Anda di halaman 1dari 66

KELOMPOK 3

PERENCANAAN AGROWISATA & WISATA KREATIF


BERDASARKAN KONSEP COMMUNITY BASED TOURISM

Lambaro
Neujid
Plans are
nothing,
Planning is
everything
- Dwight D. Eisenhower
Lambaro
Neujid
Tim
Kami

Dosen Pembimbing Dosen Pembimbing


Dr. Ir. Elysa Myna Agustina
Wulandari, M.T Yusuf, S.T., MURP

M. Iqbal Khalis Annisa Febri .S


1904110010029 1904110010035

Afifa Salsabila Delia Lathifah


1904110010007 1904110010039

Cut Fadila .F Siti Salsabila


1904110010020 1904110010027
Community Based Tourism
Mitigasi Bencana

Ulfah Zikri Aulia .M


1904110010003 1904110010028
Kata Pengantar
Syukur dipanjatkan kehadirat Allah SWT Kepada:
yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah- 1. Ibu Myna Agustina Yusuf, S.T., MURP.
Nya, sehingga Laporan Fakta Analisis yang sebagai Koordinator Studio Perencanaan
berjudul Perencanaan Desa Wisata Berbasis Tapak Perumahan,
2. Ibu Dr. Ir. Elysa Wulandari, M.T. sebagai
Komunitas (Community Based Tourism) Dosen Pembimbing Studio Perencanaan
Dan Tangguh Bencana (studi kasus : Gampong Perdesaan,
Lambaro Neujid, Kecamatan Aceh Besar) dapat 3. Aparat dan masyarakat Desa Lambaro
diselesaikan tepat waktu. Shalawat dan salam Neujid yang telah berkontibusi dalam proses
selalu dicurahkan kepada junjungan umat Nabi penyusunan laporan ini
Muhammad SAW yang telah diutus untuk 4. Serta semua pihak yang telah membantu
membawa ilmu pengetahuan ke tengah dalam menyelesaikan penulisan laporan ini.
kehidupan manusia dan memberi syafaat di hari
akhir kelak. Penyelesaian penulisan laporan ini Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam
tidak terlepas dari bantuan dan dorongan penulisan laporan ini masih banyak kekurangan.
berbagai pihak, baik secara moril maupun Hal ini tidak terlepas dari keterbatasan,
materil. Pada kesempatan ini, ucapan kemampuan, dan ilmu pengetahuan penulis.
terimakasih diucapkan Oleh karena itu, kritik dan saran dari berbagai
pihak sangat dibutuhkan. Penulis berharap
semoga laporan ini dapat menjadi kontribusi
dalam perkembangan ilmu pengetahuan,
selanjutnya bagi pembaca dan penulis sendiri.
Akhir kata, hanya kepada Allah SWT diri
berserah, karena tiada satu pun yang terjadi
atas kehendak dari - Nya.

Aceh Besar, Agustus 2021

Tim Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ......................................................................... ii
DAFTAR ISI .................................................................................... iv

BAB 1 KONSEP PENGEMBANGAN ................................................... 1

1.1 Visi dan Misi Pengembangan Desa ...................................................... 1


1.1.1 Visi ............................................................................................................... 1

1.1.2 Misi .............................................................................................................. 1

1.2 Arahan Kebijakan ................................................................................ 1


1.3 Konsep Pengembangan ....................................................................... 4
1.3.1 Konsep Pengembangan Agrowisata .............................................................. 4

1.3.2 Konsep Pengembangan Wisata Kreatif .......................................................... 5

BAB 2 RENCANA STRUKTUR RUANG .............................................. 7

2.1 Rencana Pusat Pelayanan Desa .......................................................... 7


2.2 Rencana Sistem Jaringan Prasarana .................................................. 10
2.2.1 Sistem Penyediaan Air Bersih dan Sanitasi .................................................. 10

2.2.2 Sistem Penyediaan Listrik ........................................................................... 13

2.2.3 Sistem Drainase .......................................................................................... 15

2.2.4 Sistem Persampahan .................................................................................. 17

2.2.5 Sistem Telekomunikasi ............................................................................... 19


2.2.6 Sistem Jalan ................................................................................................ 20

BAB 3 RENCANA POLA RUANG ...................................................... 22

3.1 Rencana Tata Guna Lahan ................................................................. 22


3.1.1 Kawasan Lindung ........................................................................................ 22

3.1.2 Kawasan Budidaya ...................................................................................... 23

iv | S T U D I O P E R E N C A N A A N D E S A
3.2 Rencana Pengembangan Permukiman .............................................. 27
3.3 Rencana Pengembangan Sarana Permukiman ................................... 28

BAB 4 RENCANA & INDIKASI PROGRAM ............................................... 32

4.1 Rencana Program .............................................................................. 32


4.2 Program kegiatan .............................................................................. 34
4.3 Rencana Kelembagaan ...................................................................... 43
4.4 Indikasi Program ............................................................................... 48

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................ 51


DOKUMENTASI ............................................................................ 53

v|STUDIO PERENCANAAN DESA


BAB 1
Konsep Pengembangan Desa
1.1 Visi Dan Misi Pengembangan Desa
Visi merupakan serangkaian kata yang menunjukkan impian, cita-cita atau nilai inti
sebuah organisasi, perusahaan dan instansi. Visi berisi tujuan masa depan Gampong
Lambaro Neujid. Sedangkan misi merupakan tahapan-tahapan yang harus dilalui untuk
mencapai visi yang telah dirumuskan.

1.1.1 Visi
“Terwujudnya Gampong Lambaro Neujid sebagai desa wisata berbasis masyarakat
yang sejahtera dan mandiri.”

1.1.2 Misi

1. Meningkatkan peran pelaku desa wisata melalui pemberdayaan masyarakat.


2. Mewujudkan desa yang mandiri melalui penguatan UMKM dan peranan
BUMDes.
3. Menjadikan pariwisata sebagai alat meningkatkan hasil pertanian serta usaha
kecil menengah.
4. Menjaga adat, budaya dan nilai kearifan lokal sebagai paket utama dalam
kegiatan kepariwisataan.
5. Peningkatan kualitas lingkungan desa melalui penyediaan sarana dan prasarana
yang memadai

1.2 Arahan Kebijakan


Arahan kebijakan pengembangan sektor pariwisata berbasis masyarakat (Community
Based Tourism) gampong Lambaro Neujid adalah bentuk upaya dalam meningkatkan
pendapatan, membantu percepatan ekonomi dengan tetap menjamin keberlanjutan ekologi
pada gampong. Adapun arahan kebijakan pengembangan sektor pariwisata berbasis
masyarakat (Community Based Tourism) akan menentukan tujuan serta strategi
pembangunan gampong yang mengarahkan kepada terbentuknya gampong yang sejahtera

1|STUDIO PERENCANAAN DESA


dan mandiri serta berbasis masyarakat. Berdasarkan hasil analisis, kebijakan dan strategi
yang akan dilaksanakan untuk pengembangan sektor pariwisata berbasis masyarakat
(Community Based Tourism) di Gampong Lambaro Neujid adalah sebagai berikut:

Tabel 1.1 Arahan Kebijakan dan Strategi

Misi Arahan kebijakan Strategi

Meningkatkan Kesiapan masyarakat Gampong 1. Membentuk kelompok sadar


peran pelaku desa Lambaro Neujid dalam wisata (PORDAKWIS) sebagai
wisata melalui memanfaatkan potensi yang ada lembaga yang mengelola
pemberdayaan wisata.
masyarakat. 2. Penguatan komunitas lokal
melalui pelatihan terkait.
3. Melakukan sosialisasi/promosi
tentang kepariwisataan yang
ada di Gampong Lambaro
Neujid.

