Anda di halaman 1dari 9

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

TEORI

A. Definisi PLTMH
PLTMH adalah istilah yang digunakan untuk instalasi pembangkit listrik yang
mengunakan energi air. Kondisi air yang bisa dimanfaatkan sebagai sumber daya
penghasil listrik adalah yang memiliki kapasitas aliran dan ketinggian tertentu.
Pembangkit listrik tenaga mikrohidro dapat diaplikasikan pada saluran irigasi, sungai,
dan air terjun dengan cara memanfaatkan tinggi terjunan dan jumlah debit air tersebut
(Muchlisin Riadi, 2016). Semakin besar kapasitas aliran dan ketinggian, maka semakin
besar daya yang bisa dimanfaatkan untuk menghasilkan energi listrik.
Mikrohidro memiliki tiga komponen utama yaitu air sebagai sumber energi, kincir, dan
generator. Air yang mengalir dengan kapasitas tertentu disalurkan dengan ketinggian
tertentu menuju rumah instalasi/rumah kincir. Di rumah instalasi, air tersebut menabrak
kincir dan mengubahnya menjadi energi mekanik berupa berputarnya poros kincir. Poros
yang berputar tersebut kemudian ditransmisikan ke generator dengan mengunakan
kopling, lalu dari generator dihasilkan energi listrik yang selanjutnya akan masuk ke
sistem kontrol arus listrik, sebelum dialirkan ke rumah-rumah (Riski Ekocahya, 2016).

1. Prinsip Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH)


PLTMH pada prinsipnya memanfaatkan beda ketinggian dan jumlah air yang jatuh
yang ada pada air terjun. Energi ini selanjutnya menggerakkan kincir air, kemudian kincir
tersebut dihubungkan dengan generator untuk menghasilkan listrik. Hubungan antara
kincir dengan generator dapat menggunakan jenis sambungan sabuk (belt) atau sistem
gear box. Jenis sabuk yang biasa digunakan untuk PLTMH skala besar adalah jenis flat
belt sedangkan V-belt digunakan untuk skala di bawah 20 kW. Selanjutnya listrik yang
dihasilkan oleh generator ini dialirkan ke rumah-rumah (Daniel, 2012).
Hal yang perlu diperhatikan dalam merancang sebuah PLTMH adalah menyesuaikan
antara debit air yang tersedia dengan besarnya generator yang digunakan. Generator yang
dipakai jangan sampai terlalu besar atau terlalu kecil dari debit air yang ada karena akan
menyebabkan kerusakan.

2. Komponen-Komponen Utama Simulasi Prototipe PLTMH


a. Pompa
Pompa adalah jenis mesin fluida yang berfungsi untuk memindahkan fluida
melalui pipa dari satu tempat ke tempat lain. Dalam menjalankan fungsinya
tersebut, pompa mengubah energi mekanik poros yang menggerakkan sudu-sudu
pompa menjadi energi kinetik dan tekanan pada fluida (Sularso, 2000).
b. Kincir Air
Kincir air adalah sebuah peralatan mekanis berbentuk roda dengan sudu (bucket
atau vane) pada sekeliling tepi-tepinya yang diletakkan pada poros vertikal
dengan fluida air sebagai fluida kerjanya (Juneidy Morong, 2016). Air yang
mengalir ke dalam dan ke luar kincir tidak mempunyai tekanan lebih, melainkan
hanya tekanan atmosfir saja. Kecepatan air yang mengalir ke dalam kincir
haruslah besar, sebab bila kecepatannya besar maka dorongan pada sudu-sudu
turbin semakin besar.Menurut Junaedy Morong, tinggi air jatuh yang bisa
digunakan oleh kincir air yaitu berkisar antara 0,1 sampai 12 m dan kapasitas 0,05
sampai 5 m3 /s.
c. Nozel
Nozel adalah alat atau perangkat yang dirancang untuk mengontrol arah atau
karakteristik dari aliran fluida (terutama untuk meningkatkan kecepatan) saat
keluar atau memasuki sebuah ruang tertutup atau pipa. Sebuah nozzle sering
berbentuk pipa atau tabung dari berbagai variasi luas penampang, dan dapat
digunakan untuk mengarahkan atau memodifikasi aliran fluida (cairan atau gas).
Nozel sering digunakan untuk mengontrol laju aliran, kecepatan, arah, massa,
bentuk, dan / atau tekanan dari aliran yang muncul. Kecepatan nozel air dari
fluida meningkat sesuai energi tekanannya.
d. Generator
Generator merupakan salah satu mesin listrik yang berfungsi untuk mengubah
energi gerak atau mekanik menjadi energi listrik. Generator terdiri atas dua bagian
utama yaitu kumparan jangkar dan kumparan medan yang ditempatkan pada
stator dan rotor. Stator merupakan bagian yang diam sedangkan rotor merupakan
bagian yang bergerak (Nurhadi, dkk 2013).

