Anda di halaman 1dari 10

TUGAS MANDIRI

TERKAIT TENTANG “MELIPUT ATAU MENELUSURI NAMA-NAMA


LAIN DARI DAERAH, TEMPAT WISATA, DAN NAMA JALAN YANG
ADA DI PONTIANAK SECARA RINCI”

DISUSUN OLEH :

LUTHFY NURKHAFIL

22444386

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI ‘INDONESIA’


STIE “INDONESIA” PONTIANAK
PROGRAM STUDI S I MANAJEMEN
JURUSAN MANAJEMEN
TAHUN AKADEMIK 2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan
Rahmat dan karunia-Nya. Sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini guna
memenuhi tugas mandiri/individual. Adapun tema dari makalah ini adalah
“Menginput/mencari tau nama-nama wilayah di pontianak meliputi wisata,
nama jalan secara rinci”

Pada kesempatan ini saya mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya


kepada dosen mata kuliah Bahasa Indonesia yang telah memberikan tugas dan
kesempatan kepada saya atas berlangsungnya kelancaran dalam proses
pembuatan makalah ini.

Pada dasarnya saya hanyalah manusia biasa yang jauh dari kata sempurna. Dan
ini merupakan langkah yang baik dari studi sesungguhnya. Oleh karena itu,
keterbatasan waktu dan kemampuan saya, maka kritik dan saran yang
membangun senantiasa saya harapkan semoga makalah ini dapat berguna bagi
saya khusunya dan pihak lain yang berkepenting pada umumnya.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................

DAFTAR ISI......................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN.. ...............................................................................................


BAB I

PENDAHLUAN

1.1 Latar belakang

Bahasa Indonesia sangat penting peranannya bagi kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bemegara. Selain itu bahasa Indonesia juga memiliki peranan yang penting dalam dunia
pendidikan dan pengajaran. Hal ini dapat diamati dan dirasakan pada waktu kegiatan belajar-
mengajar. Maka dari itu pula pembahasan kali ini berkaitan dengan daerah yg berada di
indonesia, Kota Pontianak adalah ibu kota Provinsi Kalimantan Barat. Bagian dari sejarah
kota ini, oleh etnis Tionghoa, kota tersebut dikenal dengan nama Pinyin (Kundian).Kota
Pontianak dilalui Sungai Kapuas sungai terpanjang di Indonesia dan Sungai Landak yang
membelah kota yang dikenal dengan nama Kota Khatulistiwa.

Kota Pontianak sendiri didirikan oleh Syarif Abdurrahman pada 23 Oktober 1771. Pendirian
ini ditandai dengan pembukaan hutan di pertigaan Sungai Landak, Sungai Kapuas Kecil, dan
Sungai Kapuas Besar. Secara geografis, kota ini dilalui oleh dua sungai terbesar di Pulau
Kalimantan, yakni Sungai Kapuas dan Sungai Landak. Kedua sungai ini pun diabadikan
sebagai lambang Kota Pontianak. Tahun 1192 Hijriah, Syarif Abdurrahman Alkadrie
dinobatkan sebagai Sultan Pontianak Pertama. Letak pusat pemerintahan ditandai dengan
berdirinya Mesjid Raya Sultan Abdurrahman Alkadrie dan Istana Kadriyah, yang sekarang
terletak di Kelurahan Dalam Bugis Kecamatan Pontianak Timur. Kalimantan Barat
merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang memiliki beragam tempat wisata kota, alam,
sejarah dan budaya serta kuliner. Kekayaan beragam tempat wisata Indonesia memiliki iklim
tropis, salah satu negara yang melewati garis Khatulistiwa/Equator di dunia, dan memiliki
keanekaragaman etnis serta budaya yang patut kita banggakan.

