Anda di halaman 1dari 30

PROPOSAL PENELITIAN

PENGEMBANGAN POTENSI WISATAT BUDAYA DI DUSUN SAMBAGEK


SUKADANANA KECAMATAN BAYAN

Disusun Oleh:

ADI PURNA IRAWAN

20101045

PROGAM STUDI S1 PARIWISATA KELAS 6B


SEKOLAH TINGGI PARIWISATA MATARAM
2022-2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan atas kehadiran tuhan yang maha esa karna berkat dan

rahmat nya penulis dapat menyelesaikan usulan proposal penelitian ‘Persepsi Masyarakat

Terhadap Destinasi Honeymoon Di Gili Trawangan Kabupaten Lombok Utara’. Proposal

Penelitian ini di susun sebagai melengkapi syarat dalam mencapai gelar strata satu (S1)

pariwisata.

Penlulis menyadari dalam penyusunan usulan proposal penelitian ini tidak akan selesai

tanpa ada nya bantuan dari berbagai pihak. Karena itu pada kesempatan ini penulis ingin

mengucapkan terima kasih yang sebesar besar nya kepada :

1. Ketua sekolah tinggi pariwisata mataram bapak Dr. Halus Mandala, M. Hum

2. Orang tua dan saudara penulis atas doa, bimbingan, dukungan serta kasih sayang

yang di berikan selama ini

3. Sahabat dan teman dekat saya yang selalu membantu dan menyemangati

4. Keluarga besar Sekolah Tinggi Pariwisata Mataram (STP) khusus nya teman teman

seperjuangan penulis di S1 Pariwisata atas semua semangat dan kerjasamanya.


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………………………………………………………………..

BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................................

1.1 Konteks Penelitian.......................................................................................................................

1.2 Fokus Penelitian...........................................................................................................................

1.3 Tujuan Penelitian.........................................................................................................................

1.4 Manfaat Penelitian.......................................................................................................................

BAB II KERANGKA TEORI DANKONSEP…………………………………………………...

2.1 Penelitian Terdahulu yang Relevan.............................................................................................

2.2 landasanTeori...............................................................................................................................

2.2.1 pengembangan pariwisata…………………………………………………………….

2.2.2 pariwisata budaya……………………………………………………………………..

2.2.3 potensi wisata…………………………………………………………………………

BAB III METODE PENELITIAN……………………………………………………………….

3.1 Rancangan Penelitian...................................................................................................................

3.2 Lokasi Penelitian..........................................................................................................................

3.3 Penentuan Informan.....................................................................................................................

3.4 Jenis dan Sumber Data.................................................................................................................

3.5 Instrumen Penelitian....................................................................................................................

3.6 Teknik Pengumpulan Data...........................................................................................................

3.7 Teknik Analisis Data....................................................................................................................


DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Konteks penelitian

Pariwisata dipandang sebagai sektor penting dalam pengembangan ekonomi

dunia. Jika sektor pariwisata berkembang atau mundur maka akan banyak negara

yang terpengaruh secara ekonomi. Kegiatan pariwisata merupakan kegiatan yang

sifatnya sesentara, dilakukan secara suka rela tanpa paksaan untuk menikmati

objek dan atraksi wisata.

Dalam perkembangan pariwisata maka akan menjadi

salah satu sumber pendapatan Negara Pariwisata dijadikan fokus koordinasi

karena pariwisata merupakan penyumbang devisa terbesar setelah ekspor migas,

disamping juga mampu berperan penting dalam penyerapan kesempatan kerja dan

pemberdayaan usaha mikro dalam jumlah yang tinggi pada daerah-daerah tujuan

wisata maupun daerah-daerah lain penghasil produk daerah wisata (1 Gde Pitana,

2011 dalam Moh Ardi Akbar 2018: 1).

Berdasarkan Undang-Undang No. 10 Tahun 2009 Tentang Kepariwisataan

menjelaskan bahwa Kepariwisataan merupakan bagian integral dari pembangunan

nasional yang dilakukan secara sistematis, terencana, terpadu, berkelanjutan, dan

bertanggung jawab dengan tetap memberikan perlindungan terhadap nilai-nilai

agama, budaya yang hidup dalam masyarakat, kelestarian dan mutu lingkungan

hidup, serta kepentingan nasional. Pembangunan kepariwisataan diperlukan untuk


mendorong pemerataan kesempatan berusaha dan memperoleh manfaat serta

mampu menghadapi tantangan perubahan kehidupan lokal, nasional, dan global.

Wisata budaya merupakan salah satu objek wisata yang bisa dikembangkan guna

meningkatkan sektor ekonomi.

Menurut Damardjati dalam Pumbadi (2010:121) winata budaya adalah gerak

atau kegiatan wisata yang dirangsang oleh adanya objek-objek wisata berwujud

hasil-hasil seni budaya setempat, seperti adat istiadat, upacar-upacara, agama, tata

hidup masyarakat setempat, peninggalan-peninggalan sejarah, hasil-hasil seni,

kerajinan rakyat dan lain sebagainya. Di dunia internasional, Indonesia juga

terkenal dengan potensi pariwisatanya yang beraneka ragam Mulai dari wisata

alam seperti pantai, air tejun, pegunungan, dan wiata budaya yang masih kental

dengan adat budaya dari berbagai macam suku, budaya yang ada di daerah

Indonesia. Salah satu daerah objek wisata Indonesia yang memiliki potensi wisata

sangat besar adalah Pulau Lombok Lombok merupakan salah satu pulau di

Indonesia yaitu provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), di pulau ini banyak sekali

objek wisata yang sangat menarik, eksotis, dan mempoesona untuk dikunjungi.