B. PLTS (pembangkit listrik tenaga surya)


a. Definisi PLTS
pembangkit listrik energi surya sering disebut juga dengan istilah plts adalah fasilitas
yang dibangun untuk mengubah sinar matahari menjadi listrik melalui serangkaian
cara kerja sistematis melibatkan komponen panel surya, solar charge controller,
inverter, panel listrik, dan baterai.

b. Manfaat PLTS
1. Menyediakan listrik bersih yang proses produksinya tidak melibatkan bahan bakar
fosil seperti bensin, solar, gas, dan batubara
2. Proses produksi listrik tidak menghasilkan polusi udara, suara, tanah, dan air
3. Mengurangi pemanasan global menggantikan pembangkit konvensional bahan
bakar fosil
4. Bisa dibangun didaerah 3T (Terpencil, Terdepan, Tertinggal) yang sulit dijangkau
PLN
5. Mampu memenuhi kebutuhan listrik rumah tangga sampai skala nasional
6. Kemudahan pemasangan komponen untuk kebutuhkan rumah bisa dilakukan
secara mandiri
7. Instalasi bisa dilakukan secara portable untuk kebutuhan mendesak dan bergerak
8. Mengurangi tagihan bulanan PLN
9. Pengoperasian pembangkit skala besar membuka peluang kerja baru
10. Memberikan kesan rumah futuristik dengan green energy

c. Komponen PLTS
Komponen PLTS menyesuaikan dengan jenis sistem yang dibangun, sehingga
beberapa komponen pembangkit listrik tenaga surya bisa saja tidak dipasang. Berikut
ini komponen utama PLTS dan beberapa komponen pendukung yang sering
digunakan:
1. Panel Surya adalah komponen utama yang pasti dipasang untuk menangkap sinar
matahari dan mengubah menjadi listrik arus DC
2. Inverter adalah komponen yang berfungsi untuk mengubah listrik arus DC ke arus
AC
3. Meteran Ekspor Impor adalah komponen yang dipasang untuk mengukur
banyaknya listrik yang dikirim (ekspor) PLTS ke jaringan PLN dan mengukur
besarnya listrik yang ditarik (impor) dari jaringan PLN ke jaringan PLTS/jaringan
listrik rumah.
4. Panel Distribusi adalah alat pembagi listrik yang dihasilkan inverter
menyesuaikan kapasitas beban (peralatan elektronik)
5. DC Breaker adalah alat pemutus arus dari panel surya ke inverter dan dari inverter
ke beban, alat ini dipasang untuk menghindari terjadi korsleting.
6. Baterai adalah perangkat penyimpan daya agar PLTS bisa dipakai saat malam hari
d. Kelebihan PLTS
Kelebihan menggunakan listrik tenaga surya untuk kebutuhan sehari-hari dan industri
diantaranya:
1. Sumber Energi Terbarukan yang tersedia setiap hari dari matahari dengan
potensi yang tak terhingga, sebagai energi terbarukan makan proses
pengolahannya pun tidak menghasilkan polusi sama sekali
2. Menghemat Tagihan Bulanan apabila sebagian atau seluruh kebutuhan listrik
rumah memakai listrik PLTS, minimal tagihan turun ataun hanya bayar biaya
beban
3. Menambah Penghasilan jika listrik yang dihasilkan PLTS diekspor ke jaringan
PLN
4. Kemudahan Akses Daerah Terpencil yang tidak terjangkau jaringan PLN,
energi matahari yang tersedia di seluruh Indonesia bisa jadi pengganti bahan
bakar abadi di daerah terluar, terpencil, dan terdepan
5. Rendahnya Biaya Perawatan karena tidak butuh banyak perawatan, hanya
perlu menjaga panel surya tetap bersih dan memastikan komponen lain
bekerja normal
6. Teknologi Tenaga Surya terus berkembang semakin efisien di masa depan,
khususnya dalam proses pembuatan panel surya yang saat ini masih sekitar
20% dan berpotensi berkembang sampai 50% atau bahkan bisa 100% di masa
depan.

