Anda di halaman 1dari 26

MATA KULIAH SEJARAH IPA

“PERKEMBANGAN PENGETAHUAN ZAMAN RENAISSANS”

OLEH KELOMPOK 3:
DESAK MADE ASRI UTARI (1913071004)
I MADE PUJA WINANGUN (1913071006)
NI PUTU AYU SUWARNI (1913071011)
I MADE SUKAYASA (1913071013)

KELAS 4A
S1 PENDIDIKAN IPA
JURUSAN FISIKA DAN PENGAJARAN IPA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA
SINGARAJA
2021
PRAKATA

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkat dan rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang
berjudul “Perkembangan Pengetahuan Zaman Renaissans” ini tepat pada
waktunya. Dalam penulisan makalah ini, secara langsung atau tidak langsung
kami memperoleh banyak bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada
kesempatan ini kami sebagai penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih
kepada:

1. Ibu Dr. Ni Made Pujani, M.Si., selaku dosen pengampu mata kuliah
Sejarah IPA.
2. Ibu Luh Mitha Priyanka, S.Pd., M.Pd., selaku dosen pengampu mata
kuliah Sejarah IPA.
3. Orang tua kami yang telah memberikan dukungan dan doa untuk
kesuksesan kami.
4. Seluruh teman-teman yang telah mendukung kami serta terlibat baik
secara langsung atau tidak langsung dalam penyelesaian makalah ini.

Kami menyadari dalam penyusunan makalah ini masih belum sempurna.


Oleh karena itu, kami sebagai penulis mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun untuk menyempurnakan makalah ini. Akhir kata semoga
makalah ini dapat memberikan manfaat dan menambah wawasan bagi yang
membutuhkan.

Singaraja, 3 Maret 2021

Penulis
DAFTAR ISI

PRAKATA ......................................................................................................... ii

DAFTAR ISI ..................................................................................................... iii

DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... iv

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang....................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah.................................................................................. 2

1.3 Tujuan ................................................................................................... 2

1.4 Manfaat ................................................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN .................................................................................... 4

2.1 Gerakan Reformasi ................................................................................ 4

2.2 Sumbangan Beberapa Tokoh Terkemuka ............................................... 6

2.3 Perkembangan Alkimia ........................................................................ 14

BAB III PENUTUP .......................................................................................... 20

3.1 Simpulan ............................................................................................. 20

3.2 Saran ................................................................................................... 21

DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................

iii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Desiderius Erasmus ........................................................................... 5
Gambar 2. Maarteen Luther ................................................................................ 6
Gambar 3. Lonardo da Vinci .............................................................................. 6
Gambar 4. William Harvey ................................................................................. 7
Gambar 5. Nicolaus Copernicus ......................................................................... 8
Gambar 6. Tycho Brahe.................................................................................... 10
Gambar 7. Johannes Kepler .............................................................................. 11
Gambar 8. Galileo Galilei ................................................................................. 12

iv
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tradisi pemikiran barat dewasa ini merupakan paradigma bagi
pengembangan budaya barat dengan implikasi yang sangat luas dan
mendalam di semua segi dari seluruh lini kehidupan. Memahami tradisi
pemikiran barat sebagaimana tercermin dalam pandangan filsafatnya
merupakan kearifan tersendiri karena kita akan dapat melacak segi-segi
positifnya yang layak ditiru dan menemukan sisi-sisi negatifnya untuk tidak
kita ulangi. Ditinjau dari sudut sejarah, filsafat barat memiliki beberapa
periodisasi. Dunia barat pada zaman sekarang dibandingkan dengan dunia
barat pada zaman dahulu sangat berbeda jauh. Karena pada zaman sebelum
terjadinya sebuah kejadian luar biasa yang dikenal dengan renaissance,
dunia barat dalam keadaan gelap gulita atau disebut dengan dark age tanpa
adanya cahaya pengetahuan sedikitpun. Perkembangan ilmu pengetahuan
sangat dibatasi oleh gereja sehingga pada masa itu manusia berpikir secara
sempit dan terbatas oleh aturan-aturan gereja.
Gerakan renaissans merupakan sebuah gerakan yang sangat
berpengaruh dalam perkembangan dan kemajuan manusia pada zaman itu
hingga zaman sekarang. Dengan adanya gerakan ini maka manusia
mempunyai kebebasan dalam mengembangkan diri dalam segala aspek dan
segi tidak hanya dalam segi keagamaan saja, tetapi juga dalam segi ilmu
pengetahuan, seni, budaya, penjelajahan, filsafat, dan berbagai macam
disiplin ilmu lainnya. Pada zaman ini pula berkembang paham-paham
pemikiran yang akan mempengaruhi bentuk pemikiran manusia pada zaman
mendatang. Paham-paham ini meliputi rasionalisme, empirisme, idealisme,
materealisme, dan positivisme.
Begitu besarnya pengaruh renaissans dalam kemajuan peradaban
manusia sehingga kita dituntut untuk dapat memahami semangat dan spirit
yang ada pada gerakan ini sehingga kita tidak hanya mengapresiasi gerakan
tersebut, tetapi mampu mengaplikasikan semangat dan spirit itu dalam
kehidupan kita sehari-hari menuju zaman yang lebih baik. Hal ini
dikarenakan pentingnya pembahasan mengenai zaman renaissans sebagai
perkembangan peradaban manusia maka kami akan membahas mengenai
latar belakang zaman renaissans, tokoh-tokoh zaman renaissans dan jasa-
jasa renaissans sebagai perkembangan peradaban manusia.

