Anda di halaman 1dari 11

A.

TUJUAN
1. Mengaplikasikan LDR sebagai sensor Cahaya dalam perancangan sistem.
2. Mendesain sistem pengendali yang disusun dari rangkaian analog dapat bekerja sesuai
yang diinginkan.

B. DASAR TEORI
1. SENSOR LDR
Sensor adalah komponen yang dapat digunakan untuk mengkonversi suatu besaran
tertentu menjadi satuan analog sehingga dapat dibaca oleh suatu rangkaian elektronik. Sensor
merupakan komponen utama dari suatu tranduser, sedangkan tranduser merupakan sistem
yang melengkapi agar sensor tersebut mempunyai keluaran sesuai yang kita inginkan dan
dapat langsung dibaca pada keluarannya.Contoh; Camera sebagai sensor penglihatan, telinga
sebagai sensor pendengaran, kulit sebagai sensor peraba, LDR (light dependent resistor)
sebagai sensor cahaya, dan lainnya. Dalam rangkaian ini menggunakan LDR (light dependent
resistor) sebagai sensor cahayanya.
- LDR (Light Dependent Resistor)


Gambar 1. Bentuk dari LDR

LDR singkatan dari Light Dependent Resistor yaitu resistor yang nilai resistansinya
berubah-ubah karena adanya intensitas cahaya yang diserap. LDR juga merupakan resistor
yang mempunyai koefisien temperature negative, dimana resistansinya dipengaruhi oleh
intrensitas cahaya. LDR dibentuk dari cadium Sulfied (CDS) yang mana CDS dihasilkan dari
serbuk keramik. Secara umum, CDS disebut juga peralatan photo conductive, selama
konduktivitas atau resistansi dari CDS bervariasi terhadap intensitas cahaya.
Apabila permukaan LDR mendapat cahaya maka nilai hambatannya akan turun.CDS
tidak mempunyai sensitivitas yang sama pada tiap panjang gelombang dari ultraviolet sampai
dengan infra merah. Hal tersebut dinamakan karakteristik respon spectrum dan diberikan oleh
pabrik. CDS banyak digunakan dalam perencanaan rangkaian bolak-balik (AC) dibandingkan
denagn photo transistor dan photo dioda. Jadi sensor LDR ini akan berubah nilai
hambatannya apabila ada perubahan tingkat kecerahan cahaya.

2. DASAR TEORI OP-AMP
Op-amp mempunyai karakteristik resistansi masukan yang besar, resistansi keluaran yang
kecil dan penguatan yang besar. Op-amp digunakan dalam penguat audio maupun untuk
aplikasi peralatan elektronik. Simbol dari op-amp diperlihatkan pada gambar 2. Dari simbol
tersebut terlihat adanya dua masukan, yaitu masukan non-inverting (V+) dan masukan
inverting (V-). Vo merupakan keluaran dari op-amp.


Gambar 2. Simbol op-amp.

- Komparator
Komparator adalah salah satu aplikasi dari op-amp (operational amplifier), dimana
memiliki fungsi membandingkan besar dua potensial yang diberikan. Cara kerja dari piranti
komparator adalah membandingkan beda tegangan yang diberikan pada masukan non
inverting (V+) dan masukan inverting (V-). Jika V+ > V- maka output akan saturasi, jika V+
< V- dan V+ = V- maka output = 0.

Gambar 3. Tegangan keluaran op-amp.

Bentuk fisik IC LM 311 sebagai komparator adalah sebaga berikut :


Gambar 4. IC LM 311.

Fungsi dari masing-masing pin pada IC tersebut adalah sebagai berikut :
pin 1 : sumber tegangan (GND)
pin 2 : masukan non-inverting(op-amp 1)
pin 3 : masukan inverting (op-amp 1)
pin 4 : sumber tegangan (VCC = - 12 V)
pin 5 : balance
pin 6 : balance/stobe
pin 7 : output
pin 8 : sumber tegangan (VCC = + 12 V)




3. DASAR TEORI TRANSISTOR
Pada gambar ilustrasi transistor NPN berikut ini, junction base-emiter diberi bias positif
sedangkan base-colector mendapat bias negatif (reverse bias).