Diantara keanekaragaman wisata yang ada di Pulau Lombok, salah satu potensi

wisata yang ada di Lombok yang masih belum tergali dengan baik yang berada di

Kabupaten Lombok Utara yaitu Dusun Adat Sembagek yang berada di Desa

Sukadana Kecamatan Bayan.


Dusun Sembagek berada di desa Sukadana Kecamatan Bayan Kabupaten

Lombok Utara Dusu adat Sembagek merupakan salah satu kampung yang

memiliki potensi budaya yang sangat unik dan masih mempertahankan sisi

tradisionalnya. Tidak ada akses listrik, tidak ada gadget, maupun barang-barang

mewah modern lainnya, atau belum terjamahkan oleh moderenisasi.

Masuk ke kampung ini perlu melewati hutan dengan jalan tanah dan batu, pohon tus yang

berusia puluhan tahun, dengan akar yang menjulur skan menyambut para

pengunjung di depan kampung ini.masuk lebih dalam, akan ada masjid tradisional

dengan simbol ayam diatasnya, yang menjadi ciri khas dari masjid Sembark

Rumah-rumah disusun dengan rapi dan berundak, serta beberapa hewan ternak

milik warga terlihat dibelakang kampung

Dusun Sembagek merupakan salah satu desa wisata budaya yang masih

mempertahankan kebudayaan Suku Sasak, tradisi lokal, pedesaan yang masih

alami lengkap dengan bangunan adat, serta warisan leluhur yang terus dijaga dan

dikembangkan sampai saat ini oleh masyarakat Sembagek, menjadikan

keistimewaan dan nilai lebih pariwisata bagi dusun Sembagek yang patut di

pertahankan dan di kembangkan. Sembagek dapat disebut sebagai desa Wisata

Budaya karena dusun Sembagek menawarkan kegiatan wisata yang menekankan

pada unsur kebudayaan yang ada di Suku Sasak dan bentuk wisata aktif yang

melibatkan wisatawan berhubungan langsung dengan masyarakat Sembagek

dengan menonjolkan kesenian dan kebudayaan sebagai daya tarik wisata di Dusun Sembagek.
Masyarakat di Sembagek hidup sangat bersahaja dan menyatu dengan alam

dan sangat melestarikan budaya adat di daerah tersebut sehingga, pengunjung

yang mengunjungi kampung sembagek, dilarang untuk mengambil foto maupun

video, kecuali atas seiizin kepala dusun. Kemudian harus ditemani oleh

masyarakat lokal atau tertua adat sebagai guide. Hal tersebut guna

mempertahankan keaslian dan orisinilitas dari kampung ini.

Objek yang dapat dinikmati di dusun Adat Sembagek tersebut adalah

Rumah adat yang dikelilingi oleh pepohonan besar dan dibatasi oleh

masjid bersimbol ayam distasnya yang digunakan pada acara-acar besar seperti

menyambut Maulid Nabi, Idul Fitri Dan beberapa atraksi yang dapat dinikmati

wisatawan ketika berkunjung ke dun Sembagek seperti Merajek/Selametan

yang dilakukan setahun sekali pada bulan roah, Namein/Mengayu ayu yang

dilakukan tigakali setahun, perisaian dan main gasing.Berdasarkan uraian di atas

maka peneliti melakukan penelitian dengan judul "Pengembangan. Potemi

Destinasi Wisata Budaya Di Dusun Sembagek Desa Sukadana Kecamatan Bayan

Kabupaten Lombok Utara"

1.2 Fokus penelitian

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat dirumuskan

permasalahan yaitu bagaimanakah pengembangan potensi destinasi wisata budaya

di dusun Sembagek Desa Sukadana Kecamatan Bayan?


1.3 TujuanPenelitian

Sementara itu, dari rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini

ialah untuk menjelaskan bagaimana pengembangan potensi destinasi wisata

budaya di desa Sukadana Kecamatan Bayan.

1.4 Manfaat Penelitian

a. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan mampu dijadikan joka k

mengembangkan ilmu pengetahuan tentang pentingnya masyarakat dalam

mengembangkan pariwisata di suatu daerah..

b. Manfaat Praktis:

1. Bagi Desa

Hasil penelitian ini diharapkan mampu dijadikan sebagai dasar membuat

kebijakan oleh desa dalam pengembangan potensi wisata yang ada di DesaSukadana.

2. Bagi Peneliti

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi peneliti lebih lanjut dalam lingkup
yang lebih luas.

3. Bagi Masyarakat dan Pemerintah

Hasil penelitian ini mampu memacu warga untuk berpartisipasi aktif dalam

pengembangan potensi wisata di Desa Sukadana.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kajian Hasil Penelitian Terdahulu

Penelitian yang memiliki hubungan tentang bagaimana cara masyarakat

paham dengan pentingnya perkembangan pariwisata sebelumnya telah dilakukan

sebagai berikut :

1. Peneliti pertama Nutralip, dkk (2021) dengan judul "strategi pengembangan

Desa Wisata Senaru Lombok Utara" menunjukkan bahwa di Desa Senaru

memiliki potensi pengembangan Desa Wisata antara lain; seperti air terjun dunia.

memiliki pemandangan alam yang indah seperti hamparan sawah, gunung rinjani,

dan pegunungan, memiliki area perkebunan yang biasa dijadikan tempat wisata,

ketersediaan sarana dan prasarana yang telah memadai seperti gazebo, mushola,

kamar mandi umum, sarana parkir, dan camping ground. Sedangkan untuk atraksi

wisata antara lain; Atraksi panoram walk, mengujungi air terjun, menonton

prisaian dan gendang beleg serta tarian tarian tradisional khas Bayan. Alternatif

strategi pengembangan desa wisata senaru di masa yang akan datang antara lain:

memanfaatkan peluang dari pemerintah untuk mengelola sumber daya yang ada,

meningkatkan kualitas SDM yang tinggi untuk daya saing dalam mengembangkan

desa wisata senaru, menggencarkan promosi untuk menarik wisatawan,

menggarap potensi yang ada sesuai dengan permintaan tren pariwisata saat ini

terutama untuk kegiatan desa wisata, merawat, memperbaiki maupun membangun


sarana dan prasarana yang belum memadai, memberikan pendidikan

kepariwisataan untuk masyarakat sekitar objek wisata, membangun hubungankerjasama dengan


pihak-pihak swasta, meningkatkan pengawasan dalam

pengelolaan desa wisata, dan meningkatkan keterlibatan masyarakat sekitar dalam

memaksimalkan kepariwisataan di desa wisata senaru, membuat regulasi yang

kuat sehingga mampu membuat desa wisata berkelanjutan dan mengurangi

persaingan yang tidak sehat, membuat website desa khusus untuk menelola dan

mempromosikan desa wisata senaaru yang di kelola oleh pokdarwis di bawah

naungan bumdes

Persamaan dan perbedaan peneliti pertama: Penelitian ni memiliki

kesamaan pada tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui pengembangan dan

sama-sama menggunakan pendekatan kualitatif. Sedangkan perbedaannya ialah

pada penelitian Nutralip objek kajiannya yaitu Strategi Pengembangan Wisata

studi pada desa Senaru Lombok Utara sedangkan peneliti mengkaji tentang

Pengembangan Potensi Budaya studi pada dusun Sembangek desa Sukadana

Lombok Utara.

2. Peneliti kedua adalah Kanom (20015) dengan judul "Strategi

Pengembangan Kuta Lombok Sebagai Destinasi Pariwisata Berkelanjutan".

Potensi Kuta Lombok sebagai destinasi pariwisata berkelanjutan terdiri dari

potensi alam dan potensi sosial budaya. Faktor-faktor yang menjadi kendala

antara lain kurangnya sumber daya manusia yang memadai, pengelolaan destinasi
membahas tentang strategi pengembangan Kuta Lombok sebagai destinasi

pariwisata berkelanjutan. Tujuannya adalah mengidentifikasi dan menganalisis

pariwisata, kurangnya kesadaran masyarakat dalam.

Hasil dari penelitian ini potensi, hambatan, dan merumuskan strategi dan program. menerapkan
teori perencanaan dan teori daur hidup kawasan wisata. Pengumpulan data dilakukan

dengan observasi, wawancara mendalam, dan studi dokumentasi. Data dianalisis

dengan metode deskriptif kualitatif.

Persamaan dan perbedaan peneliti kedua: penelitian ni memiliki kesamaan

pada tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui pengembangan dan sama-sama

menggunakan pendekatan kualitatif. Sedangkan perbedaannya ialah pada

penelitian Anom Kanom objek kajiannya yaitu Strategi Pengembangan Pariwisata

Berkelanjutan studi pada Kuta Lombok sedangkan peneliti mengkaji tentang

Pengembangan Potensi Budaya studi pada dusun Sembaagek desa Sukadana

Lombok Utara.

3. Peneliti ke tiga Riska Silaturropiqoh (2021) dengan judul "Analisis

Dampak Pengembangan Terhadap Kesejahteraan Ekonomi Masyarakat Sekitar

Objek Wisata Sambang Park Desa Giri Mulyo Kecamatan Jogorogo Kabupaten

Ngawi". Penelitian ini menggunakan penelitian pendekatan kualitatif, jenis

penelitian ini adalah penelitian lapangan, data yang diperoleh melalui wawancara

iyalah dengan adanya pengembangan Serambang Park berdampak pada

peningkatan pendapatan yang diperoleh masyarakat melalui berkembangnya


pariwisata Srambang Park dapat meningkatkan pendidikan di Desa Giri Mulyo

Kecamatan Jogorogo Kabupaten Ngawi

Persamaan dan Perbedaan: penelitian ini memiliki kesamaan pada tujuan

penelitian yaitu untuk mengetahui pengembangan Pariwisata dan sama sama

mengunakan pendekatan kualitatif. Sedangkan perbedaanya ialah pada SkripRiska fokus pada
pengembangan ekonomi masyarakat sedangkan penelitiada

pengembangan potensi destinasi budaya.

Pengembangan Pariwisata Pantai Pink Terhadap Peningkatan Ekonomi

Pratama (2020) melakukan penelitian tentang Analisis Dampak

Masyarakat Tanjung Luar Kecamatan Keruak Kabupaten Lombok Timur.