e. Kekurangan PLTS
Kekurangan pembangkit listrik tenaga surya untuk kebutuhan sehari-hari dan industri
diantaranya:
1. Biaya Awal Cukup Tinggi untuk membeli komponen PLTS, seperti panel surya,
baterai, inverter, SCC, kabel, dan biaya pemasangan.
2. Ketergantungan Cuaca menyebabkan efisiensi panel surya dalam menghasilkan
listrik menurun saat cuaca mendung, hujan, dan bersalju.
3. Mahalnya Harga Baterai masih menjadi pertimbangan banyak orang untuk beralih
ke PLTS Off-Grid, sehingga pilihannya sistem On-Grid yang terhubung ke
jaringan PLN tanpa baterai
4. Butuh Ruangan untuk menempatkan komponen-komponen PLTS seperti inverter,
SCC, baterai, dan kabel-kabel.
5. Limbah Panel Surya dikhawatirkan akan membludak pada suatu waktu karena
booming energi tenaga surya, padahal bahan baku panel surya adalah
semikonduktor yang dikhawatirkan menghasilkan limbah. Bahkan sampai saat ini
pengolahan limbah panel surya masih belum terbukti efektif dan membutuhkan
waktu penelitian lebih lama lagi untuk mengolahnya sampai aman untuk manusia
dan lingkungan.
C. PLTB (Pembangkit listrik tenaga bayu)
1. Potensi tenaga listrik
Menurut Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional dalam Bachtiar
(2018:37) bahwa Indonesia adalah suatu negara yang dikarunia potensi alam
yang begitu besar. salah satunya angin. Potensi angin yang dapat dimanfaatkan
menjadi sumber energi, mempunyai kecepatan diatas 5 m/detik dan itu berada
pada 120 lokasi yang tersebar di wilayah Nusa Tenggara Timur, Nusa Tenggara
Barat, Sulawesi Selatan, dan Pantai Selatan Jawa. Disamping itu pula, menurut
Susandi dalam Ihwan (2010: 132) bahwa potensi energi angin sangat
memungkinkan untuk dikembangkan di Indonesia yakni potensi 73 GW,
kapasitas terpasang optimum 25 MW, sedangkan kapasitas saat ini baru 0.6
MW. Sehingga, potensi energi angin secara ekonomis memiliki peluang
investasi yang berprospek di masa depan.

Proses pemanfaatan energi angin dilakukan melalui dua tahapan konversi energi,
pertama aliran angin akan menggerakkan rotor (baling-baling) yang
menyebabkan rotor berputar selaras dengan angin yang bertiup, kemudian
putaran dari rotor dihubungkan dengan generator, dari generator inilah
dihasilkan arus listrik. Jadi, proses tahapan konversi energi bermula dari energi
kinetik angin menjadi energi gerak rotor kemudian menjadi energi listrik.
Besarnya energi listrik yang dihasilkan dipengaruhi oleh beberapa faktor di
antaranya adalah sebagai berikut:
1. Rotor, rotor turbin sangat bervariasi jenisnya, diameter rotor akan
berbanding lurus dengan daya listrik. Semakin besar diameter semakin
besar pula listrik yang dihasilkan, dilihat dari jumlah sudut rotor (baling-
baling), sudut dengan jumlah sedikit berkisar antara 3-6 buah lebih banyak
digunakan.
2. Kecepatan angin, kecepatan angin akan mempengaruhi kecepatan putaran
rotor yang akan menggerakkan generator.
3. Jenis generator, generator terbagi dalam beberapa karakteristik yang
berbeda. generator yang cocok untuk Sistem Konversi Energi Angin
(SKEA) adalah generator yang dapat menghasilkan arus listrik pada
putaran rendah.

Listrik yang dihasilkan dari sistem konversi angin akan bekerja optimal pada
siang hari dimana angin berhembus cukup kencang dibandingkan dengan pada
malam hari, sedangkan penggunaan listrik biasanya akan meningkat pada
malam hari. Untuk mengantisipasinya sistem ini sebaiknya tidak langsung
digunakan untuk keperluan produk-produk elektronik, namun terlebih dahulu
disimpan dalam satu media seperti baterai atau aki sehingga listrik yang
keluar besarnya stabil dan bisa digunakan kapan saja.

