Anda di halaman 1dari 16

TUGAS BESAR PEMBANGKIT ENERGI

LISTRIK DAN TERBARUKAN

PENGUJIAN SISTEM POMPA AIR


TENAGA SURYA

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK III
A.RIEFAD JASSAR (42119001)
ANDI MUHAMMAD AINUR RIDHO (42119002)
M.ADRIAN SAPUTRA (42119008)
NURUL AZIZAH BAHARUDDIN (42119016)
RAHMAT RISALDI (42119018)
SUGI ASTIRA (42119019)

3A D4 TEKNIK LISTRIK

PROGRAM STUDI D4 TEKNIK LISTRIK


JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
2022
Abstrak
Di wilayah Indonesia yang dilewati garis katulistiwa, ketersediaan sinar matahari
sangat potensial dan sepanjang hari. Oleh karena itu, dalam hal penerapan sebagai sumber
energi listrik untuk menggerakan pompa air dengan seperangkat panel sel surya adalah
sangat memungkinkan. Tingkat atau intensitas pencahayaan sinar matahari dari mulai
matahari terbit sampai matahari terbenam sangat berbeda tingkatannya. Intensitas cahaya
matahari tentunya sangat berpengaruh terhadap kemampuan panel sel surya untuk
merubahnya menjadi energi listrik. Tentunya akan memberikan dampak pada kinerja
sistem pompa air tenaga surya. Dengan demikian dalam penelitian ini akan menguji
kinerja serta melakukan analisis kinerja pompa air yang digerakkan mengunakan tenaga
listrik dari panel sel surya. Untuk mencapai tujuan tersebut dilakukan pengukuran daya
yang dihasilkan panel surya dimulai dari pukul 10:35 WITA sampai dengan pukul 13:23
WITA, dilakukan di ruangan Laboratorium Gedung Elektro Politeknik Negeri Ujung
Pandang. Pengambilan data yang dilakukan adalah mengukur intensitas cahaya matahari,
tegangan panel surya, arus panel surya, tegangan baterai, arus baterai, debit air, volume
air, arus motor, tegangan motor, daya motor, dan energi yang digunakan pada motor.
Panel surya yang digunakan adalah panel surya jenis polikristal dengan kapasitas 50wp,
daya yang dihasilkan panel surya tertinggi 139,5W pada pukul 11:05 WITA dengan nilai
intensitas 62300 lux, sedangkan nilai daya terendah adalah 49,2 W pada pukul 10:35
WITA dengan nilai intensitas 64100 lux. Baterai menggerakkan pompa air DC selama 3
jam dan menghasilkan volume air rata-rata 3490 liter serta debit air rata-rata yang
dihasilkan adalah 40,1 liter/menit.
I. PENDAHULUAN

Air merupakan sumber daya alam yang tak terbatas. Penggunaan sumber daya ini
adalah yang terbanyak digunakan oleh manusia. Air menjadi kebutuhan dasar bagi
manusia, yang digunakan untuk kegiatan sehari-hari. Tetapi, di beberapa daerah masih
kesulitan untuk mengakses air bersih. Ketersediaan air pun menjadi masalah bagi
masyarakat di daerah tertentu. Sulitnya mengakses sumber air menjadi masalah utama.
Alat yang biasa digunakan untuk mengakses sumber air yang jauh ini yaitu berupa pompa.
Pompa membutuhkan bahan bakar listrik untuk bergerak. Terbatasnya sumber energi fosil
yang digunakan untuk membangkitkan listrik menjadi masalah tersendiri.

Mencari alternatif sebagai pengganti bahan bakar fosil adalah solusinya. Energi
matahari yang merupakan sumber daya alam tak terbatas yang bisa digunakan sebagai
sumber energi terbarukan pengganti fosil. Teknologi Pembangkit Listrik Tenaga Surya
(PLTS) untuk menggerakkan pompa dapat dijadikan alternatif, hal ini karena Indonesia
berada pada wilayah tropis. Dimana cahaya matahari dapat diperoleh secara gratis
sepanjang tahun. Kinerja PATS untuk memompa air menjadi sangat tepat pada musim
kemarau, dimana intensitas cahaya matahari dan kebutuhan air sangat tinggi. Sedangkan
pada musim hujan, masyarakat bisa mendapatkan air dengan mudah, sehingga kinerja
PATS yang kurang maksimal karena kurangnya intensitas cahaya matahari tidak
menjadikan masalah.