Kota Pontianak juga dikenal sebagai salah satu kota wisata yang kaya akan lokal heritage
nya, Heritage memiliki banyak pengertian, Menurut UNESCO heritage mempunyai arti
sebagai warisan (budaya) masa lalu, apa yang saat ini dijalani manusia, dan apa yang
diteruskan kepada generasi mendatang. Dapat disimpulkan bahwa heritage adalah sesuatu
yang sebaiknya diestafetkan dari generasi ke generasi, umumnya karena dikonotasikan
mempunyai nilai sehingga patut dipertahankan atau dilestarikan keberadaannya. Akan tetapi
dalam hal ini kita bersama sama agar generasi penerus lebih peka terhadap kebudayaan di
kota Pontianak ini yang dimana agar menjadi salah satu daya tarik wisatawan dari dalam
maupun luar negeri. Tetapi walaupun begitu, hal utama yang sering dihadapi oleh para
wisatawan adalah kurangnya gambaran wisatawan yang akan berkunjung terhadap beberapa
heritage yang terdapat di Kota Pontianak, sebagaimana kita ketahui terkadang kurangnya
informasi bentuk bangunan heritage, lokasi bangunan heritage yang terbilang jauh dari pusat
kota, kurangnya informasi yang beredar terkait wisata atau nama tempat yang ingin kita
jumpai dan beberapa bangunan heritage yang telah termakan usia bahkan rusak. Hal inilah
yang menjadi dasar kurangnya gambaran wisatawan terhadap beberapa heritage.
1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat diambil rumusan masalah untuk kasus
ini adalah :

A. Meliput atau menulusri nama-nama lain dari daerah, tempat wisata, dan nama
jalan yang ada di pontianak secara rinci.
B. Bagaimana cara memperkenalkan tempat-tempat wisata yang terdapat di
Kota Pontianak melalui program promosi kepada masyarakat Indonesia?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah menghasilkan sebuah askes yg bisa didapatkan


masyarakat maupun wisatawan agar dapat mengetahui dan menjunjung nama-nama tempat
khususnya yg ada di Kota Pontianak agar masyarakat lebih peka terhadap kebudayaan dan
sejarah awal terciptanya berbagai bentuk iconic/heritage berupa tempa wisata, nama jalan,
dan terbentuknya sebutan awal nama kampung, ataupun bangunan.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini diharapkan nantinya dapat membantu pengguna untuk
mengetahui bentuk bangunan heritage-heritage yang terdapat di Kota Pontianak dalam bentuk
tiga dimensi (3D) yang ditampilkan dalam bentuk teknologi Augmented Reality (AR),
sehingga pengguna bisa mendapatkan gambaran bentuk bangunan heritage-heritage di kota
Pontianak. Dengan penelitian ini diharapkan dapat mengetahui bentuk sistem Pemerintahan
dan budaya yang ada di Daerah istimewa Kalimantan barat
1.5 Ruang lingkup

Ditinjau dari pokok-pokok permasalahan yang telah dirumuskan di atas, berikut ini akan
dikemukakan dan diuraikan ruang lingkup atau batasan permasalahan :

A. Mengingat banyaknya tempat-tempat wisata di Indonesia, maka penulis dalam


perancangan ini hanya akan membahas tempat-tempat wisata di Kota Pontianak sebagai
bahan kajian.

B. Dalam perancangan ini penulis bermaksud untuk mengangkat tempat-tempat wisata di


Kota --Pontianak melalui perancangan media promosi yang ditujukan kepada masyarakat
Indonesia bagian Barat.

C. Pembahasan masalah dibatasi pada pembuatan promosi wisata yang menarik bagi
masyarakat dewasa muda yang memiliki rentang usia 18-27 tahun. Tinggal di kota-kota besar
di Indonesia bagian Barat seperti Jakarta, Bandung, Jogjakarta sebagai target primer

SUMBER DAN TEKNIK PENGUMPULAN DATA

Teknik pengumpulan datan yang digunakan penulis adalah sebagai berikut :

A. Wawancara

Metode wawancara untuk mengetahui permasalahan terkait pariwisata atau narasumber dari dinas
terkait. Informan dalam perancangan ini adalah Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi
Kalimantan Barat.