1.2 RumusanMasalah
Adapun rumusan masalah yang dapat diperoleh berdasarkan latar
belakang di atas yaitu:

1. Bagaimana gerakan reformasi pada pengetahuan zaman renaissans?


2. Bagaimana sumbangan beberapa tokoh terkemuka pada pengetahuan
zaman renaissans?
3. Bagaimana perkembangan alkimia pada pengetahuan zaman renaissans?

1.3 Tujuan
Adapun tujuan yang ingin dicapai berdasarkan rumusan masalah di
atas yaitu:

1. Untuk mengetahui gerakan reformasi pada pengetahuan zaman


renaissans.
2. Untuk mengetahui sumbangan beberapa tokoh terkemuka pada
pengetahuan zaman renaissans.
3. Untuk mengetahui perkembangan alkimia pada pengetahuan zaman
renaissans.

1.4 Manfaat
1. BagiPenulis
Pembuatan makalah ini telah memberikan berbagai pengalaman bagi
penulis seperti pengalaman untuk mengumpulkan bahan dari berbagai
sumber yang ada. Disamping itu, penulis juga mendapat ilmu untuk
memahami dan menganalisis materi yang ditulis dalam makalah ini.
Penulis juga mendapatkan berbagai pengalaman mengenai teknik

2
penulisan makalah, teknik pengutipan, dan teknik penggabungan materi
dari berbagai sumber.

2. BagiPembaca
Pembaca yang membaca makalah ini akan dapat mengetahui lebih dalam
mengenai gerakan reformasi, sumbangan beberapa tokoh terkemuka, dan
perkembangan alkimia pada pengetahuan zaman renaissans.

3
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Gerakan Reformasi


Telah diuraikan pada abad pertengahan di Eropa dapat dikatakan
hampir tidak ada perkembangan pengetahuan setelah awal abad pertengahan
Eropa mengalami abad kegelapan. Demikian pula keadaan setelah abad ke-
13 di Eropa Barat terdapat kemacetan dalam perkembangan ilmu
pengetahuan. Hal ini disebabkan oleh adanya kekacauan ekonomi maupun
sosial, adanya rasa tidak aman atau tidak tentram dalam masyarakat.
Walaupun demikian adanya pengaruh perkembangan pengetahuan di
wilayah kekuasaan Islam, terutama di Spanyol sebagai akibat dari adanya
kegiatan-kegiatan intelektual di kalangan ilmuan muslim, maka menjelang
akhir abad pertengahan terlihat adanya kemajuan dalam proses berpikir
yang mengawali terjadinya suatu kebangkitan kembali atau masa renaisans
dalam berbagai bidang pengetahuan maupun kebudayaan. Zaman reaisans
merupakan masa peralihan atau masa transisi antara abad pertengahan
dengan zaman modern yang terbentang antara sekitar tahun 1350 hingga
1650. Istilah renaisans untuk pertama kali diperkenalkan oleh seorang ahli
sejarah bernama Burckhardt pada tahun 1860. Pada hakikatnya renaisans
merupakan era sejarah yang menampakkan kemajuan dan perubahan yang
mengandung arti yang dalam, karena pada masa itu dilancarkan gerakan
reformasi terhadap keesaan dan supremasi Gereja Katolik Roma. Di sampan
itu terjadi pula perkembangan humanism, pertumbuhan negara kebangsaan,
dan bertambah pentingnya arti serta peranan individu. Renaisans ditandai
pula oleh adanya penyempurnaan dalam bidang kesenian, profesi dan ilmu
pengetahuan. Dua orang pelopor reformasi dalam bidang keagamaan dan
humanism ialah Desiderius Erasnus dan Maarteen (Martin) Luther.
Desiderius Erasmus, seorang sarjana teologi, filsuf, dan humanis
berkebangsaan Belanda dilahirkan pada tahun 1469. Ia mengembangkan
ajaran teologi yang humanistik, menganjurkan saling pengertian dan
menghindari sedapat mungkin pertikaian antar golongan agama pada saat

4
itu. Ia juga sering melontarkan kritik terhadap keadaan gereja, sehingga ia
diterima dan diakui oleh golongan reformasi. Berkat karya-karyanya dalam
bidang fisiologi, yaitu ilmu bahasa menurut sejarahnya atau studi tentang
bahasa-bahasa kuno. Erasmus merupakan seorang yang ikut memberikan
kontribusi penting bagi gerakan reformasi yang menentang segala rintangan
yang menghalangi kebebasan berpikir dan ia meninggal pada tahun 1536.

