Anda di halaman 1dari 8

ENPA (ENVIRONMENT IN PANDEMIC) : ANALISIS POLA PERILAKU

LESTARI LINGKUNGAN MASYARAKAT PENGGUNA MATA AIR


SUMBER DHUWUR

Disusun Oleh:

Nama Peneliti : 1. Agnesya Eka Puspita

2. Finayatus Sa’adah

Bidang Penelitian : Ilmu Sosial dan Humaniora

Jenjang : Madrasah Aliyah (MA)

Nama Pembimbing : Sakinah Hilya Abida, S.Biotek

DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM


DIREKTORAT KSKK MADRASAH
KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA

MADRASAH ALIYAH NEGERI (MAN) 2 KOTA MALANG


2021
PROPOSAL PENELITIAN

Judul
ENPA (Environment In Pandemic) : Analisis Pola Perilaku Lestari Lingkungan Masyarakat
Pengguna Mata Air Sumber Dhuwur
Bidang
Ilmu Sosial dan Humaniora

Latar Belakang
Air adalah materi esensial dalam kehidupan, air bersih dibutuhkan pada segala aspek
kehidupan sehari-hari. Salah satu sumber air bersih yang biasa digunakan masyarakat pedesaan
adalah mata air. Kebutuhan air bersih kerap menjadi masalah yang vital. Indonesia merupakan
daerah tropis dengan curah hujan tidak merata sehingga terdapat kendala dalam pemenuhan air
(Pelani, 2011). Menurut data LIPI tahun 2012, Indonesia menduduki peringkat terburuk dalam
ketersediaan air bersih se-Asia Tenggara. Menurut World Water Assessment Programme, krisis air
bersih dapat membangkitkan epidemi penyakit, seperti kolera, hepatitis, bahkan kematian.
Dalam bermasyarakat, manusia merupakan makhluk sosial yang tidak lepas dari interaksi
antarsesama yang menciptakan suatu hubungan sosial. Begitu juga hubungan dengan lingkungan,
beberapa aktivitas kerap dilakukan sehingga terjadi penurunan kualitas air. Aktivitas tersebut
diantaranya membuang limbah ke perairan, tempat pembuangan tinja yang terlalu dekat dengan mata
air, kontak langsung dengan badan saat pengambilan air, dan sebagainya. Banyak daerah di
Indonesia yang masyarakatnya melakukan aktivitas sehari-hari disekitar sumber mata air. Salah
satunya desa saya, Desa Wonosari, Kecamatan Ngoro Kabupaten Mojokerto, yang memiliki
beberapa mata air.
Penelitian ini memfokuskan pada dua mata air di Sumber Dhuwur. Berdasarkan survei
pendahuluan, kedua mata air ini sering digunakan oleh sebagian besar masyarakat Desa Wonosari
untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Karena letaknya tidak jauh dari permukiman masyarakat,
mata air dimanfaatkan secara luas tanpa memedulikan kualitas dan dampaknya terhadap estetika
lingkungan.
Pada penampung mata air pertama terdapat pipa penyalur air bersih ke permukiman
masyarakat. Namun, pada sumber mata air kedua belum terdapat penutup pada penampungnya
sehingga memungkinkan kontaminasi bahan organik dan anorganik. Hal tersebut menyebabkan
kualitas mineral air menurun sehingga mengganggu kesehatan lingkungan dan makhluk hidup di
dalamnya. Keadaan ini diperparah apabila dihubungkan dengan kebiasaan masyarakat yang
meminum air tanpa direbus terlebih dahulu, padahal mereka juga melakukan berbagai aktivitas di
sekitar mata air. Aktivitas inilah yang menyebabkan air cenderung berwarna lebih keruh serta
terdapat beberapa sampah terapung. Akibatnya timbul bau tidak sedap dan mengganggu estetika
lingkungan.
Awal tahun 2020, Indonesia dikejutkan dengan wabah Covid-19. Menurut WHO, Covid-19
adalah penyakit menular yang disebakan oleh corona virus yang ditemukan di Tiongkok pada
Desember 2019. Virus dengan tingkat penularan tinggi membuat pemerintah mengambil tindakan
lockdown dimana hal tersebut membatasi segala aktivitas manusia dari segala aspek. Termasuk aspek
wisata yang secara langsung berpengaruh pada perputaran ekonomi di sekitar Sumber Dhuwur.
Peneliti ingin mengobservasi bagaimana kelestarian lingkungan sebelum dan sesaat pendemi Covid-
19.
Berdasarkan latar belakang tersebut, diperlukan penelitian dan pemantauan lebih lanjut
terhadap perilaku masyarakat dalam memanfaatkan air di Sumber Dhuwur sebagai sumber
kehidupan dan dampaknya terhadap estetika serta kesehatan lingkungan. Penelitian ini diperlukan
karena kunci keberhasilan pelestarian sumber daya alam adalah adanya partisipasi aktif dari
masyarakat setempat. Di samping itu, air merupakan sumber kehidupan sehingga apabila kualitas air
terjaga baik, tentunya akan berdampak baik pula bagi kehidupan, estetika, dan kesehatan lingkungan.