Gambar 5. arus elektron transistor npn
Karena base-emiter mendapat bias positif maka seperti pada dioda, elektron mengalir dari
emiter menuju base. Kolektor pada rangkaian ini lebih positif sebab mendapat tegangan
positif. Karena kolektor ini lebih positif, aliran elektron bergerak menuju kutup ini. Misalnya
tidak ada kolektor, aliran elektron seluruhnya akan menuju base seperti pada dioda. Tetapi
karena lebar base yang sangat tipis, hanya sebagian elektron yang dapat bergabung dengan
hole yang ada pada base. Sebagian besar akan menembus lapisan base menuju kolektor.
Inilah alasannya mengapa jika dua dioda digabungkan tidak dapat menjadi sebuah transistor,
karena persyaratannya adalah lebar base harus sangat tipis sehingga dapat diterjang oleh
elektron.
Jika misalnya tegangan base-emitor dibalik (reverse bias), maka tidak akan terjadi
aliran elektron dari emitor menuju kolektor. Jika pelan-pelan 'keran' base diberi bias maju
(forward bias), elektron mengalir menuju kolektor dan besarnya sebanding dengan besar arus
bias base yang diberikan. Dengan kata lain, arus base mengatur banyaknya elektron yang
mengalir dari emiter menuju kolektor. Ini yang dinamakan efek penguatan transistor, karena
arus base yang kecil menghasilkan arus emiter-colector yang lebih besar. Istilah amplifier
(penguatan) menjadi salah kaprah, karena dengan penjelasan di atas sebenarnya yang terjadi
bukan penguatan, melainkan arus yang lebih kecil mengontrol aliran arus yang lebih besar.
Juga dapat dijelaskan bahwa base mengatur membuka dan menutup aliran arus emiter-
kolektor (switch on/off).
- 2N222
Transistor 2N222 merupakan transistor jenis n-p-n, sehingga basis dari transistor ini
harus diberi tegangan positif agar dapat mengalirkan elektron yang ada pada kolektor
mengalir menuju emitor. Pada basis transistor ini tegangan harus lebih besar dari 0.7 Volt
agar dapat memicu transistor. Berikut adalah bentuk dari TIP 31.

Gambar 6. Bentuk 2N222

4. LAMPU PIJAR
Bola lampu, atau lebih dikenal dengan lampu pijar (bohlam) adalah sumber cahaya
buatan yang dihasilkan melalui penyaluran arus listrik melalui filamen yang kemudian
memanas dan menghasilkan foton. Kaca yang menyelubungi filamen panas tersebut
menghalangi oksigen di udara berhubungan dengannya, sehingga filamen tidak akan
langsung rusak akibat te roksidasi.


Gambar 7. Bentuk dari Lampu Pijar (Bohlamp)

Bohlam terdiri dari dua buah kawat yang saling berhubungan ( Contact wire) dan
bagian ujungnya di hubungkan ke sirkuit listrik ( Electrical contact ). Kawat di hubungkan
ke filamen (filament) yang berbentuk gulungan kumparan. Filamen di letakan di tengah dan
di topang oleh glass mount dengan bantuan kawat penopang (Support wires). Kawat dan
filamen ini di selubungi dengan kaca yang di dalamnya dipenuhi dengan gas bertekanan
rendah (inert gas) seperti argon, neon, nitrogen.