Gambar 1. Desiderius Erasmus


Sumber : Wikipedia
Maarteen (Martin) Luther (1483-1546), adalah seorang yang berasal
dari keluarga petani bangsa Jerman. Ia mulai belajar ilmu hukum pada tahun
1501 di Erfurt dan sejak tahun 1505 ia masuk sebagai rahib. Semasa
menjadi rahibia ditugasi untuk member kuliah di bidang teologi Kitab Injil
dan berkhotbah di gereja kota Wittenberg. Ia juga aktif memperluas
wawasan keagamaannya dan menemukan wawasan tentang ajaran
kebenaran, yang pada hakekatnya menyatakan bahwa manusia hanya dapat
mengembangkan kebebasan dan kepribadiannya dengan jalan percaya akan
adanya rahmat dan lindungan dari Tuhan. Oleh karenanya ia sangat
menentang segala tindakan komersialisasi pengampunan yang terjadi pada
waktu itu dan cukup banyak dilakukan oleh para rohaniwan. Untuk itu ia
telah menyusun rencana perumusan pernyataan yang merupakan protes
terhadap Gereja Katolik dan menuntut kebebasan berpikir serta menentang
doktrin-doktrin gereja yang dipaksakan. Pada tanggal 31 Oktober 1517
protes ini kemudian dianggap sebagai awal masa pembaharuan. Pada tahun
1520 diterbitkan dokumen kepausan yang merupakan hukuman

5
pengucilandari Paus. Ia kemudian bermukim di Warburg dan
menerjemahkan kitab perjanjian baru dan perjanjian lama ke dalam bahasa
Jerman. Ia juga menulis lagu-lagu gereja dan pada tahun 1524 ia
melepaskan hubungan dengan Gereja Katolik Roma.

Gambar 2. Maarteen Luther


Sumber : Wikipedia

2.2 Sumbangan Beberapa Tokoh Terkemuka


Zaman renaisans dapat dikatakan sebagai zaman kebangkitan
perkembangan pengetahuan. Dalam perkembangan pengetahuan di zaman
renaisans terdapat beberapa tokoh yang terlibat. Berikut merupakan
beberapa tokoh terkemuka yang berkontribusi pada zaman ini.
1. Lonardo da Vinci

Gambar 3. Lonardo da Vinci


Sumber: wikipedia

6
Seorang tokoh besar pada zaman renaisans adalah Lonardo da
Vinci (1452-1519). Ia memiliki keahlian dalam berbagai bidang
pengetahuan yakni seni lukis, seni patung, arsitektur, teknik, musik,
filsafat, dan penelitian ilmiah. Pada usia 14 tahun ia mulai belajar
melukis dan seni tuang perunggu. Salah satu lukisannya yang amat
terkenal ialah Mona Lisa. Sebagai seorang peneliti, ia mempelajari segala
bidang pengetahuan, antara lain mekanika, hidraulika, danoptika. Dalam
bidang teknik ia telah merancang sejumlah peralatan, yakni antara lain
kincir angin, pengumpil atau pengungkit dan mesin pengeruk. Dalam
bidang konstruksi ia juga merupakan seorang yang ahli dalam hal
pembuatan terusan, sistem irigasi dan bangunan air. Selain itu ia
mempelajari anatomi manusia melalui pembedahan mayat, member
uraian tentang jantung dan katup-katup jantung, letak janin dalam rahim
yang semunya ditunjukkan dengan gambar-gambar anatomi yang indah.
Keahlian Lonardo dalam berbagai bidang pengetahuan dapat dikatakan
mirip dengan Al-Biruni, seorang ilmuwan muslim terbesar pada abad ke-
10.

2. William Harvey

Gambar 4. William Harvey

Sumber: history.rcplondon.ac.uk

7
Perkembangan dalam bidang biologi dipelopori oleh William
Harvey (1578-1657), seorang dokter dan ahli biologi bahasa Inggris. Ia
mengemukakan pendapatnya, bahwa darah dalam tubuh manusia dan
binatang beredar melalui pembuluh darah dalam tubuh manusia dan
binatang beredar melalui pembuluh darah dalam sistem yang tertutup dan
jantung adalah pusat dari peredaran darah. Untuk memperkuat
pendapatnya Harvey telah melakukan observasi anatomi dan sejumlah
eksperimen. Ia berhasil mendeteksi arah aliran darah dalam arteri
maupun vena. Harvey mengemukakan pula bahwa jantung merupakan
organ yang memproduksi panas untuk memanaskan darah dan menjaga
agar darah tetap mengalir. Hasil-hasil eksperimen dituliskannya dalam
buku yang berjudul “Exercitatio Anatomica de Motu Cordis et Sanguinis
in Animalibus” yang diterbitkan 1628. Di samping mengenai peredaran
darah, Harvey juga menuliskan karyanya dalam bidang embriologi
dengan judul “On Generation of Animals” yang diterbitkan pada tahun
1651. Setelah melakukan pengamatan dan eksperimen tentang embrio
binatang, ia menarik kesimpulan bahwa semua binatang berasal dari telur