Mewujudkan desa Pembangunan desa yang 1. Membentuk desa agrowisata


yang mandiri berorientasi pada umkm dan berupa wisata rekreasi dan
melalui penguatan bumdes wisata edukasi yang menarik
umkm dan peranan wisatawan
bumdes. 2. Membentuk desa wisata
kreatif berupa kerajinan tangan
menjahit payet yang bertumpu
pada umkm

Menjadikan Kesiapan desa dalam Pengadaan pelatihan seperti:


pariwisata sebagai meningkatkan hasil pertanian 1. Workshop menjahit,
alat meningkatkan serta usaha kecil menengah.

2|STUDIO PERENCANAAN DESA


hasil pertanian 2. Workshop pengelolaan media
serta usaha kecil sosial,
menengah. 3. Seminar dan pelatihan ilmu-
ilmu agrowisata,
4. Pelatihan bahasa inggris,
indonesia dan bahasa daerah,
serta berbagai kegiatan
lainnya.

Menjaga adat, Mengacu pada qanun aceh 1. Menerapkan syariat islam demi
budaya dan nilai nomor 8 tahun 2014 tentang menjaga identitas aceh sebagai
kearifan lokal pokok-pokok syariat islam daerah yang patuh akan syariat
sebagai paket islam.
utama dalam
kegiatan
kepariwisataan

Peningkatan Pembangunan gampong yang 1. Pengadaan akomodasi wisata


kualitas lingkungan berorientasi pada desa wisata kreatif berupa balai pengrajin
desa melalui yang dapat digunakan sebagai
penyediaan sarana tempat produksi hasil kerajinan
dan prasarana yang sekaligus menjadi daya tarik
memadai wisatawan
2. Pengadaan jalur wisata pada
kawasan persawahan sebagai
pemenuhan unsur atraksi dan
amenitas pariwisata yang ada
3. Pengadaan akomodasi wisata
lain seperti tourism

3|STUDIO PERENCANAAN DESA


information centre, pos
keamanan, toilet umum, dan
tempat parkir.

1.3 Konsep Pengembangan


Gampong Lambaro Neujid dengan pola penggunaan lahan berupa pertanian,
permukiman, lahan kosong, dan vegetasi serta mata pencaharian yang terkonsentrasi pada
sektor primer (pertanian dan perikanan), sekunder (kerajinan rotan) dan tersier (konveksi)
memiliki potensi sumber daya tanah dan manusia yang cukup baik. Oleh karena itu, perlu
dilakukan pengembangan sektor pariwisata berbasis komunitas (Community Based Tourism)
sebagai agrowisata dan wisata kreatif dengan memanfaatkan potensi sumber daya alam dan
sumber daya manusia dengan baik sehingga masyarakat dapat meningkatkan pendapatan,
membantu percepatan ekonomi dengan tetap menjamin keberlanjutan ekologi desa.

1.3.1 Konsep Pengembangan Agrowisata


Konsep pengembangan agrowisata adalah rencana pengembangan kegiatan
wisata yang memanfaatkan pertanian sebagai objek wisata, baik potensial berupa
pemandangan alam kawasan pertaniannya maupun kekhasan dan keanekaragaman
aktivitas produksi dan teknologi pertanian serta budaya masyarakat petaninya.
Pengembangan agrowisata pada Gampong Lambaro Neujid diarahkan sesuai
dengan RTRW Kabupaten Aceh Besar, yaitu kawasan Gampong Lambaro Neujid
memang berfokus pada pertanian baik lahan basah maupun lahan kering dengan
pertanian lahan basah berupa sawah dan lahan kering seperti jagung, cabai, dan lain
lain. Konsep pengembangan agrowisata di Gampong Lambaro Neujid diwujudkan
dengan pengadaan wisata rekreasi dan edukasi. Wisata rekreasi ialah kegiatan
wisata dengan memanfaatkan potensi sumber daya alam yang dilakukan di tengah
persawahan saraya menikmati pemandangan alam berupa hijaunya sawah dan
pegunungan. Sedangkan wisata edukasi ialah penggabungan wisata dengan
4|STUDIO PERENCANAAN DESA
pendidikan yang memanfaatkan potensi sumber daya alam berupa pertanian yang
ada di Gampong Lambaro Neujid.

1.3.2 Konsep Pengembangan Wisata Kreatif


Wisata kreatif dipahami sebagai pariwisata yang bertujuan untuk pengembangan
diri, tidak bersifat massal, mengakomodasikan keberadaan usaha menengah dan
kecil, memberikan ruang interaksi pada komunitas dan memberikan penghargaan
pada lingkungan. Sehingga wisatawan atau pengunjung yang datang bisa menikmati
suasana kampung yang unik dan spesifik. Di Gampong Lambaro Neujid,
pengembangan wisata kreatif berupa kesenian dan kerajinan tradisional
masyarakat. Terdapat usaha kerajinan rotan dan menjahit payet untuk baju adat di
Gampong Lambaro Neujid. Sektor industri tersebut bertumpu dari usaha mikro kecil
dan menengah (UMKM) yang telah menyerap tenaga kerja dari 3 gampong, yakni,
Gampong Lampageu, Gampong Lambadeuk dan Gampong Lambaro Neujid.

Berdasarkan kedua konsep Konsep pengembangan diatas, wisata berbasis masyarakat di


Gampong Lambaro Neujid diwujudkan dengan penguatan komunitas lokal, pengembangan
kelembagaan desa wisata, penyediaan amenitas wisata, promosi dan pemasaran,
pengembangan produk turunan dan pertumbuhan ekonomi desa. Penguatan komunitas
lokal untuk pengembangan wisata berbasis masyarakat pada Gampong Lambaro Neujid
berupa pelatihan dan pemberdayaan masyarakat berupa pelatihan workshop. Gampong
Lambaro Neujid sudah memiliki beberapa kelembagaan yang berpotensi untuk dijadikan
sebagai pengelola desa wisata seperti kelompok pemuda, PKK, dan kelompok masyarakat
lainnya. Adapun pengembangan kelembagaan desa berbasis Community Based Tourism
(CBT) dapat dibentuk Kelompok Sadar Wisata (POKDARWIS) sebagai salah satu lembaga yang
mengelola wisata. Pokdarwis adalah Kelembagaan ditingkat masyarakat yang anggotanya
terdiri dari para pelaku kepariwisataan yang memiliki kepedulian dan tanggung jawab serta
berperan sebagai penggerak dalam mendukung terciptanya iklim kondusif bagi tumbuh dan
berkembangnya kepariwisataan dan memanfaatkannya bagi kesejahteraan masyarakat
sekitar. Kelompok Sadar Wisata (POKDARWIS) akan diberikan pembinaan dan penyuluhan
serta pelatihan yang didukung oleh pemerintah agar dapat meningkatkan pemahaman

5|STUDIO PERENCANAAN DESA


tentang kepariwisataan, meningkatkan peran dan partisipasi masyarakat dalam
pembangunan dan kepariwisataan, meningkatkan nilai manfaat kepariwisataan bagi
masyarakat, serta menyukseskan pembangunan kepariwisataan di Gampong Lambaro
Neujid.

6|STUDIO PERENCANAAN DESA


BAB 2
Rencana Struktur Ruang
1x

2
2.1 Rencana Pusat Pelayanan Desa
Rencana pusat pelayanan desa merupakan titik-titik pertumbuhan desa yang dilengkapi
dengan sarana dan prasarana yang dapat menunjang pertumbuhan dan perkembangan
desa. Pusat pelayanan merupakan bagian dari wilayah desa yang mempunyai fungsi
pelayanan sebagai basis aktivitas penduduk dalam memperoleh barang dan jasa untuk
memenuhi kebutuhannya. Fasilitas-fasilitas pelayanan yang dibutuhkan pelayanannya akan
terkonsentrasi di tempat tersebut.

Berdasarkan RTRW Aceh Besar dalam rencana pusat kegiatan Kecamatan Peukan Bada
termasuk kedalam Pusat Pelayanan Lingkungan (PPL). Kriteria pusat pelayanan yang
berfungsi sebagai pusat kegiatan industri, dan jasa yang melayani skala distrik (kecamatan)
atau di beberapa gampong dengan pengolahan dan industri jasa hasil perkebunan, pusat
pariwisata cagar budaya, dan ilmu pengetahuan dan bahari dengan skala pelayanan di
beberapa kecamatan.

Rencana Pusat Pelayanan Desa yang dimaksudkan bertujuan untuk memperjelas hirarki
Gampong Lambaro Neujid sesuai dengan struktur desa yang telah ditetapkan sehingga
diperoleh suatu sistem pemanfaatan ruang yang optimal untuk setiap bagian desa.
Pengembangan pusat pelayanan desa akan mempermudah masyarakat untuk mendapatkan
pelayanan ditentukan dari jumlah dan jenis sarana prasarana yang ada di Gampong Lambaro
Neujid. Rencana pusat pelayanan di Gampong Lambaro Neujid nantinya akan menjadi pusat
pelayanan umum, pusat kegiatan, pusat peribadatan yang ditempatkan di lokasi strategis.

7 |S T U D I O P E R E N C A N A A N D E S A
Gambar 2.1 Peta Rencana Struktur Ruang Gampong Lambaro Neujid

Tabel 2.1 Jumlah Fasilitas Tiap Dusun Gampong Lambaro Neujid

No Nama Dusun A B C D E F Jumlah Orde


.

1 Kuta Puntong 2 0 0 0 0 1 3 III

2 Kuta Kebok 1 1 0 0 0 2 4 II

3 Kuta Madat 0 1 1 1 1 1 5 I

4 Kuta Mukadim 0 0 0 0 0 2 2 IV

3 2 1 1 1 4 14

Keterangan:
A. Pendidikan

8 |S T U D I O P E R E N C A N A A N D E S A
B. Kesehatan
C. Pemerintahan
D. Pelayanan Umum (Sosial)
E. Peribadatan
F. Perdagangan dan Jasa

Gambar 2.2 Peta Batas Administrasi Dusun di Gampong Lambaro Neujid

Penentuan pusat pelayanan Gampong Lambaro Neujid ditentukan berdasarkan analisis


dengan membandingkan kelengkapan fasilitas yang berada di tiap dusun, yakni Dusun Kuta
Puntong, Dusun Kuta Kebok, Dusun Kuta Madat, Dusun Kuta Madat dan dusun Kuta
Mukadim. Menurut hasil analisis, pusat pelayanan Gampong Lambaro Neujid berada di
Dusun Kuta Madat. Adapun dusun lainnya yang memiliki potensi untuk dikembangkan
sebagai sub pusat pelayanan desa adalah Dusun Kuta Kebok dan Dusun Kuta Puntong.

9 |S T U D I O P E R E N C A N A A N D E S A
Gambar 2.3 Peta Rencana Pusat Pelayanan Gampong Lambaro Neujid

Dalam arahan rencana, Dusun Kuta Madat dikembangkan sebagai pusat pelayanan utama
desa yang akan berperan sebagai pusat permukiman dan pengembangan kegiatan
pariwisata (Community Based Tourism dan Organic Edutourism). Pertumbuhan penduduk
yang berbanding lurus dengan kebutuhan akan fasilitas mendorong terjadinya
pengembangan fungsi kawasan dan tingkat layanannya untuk mengakomodasi kegiatan
masyarakat.

2.2 Rencana Sistem Jaringan Prasarana


2.2.1 Sistem Penyediaan Air Bersih Dan Sanitasi
1. Penyediaan Air Bersih
Pengembangan sistem jaringan air bersih di Gampong Lambaro Neujid
bertujuan untuk memenuhi kebutuhan hidup masyarakat akan air bersih guna
menunjang peningkatan kesehatan. Pemenuhan kebutuhan air bersih penduduk
Gampong Lambaro Neujid selama ini bersumber dari:
a. Sumur dangkal dengan kualitas tidak layak untuk minum (asin/payau)

10 |S T U D I O P E R E N C A N A A N D E S A
b. Jaringan pipa (SR) yang bersumber dari PDAM Tirta Mountala dan Embung
Lambadeuk sejumlah 217 unit, debit airnya tidak mencukupi terutama pada
saat musim kemarau.
Berdasarkan kondisi tersebut, dibutuhkan rencana pengembangan jaringan
sumber air bersih, melalui:
a. Pembangunan sumber dan distribusi air bersih untuk memenuhi kebutuhan
air terutama untuk kawasan perumahan, pertanian, perdagangan dan jasa,
fasilitas umum dan pariwisata;
b. Peningkatan pelayanan air bersih melalui Perusahaan Daerah Air Minum
(PDAM); dan
c. Pengembangan sumber air baku melalui sumur air baku eksisting yang
bersumber dari sumur gali dan mata air.
d. Pengaturan kebutuhan air untuk masing-masing kegiatan dalam rangka
menjaga neraca air. Dalam penetapan prioritas kebutuhan air bagi
masyarakat Gampong Lambaro Neujid, penyediaan air untuk memenuhi
kebutuhan pokok sehari-hari dan irigasi bagi pertanian merupakan prioritas
utama.

Gambar 2.4 Peta Jaringan Air Bersih Gampong Lambaro Neujid

11 |S T U D I O P E R E N C A N A A N D E S A
Dari hasil proyeksi pertumbuhan penduduk dan jumlah air bersih yang
dibutuhkan rumah tangga dan kegiatan lainnya, diperoleh jumlah kebutuhan air
Gampong Lambaro Neujid yang harus disediakan pada tahun 2041 sebanyak 3,02
liter/detik agar dapat memenuhi kebutuhan rumah tangga, kegiatan pertanian,
perdagangan dan jasa, pariwisata dan lain-lain.

2. Sistem Pembuangan Air Kotor dan Air Limbah


Sistem pembuangan air kotor Gampong Lambaro Neujid merupakan
sistem on site sanitation dengan menggunakan jamban, baik yang dikelola secara
individu maupun komunal dengan dilengkapi tangki septik (septic tank) atau
cubluk. Di samping itu, adanya saluran buatan yang dapat mengalirkan air dari
bukit juga dimanfaatkan sebagai media buangan air limbah. Sedangkan untuk
pembuangan air kotor bekas mandi dan cuci dialirkan ke badan-badan saluran
drainase.
Berdasarkan kondisi tersebut, perlu dilakukan pengembangan sistem
setempat (on site), dengan mengembangkan penggunaan tangki septik yang ada
di tiap-tiap rumah melalui peningkatan kuantitas dan kualitasnya. Tangki septik
tersebut sebaiknya dilengkapi dengan bidang resapan. Dengan adanya tangki
septik ini diharapkan kotoran zat-zat organik setelah diendapkan beberapa
waktu akan mengalami pembusukan yang tidak akan mencemari lingkungan dan
dapat menghasilkan pupuk untuk tanaman. Prinsip dasar pengembangan tangki
septik, diantaranya:
a. Dasar tangki septik dibuat miring untuk pengendapan lumpur dengan
kapasitas kurang lebih 30 lt/org/tahun, dengan frekuensi pembuangan 1
hingga 4 tahun;
b. Ruang gas disediakan sekitar 30 meter kubik;
c. Bidang resapan memiliki dimensi 50 centimeter, panjang 150 centimeter dan
kedalaman 70 centimeter.

12 |S T U D I O P E R E N C A N A A N D E S A
d. Peningkatan infrastruktur pengelolaan air limbah di Gampong Lambaro
Neujid.
Adapun penggunaan sistem sanitasi terpusat (off site sanitation) tidak dapat
dilaksanakan melalui pengelolaan limbah terpadu karena harus mencermati dan
mempertimbangkan kondisi topografi serta membutuhkan biaya yang relatif
tinggi.
2.2.2 Sistem Penyediaan Listrik
Sumber listrik pada Gampong Lambaro Neujid telah mendapatkan layanan
dari perusahan listrik negara (PLN), jaringan listrik pada gampong sudah terpenuhi
dengan baik dan telah menjangkau semua rumah warga. Tersedia pula gardu –
gardu yang tersebar di Gampong Lambaro Neujid untuk melayani seluruh
kebutuhan masyarakat Gampong Lambaro Neujid. Sistem jaringan kabel dan tiang
listrik yang terpasang sepanjang jalan akan dialirkan arus listrik untuk memberikan
penerangan jalan, taman dan ruang terbuka serta penerangan ke dalam bangunan
juga sudah terpenuhi.