Rumusan Masalah dan Tujuan Penelitian


Berdasarkan latar belakang tersebut, maka rumusan masalah pada penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Bagaimana perilaku masyarakat dalam memanfaatkan air di Sumber Dhuwur, Desa
Wonosari, Kecamatan Ngoro, Kabupaten Mojokerto sebagai sumber kehidupan dan
dampaknya terhadap estetika serta kesehatan lingkungan?
2. Apa dampak pengalihan sumber air Sumber Dhuwur, Desa Wonosari, Kecamatan Ngoro,
Kabupaten Mojokerto sebagai sarana wisata terhadap estetika dan kesehatan lingkungan?
3. Bagaimana kondisi lingkungan Sumber Dhuwur, Desa Wonosari, Kecamatan Ngoro,
Kabupaten Mojokerto sebelum dan sesaat pandemi Covid-19?

Penentuan tujuan penelitian mengacu pada batasan rumusan masalah yang telah dipaparkan.
Tujuan pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mendeskripsikan dampak perilaku masyarakat dalam memanfaatkan air di Sumber
Dhuwur Desa Wonosari Kecamatan Ngoro Kabupaten Mojokerto sebagai sumber
kehidupan terhadap estetika serta kesehatan lingkungan.
2. Untuk mendeskripsikan dampak pengalihan sumber air Sumber Dhuwur, Desa Wonosari,
Kecamatan Ngoro, Kabupaten Mojokerto sebagai sarana wisata terhadap estetika dan
kesehatan lingkungan.
3. Untuk mendeskripsikan kondisi lingkungan Sumber Dhuwur, Desa Wonosari, Kecamatan
Ngoro, Kabupaten Mojokerto sebelum dan sesaat pandemi Covid-19.

Manfaat Penelitian
Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini dijabarkan menjadi dua aspek, yaitu manfaat
praktis dan teoretis.
Manfaat praktis penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagi Masyarakat
Meningkatkan estetika dan taraf kesehatan lingkungan sekitar Sumber Dhuwur Desa
Wonosari Kecamatan Ngoro Kabupaten Mojokerto yang digunakan sebagai sumber
kehidupan sehari-hari.
2. Bagi Peneliti
Mengetahui dampak pola perilaku masyarakat sekitar Sumber Dhuwur Desa Wonosari
Kecamatan Ngoro Kabupaten Mojokerto terhadap estetika serta kesehatan lingkungan.
3. Bagi Instansi
Dapat dijadikan sebagai masukan dalam kebijakan yang berkaitan dengan pola perilaku
masyarakat sekitar Sumber Dhuwur Desa Wonosari Kecamatan Ngoro Kabupaten
Mojokerto.

Selain manfaat praktis, ada pula manfaat secara teoretis. Manfaat teoretis dari penelitian ini
adalah sebagai berikut:
1. Memperluas wawasan tentang pola perilaku masyarakat yang dapat mempengaruhi estetika
dan kesehatan lingkungan.
2. Sebagai bahan untuk meningkatkan kesadaran dan potensi masyarakat terhadap pola perilaku
yang dilakukan di sekitar mata air serta dampak yang ditimbulkan.
3. Sebagai pijakan dan referensi pada penelitian selanjutnya yang berhubungan dengan pola
perilaku masyarakat sekitar mata air serta menjadi bahan kajian lebih lanjut.