3. Nicolaus Copernicus

Gambar 5. Nicolaus Copernicus


Sumber: britannica.com

8
Nicolaus Copernicus dilahirkan di Torun, Polandia, pada tahun
1473 dengan nama Niklas Koppernigk, yang diberikan oleh ayahnya
yang berkebangsaan Polandiadan ibunya yang berkebangsaan Jerman.
Dalam memperlajari astronomi ia mengetahui pendapat Hipparchus dan
Ptolemeus bahwa bumilah yang menjadi pusat tata surya. Berdasarkan
pada perhitungan matematika mengenai pergerakan planet-planet, maka
ia mengemukakan pendapatnya bahwa yang menjadi pusat tata surya itu
bukanlah bumi tetapi matahari. Dengan demikian ia menolak sistem
geosentrik dan mengemukakan sistem heliosentrik. Berdasarkan
pendapat tersebut, ia menambahkan bahwa bumi berputar mengelilingi
matahari selama satu tahun sambil berputar pada sumbu atau porosnya
selama 24 jam. Peredaran bumi mengelilingi matahari ini dapat
menjelaskan adanya pergantian musim, sedangkan perputaran bumi pada
porosnya menjelaskan terjadi siang dan malam. Makin jauh suatu planet
dari matahri, lintasan yang dilalui makin panjang, dan waktu yang
diperlukan untuk mengelilingi makin lama. Planet yang paling dekat
dengan matahari ialah Mercurius, kemudian yang jaraknya makin jauh
berturut-turut Venus, Bumi, Mars, Yupiter, dan Saturnus dan waktu yang
diperlukan ialah berturut-turut 80 hari, 9 bulan, 1 tahun, 2 tahun, 12
tahun dan 30 tahun. Karya besar Copernicus yang berjudul “De
Revolutionibus Orbium Colestium” (tentang peredaran benda-benda
ruang angkasa) diterbitkan pada tahun 1543, tidak lama sebelum ia
meninggal dunia pada tanggal 24 Mei 1543. Pendapat tentang tata surya
yang heliosentrik ini bukanlah sesuatu pendapat yang baru, karena Al-
Battani seorang ahli astronomi muslim yang terbesar, pada abad ke-9
telah mengemukakan halini dan hasil karyannya berupa buku-buku yang
telah banyak diterjemahkan ke dalam bahasa Latin dan Spanyol. Ahli
astronomi lain yang terkenal pada sekitar abad ke-16 ialah Tycho Brahe,
Kepler, dan Galileo.

9
4. Tycho Brahe

Gambar 6. Tycho Brahe


Sumber: cafeboheme.cz
Tycho Brahe lahir pada tahun 1546 dari kalangan keluarga
bangsawan Denmark. Pada usia 15 tahun Tycho Brahe dikirim ke Lepzig
untuk belajar ilmu hukum, namun ia tertarik untuk mempelajari
asrtonomi, lebih-lebih setelah iamenyaksikan gerhana matahari sebagian
sebelum ia meninggalkan Denmark, sehingga dengan diam-diam ia
mempelajari astronomi dari buku-buku yang ia beli. Dengan tekun ia
membuat peralatan untuk melakukan observasi astronomi pada malam
hari. Kemudian Brahe belajar dibeberapa universitas di Eropa,
melanjutkan observasinya dan menyempurnakan peralatannya. Pada usia
26 tahun ia kembali ke Denmark dan tertarik pada alkimia.
Pada tanggal 11 November 1572 ketika ia pulang dari
laboratoriumnya, ia menyaksikan suatu peristiwa yang sangat
mengagumkan dan amat berharga baginya, yaitu terjadinya supernova
yang dapat disaksikannya dengan mata biasa. Supernova ialah bintang
yang meledak dan kehilangan sebagian besar dari massanya dan terlihat
amat terang, yakni hingga 100 juta kali sari sinarnya yang biasanya dan
terjadi satu kali selama beberapa tahun. Hal ini menyebabkan ia
melakukan observasi dengan lebih teliti selama 18 bulan dan ia
berkesimpulan bahwa telah terjadi bintang baru, atas hasil jerih payahnya
itu, pada usia 27 tahun ia telah disebut sebagai ahli astronomi yang
termasyur di Eropa. Pada tahun 1576 ia membangun sebuah

10
observatorium yang besar dengan bantuan dari Raja Denmark di pulau
Ven lengkap dengan peralatan astronomi yang diperlukan. Disana ia
bekerja selama 20 tahun dan telah memberikan sumbangan yang sangat
besar terhadap perkembangan astronomi, sehingga memungkinkan ia
merumuskan tiga hukum tentang peredaran planet-planet. Brahe
meninggal dunia pada tanggal 24 Oktober 1601.