Gambar 2.5 Peta Rencana Jaringan Listrik Gampong Lambaro Neujid

13 |S T U D I O P E R E N C A N A A N D E S A
Perhitungan kebutuhan listrik untuk memenuhi kebutuhan Gampong
Lambaro Neujid menggunakan proyeksi penduduk untuk 20 tahun mendatang
diperoleh melalui kebutuhan listrik yang dihitung sesuai dengan persyaratan,
kriteria dan kebutuhan yang harus dipenuhi sebagai berikut :
1. Penyediaan daya listrik
● Setiap lingkungan perumahan harus mendapatkan daya listrik dari PLN
atau dari sumber lain;
● Setiap unit rumah tangga harus dapat dilayani daya listrik minimum 450 VA
per jiwa dan untuk sarana lingkungan sebesar 40% dari total kebutuhan
rumah tangga.
2. Jaringan Listrik
● Harus tersedia jaringan listrik lingkungan dan jaringan listrik untuk hunian.
● Penempatan tiang listrik berada di daerah milik jalan.
● Apabila dibutuhkan, gardu listrik ditempatkan pada lahan yang bebas dari
kegiatan umum.
● Tersedia penerangan jalan.

Tabel 2.2 Kebutuhan Listrik Rumah Tangga Gampong Lambaro Neujid

Proyeksi Kebutuhan Kebutuhan Kebutuhan Jumlah


Jumlah Listrik Rumah Listrik Sarana Total Kebutuhan
Tahun
Pendudu Tangga Dan Prasarana (Kva/Jiwa/ Gardu 50 Kva
k (Kva/Jiwa/Hari) Lingkungan Hari) (Unit)

2021 909 409,0 163,6 572,6 11

2026 1059 476,5 190,6 667,1 13

2031 1234 531,0 212,4 743,4 15

14 |S T U D I O P E R E N C A N A A N D E S A
2036 1437 646,6 258,6 905,2 18

2041 1675 753,7 301,4 1055,1 21

2.2.3 Sistem Drainase


Sistem drainase eksisting menggunakan sistem gravitasi dengan fungsi
campuran, dimana pola pengaliran air hujan yang berasal dari bukit dan air limbah
rumah tangga dari area tangkapan dialirkan secara gravitasi ke tempat yang lebih
rendah menuju laut. Jaringan drainase berupa saluran primer, sekunder dan tersier
di sisi jalan yang memiliki lebar 0,5 meter dengan konstruksi beton, berfungsi
sebagai pengumpul air dari blok-blok kawasan mengalir ke saluran sekunder.

Dikarenakan elevasi muka lahan lebih tinggi dari muka air pasang tertinggi
laut, maka hirarki jaringan drainase diidentifikasi sebagai berikut:

1. Drainase primer berupa alur sungai menuju laut.


2. Drainase sekunder terhubung dengan drainase tersier dan mengalirkan
air limpasan ke drainase primer.
3. Jaringan drainase tersier untuk kawasan permukiman terkoneksi dengan
drainase sekunder.
4. Gorong-gorong/plat beton di setiap persimpangan jalan/lintasan badan
jalan perlu dimensi yang sesuai untuk menghindari terjadinya luapan air
ke badan jalan maupun ke perumahan penduduk.

Tabel 2.3 Kondisi Eksisting Drainase Gampong Lambaro Neujid

No. Klasifikasi Lebar Panjang (m) Konstruksi Kondisi


(m)

1. Saluran tunggal 5 338,5 Pas. Batu Kurang baik

15 |S T U D I O P E R E N C A N A A N D E S A
2. Saluran sekunder 1 364 Beton Kurang baik

3. Saluran tersier 0,5 231,5 Beton Baik

4. Gorong- 0,5 4 Beton Baik


gorong/plat beton

Gambar 2.6 Peta Rencana Jaringan Drainase Gampong Lambaro Neujid

Sebagian wilayah perumahan Gampong Lambaro Neujid sering mengalami


genangan air pada saat hujan. Letak Gampong Lambaro Neujid yang dekat dengan
laut turut mengakibatkan timbulnya daerah genangan air (flood area) pada saat
terjadi pasang air laut. Rencana pengembangan sistem drainase Gampong Lambaro
Neujid diarahkan pada perbaikan dan perawatan saluran agar dapat menampung
dan mengalirkan air hujan maupun limbah cair dari rumah tangga dan kegiatan
ekonomi.
Adapun jenis saluran drainase yang akan dikembangkan di Gampong Lambaro
Neujid merupakan sistem kombinasi. Jaringan drainase tertutup sebagian besar

16 |S T U D I O P E R E N C A N A A N D E S A
akan dikembangkan di pusat pelayanan desa dan kawasan permukiman dengan
tingkat kepadatan sedang serta jaringan drainase sistem terbuka yang sebagian
besar dikembangkan di lingkungan permukiman berkepadatan rendah:

a. Sistem Jaringan Terbuka


Sistem saluran drainase terbuka direncanakan menggunakan saluran
berbentuk trapesium dengan lining yang pengalirannya dilakukannya secara
gravitasi. Pada permukaan drainase dapat dipasang trash rake untuk
menghambat sampah masuk ke dalam saluran. Keuntungan menggunakan
sistem terbuka ini adalah biaya pembangunan jaringan lebih murah, teknologi
pembangunan lebih sederhana, serta biaya pemeliharaan lebih sedikit.
b. Sistem Jaringan Tertutup
Sistem ini dibuat untuk saluran yang terletak di samping jalan dengan jenis
perkerasan serupa saluran sistem terbuka, namun permukaannya ditutup.
Sistem tertutup ini dapat dikembangkan di daerah komersial atau daerah yang
mempunyai lebar jalan kecil.

2.2.4 Sistem Persampahan


Total timbulan sampah yang terdapat di Gampong Lambaro Neujid dihitung
dengan input jumlah penduduk dan standar timbulan sampah sesuai peruntukan
lahan. Berdasarkan hasil perhitungan, diketahui bahwa timbulan sampah pada
tahun proyeksi 2041 mencapai 2,009 meter kubik dengan cakupan sampah 3R
sebesar 0,301 meter kubik. Diketahui pada kondisi eksisting Gampong Lambaro
Neujid belum terdapat fasilitas penampungan sampah baik berupa TPS maupun
TPA.

Metode pengolahan sampah yang diterapkan masyarakat pun masih


tradisional, yakni melalui proses pembakaran atau penumpukan sampah di sekitar
area perumahan, pinggir jalan dan lahan kosong dekat aktivitas pertanian serta
membiarkan sampah terurai dengan sendirinya. Proses ini tentu membutuhkan
waktu lama, karenanya dalam arahan pengembangan akan dilakukan pengadaan 6

17 |S T U D I O P E R E N C A N A A N D E S A
TPS pemisah dengan dimensi (1,5x1,5) meter kubik untuk menampung sampah
rumah tangga.

Gambar 2.7 Peta Prasarana Persampahan Gampong Lambaro Neujid

Selanjutnya dalam pengolahan persampahan secara berkelanjutan, maka


pengelolaan sampah diarahkan pada aktivitas pengomposan, yaitu melalui
pengembangan rumah-rumah kompos pada beberapa lokasi. Pengomposan
dilakukan agar dapat mengurangi timbulan sampah serta memberikan manfaat
ekonomi berupa penggunaan kompos dalam kegiatan pertanian. Kemudian, untuk
penanganan pengelolaan sampah hasil kegiatan pariwisata dan lainnya, dilakukan
dengan penimbunan saniter (Sanitary Landfill) yaitu teknik penimbunan sampah
untuk meminimalkan dampak pengrusakan lingkungan.

Melalui teknik ini sampah dengan ketebalan 3,5–5 meter akan dipadatkan
kemudian ditimbun dengan tanah setebal 15 – 30 cm. Disisi lain, dengan adanya
lahan budidaya pertanian yang cukup luas, maka keberadaan sampah tersebut
dapat diolah menjadi kompos (pupuk organik) yaitu dengan cara memisahkan jenis

18 |S T U D I O P E R E N C A N A A N D E S A
sampah yang dapat diuraikan bakteri (dimanfaatkan untuk kompos) dan sampah
yang tidak dapat diuraikan bakteri. Sampah anorganik dan B3 yang dihasilkan dari
kegiatan industri, rumah tangga dan pariwisata serta sukar diolah akan diangkut
oleh truk sampah berdasarkan jadwal pengangkutan DLHK ke TPA Blang Bintang.

2.2.5 Sistem Telekomunikasi


Sistem telekomunikasi di Gampong Lambaro Neujid disalurkan menggunakan
jaringan dari PT Telekomunikasi Selular (Telkomsel) sama halnya seperti jaringan
listrik. Berdasarkan analisis yang telah dilakukan, kebutuhan akan prasarana
telekomunikasi berdasarkan perkiraan kebutuhan fasilitas telekomunikasi
digunakan asumsi 1 sambungan telekomunikasi dengan penduduk pendukung 250
jiwa. Berdasarkan asumsi dan proyeksi penduduk pada tahun 2041 maka jumlah
kebutuhan sambungan telekomunikasi yang diperlukan adalah sebanyak 6.696
sambungan telekomunikasi.

Sambungan telekomunikasi didasarkan pada standar yang berlaku.


Penyediaan sambungan telekomunikasi melalui jaringan listrik Telkomsel. Jaringan
kabel telekomunikasi menggunakan jaringan kabel yang ditanam dalam tanah
mengikuti rute sisi jalan guna mencapai pelanggan. Alternatif pengembangan
jaringan telekomunikasi dilakukan melalui peningkatan kualitas dan jangkauan
kemampuan keterhubungan dan integrasi wilayah dengan pengembangan serat
optik, peningkatan kualitas jaringan transmisi, dan pembangunan jaringan telepon
tanpa kabel yang menjangkau semua kawasan andalan.

19 |S T U D I O P E R E N C A N A A N D E S A
Gambar 2.8 Peta Prasarana Telekomunikasi Gampong Lambaro Neujid

2.2.6 Sistem Jaringan Jalan


Berdasarkan kondisi eksisting, Gampong Lambaro Neujid memiliki jaringan
jalan sepanjang 6,75 Km dan memiliki lebar jalan rata-rata 3 meter. Namun, perlu
adanya perbaikan jalan yang rusak, pelebaran pada jalan utama, serta penambahan
jaringan jalan sepanjang 139,5 meter untuk menghubungkan jalan yang sudah ada.
1. Perbaikan jalan rusak
Kondisi jalan yang ada di Gampong Lambaro Neujid hampir rata-rata mengalami
kerusakan berupa bolongan yang dapat membahayakan pengguna jalannya.
Oleh karena itu perlu adanya perbaikan jalan untuk melancarkan mobilitas
penduduk Gampong Lambaro Neujid serta untuk mendukung pengembangan
konsep desa wisata yang akan ramai dikunjungi para wisatawan.
2. Pelebaran jalan utama
Kondisi jalan utama di Gampong Lambaro Neujid memiliki lebar 3 meter. Dalam
mendukung konsep desa wisata dan desa tangguh bencana, perlu dilakukannya
pelebaran jalan menjadi 6 meter. Hal tersebut bertujuan untuk memudahkan
aksesibilitas kendaraan wisatawan serta mengantisipasi desa yang tangguh

20 |S T U D I O P E R E N C A N A A N D E S A
bencana apabila terjadinya bencana. Adapun panjang jalan utama yang perlu
dilakukannya pelebaran ialah 2,5 km.

3. Penambahan jalan
Penambahan jalan perlu dilakukan agar memudahkan para wisatawan
mengakses lokasi. Adapun penambahan jaringan jalan yang perlu dilakukan ialah
139,5 meter yang bertujuan untuk menghubungkan jalan yang sudah ada.

Gambar 2.9 Peta Prasarana Telekomunikasi Gampong Lambaro Neujid

21 |S T U D I O P E R E N C A N A A N D E S A
BAB 3
Rencana Pola Ruang
1x

2
3
3.1 Rencana Tata Guna Lahan
3.1.1 Kawasan Lindung
Kawasan lindung merupakan suatu kawasan yang ditetapkan mempunyai fungsi
untuk menjaga kelestarian lingkungan hidup, yang mencakup sumber daya alam
maupun buatan. Kawasan lindung pada Gampong Lambaro Neujid terbagi menjadi:
1. Kawasan lindung terhadap kawasan dibawahnya, yakni kawasan perbukitan di
sebelah barat, utara, dan selatan desa.
2. Kawasan perlindungan setempat yakni sempadan pantai dan sempadan sungai
pada kawasan permukiman
3. Ruang Terbuka Hijau dan lain-lain berupa makam desa di Dusun Kuta Kebok dan
lainnya yang tersebar di seluruh desa
Arahan kebijakan yang dapat ditetapkan berupa:
1. Mengendalikan pemanfaatan ruang di luar kawasan hutan agar dapat tetap
berfungsi sebagai kawasan lindung.

Gambar 3.1 Peta Pola Ruang Gampong Lambaro Neujid

22 | S T U D I O P E R E N C A N A A N D E S A
3.1.2 Kawasan Budidaya
Kawasan budidaya merupakan kawasan di luar kawasan lindung yang kondisi fisik
dan sumber daya alamnya dapat dan perlu dimanfaatkan bagi kepentingan produksi
atau kegiatan usaha maup un pemenuhan kebutuhan permukiman. Kawasan
budidaya pada Gampong Lambaro Neujid terbagi menjadi:
1. Kawasan pertanian
Kawasan pertanian terdiri dari sawah yang tersebar di seluruh desa untuk padi
dan cabai.
2. Kawasan permukiman
Kawasan permukiman meliputi keempat dusun
3. Kawasan pariwisata
Kawasan pariwisata berbasis masyarakat (CBT) meliputi melestarikan dan
mengembangkan potensi masyarakat dalam konveksi, melestarikan lingkungan
alam yang indah dan berguna bagi pengembangan ilmu pengetahuan,
memperkenalkan budaya dan keindahan alam, serta meningkatkan
pendapatan daerah dan masyarakat.
4. Kawasan pesisir dan kelautan
Kawasan pesisir dan kelautan meliputi pengembangan kawasan agar lestari dan
penyediaan sarana dan prasarana untuk kegiatan perikanan.

Tabel 3.1 Rencana Pola Ruang Gampong Lambaro Neujid


Luas desa : 6,73 Km2

Persentase Luas Area Persentase


Tata Guna Luas Area Jumlah
Luas Rencana Luas Rencana
Lahan Eksisting (Ha) Unit
Eksisting (%) (Ha) (%)

Kawasan Lindung 701,370

23 | S T U D I O P E R E N C A N A A N D E S A
Hutan Lindung 634,288 90,435% 634,288 89,05% -

Sempadan
0,521 0,074% 0,521 0,073% -
Sungai

Ruang Terbuka 0,107 2,373


Hijau dan lain-
lain 0,015% 0,333% -
- Makam Desa 0,107 0,107

- Vegetasi 0 2,266

Kawasan Budidaya

Perkebunan 30,439 4,339% 30,053 4,219% -

Tambak 1,177 0,167% 1,177 0,165% -

Badan Air
 Laut - - - - -
 Sungai - - - - -

Sawah 33,906 24,117


 Padi 29,604 4,834% 19,815 3,385% -
 Cabai 4,302 4,302

Permukiman 10,364 1,477% 12,664 1,777 355 unit


rumah

Sarana 0,028 0,003%


0,081 3 unit
Pemerintahan
dan Pelayanan
0,010
Umum 0,010
0
0,003

24 | S T U D I O P E R E N C A N A A N D E S A
 Kantor 0 0,023
Desa
 Pos 0,698
0,099%
Satpam
 Toilet 0,026 0,698 3 unit