B. Observasi/Survei

Observasi ke tempat-tempat wisata di Kota Pontianak menjadi salah satu teknik pengumpulan data
yang digunakan oleh penulis guna membantu dalam memperoleh data yang jelas dan akurat

C. Studi Pustaka

Metode ini digunakan untuk mencari data dan informasi dari buku dan situs yang dibutuhkan untuk
mendukung penulis dalam mengetahui lebih dalam lagi tentang tempat-tempat wisata di Kota
Pontianak. d. Kuesioner Metode kuesioner oleh 100 responden dipilih dengan maksud untuk
mengetahui respon dan kesan dari responden perihal tempat-tempat wisata di Kota Pontianak.
1. KAMPUNG BETING (JL TANJUNG PULAU)

Kampung ini dulu dijuluki “Texas from Pontianak”. Kemudian Kementrian Pekerjaan Umum
dan Perumahan Rakyat (PUPR) merubahnya menjadi waterfront city yang cantik. Presiden
Joko Widodo menyebut Kampung Beting terbaik dibanding tiga proyek waterfront lain yaitu
Kampung Sumber Jaya di Bengkulu, Kampung Tegalsari di Kota Tegal, dan Kampung
Tambak Lorok di Semarang.

Kampung ini punya elemen arsitektur berupa langgar (mushalla), kopol (dermaga), tiga
rumah besa (tempat musyawarah) dari tiga suku berbeda yang tinggal di wilayah itu, rumah
balai (elemen pemerintahan) dan makam. Elemen-elemen diatas dipandang sebagai satu
kesatuan sistem dan menjadi artefak dari cerminan karakter kebudayaan kampung tersebut.

Sebagian besar rumah di Kampung Beting adalah rumah di atas air yang dinamakan rumah
panggung dan rumah lanting. Rumah panggung terklasifikasi dalam tiga tipe rumah yang
sekaligus penunjuk ‘kasta’ atau kelas pemilik rumah. Tiga tipe rumah itu adalah tipe rumah
potong godang, tipe rumah potong kawat dan tipe rumah potong limas. Rumah potong limas
biasanya dimiliki oleh tokoh masyarakat yang terkait dengan keraton. Sedangkan rumah
lanting adalah rumah yang ditinggali rakyat jelata.

2. AWAL MULA JALAN JAWA YG MENJADI NAMA URAY BAWADI

Dulu, daerah tersebut dinamakan Kampung Darat, oleh kesultanan ditempatkanlah


masyarakat luar Kalimantan yang datang ke Pontianak, khusus masyarakat Jawa. Sehingga
daerah tersebut dinamakan Kampong. Di sana terdapat ruas jalan kecil, jalan tersebutlah yang
kini dinamakan Jalan Jawa.Tahun 1970, untuk menghilangkan kesan kesukuan maka nama
jalan ini diubah. "Karena dulu ada nama Jalan Kalimantan, Jalan Nusa Tenggara, Jalan
Sumatera, Jalan Sulawesi. Jadi untuk menghilangkan kesan kesukuan, diubahlah nama
tersebut," ujarnya. Nama Uray Bawadi dipilih karena Uray Bawadi adalah seorang pemuda
pejuang sekaligus pengusaha pelayaran dari Pemangkat, Kabupaten Sambas. Pada tahun
1945-1950 beliau aktif dalam gerakan-gerakan kemerdekaan secara politis, pergerakan
politisnya cukup gencar sejak tahun 1950-1970, setelah tahun 1970-1990 dia aktif di dunia
bisnis. Untuk mengenang ketokohannya maka namanya diabadikan menjadi nama jalan.

