Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

ANFISMAN

“Sistem Hormon Pada Manusia”

OLEH:

KELOMPOK : 1. RIRI KRISNAWATI ACD 116 009


2. SATRIE ACD 116 017
3. NORBAITI ACD 116 021
KELAS :A
DOSEN PENGAMPU : ELGA ARAINA, S.Si, M.Pd

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


JURUSAN PENDIDIKAN MIPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PALANGKA RAYA
2019

i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa, sehingga makalah ini
yang berjudul “Sistem Hormon”, dapat diselesaikan dengan tepat waktu dengan tujuan
untuk memenuhi tugas mata kuliah seminar biologi.
Dalam kesempatan ini saya ucapkan terima kasih kepada ibu Elga araina, S.Si,
M.Pd sebagai dosen pembimbing makalah ini dan ibu Shanty safitri S.Si, M.Pd selaku
dosen penilai serta semua pihak yang ikut membantu menyelesaikan makalah ini.
Penulis menyadari di dalam penulisan ini masih jauh dari kata sempurna , oleh
karena itu kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan untuk kesempurnaan
makalah ini . Akhir kata penulis mengharapkan semoga makalah ini dapat memberikan
manfaat baik bagi penulis sendiri maupun pihak yang memerlukan.
Atas perhatian dan partisipasinya saya ucapkan terimakasih

Palangka raya November 2019

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................................... i


DAFTAR ISI ...................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang......................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah.................................................................................................... 2
C. Tujuan ..................................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN

A. Sistem Hormon......................................................................................................... 4

B. Jenis Jenis Kelenjar Hormon dan Hormon yang di Hasilkan................................... 4


1. Kelenjar
Hipotalamus......................................................................................... 4
2. Kelenjar Hipofisis............................................................................................... 5
3. Kelenjar gondok ( kelenjar tiroid........................................................................ 5
4. Kelenjar Anak Gondok....................................................................................... 6
5. Kelenjar timus..................................................................................................... 6
6. Kelenjar Langerhans ( pankreas)........................................................................ 6
7. Kelenjar Anak Ginjal.......................................................................................... 7
8. Kelenjar Kelamin................................................................................................ 8

C. Macam Macam Kelainan pada sisitem hormon..................................................... 9


1. Penyakit Adison................................................................................................. 9
2. Sindrom Cushing................................................................................................ 9
3. Sindrom Adrenogenital...................................................................................... 9
4. Peokromosomoitoma......................................................................................... 10
5. Diabetes Melitus................................................................................................. 10
6. Hipotiroidea........................................................................................................ 12
7. Hipertiroidea....................................................................................................... 12
BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan............................................................................................................ 13
B. Saran....................................................................................................................... 13

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................... 14

ii
1
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Hormon merupakan senyawa kimia, berupa protein yang
mempunyai fungsi untuk memacu atau menggiatkan proses
metabolisme tubuh. Dengan adanya hormon dalam tubuh maka organ
akan berfungsi menjadi lebih baik.
Hormon berasal dari kata Hormaein yang artinya memacu atau
menggiatkan atau merangsang. Dibutuhkan oleh tubuh dalam jumlah
yang tidak terlalu banyak (sedikit), tetapi jika kekurangan atau
berlebihan akan mengakibatkan hal yang tidak baik (kelainan seperti
penyakit) sehingga dapat mengganggu pertumbuhan dan
perkembangan serta proses metabolisme tubuh.
Hormonologi : yaitu ilmu yang mempelajari mengenai seluk beluk
hormon. Pada makhluk hidup, khususnya manusia hormon dihasilkan
oleh kelenjar yang tersebar dalam tubuh. Cara kerja hormon di dalam
tubuh tidak dapat diketahui secara cepat perubahannya, akan tetapi
memerlukan waktu yang lama. Tidak seperti sistem saraf yang cara
kerjanya dengan cepat dapat dilihat perubahannya. Hal ini karena
hormon yang dihasilkan akan langsung diedarkan oleh darah melalui
pembuluh darah, sehingga memerlukan waktu yang panjang.
Untuk dapat melakukan kegiaan dan dapat memberikan reaksi terhadap perubahan-
perubahan eksternal maupun internal diperlukan adanya koordinasi yang tepat di antara
kegiatan organ- organ tubuh. Dalam hal ini siste endokrin merupakan suatu sistem yang
dapat menjaga berlangsungnnya integrasi kegiatan organ tubuh. Hormon yang diahasilakan
oleh sistem endokrin ini memegang peranan yang sangat penting.