C. ALAT DAN BAHAN
1. Alat
- Bor PCB ........................................................................ 1 buah
- Solder ............................................................................ 1 buah
- Tang Jepit ...................................................................... 1 buah
- Tang Potong .................................................................. 1 buah
- Project Board ................................................................ 1 buah
- Obeng ............................................................................ 1 buah
- Multimeter ..................................................................... 1 buah

2. Bahan
- LDR sebagai sensor cahaya ........................................... 1 buah
- Potensiometer 50 Kohm ................................................. 1 buah
- Bola Lampu ................................................................... 1 buah
- PCB ............................................................................... 1 buah
- Steker ............................................................................ 1 buah
- Resistor 1 k ohm ............................................................ 2 buah
- Resistor 2 k Ohm ........................................................... 1 buah
- Resistor 12 k Ohm ......................................................... 1 buah
- IC OP AMP LM 311 ...................................................... 1 buah
- Relay 12 V 5 A .............................................................. 1 buah
- Transistor 2N2222 ......................................................... 1 buah
- Kabel penghubung ........................................................ secukupnya
- PCB ................................................................................ secukupnya
- Timah ............................................................................. secukupnya

D. FLOWCHART RANGKAIAN


Gambar 8 Blok Diagram Rangkaian



Cahaya
(LDR)
LM 311
Lampu
Menyala
Driver
Lampu Mati
T
Y
E. GAMBAR RANGKAIAN
1. Skema Rangkaian



Gambar 8 Skema Rangkaian

2. Layout PCB

Gambar 9 Bentuk Layout PCB

F. PRINSIP KERJA RANGKAIAN
Dalam rangkaian diatas menggunakan sensor cahaya (LDR) namun didalam program
multisim tidak terdapat komponen LDR maka diganti dengan saklar seperti diatas. Pada saat
cahaya redup LDR menjadi konduktor yang buruk, atau bisa disebut juga LDR memiliki
resistansi yang besar pada saat gelap atau cahaya redup. Pada saat cahaya terang LDR
menjadi konduktor yang baik, atau bisa disebut juga LDR memiliki resistansi yang kecil pada
saat cahaya terang. Dari cara kerja LDR tersebut maka pada saat cahaya redup maka nilai
tahanan akan berkurang dan tegangan akan masuk ke basis sehingga tegangan tersebut akan
membuat transistor menjadi saklar dan memicu relay dan bisa menghidupkan lampu.
Sebaliknya, pada saat cahaya terang maka nilai tahanan akan bertambah (semakin besar) dan
tegangan tidak masuk ke kaki basis. Relay tetap akan terbuka dan tidak dapat menjalankan
lampu.

G. ANALISA RANGKAIAN
1. OP AMP sebagai Komparator
Dalam rangkaian ini OP AMP berfungsi sebagai komparator pembanding tegangan yang
akan keluar menuju kedriver dan mengaktifkan lampu. Komparator akan membandingkan
inputan yang masuk berupa tegangan positif atau negatif, Apabila tegangan yang masuk ke
input non inverting OP AMP lebih besar dari inputan inverting maka tegangan keluarannya
akan positif, sedangkan apabila tegangan yang masuk ke input inverting lebih besar dari
inputan non inverting maka tegangan keluarannya akan negatif, seperti rumus berikut :

Vtrimpot Vsensor jika V Vout < + =
Vtrimpot Vsensor jika V Vout > =

2. Sensor
- Hambatan normal LDR sebelum terkena cahaya = 8 Kohm 1 Mohm
- Hambatan LDR ketika terkena cahaya = 100 Ohm 7 Kohm

a. Kondisi pada saat normal (belum ada cahaya) hambatannya 7 Kohm
Untuk mengitung tegangan keluaran dengan rumus pembagi tegangan:
V V
K k
K
Vs
R Rsen
Rsen
Vsensor 3 , 9
9
84
12 .
2 7
7
.
2
= =
O + O
O
=
+
=
Vsensor
praktek
= 9,3 V
Jadi tegangan yang akan masuk ke input non inverting 9,3 V maka OP AMP tidakakan
dapat bekerja karena LM 324 hanya dapat bekerja bila tegangan inputannya 9,6 12
Volt

b. Kondisi pada saat terkena atau ada cahaya hambatannya 8Kohm
Untuk mengitung tegangan keluaran dengan rumus pembagi tegangan:
V V
K K
K
Vs
R Rsen
R
Vsensor 6 , 9
10
96
12 .
2 8
8
.
7
2
= =
O + O
O
=
+
=
Vsensor
praktek
= 9,6 V
Jadi tegangan yang akan masuk ke input non inverting 9,6 V maka OP AMP akan dapat
bekerja yang akan memicu driver.

