Anda di halaman 1dari 13

Penyuntingan Naskah

Pengertian Penyuntingan
Penyuntingan berasal dari kata dasar
sunting.
Selanjutnya
kata
penyunting
bermakna proses, cara, perbuatan suntingmenyunting;
segala
sesuatu
yang
berhubungan
dengan
pekerjaan
menyunting; pengeditan (KBBI, 2001:1106).
Penyuntingan naskah adalah proses, cara
atau perbuatan menyunting naskah. Orang
yang melakukan pekerjaan menyunting
naskah disebut penyunting naskah.

Dasar-Dasar Penyuntingan:
Menurut Pamusuk Eneste (2005: 23), ada enam
kode etik yang harus diperhatikan:
1. Penyunting naskah wajib mencari informasi
mengenai penulis naskah sebelum menyunting.
2. Penyunting naskah bukanlah penulis naskah.
3. Penyunting naskah wajib menghormati gaya
penulis naskah.
4. Penyunting naskah wajib merahasiakan informasi
yang terdapat dalam naskah yang disuntingnya.
5. Penyunting naskah wajib mengonsultasikan hal-hal
yang mungkin akan diubahnya dalam naskah.
6. Penyunting naskah tidak boleh menghilangkan
naskah yang akan, sedang atau telah disuntingnya.

Hal-Hal Yang Perlu


Diperhatikan Dalam
Penyuntingan

Tahap Prapenyutingan

Tahap
Penyuntingan

Tahap Pra-Penyuntingan
Hal-hal yang perlu diperhatikan pada tahap
pra-penyuntingan:
1. Kelengkapan naskah
2. Ragam naskah
3. Daftar Isi
4. Sub bab dan sub-subbab
5. Ilustrasi, tabel dan gambar
6. Catatan kaki
7. Informasi mengenai penulis
8. Membaca secara keseluruhan

Tahap Penyuntingan
Hal-hal yang perlu diperhatikan pada tahap
pra-penyuntingan:

Isi

Ejaan
Bahasa

Ejaan
Ejaan yang digunakan dalam penyuntingan yaitu
Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan
(EYD),
Ejaan
Bahasa
Indonesia
yang
Disempurnakan tersebut mengatur hal-hal berikut:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.

Pemakaian huruf
Pemakaian kata
Pemakaian huruf kapital
Pemakaian huruf miring
Pemakaian tanda baca
Pemakaian kata
Penulisan singkatan dan akronim
Penulisan angka dan bilangan
Penulisan unsur serapan

Ejaan Yang Perlu Diperhatikan Pada


Saat Menynting Naskah
Kata dan frasa yang
diikuti koma

akan tetapi,... | akibatnya,...


dalam hal ini,... | akhitnya,...

Kata yang didahului


koma

...,padahal |...,sedangkan
...,seperti | ...,tetapi

Kata yang tidak didahuli


koma

karena | bahwa | maka | sehingga

Kata yang tidak diikuti


titik dua

Penulisan Nama Jenis

Kata ini kadang dikira perlu diikuti


tanda titik dua, padahal tidak perlu,
contoh:
adalah | yaitu | ialah | yakni
Huruf pertama nama geografis yang
dipakai sebagai nama jenis ditulis
dengan huruf kecil contoh: gula jawa

Bahasa
Bentuk Kata

Bentuk
Kalimat

Seorang penyunting naskah harus tahu bentuk


kata baku dan kata yang tidak baku
Penyunting naskah bertugas meluruskan kalimat
naskah yang masih kurang tepat agar mudah
dipahami. Kalimat tersebut, yakni kalimat
melingkar, kalimat membosankan, kalimat salah
kaprah, dan kalimat rancu.

Isi / Gagasan
Penyuntingan terhadap isi karya tulis ilmiah dapat
dilakukan dengan cara pengurangan, penggantian,
dan penambahan isinya yang relevan dengan topik
dan tema kajiannya.
Pengurangan terhadap isi atau materi bila
memang dianggap tidak relevan dengan topik
kajiannya. Kemudian mengantinya dengan suatu
topik yang sedang dibahas.
Kalau kemungkinan ada sumber lain yang lebih
aktual dan akurat, seorang penulis dapat saja
menambahkan isi
itu untuk melengkapinya,
misalnya grafik, tabel, gambar, atau data lain yang
dianggap perlu.

S1 PTE-D 2013
Sigit Setyo Widodo 130534608364
Sriani Lestari 130534608368
Wahyu Rizki Adi Surya 130534648366
Yayan Kristiawan 130534608390
Zumrotul Khiriyah 130534608435
Ucapan Terimakasih:
Bpk. Muhammad Zainy
Para Audience Mahasiswa PTE-D

Bentuk Kalimat
Kalimat
Melingkar

Kalimat melingkar ialah kalimat yang melingkar


terlebih dahulu, sebelum sampai ke maksud
sebenarnya sehingga kalimat menjadi tidak
efektif. Contoh
Kelebihan kamus ini, selain memiliki jumlah entri
yang banyak, adalah adanya contoh penggunaan
kata dalam kalimat.

Kalimat
Membosankan

Kalimat yang mengandung dua buah kata yang


berasal dari kata dasar yang sama. Kalimat ini
harus dihindari karena dapat membuat pembaca
jenuh. Contoh : Tumbuhan itu dapat bertumbuh di
ladang maupun di sawah.

Bentuk Kalimat
Kalimat
Salah Total

Kalimat yang tidak mempunyai unsur tertentu


sehingga kalimat itu terasa janggal, contoh
Anak raja daha sangat cantik wajahnya, begitu
pula anak raja keling sangat tampan.

Kalimat
Rancu

Kalimat yang susunannya sedemikian rupa


sehingga maknanya sulit dipahami atau tidak
jelas. Contoh
Dengan membangun PLTU Kamojang akan
memperluas pemakaian listrik ke desa-desa di
Jawa Barat.

Kalimat
Tidak Efektif

Kalimat yang mengandung kata-kata berlebihan


atau kata-kata yang tidak diperlukan. Contoh :
Dari penjelasan tersebut diatas, dapat ditarik
krsimpulan berikut.

Anda mungkin juga menyukai