KOMPONEN PASIF
RESISTOR
• Resistor adalah komponen pasif yang fungsi utamanya untuk menghambat
(memperkecil) arus listrik.
• Fungsi yang lain dari resistor adalah sebagai pembagi arus listrik dan pembagi
tegangan listrik.
• Fungsi sebagai pembagi arus listrik dapat dilakukan dengan mempararel resistor-
resistor, sedang fungsi sebagai pembagi tegangan dapat dilakukan dengan menseri
resistor-resistor.
• Resistor dibuat dari logam dalam bentuk kawat atau film (lapisan tipis), dan
banyak juga yang dibuat dari karbon dalam bentuk batang atau film.
• Agar resistansinya tinggi, untuk resistor yang dibuat dari film atau kawat logam
dibuat dalam bentuk lilitan, namun karena lilitan mempunyai induktansi dan
kapasitansi parasitik, maka resistor ini tidak presisi jika digunakan pada frekuensi
tinggi.
• Besarnya hambatan (resistansi) resistor dinyatakan dalam satuan V/A atau
ohm (Ω)
• 1 ohm adalah resistansi dari resistor yang menyebabkan tegangan antara
ujung-ujung resistor tersebut sebesar 1V jika arus sebesar 1 A dialirkan
pada resistor tersebut.
• Besarnya resistansi resistor dipengaruhi oleh panjang (L), luas penanmpang
(A), dan resistansi jenis bahan resistor (ρ) sesuai persamaan :
R = ρ(L/A)
• Untuk mengetahui besarnya resistansi resistor dapat diukur dengan
ohmmeter.
• Namun pada umumnya pabrik juga memberikan informasi besarnya
resistansi resistor menggunakan kode warna. Pada resistor diberi tanda
berbentuk cincin-cincin atau gelang-gelang berwarna yang melingkari
badan resistor.
• Tidak semua nilai resistansi resistor yang diperlukan konsumen
diproduksi oleh pabrik sehingga tersedia di pasaran.
• Pabrik memproduksi resistor yang mempunyai toleransi 10 %
hanya dengan nilai resistansi kelipatan 10n dengan n = -1, 0, 1,
2, 3, 4…..dst dari deret yang disebut E12 yang terdiri atas 12
nilai yakni : 1,0; 1,2; 1,5; 1,8; 2,2; 2,7; 3,3; 3,9; 4,7; 6,6; 6,8; 8,2.
• Untuk toleransi 5 % deret yang digunakan disebut deret E 24
yang terdiri atas 24 nilai yakni : 1,0; 1,1; 1,2; 1,3; 1,5; 1,6; 1,8;
2,0; 2,2; 2,4; 2,7; 3,0; 3,3; 3,6; 3,9; 4,3; 4,7; 5,1; 5,6; 6,2; 6,8;
7,5; 8,2; 9,1
• Pada saat dialiri arus, resistor jika dipegang terasa panas,
karena resistor menerima daya listrik sebesar P = I2R = VI.
Daya ini akan menaikkan suhu resistor sehingga terasa
panas.
• Jika daya yang diterima melebihi kemampuan (power rating)
nya maka resistor dapat rusak.
• Pada umumnya power rating resistor karbon dibuat oleh
pabrik sebesar ¼ sampai dengan 2 watt, sedang untuk
resistor logam dibuat sampai dengan 10 bahkan ada yang
sampai 50 watt.
• Resistor ada yang oleh pabrik dibuat tetap nilai/besar resistansinya, namun juga
ada yang dibuat variabel (dapat diubah).
• Jenis-jenis resistor variabel tersebut antara lain potensiometer, trimer
potensiometer (trimpot), rheostat.
• Disamping itu ada pula resistor yang nilai/besar resistansinya tergantung suhu,
tegangan, dan cahaya.
• Potensiometer merupakan salah satu jenis resistor variabel. Komponen ini
biasanya digunakan untuk keperluan pengatur volume suara, pengatur nada bass-
treble, pengatur balans dan sebagainya.
• Ada dua model potensiometer yakni putar dan geser. Jika pemutar/penggeser
diputar/digeser, maka resistansi antara terminal ujung dan tengah akan berubah.
• Perubahan nilai resistansi terhadap perubahan sudut putar/pergeseran ada yang
linier dan ada yang logaritmis. Biasanya untuk yang linier diberi tanda Lin atau B,
misal Lin 10K atau B 10K, sedang yang logaritmis diberi tanda Log atau A, misal
Log 10K atau A 10K. Untuk yang linier biasanya digunakan sebagai pengatur balans
dan pengatur nada.
• Trimpot (trimmer potensiometer) merupakan resistor variabel
yang nilai resistansinya dapat diatur (ditrim) dengan
menggunakan obeng.
• Komponen ini banyak dipakai dalam rangkaian stabilisasi arus
dan tegangan.