Umum 0,346
0,346 0,026 1 unit

Sarana 0,346 1 unit

Pendidikan 0,069 0,346 1 unit


0,009%
 TK 0,021
 SD 0,048 0,069 2 unit

 Dayah 0,021 1 unit


0,005% 0,048 1 unit
0,041
Sarana
Kesehatan 0,041 0,078 3 unit

 Polindes 0,013%
 Posyandu 0,096 0,078

5 unit
Sarana 0,096
0,096
Peribadatan
 Meunasah
0,096

Sarana
Perdagangan
dan Jasa
 Toko
Kelontong

25 | S T U D I O P E R E N C A N A A N D E S A
Objek Wisata 0 0 7,233 1,015% 2 unit
dan Fasilitas
Pendukung
3,935 -
 Agrowisata
3,217 -
 Wisata
Edukatif
0,058 1 unit
 Balai
Produksi
0,023 1 unit
 Tourism
Center

Total 701,370 Ha 100% 712,271 100% 373 unit


Ha

Berdasarkan perhitungan proyeksi dan konsep pengembangan desa, hasil rencana


pola ruang yang telah direncanakan penulis dapat dijadikan acuan untuk penetapan
arahan kebijakan terhadap tata guna lahan Gampong Lambaro Neujid. Beberapa poin
penting dari perhitungan rencana pola ruang adalah:
1. Lahan kawasan lindung Gampong Lambaro Neujid tidak mengalami pengurangan luas,
namun mengalami kenaikan pada ruang terbuka hijau dan lain-lain.
2. Lahan kawasan budidaya Gampong Lambaro Neujid cenderung menurun untuk sektor
pertanian dan perkebunan dikarenakan keperluan lahan dialihkan

26 | S T U D I O P E R E N C A N A A N D E S A
Gambar 3.2 Peta Rencana Pola Ruang Gampong Lambaro Neujid

3.2 Rencana Pengembangan Permukiman


Berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah 2012 – 2032 Gampong Lambaro Neujid
berada pada Kecamatan Peukan Bada. Kecamatan Peukan Bada memiliki jumlah luasan
permukiman berdasarkan data spasial sebesar 1.074,84 Ha. Gampong Lambaro Neujid
memiliki pola permukiman terpusat atau mengelompok dimana permukiman yang
cenderung berkembang tumbuh mengelompok berdasarkan karakteristik kawasan yang
berada di daerah pegunungan dan daerah pesisir.
Rencana perkembangan permukiman pada Gampong Lambaro Neujid merupakan
salah satu rencana penambahan Pola Ruang gampong baik rencana penambahan hunian
baru atau perbaikan permukiman meliputi sarana dan prasarana untuk kelangsungan
hidup dan penghidupan di masa mendatang. Oleh karena itu kegiatan dalam mewujudkan
rencana pengembangan permukiman berupa pembangunan kawasan baru (penambahan
Rumah) dan perbaikan permukiman dengan mengikuti pola permukiman mengelompok
berdasarkan karakteristik kontur kawasan.

27 | S T U D I O P E R E N C A N A A N D E S A
Rencana perkembangan permukiman dilakukan berdasarkan hasil proyeksi
penduduk pada tahun 2040 dengan penambahan penduduk Gampong Lambaro Neujid
sebesar 1675 jiwa dan tingkat kepadatannya memiliki klasifikasi kepadatan rendah 2,48
Jiwa/Ha. Perencanaan kawasan permukiman direncanakan jenis rumah tunggal dengan
asumsi 1 rumah dihuni oleh 1 KK terdiri dari 5 orang maka diperkirakan dibutuhkan rumah
sebanyak 335 unit dengan setiap rumah membutuhkan luas lahan atau luas kavling
sebesar 100m2 maka lahan untuk permukiman dibutuhkan sebesar 3,35 Ha dan
mengasumsikan 30% dari luas permukiman untuk prasarana pendukung maka
diperkirakan rencana luas lahan untuk kawasan permukiman sekitar 2,3 Ha dan 10.050
m2 untuk sarana dan prasarana.

Tabel 3.2 Rencana Pengembangan Permukiman

Kelompok
Jenis Aktivitas Standar (Jiwa) Jumlah Unit
Aktivitas

Ruang Terbangun

Perumahan/hunian 5 Jiwa

Hunian · Tipe 45 · 201 unit

· Tipe 60 · 100 unit

· Tipe 80 · 34 unit

3.3 Rencana Pengembangan Sarana Permukiman


Fasilitas yang sudah terdapat pada eksisting Gampong Lambaro Neujid meliputi
sarana pendidikan, sarana kesehatan, sarana peribadatan, sarana perdagangan dan niaga,

28 | S T U D I O P E R E N C A N A A N D E S A
sarana ruang terbuka dan olahraga, sarana pemerintahan serta sarana pelayanan umum.
Beberapa sarana yang dinilai sudah memenuhi standar penyediaan (unit) dan pelayanan
adalah sarana kesehatan, sarana pemerintahan, sarana pendidikan, sarana ruang terbuka
(taman, posyandu, kuburan/pemakaman umum, dan ruang terbuka hijau pada kawasan
lindung) dan sarana olahraga.
Terdapat pula beberapa sarana yang perlu dikembangkan dan/atau ditambah
jumlahnya seperti sarana pelayanan umum, sarana peribadatan, sarana kebencanaan dan
sarana-sarana lainnya yang mendukung sektor ekonomi desa. Berikut arahan
pengembangan sarana permukiman yang membutuhkan perbaikan dan penyediaan di
Gampong Lambaro Neujid.
1. Sarana Peribadatan
Fasilitas peribadatan yang terdapat di Gampong Lambaro Neujid berupa 1 unit
meunasah dengan konstruksi beton (permanen). Meunasah Gampong Lambaro
Neujid dalam kondisi yang cukup baik dan umumnya difungsikan sebagai tempat
ibadah, menggelar kegiatan keagamaan (pengajian, kurban, maulid), ruang rapat dan
ruang berkumpul serta pekarangannya digunakan sebagai ruang bermain anak.
Meunasah juga menjadi sarana yang paling sering dimanfaatkan masyarakat dalam
berkegiatan sosial. Berdasarkan hasil perhitungan standar pelayanan minimal, jumlah
sarana peribadatan pada eksisting belum memadai karena hanya mampu melayani
250 jiwa. Padahal meunasah masih menjadi bangunan evakuasi andalan masyarakat
bila terjadi bencana. Oleh karena itu, dalam rencana pengembangan sarana
diarahkan untuk menyediakan 2 unit meunasah di dalam area permukiman dengan
radius perjalanan 100 meter agar mudah dicapai. Untuk meunasah pada eksisting
diperlukan peningkatan kualitas agar kondisinya lebih baik.

29 | S T U D I O P E R E N C A N A A N D E S A
Gambar 3.3 Peta Rencana Sarana Peribadatan Gampong Lambaro Neujid

2. Sarana Sosial
Gampong Lambaro Neujid telah memiliki beberapa sarana sosial selain sarana
kesehatan, pendidikan, peribadatan dan olahraga seperti kantor PKK dan balai
pemuda. Dalam arahan rencana dibutuhkan pengembangan beberapa sarana yang
dapat mendukung aktivitas perumahan dan pariwisata seperti pengadaan pos
kamling, toilet umum, dan parkir umum.

3. Sarana Perekonomian
Sarana perekonomian eksisting terdiri dari 1 bengkel, 1 mini market, 3 kios, dan 1
warung kopi. Menurut arahan rencana dibutuhkan penambahan sarana-sarana
ekonomi untuk mendukung kegiatan pariwisata dan penguatan ekonomi masyarakat
desa melalui BUMDes, membangun industri pengolahan sesuai dengan hasil
komoditas pertanian, mendirikan toko konveksi dan souvenir serta menambah 1 unit
mini market.

