Anda di halaman 1dari 6

Nama : Rayhaan Muhammad Adzani

Kelas : X MM 2
Mapel : B.INDO

Contoh Proposal Kegiatan Sekolah: contoh proposal kegiatan sekolah OSIS


Contoh Proposal Kegiatan OSIS

NAMA KEGIATAN
LOMBA PERINGATAN HUT KEMERDEKAAN RI KE- 77

TEMA
PERJUANGAN NASIONAL

LATAR BELAKANG
Sebagai pemuda dan pemudi Indonesia, kita harus bisa mengisi dan memperingati hari
kemerdekaan Indonesia dengan kegiatan-kegiatan yang positif. Selain sebagai rasa syukur
atas kemerdekaan Indonesia dan perjuangan para pahlawan, dengan mengisi hari
kemerdekaan dengan berbagai kegiatan positif juga bisa memupuk kreatifitas kita sebagai
generasi penerus bangsa. Dan yang paling utama adalah kita sebagai pemuda bisa
meningkatkan rasa cinta kita kepada tanah air Indonesia melalui berbagai kegiatan yang
mendidik.

TUJUAN KEGIATAN
Tujuan kegiatan Lomba peringatan HUT kemerdekaan RI yang ke-77 adalah:
Meningkatkan kualitas berfikir siswa siswi.
Membina persahabatan, kebersamaan dan persatuan .
Memupuk kedisiplinan kreativitas dan prestasi .
Mencintai Almamater
Menambah pengalaman, kecakapan dan keterampilan yang berguna bagi diri sendiri,
masyarakat, bangsa dan Negara.
A. PELAKSANAAN KEGIATAN
Terlampir
B. SUSUNAN PANITIA LOMBA HUT RI KE-77
Terlampir
C. ANGGARAN DANA
Terlampir
D. PENUTUP
Demikian proposal ini kami susun sebagai acuan pelaksanaan kegiatan. Semoga dengan
bantuan dan partisipasi semua pihak, kegiatan ini dapat terselenggara sesuai harapan kita
semua.

Contoh proposal penelitian


Judul : Analisis Stabilitas Tegangan Pembangkit Listrik Tenaga Angin

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kebutuhan akan energi, khususnya energi listrik di Indonesia, merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari kebutuhan hidup masyarakat sehari – hari seiring dengan pesatnya
pembangunan di bidang teknologi, industri dan informasi. Menurut PT Perusahaan Listrik
Negara , jumlah pelanggan selama tahun 2009 – 2013 mengalami peningkatan dari 39,9 juta
menjadi 53,7 juta atau rata – rata 3 juta tiap tahunnya (RUPTL 2015- 2025).

Disamping itu, energi fosil yang selama ini merupakan sumber energi utama
ketersediaannya mulai menipis. Cadangan minyak bumi di indonesia pada tahun 2004
diperkirakan akan habis dalam kurun waktu 18 tahun, sedangkan gas akan habis dalam
kurun waktu 61 tahun dan batubara 147 tahun (DESDM, 2005).

Ketersediaan energi yang tidak sebanding dengan kebutuhan yang terus meningkat,
sehingga dibutuhkan implementasi energi terbarukan dalam meminimalisir penggunaan
energi fosil. Sumber energi terbarukan diharapkan memiliki peran aktif dalam skenario
diversifikasi energi dimasa sekarang dan yang akan datang.

Sumber energi terbarukan juga bersifat ramah lingkungan dan memiliki cadangan yang tidak
pernah habis. Indonesia memiliki potensi sumber energi terbarukan dalam jumlah besar
yaitu seperti biodisel, mikrohidro, tenaga surya, biomassa, dan juga energi angin yang dapat
dimanfaatkan sebagai pembangkit listrik.

Angin adalah salah satu sumber energi melimpah yang tersedia di Alam. Pemanfatan
sumber energi angin di Indonesia sangat perlu dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan
energi listrik yang semakin tinggi.
Berdasarkan hasil penelitian Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) pada
122 lokasi menunjukan bahwa beberapa wilayah di Indonesia memiliki kecepatan angin
diatas 5 m/s yaitu di wilayah Nusa 2 Tenggara Timur, Nusa Tenggara Barat, Sulawesi Selatan
dan Pantai Selatan Jawa.