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriftif-kualitatif. Temuan:

Mengetahui dampak pengemangan pariwisata Pantai Ping terhadap

peningkatan ekonomi masyarakat. Dampak pengembangan pariwisata Pantai Ping

terhadap sosial budaya masyarakat Tanjung Luar. Persamaan dan

Perbedaan penelitian ini memiliki kesamaan pada tujuan penelitian yaitu untuk

mengetahui dampak pengembangan destinasi wisata dan

sama-sama menggunakan metode kualitatif. Sedangkan perbedaanya ialah pada Skripsi Anga

Septiana, objek kajiannya, yaitu wisata Pantai Ping yang mengkaji peningkatan

ekonomi dan sosial budaya masyarakat Desa Tanjung Luar.Sedangkan penelitian

penulis objeknya ialah wisata budaya yang fokus terhadap pengembangan

destnasi wisata budaya Dusun Adat Sembagek.


2.2 Kajian Teori

Wisata adalah kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh seseorang atau

sekelompok orang dengan mengunjungi tempat tertentu untuk tujuan rekreasi,

pengembangan pribadi, atau mempelajari keunikan daya tarik wisata yang

dikunjungi dalam jangka waktu sementara. Pariwisata adalah berbagai macam

kegiatan wisata dan didukung berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan oleh masyarakat,
pengusaha,pemerintah,daerah.

Kepariwisataan adalah keseluruhan kegiatan yang terkait dengan pariwisata dan

bersifat multidimensi serta multidisiplin yang muncul sebagai wujud kebutuhan

setiap orang dan negara serta interaksi antara wisatawan dan masyarakat setempat,

sesama wisatawan, Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan pengusaha (Pendit, 2003 dalam
Pratama, 2020: 10).

Pada hakekatnya berpariwisata adalah suatu proses bepergian sementara

dari seorang atau lebih menuju tempat lain di luar tempat tinggalnya. Dorongan

bepergiannya adalah karena berbagai kepentingan, baik karena kepentingan

ekonomi, sosial, kebudayaan, politik, agama, kesehatan maupun kepentingan lain

seperti karena sekedar ingin tahu, menambah pengalaman ataupun untuk belajar.

Wisata alam merupakan bentuk dari kegiatan wisata yang memanfaatkan potensi

sumber daya alam dan tata lingkungan biasanya orang dapat melakukan berbagai

macam kegiatan seperti rekreasi, pendidikan, penelitian, kebudayaan dan cinta

alam di dalam objek wisata tersebut. Kawasan wisata alam merupakan kawasan

dengan beberapa ciri khas tertentu baik di darat maupun di perairan, wisata pantai
merupakan salah satu jenis wisata alam yang berkaitan dengan perairan

sebagaimana penjelasan Suwantoro (dalam Pratama, 2020: 11).

Menurut Sastrayuda (2010:6-7) dalam perencanaan pengembangan

meliputi beberapa pendekatan diantaranya: Pendekatan Participatory Planning,

dimana seluruh unsur yang terlibat dalam perencanaan dan pengembangan

kawasan objek wisata di ikut sertakan baik secara teoritis maupun praktis.

2003 dalam Pratama, 2020: 10).

Pada hakekatnya berpariwisata adalah suatu proses bepergian sementara

dari seorang atau lebih menuju tempat lain di luar tempat tinggalnya. Dorongan

bepergiannya adalah karena berbagai kepentingan, baik karena kepentingan

ekonomi, sosial, kebudayaan, politik, agama, kesehatan maupun kepentingan lain

seperti karena sekedar ingin tahu, menambah pengalaman ataupun untuk belajar.

Wisata alam merupakan bentuk dari kegiatan wisata yang memanfaatkan potensi

sumber daya alam dan tata lingkungan biasanya orang dapat melakukan berbagai

macam kegiatan seperti rekreasi, pendidikan, penelitian, kebudayaan dan cinta

alam di dalam objek wisata tersebut. Kawasan wisata alam merupakan kawasan

dengan beberapa ciri khas tertentu baik di darat maupun di perairan, wisata pantai

merupakan salah satu jenis wisata alam yang berkaitan dengan perairan

sebagaimana penjelasan Suwantoro (dalam Pratama, 2020: 11).

Menurut Sastrayuda (2010:6-7) dalam perencanaan pengembangan

meliputi beberapa pendekatan diantaranya: Pendekatan Participatory Planning,


dimana seluruh unsur yang terlibat dalam perencanaan dan pengembangan

kawasan objek wisata di ikut sertakan baik secara teoritis maupun praktis.

Pendekatan potensi dan karakteristik ketersediaan produk budaya yang dapat

mendukung keberlanjutan pengelolaan kawasan objek wisata.

Pemberdayaan masyarakat, adalah memberikan kesempatan kepada

masyarakat untuk mengembangkan kemampuannya agar tercapai kemampuan

baik yang bersifat pribadi maupun kelompok. Pendekatan kewilayahan, factor

keterkaitan antar wilayah merupakan kegiatan penting yang dapat memberikan

potensinya sebagai bagian yang harus dimiliki dan diseimbangkan secara

berencana.