3. JALAN PODOMOROO MENJADI JALAN PUTRI CANDRAMIDI

Berdasarkan penjelasan Syafaruddin Usman, Podomoro merupakan sub masyarakat etnik


Jawa yang ada di Kampong Jawa di masa itu. Nama Jalan Podomoro kemudian diganti
menjadi Jalan Putri Candramidi untuk mengenang adanya tokoh legendaris dari Mempawah
Utin Candramidi, istri dari Sultan Syarif Abdurrahman.

4. JALAN BLKI MENJADI JALAN ABDURAHMAN SALEH

Dituturkan Syafaruddin Usman, dulunya di BLKI ada badan latihan kerja Indonesia semacam
training centre untuk pelatihan kerja bagi generasi muda. Di jalan tersebut belum ada nama,
nama Jalan BLKI sendiri bukanlah nama jalan yang ditetapkan secara resmi, maka
diabadikanlah nama Abdurahman Saleh di sana. Dia adalah seorang pahlawan nasional yang
merupakan pilot penerbang, yang gugur dalam penerbangan di Maguwo, ketika agresi militer
Belanda II tahun 1948, Abdurahman Saleh adalah seorang marsekal Madya angkatan udara
dan dia terkenal sebagai bapak radiologi Indonesia. Syafsruddin Usman mengatakan
penamaan Jalan Prof. Abdurahman Saleh menjadi menarik karena di BLKI juga ada pusat
latihan radiologi.

5. JALAN PENJARA JADI JALAN KH. WAHID HASYIM

Jalan Penjara digunakan sejak zaman Belanda, yaitu tahun 1930-an, namanya adalah Penjara
weg (jalan) karena tahun 1910-1911 dibangun rumah penjara di pojok Sungai Jawi yang
dinamakan dengan gertak tiga. Karena penjara dipindah ke Sungai Raya dan bekas penjara di
Jalan Penjara sudah jadi rumah sakit Santo Antonius, maka diabadikalah nama salah satu
tokoh yaitu Kiyai Haji Wahid Hasyim. Namun sampai sekarang masyarakat Pontianak,
terlebih kalangan tua masih sering menggunakan nama Jalan Penjara dibanding Jalan Wahid
Hasyim.

6. JALAN PALEM JADI JALAN MERDEKA

Zaman Belanda dulu nama Jalan Merdeka adalah Jalan Palem. Belanda menyebutnya Paleme
land. Syafaruddin Usman menjelaskan land itu adalah jalan besar, sementara weg jalan biasa,
dan weg street adalah jalan kecil. Jalan ini disebut Jalan Palem karena sepanjang jalan
tersebut dibangun dari ruas pohon palem dan pinang yang ditebang dan ditimbun secara
berkala ketika sudah lapuk. Untuk menyemangati semangat kemerdekaan, maka nama Jalan
Palem diganti Jalan Merdeka.

7. MASJID JAMI’ ATAU DIKENAL JUGA DENGAN NAMA MASJID SULTAN


SYARIF ABDURAHMAN

Pendiri masjid sekaligus pendiri Kota pontianak adalah Syarif Abdurahman Alqadrie. Ia
seorang keturunan Arab, anak Al Habib Husein, seorang penyebar agama Islam dari Jawa. Al
Habib Husein datang ke Kerajaan Matan pada 1733 Masehi. Al Habib Husein menikah
dengan putri Raja Matan (kini Kabupaten Ketapang) Sultan Kamaludin, bernama Nyai Tua.
Dari pernikahan itu lahirlah Syarif Abdurrahman Alkadrie, yang meneruskan jejak ayahnya
menyiarkan agama Islam.