Pompa air dengan menggunakan tenaga surya hanya memerlukan energi sinar
matahari untuk operasionalnya. PATS akan tetap beroperasi meskipun cuaca mendung
atau hujan sekalipun. Hal ini hanya berpengaruh terhadap debit energi yang dihasilkan.
Keuntungan lain dari menggunakan sistem PATS yaitu tidak memerlukan operator khusus
untuk mengoperasikan pompa ini, karena sistem ini beroperasi secara otomatis (Pranoto,
2011), mudah dipasang dan mudah dirawat (Bachtiar, 2006). Menurut Asy’ari et al.,
(2012) photovoltaic merupakan pembangkit listrik yang aman untuk lingkungan sehingga
tidak menimbulkan polusi udara seperti pembangkit lainnya

Pembangunan PATS juga menguntungkan dari segi ekonomi. Pembangunan PATS


menghasilkan nilai NPV (Net Present Value) positif, nilai IRR (Internal Rate of Return)
sebesar 30% jika dibandingkan dengan harga pembelian dari truk tanki dan 34% jika
dibandingkan dengan harga pembelian dengan jerigen serta memiliki Net Benefit-Cost
Ratio (Net B/C) lebih besar dari 1 yang menandakan bahwa sistem PATS menguntungkan
dari sisi ekonomi (Arrohman, Sihana, & Setiawan, 2012). Sedangkan dari aspek
lingkungan, sistem PATS bisa mengurangi emisi CO2 selama rentang umur 25 tahun
(Meah, Fletcher, & Ula, 2008).

Tujuan dari penelitian ini untuk mendapatkan parameter kinerja dari SPATS berupa
debit air, efisiensi pompa dan efisiensi sistem pada sistem dengan head pompa dan
konfigurasi panel surya yang tetap. Setelah itu akan dilakukan analisis ekonominya untuk
mendapatkan harga energi yang dibutuhkan dalam setiap m3 air yang dihasilkan.
II. TINJAUAN PUTAKA
Pompa air tenaga surya adalah pompa mendapatkan energi listrik dari panel surya
guna memompa air. Sistem pompa air yang digunakan sebenarnya sama dengan sistem
pompa air biasa yang membedakan hanya pada sumber energi listrik yang digunakan

Dalam percobaan kali ini pompa yang digunakan adalah pompa celup atau
Submersible pump dimana pompa jenis ini menggunakan sistem operasi sentrifugal.
Yaitu mengubah energi kinetik dari air menjadi energi potensial yang bergerak
kepermukaan melalui Impeller dan bergerak memutar didalam casing pompa air
sehingga air dapat terdorong keluar oleh putaran tersebut[4] Submersible pump
dirancang secara khusus untuk PV memiliki efisiensi keseluruhan 30-70%.

Pemompaan air tenaga surya didasarkan pada teknologi PV yang mengubah sinar
matahari menjadi listrik untuk memompa air. Panel PV terhubung ke motor (yang dalam
percobaan ini DC) yang mengubah energi listrik yang dipasok oleh panel PV menjadi
energi mekanik yang diubah menjadi energi hidrolik oleh pompa[3]. Tujuan dari
pengujian Spats disini adalah simulasi pengisian tandon dengan daya tampung 750L.
Sistem pompa DC secara garis besar diklasifikasikan menjadi 2 (dua) yaitu battery-
coupled DC Pump dan direct-coupled DC Pump.[5]. Dalam penelitian ini akan
menggunakan sistem direct-coupled DC Pump.
Kinerja SPATS bergantung pada parameter seperti radiasi matahari pada setiap lokasi,
efisiensi PV, head, aliran air, kebutuhan air, dan daya hidrolik [6]. Efisiensi array PV
ditentukan oleh persamaan berikut :

𝜉𝑝𝑣(%) = 𝐸𝑝𝑣 𝐴𝑝𝑣 ∙ 𝐸 × 100 (1)

Efisiensi pompa merupakan perbandingan energi hidrolik pada satuan waktu dengan
konsumsi energi yang dibutuhkan pompa dalam waktu yang sama, diberikan oleh :