30 | S T U D I O P E R E N C A N A A N D E S A
Gambar 3.4 Peta Rencana Pola Ruang Gampong Lambaro Neujid

4. Sarana Kebencanaan
Gampong Lambaro Neujid merupakan desa yang rawan terhadap bencana alam
seperti banjir rob, tsunami, longsor dan gempa bumi. Berdasarkan arahan rencana,
beberapa fasilitas kebencanaan yang dapat dikembangkan seperti menambah rambu
evakuasi, mengembangkan jalur evakuasi, mengadakan escape area, membangun
sistem peringatan dini, serta membuat buffer area dengan menanam vegetasi sejenis
mangrove dan kelapa untuk menghambat hempasan air laut.

Gambar 3.5 Peta Rencana Jalur Evakuasi Gampong Lambaro Neujid

31 | S T U D I O P E R E N C A N A A N D E S A
BAB 4
Rencana & Indikasi Program
1X

2
3
4
4.1 Rencana Program
Tabel 4.1 Rencana Program

RENCANA PROGRAM KETERANGAN

Pengadaan balai pengrajin dan Pengadaan Wisata kreatif (Home Industry)


BUMDES

Pengadaan paket wisata

Pengadaan tourism centre

Pelatihan dan pemberdayaan masyarakat

· Pelatihan dan workshop

· Pelatihan Bahasa

Penyediaan akomodasi wisata kreatif

Pengadaan jalan setapak pada kawasan Agrowisata (Edukasi dan


persawahan Rekreasi)

Wisata kuliner di tengah persawahan

Penyediaan akomodasi wisata Kreatif dan


agrowisata

32 | S T U D I O P E R E N C A N A A N D E S A
Adapun peta rencana untuk setiap program di atas dapat dilihat pada gampar
dibawah in:

Gambar 4.1 Peta Rencana Program Gampong Lambaro Neujid

1. Pengadaan Balai Pengrajin / Pusat Kerajinan


Dalam pelaksanaan analisis yang telah dilakukan pada evaluasi sebelumnya,
melalui analisis akar masalah didapat jawaban bahwa salah satu penyebab
mengapa UMKM Gampong Lambaro Neujid tidak signifikan perkembangannya
adalah karena kurangnya kualitas penyediaan sarana dan prasarana terutama
sarana tempat dalam bekerja dan menghasilkan produk UMKM.
Hal ini sejalan dengan hasil wawancara dengan ketua pengrajin payet yang
menjelaskan bahwa para pengrajin payet di di Gampong Lambaro Neujid dimana
mereka menginginkan adanya perbaikan sarana tempat dalam memproduksi
produk UMKM ini
Dalam rencana program yang akan dijalankan, akan dilaksanakan perencanaan
atau pengembangan sarana tempat produksi untuk meningkatkan kapasitas
pengrajin payet dalam produksi dan menambah minat masyarakat akan daya
Tarik wisata desa.

33 | S T U D I O P E R E N C A N A A N D E S A
2. Pengadaan Paket Wisata
Karena objek wisata Gampong Lambaro Neujid hanya berupa wisata kreatif
berupa UMKM atau Home industry maka kemampuan jangkauan untuk menarik
wisatawan lebih lemah jika dibandingkan dengan kawasan lain yang sudah
memiliki wisata unggulan contohnya mon ikeun, lhoknga dan kawasan wisata
lainnya yang sudah terkenal akan wisata pantainya.
Oleh karena itu, untuk mengembangkan wisata di Gampong Lambaro Neujid
maka akan direncanakan pengembangan wisata dalam bentuk paket wisata untuk
memaksimalkan keseluruhan potensi/objek wisata yang ada

3. Pengadaan Tourism Centre


Dalam rangka perencanaan kawasan wisata CBT di Gampong Lambaro Neujid
maka dinilai penting bagi desa untuk memiliki pusat informasi maupun sebagai
pusat pelayanan turis untuk menyebarkan informasi, menampung saran
wisatwan, tempat menjual paket wisata serta sebagai kantor pengelolaan wisata
desa.

4. Pelatihan dan Pemberdayaan Masyarakat


Untuk menciptakan masyarakat yang berkapasitas dalam pengelolaan wisata
maka akan dilaksanakan rencana program program pemberdayaan masyarakat
seperti dalam bidang komunikasi dan peningkatan kualitas hasil produk UMKM

5. Pengadaan Akomodasi Wisata


Dalam rencana program yang akan dilaksanakan, untuk mengembangkan
wisata yang ada Gampong Lambaro Neujid untuk memperlama masa tinggal
wisatawan dan menambah pendapatan desa akan dilaksanakan pembangunan
tempat parkir, toilet umum, pos satpam, tempat kuliner dan berbagai amenitas
lainnya yang mampu memenuhi kebutuhan wisatawan selama berada di desa.

4.2 Program Kegiatan


4.2.1 Wisata Kreatif
A. Pengadaan Balai Pengrajin/Pusat Kerajinan

34 | S T U D I O P E R E N C A N A A N D E S A
Pada rencana program yang akan dilaksanakan akan dilakukan renovasi
balai pengrajin dengan tujuan untuk mengembangkan dan mengakomodasi
kebutuhan pariwisata yang ada karena berdasarkan kondisi eksisting saat
ini, keadaan balai pengrajin atau tempat dimana pengrajin payet biasanya
melakukan kegiatan produksi masih belum memadai dan belum mampu
dalam menciptakan daya tarik dalam menunjang kegiatan wisata kreatif
yang ingin direncanakan.

Gambar 4.2 Kondisi Eksisting Balai Pengrajin Gampong Lambaro Neujid

Untuk mengembangkan pariwisata yang ada, maka balai pengrajin ini


akan dijadikan sebagai salah satu daya tarik wisata dimana wisatawan yang
datang ke desa dapat ikut serta dalam proses produksi dan belajar
bagaimana cara menjahit payet serta bergabung langsung dengan
masyarakat Lambaro neujid dan untuk mengakomodasi kegiatan ini
dibutuhkan balai pengrajin dengan besar lebih kurang 15,3 kali 32 meter
persegi. untuk ilustrasi dari balai pengrajin yang akan dibuat dapat dilihat
pada gambar dibawah ini :

35 | S T U D I O P E R E N C A N A A N D E S A
Gambar 4.3 Ilustrasi Pengembangan Balai Pengrajin/ Balai Produksi

B. Pengadaan Paket Wisata


Dalam memaksimalkan potensi wisata yang ada dan untuk
memperlama masa tinggal wisatawan di desa maka akan direncanakan
pengadaan paket wisata yang mengkombinasikan berbagai atraksi wisata
yang ada di Desa Lambaro Neujid untuk kemudian dikemas dalam paket
paket wisata sehingga wisatawan yang datang ke desa ini dapat
memaksimalkan waktu yang ada untuk merasakan semua objek wisata yang
ditawarkan sekaligus pemerataan keuntungan wisata untuk warga desa
selaku pengelola wisata.
Berikut beberapa contoh paket wisata yang akan ditawarkan desa
kepada wisatawan desa:
Tabel 4.2 Pengadaan Paket Wisata Gampong ;ambaro Neujid

Nama Paket Wisata Rincian Kegiatan Harga

Paket saweu Gampong A · Kegiatan menjahit payet 1 orang = 55.000/orang


· Wisata kuliner 2 orang = 45.000/orang
3 orang = 40.000/orang

36 | S T U D I O P E R E N C A N A A N D E S A
Paket saweu Gampong B · Kegiatan agrowisata edukasi 1 orang = 55.000/orang
· Wisata kuliner 2 orang = 45.000/orang
3 orang = 40.000/orang

Paket saweu Gampong C · Kegiatan menjahit payet 1 orang = 80.000/orang


· Kegiatan agrowisata edukasi 4-5 orang = 70.000/orang
· Wisata kuliner

Paket saweu Gampong D · Kegiatan menjahit payet 3 orang =200.000/orang


· Kegiatan agrowisata 5 orang =180.000/orang
· Wisata kuliner 10 orang =150.000/orang
· Wisata Pulau Bunta
· Dokumentasi Pariwisata

Paket saweu Gampong E · Kegiatan menjahit payet 3 orang =350.000/orang


5 orang =325.000/orang
· Kegiatan agrowisata
10 orang =300.000/orang
· Wisata Pulau Bunta
10-15 orang =
· Wisata kuliner 285.000/orang

· Penginapan 1 malam

· Dokumentasi Pariwisata

C. Pengadaan Tourism Information Centre


Untuk menunjang kegiatan wisata di desa Lambaro Neujid khususnya
dalam bidang pengelolaan dan manajemen wisata, maka dirasa penting
untuk mendirikan pusat informasi sekaligus tempat pembelian paket
wisata.

