Anda di halaman 1dari 3

Naturalisasi Sungai

Oleh : Andika034

Setiap tahun jumlah penduduk di bumi semakin meningkat yang tentu saja daerah
pemukiman penduduk semakin besar pula. Hal ini akan menyebabkan rusaknya kondisi
alam jika tidak ditata dan dikendalikan dengan baik. Salah satu yang menjadi masalah
dalam penataan dan pengendalian alam di daerah pemukiman adalah sungai. Tidak
terkendalinya sungai dengan baik akan menyebabkan dampak buruk bagi alam
khususnya daerah pemukiman, sebut saja sebagai bencana, contohnya banjir.
Berbagai upaya dilakukan untuk mengendalikan sungai, baik demi kepentingan
manusia ataupun untuk terjaganya ekologi sungai tersebut. Termasuk salah satu yang
dilakukan adalah menaturalisasikan sungai.
Dikutip dari Rumah123.com, Naturalisasi adalah upaya mengembalikan fungsi
sungai sebagai daerah resapan air, kawasan hijau, dan mengembalikan ekosistem
sebagaimana kondisi alamiahnya lagi. Dengan begitu, air akan terserap kembali ke
dalam tanah.
Berdasarkan tafsiran diatas, naturalisasi sungai akan membiarkan sungai untuk
menyerap air sebanyak-banyaknya sebelum menyalurkan atau mengalirkan kelebihan
air sungai ke laut. Naturalisasi ini berbeda dengan pengendalian sungai biasanya, yang
dimana air sungai diupayakan secepat mungkin dapat teralirkan kelaut.
Naturalisasi sungai bukan hanya tentang menyerapkan air kedalam tanah tapi juga
tentang terjangannya ekosistem disungai tersebut. Maka dari itu kondisi sungai di
upayakan se-alami mungkin, seperti misalnya daerah daratan banjir dimanfaatkan
sebagai lahan hijau, tebing sungai yang pada umunya dibeton diganti dengan yang lebih
mudah meyerapkan air ke dalam tanah seperti bronjong atau tidak sama sekali, selain
untuk memudahkan penyerapan air, tidak menebing sungai dengan beton juga
menyebabkan lemahnya aliran air sehingga ekosistem di dalam air dapat lebih terjaga.
Contoh suatu lokasi yang menerapakan konsep Naturalisasi Sungai salah satunya
yaitu Sungai Kallang yang berada di Singapura. Dikutip dari
http://sim.ciptakarya.pu.go.id/, Kallang river merupakan sungai terpanjang di Singapura
dengan panjang sekitar 10 km. Kallang River – Bishan park merupakan proyek
infrastruktur hijau-biru yang mengakomodir kebutuhan persediaan air dan manajemen
banjir serta menciptakan ruang terbuka bagi masyarakat dan alam di perkotaan melalui

1
transformasi kanal beton disepanjang sungai menjadi sungai alami melalui proses
naturalisasi sungai. Proyek ini merupakan bagian dari program ABC Waters (Active,
Beauty, Clean Waters), suatu inisiatif jangka panjang untuk mentransformasikan badan
air sebagaimana fungsinya sebagai drainase dan penyedia air menjadi sebuah ruang bagi
masyarakat dan komunitas serta sarana rekreasi.
Konsep rancangan yang digunakan adalah floodplain concept dimana masyarakat
dapat lebih dekat dengan air dan menikmati aktivitas rekreasi di sepanjang pinggiran
sungai ketika kenaikan air sungai rendah dan ketika intensitas hujan tinggi, lahan di area
taman yang berdekatan dengan sungai berfungsi ganda sebagai kanal penampung air
yang mengalirkan air hujan secara perlahan menuju hilir.
(Sumber:http://sim.ciptakarya.pu.go.id/)
Sungai kallang ini menerapkan teknik bioengineering tanah untuk menstabilkan
pinggiran sungainya yang merupakan pertama kalinya dilakukan di singapura.
Berikut ini adalah Kutipan dari http://sim.ciptakarya.pu.go.id/, mengenai
penaturalisasian pada sungai kallang di singapura :
1. Pengelolaan air menggunakan sistem pompa, dimana air hujan diserap oleh lahan
terbuka dan vegetasi (infiltrasi), untuk selanjutnya dikumpulkan di reservoir, lalu
dipompa, dialirkan dan disaring oleh wetland dan vegetasinya, untuk selanjutnya
dimanfaatkan kembali. Pengaliran menggunakan sungai buatan berkelok (meander)
yang juga menjadi pelengkap taman.
2. Penggunaan bebatuan pada badan sungai membantu kecepatan sungai menjadi
lebih rendah. Dengan demikian, hanya sedikit partikel yang terbawa aliran sungai
menuju hilir sehingga membantu proses penyaringan pada reservoir. Selain itu,
peningkatan kapasitas sungai dan penurunan kecepatan sungai juga berarti
perlindungan banjir bagi area perkotaan disekitar taman.
3. 3 taman bermain dibangun menggunakan bahan daur ulang yang berasal dari kanal
beton sungai yang telah dihancurkan. Selain itu, ruang terbuka hijau disediakan
sebagai aktivitas rekreasi di sepanjang pinggiran aliran sungai sehingga
mengundang pengunjung untuk lebih dekat ke air.
4. Tidak ada satupun binatang liar yang berada di Bishan Park sebelum adanya
pemulihan sungai. Namun saat ini biodiversitas meningkat hingga 30% yaitu
sebanyak 66 spesies tanaman liar, 59 spesies burung dan 22 spesies capung

2
diidentifikasi berada di Bishan Park yang berlokasi di tengah perkotaan.

Kallang River - Bishan Park merupakan suatu contoh inspirasi bagaimana suatu
taman perkotaan dapat berfungsi ekologis, menerapkan manajemen air yang baik,
meningkatkan biodiversitas, sebagai tempat rekreasi, dan dapat menumbuhkan
hubungan fisik dan emosional terhadap air serta meningkatkan tanggungjawab
masyarakat terhadap air.
Demi masa depan kota yang berkelanjutan, infrastruktur merupakan salah satu
kunci utama untuk mengembangkan perkotaan yang lebih menekankan pada unsur-
unsur ramah lingkungan seperti halnya penerapan infrastruktur hijau-biru dimana
infrastruktur dapat diapresiasi dan diakses oleh masyarakat dan juga menghormati alam
sehingga akhirnya memberikan multiplier effect dengan membawa perubahan dalam
berperilaku. Dengan perubahan ini, tentunya kita dapat memulai untuk menciptakan
lebih banyak ruang-ruang terbuka perkotaan yang ramah lingkungan yang
mengedepankan fungsi ekologis.(Sumber:http://sim.ciptakarya.pu.go.id/)

Gambar Kallang-River Bishan Park di singapura


Sumber : Kompasiana.com

Daftar Pustaka :
https://geologi.co.id/2018/02/12/normalisasi-atau-naturalisasi-sungai/
http://sim.ciptakarya.pu.go.id/p2kh/knowledge/detail/kallang-river-bishan-park-wujudk
an-livable-city-melalui-green-blue-infrastructure#
https://artikel.rumah123.com/ramai-normalisasi-vs-naturalisasi-apa-sih-bedanya-55125
https://www.kompasiana.com/mtf3lix5tr/5e159e6ad541df7b7a3b21e2/anies-baswedan-salah-pa
ham-tentang-naturalisasi-sungai?page=all

Anda mungkin juga menyukai