Anda di halaman 1dari 6

SANITASI LINGKUANGAN PADA WILAYAH PESISIR BERPENGARUH AKAN

KESEHATAN MASYARAKATNYA

Disusun oleh:

NAMA : ADINDA ANGGRAINI

NIM :201447201

POLTEKKES KEMENKES PANGKALPINANG

PRODI DIII KEPERAWATAN BELITUNG

2022
SANITASI LINGKUANGAN PADA WILAYAH PESISIR BERPENGARUH AKAN
KESEHATAN MASYARAKATNYA

Latar Belakang

Banyak masyarakat berpikir bahwa laut termasuk di dalamnya wilayah


pesisir merupakan tempat sampah yang ideal. Laut yang luas diperkirakan
mampu menghancurkan atau melarutkan setiap bahan- bahan yang dibuang ke
perairan laut. Faktanya, laut merupakan suatu sistem ekologis yang mempunyai
kemampuan daya urai yang terbatas. Hal ini berkaitan dengan semakin
meningkatnya kegiatan manusia dalam usaha memenuhi kebutuhan hidupnya.
Kegiatan ini menghasilkan produk-produk yang diperlukan bagi kehidupannya
dan menghasilkan produk sisa (limbah) yang dapat menjadi bahan pencemar
(polutan). Cepat atau lambat polutan itu sebagian akan sampai ke daerah pesisir
dan laut. Hal ini dapat menyebabkan masalah pada lingkungan dan masalah
kesehatan masyarakat khususnya masyarakat pesisir dan laut (Supriharyono,
2002; Misran, 2002).

Masalah kesehatan merupakan suatu masalah yang sangat kompleks. Hal


ini saling berkaitan dengan masalah-masalah lain di luar kesehatan. Demikian
pula pemecahan masalah kesehatan masyarakat, tidak hanya dilihat dari segi
kesehatannya sendiri tetapi harus dilihat dari seluruh segi yang ada
pengaruhnya terhadap masalah "sehat-sakit". Banyak faktor yang
mempengaruhi kesehatan, baik kesehatan individu maupun kesehatan
masyarakat. Hendrik L. Blum seorang pakar di bidang kedokteran pencegahan
mengatakan bahwa status kesehatan masyarakat dipengaruhi oleh 4 hal yaitu
lingkungan, perilaku, pelayanan kesehatan dan genetik (keturunan)
(Notoatmodjo, 2011).

Faktor-faktor ini, berpengaruh langsung pada kesehatan dan saling


berpengaruh satu sama lainnya. Status kesehatan dapat tercapai secara optimal
jika keempat faktor ini secara bersama-sama mempunyai kondisi yang optimal.
Salah satu faktor saja berada dalam keadaan yang terganggu (tidak optimal)
maka status kesehatan dapat tergeser ke arah di bawah keadaan optimal
(Sarudji, 2006).

Penelitian tentang pencemaran lingkungan global telah dilakukan.


Beberapa diantaranya yaitu penelitian tentang pemanasan global yang
disebabkan oleh adanya emisi gas rumah kaca (GRK) dan upaya
penanggulangannya. Upaya penanggulangan dilakukan melalui pembatasan
GRK pada lebih dari 100 negara. Selain itu, dilakukan kajian tentang dampak
pemanasan global terhadap lingkungan seperti pada lautan Pasifik di daerah
tropis seperti terjadinya El Nino dan pengasaman laut (Meinshausen et al, 2009;
Collins et al, 2010).
Pembahasan

Penelitian yang mengevaluasi kualitas lingkungan di Indonesia juga telah


banyak. Beberapa penelitian dilakukan untuk mengevaluasi tentang masalah
pencemaran air khususnya sumber dan penanggulangan yang dilakukan di
Jakarta. Selanjutnya, untuk menentukan tingkat pencemaran air sungai di Desa
Awang Bangkal nutrition value coefficient. Penelitian lainnya juga telah
dilakukan dan menemukan adanya pencemaran pada sungai dan situ di DKI
Jakarta (Yudo & Said, 2011; Rahman & Kairoh, 2012; Hendrawan, 2010).
Ada banyak hal yang diduga menjadi penyebab tingginya masalah kesehatan di
daerah pesisir. Penulis mengelompokkannya dalam 3 kelompok yaitu
lingkungan, perilaku dan sosial yang disebut sebagai determinan kesehatan.

