Anda di halaman 1dari 9

MATA KULIAH SEMINAR

JUDUL SEMINAR PENELITIAN

IDENTIFIKASI POTENSI PAHANDUT SEBERANG SEBAGAI


KAWASAN WISATA KOTA YANG BERBASIS BUDAYA

( URBAN HERITAGE)

DISUSUN OLEH :

M. ADE KURNIAWAN DBB 114 023

YAYA DBB 113003

DOSEN KOORDINATOR :

Dr. INDRABAKTI SANGALANG,ST.,MT

DOSEN PEMBIMBING :

YESSER PRIONO ,ST.,MT

KEMENTRIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI


JURUSAN ARSITEKTUR
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PALANGKA RAYA
2019
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Provinsi Kalimantan Tengah yang akrab dengan sebutan Bumi Tambun Bungai,
merupakan provinsi terluas nomor tiga di Indonesia (sekitar 153.364 kilometer persegi),
setelah Papua dan Provinsi Kalimantan Timur. Kalimantan Tengah terdiri dari hutan
belantara 126.200 Km², rawa 18.115 Km², sungai, danau dan genangan 4.563 Km², tanah
lainnya 4.686 Km².(Lilis Purwantoro dalam Profil kalimantan Tengah)

Kota Palangka Raya bukanlah sebuah kota yang tua, tetapi berasal dari sebuah
pedukuhan kecil yang bernama PAHANDUT. Kampung Pahandut yang merupakan cikal
bakal berdirinya Kota Palangka Raya, Ibukota Provinsi Kalimantan Tengah, merupakan salah
satu kampung tertua di daerah aliran sungai Kahayan bagian hilir, seperti halnya kampung
Maliku, Pulang Pisau, Buntoi, Penda Alai dan Gohong.Perkampungan yang kaya akan
sejarah ini, saat ini menjadi perkampungan yang padat dan kumuh. Orang-orang Dayak
penduduk aslinya banyak yang pindah ke tempat lain – sebab beberapa kali tempat ini
mengalami kebakaran di karnakan juga semakin padatnya pemukiman penduduk yang ada
di tempat tersebut ,pendatang baru terutama dari luar kota Palangka Raya banyak yang
menempati kawasan itu.

Menururt Wirth dan Freestone (2002) budaya mempunyai peran penting dalam
pembangunan kota-kota saat ini. Budaya tidak hanya menjadi identitas dan bermakna bagi
individu dan masyarakat kota, akan tetapi sekarang telah menjadi sumber ekonomi bagi kota-
kota pasca industrialisasi. Pariwisata kota juga merupakan dasar kebijakan pembangunan
kota yang mengkombinasikan antara pengembangan produk kota untuk memenuhi keinginan
pengunjung dan kesejahteraan masyarakat kota (European Communities, 2000).

Kebudayaan di Pahandut seberang dapat di jadikan sebuah industri yang dapat


memberikan pendapatan terbesar dalam meningkatkan kemajuan prawisata Kota Palangka
Raya , yang menjadi tren saat ini berkembang adalah wisata warisan budaya. Wisatawan itu
tidak sekadar jalan-jalan tetapi ingin melihat budaya dan gaya hidup setempat. Orang yang
mencari kebudayaan mengeluarkan uang lebih banyak dibandingkan dengan orang yang
sekadar jalan-jalan. Indonesia kaya akan situs heritage, oleh karena itu berpotensi besar untuk
mengembangkan heritage tourism.

Banyak model rumah panggung di Pahandut masih ada kaitanya dengan unsur-unsur
budaya setempat .Model rumah panggung merupakan salah satu model pemukiman atau
rumah tinggal di jalur aliran sungai sebagai antisipasi meluapnya air sungai di kawasan
tersebut. Model rumah panggungnya di buat sesuai dengan kondisi tempat tingga yang di
bangun lebih tinggi dari sungai. Jadi permasalahan yang ada di kawasan kelurahan pahandut
sebrang adalah keterbatasan lahan ruang terbuka dan akses jalan yang di bangun mempunyai
lebar yang sangat sempit karena bermatasan dengan rumah-rumah penduduk yang posisinya
saling berdempetan langsung dengan jalan . Kondisi sirkulasi di pemukiman rumah warga
yaitu sebagai tempat melakukan aktivitas sosial secara umumnya dapat menganggu jalur
sirkulasi di kawasan tersebut.

1.2. Identifikasi Masalah

Menurut Ahwort dan Tunbridge (1990), peninggalan sejarah adalah salah satu dari
sekian banyak potensi wisata dalam pariwisata kota. Sejarah kota Palangka Raya juga
menyebutkan bahwa di desa Pahandut pulalah pertama kalinya Sukarno menginjakkan
kakinya di Kalimantan Tengah,tepatnya pada bulan juli 1957.Saat itu Presiden Sukarno
datang mersmikan pembangunan Kota Palangka Raya sebagai ibu kota Provinsi Kalimantan
Tengah

Kawasan Keluruhan pahandut sebrang lokasinya berada di pinggiran sungai


membentuk wajah sungai sedemikian rupa, ada perumahan yang didirikan mengikuti alur
sungai dan di atas tebing juga berdiri perumahan yang mengikuti lekukan tebing sungai,
relasi sosial penduduknya sangat tinggi, karena masih terikat oleh unsur kesukuan yaitu
mayoritas dari suku Dayak Ngaju, yang suka bermukiaman di pingir sungai karna akses
trasportasi utama orang suku Dayak Ngaju dulunya ialah sungai.

.Kawasan Pahandut sebrang merupakan pemukiaman yang berada dekat sungai,


kondisi inilah yang membuat warga yang tinggal di kawasan ini terkadang menghadapi
masaah banjir tahunan di musim penghujan karena air sungai meluap.Sejalan dengan
perkembangan waktu, kawasan kelurahan Pahandut telah terjadi perubahan-perubahan antara
lain, perubahan pola sosial, tata kelola perkampungan akibat dari semakin bertambahnya
penduduk penghuni pendatang, beralihnya kepemilikan tanah dari penduduk asal ke
penduduk pendatang dan persaingan usaha dari kelompok pendatang, menyebabkan
terjadinya perubahan-perubahan di kawasan kelurahan Pahandut, baik penduduk penghuni
asli dan juga pendatang baru terutama dari luar kota Palangka Raya banyak yang
menempati kawasan itu. Kondisi keterbatasan lahan ruang terbuka di temukan di RT IV/RW
II di kelurahan pahandut sebrang karena sebagaian aktivitas masyarakat di lakukan di ruang
terbuka yaitu sirkuasi/jalan baik aktivitas ekonomi maupun aktivitas sosial lainnya, hal ini
perlu adanya adanya sebuah ruang terbuka sebagai solusi untuk tempat sosialisasi masyrakat
untuk menunjang sebuah kawasan tersebut.

Keluruhan pahandut sebrang di hadapkan dengan banyak faktor-faktor pontensi


kawasan yang bisa di manfaatkan sebagai distenasi wisata sesuai dengan kebijakan Penelitian

Seminar ini membahas identifikasi potensi pahandut seberang sebagai kawasan


wisata kota yang berbasis budaya dan sumber daya alam di Kota Palangka Raya, yang
meliputi pengidentifikasian potensi wisata kota, kaitannya antara supply dan demand untuk
menentukan area-area fungsional, volume, motivasi dan segmentasi pasar pariwisata kota
sehingga dapat di katagorikan sebagai Urban Heritage Tourism.

Dimana terdapat sebuah usulan Pemerintah untuk membuat kawasan kelurahan


pahandut sebrang sebagai salah satu aset wisata yang dapat memajukan sebuah kota.

1.3 Rumusan Masalah

Bagaimana evaluasi potensi wisata yang ada di kawasan Pahandut Sebrang?

1.4 Tujuan, Sasaran, dan Manfaat Penelitian

1.4.1 Tujuan

Mengevaluasi potensi wisata yang ada di kawasan Pahandut Sebrang sebagai kawasan
wisata kota yang berbasis budaya (Urban Heritage Tourism).

1.4.2 Sasaran

 Mencari informasi mengenail potensi-pontensi apa saja wisata yang ada di kawasan
Pahandut Sebrang sehingga dapat di katagorikan sebagai kawasan wisata kota yang
berbasis budaya (Urban Heritage Tourism).
 Mempelajari tentang buku-buku yang membahas tentang kawasan wisata kota.
 Mengidentifikasi faktor-faktor potensi kawasan wisata tersebut dengan mengkaitkan
dalam sebuah teori arsitektur.

1.4.3 Manfaat Penelitian

Rekomendasikan potensi-pontensi apa saja wisata yang ada di kawasan Pahandut


Sebrang sehingga dapat di katagorikan sebagai kawasan wisata kota yang berbasis budaya
(Urban Heritage Tourism). Sehingga dari hasi penelitian ini dapat menjadi acuan untuk
sebuah konsep perancangan pengembangan sebuah kawasan wisata dalam sebuah hasil
penelitian yang bisa berkealnjutan.

1.5 Ruang Lingkup Penelitian

Lokasi penelitian kawasan RT IV/ RW II Kelurahan Pahandut Seberang, Kecamatan


Pahandut Kota Palangka Raya. Adapun batas-batas lokasi penelitian antara lain:

Sebelah Utara : Berbatasan dengan Sungai Kahayan.


Sebelah Timur : Berbatasan dengan permukiman RT V.
Sebelah Selatan : Berbatasan dengan lahan kosong.
Sebelah Barat : Berbatasan dengan RT III

1.6 Alur Penelitian

Pada metode pembahasan ini di lakukan beberapa tahapan yaitu :


1. Tahap Pengumpulan Data
a. Studi Literatur
Melalui buku – buku atau artikel yang menyangkut tentang penelitian yang akan di
kajikan .
b.Studi Preseden
Pada tahapan ini, penulis mengambil studi banding melalui internet,
2. Survei Lapangan
Survei lapangan di lakukan untuk mengetahui permasalahan yang berada pada loksai .
3.Tahap Pengolahan Data
Pada tahap ini data – data yang di peroleh kemudian diolah dan di kembangakan
dengan cara menganalisis dan mensingkronkan antara teori – teori dengan pengkaitkannya.
4.Tahap Analisis
Pada tahap ini di lakukan analisis dari pengolahan data yang sudah ada kemudian di
kembangkan dan menghasilkan sebuah analisis yang dapat di terapkan dalam perancanaan
sebuah kawasan wisata perikanan.
1.7 Kerangka berpikir

Latar Belakang

.
Rumusan Masalah
Rumusan masalahan penelitian antaran lain :

- Bagaimana evaluasi potensi wisata yang ada di kawasan


Pahandut Sebrang?
-

Tujuaan
Mengevaluasi potensi wisata yang ada di kawasan Pahandut Sebrang sebagai
kawasan wisata kota yang berbasis budaya (Urban Heritage Tourism).

TINJAUAN PUSTAKA

PENGUMPULAN DATA

Data Primer Data Sekunder

Konsioner dan  Litelatur


observasi,  Gambaran
Wilayah
Penelitian
 Artikel

Analisis Data

Pembahasan

Penutup
 Kesimpulan Penelitian
 Saran

(Gambar 1.Diagram kerangka berpikir)


1.8 Sistematika Pembahasan

Pada sistematika pembahasan dalam laporan penelitian yaitu sebagai berikut


:BAB I PENDAHULUAN

Bab ini menjelaskan tentang latar belakang , perumusan masalah,tujuan dan sasaran,
ruang lingkup wilayah dan ruang lingkup materi,metodelogi penelitian, kerangka pemikiran,
serta sistematika pembahasan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Menjelaskan tentang kajian penelitian yang ditinjaun dari beberapa teori-teori yang
berkaitan, ataupun beberapa kajian pustaka terkait dengan penelitian.

BAB III GAMBARAN WILAYAH PENELITIAN

Bab ini menjelaskan tentang gambaran umum atau gambaran profil sebuah
kawasan mengenai studikajian yaitu tentang gambaran untuk mendapatkan informasi
pengumpulan suatu data/informasi awal seperti hal nya input datadalam memahami
karakteristik secara umum dalam sebuah penelitiaan .

BAB VI ANALISIS

Menjelaskan tentang analisis mengenai penangananpengembangan kawasan


kelurahan pahandut seberang sebagai potensi untuk sebuah tempat kawasan wisata di kota
Palangka Raya dengan memperhatikan permasalahan lingkungan terhadap lahan ruang
terbuka dan kondisi pola sirkulasi jalan yang sempit, serta Arahan terhadap potensi dan
masalah yang ada di kawasan tersebut.

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Bab ini menjelaskan terkait dari hasil analisis yang telah dilakukandengan
menarik sebuah kesimpulan dan dari beberapa bab sebelumnya yang telah dijelaskan. Selain
itu menjelaskan tentang output dari hasil penelitian berupa sarana sebagaimana merupakan
masukan atau rekomendasi terhadap kawasan permukiman di wilayah kajian. Selain itu
terdapat pula kelemahan studi penelitian, dan beberapa masukan untuk studi lanjutan yang
dapat dilakukan
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Wisata Perikanan.


2.1.1. Pengertian Wisata Perikanan.
DATA PUSTAKA

http://info-kalimantantengah.blogspot.com/2011/06/profil-kalimantan-tengah.html

http://kalteng.prokal.co/read/news/22751-genjot-program-plpbk-pahandut-seberang-bakal-
jadi-kawasan-wisata

http://repository.unpas.ac.id/15440/3/04.%20BAB%20I.pdf

https://tambahrejo.wordpress.com/2012/09/06/permukiman-kumuh-di-perkotaan-dan-
permasalahannya/

https://folksofdayak.wordpress.com/2014/04/07/ekspedisi-kampung-pahandut-kampung-
dayak-pertama-di-palangkaraya/

Anda mungkin juga menyukai