2. Dampak lingkungan pembangkit listrik tenaga angi


Pembangkit Listrik Tenaga Angin karena sifatnya yang terbarukan (renewable)
sudah jelas akan memberikan keuntungan karena angin tidak akan habis
digunakan tidak seperti pada penggunaan bahan bakar fosil. Tenaga angin juga
merupakan sumber energi yang ramah lingkungan, dimana penggunaannya tidak
mengakibatkan emisi gas buang atau polusi yang berarti ke lingkungan. Akan
tetapi, pembangkit listrik tenaga angin ini tidak sepenuhnya ramah lingkungan,
terjadi beberapa masalah akibat penggunaan sumber energi angin sebagai
pembangkit listrik di antaranya, yaitu dampak visual, derau suara, serta beberapa
masalah ekologi dan keindahan. Dampak visual merupakan hal yang paling
serius dikritik. Penggunaan ladang angin sebagai pembangkit listrik
membutuhkan luas lahan yang tidak sedikit dan tidak mungkin untuk
disembunyikan. Penempatan ladang angin pada lahan yang masih dapat
digunakan untuk keperluan yang lain dapat menjadi persoalan tersendiri bagi
penduduk setempat. Selain mengganggu pandangan akibat pemasangan barisan
pembangkit angin. penggunaan lahan untuk pembangkit angin dapat mengurangi
lahan pertanian serta pemukiman. Hal ini yang membuat pembangkitan tenaga
angin di daratan menjadi terbatas. Beberapa aturan mengenai tinggi bangunan
juga telah membuat pembangunan pembangkit listrik tenaga angin dapat
terhambat. Penggunaan tiang yang tinggi untuk turbin angin juga dapat
menyebabkan terganggunya cahaya matahari yang masuk ke rumah-rumah
penduduk. Perputaran sudu-sudu menyebabkan cahaya matahari yang berkelap-
kelip dan dapat mengganggu pandangan penduduk setempat. Efek lain akibat
penggunaan turbin angin, yaitu terjadinya derau frekuensi rendah. Putaran dari
sudu-sudu turbin angin dengan frekuensi konstan lebih. mengganggu daripada
suara angin pada ranting pohon. Selain derau dari sudu-sudu turbin, penggunaan
gearbox serta generator dapat menyebabkan derau suara mekanis dan derau
suara listrik. Derau mekanik yang terjadi disebabkan oleh operasi mekanis
elemen- elemen yang berada dalam nacelle atau rumah pembangkit listrik tenaga
angin. Dalam keadaan tertentu turbin angin dapat juga menyebabkan interferensi
elektromagnetik, mengganggu penerimaan sinyal televisi atau transmisi
gelombang mikro untuk perkomunikasian.

Menurut Sasongko dalam Budiastara (2009: 266) bahwa penentuan ketinggian


dari turbin angin dilakukan dengan menganalisis data turbulensi angin dan
kekuatan angin. Derau aerodinamis merupakan fungsi dari banyak faktor seperti
desain sudu, kecepatan perputaran, kecepatan angin, turbulensi aliran masuk.
Derau aerodinamis merupakan masalah lingkungan, oleh karena itu kecepatan
perputaran rotor perlu dibatasi di bawah 70m/s. Beberapa ilmuwan berpendapat
bahwa penggunaan skala besar dari pembangkit listrik tenaga angin dapat
merubah iklim lokal maupun global karena menggunakan energi kinetik angin
dan mengubah turbulensi udara pada daerah atmosfir.
3. Jenis- jenis angin
Kincir angin dibedakan menjadi dua jenis yaitu:
1. kincir Angin Sembu Horizontal
Menurut Arwoko dalam Tanti (2011:8) bahwa turbin angin sumbu
horizontal (Horiontal Axis Wind Turbine atau HAWT) merupakan turbin
angin dimana sumbu putarnya sejajar dengan tanah.
Kincir angin sumbu horizontal memiliki poros rotor utama dan generator
listrik di puncak menara, Kincir berukuran kecil diarahkan oleh sebuah
baling-baling angin (baling-baling cuaca) yang sederhana, sedangkan
kincir berukuran besar pada umumnya menggunakan sebuah sensor
angin yang digandengkan ke sebuah servo motor. Sebagian besar
memiliki sebuah gearbox yang mengubah perputaran kincir yang pelan
menjadi lebih cepat berputa. Karena sebuah Menara menghasilkan
turbulensi di belakangnya, kincir biasanya diarahkan melawan arah
anginnya menara. Bilah-bilah kincir dibuat kaku agar mereka tidak
terdorong menuju menara oleh angin berkecepatan tinggi. Sebagai
tambahan, bilah-bilah itu diletakkan di depan menara pada jarak tertentu
dan sedikit dimiringkan. Karena turbulensi menyebabkan kerusakan
struktur menara, dan realibilitas begitu penting, sebagian besar kincir
angin sumbu horizontal merupakan mesin upwind (melawan arah angin).
Meski memiliki permasalahan turbulensi, mesin downwind (menurut
jurusan angin) dibuat karena tidak memerlukan mekanisme tambahan
agar mereka tetap sejalan dengan angin, dan karena di saat angin
berhembus sangat kencang, bilahbilahnya bisa ditekuk sehingga
mengurangi wilayah tiupan mereka dan dengan demikian juga
mengurangi resintensi angin dari bilah-bilah itu.
2. Kincir Angin Sumbu Vertikal
Menurut Arwoko dalam Tanti (2011:8) bahwa turbin angin sumbu
vertikal (Vertical axis Wind Turbine atau VAWT) merupakan turbin
angin dimana sumbu putarnya tegak lurus/vertikal dengan tanah.