1. Determinan lingkungan
Adanya pembuangan air limbah rumah tangga ke sungai- sungai dan
saluran air maupun ke laut mampu menyebabkan tercemarnya air sungai dan
air laut di daerah pesisir, sehingga diduga menyebabkan gangguan lingkungan
seperti mengganggu jaring makanan pada ekosistem sungai dan pesisir.
Tingkat kepadatan penduduk yang tinggi. Hal ini menyebabkan daya
dukung lingkungan terhadap kehidupan masyarakat menjadi berkurang, seperti
ketersediaan air bersih, udara berkualitas, dan lainnya. Padatnya penduduk juga
menyebabkan penularan penyakit berbasis lingkungan lebih cepat dan luas.
Tercemarnya lingkungan pesisir dengan limbah rumah tangga. Hal ini bisa
terjadi karena berdasarkan hasil observasi awal, terlihat banyaknya limbah
rumah tangga seperti sisa air cucian, kotoran hewan, kotoran manusia dan
lainnya di air sungai, tanah, perairan pesisir dan daerah perumahan. Beberapa
bakteri yang bisa menjadi indikator pencemaran yaitu kelompok bakteri
Koliform.
Hal ini sejalan dengan beberapa penelitian yang telah dilakukan seperti
penelitian dari Tilaar (2008) yang menemukan bahwa tingginya jumlah E. coli
memiliki korelasi dengan buangan tinja manusia dan hewan yang ada pada
sumber air (dalam hal ini air sungai Ranoyapo). E. coli merupakan bakteri yang
memiliki habitat pada saluran usus manusia dan hewan, dan bakteri ini dapat
menyebabkan penyakit yang dikenal dengan traveler’s diarrhea. Dengan
demikian pada kebanyakan kasus keracunan, bakteri ini sering memberikan
masalah bagi para pelancong yang singga di tempat tersebut. Selanjutnya,
kandungan E. coli memiliki kaitan erat dengan kandungan koliform. Daerah
yang memilki jumlah koliform tertinggi cenderung menunjukkan peningkatan
E. coli. Hasil yang diperoleh memiliki kecenderungan yang sama seperti
dilaporkan oleh Ijong (2004) tentang monitoring koliform dan E. coli di
perairan pantai Bunaken.
2. Determinan perilaku
Rendahnya perilaku masyarakat khususnya yang berhubungan dengan
STBM berdasarkan pada indikator output yaitu:
a. Setiap individu dan komunitas mempunyai akses terhadap sarana sanitasi dasar
(jamban).
b. Setiap rumahtangga telah menerapkan pengelolaan air minum dan makanan
yang aman di rumah tangga.
c. Setiap rumah tangga dan sarana pelayanan umum dalam suatu komunitas
(seperti sekolah, kantor, rumah makan, puskesmas, pasar, terminal) tersedia
fasilitas cuci tangan (air, sabun, sarana cuci tangan), sehingga semua orang
mencuci tangan dengan benar.
d. Setiap rumah tangga mengelola limbahnya dengan benar.
e. Setiap rumah tangga mengelola sampahnya dengan benar

Siregar (2010) menemukan bahwa bentuk kepedulian masyarakat


dilakukan melalui perilaku masyarakat yang selalu bertanggungjawab dan
memperhatikan kepentingan orang lain, peran dan tindakannya terlibat dalam 8
proses perbaikan sanitasi lingkungan dan kepedulian masyarakat dimotivasi
oleh peran pelopor yang memberikan pemahaman bagi masyarakat dalam
perbaikan sanitasi lingkungan permukiman kumuh di Kelurahan Matahalasan
Kota Tanjungbalai. Budiman et al (2011) menemukan bahwa ada hubungan
signifikan penerapan STBM dengan dengan kejadian diare pada balita.

Noviansyah et al (2006) mengatakan bahwa pendidikan, pengetahuan,


pengalaman, motivasi dan sosialisasi berhubungan dengan persepsi masyarakat
tentang Program Jaminan Kesehatan bagi Masyarakat Miskin. Febrianti et al
(2007) tentang analisis harapan dan persepsi konsumen terhadap dimensi
website hotel bintang lima di Surabaya menemukan bahwa persepsi konsumen
berhubungan dengan informasi yang diterima.