𝜉𝑝𝑣(%) = 𝐶ℎ ∙ 𝐻 ∙ 𝑉𝑑 𝐸𝑝 × 100 (2)

Sedangkan efisiensi SPATS diberikan oleh

𝜉𝑠𝑦𝑠(%) = 𝜉𝑝𝑣 ∙ 𝜉𝑝 (3)

Debit air merupakan volume air yang keluar dari pompa setiap satuan waktu yang
diberikan oleh :

𝑄 =𝑉 𝑡 (4)

Di mana:
𝐸𝑝𝑣 : energi listrik yang dibangkitkan oleh PV dalam satuan waktu (Wh)
𝐴𝑝𝑣 : luas permukaan PV (m2)
𝐸 : radiasi matahari (W/m2)
𝐶ℎ : konstanta hidrolik (2.725)
𝐻 : head pompa (m)
𝑉𝑑 : Volume pada satuan waktu tertentu (m3)
𝐸𝑝 : energi yang dibutuhkan pompa pada satuan waktu (Wh)
𝜉𝑝𝑣 : efisiensi PV (%)
𝜉𝑝 : efisiensi pompa (%)
𝜉𝑠𝑦𝑠 : efisiensi SPATS (%)
𝑄 : debit air (m3/s)
𝑉 : volume air (m3)
t : waktu (s)

Selain kinerja yang telah disebutkan di atas hal lain yang perlu diperhatikan adalah
mengenai analis ekonomi suatu SPATS. Analis ekonomi yang dimaksudkan di sini
dibatasi pada 2 aspek yaitu harga energi yang dibangkitkan oleh PV untuk menyuplai
SPATS dan harga yang diperlukan untuk menaikkan air setiap m3. Biaya energi ini
menggambarkan biaya yang dibutuhkan untuk membangkitkan 1 kWh energi listrik,
sedangkan harga air memberikan gambaran berapa besar biaya yang dibutuhkan oleh air
dalam setiap m3 yang diangkat oleh SPATS. Menurut Biaya energi (Cost Of Energy)
terutama ditentukan oleh biaya pemasangan dan produksi energi tahunan. Untuk sistem
SPATS, biaya tersebut ditentukan terutama oleh PV dan pompa DC kemudian biaya
pengontrol. Untuk COE PV sendiri tergantung pada radiasi matahari sekitar $ 0,22- $
0,35 / kWh. COE dari PV biasanya diratakan selama umur sistem (diasumsikan 20-30
tahun), yang dihitung dengan:

𝐶𝑂𝐸 = 𝐼𝐶 × 𝐹𝐶𝑅 + 𝐴𝑂𝑀 𝐴𝑘𝑊ℎ (5)

dengan

𝐹𝐶𝑅 = (1 + 𝑖)𝑛 (1 + 𝑖)𝑛 – 1 (6)

𝐴𝑘𝑊ℎ = 𝐸𝐹 × 𝑊𝑝 × 𝑃𝑆𝐻 ̅̅ × 365 (7)

Di mana:

𝐼𝐶 : biaya awal (biaya komponen)


𝐹𝐶𝑅 : faktor pengembalian modal
𝐴𝑂𝑀 : biaya operasi dan pemeliharaan
𝐴𝑘𝑊ℎ : energi yang dihasilkan dalam setahun (kWh/tahun)
𝑖 : faktor diskon
𝑛 : umur sistem (tahun)
𝐸𝐹 : efisiensi PV (%)
𝑊𝑝 : daya maksimal yang dihasilkan oleh PV
𝑃𝑆𝐻 : waktu rata-rata radiasi matahari dalam sehari (jam).

Untuk menghitung harga air untuk setiap m3 bergantung pada daya yang dibutuhkan
oleh pompa serta waktu yang dibutuhkan untuk memperoleh air dalam jumlah 1 m3.
Harga ini dapat dihitung dengan:

𝐶𝑂𝑊 =𝑃 × 𝑡 1𝑚3 (8)

Di mana:
𝐶𝑂𝑊: harga air (Rp/m3)
𝑃 : daya pompa (W)
𝑡 : waktu (jam).
III. METODE
3.1. Tempat dan Waktu Penelitian
Pengambilan data ini dilakukan di Kampus 2 Politeknik Negeri Ujung
Pandang. Pengumpulan data didapat dari studi literatur dan observasi/pengukuran
secara langsung. Pengukuran dilakukan untuk mengukur besaran-besaran yang di
perlukan. Pengambilan data dilakukan pada jam 10.35 sampai dengan 13.25 dengan
rentang pengambilan data dilakukan setiap 30 menit.