• Nilai resistansinya ada yang tertulis langsung pada badannya
misal 5 K, namun ada yang menggunakan kode.
• Misalnya tertulis kode 502 ini maksudnya 50 ditambah 00 (angka
terakhir 2 mengkodekan jumlah nol) sehngga nilai resistansinya
5000 ohm atau 5 K.
• Dengan cara yang sama jika pada badan tertulis 203 maksudnya
nilai resistansinya 20000 ohm atau 20 K.
• Jenis resistor yang lain yang nilai resistansinya berubah dengan
berubahnya suhu adalah thermistor.
• Ada dua resistor yakni NTC thermistor (negative themperature
coefficient thermistot) dan PTC thermistor (positive temperature
coefficient thermistor).
• Untuk jenis NTC resistansi semakin kecil jika suhu semakin besar,
dan resistansi semakin besar jika suhu semakin kecil.
• Biasanya digunakan pada rangkaian transistor penguat akhir untuk
kompensasi temperatur yang meninggi sehingga transistor tidak
terlalu panas.
• Sedangkan untuk jenis PTC resistansi semakin tinggi jika suhu
semakin tinggi, resistansi semakin kecil jika suhu semakin kecil.
• Biasanya digunakan pada rangkaian pengaman relay atau TV warna.
• Ada lagi jenis resistor yang resistansinya tergantung dari intensitas cahaya, yang
disebut LDR (light dependent resistor).
• Sifat resistor ini jika dikenai cahaya (intensitas cahaya naik), maka resistansinya
turun (mengecil). Biasanya digunakan sebagai saklar pada relay yang diaktifkan
dengan cahaya.
KAPASITOR
C=Q/V
• Jika Q dalam coulomb (C), V dalam volt, (V) maka C dalam C/V yang
disebut farad (F).
• Kapasitansi kapasitor ini tergantung dari luas permukaan konduktor
dan jarak antara kedua konduktor serta jenis isolator atau dielektrik
yang digunakan.
• Sebagai contoh untuk kapasitor yang terdiri dari dua keping sejajar,
maka kapasitansinya dinyatakan seperti pada persamaan.
E = ½ (QV) = ½ (CV2)
• Pada tegangan ac kapasitor menghambat arus listrik dengan resistansi
yang disebut reaktansi kapasitif yang didefinisikan sebagai perbandingan
tegangan ujung-ujun kapas dengan arus yang lewat kapasitor, yang
dapat dinyatakan dengan persamaan :
XC = V/I
• Jika V dalam V dan I dalam A, maka XC dalam V/A atau ohm. Besarnya
reaktansi kapasitif ini tergantung dari besarnya frekuensi gelombang
arus ac, dan kapasitansi kapasitor, seperti dinyatakan dalam persamaan :
Perak 10-2
Tak berwarna
• Kapasitor elektrolit merupakan kapasitor yang mempunyai
polaritas
• Nilai kapasitansi dan tegangan kerjanya umumnya tertulis
langsung pada badan (tidak menggunakan kode).
• Karena mempunyai polaritas, maka pemasangannya harus
memperhatikan polaritasnya. Terminal/kaki + harus
dihubungkan dengan kutub + baterei, dan terminal/kaki - harus
dihubungkan kutub - baterei.
• Jika pemasangan terbalik bisa menyebabkan rusak, terbakar,
atau /meletup. Untuk kapasitor elektrolit, dielektriknya bukan
elektrolit karena elektrolit termasuk konduktor.
• Susunan terdiri dari dua keping Al murni dan kurang murni, kemudian ditengahnya
disisipi elektrolit dalam kertas berpori.
• Jika keping Al murni dihubungkan dengan kutub + baterei dan keping Al yang kurang
murni dihubungkan dengan kutub - baterei maka antara keping Al murni dan lapisan
elektrolit terbentuk lapisan oksida yang bersifat sebagai isolator (dielektik).
• Lapisan elektrolit berfungsi sebagai katode dan Al murni berfungsi sebagai anode.
Oleh karena lapisan oksida ini tipis, maka kapasitansinya besar. Namun karena
tipisnya lapisan ini pula maka terhadap tegangan yang tidak terlalu besar didapat
medan listrik yang sangat besar antara anode-katode.
• Dengan demikian kapasitor elektrolit mempunyai tegangan kerja
maksimum yang tidak terlalu besar. Jika tegangan kerja maksimum ini
dilampaui maka kapasitor bisa rusak (bocor, dadal, atau hubung
pendek).
• Jika pemasangan polaritas bateri terbalik ( Al murni dihubungkan
dengan kutub – baterei, Al kurang murni dihubungkan dengan kutub
+ bateri) maka lapisan oksida terbentuk antara Al kurang murni dan
lapisan elektrolit dan ini sangat tipis sekali sehingga kapasitor bisa
meletup dan terbakar.