Pembangkit listrik tenaga angin mempunyai prinsip kerja yang sama seperti pada
pembangkit listrik pada umumnya. Pembangkit listrik tenaga angin memanfaatkan
kecepatan angin untuk memutar kincir angin yang di poros dengan rotor dari generator.
Permasalahan yang muncul dari pembangkit ini yaitu kecepatan angin yang tidak stabil,
salah satunya dapat mempengaruhi tegangan yang dihasilkan oleh generator dapat tidak
stabil.

Mengingat suplai yang dibutuhkan oleh beban harus stabil sesuai dengan ratingnya yaitu
220 volt untuk satu fasa sedangkan 380 untuk tiga fasa, jika tidak stabil dapat menggangu
beban bahkan dapat merusak peralatan listrik.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut maka dapat diperoleh rumusan masalah sebagai
berikut :

 Bagaimana pengaruh kecepatan angin terhadap tegangan listrik yang dihasilkan oleh
Pembangkit Listrik Tenaga Angin ?
 Bagaimana tegangan yang dihasilkan oleh Pembangkit Listrik Tenaga Angin dengan
Pengontrol Tegangan, pada saat beban berubah dan kecepatan angin berubah ?

1.3 Batasan Masalah

Agar dalam penulisan skripsi ini dapat mencapai sasaran dan tujuan uang diharapkan, maka
dalam pemahasana penilitian ini dibatasi sebagi berikut :

 Sistem yang akan dirancang dalam penelitian ini adalah Sistem Pembangkit Listrik Tenaga
Angin , yang akan di analisis stabilitas tegangan listrik terhadap kecepatan angin dan
beban.
 Tidak dibahas penggunaan baterai sebagai penyimpanan dari pembangkit listrik tenaga
angin.
 Pengujian dilakukan hanya dengan pemodelan sistem atau simulasi dengan menggunakan
Matlab.

1.4 Tujuan

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

 Analisis Stabilitas Tegangan Pembangkit Listrik Tenaga Angin.


 Mengetahui perbandingan Tegangan listrik pada pembangkit listrik tenaga angin dengan
dan tanpa pengedali tegangan pada saat kecepatan angin dan beban bervariasi.

1.5 Manfaat
Penelitian Adapun mannfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

 Memberikan manfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi khususnya


tentang stabilitas tegangan PLTA.
 Penelitian ini dapat dijadikan referensi awal dalam pembelajaran dikemudian hari,
tentang energi terbarukan serta penerapanya secara langsung untuk sistem kelistrikan
skala kecil upaya pemanfaatan energi terbarukan secara nyata.

BAB 2 DASAR TEORI

2.1. Tinjauan Pustaka

Penelitian mengenai sistem frekuensi kontrol pembangkit listrik tenaga angin telah
dilakukan oleh Maumita Deb, dkk (2014), dengan judul “Control of Voltage and Frequency of
a Wind Electrical System using Frequency Regulator” penelitian ini bertujuan untuk
mengontrol tegangan dan frekuensi ketika beban tambahan diaktifkan menggunakan
Frekuensi Regulator.

Dalam paper tersebut , Maumita menyimpulkan pada waktu t=0,5, beban tambahan
diaktifkan frekuensi sesaat turun menjadi 49,85 Hz dan frekuensi regulator bereaksi untuk
mengurangi daya yang diserap oleh beban sekunder untuk menjadikan frekuensi kembali 50
Hz.

Blok frekuensi regulator digunakan untuk mempertahankan frekuensi konstan pada 50 Hz.
Suatu fungsi pengendali frekuensi menggunakan tiga Phase Locked Loop (PLL) sistem
standar untuk mengukur frekuensi sistem.

2.2.Dasar Teori

2.2.1. Angin (Wind)

Angin adalah udara yang bergerak dari tekanan udara yang lebih tinggi ke tekana udara yang
lebih rendah. Perbedaan tekana udara disebabkan oleh perbedaan suhu udara akibat
persamaan atmosfir yang tidak merata oleh sinar matahri. Akibat perbedaan suhu maka
terjadi perputaran udara dari kutub utara ke garis khatulistiwa menyusuri bumi ataupun
sebaliknya.

