V, 8V dan 10V
 Catatlah harga ID untuk masing-masing VDS
 Ulangi percobaan ini dengan harga VGS pada nilai 0V, 0,5V, 1V, 1,5V, 2V,
2,5V dan 3V dan buatlah tabel seperti berikut :
Tabel nilai ID untuk tiap VGS dan VDS
VDS
VGS
0V 0,5V 1V 2V 5V 8V 10V
0V
0,5V
1V
1,5V
2V
2,5V
3V

 Hubungkan amperemeter pada skala A secara seri pada gate dan ukurlah arus yang
melalui gate tersebut

Sebagai contoh bahwa hasil yang didapatkan akan berbeda dengan percobaan FET
dalam hal ini tidak terdapat arus yang mengalir sehingga tegangan positif terdapat pada
gate. Sebuah MOSFET dirancang hingga arus tidak mengalir sampai tegangan positif
terdapat pada gate , hal ini yang disebutdengan Enhancement Type. Terdapat pula
MOSFET dengan Depletion Type dimana dioperasikan dengan potensial yang bervariasi
pada gate termasuk harga-harga yang mendekati nol. Arus gate pada MOSFET lebih
mantap dari pada arus bias pada FET. Kemudian bila sebelumnya masih terdapat arus bocor
gate, kali ini tidak terdapat lagipada MOSFET.
PERCOBAAN VI
TRIAC

C. Tujuan Percobaan :
Untuk memahami dan mempelajari bagaimana sebuah TRIAC dapat difungsikan sebagai
saklar pada arus bolak-balik (AC) dan arus searah (DC)

B. Alat yang digunakan :


1. Modul praktikum untuk TRIAC
2. Power supply DC dan AC
3. Multimeter

C. Pendahuluan
TRIAC adalah salah satu semikonduktor yang diterapkan sebagai saklar atau switch,
sehingga TRIAC ini dapat digunakan untuk mengontrol aliran arus baik pada suatu
rangkaian DC atau AC. TRIAC adalah seperti layaknya dua buah komponen SCR yang
dihubungkan paralel terbalik antara anoda dan katodanya dan masukan gate dari kedua
SCR tersebut digabung seperti pada gambar 6.1 berikut
M2

G
G

M1

Gambar 6.1
SCR juga adalah sebuah semikonduktor yang juga difungsikan sebagai switch hanya
pada rangkaian DC yang dikarenakan SCR seperti layaknya sebuah dioda penyearah yang
hanya mampu mengalirkan arus pada satu arah. Untuk menjadikan SCR tersebut
menghantar adalah dengan cara memberikan aliran arus sesaat dengan nilai tertentu ke
masukan gate sehingga antara anoda dan katoda dari SCR akan menghantar. Apabila ingin
menjadikan SCR tersebut kembali pada posisi swicth off adalah dengan membuat arus
yang dialirkan oleh SCR tersebut menjadi nol.
Apabila dua buah komponen SCR dihubungkan seperti pada gambar diatas maka
jadilah sebuah semikonduktor yang disebut dengan TRIAC yang mampu mengalirkan arus
dari dua arah sehingga dapat diterapkan untuk pengaturan arus pada rangkaian AC ataupun
DC dengan metoda yang sama seperti pada SCR.

D.1. Prosedur Percobaan TRIAC pada rangkaian DC:


 Buatlah rangkaian TRIAC seperti pada 6.2. Perhatikan bahwa terminal M1
dihubungkan ke tegangan +15 V, agar suplai ke rangkaian dapat mensuplai M2 dan
gate dapat dibuat 15 V positif atau negatif dengan mengacu pada M1.

+30V

+
100 ohm

-
+30V

M2

0V
G M1
10 K + -
Ig
220 ohm

+15V

Gambar 6.2

 Atur potensiometer 2,2 K ke posisi nol dan hubungkan dengan tegangan +30V seperti
pada gambar 6.1
 Siapkan tabel seperti pada gambar berikut :
Mode Trigger V suplai beban V suplai gerbang ke Arus gerbang ( gate)
keterminal M1 terminal M1
I+ +
I- -
III- -
III+ +
(angka romawi menunjukkan kuadrant pada karakteristik yang diuji menurut standar
matematika, tanda +/- mengacu pada polaritas gerbang)
 Putar potensiometer perlahan-lahan dan perhatikan pembacaan arus gerbang.
 Catat nilai yang dicapai sesaat lampu menyala pada baris pertama tabel.
 Kembalikan posisi potensiometer ke nol dan perhatikan apakah lampu tetap menyala
atau padam, dan putuskan hubungan tegangan suplai +30V dari rangkaian dan
kemudian hubungkan kembali. Perhatikan keadaan lampu.
 Hubungkan potensimeter ke 0V (-15V ke M1) dan balik polaritas multimeter untuk
pengukuran Ig. (apabila digunakan multimeter digital polaritas multumeter tidak perlu
dibalik).
 Ulangi percobaan sesuai dengan nilai negatif dari arus gerbang sesaat setelah konduksi.
Hasil anda akan memperlihatkan bahwa TRIAC akan berkonduksi dengan arah yang
sesuai dengan sinyal gerbang yang diaplikasikan dengan cara yang sama seperti SCR.
D.2. Prosedur Percobaan TRIAC pada rangkaian AC :
 Atur arus gerbang ke posisi nol dan pindahkan hubungan rangkaian dari tegangan +30V
ke tegangan AC 12 V pada modul power supply seperti pada gambar 6.3
12 VAC