Kajian Teori
Perilaku merupakan respons berlanjut karena adanya stimulan dari suatu kondisi. Kondisi
lingkungan dapat mengubah perilaku masyarakat dan perilaku masyarakat dapat membentuk kondisi
lingkungannya (Suryadi dkk, 2016). Perilaku juga dapat terbentuk dari kebiasaan manusia. Perairan
memiliki banyak manfaat, pemanfaatannya sering tidak terkendali sehingga terjadi degradasi yang
penyebabnya berupa alam dan manusia. Degradasi berdampak pada biota didalamnya dan kesehatan
manusia jika terkonsumsi. Kontaminasi mata air juga mengganggu estetika dan kesehatan
lingkungan.
Menurut Odum (1983), ekologi mempelajari lingkungan rumah tangga seluruh makhluk
hidup dalam rumah tangganya dan proses memungkinkannya rumah itu dihuni. Ekologi manusia
mengkaji interaksi manusia dengan lingkungannya (Hadi, 2000) yang menciptakan teori hubungan
sistem sosial dan ekosistem menurut Terry Rambo. Eksistensi ekologi bergantung pada alam,
sehingga segala tindakan manusia perlu pertimbangan pada keselarasan ekosistem. Manusia dan
lingkungannya akan memeroleh manfaat dengan pengorbanan, dampak yang ditimbulkan tergantung
lingkungan hidupnya.
Perubahan ekologi ekosistem dapat dilihat saat masuknya virus corona ke Indonesia. Covid-
19 membawa perubahan signifikan dalam waktu singkat. Kondisi lingkungan kian membaik karena
berkurangnya polusi yang disebabkan oleh kebijakan pemerintah berupa lockdown. Terbatasnya
aktivitas manusia menimbulkan efek psikologis berkala, manusia yang sejatinya makhluk bebas
menjadi mudah bosan dan lelah. Anjuran lockdown menimbulkan hasrat manusia untuk merasakan
ruang terbuka hijau, dengan tujuan menyegarkan badan dan pikiran.
Hartig et al (2014); Triguero-Mas et al (2015); van den Bosch dan Ode Sang (2017), ruang
hijau perkotaan selama pandemi memiliki manfaat seperti mempertahankan aktivitas fisik,
mengurangi penggunaan elektronik, mengurangi stres, menghindari stresor rumah, dan
meningkatkan kohesi sosial.
Tinjauan Pustaka
1. Perilaku
Dinyatakan oleh Notoatmodjo (2014) yang ditinjau dari teori Skinner, perilaku manusia
dapat dikelompokkan menjadi dua:
a. Perilaku Tertutup (Covert Behaviour) terjadi jika respons terhadap stimulus masih belum
dapat diamati orang lain secara jelas. Masih terbatas dalam bentuk perhatian, perasaan,
persepsi, pengetahuan, dan sikap terhadap stimulus.
b. Perilaku Terbuka (Overt Behaviour) terjadi jika respons terhadap stimulus berupa
tindakan yang dapat diamati orang lain secara jelas. Respons tersebut sudah dalam bentuk
tindakan nyata.

2. Perairan
Menurut Ondara (1986) perairan tawar adalah semua badan air di permukaan bumi arah ke
darat. Perairan tawar terbagi atas perairan umum dan perairan budidaya milik perorangan. Perairan
memiliki banyak manfaat, pemanfaatannya sering tidak terkendali sehingga terjadi degradasi karena
adanya faktor alam dan manusia.
Menurut Liana Penny, dkk pada penelitiannya “Kajian Perilaku Masyarakat Membuang Sampah Di
Bantaran Sungai Martapura terhadap Lingkungan Perairan” tahun 2012, terjadi penurunan kualitas
air Sungai Martapura antara hulu dan hilir sungai yang diakibatkan aktivitas bantaran Sungai
Martapura. Walaupun tingkat perilaku masyarakat tergolong sedang, hasil penelitian sebanyak
68,04% responden membuang sampahnya ke sungai dan 52,58% masyarakat menggunakan sungai
sebagai tempat MCK. Inilah yang menyebabkan menurunnya kualitas air Sungai Martapura. Hal
tersebut juga memungkinkan terjadi pada wilayah perairan lainnya.

3. Estetika dan Kesehatan Lingkungan


Saraswati dan Kiswari (2017) menyatakan keindahan berbeda dengan estetika, sebuah
bentuk mencapai nilai yang betul baru disebut mempunyai nilai estetika. Bentuk yang melebihi nilai
betul tersebut hingga mencapai nilai baik penuh arti, maka bentuk tersebut dinilai memiliki
keindahan. Pada penelitian kali ini, estetika yang dimaksud ialah bagaimana keadaan sumber mata
air Sumber Dhuwur dari segi visual. Kondisi yang bisa langsung tampak oleh mata manusia tanpa
menggunakan alat bantu penglihatan. Aspek estetika yang ditinjau pada penelitian ini meliputi;
kebersihan lingkungan (ada tidaknya sampah di daratan dan di penampungan air), kerapian penataan
sarana prasarana, dan ada tidaknya coretan dari pengunjung yang mengganggu keindahan.
Menurut Peraturan Pemerintah RI No. 66 tahun 2014; kesehatan lingkungan adalah upaya
pencegahan penyakit dan/atau gangguan kesehatan dari faktor risiko lingkungan untuk mewujudkan
kualitas lingkungan yang sehat dan baik dari aspek fisik, kimia, biologi, maupun sosial. Berdasarkan
peraturan tersebut, peneliti memfokuskan tingkat kebersihan lingkungan merujuk pada kesehatan
lingkungan serta pengaruh pada kesehatan manusia. Diantaranya yaitu ada tidaknya genangan air
yang menimbulkan jentik-jentik, kontaminasi lingkungan dengan zat kimia berbahaya, dan
tumpukan sampah yang berbau tidak sedap serta dihinggapi lalat.
Metode Penelitian

A. Metode yang Digunakan


Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif. Menurut Lexy J.
Moleong (2010), penelitian kualitatif merupakan penelitian untuk memahami fenomena yang
dialami subjek penelitian. Metode ini membantu peneliti mengumpulkan informasi terkait
pola perilaku masyarakat sekitar Sumber Dhuwur, dampak dijadikannya Sumber Dhuwur
sebagai tempat wisata terhadap estetika dan kesehatan lingkungan serta kondisi lingkungan
Sumber Dhuwur sebelum dan sesaat pandemi Covid-19.

B. Subjek Penelitian
Pihak-pihak yang menjadi subjek penelitian, yaitu 10 informan yang terdiri atas 3
orang pengelola Sumber Dhuwur dan 7 orang yang memanfaatkan Sumber Dhuwur untuk
pemenuhan kebutuhan sehari-hari.

Pada penelitian ini, penulis menentukan sampel dengan cara purposive sampling.
Dalam buku Metode Penelitian oleh Sugiyono (2012), purposive sampling adalah teknik
penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Kriteria sampel pada penelitian ini adalah
pengelola mata air Sumber Dhuwur yang mengetahui berbagai informasi mengenai mata air,
masyarakat sekitar yang memanfaatkan mata air tersebut, dan pengunjung Sumber Dhuwur
dalam jangka 7 hari saat penelitian dilakukan.

C. Teknik Dan Alat Pengumpulan Data


Metode yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah wawancara dan observasi.
1. Wawancara
Wawancara pada penelitian ini menggunakan metode semi terstruktur. Wawancara
semi terstruktur adalah wawancara yang mengacu pada satu rangkaian pertanyaan terbuka.
Proses wawancara diawali dengan membuat kesepakatan dengan informan mengenai waktu
untuk melakukan wawancara. Wawancara dilakukan dengan bertanya langsung kepada
informan dan mengembangkan pertanyaannya untuk menggali informasi lebih dalam terkait
data yang dibutuhkan. Informasi dari informan direkam oleh peneliti menggunakan alat
perekam suara pada ponsel. Peneliti juga mencatat hal-hal penting yang disampaikan
informan. Wawancara pada setiap subjek penelitian berbeda-beda, ada yang satu kali
wawancara dan ada yang lebih dari satu kali wawancara, tergantung kejelasan informasi yang
diberikan dan data yang dibutuhkan peneliti.
2. Observasi
Observasi langsung adalah cara pengambilan data dengan indera tanpa ada
pertolongan alat standar lain. Observasi ini untuk penelitian yang telah direncanakan secara
sistematik mengenai perubahan yang terjadi dalam mata air. Hal tersebut dapat ditinjau dari
kebersihan, kejernihan, dan kelayakan air, cara masyarakat setempat memaknai perubahan
pada mata air, faktor penyebab terjadinya perubahan mata air, pihak-pihak yang terlibat atas
perubahan tersebut, bagaimana perubahan mata air bisa terjadi, kemungkinan faktor sosial
ekonomi masyarakat setempat yang memicu terjadinya perubahan pada mata air, tindakan
masyarakat setempat setelah terjadinya perubahan mata air, rencana yang akan mereka
lakukan untuk menjaga kebersihan lingkungannya, dan cara mereka memaknai adanya
pandemi serta hubungannya dengan kebersihan lingkungan. Observasi akan dilakukan
selama tujuh hari agar informan merata dari pengunjung dengan kondisi mata air dalam
jangka waktu tujuh hari tersebut.

