( URBAN HERITAGE)
DISUSUN OLEH :
DOSEN KOORDINATOR :
DOSEN PEMBIMBING :
PENDAHULUAN
Provinsi Kalimantan Tengah yang akrab dengan sebutan Bumi Tambun Bungai,
merupakan provinsi terluas nomor tiga di Indonesia (sekitar 153.364 kilometer persegi),
setelah Papua dan Provinsi Kalimantan Timur. Kalimantan Tengah terdiri dari hutan
belantara 126.200 Km², rawa 18.115 Km², sungai, danau dan genangan 4.563 Km², tanah
lainnya 4.686 Km².(Lilis Purwantoro dalam Profil kalimantan Tengah)
Kota Palangka Raya bukanlah sebuah kota yang tua, tetapi berasal dari sebuah
pedukuhan kecil yang bernama PAHANDUT. Kampung Pahandut yang merupakan cikal
bakal berdirinya Kota Palangka Raya, Ibukota Provinsi Kalimantan Tengah, merupakan salah
satu kampung tertua di daerah aliran sungai Kahayan bagian hilir, seperti halnya kampung
Maliku, Pulang Pisau, Buntoi, Penda Alai dan Gohong.Perkampungan yang kaya akan
sejarah ini, saat ini menjadi perkampungan yang padat dan kumuh. Orang-orang Dayak
penduduk aslinya banyak yang pindah ke tempat lain – sebab beberapa kali tempat ini
mengalami kebakaran di karnakan juga semakin padatnya pemukiman penduduk yang ada
di tempat tersebut ,pendatang baru terutama dari luar kota Palangka Raya banyak yang
menempati kawasan itu.
Menururt Wirth dan Freestone (2002) budaya mempunyai peran penting dalam
pembangunan kota-kota saat ini. Budaya tidak hanya menjadi identitas dan bermakna bagi
individu dan masyarakat kota, akan tetapi sekarang telah menjadi sumber ekonomi bagi kota-
kota pasca industrialisasi. Pariwisata kota juga merupakan dasar kebijakan pembangunan
kota yang mengkombinasikan antara pengembangan produk kota untuk memenuhi keinginan
pengunjung dan kesejahteraan masyarakat kota (European Communities, 2000).
Banyak model rumah panggung di Pahandut masih ada kaitanya dengan unsur-unsur
budaya setempat .Model rumah panggung merupakan salah satu model pemukiman atau
rumah tinggal di jalur aliran sungai sebagai antisipasi meluapnya air sungai di kawasan
tersebut. Model rumah panggungnya di buat sesuai dengan kondisi tempat tingga yang di
bangun lebih tinggi dari sungai. Jadi permasalahan yang ada di kawasan kelurahan pahandut
sebrang adalah keterbatasan lahan ruang terbuka dan akses jalan yang di bangun mempunyai
lebar yang sangat sempit karena bermatasan dengan rumah-rumah penduduk yang posisinya
saling berdempetan langsung dengan jalan . Kondisi sirkulasi di pemukiman rumah warga
yaitu sebagai tempat melakukan aktivitas sosial secara umumnya dapat menganggu jalur
sirkulasi di kawasan tersebut.
Menurut Ahwort dan Tunbridge (1990), peninggalan sejarah adalah salah satu dari
sekian banyak potensi wisata dalam pariwisata kota. Sejarah kota Palangka Raya juga
menyebutkan bahwa di desa Pahandut pulalah pertama kalinya Sukarno menginjakkan
kakinya di Kalimantan Tengah,tepatnya pada bulan juli 1957.Saat itu Presiden Sukarno
datang mersmikan pembangunan Kota Palangka Raya sebagai ibu kota Provinsi Kalimantan
Tengah
1.4.1 Tujuan
Mengevaluasi potensi wisata yang ada di kawasan Pahandut Sebrang sebagai kawasan
wisata kota yang berbasis budaya (Urban Heritage Tourism).
1.4.2 Sasaran
Mencari informasi mengenail potensi-pontensi apa saja wisata yang ada di kawasan
Pahandut Sebrang sehingga dapat di katagorikan sebagai kawasan wisata kota yang
berbasis budaya (Urban Heritage Tourism).
Mempelajari tentang buku-buku yang membahas tentang kawasan wisata kota.
Mengidentifikasi faktor-faktor potensi kawasan wisata tersebut dengan mengkaitkan
dalam sebuah teori arsitektur.
Latar Belakang
.
Rumusan Masalah
Rumusan masalahan penelitian antaran lain :
Tujuaan
Mengevaluasi potensi wisata yang ada di kawasan Pahandut Sebrang sebagai
kawasan wisata kota yang berbasis budaya (Urban Heritage Tourism).
TINJAUAN PUSTAKA
PENGUMPULAN DATA
Analisis Data
Pembahasan
Penutup
Kesimpulan Penelitian
Saran
Bab ini menjelaskan tentang latar belakang , perumusan masalah,tujuan dan sasaran,
ruang lingkup wilayah dan ruang lingkup materi,metodelogi penelitian, kerangka pemikiran,
serta sistematika pembahasan.
Menjelaskan tentang kajian penelitian yang ditinjaun dari beberapa teori-teori yang
berkaitan, ataupun beberapa kajian pustaka terkait dengan penelitian.
Bab ini menjelaskan tentang gambaran umum atau gambaran profil sebuah
kawasan mengenai studikajian yaitu tentang gambaran untuk mendapatkan informasi
pengumpulan suatu data/informasi awal seperti hal nya input datadalam memahami
karakteristik secara umum dalam sebuah penelitiaan .
BAB VI ANALISIS
Bab ini menjelaskan terkait dari hasil analisis yang telah dilakukandengan
menarik sebuah kesimpulan dan dari beberapa bab sebelumnya yang telah dijelaskan. Selain
itu menjelaskan tentang output dari hasil penelitian berupa sarana sebagaimana merupakan
masukan atau rekomendasi terhadap kawasan permukiman di wilayah kajian. Selain itu
terdapat pula kelemahan studi penelitian, dan beberapa masukan untuk studi lanjutan yang
dapat dilakukan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
http://info-kalimantantengah.blogspot.com/2011/06/profil-kalimantan-tengah.html
http://kalteng.prokal.co/read/news/22751-genjot-program-plpbk-pahandut-seberang-bakal-
jadi-kawasan-wisata
http://repository.unpas.ac.id/15440/3/04.%20BAB%20I.pdf
https://tambahrejo.wordpress.com/2012/09/06/permukiman-kumuh-di-perkotaan-dan-
permasalahannya/
https://folksofdayak.wordpress.com/2014/04/07/ekspedisi-kampung-pahandut-kampung-
dayak-pertama-di-palangkaraya/