Anda di halaman 1dari 16

Analisis Dampak Desa Wisata Terhadap Kehidupan Ekonomi dan Sosial-Budaya

Masyarakat Desa Panglipuran,Kabupaten Bangli,Bali

Diajukan untuk memenuhi UTS mata kuliah Penelitian Pendidikan IPS

Disusun oleh:

Muhammad Abdurrasyid
1904401

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL


FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat
dan hidayah-Nya kepada kami sehingga peneliti berhasil menyelesaikan proposal ini dengan
tepat waktu. Proposal ini berjudul “Analisis Dampak Desa Wisata Terhadap Kehidupan
Ekonomi dan Sosial-Budaya Masyarakat Desa Panglipuran,Kabupaten Bangli,Bali”.

Penulisan proposal ini diajukan untuk memenuhi salah satu syarat tugas pada mata
kuliah proposal penelitian pendidikan ilmu pengetahuan sosial. Peneliti menyadari bahwa
dalam penulisan proposal ini tidak luput dari kekurangan dan keterbatasan, baik dari
substansi maupun tata bahasanya. Oleh karena itu, peneliti berharap adanya masukan berupa
saran dan kritik membangun yang dapat dijadikan bahan perbaikan karya ilmiah ini serta
sebagai motivasi penulis untuk meningkatkan kemampuan di kemudian hari.

Akhir kata, peneliti sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta
dalam penyusunan proposal ini. Semoga Allah SWT selalui meridhoi segala usaha kita semua
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………………………………………………………………..…ii

DAFTAR ISI...............................................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN............................................................................................................................1

1.1 Latar Belakang Masalah..................................................................................................................1

1.2 Perumusan Masalah.........................................................................................................................3

1.3 Batasan Masalah..............................................................................................................................3

1.4 Tujuan penelitian..............................................................................................................................3

1.5 Manfaat Penelitian...........................................................................................................................4

1.6 Sistematika Penelitian......................................................................................................................4

BAB II KAJIAN TEORI............................................................................................................................6

A. Kajian Teori.............................................................................................................................................6

1.1 Pengertian Pariwisata............................................................................................................................6

1.2 Wisatawan..............................................................................................................................................7

1.3 Wisata....................................................................................................................................................7

2.1 Desa........................................................................................................................................................8

2.1 Desa Wisata............................................................................................................................................9

2.3 Dampak Desa Wisata........................................................................................................................9

B. Penelitian terdahulu.......................................................................................................................10

C. Kerangka Berfikir...........................................................................................................................12

BAB III METODOLOGI PENELITIAN……………………………………………………………...14

1. Bentuk Penelitian............................................................................................................................14

2. Lokasi Penelitian............................................................................................................................14

3. Teknik Pengumpulan Data.............................................................................................................15


4. Analisis Data..........................................................................................................................................16

Daftar Pustaka...........................................................................................................................................16
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pada hakikatnya manusia adalah makhluk sosial, punya naluri untuk berhubungan dan
berkomunikasi dengan orang lain. Dalam peradaban modern seperti saat ini, pesatnya
arus informasi, perkembangan teknologi dan komunikasi, ilmu pengetahuan dan seni
menyebabkan orang tergerak untuk melakukan perjalanan wisata keluar daerahnya
bahkan keluar negaranya.

Provinsi Bali terletak di antara Provinsi timur dan Provinsi Nusa Tenggara
Barat . Ibukota provinsinya ialah Denpasar yang terletak di bagian selatan pulau ini.
Mayoritas penduduk Bali adalah pemeluk agama Hindu. Di dunia, Bali terkenal
sebagai tujuan pariwisata dengan keunikan berbagai budaya, adat stiadat, kesenian
dalam berbagai jenis dan beraneka ragam dan dikenal dengan sebutan Pulau Dewata
dan Pulau Seribu Pura.

Provinsi Bali dengan potensi budaya yang dimiliki telah dijadikan salah satu
daerah pariwisata di Indonesia. Terkait dengan pengembangan potensi di daerah,
Pemerintah Kabupaten Bangli sebagai salah satu kabupaten di Provinsi Bali
mengeluarkan kebijakan berupa Surat Keputusan Bupati Kepala Daerah Tingkat II
Bangli Nomor 115 Tahun 1993 tentang Penetapan Objek-Objek wisata Daerah
Kabupaten Bangli. Salah satu desa yang ditetapkan menjadi objek wisata adalah Desa
Penglipuran. Desa Penglipuran adalah sebuah pedesaan di Kecamatan Bangli,
Kabupaten Bangli yang memiliki potensi alam, budaya serta adat istiadat sebagai
atraksi menarik dan telah dikembangkan menjadi Desa Wisata. Desa Wisata
merupakan jenis pariwisata dimana sekelompok kecil wisatawan tinggal dalam atau
dekat dengan suasana tradisional, sering di desa- desa yang terpencil dan belajar
tentang kehidupan pedesaan dan lingkungan setempat (Inskeep, 1991).
Desa Wisata dikelola oleh masyarakat desa itu sendiri dan mengajak para
wisatawan untuk tinggal menginap dan merasakan langsung kehidupan masyarakat
desa, menikmati aktivitas masyarakat sehari-hari seperti bertani dan bercocok tanam,
Beribadah hingga memakan makanan yang biasa dikonsumsi oleh masyarakat desa.
Dengan adanya pariwisata di Desa Penglipuran tentu memberikan dampak terhadap
perubahan aspek sosial-budaya serta ekonomi baik itu dampak positif maupun
dampak negatif.
Desa Penglipuran merupakan salah satu desa Bali Aga yang dimiliki Provinsi
Bali. Menurut Reuter (2005:18), Desa Bali Aga merupakan suatu wilayah yang
terletak di daerah pegunungan dan didiami oleh kelompok etnis minoritas. Ciri-ciri
desa Bali Aga antara lain adalah kehidupan komunal atau kebersamaan, susunan
pengurus ulu apad, dan adanya konsep luan teben (Dwijendra, 2009: 9). Sistem Ulu
Apad yang dianut masyarakat Penglipuran bersifat komunal dalam satu kelompok
besar dan mengedepankan demokrasi terpimpin namun tetap dengan prinsip
profesionalitas. Hampir sebagian persoalan diselesaikan oleh pejabat Ulu Apad secara
lisan dengan mengedepankan adat.
Ari Prasetya (2008) dalam studinya yang menyebutkan bahwa perkembangan
industri pariwisata mempunyai dampak besar bagi perekonomian suatu wilayah, antar
lainpemerataan kesempatan kerja, peningkatan pendapatan masyarakat, pendapatan
daerah dari sektor pajak yang dapat digunakan untuk membangun dan
mengembangkan objek-objek tersebut.
Ketika Desa Penglipuran menjadi desa wisata yang mulai dikunjungi oleh
wisatawan, terjadi interaksi antara masyarakat setempat dengan wisatawan,
terlebih wisatawan yang berasal dari mancanegara yang bersifat multikultural. Hal
tersebut memberikan pengaruh sosial dan budaya bagi Masyarakat Penglipuran
sebagai penduduk asli setempat. Pengaruh yang dirasakan masyarakat tersebut dapat
berupa pengaruh positif maupun pengaruh negatif. Pengaruh positif yang terjadi
berupa adanya perluasan kesempatan kerja, motivasi kegiatan berjenis kesenian, dan
perluasan wawasan sosio-kultural masyarakat (Bello et al. 2017). Selanjutnya Bello
juga menjelaskan bahwa pengaruh negatif yang terjadi berupa peningkatan kepadatan
penduduk, peningkatan kejahatan, pengenalan bahasa dan nilai baru, perubahan
perilaku dan gaya hidup, dan bahkan masuknya pekerja migran untuk dipekerjakan di
industri pariwisata.

Penelitian ini penting karena peneliti akan mengkaji yang sebenarnya. Dengan
menjadikan Desa Panglipuran menjadi Desa Wisata, Apa saja dampak Ekonomi dan
sosial budaya yang terjadi di masyarakat Desa Panglipuran dana akan berdampak
positif atau negatif bagi masyarakat. Penelitiakan mencoba membandingkan dari segi
ekonomi dan kehidupan sosial-budaya penduduk setempat.

Penelitian ini penting karena peneliti akan mengkaji yang sebenarnya. Dengan
menjadikan Desa Panglipuran menjadi Desa Wisata, Apa saja dampak Ekonomi dan
sosial budaya yang terjadi di masyarakat Desa Panglipuran dana akan berdampak
positif atau negatif bagi masyarakat. Penelitiakan mencoba membandingkan dari segi
ekonomi dan kehidupan sosial-budaya penduduk setempat.
Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti tertarik untuk mengetahui lebih dalam
apabila menjadikan Desa Panglipuran menjadi Desa Wisata, Apa saja dampak
Ekonomi dan sosial budaya yang terjadi di masyarakat Desa Panglipuran dana akan
berdampak positif atau negatif bagi masyarakat. Maka dalam penelitian ini, peneliti
mengangkat judul “Analisis Dampak Desa Wisata Terhadap Kehidupan
Ekonomi dan Sosial-Budaya Masyarakat Desa Panglipuran,Kabupaten
Bangli,Bali”.

1.2 Perumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas, maka dapat
dirumuskan masalah sebagai berikut :

1. Bagaimana latar belakang Desa Wisata Panglipuran ?


2. Bagaimana dampak Desa Wisata Panglipuran dari segi ekonomi dan kehidupan
sosial masyarakat Desa ?
3. Apakah dampak desa wisata dari segi ekonomi dan sosial berdampak positif
ataupun negatif bagi masyarakat ?

1.3 Batasan Masalah


Batasan Masalah Dalam penelitian ini masalah dibatasi pada sejauh manakah
keberhasilan suatu desa wisata terhadap kesejahteraan perekonomian masyarakat
setempat serta apa saja dampaknya dalam bidang sosial-budaya masyarakat Desa.

1.4 Tujuan penelitian


Sejalan dengan Rumusan masalah maka Tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui bagaimana latar belakang Desa Wisata Panglipuran, lalu apa saja dampak
Desa Wisata Panglipuran dari segi ekonomi dan kehidupan sosial masyarakat,serta
bersifat positif ataupun negatif Desa wisata dalam masyarakat Desa Panglipuran .

1.5 Manfaat Penelitian

Manfaat Teoritis
 Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk Menambah
pengetahuan dan wawasan ilmiah tentang ilmu sosial pada umumnya dan
tentang latar belakang Desa Wisata Panglipuran Pada khususnya.
 Menjadi bahan rujukan dan referensi untuk penelitian-penelitian yang relevan
di masa yang akan datang.

Manfaat Praktis
 Hasil penelitian ini diharapkan menyumbangkan pemikiran dampak Desa
Wisata dalam berbagai bidang

1.6 Sistematika Penelitian


Sistematika dalam penelitian ini, disusun sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN
Bab ini berisi tentang Latar Belakang, Rumusan Masalah, Batasan Masalah, Tujuan
Penelitian, Kegunaan Penelitian.

BAB II KAJIAN PUSTAKA


Bab ini berisi Kajian Teori yang memuat, Perilaku yang mencangkup: Pengertian
Pariwisata , Wisatawan, Wisata, Desa, Desa Wisata, Dampak Desa Wisata, Penelitian
Terdahulu, Kerangka Berfikir dan Asumsi Penelitian.

BAB III METODE PENELITIAN


Bab ini menjelaskan mengenai metode pengumpulan data, metode pengolahan data,
waktu dan tempat penelitian, dan prosedur analisis data.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN


Pada bab ini berisi analisis mengenai hasil pengolahan data dan pembahasan
mengenai Dampak Desa Wisata Panglipuran Terhadap Kehidupan Ekonomi
dan Sosial-Budaya Masyarakat Desa Panglipuran,Kabupaten Bangli,Bali

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN


Pada bab ini berisi kesimpulan dan saran dari hasil penelitian.

Daftar Pustaka: yaitu referensi-referensi yang peneliti gunakan selama proses penelitian
berlangsung. Lampiran-lampiran, berisi tentang dokumen atau data yang didapat selama
penelitian dilaksanakan.
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Kajian Teori
1.1 Pengertian Pariwisata
Pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata yang didukung oleh
berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha,
pemerintah dan pemerintah daerah (Undang-Undang Kepariwisataan No.10 tahun
2009). Jika dipandang dari segi akademis pariwisata didefinisikan sebagai studi yang
mempelajari perjalanan manusia keluar dari lingkunganya, termasuk industri yang
merespon kebutuhan manusia yang melakukan suatu perjalanan. Lebih jauh lagi
pariwisata mempelajari dampak yang ditimbulkan oleh pelaku perjalanan maupun
industri terhadap lingkungan sosial budaya, ekonomi, maupun lingkungan fisik
setempat menurut IGB dan Mahadewi (2012).

Pariwisata merupakan perjalanan dari suatu tempat ke tempat lain yang


bersifat sementara dilakukan secara kelompok atau perorangan sebagai usaha untuk
mencari keseimbangan atau keserasian dan kebahagiaan dengan lingkungan hidup
dalam dimensi sosial, budaya, alam, dan ilmu (Spillance, 1997). Dalam Undang-
Undang Nomor 10 tahun 2009 menyebutkan pariwisata adalah segala yang berkaitan
dengan wisata, termasuk pengusaha obyek, dan daya tarik wisata serta yang berkaitan
dengan penyelenggaraan pariwisata.

Menurut UNWTO (Edgel, dkk, 2008:1) wisatawan adalah pengunjung


sementara yang sekurang-kurangnya dari 24 jam di Negara yang dikunjungi, dimana
tujuan berkunjungannya adalah untuk rekreasi, berlibur, kesehatan, belajar, tujuan
keagamaan atau olahraga, bisnis, urusan keluarga, dan pertemuan.

Keseluruhan kegiatan dunia usaha dan masyarakat yang ditujukan untuk menata
kebutuhan perjalanan dan persinggahan wisatawan. Menuru Soekadji (1996:86),
terdapat tiga potensi Kepariwisataan, yaitu :
1. Modal dan potensi alam,
2. Modal dan potensi Kebudayaan,
3. Modal dan potensi manusia
Melihat beberapa pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa pariwisata
merupakan kegiatan yang dilakukan orang atau kelompok dengan melakukan
perjalanan yang berpindah dari tempat tinggal ke tempat lain dan tinggal dalam kurun
waktu yang tidak lama dengan tujuan bersenang-senang, bisnis, dan tujuan lainnya.
Kata kunci dari pengertian ini adalah berpindah, melakukan perjalanan, bersenang-
senang dan menetap dalam kurun waktu yang tidak lama.

1.2 Wisatawan
Wisatawan (tourist) yaitu Seseorang atau sekelompok orang yang melakukan
suatu perjalanan wisata. Jika lama tinggalnya sekurang-kurangnya 24 jam didaerah
atau negara yang dikunjungi. Apabila mereka tinggal di daerah atau negara dengan
waktu kurang dari 24 jam maka mereka disebut pelancong (excursionist). Menurut
Nyoman (2003:14), wisatwan adalah “orang yang melakukan kegiatan wisata atau orang
yang melakukan perjalanan untuk sementara waktu ke tempat atau daerah yang sama sekali
masih asing baginya”. Menurut Yoeti jenis dan macam wisatawan, yaitu :
a. Wisatwan asing
b. Domestic foreign tourist
c. Destic Tourist
d. Indigeneous Tourist
e. Transit Tourist
f. Bussines Tourist
Dari penjelasan tersebut , dapat dikatakan bahwasanya asal wisatawan yang
melakukan wisata di indonesia terdapat dua kelompok, yaitu wisatawan domestik
(warga negara indonesia) dan wisatawan asing (warga negara asing).

1.3 Wisata
Menurut Undang-undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan Bab
1 Pasal 1 dinyatakan bahwa wisata adalah :
“Kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang dengan
mengunjungi tempat tertentu untuk tujuan rekreasi, pengembangan pribadi, atau
mempelajari keunikan daya tarik wisata yang dikunjungi dalam jangka waktu
sementara”. Wisata berdasarkan jenis-jenisnya dapat dibagi kedalam dua kategori,
yaitu:
A. Wisata Alam, yang terdiri dari:
1. Wisata pantai (Marine tourism), merupakan kegiatan wisata yang ditunjang
oleh sarana dan prasarana untuk berenang, memancing, menyelam, dan olahraga
air lainnya, termasuk sarana dan prasarana akomodasi, serta makan dan minum.
2. Wisata Etnik (Etnik tourism), merupakan perjalanan untuk mengamati
perwujudan kebudayaan dan gaya hidup masyarakat yang dianggap menarik.
3. Wisata Cagar Alam (Ecotourism), merupakan wisata yang banyak dikaitkan
dengan kegemaran akan keindahan alam, Kesegaran hawa di pegunungan,
keajaiban hidup binatang (margasatwa) yang langka, serta tumbuh-tumbuhan yang
jarang terdapat di tempat-tempat lain.
4. Wisata Buru, merupakan wisata yang dilakukan di negri-negri yang memang
memiliki daerah atau hutan tempat berburu yang dibenarkan oleh pemerintah dan
digalakan oleh berbagai agen atau biro perjalanan.
5. Wisata Agro, merupakan jenis wisata yang mengorganisasikan perjalanan ke
proyek-proyek pertanian, perkebunan, dan ladang pembibitan

A. Wisata Sosial-Budaya, yang terdiri dari:


1. Peninggalan sejarah kepurbakalaan dan monumen, wisata ini termasuk
golongan budaya, monumen nasional, gedung bersejarah, kota, desa,
bangunan-bangunan keagamaan, serta tempat-tempat bersejarah lainnya
seperti bekas pertempuran (battle fields).
2. Museum dan fasilitas budaya lainnya, merupakan wisata yang berhubungan
dengan aspek alam dan kebudayaan di suatu kawasan atau daerah tertentu.
Museum dapat dikembangkan berdasarkan pada temanya, anatara lain
museum arkeologi, sejarah, entologi, sejarah alam, seni dan kerajinan, ilmu
pengetahuan dan teknologi, industri, ataupun tema khusus lainnya.

2.1 Desa
Secara etimologi kata desa berasal dari bahasa sansekerta, deca yang berarti
tanah air, tanah asal, atau tanah kelahiran. menurut Undang-undang Nomor 6 tahun
2014 tentang Desa, desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas
wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan,
kepentingan masyarakat setempat berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal usul,
dan atau hak tradisional yang diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan NKRI.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) desa adalah suatu kesatuan wilayah
yang dihuni oleh sejumlah keluarga yang mempunyai sistem pemerintahan sendiri
yang dikepalai oleh seorang kepala desa.

2.1 Desa Wisata


Menurut Nuryanti (1993), desa wisata merupakan suatu bentuk integrasi antara
atraksi, akomodasi, dan fasilitas pendukung yang disajikan dalam suatu struktur
kehidupan masyarakat yang menyatu dengan tata cara dan tradisi yang berlaku. Desa
wisata dilihat sebagai bentuk industri pariwisata yang berupa kegiatan
mengaktualisasikan perjalanan wisata identik meliputi sejumlah kegiatan yang
bersifat menghimbau, merayu, mendorong wisatawan sebagai konsumen agar
menggunakan produk dari desa wisata tersebut atau mengadakan perjalanan wisata ke
desa wisata tersebut atau disebut pemasaran desa wisata. Komponen produk
pariwisata itu sendiri terdiri atas angkutan wisata, atraksi wisata, dan akomodasi
pariwisata (Soekadijo, 2000).

Desa wisata merupakan pariwisata yang terdiri dari keseluruhan pengalaman


pedesaan, atraksi alam, tradisi, unsur-unsur unik yang secara keseluruhan dapat
menarik minat wisatawan. jika dilihat dari perspektif kehidupan masyarakatnya,
pariwisata pedesaan atau desa wisata merupakan suatu bentuk wisata dengan objek
dan daya tarik berupa kehidupan desa yang memiliki ciri-ciri khusus dalam
masyarakatnya, panorama alam dan budayanya, sehingga mempunyai peluang untuk
dijadikan komoditi bagi wisatawan khususnya wisatawan asing

2.3 Dampak Desa Wisata


Putu,dkk (2009) mengatakan adanya Desa Wisata pasti berdampak pada masyarakat.
Dampak ekonomi yang ditimbulkan dapat bersifat positif maupun negatif. Terdapat
dua sisi dampak tersebut yakni dampak positif dan dampak negatif. Dampak positif
dari segi perekonomian masyarakat yaitu adanya desa wisata maka bertambahnya
pendapatan masyarakat dan adanya desa wisata maka terciptanya lapangan pekerjaan.
Pitana (2009) dalam Hermawan (2016) mengemukakan bahwa dampak pariwisata
terhadap kondisi ekonomi dikategorikan dalam 8 kategori seperti berikut :
a. Dampak terhadap penerimaan devisa
b. Dampak terhadap pendapatan masyarakat
c. Dampak terhadap kesempatan kerja

d. Dampak terhadap distribusi manfaat atau keuntungan


e. Dampak terhadap kepemilikan dan kontrol (ekonomi) masyarakat.
f. Dampak terhadap pembangunan pada umumnya
g. Dampak terhadap pendapatan pemerintah

Sedangkan Dampak positif dan negatif pembangunan pariwisata pada aspek budaya
menurut Inskeep (1991:72) adalah:
1. Coservation of Cultural Heritage,
2. Renewal of Cultural Pride
3. Cross Cultural exchange
4. Offer crowding and loss of amenities for residents
5. Cultural Impacts
6. Social Problems.

B. Penelitian terdahulu

Penelitian terdahulu bertujuan untuk mendapatkan perbandingan dan acuan dalam


penyusunan penelitian, serta untuk menghindari kesamaan anggapan dengan
penelitian ini. Maka, peneliti mencantumkan hasil-hasil penelitian terdahulu yang
membahas perilaku sosial remaja yaitu sebagai berikut :

1. Muhammad Wahyu Nugroho (2009)


Penelitian Aris Purniasih (2009) berjudul “ Pengaruh Desa Wisata Glinggo Terhadap
Kehidupan Sosial Ekonomi Warga Masyarakat di Dusun Nglinggo Barat Desa Pagerharjo
Kecamatan Samigaluh, Kabupaten Kulonprog. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
pengaruh Desa Wisata Glinggo Terhadap Kehidupan social ekonomi warga masyarakat di
Dusun Nglinggo Barat Desa Pagerharjo Kecamatan Samigaluh, Kabupaten Kulonprog. Hasil
Penelitian bahwa Desa Wisata memiliki pengaruh yang positif dan signifikan dengan
kehidupan sosial warga masyarakat Dusun Nglinggo barat. Artinya makin baik kemajuan
Desa wisata mengindentifikasikan makin baik pengaruhnya terhadap kehidupan sosial
masyarakat.
Persamaan Adapun persamaan dengan penelitian tersebut adalah kesamaan obyek
penelitian yaitu pada sebuah desa wisata. Penggunaan metode yang digunakan juga terdapat
persamaan yaitu menggunakan metode deskriptif kualitatif. perbedaan dengan penelitian yang
dilakukan oleh Muhammad Wahyu , yaitu mengenai Lokasi Penelitian
2. Hasil Penelitian Aris Purniasih (2009)
Penelitian Aris Purniasih (2009) berjudul “Dampak sosial ekonomi pengembngan
obyek wisata Pantai Bocor terhadap masyarakat Desa Setrojenar Kecamatan
Buluspesantren Kabupaten Kebumen”. Penelitian ini merupakan penelitian yang
menggunakan metode penelitian pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif,
pengumpulan data penelitian ini adalah observasi, wawancara, dan dokumentasi. informan
penelitian ini terdiri dari remaja orang tua dan masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui Peluang kerja di sektor pariwisata, Sumbangan pendapatan sektor pariwisata
dan Perubahan sosial yang terjadi pada masyarakat Desa. hasil penelitian menujukkan
bahwa Adanya peluang kerja di sektor pariwisata tersebut dapat memberikan sumbangan
pendapatan yang signifikan terhadap pendapatan total rumah tangga Desa Setrojenar. Rata
– rata sumbangan pendapatan sektor pariwisata terhadap pendapatan total rumah tangga
adalah Rp 340.131.58 per bulan., Adanya pengembngan obyek wisata Pantai Bocor tidak
menyebabkan terjadinya Inflasi harga barang dan jasa dikawasan wisata tersebut,
Perubahan pola konsumsi dapat terjadi dalam hal jenis makanan dan minuman tradisional
menjadi makanan dan minuman Pabrik/siap saji. Perubahan sosial yang terjadi sebagai
akibat sikap penduduk berupa bertambahnya wawasan atau pengetahuan penduduk (tentang
kepariwisataan, kesenian, kebudayaan) serta adanya sebagian penduduk yang meniru
penampilan wisatawan tentang cara berpakaian (model pakaian minim dan terbuka) dan
sikap pergaulan (membentuk geng, pergaulan bebas).
C. Kerangka Berfikir

Desa
Panglipuran

Pemasukan Pelestarian
Keuangan Adat & Budaya

Desa Wisata
Panglipiuran

Masyarakat

Kehidupan Kehidupan
Ekonomi Sosial

Anda mungkin juga menyukai