3.2. Alat dan Bahan

NO NAMA JUMLAH DESKRIPSI

Pompa yang digunakan adalah


3.3. 1. Pompa DC 1 pompa DC dengan tegangan 12
Me to
de Volt, dengan Arus 5,4 Ampere.

Solar Charge
2. 1
Controller ( SCC )

Pipa yang digunakan adalah


3. Pipa PVC 1
jenis PVC berukuran ½ Inch,

Baterai yang digunakan


4. Baterai 1 berukuran 12 Volt, dengan
12 AH

Flow meter yang digunakan


dengan akurasi pengukuran 1%,
5. Flowmeter 1
dengan maximum pressure
20BAR, panjang 103MM

6. Kabel Secukupnya

7. Ember 1

Digunakan Untuk mengukur


8. Luxmeter 1 Intensitas cahaya pada panel
surya
Penelitian

Mulai

Pengumpulan Data

Merakit Rangkaian PLTS

Vpv, Ipv, Vbaterai, Ibaterai, Debit


Air(L/men),Volair(L), Vmotor, Imotor,
Pmotor,Energimotor(Wh), Intensitas
Cahaya(Lux)

Analisis Perhitungan Serta


Pengukuran Pada Rangkaian

Data yang Diperoleh dari


hasil pengukuran sesuai

Kesimpulan dan Saran

selesai
Metode yang digunakan untuk memperoleh data sekunder adalah
menggunakan metode studi literatur, sedangkan untuk mendapatkan data
primer menggunakan metode observasi yaitu melakukan pengukuran
variabel radiasi matahari (SR), suhu modul (S), arus hubung singkat (ISC),
tegangan rangkaian terbuka (VOC), Debit air (m3) dan waktu pengosongan
baterai melalui pembebanan pompa air.

Metode pengambilan data yang dilakukan pada penelitian ini dengan layout
seperti Gambar 1 adalah sebagai berikut:
1. Merangkai alat
2. Pada jam 10.30 motor dihidupkan kemudian mengukur:
 Intensitas cahaya
 Tegangan dan arus baterai
 Tegangan dan arus keluaran pada PV
 Tegangan, arus daya, dan energy motor
 Debit air.
3. Mengulangi langkah 2 untuk setiap 30 menit sampai dengan pukul 13.25

Gambar 1

Data yang diperoleh dari hasil pengukuran akan dilakukan analisis untuk
memperoleh hasil yang akan dicapai. Tahapan analisis data yang akan digunakan
adalah dengan menggunakan persamaan 1 – 8 dengan beberapa asumsi apabila ada
besaran yang tidak didapatkan pada pengukuran. Asumsi tersebut akan didasarkan
pada ketentuan-ketentuan yang berlaku atau dari hasil penelitian lainnya. Setelah
mendapatkan hasil yang diinginkan akan dibandingkan dengan penelitian lain dengan
tujuan untuk melakukan proses validasi dari hasil penelitian ini.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil pengukuran yang didapat saat pengujian disajikan pada tabel 4.1 dibawah.
JAM INTENSITAS Vpv Ipv V I Q L Arus Tegangan Daya Energi
CAHAYA (Volt (baterai Motor Motor Moto Motor
(A) (baterai) (Iiter/menit) (liter)
(Lux) ) ) (A) (V) r (W) (Wh)
10:3
5 64100 41 1.2 13.6 2.3 40.3 0 7.27 12.38 91 1014
11:0
5 62300 31 4.5 14 2.8 41.4 1233 7.41 12.55 92.9 1062
11:3
5 110500 38 2.6 14.2 7.2 42.2 2406 7.22 11.83 86.1 1108
12:0
5 99660 36 3.2 14.2 7.9 39.5 3572 7.7 11.75 91.1 1150
12:3
5 83800 37 2.6 13.8 7 39.5 4747 7.34 11.53 84.2 1194
13:0
5 75750 37 2.4 13.4 6.4 39.5 5907 7.2 11.41 81.6 1235
13:2
3 36240 36 2 13.1 5.6 38.3 6565 7.16 11.25 80 1259