5. Johannes Kepler

Gambar 7. Johannes Kepler


Sumber: universetoday.com

Johannes Kepler adalah seorang ahli astronomi dan matematika


bangsa Jerman, yang lahir pada tahun 1571. Ia belajar teologi di
Tubingen sejak tahun 1589, dimana Michael Mastlin seorang guru besar
dalam matematika dan astronomi, khusus membimbingnya untuk
memperdalam pengetahuannya mengenai karya-karya Copernius. Kepler
dapat menerima teori heliosentrik dari Copernius dan dalam mempelajari
astronomi ia banyak memusatkan perhatiannya pada gerakan planet serta
menyusun kelender tahunan. Pada tahun 1599 ia pergi ke Praha untuk
memenuhi undangan dari Tycho Brahe. Di sana ia bekerjasama dengan
Tycho Brahe guna membuat tabel-tabel astronomi yang baru. Setelah
Tycho Brahe meninggal pada tahun 1601, kepler melanjutkan
penyusunan tabel hingga selesai pada tahun 1624 dan diterbitkan pada
tahun 1627. Semua tulisan Tycho Brahe serta hasil-hasil pengamatannya

11
selama 20 tahun, disimpan oleh Kepler. Dari bahan tulisan dan hasil
pengamatan yang teliti inilah Kepler menyusun dan merumuskan tiga
hukum dalam bidang astronomi. Ketiga hukum itu ialah (1) sebuah planet
berputar mengelilingi matahari dalam suatu lintasan yang berbentuk
elips, dimana matahari merupakan sistem salah satu fokus atau titik
apinya, (2) vektor jari-jari yang terbentuk antara matahari dengan sebuah
planet akan membentuk sebuah bidang yang sama luasnya dalam waktu
yang sama, dan (3) kuadrat waktu peredaran planet sebanding dengan
pangkat tiga dari jarak rata-rata planet itu dari matahari. Pada bagian
akhir hidupnya Kepler bekerja sebagai guru besar dalam matematika.
Hasil karyanya yang terkenal ialah Astronomia Nova (1609), Harmonice
Mundi (1619) dan De Cometis (1619-1620). Kepler meninggal dunia
pada tanggal 15 November 1630.

6. Galileo Galilei

Gambar 8. Galileo Galilei

Sumber: en.wikipedia.org
Galileo Galilei adalah seorang ahli astronomi yang juga seorang
ahli fisika dan matematika yang terkenal. Ia dilahirkan pada tahun 1564.
Ayahnya bernama Vincenzeo Galilei berkebangsaan Italia adalah seorang
guru musik yang berdagang untuk memenuhi kebutuhan keluarganya.
Pada tahun 1681 Galileo mulai masuk universitas di kota kelahirannya
Pisa untuk belajar ilmu kedokteran sesuai keiinginan keluarganya
walaupun sebenarnya ia lebih menyukai matematika. Oleh karena itu dua

12
tahun kemudian ia mulai belajar matematika pada seorang guru, Agrilio
Ricci dan pada tahun 1585 ia keluar dari universitas tanpa ijazah.
Kemudian ia mulai menerapkan pengetahuannya tentang matematika
dalam bidang fisika yang juga dipelajarinya. Dalam bidang fisika ia
mengemukakan teori tentang gerak jatuh suatu benda dan teori tentang
kesetimbangan hidrostatika. Sebelum Galileo, fisika merupakan cabang
filsafat Aristoteles dan bukan pengetahuan yang berdasarkan eksperimen
sekitar tahun 1590.
Galileo membuat tulisan tentang gerak suatu benda dan
menyanggah pendapat-pendapat Aristoteles. Ia berpendapat bahwa
kecepatan gerak benda jatuh itu tidak tergantung dari berat benda. Di
samping itu ia juga mengemukakan pendapatnya mengenai gerak
proyektil yang merupakan lintasan parabola untuk gerak benda dibawah
pengaruh gaya berat dengan menggunakan dasar perhitungan
matematika. Kemampuan dan kecerdasan yang sangat luar biasa
menyebabkan ia diangkat sebagai pengajar pada Univeristas Pisa pada
tahun 1589, namun pada tahun 1592 ia pindah ke Universitas Padua,
dimana kebebasan akademik dijamin oleh pemerintah Vanesia. Pada
tahun 1597 ia mulai mempelajari buku-buku Copernicus yang diterbitkan
oleh Kepler dan ia dapat menerima teori heliosentrik dari Copernicus
karena berdasarkan teori tersebut Galileo lebih mudah menjelaskan
peristiwa-peristiwa angkasa dengan perhitungan matematika. Dengan
demikian mulai tahun 1604 ia mulai melakukan kegiatan dalam bidang
astronomi dan iapun membuat teleskop dan menyempurnakannya untuk
keperluan observasi astronomi terhadap bulan dan planet-planet lainnya.
Galileo terus melanjutkan perbaikan atas teleskop yang dibuatnya
sehingga pada tahun 1610 ia berhasil menemukan bintang-bintang baru,
mengamati satelit dari planet Yupiter, mengamati cincin planet Saturnus.
Penemuannya tentang noda-noda matahari merupakan bahan untuk
mendukung pendapat Copernicus bahwa matahari adalah pusat tata
surya, dan bukan bumi. Hal ini bertentangan dengan pendapat Gereja

13
yang menganut teori Ptolemeus yaitu bahwa bumilah yang menjadi pusat
tata surya.
Karya Galileo yang sangat terkenal ialah “Dialog tentang dua
sistem dunia” yang diterbitkan pada tahun 1632 dan member dasar pada
mekanika dimana dikembangkan prinsip inersia yang kemudian menjadi
hukum gerak Newton. Pada tahun 1638 ia menjadi buta dan meninggal
dunia pada tahun1642. Pendapat tentang gravitasi sebagaimana
dikemukakan oleh Galileo ini, pernah dikemukakan oleh Ibnu Sina pada
abad ke-10.