Kelebihan utama susunan ini adalah kincir tidak harus diarahkan ke


angin agar menjadi efektif. Kelebihan ini sangat berguna di tempat-
tempat yang arah anginnya sangat bervariasi. Kincir angin sumbu vertical
mampu mendayagunakan angin dari berbagai arah. Dengan sumbu yang
vertikal, generator serta gearbox bisa ditempatkan di dekat tanah. Jadi,
menara tidak perlu menyokongnya dan lebih mudah diakses untuk
keperluan perawatan, tetapi ini menyebabkan sejumlah desain
menghasilkan tenaga putaran yang berdenyut. Drag (gaya yang menahan
pergerakan sebuah benda padat melalui fluida (zat cair atau gas) bisa saja
tercipta saat kincir berputar. Karena sulit dipasang di atas menara, kincir
sumbu tegak sering dipasang lebih dekat ke dasar tempat ia diletakkan,
seperti tanah atau puncak atap sebuah bangunan, Kecepatan angin lebih
pelan pada ketinggian yang rendah, sehingga yang tersedia adalah energi
angin yang sedikit. Aliran udara di dekat tanah dan obyek yang lain
mampu menciptakan aliran yang bergolak, yang bias menyebabkan
berbagai permasalahan yang berkaitan dengan getaran, diantaranya
kebisingan dan bearing wear yang akan meningkatkan biaya
pemeliharaan atau mempersingkat umur kincir angin. Jika tinggi puncak
atap yang dipasangi kincir kira-kira 50% dari bangunan, ini merupakan
titik optimal bagi energi angin yang maksimal turbulensi angin yang
minimal.

4. Komponen-komponen kincirangin

Pada kincir angin disusun atas beberapa bagian komponen seoerti tambak pada
gambar di atas. Berikut ini merupakan komponen dari kincir angin.
1. Sudu (Blade)
Sudu adalah bagian rotor dari kincir angin. Rotor ini menerima energikinetik
dari angin dan dirubah kedalam energi gerak putar.sudu memiliki 3 jenis
desain:
a. Taper Merupakan blade yang dari pangkalnya akan mengecil ke
ujung.
b. Taper Less Merupakan blade yang terdiri pangkal sampai ujuang
memiliki ukurang yang sama.
c. Inverse taper merupakan blade yang ujungnya membesar.
2. Tower
Tower atau tiang penyangga adalah bagian struktur dari kincir angin yang
memiliki fungsi sebagai struktur utama penopang dari komponen sistem
terangkai sudu, poros, dan generator.

3. Ekor
Ekor pada wind turbin berguna untuk mengubah posisi generator dan turbin agar
sesuai dengan arah datangnya angin, pada wind turbine TSD 500 bagian ekor
didesain dapat menekuk hingga 90 derajat yang bisa berfungsi untuk melakukan
furling atau penggulungan yang berfungsi untuk melambatkan putaran turbin
saat terjadi angin ang memiliki batas kecepatan putaran dengan cara menekuk
ekor agar arah angin tidak mendarat pada bagian turbin yang menyebabkan
turbin berputar pelan karena arah angin tidak tepat di tengah turbin.

4. Generator
Generator adalah salah satu komponen terpenting dalam pembuatan sistem
turbin angin. Generator ini dapat mengubah energi gerak menjadi energi listrik.

5. Beterai
Keterbatasan akan energi angin (tidak sepanjang hari angin akan selalu tersedia)
maka ketersediaan listrik pun tidak menentu. Baterai berfungsi sebagai
penyimpa energi yang telah dihasilkan.

6. Controller
Controller berperan sebagai alat konversi energi listrik dari AC menjadi DC dan
pengatur sistem tegangan masukan yang fluktuatif dari generator untuk
distabilkan sebelum disimpan ke baterai.

7. Data Logge
Data logger berperan sebagai media penyimpanan data tegangan dan arus dari
controller yang akan melewati data logger untuk direkam, setelah itu tegangan
dan arus ini kembali dialirkan kembali menuju baterai.

Anda mungkin juga menyukai