Kearifan lokal
Kearifan lokal Tri Hita Karana pada
01 Tri Hita Karana pada Subak di 02 Nyadran di jawa barat
bali meliputi meliputi
A.Kearifan local teologis.
A.Kearifan local teologis.
B Kearifan lokal sosial
B Kearifan lokal sosial
c. Kearifan lokal ekologis
c. Kearifan lokal ekologis
Kearifan lokal
Tri Hita Karana pada Subak di bali
a.KEARIFAN LOKAL TEOLOGIS
selain itu ada beberapa yang lainnya serta dikenal adanya sub-kelompok yang
terdiri dari 20-40 petani yang disebut munduk, yang diketuai oleh seorang
pengliman. Dari susunan kelompok diatas dapat dilihat bahwa terdapat penerapan
salah satu nilai dari Tri Hita Karana yang terletak pada hubungan antara manusia
dengan manusia.
Kearifan lokal sosial dari subak juga mencangkup kearifan kultural (yang
berfokus pada budaya mencangkup etika, logika, estetika, dan praktik), kearifan
institusional (yang berfokus pada integritas organisasi subak baik secara internal
maupun eksternal), kearifan ekonomis (berfokus pada mengedepankan kerja keras
dan sikap hemat), kearifan hukum (berfokus pada aspek legalitas sebagai dasar
dalam berinteraksi), kearifan teknologis (kemampuan teknologis dan kemampuan
pengetahuan tradisional petani dalam memahami dan memecahkan masalah masalah kehidupan secara
rasional, metodis dan sistematis), serta kearifan
keamanan (berfokus dalam sekuritas petani dalam seluruh tahap kehidupan
bertani, pengamanan hasil produksi dan area wilayah pertanian).
c. KEARIFAN LOKAL EKOLOGIS
a. Lokal ekologis
Dari sisi kearifan lokal ekologisnya pada tradisi nyandran ini sangat menguntungkan karena
kelestarian alam ini tetap terjaga, terlebih jika pohon-pohon tersebut perakarannya memiliki
kemampuan menjaga ketersediaan air. Hampir setiap bulan-bulan tertentu, di kebudayaan Jawa
ada yang namanya Nyadran Kali. Ritual ini adalah upaya menjaga harmonisasi alam dengan
manusia. Penduduk memberikan sesaji berupa makanan dan bunga-bunga dan ditaruh diakar
Beringin yang menjuntai. Doa-doa diratuskan kepada Sang penguasa jagat raya untuk tetap
memberikan keselamatan. Usai doa-doa dipanjatkan, kini para penduduk mulai turun ke mata air
untuk membersihkan sumber mata air / tuk agar tetap terawat. Tua muda bahkan anak-anak
turun ke mata air dan telaga untuk kerja bakti membersihkan. Walau ritual ini hanya setahun
sekali, ternyata cukup efektif untuk mengingatkan penduduk jika ada yang harus diperhatikan
dan dirawat, yakni sumber mata air dan sebuah konservasi tradisional yang diwariskan nenek
moyang secara turun temurun.
b.Kearifan lokal sosial
Kearifan lokal sosial pasa tradisi nyandran ini bisa dilihat dari
kebersamaan masyarakat dalam menjalankan upacara nyandran.
Dalam proses pelaksanaannya masyarakat berkumpul bersama baik
itu untuk. Melakukan kerja bakti maupun melakukan
persenbahyangan bersama. Selain itu tradisi nyandran ini juga
meningkatkan rasa kekeluargaan anta masyarakat karena dalam
proses pelaksanaannya masyarakat berkumpul serta membawa
berbagai jenis makanan dari rumah masing masing untuk disantap
bersama
c.Kearifan lokal teologis