2.3 Perkembangan Alkimia


Pengetahuan kimia pada abad pertengahan diwarnai oleh praktek –
praktek alkimia yang dipengaruhi oleh astrologi dan mistik dengan tujuan
agar dapat mengubah logam biasa menjadi emas serta untuk memperoleh
batu hikmah atau aliksir yang dapat membuat manusia dapat hidup
selamanya. Pada zaman renaisans, para ahli kimia Eropa menyadari bahwa
pengetahuan tentang alkimia perlu dikembangkan sehingga berguna bagi
pengetahuan lain dan hal ini diawali dengan adanya gagasan untuk
menjadikan alkimia menjadi kimia untuk kedokteran atau iatrokimia. Kata
ini berasal dari bahasa Yunani “iatros” yang berarti sesuatu yang dapat
menyembuhkan dan orang pertama yang memelopori mewujudkan gagasan
ini menjadi kenyataan ialah Paracelcus. Perkembangan alkimia pada masa
ini mendapat sumbangan dari beberapa ahli yaitu:
1. Paracelcus
Paracelsus, dilahirkan di negara Swiss pada tahun 1493. Ayahnya
adalah seorang dokter yang bernama von Hohenheim. Menurut pendapat
Paracelsus, alkimia adalah suatu pengetahuan yang mengubah bahan
baku yang ada dalam alam ini menja diproduk yang berguna bagi
kemanusiaan. Ia tertarik untuk membuat obat dari bahan alam, baik
mineral maupun tumbuhan. Paracelcus terkenal karena dia memelopori
perombakan dalam sistem pengobatan. Ia menentang ajaran atau
pendapat Galen dan Ibnu Sina. Dalam ilmu kedokteran ia

14
menitikberatkan pada penggunaan ilmu kimia untuk pengobatan atau
farmasi. Ia telah menggunakan tincture atau ekstrak tumbuh-tumbuhan
dengan harapan di dalamnya terkandung zat utama yang berkhasiat.
Untuk itu ia melakukan beberapa eksperimen seperti destilasi, ekstraksi,
sublimasi, dan lain-lain. Ia berpendapat bahwa dalam tubuh manusia
terdapat tiga unsure utama atau “tria prima” yakni garam, belerang, dan
raksa, dengan susunan tertentu. Orang menjadi sakit karena kekurangan
salah satu unsure tadi dan pengobatannya diarahkan untuk
mengembalikan perbandingan atau keseimbangan susunan tersebut.
garam melambangkan sesuatu yang tetap, dan tak dapat dibakar, raksa
yang mudah menguap dan belerang yang mudah terbakar, demikian pula
unsur-unsur tersebut dihubungkan dengan badan, jiwa dan semangat
dalam diri manusia. Paracelsus berpendapat bahwa suatu penyakit harus
disembuhkan oleh obat-obatan yang berasal dari mineral. Pengikut dari
Paracelsus, terkadang menemukan suatu obat yang berasal dari mineral,
dengan alasan yang berupa khayalan, seperti misalnya mereka
memberikan garam besi untuk pasien yang menderita anemia, dengan
alasan bahwa besi diasosiasikan dengan planet Mars yang berwarna
merah, yang dipercayai sebagai Dewa darah. Pandangan Paraselcus
mengenai tubuh manusia yang merupakan suatu sistem kimia, sudah
merupakan kemajuan dalam bidang kedokteran. Di samping itu ia
menolak suatu anggapan bahwa ada satu obat yang dapat menyembuhkan
segala penyakit. Ia berpendapat bahwa setiap penyakit yang diderita
manusia harus diobati dengan suatu obat khusus. Hal ini merupakan
pendorong bagi para ahli alkimia untuk mempelajari penyakit tertentu
dan mencari obat yang cocok untuk penyakit tersebut. Dalam beberapa
pandangannya, ia mengatakan bahwa terdapat hubungan antara badan
manusia dengan alam semesta misal, matahari berhubungan dengan
jantung manusia, bulan berhubungan dengan otak manusia, dan lain
sebagainya. Paracelcus meninggal pada tahun 1541.

