Anda di halaman 1dari 7

Pengembangan Sungai Banjir Kanal Timur Sebagai Taman Wisata

Eksotis di Kota Semarang

Nova Adelina

ABSTRAK

Abstrak: Sungai adalah tempat dimana ia bekerja sebagai pembuangan/pengeluaran debit sungai
yang biasa membawa material-material yang berasal dari darat dalam satuan waktu tertentu.
Biasanya material-material ini akan menumpuk dan mengendap didasar sungai yang lama
kelamaan akan semakin banyak dan menyebabkan ketinggian sungai menjadi lebih kecil. Selain
itu, sungai menjadi salah satu destinasi wisata yang harus ada dalam setiap kota/wilayah di
Indonesia. Pariwisata itu sendiri adalah suatu kegiatan dimana didalamnya ada komponen-
komponen seperti politik, ekonomi, social, budaya, dan lainnya yang memiliki tujuan untuk
memenuhi kebutuhan masyarakat yang sedang berpergian ke daerah tersebut. Pengembangan
sungai dapat menjadi peran penting dalam pembangunan wilayah daerah tersebut, seperti
menghasilkan pendapatan dan penghasil devisa bagi daerah tersebut jika banyak turis yang dating.
Studi kasus yang saya ambil adalah Sungai Banjir Kanal Timur yang berada di Kota Semarang
dengan tujuan untuk menganilasa potensi-potensi apa saja yang dapat dimanfaatkan dari adanya
Sungai ini di wilayah Kota Semarang. Analisis yang digunakan dengan menggunakan literatur
bacaan buku/jurnal dari sumber yang ada dan berita yang paling terbaru. Dengan penelitian ini
membuktikan bahwa Sungai yang ada di Indonesia dapat berguna baik bagi lingkungan maupun
ekonomi pemerintahan.

Kata kunci: sungai, pariwisata, taman wisata, kota

Abstract: River is a place where it works as a discharge / discharge of river discharge which usually
carries materials originating from land in a certain time unit. Usually these materials will
accumulate and settle in the bottom of the river which will gradually increase and cause the river
to be smaller. In addition, the river becomes one of the tourist destinations that must exist in every
city / region in Indonesia. Tourism itself is an activity in which there are components such as
politics, economy, social, culture, and others that have the purpose of meeting the needs of people
who are traveling to the area. River development can be an important role in the development of
the region, such as generating income and foreign exchange earners for the area if many tourists
come. The case study I took was the East Banjir Kanal River located in the city of Semarang with
the aim to analyze the potentials that can be utilized from the existence of this river in the city of
Semarang. The analysis used by reading books / journals literature from existing sources and the
most recent news. This research proves that rivers in Indonesia can be useful for both the
environment and the government economy.

Keywords: river, tourism, park destination, city

PENDAHULUAN

Kota Semarang merupakan salah satu kota besar di Indonesia. Perkembangan Kota Semarang pada
kenyataannya berkaitan erat dengan sistem jaringan prasarana jalan, sistem bangkitan/ tarikan
pergerakan yang sangat dipengaruhi oleh sistem tata guna lahan serta sistem sarana transportasi.
Salah satu keindahan kota adalah jika ia memiliki ruang terbuka hijau yang cukup. Saat ini
peningkatan jumlah penduduk perkotaan terus meningkat dengan pesat dan memberikan tekanan
yang kuat terhadap lingkungan di pekotaan dan sumber daya alam. Sehingga dampak nyata yang
paling terlihat adalah terjadinya konversi lahan. Lahan yang awalnya adalah taman dan kebun
disulap menjadi bangunan pemukiman penduduk dan sarana pendukung kegiatan di perkotaan.
Salah satu contoh di deretan mulut sungai Banjir Kanal Timur.

Sugai Banjir Kanal Timur merupakan salah satu sungai di Kota Semarang yang berfungsi utama
sebagai pengendalian banjir. Letak dari sungai ini pun sangat strategis, yaitu berada di pusat kota.
Potensi yang dimiliki oleh sungai ini sangat lah tinggi selain sebagai pengendali banjir, sungai ini
dapat disulap menjadi sarana taman wisata kota, destinasi wisata air, zona sarana rekreasi, dan
zona sarana olahraga. Dengan adanya potensi ini, diperlukan penelitian kelayakan BKT sebagai
daerah wisata baru yang menawarkan konektivitas antar beberapa daerah wisata di Kota Semarang.
Normalisasi ini dilakukan sejak akhir tahun 2017 sampai sekarang dengan presentase keberhasilan
40%. Namun pihak dari Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) mengatakan bahwa proses
normalisasi akan segara rampung jika relokasi warga yang berada di bantaran sungai beres. Salah
tau factor dari kendala yang dialami saat ini adalah factor social, yakni relokasi warga yang
membangun rumahnya di bantar sungai tersebut dan pedagang kaki lima (PKL) yang selama ini
menempati di sekitar bantaran sungai.