• Di samping Aluminium, kini kapasitor elektrolit juga menggunakan
keping tantalum. Oksida yang terbentuk antara keping tantalum dan
lapisan elektrolit mempunyai konstante dielektrik yang lebih besar
dari pada Al, sehingga dengan kapasitansi yang sama ukurannya lebih
kecil.
• Ada pula kapasitor yang dapat diatur nilai kapasitansinya yang disebut
kapasitor variabel atau varco (variable condensator). \
• Terdiri dari susunan keping-keping logam sejajar satu sama lain yang
masing-masing dipisahkan lapisan udara tipis, yang disatukan oleh suatu
sumbu.
• Jika sumbu diputar, maka satu set keping sejajar ikut berputar sedang satu
set yang lain tetap tidak ikut berputar. Dengan demikian luas pelat efektif
yang berhadapan dapat diubah dengan memutar sumbu tersebut,
sehingga kapasitansinya juga berubah. Kapasitansinya berkisar sekitar 100-
500 pF.
• Kapasior variabel yang lain adalah adalah kapasitor atau
kondensator trimmer, yang kapasitansinya dapat diubah dengan
mengatur jarak antar keping-keping konduktor dengan obeng
(disebut mengetrim). apasitansinya berkisar sekitar 20-30 pF.
• Kedua kondensator tersebut sering digunakan untuk pemilih
gelombang pemancar pada pesawat radio bersama-sama denga
spul antena dan spul osilator. Kondensator variabel dan
kondensator trimmer dipasang secara pararel, kondensator
variabel untuk pemilih gelombang secara kasar, sedang yang
secara halus (untuk menepatkan) dilakukan dengan kondensator
trimmer.
INDUKTOR
• Induktor merupakan komponen pasif yang terbuat dari kumparan (lilitan,
spool, coil) kawat berisolasi, sifat utamanya adalah menentang
perubahan arus/tegangan.
• Pada arus dc, induktor dapat menghasilkan medan magnet di sekitarnya,
menghambat arus listrik walau hambatan (resistansinya) kecil, dan
meratakan perubahan/variasi arus dc.
• Pada arus ac, induktor dapat menimbulkan perubahan medan magnet di
sekitarnya, menginduksi ggl, dan menghambat arus listrik yang
hambatannya disebut reaktansi induktif.
• Di dalam lilitan dapat diisi besi lunak, ferit, atau udara saja. Contoh-
contoh induktor dapat dilihat pada gambar. Jika lilitan memanjang sering
disebut solenaida, sedangkan jika lilitan melingkar disebut toroida.
• Kemampuan induktor dalam menginduksi ggl dinyatakan dalam
hubungan sebagai berikut :
E = - N dФ/dt Karena Ф = Ki
N .
L=
i
• Contoh :
Suatu solenoid yang panjang mempunyai luas penampang lilitan A,
panjang lilitan l, dan jumlah lilitan N. Maka induktansinya dapat
ditentukan sebagai berikut :
N .i A.N .i
B = o dan = B. A = o
l l
Sehingga :
N .
L=
i
• Resistansi dc induktor besarnya seperti resistansi kawat yang tertera
pada persamaan (2.2). Sedangkan untuk resistansi ac yang disebut
sebagai reaktansi induktif besarnya dinyatakan dalam hubungan :
XL = 2π f L = ωL
• Penerapan induktor antara lain untuk spool antena dan spool osilator
pada pesawat radio, untuk filter pada adaptor, untuk coil pada motor
dan generator dan lain-lain.
TRANSFORMATOR
• Transformator atau sering disingkat trafo adalah komponen pasif yang
terbuat dari dua lilitan kawat, lilitan pertama disebut lilitan primer dan
lilitan kedua disebut lilitan sekundaer.
• Prinsip kerjanya adalah bekerja atas dasar induksi elekromagnetik sehingga
bekerja jika ada perubahan arus/tegangan, mentransfer energy ac dari
lilitan primer ke lilitan sekunder, bekerja tidak mengubah frekuensi.
• Secara umum transformator dibedakan menjadi transformator isolasi
(isolation transformer) dan transformator auto (auto transformer), yang
masing-masing dapat dilihat pada gambar (a) dan (b). Gambar (a) adalah
transformator isolasi sedangkan gambar (b) adalah transformator auto.
Pada transformator isolasi, antara lilitan primer dan sekunder tidak
terhubung, sedangkan pada transformaor auto terhubung.
• Lilitan dapat diisi dengan udara, besi, atau ferit. Simbol masing-masing
transformator dengan isi lilitan udara, besi, dan ferit dapat dilihat pada
gambar.
P
S
Sehingga:
Jika NS > NP maka IS < IP ( step down arus atau penurun arus).
Jika NS < NP maka IS > IP ( step up arus atau penurun arus ).
• Dengan demikian transformator penaik tegangan sama dengan
penurun arus, dan penurun tegangan sama dengan penaik arus.
• Impedansi transformator dilihat dari primer dapat dirumuskan
sebagai berikut :