Pendekatan optimalisasi potensi, dalam optimalisasi potensi yang ada di

suatu desa seperti perkembangan potensi kebudayaan masih jarang disentuh atau

digunakan sebagai bagian dari indicator keberhasilan pengembangan. Berdasarkan

potensi dan peluang yang ada, maka pengembangan pariwisata perlu dilakukan

secara berkelanjutan guna kepentingan masa yang akan dating untuk melindungi

sumber daya dari efek-efek pengembangan yang mungkin menyebabkan

gangguan kultural dan social karena tujuan dari pengembangan adalah untuk

meningkatkan pertumbuhan ekonomi dengan pemberdayaan sumberdaya yang

telahada.
2.2.1 Pengembangan Pariwisata

Menurut Baretto dan Giantari (2015:34) Pengembangan Pariwisata adalah

suatu ausaha untuk mengembangkan atau memajukan objek wisata agar, objek

wisata tersebut lebih baik dan lebih menarik ditinjau dari segi tempat maupun

benda-benda yang ada didalamnya untuk dapat menarik minat wisatawan untuk

berkunjung.

Pengembangan merupakan suatu proses, cara, perbuatan menjadikan sesuatu

menjadi lebih baik, maju, sempurna dan berguna (Alwi Hasan dkk, 2005:269).

Pengembangan merupakan suatu peroses/aktipitas memajukan sesuatu yang

dianggap perlu untuk ditata sedemikian rupa dengan memajukan atau memelihara

yang sudah berkembang agar menjadi lebih menarikdan berkembang.

Pengembangan pariwisata yaitu usaha untuk meningkatkan atau melengkapi

fasilitas dan pelayanan yang dibutuhkan oleh para wisatawan agar merasa

nyaman saat berada di tempat wisata.

Menurut Yeoti dalam sekeripsi Riska Silaturropiqoh (2021: 25),

pengembangan adalah usaha atau cara untuk memajukan serta mengembang

sesuatu yang sudah ada. Pengembangan pariwisata pada daerah tujuan wisata

akan selalu di perhitungkan dengan keuntungan dan manfaat bagi masyarakat yang ada
disekitarnya.

Pengembangan pariwisata menjadi pilihan penting bagi suatu negara atau

daerah karena multiefek yang ditimbulkan oleh kegiatan pariwista, pertumbuhan


ekonomi merupakan dampak utama yang dicirikan oleh terbentuknya lapangan

pekerjaan, stimulasi investasi sehingga berkembang produk wisata baik barang

maupun jasa sehingga terus berkembang. Marpuang mengatakan pengembangan

pariwisata tidak terlepas dari adanya daya tarik sampai adanya jenis

pengembangan yang ditunjukan oleh adanya penyediaan fasilitas dan aksebilitas.

Objek daya tarik wisata sangat erat hubungannya dengan trevel motivation dan

trevel fashion.

1. Dampak Pengembangan Pariwisata

Menurut ekonomi makro dalam sekeripsi Riska Silaturropiqoh (2021 27).

pariwisata dapat memberikan dampak positif yaitu:

Dapat menciptakan kesempatan usaha, dengan adanya wisatawan maka

dibutuhkan pelayanan untuk memenuhi kebutuhan (need), keinginan (want)

ataupun ekspetasi wisatawan tersersebut.

b. Meningkatkan kesempatan kerja, dengan adanya destinasi wisata maka

diperlukan tenaga sumber daya manusia (SDM) dalam proses pengelolaannya,

selain itu pembangunan fasilitas pendukung pariwisata seperti perhotelan, biro

perjalana dan lain sebagainya juga membutuhkan tenaga kerja atau karwayan.

c. Dapat meningkatkan pendapatan dan meratakan pendapatan masyarakat

d. Mendorong peningkatan di sector pariwisata maupun jumlah investasi

sector ekonomi lainnya, seperti pembangunan penginapan


e. Meningkatkan pendapatan nasional atau GDB dari pajak pemerintah dan badan usaha milik
pemerintah

2.2.2 Pariwisata Budaya

Menurut Damardjati (dalam Pambudi 2010:121), wisata Budaya adalah

gerak atau kegiatan wisata yang dirangsang oleh adanya objek-objek wisata

berwujud hasil-hasil seni budaya setempat, seperti adat istiadat, upacar-upacara,

agama, tata hidup masyarakat setempat, peninggalan-peninggalan sejarah, hasil-

hasil seni, kerajinan rakyat dan lain sebagainya. Menurut Pendit dalam Sari

(2010:38),

Wisata budaya adalah perjalanan yang bertujuan mempelajari objek-objek

yang berwujud kebiasaaan rakyat, adat istiadat, tata cara hidup, budaya dan seni

atau kegiatan yang bermotif sejarah. Menurut Edward Burnett Tylor, kebudayaan

merupakan keseluruhan yang kompleks, yang di dalamnya terkandung

pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan

kemampuan-kemampuan lain yang didapat seseorang sebagai anggota

masyarakat.

Menurut Andreas Eppink, kebudayaan mengandung keseluruhan pengertian

nilai sosial,norma sosial, ilmu pengetahuan serta keseluruhan struktur-struktur

sosial, religius, dan lain-lain tambahan lagi segala pernyataan intelektual, dan

artistic yang menjadi ciri khas suatu masyarakat. Berdasarkan pengertian diatas,

wisata budaya adalah salah satu jenis wisata yang menjadi alas an wisatawan
berkunjung ke satu tempat. Secara umum, wisata budaya merupakan

perjalananyang bertujuan untuk memuaskan rasa ingin tahu mengenai adat

istiadat, keunikan daerah, budaya, dan sejarah suatu daerah.

2.2.3 Potensi Wisata

Berdasarkan Kamus Bahasa Indonesia pengertian Potensi adalah

"kemampuan yang mempunyai kemungkinan untuk dikembangkan atau sesuatu

yang dapat menjadi aktual" (Yose Rizal SM,1994: 308). Potensi ekowisata

adalah kemampuan yang mempunyai kemungkinan untuk dapat dikembangkan

karena mempunyai daya tarik untuk dikunjungi dari sebuah obyek wisata alam.

Potensi pariwisata juga bisa berarti obyek atau atraksi wisata yang

memungkinkan untuk dipublikasikan, dipasarkan, dikelola serta dikembangkan.

menjadi sebuah tempat peristirahatan atau bersenang-senang dalam sementara

waktu (recreation) dan dapat diambil manfaat dari obyek tersebut (Cholil, 2002:.

Menurut UU No. 10 Tahun 2009 disebutkan bahwa kepariwisataan

merupakan bagian integral dari pembangunan nasional yang dilakukan secara

sisteematis, terencana, terpadu, berkelanjutan, bertanggung jawab dengan tetap

memberikan perlindungan terhadap nilai-nilai agama, budaya yang hidup dalam

masarakat, kelestarian dan mutu lingkungan hidup, serta kepentingan nasional,

Potensi wisata menurut Mariottidalam Yoeti (1983:160-162) dalam (Made

Bayu 2012:20)adalah segala sesuatu yang terdapat di daerah tujuan wisata,

merupakan daya tarik yang dapat menarik minat orang-orang untuk berkunjung ke
tempat tersebut. Sukardi (1998:67), juga mengungkapkan pengertian yang sama

mengenai potensi wisata, sebagai segala yang dimiliki sebagai segala sesuatu

yang dimiliki oleh daya tarik wisata dan berguna untuk membangun industri

pariwisata di daerah tersebut. Yang dimaksud dengan potensi wisata adalah

sesuatu yang dapat dikembangkan menjadi daya tariksebuah objek wisata.

Menurut Sujati dalam Amdani, (2008:17) adalah potensi wisata sebagai

kemampuan dalam suatu wilayah yang mungkin dapat di mamfaatkan untuk

pembanguna, seperti alam, manusia serta hasil karya manusia itu sendiri. Potensi

wisata adalah suatu kemampuan yang dimiliki suatu daerah untuk dijadikan

daerah tujuan wisata karena memiliki kemenarikan dan keunikan tersendiri.


BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Rencangan penelitian

Metodologi penelitian adalah pendekatan sistematis yang bertujuan untuk membuktikan

objek penelitian untuk mencapai kebenaran suatu masalah melalui cara ilmiah, sehingga

memperoleh hasil obyektif yang dapat divalidasi. Penelitian ini menggunakan metodologi

deskriptif dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Sugiyono (2010: 9) mengemukakan

bahwa penelitian kualitatif adalah jenis penelitian yang instrumen utamanya adalah peneliti

sendiri, teknik pengumpulan data dilakukan melalui kombinasi metode, dan analisis data

dilakukan secara induktif.

Pendekatan kualitatif adalah metodologi penelitian yang bertujuan untuk memahami

fenomena pengalaman subjek penelitian, seperti perilaku, persepsi, minat, motivasi, dan tindakan

mereka, melalui bahasa deskriptif dan ekspresi verbal. Studi ini menggunakan metodologi

kualitatif untuk mengumpulkan data yang komprehensif mengenai Pengembangan Potensi

Wisata Di Desa Samaguna Sebagai Salah Satu Desa Baru Di Kabupaten Lombok Utara

3.2 Lokasi Penelitian

Penelitian ini bertempat di Dusun Sembagek Desa Sukadana Kecamatan

Bayan Lombok Utara. lokasi ini di sebapkan karena memiliki potensi wisata

seperti yang telah diuraikan pada latar belakang masalah sehingga menarik

peneliti untuk melakukan penelitian, untuk sampai ke Dusun Sembagek Desa

Sukadana dapat melalui jalur Lombok Timur maupun Lombok Barat, kalapun

jarak tempuhnya sangat jauh contohnya dari mataram menuju dusun sembagek
desa sukadana perlu memakan perjalan sekitar 2 jam perjalanan, namu begitu

sampai di gang pertama kita sudah di sambut dengan jalan yang sangat unik

dengan berbagai jenis pepohonan besar, dengan akar yang sangat besar dan

menjalar ke berbagai macam di dekat jalan menuju ke desa sukadana ini dan

masih banyak lagi. Desa Sukadana termasuk salah satu desa wisata yang ada di

Kecamatan Bayan Kabupaten Lombok Utara yang memiliki beberapa potensi

wisata diantaranya:

1. Potensi wisata budaya seperti, Pesta Adat begawe Aru, Bisuk

Beras, Roah tahunan.

2. Potensi wisata buatan seperti: Peresean, Gansing.

Upacara Agama dan masih banyak lainya.

Jarak temmpuh dari Kota Mataram Ke Desa Sembagek sekitaran 2 jam

perjalanan. Dan melewati beberapa kecamatan yang ada di lombok utara

diantaranya: Kecamatan Pemenang, Kecamatan Tanjung, Kecamatan Ganggadan

kecamatan Katangan. Dalam menuju desa Sembagek akan tidak merasa jenuh

dalam perjalanan tesebut karena di sekitar jalan yang di lalui untuk menuju ke

lokasi wisata ini masih berupa kawasa yang asri. Selain itu pemandangan indah

sepanjang pantai yang ada dijalur senggigi juga akan turut memanjakan mata

selama menempuh perjalanan.


3.3 Penentuan informan

Informan penelitian ini dipilih melalui penggunaan teknik purposive sampling. Sugiyono

(2012: 85) berpendapat bahwa purposive sampling melibatkan pemilihan sumber data yang

disengaja berdasarkan pertimbangan tertentu. Peneliti menggunakan metodologi ini karena

sampel tertentu mungkin tidak memiliki kategori yang sesuai dengan fenomena yang sedang

diselidiki. Untuk mendapatkan data yang diperlukan, peneliti melakukan pencarian informan di

antara beberapa responden. Adapun individu yang akan berpartisipasi sebagai informan dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Ketan pokdaris dusun sembagek desa sukadana.


2. Ketua kelompok pemuda dusun sembagek desa sukadana.
3. Ketua tokoh adat dusun sembagek desa vokadana
4. Ketua tokoh agama dusun adat Sembagek desa Sukadana
5. Kepala dusun adat Sembagek desa Sukadana
6. masyarakat lokal dusun Sembagek desa Sukadana yang akan secara langsung

3.4 Jenis dan sumber data

1. Data primer

Data primer mengacu pada informasi yang dikumpulkan secara langsung melalui

wawancara yang dilakukan di lapangan. Informan untuk penelitian ini dipilih melalui

purposive sampling, yang melibatkan identifikasi individu yang memiliki pengetahuan

dan pemahaman yang luas tentang materi pelajaran yang sedang diselidiki, dan dianggap

sebagai sumber data yang dapat dipercaya. (Sutopo, 2002: 56). Dalam hal ini data yang

diperoleh secara langsung dari wawancara dengan informan dan observasi lapangan

terkait dengan Pengembangan Potensi Wisata Di Desa Samaguna Sebagai Salah Satu

Desa Baru Di Kabupaten Lombok Utara


2. Data sekunder

Data sekunder yaitu data yang diperoleh dari atau berasal dari bahan kepustakaan.

Dalam penelitian ini, peneliti mengumpulkan data melalui buku-buku, dokumen

pendukung yang terkait dengan masalah penelitian.

3.5 Instrument penilitian

Informan adalah orang yang biasa memberikan informasi tentang situai

dan kondisi latar penelitian. Adapun teknik penentuan informan dalam penelitian

ini menggunakan teknik purpoive sampling, yaitu teknik pengambilan sample

didasarkan atas tujuan tertentu artinya orang yang dipilih betul-betul memiliki

kriteria sebagai sample (Sugiono, 2011). Informan ini di butuhkan untuk

mengetahui kondisi yang seswai dengan keadaan potensi wisata di desa sukadana.

Teknik yang digunakan dalam pemilihan informasi menggunakan

purposive sampling artinya teknik penentuan sumber data mempetimbangkan

terlebih dahulu, bukan di acak, artinya menentukan informan sesuai dengan

kriteria terpilih yang relevan dengan memilah penelitian (Burhan, 2007).

Dalam penelitian ini peneliti langsung turun kelapangan yaitu dusun

Sembagek desa Sukadana kecamatan Bayan Kabupaten Lombok Utara untuk

mencari sumber data, dengan bentuk observasi membuat instrument observasi

antaralain adalah:

A. Alat dan Perlengkapan

Adapun alat-alat perlengkapan yang dipersiapkan sebagai berikut:

1. Alat tulis buku dan polpen


2. alat rekam dan foto (handhpone)

B. Pedoman Wawancara

Berikut ini beberapa pertanyaan yang menjadi pedoman peneliti melakukan observasi
wawancara di lapangan

1. Bagaimana Pengembangan Potensi Wisata Budaya Dusun Adat Sembagek

Desa Sukadana Kecamatan Bayan Kabupaten Lombok Utara

2. Bagaimana Potensi Wisata Dusun Adat Sembagek Desa Sukadana Kecamatan

Bayan Kabupaten Lombok Utara.

.3.6 Teknik Pengumpulam Data

Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data yang digunakan adalah

observasi, wawancara dan dokumentasi. Dari ketiga teknik pengumpulan data

tersebut dapat di uraikan sebagai berikut:

1. Wawancara

Wawancara adalah teknik pengumpulan data dengan cara pertemuan dua

orang yang bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab yang dilakukan oleh

pewawancara dengan responden untuk memperoleh informasi yang digunakan(Sugyono, 2013


dalam Pratama 2020: 32).

adapun kisi-kisi wawancara tidak terstrukur pada penelitian ini bukan

berupa daftar pertanyaan, akan tetapi hanya berupa poin-poin pokok yang akan

ditanyakan pada informan dan dikembangkan pada saat wawancara berlangsung.

Hal ini dimaksudkan agar proses wawancara berlangsung secara alami dan

mendalam seperti yang diharapkan dalam penelitian kualitatif.


2. Observasi

Pratama (2020: 31) Observasi merupakan metode pengumpulan data

melalui amatan visual dengan menggunakan panca indra. Kemampuan melakukan

observasi merupakan keterampilan tinggi yang banyak memerlukan latihan. Unsur

terpenting dalam observasi adalah mempertahankan objektivitas penilaian.

Mencatat hasil observasi secara khusus tentang apa yang dilihat, dirasa, didengar,

dicium (Usman, 2009). Observasi adalah suatu penilaian secara sistematis

menggunakan kemampuan indera manusia. Pengamatan dilakukan pada saat

terjadi aktifitas budaya dan wawancara secara mendalam (Endraswara, 2006).

Dalam penelitian ini peneliti datang langsung dan melihat keadaan di

lapangan yaitu diDusun Sembagek Desa Sukadana Kecamatan Bayan. Dalam

observasi peneliti dapat mencatat, atau memperoleh data secara langsung. Hasil

observasi diharapkan melengkapi data penelitian dan memperkuat keakuratan data

penelitian.

3. Dokumentasi

Dalam Pelaksanaan metode dokumentasi peneliti melakukan penyelidikan

mengenai hal-hal atau variabel yang di perlukan dalam dalam penelitian, baik

berupa catatan, buku, surat kabar, majalah, prasasti, agenda dan sebagainya

(Suharsimi dkk, 2001). Kemudian dalam penelitian ini, metode dokumentasi

digunakan peneliti untuk mendapatkan data-data yang berkaitan dengan

permasalahan yang diteliti, yang didapatkan baik dari data-data desa sukadana
tentang jumlah masarakat dusun sembagek desa sukadana, fropesi masarakat

dusun sembagek,aktivitas pertanian masarakat dusun sembagek dan kawasan atau

area pertanian di dusun sembagek baik dalam bentuk catatan, poto, buku dan lain

sebagainya

3.7 Teknik analisis data

Dalam rencana penelitian ini peneliti melakukan analisis data deskeftif-

kualitatif dengan cara memberikan gambaran tentang mendeskripsikan dan

menganalisis pengembangan Potensi Wisata di Dusun Sembagek Desa Sukadana

Kecamatan Bayan. Penelitian ini menggunakan data kualitatif maka hasil analisis

data bersifat deskriftif. Analisis data adalah proses mencari dan menyusun

secarasistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara dan observasi.

Menurut (Sugiyono, 2012: 142) dalam bukunya yaitu analisis data dalam

penelitian kualitatif dilakukan pada saat pengumpulan data berlangsung

dansetelah pengumpulan data dalam periode tertentu. Ada tiga langkah dalam

melakukan analisis data yaitu diuraikan sebagai berikut:

1. Reduksi Data

Data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya cukup banyak untuk itu maka

perlu dicatat secara teliti dan rinci perlu segera dilakukan analisis data melalui

reduksi data. Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok,

memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya. Peneliti

mereduksi data dengan memilih data-data hasil wawancara, observasi dan


dokumentasi (Mulyana 2006 dalam Pratama 2020:35).

2. Penyajian Data

Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah menyajikan data

dalam penelitian kualitatif. Penyajian data dapat dilakukan dalam bentuk uraian

singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart dan sejenisnya. Akan tetapi

dalam penelitian kualitatif menyajikan data dengan teks yang bersifat naratif

(Pratama 2020: 39)

3. Conclusion drawing/verification (Penarikan kesimpulan dan verfikasi)

Langkah selanjutnya dalam analisis data kulitatif adalah penarikan

kesimpulan dan verfikasi. Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersipat

sementara dan akan berubah bila tidak di temukan bukti-bukti yang kuat

mendukung pada pada tahap pengumpulan data berikutnya.


DAFTAR PUSTAKA

Anomkanom (2015). Strategi Pengembangan Kuta Lombok Sebagai Destinasi

Pariwisata erkelanjutan. Jurnal Master Pariwisata (Jumpa), Issn 2502-8022,

Vol.1 No. 2

Barreto, Mrio dan Ketut Giantari (2015:34)+ Setrategi Pengembangan Objek

Wisata Air Panas Di Desa Marobo, Kabupaten Bobonaro Timor Leste, E-

Jurnal Ekonomi Dan Bisnis Universitas Udayana Bali Vol.4:11.20114

Menurut Pratama (2020) melakukan penelitian tentang Analisis Dampak

Pengembangan Pariwisata Pantai Pink Terhadap Peningkatan Ekonomi

Masyarakat Tanjung Luar Kecamatan Keruak Kabupaten Lombok Timur

Nutralip. N.. Susanty, S., Kurniansah, R., & Suteja, I. (2021). Strategi

Pengembangan Desa Wisata Senaru Lombok Utara Journal Of Responsible

Tourism, 1(2), 43-54.

Riska Silaturropiqoh (2021). Analisis Dampak Pengembangan Terhadap

Kesejahteraan Ekonomi Masyarakat Sekitar Objek Wisata Sambang Park

Desa Giri Mulyo Kecamatan Jogorogo Kabupaten Ngawi,

Riska Silaturropiqoh (2021), Analisis Dampak Pengembangan Terhadap

Kesejahteraan Ekonomi Masyarakat Sekitar Objek Wisata Sambang Park

Desa Giri Mulyo Kecamatan Jogorogo Kabupaten Ngawi

Sugiono, (2009). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Anda mungkin juga menyukai