+
100 ohm LED

-
+30V

M2

0V
G M1
10 K + -
Ig
220 ohm

+15V

Gambar 6.3
 Naikkan arus gerbang perlahan-lahan sampai lampu menyala, dan kemudian kurangi
lagi arus gerbang. Catat bahwa lampu akan padam, hal ini berbeda dengan pengujian
rangkaian AC, alasannya adalah bahwa dua kali dalam tiap satu siklus gelombang
tegangan AC menuju nol dan begitu juga dengan arus. Jika arus gerbang tidak cocok
untuk mengulang konduksi selama setengah siklus berikutnya, arus beban akan diblok
TRIAC.
 Naikan kembali secara perlahan arus gate sampai menyala. Gunakan osciloskop untuk
menguji bentuk gelombang tegangan yang melintasi TRIAC . Jelaskan observasi anda.

TRIAC sering digunakan dengan sinyal gerbang yang digantikan dengan polaritas
yang sama dengan supply utama. Pemutusan supply gate, switch multimeter untuk
membaca AC dan hubungkan potensiometer ke supply AC. Perhatikan bahwa dengan
pengaturan ini dimungkinkan untuk melihat range batas dan kontrol kontinyu cahaya lampu
walaupun hal ini tidak kontinyu diatas titik dimana “firing” (penyulutan) menempati lebih
dari 90 % dalam setengah siklus gelombang tegangan AC.
D.1. Prosedur Percobaan TRIAC pada rangkaian DC:
 Buatlah rangkaian TRIAC seperti pada 6.2. Perhatikan bahwa terminal M1
dihubungkan ke tegangan +15 V, agar suplai ke rangkaian dapat mensuplai M2 dan
gate dapat dibuat 15 V positif atau negatif dengan mengacu pada M1.

+30V

+
100 ohm

-
+30V

M2

0V
G M1
10 K + -
Ig
220 ohm

+15V

Gambar 6.2

 Atur potensiometer 10 K ke posisi nol dan hubungkan dengan tegangan +30V seperti
pada gambar 6.1
 Putar potensiometer perlahan-lahan dan perhatikan pembacaan arus gerbang.
 Catat nilai arus gerbang yang dicapai sesaat lampu menyala
 Kembalikan posisi potensiometer ke nol, perhatikan arus gerbang dan perhatikan
apakah lampu tetap menyala atau padam.
 Putuskan tegangan suplai +30V dari rangkaian dan kemudian hubungkan kembali.
Perhatikan kembali keadaan lampu apakahdalam keadaan menyala.
D.2. Prosedur Percobaan TRIAC pada rangkaian AC :
 Atur arus gerbang ke posisi nol dan pindahkan hubungan rangkaian dari tegangan +30V
ke tegangan AC 12 V pada modul power supply seperti pada gambar 6.3
12 VAC

+
100 ohm LED

-
+30V

M2

0V
G M1
10 K + -
Ig
220 ohm

+15V

Gambar 6.3
 Naikkan arus gerbang perlahan-lahan sampai lampu menyala, dan kemudian kurangi
lagi arus gerbang. Catat bahwa lampu akan padam, hal ini berbeda dengan pengujian
rangkaian DC alasannya adalah bahwa dua kali dalam tiap satu siklus gelombang
tegangan AC menuju nol dan begitu juga dengan arus. Jika arus gerbang tidak cocok
untuk mengulang konduksi selama setengah siklus berikutnya, arus beban akan diblok
TRIAC.
 Naikan kembali secara perlahan arus gate sampai menyala. Gunakan osciloskop untuk
menguji bentuk gelombang tegangan yang melintasi TRIAC . Jelaskan observasi anda.

TRIAC sering digunakan dengan sinyal gerbang yang digantikan dengan polaritas
yang sama dengan supply utama. Pemutusan supply gate, switch multimeter untuk
membaca AC dan hubungkan potensiometer ke supply AC. Perhatikan bahwa dengan
pengaturan ini dimungkinkan untuk melihat range batas dan kontrol kontinyu cahaya lampu
walaupun hal ini tidak kontinyu diatas titik dimana “firing” (penyulutan) menempati lebih
dari 90 % dalam setengah siklus gelombang tegangan AC.

Anda mungkin juga menyukai