1
B. Rumusan Masalah
1.      Apa yang dimaksud dengan sistem hormon?
2.      Jelaskan jenis-jenis kelenjar hormon dan hormon yang dihasilkan!
3.      Jelaskan penyakit yang ditimbulkan akibat kelaianan hormon!

C. Tujuan Makalah
1. Mengetahui sistem hormon
2. Mengetahui jenis-jenis kelenjar hormon dan hormon yang dihasilkan
3. Mengetahui penyakit akibat kelainan hormon

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Sistem Hormon
Asal kata hormon dari bahasa Yunani yakni hormaen yang berarti
menggerakkan. Hormon merupakan suatu zat yang dihasilkan oleh
suatu bagian dalam tubuh. Organ yang berperan dalam sekresi hormon
dinamakan kelenjar endokrin. Disebut demikian karena hormon yang
disekresikan diedarkan ke seluruh tubuh oleh darah dan tanpa melewati
saluran khusus. Di pihak lain, terdapat pula kelenjar eksokrin yang
mengedarkan hasil sekresinya melalui saluran khusus. Hormon adalah
zat kimia dalam bentuk senyawa organic yang dihasilkan oleh kelenjar
endokrin. Hormon mengatur aktivitas seperti : metabolisme, reproduksi,
pertumbuhan, dan perkembangan. Hormon mengatur aktivitas seperti
metabolisme, reproduksi, pertumbuhan dan perkembangan. Pengaruh
hormon dapat terjadi dalam beberapa detik, hari, minggu, bulan, dan
bahkan beberapa tahun. Walaupun jumlah yang diperlukan sedikit,
namun keberadaan hormon dalam tubuh sangatlah penting. Ini dapat
diketahui dari fungsinya yang berperan antara lain dalam proses
pertumbuhan dan perkembangan tubuh, proses reproduksi,
metabolisme zat, dan lain sebagainya.

B. Jenis-Jenis Kelenjar Hormon dan Hormon yang Dihasilkan


1. Kelenjar Hipotalamus
Kelenjar hipotalamus terletak di bawah otak besar dan berperan
dalam koordinasi sistem saraf dan sistem endokrin dalam tubuh.
Pada kelenjar hipotalamus terdapat sel-sel khusus yang
menghasilkan hormone pelepas/pembebas dan hormone

3
penghambat. Hormon pelepas bekerja menggiatkan kelenjar hipofisis
untuk menghasilkan hormone, sedangkan hormone penghambat
bekerja dengan cara menghambat kelenjar hipofisis untuk
mensekresikan hormone. Contoh hormon pelepas antara lain TRH
(thyroid releasing hormone) dan GnRH (gonadotrofin releasing
hormone). TRH akan memacu pengeluaran TSH dikelenjar Tiroid,
sedangkan GnRH memacu kelenjar hipofisis anterior mengeluarkan
FSH (fiollicle stimulating hormone) dan LH (luteinizing hormone).

2. Kelenjar Hipofisis
Kelenjar hipofisis Kelenjar Hipofisis ini terletak pada lekukan
tulang selatursika di bagian tulang baji dan menghasilkan bermacam-
macam hormon yang mengatur kegiatan kelenjar lainnya. Oleh
karena itu kelenjar hipofisis disebut master gland. Kelenjar hipofisis
dibagi menjadi tiga bagian, yaitu:
a. Kelenjar anterior hipofisis
Kelenjar anterior hipofisis merupakan penghasil hormone
yang paling beragam dan memengaruhi bermacam-macam organ.
Hormone yang dihasilkan yaitu terdapat pada table dibawah ini:
N Hormon Fungsi
o.
1 Hormon Somatrotof Pertumbuhan sel dan anabolisme
protein
2 Hormon Tiroid (TSH) Mengontrol sekresi hormone oleh
kelenjar tiroid
3 Hormon Mengontrol sekresi beberapa
Adrenokortikotropik hormone oleh korteks adrenal
(ACTH)
4 Follicle Stimu a. Pada wanita : merangsang