D. Rencana Analisis Data


Analisis data kualitatif merupakan upaya mengorganisasikan data, memilahnya
menjadi sesuatu yang dapat dikelola, dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada
orang lain (Moleong, 2018). Tahapan peneliti menganalisis data dilakukan sebagai berikut:
Pertama, mengkaji ulang seluruh data yang diperoleh dari sumber, yaitu hasil wawancara dan
hasil observasi. Kedua, membuat rangkuman yang inti proses dan pertanyaan-pertanyaan
sinkron sehingga tetap berada dalam topik. Ketiga, menyusun data-data tersebut dalam
satuan-satuan yang selanjutnya dikategorisasikan. Keempat, yaitu mengadakan pemeriksaan
terhadap keabsahan data, kemudian dilanjutkan tahapan penafsiran data. Hasilnya dapat
diolah dengan metode analisis yang dipakai, yaitu metode analisis data kualitatif (Abror,
2013).

Jadwal Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus - Oktober 2021 di dua titik sumber mata air
Sumber Dhuwur, Dusun Sidorejo, Desa Wonosari, Kecamatan Ngoro, Kabupaten Mojokerto.
Adapun rincian kegiatan penelitian ditunjukkan dalam Tabel 1.

Tabel 1. Jadwal penelitian


Daftar Pustaka
Budiharto. (2013). Pengantar Ilmu Perilaku Kesehatan dan Pendidikan Kesehatan Gigi. Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran EGC
Febriana, A’an. (2013). Pendapat tokoh agama terhadap fenomena jual beli bayar panen perspektif
konsep gharar dan riba: Studi kasus di Desa Padangmentoyo, Kecamatan Kapas,
Bojonegoro. Malang: Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim.
Hidayati, Nanik. Majid, Abdul., dan Putri, Marsista Buana. (2020). Perilaku Warga Terhadap Upaya
Pelestaian Lingkungan: Studi Kasus Mata Air Syakuro Desa Sentul. Vol. 2 No. 2.
Kospa, Herda Sarbiyah Dara., dan Rahmadi. (2019). Pengaruh Perilaku Masyarakat terhadap
Kualitas Air di Sungai Sekanak Kota Palembang. Semarang: Universitas Diponegoro.
Lu, Yi., Zhao, Jianting., Wu, Xueying., dan Lo, Siu Ming. (2021). Escaping to nature during a
pandemic: A natural experiment in Asian cities during the COVID-19 pandemic with big
social media data. Amsterdam: Elsevier B.V.
Notoatmodjo, S. (2014). Ilmu Perilaku Kesehatan. Edisi 2. Jakarta: Rineka Cipta.
Risma, Ambari. (2014). Strategi museum perjuangan kota yogyakarta dalam meningkatkan minat
pengunjung. Yogyakarta: Univertitas Negeri Yogyakarta.
Sidiq, Umar., dan Choiri, Moh. Miftachul. (2019). Metode Penelitian Kualitatif di Bidang
Pendidikan. Ponorogo: CV. Nata Karya.
Soerjani, Mohammad. (2014). Ekologi Manusia. Tangerang Selatan: Universitas Terbuka.
Sugiyono. (2012). Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: ALFABETA.
Suryadi, Gusnan. Thamrin., dan Murad, Auda. (2016). Perilaku Masyarakat dalam Memanfaatkan
Air Sungai Siak sebagai Sumber Kehidupan dan Dampaknya terhadap Estetika serta
Kesehatan Lingkungan di Wilayah Waterfront City Pekanbaru. Vol. 3 No. 2.
Suryani, Anih Sri. (2016). Persepsi Masyarakat dalam Pemanfaatan Air Bersih (Studi Kasus
Masyarakat Pinggir Sungai di Palembang). Jakarta: Pusat Penelitian Badan Keahlian DPR
RI.
Susila, I Gede. (2017). Pasang Surutnya Dukungan terhadap Warisan Budaya Dunia Subak
Jatiluwih. Bali: Universitas Udayana.
Utami, Sri Kurniyati., dan Handayani, Sri. (2017). Ketersediaan Air Bersih Untuk Kesehatan: Kasus
Dalam Pencegahan Diare Pada Anak. Tangerang Selatan: Universitas Terbuka.
Yusuf, Rian. (2014). Kinerja Balai Besar POM Yogyakarta dalam Pengawasan Produk Obat dan
Makanan yang Mengandung Zat Barbahaya. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai