Anda di halaman 1dari 17

ANALISIS SUBAK YEH

PANGSUT SARI DI DESA


BELOK SIDAN SEBAGAI
BUDAYA MASYARAKAT
DENGAN MENGGUNAKAN
PENDEKATAN ETNOSAINS
KELOMPOK 7

Kadek Dwi Listeyasa Hidayanti Azizul Rofiah NS Ni Kadek Juniawati


(1913071001) (1913071002) (1913071003)
Pengertian Etnosains
● Menurut Sudarmin (2014), Ilmu Pengetahuan merupakan pengetahuan yang diperoleh dengan
menggunakan metode-metode tertentu serta mengikuti tata urut tertentu dalam mendapatkannya.
Setelah diperoleh, pengetahuan ini harus diuji kebenarannya olch orang lain schingga kebenaran
pengetahuan ini tidak lagi bersifat subjektif. Etnosains sendiri dapat dikatakan sebagai perangkat ilmu
pengetahuan yang dimiliki oleh suatu masyarakat/suku bangsa yang diperoleh dengan menggunakan
metode tertentu serta mengikuti prosedur tertentu yang merupakan bagian dari tradisi masyarakat
tertentu, dan kebenarannya dapat diuji secara empiris.
● Menurut Henrietta dalam Hutomo (2017), etnosains adalah cabang pengkajian budaya yang berusaha
memahami bagaimana pribumi memahami alam mereka. Etnosains juga dapat diartikan sebagai
kegiatan mentransfornasikan antara sains asli masyarakat dengan sains ilmiah (Novitasari, dkk. 2017).
Sains asli masyarakat yang dimaksud yaitu pemahaman masyarakat itu sendiri terhadap alam dan
budaya yang berkembang di kalangan masyarakat. Menurut Suastra (2015), etnosains adalah suatu
kajian tentang sistem pengetahuan yang diorganisasi dari budaya dan kejadian-kejadian yang
berhubungan dengan alam semesta yang terdapat di masyarakat. Jadi dapat disimpulkan etnosains
adalah suatu kepercayaan yang ada di masyarakat di daerah tertentu yang kebenarannya dapat dikaji
secara ilmiah.
Pendekatan Etnosains
Menurut Novasaraseta (2017) dalam studi etnosains terdapat dua pendekatan yang
saling berkomparasi, yaitu :
.

01 02
Pendekatan Prosesual Pendekatan Ekologi
Kasus pembentukan pengetahuan dikalangan Sebagai contoh bentuk adaptasi
para petambak merupakan salah satu kasus masyarakat dan lingkungan adalah perilaku
untuk menunjukan bagaimana proses penyesuaian kegiatan ekonomi paga
pembentukan itu berlangsung dari hari ke petambak dan petani dipengaruhi oleh
hari, musim ke musim situasi lingkungan yang berbeda.
Bidang Kajian Etnosains

01
Penelitian etnosains yang memusatkan
perhatian pada kebudayaan yang

03 didefinisikan sebagai the forms of things


that people have in mind
02
Penelitian yang memusatkan perhatian Peneliti berusaha mengungkap struktur-
pada kebudayaan sebagai a set of struktur yang digunakan untuk
principles for creating dramas mengklasifikasi lingkungan, baik itu fisik
maupun sosial
SUBAK
Karakteristik Subak
Menurut Sutawan (2008) ada beberapa karateristik dari subak yang merupakan sistem irigasi tradisonal adalah sebagai
berikut.
 Mempunyai batas-batas yang jelas dan pasti menurut wilayah hidrologis bukan wilayah administrasi desa. Di Bali ada
pemisahan yang tegas antara administrasi desa dengan administrasi subak dalam uruasan mengatur irigasi
 Subak memiliki hak otonomi untuk mengurus rumah tangganya sendiri. Hak otonomi ini sudah melekat sejak awal
terbentuknya subak di Bali
 Melaksanakan ritual keagaamaan dalam kegiatan subak bagi anggota yang tergabung dalam wadah organisasi subak.
Melalui pelaksanaan ritual keagamaan ini diharapkan berbagai potensi konflik antar anggota dalam satu subak dan antara
subak dengan subak lainnya dapat diminimalisir. Pelaksanaan ritual agama ini agar dapat mewujudkan ketentraman dan
keharmonisan hubungan antara petani dengan Tuhan, dengan sesamanya dan dengan lingkungan
 Subak memiliki struktur organisasi yang memadai sesuai dengan keperluannya. Dalam struktur mengatur secara tegas
tugas dan tanggungjawab serta hak masing-masing pengurus
 Subak memiliki satu atau lebih sumber air bersama dan satu atau lebih Pura Bedugul. Sumber mata air bersama ini
diperoleh dari satu atau lebih sumber mata air seperti empelan/bendung, mata air, tirisan atau rembesan dari subak-
subak di atasnya
 Setiap sistem irigasi subak mempunyai ciri dimana setiap hamparan sawah garapan dari anggota subak mempunyai
tembuku pengalapan tempat masuknya air dan pengutangan tempat keluarnya air atau tempat pembuangan air yang
berlebih sendiri-sendiri
 Pengambilan keputusan di subak dalam pengelolaan sistem irigasi dilakukan dengan demokratis, berkeadialan,
transparansi dan akuntabilitas.
STRUKTUR ORGANISASI SUBAK