4
perkembangan folikel pada
ovarium dan sekresi estrogen

lating Hormon (FSH) b. Pada testis : menstimulasi testis


untuk mengstimulasi sperma
5 Luteinizing hormone
a. Pada Wanita : bersama dengan
(LH) estrogen menstimulasi ovulasi dan
pembentukan progesterone oleh
korpus luteum

b. Pada pria : menstimulasi sel – sel


interstitial pada testis untuk
berkembang dan menghasilkan
testoteron
6 Prolaktin Membantu kelahiran dan
memelihara sekresi susu oleh
kelenjar susu

b. Kelenjar posterior hipofisis


Hormon yang dihasilkan yaitu:

N Hormon Fungsi
o.
1 Oksitosin Menstimulasi kontraksi otot polos
pada rahim wanita selama proses
melahirkan
2 Hormon ADH Menurunkan volume urine dan
meningkatkan tekanan darah dengan
cara menyempitkan pembuluh darah

c. Kelenjar intermediet hipofisis


Hormon yang dihasilkan yaitu:

5
N Hormon Fungsi
o.
1 Melanocyte Mempengaruhi warna kulit individu
stimulating hormon
(MSH)

3. Kelenjar gondok (kelenjar tiroid)


Kelenjar gondok merupakan Kelenjar yang terdapat di leher
bagian depan di sebelah bawah jakun dan terdiri dari dua buah lobus.
Kelenjar tiroid menghasilkan dua macam hormon yaitu tiroksin (T4)
dan Triiodontironin (T3). Hormon ini dibuat di folikel jaringan tiroid
dari asam amino (tiroksin) yang mengandung yodium. Yodium secara
aktif di akumulasi oleh kelenjar tiroid dari darah. Oleh sebab itu
kekurangan yodium dalam makanan dalam jangka waktu yang lama
mengakibatkan pembesaran kelenjar gondok hingga 15 kali.
Hormone yang dihasilkan yaitu:

N Hormon Fungsi
o.
1 Tiroksin Mengatur metabolisme, pertumbuhan,
perkembangan, dan kegiatan system
saraf
2. Triiodontironin Mengatur metabolisme, pertumbuhan,
perkembangan dan kegiatan sistem
saraf
3. Kalsitonin Menurunkan kadar kalsium dalam
darah dengan cara mempercepat
absorpsi kalsium oleh tulang.

6
4. Kelenjar anak gondok

Kelenjar Paratiroid (kelenjar anak gondok) terletak disetiap sisi


kelenjar tiroid yang terdapat di dalam leher, kelenjar ini berjumlah 4
buah yang bersusun berpasangan yang menghasilkan hormon pada
tiroksin. Masing-masing melekat pada bagian belakang kelenjar tiroid,
kelenjar ini menghasilkan hormon yang berfungsi “ mengatur kadar
kalsium dan fosfor di dalam tubuh “.

Fungsi umum kelenjar paratiroid adalah:


a.       mengatur metabilisme fosfor

b.      mengatur kadar kalsium darah

5. Kelenjar Timus

Kelenjar ini merupakan kelenjar yang mmenghasilkan hormone


timosin yang berfungsi untuk merangsang limfosi. Terletak di
sepanjang rongga trachea di rongga dada bagian atas. Timus
membesar sewaktu pubertas dan mengacil setelah dewasa. Kelenjar
ini merupakan kelenjar penimbunan hormon somatotrof atau hormon
pertumbuhan dan setelah dewasa tidak berfungsi lagi.

6. Kelenjar Langerhans (kelenjar Pankreas)

Kelenjar pankreas merupakan sekelompok sel yang terletak pada


pankreas, sehingga dikenal dengan pulau – pulau Langerhans.
Kelenjar pankreas menghasilkan hormon insulin dan glukagon. Insulin
mempermudah gerakan glukosa dari darah menuju ke sel – sel tubuh
menembus membrane sel. Di dalam otot glukosa dimetabolisasi dan
disimpan dalam bentuk cadangan. Di sel hati, insulin mempercepat
proses pembentukan glikogen (glikogenesis) dan pembentukan
lemak (lipogenesis). Kadar glukosa yang tinggi dalam darah
merupakan rangsangan untuk mensekresikan insulin. Sebaliknya
glukogen bekerja secara berlawanan terhadap insulin.

7
Peningkatan glukosa darah diatas titik pasang (sekitar
90mg/100ml pada manusia) merangsang pankreas untuk mensekresi
insulin, yang memicu sel – sel targetnya untuk mengambil kelebihan
glukosa dari darah. Ketika kelebihan itu telah dikeluarkan atau ketika
konsentrasi glukosa turun dibawah titik pasang, maka pancreas akan
merespons dengan cara mensekresikan glukagon, yang
mempengaruhi hati untuk menaikkan kadar glukosa darah.

7. Kelenjar anak ginjal

Kelenjar anak ginjal merupakan dua struktur kecil yang terletak di


atas ginjal dan dan banyak mengandung darah. Baik secara anatomi
maupun secara fungsional, kelenjar ini terdiiri atas dua bagian yang
berbeda. Bagian luar disebut korteks adrenal dan bagian dalam
disebut medulla adrenal. Berbentuk seperti bola atau topi terletak di
atas ginjal.

Hormon dari kelenjar anak ginjal dan fungsinya :

No Hormon Fungsi
.
1 Bagian korteks adrenal Mengontol metabolisme ion

a. Mineralokortikoid anorganik

b. Glukokortikoid Mengontrol metabolisme glukosa

2 Bagian Medula Adrenal Kedua hormon tersebut bekerja

Adrenalin (epinefrin) dan sama dalam hal berikut:


noradrenalin a.       dilatasi bronkiolus
b.       vasokonstriksi pada arteri
c.       vasodilatasi pembuluh darah
otak dan otot
d.      mengubah glikogen menjadi

8
glukosa dalam hati

e. gerak peristaltik

f. bersama insulin mengatur kadar


gula darah

8. Kelenjar kelamin
a. Ovarium

Merupakan kelenjar kelamin wanita yang berfungsi


menghasilkan sel telur, hormone estrogen dan hormone
progesterone. Sekresi estrogen dihasilkan oleh folikel de Graaf dan
dirangsang oleh FSH. Estrogen berfungsi menimbulkan dan
mempertahankan tanda – tanda kelamin sekunder pada wanita,
misalnya perkembangan pinggul, payudara, serta kulit menjadi
halus. Progesteron dihasilkan oleh korpus luteum dan dirangsang
oleh LH. Progesteron berfungsi mempersiapkan dinding uterus agar
dapat menerima sel telur yang sudah dibuahi.

b. Testis

Testis mensekresikan hormon testosterone yang berfungsi


merangsang pematangan sperma (spermatogenesisi) dan
pembentukan tanda – tanda kelamin pria, misalnya pertumbuhan
kumis, janggut, bulu dada, jakun, dan membesarnya suara. Sekresi
hormon tersebut dirangsang oleh ICTH yang dihasilkan oleh
hipofisis bagian anterior.

Sewaktu pubertas, hipofisis anterior memproduksi gonadotrofin,


yaitu hormone FSH dan LH. Sekresi kedua hormone ini dipengaruhi
oleh GnRF (Gonadotropin Releasing Factor) yang berasal dari
hipotalamus.

9
C. Macam macam penyakit akibat Kelainan Pada Sistem Hormon
1. Penyakit Addison

Terjadi karena sekresi yang berkurang dariglukokortikoid. Hal


ini dapat terjadi misalnya karena kelenjar adrenal terkena infeksi
atau oleh sebab autoimun. Gejala – gejalanya berupa :  

a. Berkurangnya volume dan tekanan darah karena turunnya


kadar Na+ dan volume air dari cairan tubuh.
b. Hipoglikemia dan turunnya daya tahan tubuh terhadap
stress, sehingga penderita mudah menjadi shock dan terjadi
kematian hanya karena stress kecil saja misalnya flu atau
kelaparan.
c.   Lesu mental dan fisik.

2.      Sindrom Cushing


Kumpulan gejala – gejala penyakit yang disebabkan oleh
sekresi berlebihan dari glukokortikoid seperti tumor adrenal dan
hipofisis. Juga dapat disebabkan oleh pemerian obat – obatan
kortikosteroid yang berlebihan.
Gejalanya berupa :
a.       Otot – otot mengecil dan menjadi lemah karena
katabolisme protein.
b.      Osteoporosis
c.       Luka yang sulit sembuh
d.      Gangguan mental misalnya euphoria (terasa segan)

3.      Sindrom Adrenogenital

10
Kelainan dimana terjadi kekurangan produksi glukokortikoid
yang biasanya akibat kekurangan enzim pembentuk glukokotikoid
pada kelenjar adrenal. Akibatnya kadar ACTH meningkat dan zona
retikularis dirangsang untuk mensekresi androgen yang
menyebabkan timbulnya tanda – tanda kelainan sekunder pria
pada seorang wanita yang disebut virilisme yang timbulnya
janggut dan distribusi rambut seperti pria, otot – otot tubuh seperti
pria, perubahan suara, payudara mengecil, klitoris membesar
seperti penis dan kadang – kadang kebotakan.
Pada pria di bawah umur timbul pubertas perkoks, yaitu
timbulnya tanda – tanda kelamin sekunder di bawah umur. Pada
pria dewasa gejala – gejala diatas tertutup oleh tanda – tanda
kelamin sekunder normal yang disebabkan oleh testosterone.
Tetapi bila timbul sekresi berlebihan dari estrogen dan
progesterone timbul tanda – tanda kelamin sekunder wanita
antara lain yaitu ginaekomastia (payudara membesar seperti pada
wanita).
4.      Peokromositoma
Tumor adrenal medulla yang menyebabkan hipersekresi
adrenalin dan noradrenalin dengan akibat sebagai berikut :
a.       Basa metabolisme meningkat
b.      Glukosa darah meningkat
c.       Jantung berdebar
d.      Tekanan darah meninggi
e.       Berkurangnya fungsi saluran pencernaan
f.       Keringat pada telapak tangan
Kesemuanya menyebabkan berat badan menurun dan
tubuh lemah. Pengobatanya melalu operasi. Pembengkakan dari
kelenjar tiroid yang menimbulkan pembenjolan pada leher bagian

11
depan. Penyebab struma antara lain peradangan, tumor ataupun
defisiensi yodium. Pada defisiensi yodium, struma terjadi karena
kadar T4 dan T3 menurun, kadar TASH meningkat, hal ini
menrangsang sel – sela folikel untuk hipertropi dan hyperplasia.

5.      Diabetes Mellitus


Diabetes Mellitus (DM) adalah penyakit yang disebabkan oleh
kalainan hormon yang mengakibatkan sel – sel dalam tubuh tidak
dapat menyerap glukosa dari darah. Penyakit ini timbul ketikda
dala darah tidak terdapat cukup insulin dalam darah. Pada kedua
hal tersebut, sel – sel tubuh tidak mendapat cukup glukosa
daridarah sehingga kekurangan energi dan akhirnya terjadi
pembakaran cadangan lemak dan protein tubuh. Sementara itu,
system pencernaan tetap dapat meyerap glukosa dari makanan
sehingga kadar glukosa dalam darah menjadi sangat tinggi dan
akhirnya diekskresi bersama urin. Penderita DM dapat meninggal
karena penyakit yang dideritanya atau karena komplikasi yang
ditimbulkan oleh penyakit ini, misalnya penyakit ginjal, gangguan
jantung dan gangguan saraf. DM terdapat dua macam tipe yaitu
DM Tipe I (insuline dependent) yaitu diabetes yang timbul akibat
dari kerusakan sel – sel beta pancreas karena infeksi virus atau
kerusakan gen. Gen adalah materi genetic yang membawa sifat –
sifat yang diturunkan. Diabetes tipe I biasanya timbul sebelum
penderita berusia 15 tahun. Penderita membutuhkan suplemen
insulin yang diberikan dengan cara penyuntikan.
DM tipe II timbul karena sel – sel tubuh tidak mampu bereaksi
terhadap indulin walaupun sel – sel beta pancreas memproduksi
cukup insulin. Penyakit ini bersifat mneurun dan merupakan akibat
kerusakan gen yang mengkode reseptor insulin pada sel. Biasanya

12
DM tipe II berasosiasi dengan kegemukan dan baru timbul setelah
penderita berusia 40 tauhn. Penyakit ini dapat dikontrol dengan
pengaturan konsumsi gula dan mengurangi berat badan. Selain itu
dianjurkan untuk mengurangi konsumsi lemak dan garam.
Bagaimana cara mendeteksi diabetes, gejala awal diabetes
ialah penderita merasa lemas, tidak bertenaga, ingin makan yang
manis, sering buang air kecil, dan mudah sekali merasa haus.
Kombinasi dari gejala – gejala di atas serta memiliki kerabat yang
juga menderita diabetes mengharuskan seseorang melakukan tes
toleransi glukosa. Pada tes toleransi glukosa diharuskan minum
larutan gula kemudian kadar glukosanya diukur pada tiap interval
waktu. Diabetes bukan satu – satunya penyakit yang ditimbulkan
oleh insulin. Bebrapa orang memiliki sel – sel beta pancreas yang
terlalu aktif sehingga mensekresi terlalu banyak insulin ketika
mengkonsumsi gula.
Sebagai akibatnya kadar glukosa dalam darah turun dibawah
normal. Kondisi ini disebut hipoglisemia, biasanya terjadi 2 – 4 jam
setelah makan, yang ditandai dengan rasa lapar, lemas,
berkeringat, dan gelisah. Pada beberapa kasus, otak tidak
mendapat cukup glukosa sehingga penderita dapat menjadi
pingsan, koma, bahkan meninggal. Hipoglisemia tidak lazim
ditemukan dan kebanyakan dapat dikontrol dengan meningkatkan
frekuensi makan yan glebih serind dan dalam jumlah kecil.
6.      Hipotiroidea
Keadaan dimana terjadi kekurangan hormone tiroid. Bila terjadi
pada masa bayi dan anak, hipotiroidea menimbulkan kretinisme
yaitu tubuh menjadi pendek karena pertumbuhan tulang dan otot
tersumbat, disertai kemunduran mental karena sel – sel otak
kurang berkembang.

13
Anak yang keratin memiliki muka bulat, perut buncit, leher
pendek, dan lidah yang besar. Kretinisme dapat diobati dengna
pemberian hormone tiroid asalkan tidak terlambat. Bila terjadi
pada orang dewasa, hipotiroidea menimbulkan miksedema. Gejala
– gejala berupa kulit tebal, muka bengkak, rambut kasar, mudah
gemuk, lemah, denyut jantung lambat, suhu tubuh rendah,
lamban secara fisik atau mental. Hipotiroid dapat terjadi bila
terdapat defisiensi yodium pada makanan. Hal ini dapat
dihindarkan dengan mengkonsumsi garam beryodium.

7.      Hipertiroidea
Keadaan dimana hormon tiroid disekresikan melebihi kadar
normal. Gejala – gejalanya berupa berat badan menurun,
gemetaran, berkeringat, nafsu makan besar, jantung berdebar dan
BMR maneingkatmelebihi 20 sampai 100.
Hipertiroidea paling sering terdapat pada penyakit Graves,
suatu penyakit auto imun dimana terbentuk antibody
(thyroid stimulating antibody, TSA6) terhadap reseptor TSH pada
sel –sel tiroid, mengaktifkan reseptor – reseptor. Ini, maka kadar
T4 dan T3 darah meninkat. Penyakit Graves juga disertai dengan
goiter (struma, pembengkakan kelenjar tiroid, dan penonjolan bola
mata (eksoptalmus) yang disebabkan oleh reaksi radang terhadap
imun kompleks pada otot bola mata eksternal dan jaringan sekitar
bola mata.

BAB III

14
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Asal kata hormon dari bahasa Yunani yakni hormaen yang berarti
menggerakkan. Hormon merupakan suatu zat yang dihasilkan oleh
suatu bagian dalam tubuh. Organ yang berperan dalam sekresi
hormon dinamakan kelenjar endokrin. Disebut demikian karena
hormon yang disekresikan diedarkan ke seluruh tubuh oleh darah
dan tanpa melewati saluran khusus.
2. Kelenjar hipotalamus, kelenjar hipofisis, kelenjar gondok (tiroid), kelenjar anak
gondok, kelenjar timus, kelenjar pangkreas, kelenjar anak ginjal, kelenjar kelamin.
3. Penyakit addinson, sindrom cushing, sindrom adrenogenital, peokromositoma,
diabetes mellitus, hipotiroidea, hipertiroidea.

4.1 Saran
Dengan adanya makalah ini aku harapkan para pembaca dapat mengetahui lebih
banyak lagi tentang Asam Nukleat guna menambah wawasan untuk pembelajaran.

15
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 7 April 2009. Sistem Hormon Manusia. Dunia BiologiAsyik. http://yusnia-
bio.blogspot.com/2009/03/sistem-hormon-manusia.html (Diakses 11 November
2019)
Anonim . Macam macam penyakit akibat Kelainan Pada Sistem Hormon. Smart clik.
http://www.g-excess.com/3976/macam-macam-penyakit-akibat-kelainan-pada-
sistem-hormon (Diakses 11 November 2019)
Poedjiadi, Anna. 2005.Dasar-dasar Biokimia.UI press.Jakarta

16

Anda mungkin juga menyukai