3. Potemsiometer
Potensiometer pada rangkaian ini masuk ke input inverting OP AMP yang menggunakan
50Kohm untuk menghitung tegangan keluarannya menggunakan rumus pembagi
tegangan yaitu :
V V
K K
K
Vs
Rt Rt
Rt
Vtrimpot 6
100
600
12 .
50 50
50
. = =
O + O
O
=
+
=
Vtrimpot
praktek
=1,412 V
Jadi tegangan keluarannya adalah 1,412 V, tegangannya lebih kecil saat sensor terkena
cahaya maka keluarannya tegangan akan positif dan dapat memicu driver.

4. Output Op Amp
Vcc
R R R
R
V
pot K LDR
LDR

1

2
1
|
|
.
|

\
|

+
=
atau V = V
SENSOR
- V
POT


a. Kondisi pada saat normal (belum ada cahaya) hambatannya 7 Kohm
Untuk mengitung tegangan keluaran dengan rumus pembagi tegangan:
V = V
SENSOR
- V
POT
V = 9,3 V -1,412 V = 7,888 V

b. Kondisi pada saat terkena atau ada cahaya hambatannya 8 Kohm
Untuk mengitung tegangan keluaran dengan rumus pembagi tegangan:
V = V
SENSOR
- V
POT
V = 9,6 V -1,412 V = 8,188 V

5. Transistor NPN 2N222
Transistor dapat bekerja bila ada tegangan input minimal 0,7 Volt, maksimalnya kira-
kira sama seperti tegangan Vccnya. Tetapi karena dibatasi oleh hambatan maka arus
yang mengalir pada Ib sangat kecil sehingga tidak da pat mentriger transistor, maka
dibutuhkan tegangan yang besar untuk mendapatkan arus Ib = 0,26 A. Transistor dapat
aktif yang dalam rangkaian ini berfungsi sebagai saklar atau pemicu lampu agar dapat
bekerja.

H. Prosedur Pemakain Alat
Ada bebrapa prosedur yang perlu dilakukan dalam penggunaan alat ini:
- Kabel input tegangan positif (V+) warna merah
- Kabel input tegangan negatif (V-) warna hitam
- Beri input tegangan sebesar 12 Volt
- Beri tegangan output sebesar 220 Volt
- Ketika relay telah berbunyi berarti rangkaian telah aktif.
- Tutup LDR sehingga lampu akan padam
- Untuk mengatur sensifitas cahaya putar potensiometer.

I. Kesimpulan
1. Pada saat cahaya redup LDR menjadi konduktor yang buruk, atau bisa disebut juga
LDR memiliki resistansi yang besar pada saat gelap atau cahaya redup. Pada saat
cahaya terang LDR menjadi konduktor yang baik, atau bisa disebut juga LDR
memiliki resistansi yang kecil pada saat cahaya terang. Dari cara kerja LDR tersebut
maka pada saat cahaya redup maka nilai tahanan akan berkurang dan tegangan akan
masuk ke basis sehingga tegangan tersebut akan membuat transistor menjadi saklar
dan memicu relay dan bisa menghidupkan lampu.
2. Kegunaan alat ini yaitu dapat diaplikasikan sebagai penerangan pada taman.
3. Kelebihan
- Alat ini merupakan salah satu wujud dari hemat energi
- Ketika keadaan lingkungan sekitar mulai gelap secara otomatis lampu akan
menyala.
- Intensitas cahaya yang masuk dapat diatur menggunakan trimpot
Kekurangannya
- Penempatan LDR sangan menentukan keberhasilan alat ini karena bila
tertutup sesuatu seperti serangga maka secara otomatis lampu akan menyala
walaupun keadaan lingkungan sekitar masih terang benderang.

Anda mungkin juga menyukai