Sumber: (Sutawan 2008)


Fungsi subak

1 2 3 4
Pencarian Pemeliharaan Penanganan Penyelenggaraan
dan distribusi fasilitas irigasi persengketaan kegiatan
air irigasi keagamaan
Aspek Sosial Subak

TUJUAN KEPERCAYAAN SENTIMEN

NORMA SANGSI KEKUASAAN

JENJANG SOSIAL WILAYAH FASILITATOR

KEDUDUKAN DAN PERAN


Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Tempat penelitian dilaksanakan di Banjar Sidan, Desa Belok
Sidan, Kecamatan Petang , Kabupaten Badung, Bali
2. Waktu Penelitian
Waktu penelitian dilaksanakan pada 15 Maret 2021 hingga 29
Maret 2021
Metode Penelitian
Adapun tahapan metode penlitian sebagai berikut:
• Sumber Data
Sumber data yang diperoleh didapatkan dari data primer dan data sekunder.
Data primer : wawancara dan pengamatan
Data sekunder : kajian-kajian sebelumnya yang sejenis
• Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data terdiri dari 2 studi, diantaranya:
Studi kepustakaan : teori-teori terkait subak
Studi lapangan : observasi langsung ke lapangan (subak)
• Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan yaitu teknik analisis data kualitatif. Data kualitatif adalah
data yang tidak dapat diangkakan atau bersifat non numerik. Teknik analisis data kualitatif pada
umumnya merupakan bahasan konseptual suatu permasalahan.
Pandangan Masyarakat

Pura Subak Pangsut Sari

Aliran Air Subak Pangsut Sari


Pandangan Ilmiah
Proses kerja dari pompa hidram dapat dibagi menjadi empat proses, yaitu; akselerasi, kompresi, penyaluran,
dan pembalikan.
• Pada proses akselerasi, air akan mengalir melalui pipa masuk (drive pipe) dengan debit tertentu menuju
katup buang (waste valve), yang mana air akan menekan katup buang ke atas sehingga sistem akan
tersumbat.
• Pada proses kompresi, secara bertahap air akan bergerak masuk ke dalam tabung udara (air chamber)
melalui katup hantar (check valve) hingga sampai pada kondisi tekanan air tidak mampu menekan udara di
dalam tabung, sehingga katup hantar akan bergerak turun dan secara otomatis menutup tabung udara. Air
yang akan masuk ke dalam tabung udara menekan katup hantar bergerak ke atas dan secara otomatis air
yang sebelumnya sudah berada di dalam tabung udara akan tersalurkan menuju pipa suplai karena tekanan
tersebut.
• Penyaluran adalah pergerakan air menuju pipa suplai. Katup hantar dan katup buang pada pompa hidram
memiliki sistem yang bertolak belakang. Ketika katup hantar bergerak membuka tabung udara, katup buang
akan bergerak untuk menutup saluran pembuangan, dan begitu pula sebaliknya.
• Pembalikan merupakan ketika katup hantar terbuka, tekanan pada katup buang akan berkurang dan secara
bertahap akan membuka katup buang
Integrasi Subak pada Pembelajaran IPA
Integrasi Subak pada Pembelajaran IPA
Walaupun kondisi dan proses pembelajaran yang ditawarkan oleh pembelajaran IPA berbasis subak
ini menarik, pembelajaran ini juga memiliki beberapa kelemahan, di antaranya sebagai berikut.
• Jika kegiatan kurang dipersiapkan sebelumnya yang menyebabkan pada waktu peserta didik
dibawa ke kawasan subak tidak melakukan kegiatan belajar yang diharapkan sehingga ada kesan
main-main. Kelemahan ini bisa diatasi dengan persiapan yang matang sebelum kegiatan itu
dilaksanakan.
• Ada kesan dari guru dan peserta didik bahwa kegiatan mempelajari lingkungan subak memerlukan
waktu yang cukup lama, sehingga menghabiskan waktu untuk belajar di kelas. Kesan ini keliru
sebab kunjungan ke kawasan subak sebaiknya dipersiapkan secara matang, sehingga pada
pertemuan berikutnya bisa dilanjutkan di kelas.
• Adanya pandangan guru bahwa kegiatan pembelajaran hanya terjadi di dalam kelas. Tugas belajar
peserta didik dapat dilakukan di luar jam pelajaran baik secara individual maupun kelompok salah
satunya dengan mempelajari subak.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai