Disusun oleh:
Muhammad Abdurrasyid
1904401
Puji syukur kami panjatkkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat
dan hidayah-Nya kepada kami sehingga peneliti berhasil menyelesaikan proposal ini dengan
tepat waktu. Proposal ini berjudul “Analisis Dampak Desa Wisata Terhadap Kehidupan
Ekonomi dan Sosial-Budaya Masyarakat Desa Panglipuran,Kabupaten Bangli,Bali”.
Penulisan proposal ini diajukan untuk memenuhi salah satu syarat tugas pada mata
kuliah proposal penelitian pendidikan ilmu pengetahuan sosial. Peneliti menyadari bahwa
dalam penulisan proposal ini tidak luput dari kekurangan dan keterbatasan, baik dari
substansi maupun tata bahasanya. Oleh karena itu, peneliti berharap adanya masukan berupa
saran dan kritik membangun yang dapat dijadikan bahan perbaikan karya ilmiah ini serta
sebagai motivasi penulis untuk meningkatkan kemampuan di kemudian hari.
Akhir kata, peneliti sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta
dalam penyusunan proposal ini. Semoga Allah SWT selalui meridhoi segala usaha kita semua
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…………………………………………………………………………………..…ii
DAFTAR ISI...............................................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................................................1
A. Kajian Teori.............................................................................................................................................6
1.2 Wisatawan..............................................................................................................................................7
1.3 Wisata....................................................................................................................................................7
2.1 Desa........................................................................................................................................................8
B. Penelitian terdahulu.......................................................................................................................10
C. Kerangka Berfikir...........................................................................................................................12
1. Bentuk Penelitian............................................................................................................................14
2. Lokasi Penelitian............................................................................................................................14
Daftar Pustaka...........................................................................................................................................16
BAB I PENDAHULUAN
Pada hakikatnya manusia adalah makhluk sosial, punya naluri untuk berhubungan dan
berkomunikasi dengan orang lain. Dalam peradaban modern seperti saat ini, pesatnya
arus informasi, perkembangan teknologi dan komunikasi, ilmu pengetahuan dan seni
menyebabkan orang tergerak untuk melakukan perjalanan wisata keluar daerahnya
bahkan keluar negaranya.
Provinsi Bali terletak di antara Provinsi timur dan Provinsi Nusa Tenggara
Barat . Ibukota provinsinya ialah Denpasar yang terletak di bagian selatan pulau ini.
Mayoritas penduduk Bali adalah pemeluk agama Hindu. Di dunia, Bali terkenal
sebagai tujuan pariwisata dengan keunikan berbagai budaya, adat stiadat, kesenian
dalam berbagai jenis dan beraneka ragam dan dikenal dengan sebutan Pulau Dewata
dan Pulau Seribu Pura.
Provinsi Bali dengan potensi budaya yang dimiliki telah dijadikan salah satu
daerah pariwisata di Indonesia. Terkait dengan pengembangan potensi di daerah,
Pemerintah Kabupaten Bangli sebagai salah satu kabupaten di Provinsi Bali
mengeluarkan kebijakan berupa Surat Keputusan Bupati Kepala Daerah Tingkat II
Bangli Nomor 115 Tahun 1993 tentang Penetapan Objek-Objek wisata Daerah
Kabupaten Bangli. Salah satu desa yang ditetapkan menjadi objek wisata adalah Desa
Penglipuran. Desa Penglipuran adalah sebuah pedesaan di Kecamatan Bangli,
Kabupaten Bangli yang memiliki potensi alam, budaya serta adat istiadat sebagai
atraksi menarik dan telah dikembangkan menjadi Desa Wisata. Desa Wisata
merupakan jenis pariwisata dimana sekelompok kecil wisatawan tinggal dalam atau
dekat dengan suasana tradisional, sering di desa- desa yang terpencil dan belajar
tentang kehidupan pedesaan dan lingkungan setempat (Inskeep, 1991).
Desa Wisata dikelola oleh masyarakat desa itu sendiri dan mengajak para
wisatawan untuk tinggal menginap dan merasakan langsung kehidupan masyarakat
desa, menikmati aktivitas masyarakat sehari-hari seperti bertani dan bercocok tanam,
Beribadah hingga memakan makanan yang biasa dikonsumsi oleh masyarakat desa.
Dengan adanya pariwisata di Desa Penglipuran tentu memberikan dampak terhadap
perubahan aspek sosial-budaya serta ekonomi baik itu dampak positif maupun
dampak negatif.
Desa Penglipuran merupakan salah satu desa Bali Aga yang dimiliki Provinsi
Bali. Menurut Reuter (2005:18), Desa Bali Aga merupakan suatu wilayah yang
terletak di daerah pegunungan dan didiami oleh kelompok etnis minoritas. Ciri-ciri
desa Bali Aga antara lain adalah kehidupan komunal atau kebersamaan, susunan
pengurus ulu apad, dan adanya konsep luan teben (Dwijendra, 2009: 9). Sistem Ulu
Apad yang dianut masyarakat Penglipuran bersifat komunal dalam satu kelompok
besar dan mengedepankan demokrasi terpimpin namun tetap dengan prinsip
profesionalitas. Hampir sebagian persoalan diselesaikan oleh pejabat Ulu Apad secara
lisan dengan mengedepankan adat.
Ari Prasetya (2008) dalam studinya yang menyebutkan bahwa perkembangan
industri pariwisata mempunyai dampak besar bagi perekonomian suatu wilayah, antar
lainpemerataan kesempatan kerja, peningkatan pendapatan masyarakat, pendapatan
daerah dari sektor pajak yang dapat digunakan untuk membangun dan
mengembangkan objek-objek tersebut.
Ketika Desa Penglipuran menjadi desa wisata yang mulai dikunjungi oleh
wisatawan, terjadi interaksi antara masyarakat setempat dengan wisatawan,
terlebih wisatawan yang berasal dari mancanegara yang bersifat multikultural. Hal
tersebut memberikan pengaruh sosial dan budaya bagi Masyarakat Penglipuran
sebagai penduduk asli setempat. Pengaruh yang dirasakan masyarakat tersebut dapat
berupa pengaruh positif maupun pengaruh negatif. Pengaruh positif yang terjadi
berupa adanya perluasan kesempatan kerja, motivasi kegiatan berjenis kesenian, dan
perluasan wawasan sosio-kultural masyarakat (Bello et al. 2017). Selanjutnya Bello
juga menjelaskan bahwa pengaruh negatif yang terjadi berupa peningkatan kepadatan
penduduk, peningkatan kejahatan, pengenalan bahasa dan nilai baru, perubahan
perilaku dan gaya hidup, dan bahkan masuknya pekerja migran untuk dipekerjakan di
industri pariwisata.
Penelitian ini penting karena peneliti akan mengkaji yang sebenarnya. Dengan
menjadikan Desa Panglipuran menjadi Desa Wisata, Apa saja dampak Ekonomi dan
sosial budaya yang terjadi di masyarakat Desa Panglipuran dana akan berdampak
positif atau negatif bagi masyarakat. Penelitiakan mencoba membandingkan dari segi
ekonomi dan kehidupan sosial-budaya penduduk setempat.
Penelitian ini penting karena peneliti akan mengkaji yang sebenarnya. Dengan
menjadikan Desa Panglipuran menjadi Desa Wisata, Apa saja dampak Ekonomi dan
sosial budaya yang terjadi di masyarakat Desa Panglipuran dana akan berdampak
positif atau negatif bagi masyarakat. Penelitiakan mencoba membandingkan dari segi
ekonomi dan kehidupan sosial-budaya penduduk setempat.
Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti tertarik untuk mengetahui lebih dalam
apabila menjadikan Desa Panglipuran menjadi Desa Wisata, Apa saja dampak
Ekonomi dan sosial budaya yang terjadi di masyarakat Desa Panglipuran dana akan
berdampak positif atau negatif bagi masyarakat. Maka dalam penelitian ini, peneliti
mengangkat judul “Analisis Dampak Desa Wisata Terhadap Kehidupan
Ekonomi dan Sosial-Budaya Masyarakat Desa Panglipuran,Kabupaten
Bangli,Bali”.
Manfaat Teoritis
Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk Menambah
pengetahuan dan wawasan ilmiah tentang ilmu sosial pada umumnya dan
tentang latar belakang Desa Wisata Panglipuran Pada khususnya.
Menjadi bahan rujukan dan referensi untuk penelitian-penelitian yang relevan
di masa yang akan datang.
Manfaat Praktis
Hasil penelitian ini diharapkan menyumbangkan pemikiran dampak Desa
Wisata dalam berbagai bidang
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini berisi tentang Latar Belakang, Rumusan Masalah, Batasan Masalah, Tujuan
Penelitian, Kegunaan Penelitian.
Daftar Pustaka: yaitu referensi-referensi yang peneliti gunakan selama proses penelitian
berlangsung. Lampiran-lampiran, berisi tentang dokumen atau data yang didapat selama
penelitian dilaksanakan.
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Kajian Teori
1.1 Pengertian Pariwisata
Pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata yang didukung oleh
berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha,
pemerintah dan pemerintah daerah (Undang-Undang Kepariwisataan No.10 tahun
2009). Jika dipandang dari segi akademis pariwisata didefinisikan sebagai studi yang
mempelajari perjalanan manusia keluar dari lingkunganya, termasuk industri yang
merespon kebutuhan manusia yang melakukan suatu perjalanan. Lebih jauh lagi
pariwisata mempelajari dampak yang ditimbulkan oleh pelaku perjalanan maupun
industri terhadap lingkungan sosial budaya, ekonomi, maupun lingkungan fisik
setempat menurut IGB dan Mahadewi (2012).
Keseluruhan kegiatan dunia usaha dan masyarakat yang ditujukan untuk menata
kebutuhan perjalanan dan persinggahan wisatawan. Menuru Soekadji (1996:86),
terdapat tiga potensi Kepariwisataan, yaitu :
1. Modal dan potensi alam,
2. Modal dan potensi Kebudayaan,
3. Modal dan potensi manusia
Melihat beberapa pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa pariwisata
merupakan kegiatan yang dilakukan orang atau kelompok dengan melakukan
perjalanan yang berpindah dari tempat tinggal ke tempat lain dan tinggal dalam kurun
waktu yang tidak lama dengan tujuan bersenang-senang, bisnis, dan tujuan lainnya.
Kata kunci dari pengertian ini adalah berpindah, melakukan perjalanan, bersenang-
senang dan menetap dalam kurun waktu yang tidak lama.
1.2 Wisatawan
Wisatawan (tourist) yaitu Seseorang atau sekelompok orang yang melakukan
suatu perjalanan wisata. Jika lama tinggalnya sekurang-kurangnya 24 jam didaerah
atau negara yang dikunjungi. Apabila mereka tinggal di daerah atau negara dengan
waktu kurang dari 24 jam maka mereka disebut pelancong (excursionist). Menurut
Nyoman (2003:14), wisatwan adalah “orang yang melakukan kegiatan wisata atau orang
yang melakukan perjalanan untuk sementara waktu ke tempat atau daerah yang sama sekali
masih asing baginya”. Menurut Yoeti jenis dan macam wisatawan, yaitu :
a. Wisatwan asing
b. Domestic foreign tourist
c. Destic Tourist
d. Indigeneous Tourist
e. Transit Tourist
f. Bussines Tourist
Dari penjelasan tersebut , dapat dikatakan bahwasanya asal wisatawan yang
melakukan wisata di indonesia terdapat dua kelompok, yaitu wisatawan domestik
(warga negara indonesia) dan wisatawan asing (warga negara asing).
1.3 Wisata
Menurut Undang-undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan Bab
1 Pasal 1 dinyatakan bahwa wisata adalah :
“Kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang dengan
mengunjungi tempat tertentu untuk tujuan rekreasi, pengembangan pribadi, atau
mempelajari keunikan daya tarik wisata yang dikunjungi dalam jangka waktu
sementara”. Wisata berdasarkan jenis-jenisnya dapat dibagi kedalam dua kategori,
yaitu:
A. Wisata Alam, yang terdiri dari:
1. Wisata pantai (Marine tourism), merupakan kegiatan wisata yang ditunjang
oleh sarana dan prasarana untuk berenang, memancing, menyelam, dan olahraga
air lainnya, termasuk sarana dan prasarana akomodasi, serta makan dan minum.
2. Wisata Etnik (Etnik tourism), merupakan perjalanan untuk mengamati
perwujudan kebudayaan dan gaya hidup masyarakat yang dianggap menarik.
3. Wisata Cagar Alam (Ecotourism), merupakan wisata yang banyak dikaitkan
dengan kegemaran akan keindahan alam, Kesegaran hawa di pegunungan,
keajaiban hidup binatang (margasatwa) yang langka, serta tumbuh-tumbuhan yang
jarang terdapat di tempat-tempat lain.
4. Wisata Buru, merupakan wisata yang dilakukan di negri-negri yang memang
memiliki daerah atau hutan tempat berburu yang dibenarkan oleh pemerintah dan
digalakan oleh berbagai agen atau biro perjalanan.
5. Wisata Agro, merupakan jenis wisata yang mengorganisasikan perjalanan ke
proyek-proyek pertanian, perkebunan, dan ladang pembibitan
2.1 Desa
Secara etimologi kata desa berasal dari bahasa sansekerta, deca yang berarti
tanah air, tanah asal, atau tanah kelahiran. menurut Undang-undang Nomor 6 tahun
2014 tentang Desa, desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas
wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan,
kepentingan masyarakat setempat berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal usul,
dan atau hak tradisional yang diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan NKRI.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) desa adalah suatu kesatuan wilayah
yang dihuni oleh sejumlah keluarga yang mempunyai sistem pemerintahan sendiri
yang dikepalai oleh seorang kepala desa.
Sedangkan Dampak positif dan negatif pembangunan pariwisata pada aspek budaya
menurut Inskeep (1991:72) adalah:
1. Coservation of Cultural Heritage,
2. Renewal of Cultural Pride
3. Cross Cultural exchange
4. Offer crowding and loss of amenities for residents
5. Cultural Impacts
6. Social Problems.
B. Penelitian terdahulu
Desa
Panglipuran
Pemasukan Pelestarian
Keuangan Adat & Budaya
Desa Wisata
Panglipiuran
Masyarakat
Kehidupan Kehidupan
Ekonomi Sosial