Berdasarkan tabel 4.1, dapat dilihat bahwa semakin tinggi radiasi matahari
maka waktu yang dibutuhkan untuk mengisi tandon juga akan semakin cepat,
sehingga debit air berbanding lurus dengan radiasi matahari. Naiknya nilai radiasi
matahari akan menyebabkan energy listrik yang dihasilkan semakin besar, dimana
energy listrik ini akan digunakan oleh pompa DC seperti pada gambar 3.1.

Dari tabel 4.1 diperoleh parameter kinerja SPATS, dimana para meter tersebut
dapat dihitung mengguanakn persamaan 1-4 pada tinjauan pustaka. Berdasarkan
perhitungan yang dilakukan dari data tabel 4.1 efisiensi dari PV berkisar 2,68-8.17%,
dimana efisiensi ini sangat dipengaruhi oleh radiasi matahari yang menimpa PV.
Berdasarkan data sheet PV yang digunakan yaitu sebesar 12% pada kondisi standar
radiasi matahari 1000w/m2. Namun saat pengujian dilakukan data yang diperoleh tidak
ada yang sampai 1000w/m2 , dimana lux tertinggi diperoleh sebesar 110500 atau
921.06w/m2.
Untuk mencari efisiensi SPATS, data yang digunakan masih dari tabel 4.1

NO Jam E(W/m2) ξ(%)

      PV P Sistem

1 10:35 534.3 4.7 0 0

2 11:05 519.3 4.6 0.31 1.42

3 11:35 921.06 8.17 0.59 4.82

4 12:05 830.7 7.37 0.84 6.19

5 12:35 698.5 6.2 1.08 6.7

6 13:05 631.4 5.6 1.3 7.28

7 13:23 302.07 2.68 1.42 3.8

Rata - rata = 633.90 5.62 0.79 4.32


Tabel 4.2
Perhitungan Efisiensi SPATS

Dari tabel 4.2 dapat dilihat bahwa efisiensi pompa berkisar antara 0,31-
1,3%. Sama halnya dengan efisiensi PV, efisiensi pompa sangat dipengaruhi oleh
radiasi matahari dimana semakin besar energy yang masuk pada pompa maka akan
semakin cepat waktu yang diperlukan untuk mengisi sebuah tandon. Berdasarkan
literature [5] efiseinsi SPATS berkisar 30-70%, sedangkan hasil dari pengujian
efisiensi yang diperoleh tidak mencukupi sehingga kinerja dari SPATS belum
memenuhi ketentuan tersebut. Untuk efisiensi sistem rata rata yang diperoleh sebesar
4,32% dengan perolehan data terbesar 7,28%. Rendahnya efisiensi sistem dari SPATS
dipengaruhi oleh rendahnya efisiensi dari PV.
Perbandingan Radiasi Matahari Terhadap Debit Air
E(W/m2 Q (Iiter/menit)

1000 43
42.2
900
41.4 42
800
700 40.3 41

Q(Liter/Menit)
600 39.5 39.5 39.5 40
E(w/m2)

500
400 38.3 39
300 38
200
37
100
0 36
10:35 11:05 11:35 12:05 12:35 13:05 13:23
Jam