3. Determinan sosial
Determinan sosial kesehatan, seperti kemiskinan, ketiadaan akses terhadap
pelayanan kesehatan, kekurangan akses terhadap pendidikan, stigma,
rasisme, bias gender, merupakan beberapa di antara faktor-faktor penting
yang melatari dan menyumbang terjadinya ketimpangan kesehatan. Sebagai
contoh, kebijakan publik yang tidak pro masyarakat miskin, ketidakadilan
akses kepada pendidikan, dan ketiadaan skema jaminan kesehatan yang
melindungi risiko finansial dari pengeluaran kesehatan katastrofik,
merupakan faktor-faktor sosial di tingkat makro yang menyebabkan
keluarga mengalami kemiskinan struktural. Kemiskinan selanjutnya akan
memaksa masyarakat miskin untuk hidup di lingkungan tempat tinggal
yang buruk, lingkungan hidup yang seadanya dan tidak sehat, lingkungan
tempat tinggal yang meningkatkan risiko terkena penyakit (Solar & Irwin,
2007).
Kesimpulan
Masalah kesehatan di daerah pesisir dapat dibagi dalam 3 bagian besar
yaitu determinan lingkungan, perilaku dan sosial. Hal ini menunjukkan
bahwa perlu adanya peran serta pemerintah dan masyarakat dalam upaya
mengatasi masalah kesehatan masyarakat.

Daftar Pustaka

Supriharyono. 2002. Pelestarian dan Pengelolaan Sumber Daya Alam Di Wilayah


Pesisir Tropis. Gramedia Pustaka. Jakarta

Notoatmodjo, S. 2011. Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni. Edisi Revisi. Rineka
Cipta. Jakarta

Sarudji, D. 2006. Kesehatan Lingkungan. Cetakan Pertama. Media Ilmu. Surabaya

Meinshausen, M., N. Meinshausen, W. Hare, S.C.B. Raper, K. Frieler, R. Knutti, D.J.


Frame & M.R. Allen. 2009. Greenhause-gas emission targets for limiting global
warming to 2oC. Nature. Vol. 458: 1156-1162

Yudo, S., & Said, N.I. 2011. Masalah Pencemaran Air di Jakarta, Sumber dan
Alternatif Penanggulangannya. Jurnal Teknologi Lingkungan. Vol. 2(2): 33-40

Siregar, T.J. 2010. Kepedulian Masyarakat Dalam Perbaikan Sanitasi Lingkungan


Permukiman Kumuh Di Kelurahan Matahalasan Kota Tanjungbalai. Masters Tesis.
Universitas Diponegoro

Budiman, B., Juhaeriah, J., Abdilah, A.D., dan Yuliana, B. 2011. Hubungan Sanitasi
Total Berbasis Masyarakat Dengan Kejadian Diare Pada Balita Di Kelurahan
Cibabat Kecamatan Cimahi Utara. Prosiding SNaPP: Sains, Teknologi, dan
Kesehatan. Vol 2(1) (online) diakses dari
http://prosiding.lppm.unisba.ac.id/index.php/Sains/article/view/50#.UkDmnNJBKo
U pada 17 Juni 2013

Budiman, B., Juhaeriah, J., Abdilah, A.D., dan Yuliana, B. 2011. Hubungan Sanitasi
Total Berbasis Masyarakat Dengan Kejadian Diare Pada Balita Di Kelurahan
Cibabat Kecamatan Cimahi Utara. Prosiding SNaPP: Sains, Teknologi, dan
Kesehatan. Vol 2(1) (online) diakses dari
http://prosiding.lppm.unisba.ac.id/index.php/Sains/article/view/50#.UkDmnNJBKo
U pada 17 Juni 2013
Febrianti, E., I.E. Setyawan & S. Thio. 2007. Analisis Harapan Dan Persepsi
Konsumen Terhadap Dimensi Website Hotel Bintang Lima Di Surabaya. Jurnal
Manajemen Perhotelan. Vol. 3(2): 102-113

Solar, O. and Irwin, A. 2007. A conceptual framework for action on the social
determinants of health. Discussion paper for the commission on social determinants
of health. WHO Commission on Social Determinants f Health. (online) Diakses dari
http://www.who.int/social_determinants/resources/csdh_framework_action_05_07.p
df pada 10 September 2013

Anda mungkin juga menyukai