15
2. Agricola
Agricola merupakan seorang ilmuwan bangsa Jerman, yang
memperoleh sebutan “bapak mineralogi dan geologi”. Agricola
dilahirkan pada tahun 1494 dengan nama Georg Bauer yang kemudian di
“latin” kan menjadi Georgius Agricola. Pada tahun 1527 ia diangkat
sebagai dokter di Bohemia, kemudian di Chemnitz pada tahun 1533.
Setelah itu pada usianya yang ke-52 ia menjadi wali kota Chemnitz dan
kemudian menjadi seorang diplomat. Agricola meninggal pada tahun
1555. Hasil karya Agricola berupa tulisan tentang mineralogy berjudul
“De naturafossilium” yang diterbitkan pada tahun 1546, merupakan buku
ajar (textbook) yang pertama dalam bidang mineralogi, yang memuat
tentang klasifikasi mineral, sifat-sifat fisika dan terdapatnya sekitar 800
jenis mineral. Demikian pula hasil karyanya dalam bidang geologi yang
berjudul “De ortu et cousissubteraniorum” dan terdiri atas 12 jilid. Buku
ini memuat tulisan tentang pertambangan, metalurgi, dan geologi. Buku
ini merupakan buku pedoman bagi para ahli pertambangan dan ahli
metalurgi.

3. Andreas Libavius
Andreas Libavius (1540-1616) adalah seorang kepala sekolah
bangsa Jerman yang mempunyai pengetahuan luas tentang alkimia. Pada
tahun 1597 ia menulis sebuah buku yang berjudul “Alchemia” dan buku
ini merupakan buku ajar yang pertama dalam bidang kimia. Dalam
mempelajari alkimia, dirinya lebih menitik beratkan pada melakukan
eksperimen dalam laboratorium. Atas ketekunannya ia berhasil membuat
beberapa senyawa anorganik seperti timbale nitrat dan timah klorida. Di
samping itu ia juga melakukanan alisis kimia, mendirikan laboratorium
dengan peralatan dan ruangan yang teratur, misalnya ada ruang untuk zat
kimia, ruang preparatif, ruang kristalisasi, ruang pendinginan, ruang
pemanasan dengan penangas pasir maupun penangas air.

16
4. Johann Baptista Van Helmont
Johann Baptista Van Helmont dilahirkan pada tahun 1577 di
Brussels yang mana merupakan seorang kalangan keluarga bangsawan
Belgia. Helmont mengembangkan iatrokimia dengan jalan mempelajari
dengan seksama tulisan-tulisan paracelcus, baik yang mengenai alkimia
maupun kedokteran, sambal ia juga banyak melakukan eksperimen di
laboratoriumnya. Dalam telaahnya terhadap tulisan Paracelcus ia
menemukan banyak kesalahan. Ia juga menuliskan hasil karyanya
“tentang perkembangan kedokteran” yang diterbitkan pada tahun 1648
setelah ia meninggal. Kemudian ia berpendapat bahwa suatu zat tidak
dapat dimusnahkan, tetapi hanya berubah bentuk dan sifatnya dan masih
dapat diperoleh kembali sebagai zat semula dengan cara-cara tertentu.
Selain itu Van Halmont telah berhasil membuat beberapa zat kimia
antara lain asam sulfat (oil of vitriol), asam nitrat, air raja, dan asam
klorida. Namun hasil eksperimennya yang mempunyai arti penting dalam
perkembangan kimia ialah penemuannya tentang gas-gas. Menurut van
Helmont api itu bukanlah suatu zat atau unsure utama, akan tetapi asap
yang menyala yang akan segera padam bila ditempatkan dalam ruangan
yang tertutup rapat. Van Halmont membedakan dua macam gas yakni
“gas pingue” yang mudah terbakar dan “gas sylvestre” yang dapat
memadamkan api. Gas sylvestre dihasilkan dalam proses pembakaran
arang, sedangkan gas pingue terjadi pada proses pembusukan. Ia juga
telah membedakan pengertian gas dan uap, yaitu bahwa gas lebih sukar
berkondensasi daripada uap. Salah satu eksperimen yang dilakukannya
menyebabkan ia berpendapat bahwa unsure utama ialah air. Hal yang
menarik adalah ia menggunakan neraca dalam eksperimennya sehingga
eksperimen yang dilakukannya telah bersifat kuantitatif. Van Helmont
adalah seorang ahli alkimia, namun dari hasil karyanya dapat dikatakan
bahwa ia telah membuat dan meletakkan dasar-dasar metode ilmiah.
Selanjutnya ia kemudian menulis buku tentang batu ginjal dan
kristalisasinya dalam urin, dan membuat eksperimen penyerapan

17
makanan yang telah dicerna melalui dinding usus. Van Helmont
meninggal di Brussels pada tahun 1644.