Syarif Abdurrahman meninggal pada 1808 Masehi. Ia memiliki putera bernama Syarif
Usman. Saat ayahnya meninggal, Syarif Usman masih berusia kanak-kanak, sehingga belum
bisa meneruskan pemerintahan almarhum ayahnya. Maka pemerintahan sementara dipegang
anak yang lain dari Syarif Abdurrahman, bernama Syarif Kasim. Setelah Syarif Usman
dewasa, dia menjadi Sultan Pontianak, pada 1822 sampai dengan 1855 Masehi.
Pembangunan masjid kemudian dilanjutkan Syarif Usman, dan dinamakan sebagai Masjid
Abdurrahman, sebagai penghormatan dan untuk mengenang jasa-jasa ayahnya. Beberapa
ulama terkenal pernah mengajarkan agama Islam di masjid Jami' Sultan Abdurrahman.
Mereka di antaranya Muhammad al-Kadri, Habib Abdullah Zawawi, Syekh Zawawi, Syekh
Madani, H. Ismail Jabbar, dan H. Ismail Kelantan. Masjid Jami' Pontianak dapat menampung
sekitar 1.500 jamaah salat. Masjid akan penuh terisi jamaah salat, saat waktu salat Jumat dan
tarawih Ramadan. Pada sisi kiri pintu masuk masjid, terdapat pasar ikan tradisional. Di
belakangnya merupakan permukiman padat penduduk Kampung Beting, kelurahan Dalam
Bugis dan di bagian depan masjid, yang juga menghadap ke barat, terbentang

8. JALAN MT HARYONO DIKENAL JUGA DENGAN JALAN MUJAHIDIN


Awal mula terciptanya sebutan untuk jalan mujahidin adalah dikarenakan, iconic atau
heritage area sekitar jalan mt haryono berupa Masjid Raya Mujahidin. Masjid Raya
Mujahidin berada di Pontianak sudah ada sejak zaman dahulu pada era presiden Soekarno,
dirinya juga merupakan tokoh publik yang berperan dalam pembukaan masjid tersebut untuk
yang pertama kalinya pada tahun 1938 zulkaidah tepatnya tanggal 20 sedangkan pada tahun
masehi yaitu sekitar tanggal 23 Oktober 1978.

9. JALAN GST. SITUT MAHMUD YANG BIASA DIKENAL DENGAN


SIANTAN

Siantan adalah sebutan warga setempat untuk kecamatan Pontianak Utara, Pontianak.
Disebut demikian karena Pontianak Utara terbagi atas 4 kelurahan yang masing-masing
kelurahan berawalan nama Siantan, yakni: Siantan Utara, Siantan Hilir, Siantan Tengah, dan
Siantan Hulu. Pemukiman Siantan dulu didirikan oleh Lo Fong Pak, sebuah tempat
persinggahan sebelum ke Mandor, Kabupaten Landak, di situlah dia menambang emas. Sian
sendiri bermakna marga dan Tan di sini maksudnya adalah marga Tan. Sehingga bisa
disimpulkan, bahwa penamaan Kampung Siantan berdasarkan marga kelompok etnis Cina
pertama yang membuka kampung tersebut.

10. JL JOHAR, SUNGAI BANGKONG WEG DISEBUT JUGA GANG MAS


RONO

11. LAPANGAN BOLA KEBON SAJOEK YANG DISEBUT PSP

Lapangan sepak bola Kebon Sajoek atau yang akrab disebut PSP, pernah dijadikan markas
stadion atau kandang Persatuan Sepakbola Pontianak (PSP), yang kini lebih berubah nama
menjadi Persipon. Di kawasan ini juga menjadi pusat belanja oleh-oleh khas Kalimantan
Barat, seperti suvenir, jajanan lidah buaya, keripik keladi, batik motif melayu dan dayak,
miniatur rumah betang dan tugu khatulistiwa, serta Mandau, senjata khas suku Dayak.
Kawasan ini ternyata memiliki nilai sejarah yang penting, karena tempat ini merupakan
tempat di mana bendera merah putih secara resmi dikibarkan untuk pertama kalinya di
Kalimantan Barat, yakni pada 23 Oktober 1945.

Anda mungkin juga menyukai