Grafik 4.1 Perbandingan Radiasi Matahari Terhadap Debit Air

Perbandingan Radiasi Matahari Terhadap Efesiensi


Epv Esistem Ep

9 1.6
8 1.4
7 1.2
6 1
5
0.8
Epv

Ep
4
3 0.6
2 0.4
1 0.2
0 0
534.3 519.3 921.06 830.7 698.5 631.4 302.07
Esistem

Grafik 4.2 perbandingan radiasi matahari terhadap Epv, Ep, dan Esys

Pada Grafik 4.2 dapat dilihat bahwa efisiensi PV, efisiensi pompa, dan
efisiensi sistem dangat dipengaruhi oleh radiasi matahari(W/m2). Pada pengujian yang
dilakukan, baik dari efisiensi PV dan efiseiensi sistem tidak mengalami kenaikan yang
signifikan. Efisiensi PV tertinggi 8.17% saat radiasi matahari sebesar 921,06w/m 2,
efisiensi pompa tertinggi 1,42% dimana efisiensi pompa mengalami kenaikan yang
signifikan, sedangkan efisiensi sistem tertinggi ada pada 7.28%. Walaupun radiasi
matahari yang di terima PV kurang stabil di karenakan cuaca tetapi pompa tetap dapat
bekerja dengan stabil dan mengalami kenaikan yang signifikan.
SPATS bergantung pada beberapa factor diantaranya ketersediaan radiasi
matahari pada lokasi pengujian, Total Dynamic Head, dan energy hidrolik.
Berdasarkan data pengujian yang di peroleh pada tabel 4.1, dapat dilihat bahwa debit
air yang dihasilkan tertinggi adalah 42,2 L/min dengan radiasi matahari 921,06w/m 2
dan debit paling rendah dihasilkan adalah 38.3L/min dengan radiasi matahari
302,07w/m2. Pada awal pengujian tegangan masukan pada PV bernilai 41v namun
seiring berjalannya waktu pengujian tegangan mulai turun dan tidak stabil,
berdasarkan tabel 4.1 tegangan tertinggi diperoleh saat pengujian dilakukan adalah
38v, sehingga kami sangat menyarankan untuk melakukan pengujian saat cuaca stabil.

Dari segi ekonomi SPATS memiliki beberapa keuntungan diantaranya adalah


dapat menghemat biaya operasi, hemat biaya pemeliharaan, ramah lingkungan, dan
mudah dipindahkan. Kendala dari SPATS sendiri adalah mahalnya biaya awal dan
ketergantungannya terhadap radiasi matahari yang tinggi. Apabila terdapat suatu
daerah yang masih mengalami keterbatasan listrik dan potensi radiasi mataharinya
tinggi, SPATS sangat cocok digunakan untuk keperluan irigasi,penyediaan air bersih,
peternakan, dan lain lain.

Analisis Ekonomi

Dalam melakukan analisis ekonomi hal pertama yang harus di ketahui adalah
energy listrik yang di bangkitkan selama setahun. Dengan menggunakan persamaan 7,
di mana lama penyinaran matahari yang efektif dalam sehari kurang lebih 8 jam, daya
maksimal yang dapat dibangkitkan berdasarkan spesifikasi PV adalah 50 Wp dan
efisiensi PV berdasarkan Tabel 4.2 adalah 5.62 %. Sehingga estimasi energi listrik
yang dihasilkan dalam setahun adalah sebesar 8205.2 kWh.

NO. Parameter Nilai/Harga

1 PV Rp. 1,075,000.-

2 Pompa DC Rp. 375,000.-

3 Flowmeter Rp. 520,000.-

4 Faktor diskon 4.25

5 Umur sistem 20 tahun

Tabel 4.3 Parameter perhitungan harga energy


Untuk perhitungan COE dibutuhkan parameter-parameter seperti yang
disajikan pada tabel 4.3. Berdasarkan tabel tersebut didapatkan FCR sebesar 1.77.
Dengan menggunakan persamaan 6, didapatkan hasil COE sebesar Rp.659.18. COE
didefinisikan sebagai biaya rata-rata perkWh dengan memperhatikan energy listrik
selama satu satuan waktu, biaya investasi, penggantian, operasi, dan pemeliharaan,
serta biaya modal[7].

No Jam E(w/m2) Ep(kWh) Q(m3/jam) Biaya Air(Rp/m3)