5. Johann Rudolph Glauber


Johann Rudolph Glauber (1604-1670) merupakan seorang ahli
teknik kimia bangsa Jerman yang hidup dengan menjual bahan-bahan
kimia. Ia banyak menulis buku, salah satu diantaranya yang terkenal
ialah “Teutschlands Wohlfahrt” yang menjelaskan tentang bagaimana
negara Jerman dapat mengolah bahan-bahan dari dalam negeri lain.
Eksperimen Glauber yang terkenal yaitu pembuatan garam natrium sulfat
dari garam dengan minyak vitriol (asam sulfat). Natrium sulfat disebut
“sal mirabile” yang artinya garam ajaib, karena dianggap dapat
menghilangkan atau melarutkan arang. Bila arang dipanaskan bersama
dengan sal mirabile maka arang akan lenyap. Sekarang garam natrium
sulfat ini disebut garam glauber. Selain itu Glauber mengemukakan
pendapatnya bahwa garam itu terdiri atas asam dan basa. Hal ini
dibuktikannya dengan reaksi pembentukan anti montriklorida dan stibnite
dan sublimat, yang berlangsung dengan penggantian radikal asam dari
masing-masing garam. Glauber juga menulis tentang pembuatan asam
cuka dengan cara mendistilasi kayu dalam tempat yang tertutup (distilasi
kering). Kata afinitas dipakainya untuk menerangkan mengapa segoksida
dapat bereaksi dengan selamoniak. Ia telah menciptakan “kebun kimia”
dengan cara memasukkan kristal beberapa garam dari logam misalnya
besik lorida, tembaga sulfat, ke dalam larutan natrium silikat. Kristal
yang dimasukkan itu kemudian berkembang seperti pohon yang sedang
tumbuh, karena itu dinamakan kebun kimia.

6. Nicolas Lemery
Nicolas Lemery (1645-1715) adalah salah seorang ahli kimia
Perancis yang rajin menghadiri ceramah-ceramah tersebut. Pada tahun
1675 ia menulis sebuah buku yang berjudul “Cours de Chymie”, yang
kemudian banyak diterjemahkan ke dalam Bahasa latin, Inggris, Jerman

18
dan Spanyol. Tulisan dalam buku itu menitik beratkan pada eksperimen
yang telah dilakukan oleh Lemery dan telah bebas dari pengaruh listrik.
Lemery mengklasifikasikan benda-benda ke dalam tiga golongan, yakni
mineral, tumbuhan dan hewan. Ia mengemukakan pendapatnya bahwa
sifat suatu benda tergantung bentuk partikelnya. Sebagai contoh asam
mempunyai partikel yang berbentuk runcing seperti paku, sedangkan
garamnya sangat tajam.

19
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
1. Zaman reaisans merupakan masa peralihan atau masa transisi antara abad
pertengahan dengan zaman modern yang terbentang antara sekitar tahun
1350 hingga 1650. Istilah renaisans untuk pertama kali diperkenalkan
oleh seorang ahli sejarah bernama Burckhardt pada tahun 1860. Pada
hakikatnya renaisans merupakan era sejarah yang menampakkan
kemajuan dan perubahan yang mengandung arti yang dalam, karena pada
masa itu dilancarkan gerakan reformasi terhadap keesaan dan supremasi
Gereja Katolik Roma.
2. Zaman renaisans dapat dikatakan sebagai zaman kebangkitan
perkembangan pengetahuan. Dalam perkembangan pengetahuan di
zaman renaisans terdapat beberapa tokoh yang terlibat, seperti Lonardo
da Vinci sebagai seorang peneliti, ia mempelajari segala bidang
pengetahuan, antara lain mekanika, hidraulika, danoptika. William
Harvey ia berhasil mendeteksi arah aliran darah dalam arteri maupun
vena, Nicolaus Copernicus tentang peredaran benda-benda ruang
angkasa, Tycho Brahe ia merumuskan tiga hukum tentang peredaran
planet-planet, Johannes Kepler seorang ahli astronomi dan matematika,
dan Galileo Galileiia mengemukakan teori tentang gerak jatuh suatu
benda dan teori tentang kesetimbangan hidrostatika.
3. Pengetahuan kimia pada abad pertengahan diwarnai oleh praktek-
praktek alkimia yang dipengaruhi oleh astrologi dan mistik dengan tujuan
agar dapat mengubah logam biasa menjadi emas serta untuk memperoleh
batu hikmah atau aliksir yang dapat membuat manusia dapat hidup
selamanya. Pada zaman renaisans, para ahli kimia Eropa menyadari
bahwa pengetahuan tentang alkimia perlu dikembangkan sehingga
berguna bagi pengetahuan lain dan hal ini diawali dengan adanya
gagasan untuk menjadikan alkimia menjadi kimia untuk kedokteran atau
iatrokimia.

20
3.2 Saran
Berdasarkan penyusunan makalah ini, diharapkan dapat menambah
pengetahuan para pembaca mengenai “Perkembangan Pengetahuan Zaman
Renaissans” serta dapat dipergunakan sebaik mungkin. Penulis berharap
adanya kritik dan saran yang membangun dari pembaca agar makalah ini
kedepannya dapat lebih baik lagi.

21
DAFTAR PUSTAKA

Mitha Priyanka, Luh dan Ni Made Pujani. 2020. Sejarah IPA: Perkembangan
Pengetahuan dari Masa ke Masa. Singaraja: Undiksha Press.
Karim, A. (2014). Sejarah Perkembangan Ilmu Pengetahuan. Jurnal Fikrah, 2(1):
273-289.
Fatikah Rahmah D, 2019. Sejarah Perkembangan Pengetahuan Zaman
Renaissans. Retrieved from :
https://www.academia.edu/8220421/makalah_Renaisans.

22

Anda mungkin juga menyukai