Studi kasus yang dibahas kali ini mengenai apa saja potensi yang dapat dimanbil dari adanya
Sungai Banjir Kanal Timur dan manfaat sungai sebagai sarana transportasi untuk tujuan wisata
dari daerah itu sendiri.

METODE PENELITIAN

Metode penelitian yang digunakan ini adalah studi pustaka, literatur dari membaca berita, jurnal,
dan buku yang terkait dengan hal yang akan saya bahas. Tetapi hasil yang didapat dapat berupa
deskriptif kuantitatif dan kualitatif. Hasil yang didapat dari data primer adalah wawancara kepada
instansi terkait, pemberian kuesioner kepada wisatawan, dan observasi langsung. Sedangkan data
sekunder yang didapat adalah data hasil pengembangan normalisasi sungai yang sudah berjalan.

Selanjutnya dari hasil pengumpulan data yang didapat, peneliti dapat menganilisi lebih jauh
tentang analisis potensi demand dan hasil pengembangan dari normalisasi sungai.

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Analisis demand pariwisata


Konsep awal dilakukan penelitian adalah untuk menghubungkan fasilitas yang ada di Kota
Semarang dengan potensi pariwisata. Salah satu potensi yang diambil adalah Sungai Banjir Kanal
Timur yang dimana tempat ini dinilai sangat memiliki potensi untuk pengembangan pariwisata
dengan pembuatan taman wisata kota. Mengingat saat ini baru berjalan sekitar 40%, peneliti
melakukan perkiraan jumlah demand wisata melalui pembagian kuesioner.

Dari hasil yang didapat, bahwa 34 responden tertarik dan setuju bahwa pengembangan BKT
Semarang sebagai pariwisata Kota Semarang, sedangkan sisanya merasa keberatan jika alih fungsi
BKT menjadi pariwisata. Namun secara keseluruhan, sebagian besar responden setuju untuk
mengubah BKT Semaran menjadi tempat wisata.

Berikut merupakan lokasi dari Sungai Banjir Kanal Timur Semarang:

Analisis pengembangan normalisasi sungai


Dibawah ini adalah peta Kota Semarang yang menunjukan wilayah mana saja yang berpotensi banjir
Dengan ini menunjukan bahwa daerah Sungai Banjir Kanal Timur juga termasuk dalam potensi
untuk banjir. Maka dilakukan lah normalisasi sungai agar dapat bermanfaat bagi kita maupun
pemerintah itu sendiri.

Jadi, lahan sepanjang bantaran sungai BKT tersebut bakal difungsikan dan diberikan fasilitas
taman yang nyaman. Diantaranya terbagi atas Zona Sarana Rekreasi dan Zona Sarana Olahraga.
Berdasarkan Detail Engineering Design (DED), proyek normalisasi BKT ini akan memaksimalkan
lanskap untuk fasilitas publik. Baik berupa taman, arena bermain anak, tempat bersantai, arena
sepatu roda, sepeda, permainan tangga, hingga tempat duduk untuk menikmati suasana indah di
tepi sungai.

Sarana taman untuk bersantai dengan sejuknya Ruang Terbuka Hijau (RTH) sangat diperlukan di
Kota Metropolitan yang sibuk. Lokasi tersebut bisa dimanfaatkan sebagai pelepas lelah,
menghilangkan penat maupun sosialisasi antar warga di sela kesibukan aktivitas kota. Ada
beberapa zona, diantaranya: Zona Jembatan Majapahit-Jembatan Kartini: daerah Gayamsari seluas
6,24 hektare terdiri atas Zona Olah Raga (1 lokasi), Zona Rekreasi (1 lokasi), Daerah Karang
Tempel (6,72 hektare) terdiri atas Zona Olah Raga (1 lokasi), Zona Rekreasi (3 lokasi).