1 10:35 534.3 0.091 2.418 117.57

2 11:05 519.3 0.0929 2.484 119.84

3 11:35 921.06 0.0861 2.532 200.80

4 12:05 830.7 0.0911 2.37 179.35

5 12:35 698.5 0.0842 2.37 139.39

6 13:05 631.4 0.0816 2.37 122.11

7 13:23 302.07 0.08 2.298 55.53

Rata-rata
633.9043 0.0867 2.406 133.51

Tabel 4.4 perhitungan biaya air

Pada tabel 4.4 menampilkan biaya air perjam dimana biaya perjamnya
dipengaruhi oleh besar kecilnya debit air(L/s). Debit air yang tinggi akan
menyebabkan permintaan energi listrik (kWh) akan menjadi rendah karena waktu
yang dibutuhkan untuk proses pengisian wadah air sampai mencapai volume tertentu
akan menjadi lebih singkat dibandingkan dengan kondisi dengan debit air yang
rendah. Biaya yang dibutuhkan untuk mengangkat air setiap 1 m3 rata-rata Rp.
133.51.
Perbandingan debit air terhadap daya pompa dan harga air
Ep(kWh) Biaya Air(Rp/m3)

0.095 250

0.09 200

harga air(Rp/m3)
0.085 150
Ep

0.08 100

0.075 50

0.07 0
1 2 3 4 5 6 7
Q(m3/jam)

Grafik 4.3 Perbandingan debit air terhadap daya pompa dan harga air

Grafik 4.3 menampilkan hubungan antara debit air yang dihasilkan


oleh SPATS terhadap daya pompa yang dibutuhkan dan biaya yang dibutuhkan oleh
air setiap m3. Gambar ini memberikan gambaran bahwa harga air sebanding dengan
daya pompa yang dibutuhkan akan tetapi berbanding terbalik dengan debit air.
Kenaikan rata-rata debit air 0.426 m3/jam akan menyebabkan penurunan biaya air
rata-rata sebesar 32.72 Rp/m3, sedangkan energi listrik yang dibutuhkan oleh pompa
akan mengalami penurunan rata-rata sebesar 0.035 kWh.
V. PENUTUP
Kesimpulan

Hasil pengujian kinerja SPATS memberikan hasil bahwa debit air yang dihasilkan
dipengaruhi oleh radiasi matahari, sedangkan efisiensi pompa dan sistem sebanding
dengan radiasi matahari. Hasil analisis ekonomi didapatkan bahwa harga energi listrik
yang dihasilkan dari SPATS relatif sedang dan biaya air untuk setiap m3 memiliki
perbandingan terbalik dengan debit air yang dihasilkan. Dengan demikian SPATS ini
dapat dikembangkan pada daerah yang mempunyai potensi energi matahari, baik
untuk kepentingan pertanian, peternakan atau bahkan untuk penyediaan air bersih.
Selain karena kinerjanya yang cukup baik.

Saran
Penelitian ini masih bersifat laboratorium sehingga perlu dikembangkan ke
sistem yang lebih besar lagi dengan pengukuran yang lebih detail dan real time
menggunakan alat ukur yang memiliki sistem data loger sehingga semua besaran yang
diukur dapat langsung direkam. Saat melakukan percobaan juga sebaiknya
memperhatikan cuaca agar data yang di peroleh maksimal.

VI. DAFTAR PUSTAKA


1. https://www.researchgate.net/publication/
331348838_EVALUASI_INSTALASI_POMPA_AIR_TENAGA_SURYA_DI_INDONESIA_DE
NGAN_MENGGUNAKAN_STANDAR_IEC_62253-2011

2. http://journal.univpancasila.ac.id/index.php/teknobiz/article/view/1763/1057

3. http://www.trijurnal.lemlit.trisakti.ac.id/jetri/article/download/9345/6628

4. https://www.kelistrikanku.com/2016/08/pompa-air-celup-
submersible.html#:~:text=Pompa%20air%20celup%20(submersible%20Pump)
%20adalah%20jenis%20pompa%20air%20yang,terdorong%20keluar%20oleh
%20putaran%20tersebut.

5. V. C. Sontake and V. R. Kalamkar, “Solar photovoltaic water pumping system - A


comprehensive review,” Renew. Sustain. Energy Rev., vol. 59, no. Supplement C, pp.
1038–1067, 2016.
6. A. Boutelhig, S. Hanini, and A. Hadj Arab, “Performances’ investigation of different
photovoltaic water pumping system configurations for proper matching the optimal
location, in desert area,” Energy Convers. Manag., vol. 151, no. Supplement C, pp.
439–456, 2017.
7. https://dspace.uii.ac.id/bitstream/handle/123456789/28271/16524047%20Arief
%20Rian%20Danu.pdf?sequence=1

Anda mungkin juga menyukai