2.2.2. Turbin Angin

Turbin angin adalah alat yang berfungi untuk mengubah energi kinetik angin menjadi energi
angin gerak berupa putaran rotor dan poros generator untuk menghasilkan energi listrik.
Energi derak yang berasal dari angin akan diteruskan menjadi gaya gerak dan torsi pada
poros generator yang kemudian dihasilkan energi listrik. Turbin angin merupakan mesin
penggerak yang energi penggeraknya berasal dari angin.

2.2.3. Sistem Kontrol

Sistem kontrol adalah proses pengaturan atau pengendalian satu atau beberapa besaran
sehinggaberada pada suatu harga atau rangkuman harga tertentu. Fungsi dasar siste,
kontrol adalah mencakup “ pengukuran (measurement), perbaikan (comparison),
pencatatan dan perhitungan (computation), dan perbaikan (corection)”.

Komponen – komponen dasar sistem kendali terdiri dari input, kontroler, elemen kontroler
akhir, proses, sensor atau transmiter dan output.

2.2.4. Motor Sinkron

Motor Sinkron adalah mesin sinkron yang digunakan untuk mengubah energi listrik menjadi
energi mekanik. Mesin sinkron mempunyai kumparan jangkar pada stator dan kumparan
medan pada rotor.

Kumparan jangkarnya berbentuk sama dengan mesin induksi, sedangkan kumparan medan
mesin sinkron dapat berbentuk kutub sepatu (salient) atau kutub dengan celah udara sama
rata (rotor silinder). Arus searah (DC) untuk menghasilkan fluks pada kumparan medan
dialirkan ke rotor melalui cincin dan sikat.

2.2.5 MATLAB

MATLAB (matemathics laboratory atau matrix laboratory) adalah sebuah program untuk
analisis dan komputasi numerik, merupakan suatu bahasa pemrograman matematika
lanjutan yang dibentuk dengan dasar pemikiran menggunakan sifat dan bentuk matriks.

Dalam ilmu komputer, MATLAB didefinisikan sebagai bahasa pemrograman yang digunakan
untuk mengerjakan operasi matematika atau operasi aljabar matrix.

MATLAB(MATrix LABoratory) yang merupakan bahasa pemrograman tingkat berbasis pada


matrix sering digunakan untuk teknik komputasi numerik, digunakan untuk menyelesaikian
masalah – masalah yang melibatkan operasi matematika elemen, matriks, optimasi,
aproksimasi, dan lain – lain.

DAFTAR PUSTAKA

Subrata, 2014. Pemodelan Pembangkit Listrik Tenaga Angin 1 Kw berbantuan Simulink


Matlab. Jurusan Teknik Elektro, Fakultas TEknik , Universitas Tanjungpura Pontianak.

Muchsin, Ismail. Elektronika dan Tenaga Listrk 1 “Mesin Sinkron”. Pusat Pengembangan
Bahan Ajar – UMB.

Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral. 2006.Blueprint Pengelolaan Energi Nasional
2015-2025. Jakarta : ESDM

Deb,Maumita, at All. 2014. Control of Voltage and Frequency of a wind Electrical System
using Frequency Regulator. Division Electrical Engineering Science, Tripura University(A
central University), Suryamaninagar. India
Fitur-fitur kebahasaan proposal adalah:

1. Menggunakan istilah ilmiah, baik yang berkaitan dengan kegiatan yang akan dilakukan
atau yang berkaitan dengan bidang keilmuannya.

2. Menggunakan kata kerja tindakan untuk menyatakan langkah-langkah kegiatan atau


metode penelitian.

3. Menggunakan kata-kata yang menyatakan pendefinisian, seperti merupakan, yaitu, yakni,


adalah.

4. Menggunakan kata-kata yang mengandung makna perincian, seperti pertama, kedua,


selain itu.

5. Menggunakan kata-kata yang bersifat ke-akan-an, seperti akan, diharapkan.

6.Menggunakan kata-kata denotatif atau bermakna sebenarnya. Hal ini sangat penting
untuk menghindari kesalahpahaman antara pihak pengaju proposal dengan pihak penerima
proposal.

Anda mungkin juga menyukai