Zona Jembatan Kartini – Jembaran Citarum, meliputi daerah Sambirejo (3,68 hektare) terdiri atas:
Zona Rekreasi (1 lokasi), daerah Rejosari (5,90 hektare) terdiri atas: Zona Rekreasi (1 lokasi ).
Selanjutnya adalah Zona Jembatan Citarum Jembatan Kaligawe, yakni daerah Sawah Besar dan
Pandansari (4,7 hektare) terdiri atas: Zona Rekreasi (2 lokasi), Zona Olahraga (1 lokasi), daerah
Mlatiharjo (6,43 hektare) terdiri atas Zona Rekreasi (1 lokasi). Lebih lanjut, pembangunan ini
memiliki peran multifungsi. Selain sebagai penanganan wilayah kumuh yang selama ini langganan
banjir, juga menciptakan ruang wisata publik yang bisa dimanfaatkan masyarakat secara gratis.
Selain taman dan sarana olahraga, di sungai BKT juga dapat dijadikan tempat untuk rekreasi air.
Misalnya dipergunakan untuk lomba perahu.

Pembangunan ini meliputi tiga paket. Paket 1 dimulai dari muara pantai hingga jembatan kereta
api, panjangnya 1,95 kilometer. Nilai kontraknya Rp 107.878.670.000. Paket 2, dari jembatan
kereta api hingga Jembatan Citarum, panjangnya 2,05 kilometer. Nilai kontraknya Rp
169.335.319.000. sedangkan Paket 3, dari Jembatan Citarum hingga Jembatan Majapahit,
panjangnya 2,7 kilometer. Nilai kontraknya Rp 187.099.224.000.

Proyek normalisasi BKT seharusnya meliputi dua tahap memiliki panjang panjang total 14,8
kilometer. Tahap 1; yakni Jembatan Majapahit menuju hilir di Tambaklorok kurang lebih
sepanjang 6,7 kilometer. Sedangkan tahap 2; mulai dari Jembatan Majapahit hingga Pucanggading
kurang lebih sepajang 7,7 kilometer.

Total warga yang terkena dampak pembangunan proyek BKT dari dua tahap tersebut sebanyak
4.097 tanah dan bangunan di 21 kelurahan. Rinciannya, tahap 1 sebanyak 2.758 warga berada di
12 kelurahan. Sedangkan di tahap 2 sebanyak 1.339 warga.

Berdasarkan hasil kajian, hasil pengerukan sedimentasi Banjir Kanal Timur bisa menghasilkan
limbah buangan dengan volume 900 meter hingga 1 juta meter per kubik. Hasil pengerukan yang
saat ini dilakukan akan digunakan untuk menguruk lahan di Kampung Bahari dan beberapa tempat
lain. Sehingga pemerintah ingin menjadikan BKT Semarang seperti gambar dibawah ini
KESIMPULAN

Normalisasi Banjir Kanal Timur direncanakan akan dilakukan pada tahun 2017. Mengingat lokasi
dan fungsinya yang strategis, selain digunakan suntuk mengatasi banjir, Banjir Kanal Timur dapat
dikembangkan sebagai pariwisata sungai yang berintegrasi dengan lokasi wisata populer yang
sudah ada sebelumnya yaitu Kota Lama Semarang. Bantaran sungai BKT tersebut bakal
difungsikan dan diberikan fasilitas taman yang nyaman. Diantaranya terbagi atas Zona Sarana
Rekreasi dan Zona Sarana Olahraga. Selain taman dan sarana olahraga, di sungai BKT juga dapat
dijadikan tempat untuk rekreasi air. Semua fasilitas bisa dimanfaatkan berkelanjutan naik siang
hari maupun malam hari. Pada akhirnya, semua fasilitas di perkotaan sangatlah berhubungan erat
dengan peran pemerintah dalam mengembangkan potensi yang dimiliki.

DAFTAR PUSTAKA

Setyowati, Dewi Liesnoor.2008. Iklim MIkro dan Kebutuhan Ruang Terbuka Hijau di Kota Semarang.
Semarang.
Ma’rruf, Amar,dkk.2015.Pengembangan Sungai Banjir Kanal Timur Semarang Sebagai Transportasi
Sungai Untuk Tujuan Wisata. Semarang.
Satriadi,Alfi,dkk.2004.Distribusi Muatan Padatan Tersuspensi di Muara Sungai Bodri, Kabupaten
Kendal.Semarang.
Rani,Dedi Prasetya Maha.2014.Pengembangan Potensi Pariwisata Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa
Timur (Studi Kasus: Pantai Lombang).Madura.
Saud,Ismail.2008.Prediksi Sedimentasi Kali Mas Surabaya.Surabaya.

Anda mungkin juga menyukai