37 | S T U D I O P E R E N C A N A A N D E S A
Gambar 4.4 Ilustrasi Tourism Information Centre Gampong Lambaro
Neujid

Tourism information centre ini juga akan berperan sebagai kantor


kelola bagi stakeholder dan masyarakat desa untuk melakukan kegiatan
evaluasi pariwisata desa, musyawarah yang berkaitan dengan wisata desa
serta sebagai tempat audiensi bagi pihak pihak yang ingin bekerja sama
dengan desa Lambaro Neujid
Dalam perencanaan pengadaan Tourism Information Centre ini
direncanakan akan memiliki dua lantai dengan lantai pertama sebagai
tempat pengelolaan paket wisata dan pengaduan turis sedangkan lantai
kedua sebagai kantor manajemen wisata desa dengan lebar lebih kurang 12
meter dan panjang lebih kurang 20 meter.

D. Pelatihan dan Pemberdayaan Masyarakat


Masyarakat sebagai komponen utama dalam pembangunan pariwisata
berbasis masyarakat mempunyai peranan penting dalam menunjang
pembangunan pariwisata daerah yang ditujukan untuk mengembangkan
potensi lokal yang bersumber dari alam, sosial budaya ataupun ekonomi
masyarakat.

38 | S T U D I O P E R E N C A N A A N D E S A
Gambar 4.5 Ilustrasi Pelatihan dan Pemberdayaan Masyarakat Gampong
Lambaro Neujid

Sebagai penguatan konsep Community Based Tourism (CBT) maka


untuk menambah kapasitas dan pengetahun masyarakat sebagai pihak
utama yang paling berperan dalam berjalannya kegiatan wisata maka akan
dilakukan pelatihan dan pemberdayaan masyarakat yang mana kegiatan ini
meliputi :
a. Workshop menjahit
b. workshop pengelolaan media sosial
c. Seminar dan pelatihan ilmu ilmu kepariwisataan
d. Pelatihan bahasa inggris, Indonesia dan bahasa daerah
e. dan berbagai kegiatan lainnya

E. Pengadaan Pengembangan Agrowisata (Rekreasi dan Edukasi )


Dalam perencanaan desa Lambaro Neujid, akan dibangun jalur wisata
di kawasan persawahan desa dengan alokasi lahan untuk pembangunan ini
adalah pada lahan seluas 3, 82 hektar dan dalam pembuatan atau
pengadaan jalur wisata ini akan sangat diperhatikan aspek aspek lingkungan
yang ada dan dengan menggunakan bahan bahan alami agar tidak
mencemari kawasan persawahan sendiri.

 Rekreasi

39 | S T U D I O P E R E N C A N A A N D E S A
Selain penyediaan jalur wisata pada kawasan persawahan,
dalam perencanaan kawasan wisata yang dibuat akan dilakukan
pengadaan wisata kuliner sebagai pemenuhan unsur atraksi dan
amenitas pariwisata yang ada. untuk ilustrasi dari pengadaan jalur
wisata dan wisata kuliner di Desa Lambaro Neujid dapat dilihat pada
gambar dibawah ini:

Gambar 4.6 Ilustrasi Agrowisata Fungsi Rekreasi

 Edukasi
Selain sebagai sarana wisata rekreasi, konsep agrowisata pada
desa Lambaro Neujid juga dikembangkan ke arah wisata edukasi
dimana masyarakat umum dapat belajar mengenai teknik teknik dalam
pertanian dan merasakan pengalaman langsung dalam bercocok tanam
yang akan dipandu oleh masyarakat Desa Lambaro Neujid yang juga
banyak ber profesi sebagai petani.
Komoditas utama yang menjadi program unggulan dalam
agrowisata ini adalah menanam padi dan belajar mengenai teknik
teknik bercocok tanah di persawahan. selain padi, komoditas lain yang

40 | S T U D I O P E R E N C A N A A N D E S A
ditawarkan untuk menjadi daya tarik wisata adalah perkebunan berupa
kebun cabai, tomat dan melon.

Gambar 4.7 Ilustrasi Agrowisata fungsi Edukasi Gampong Lambaro Neujid

F. Pengadaan akomodasi wisata


Dalam perencanaan sebuah kawasan pariwisata salah satu aspek paling
penting adalah penyediaan amenitas wisata untuk memenuhi kebutuhan
wisatawan yang datang ke desa. dalam perencanaan yang dilakukan
beberapa akomodasi pariwisata yang akan dibangun antara lain :

 Pos keamanan
Berada pada perbatasan atau pintu masuk desa sebagai penanda
bahwa wisatawan telah masuk kedalam kawasan dewasa dan sebagai
tempat pembayaran retribusi dan pengelolaan.

41 | S T U D I O P E R E N C A N A A N D E S A
Gambar 4.8 Ilustrasi Pos Keamanan Gampong Lambaro Neujid

 Toilet umum
Toilet umum berjumlah 3 yang mana tersebar di sekitar objek wisata
desa.

Gambar 4.9 Ilustrasi Toilet Umum Gampong Lambaro Neujid

 Tempat parkir
tempat parkir yang disediakan dalam rencana pariwisata desa
berjumlah dua yakni parkiran A dan parkiran B dengan rincian sebagai
berikut :
a. Parkiran A
Parkiran A merupakan parkiran utama dengan alokasi parkir
diutamakan untuk kendaraan umum dan kendaraan prioritas
misalnya tamu desa dan lain lain. luas parkiran A adalah 0,23
hektar dengan total keliling lahan parkir adalah 210 meter.

b. Parkiran B

42 | S T U D I O P E R E N C A N A A N D E S A
untuk parkiran B merupakan parkiran penunjang dan sebagai
pendukung parkiran utama. Parkiran B diutamakan untuk
kendaraan pribadi serta pengunjung agrowisata baik untuk
fungsi edukasi maupun rekreasi luas lahan parkiran B adalah
sekitar 492 meter persegi

4.3 Rencana Kelembagaan


4.3.1 Rencana Kelembagaan
Tujuan pengelolaan kawasan perdesaan pada dasarnya untuk mewujudkan
visi dan misi kawasan perdesaan sesuai dengan Rencana Tata Ruang. Disamping
itu, salah satu perwujudan pengelolaan kawasan perdesaan tidak jauh pada
kegiatan kelembagaan kawasan perdesaan. Kelembagaan memiliki tujuan untuk
menciptakan pembangunan yang berkelanjutan, dimana suatu kawasan desa
harus dikembangkan dan dikelola serta untuk meningkatkan wawasan dan
kemampuan serta sikap aparat dalam pembentukan jaringan dan koordinasi
untuk mewujudkan konsep community based tourism di desa Lambaro Neujid.

Tabel 4.3 Rencana Kelembagaan

RENCANA PROGRAM PIHAK YANG TERLIBAT

 Masyarakat =sebagai pihak yang dilayani oleh


Pengadaan balai
program (beneficiaries), masyarakat juga
pengrajin dan
berperan sebagai pihak yang memberi saran
Pengadaan BUMDES
dalam pelaksanaan pembangunan yang ada.

 Pemerintah terkait = berperan sebagai pihak yang


memberikan izin dalam pengelolaan dan
membiayai Pembangunan.

43 | S T U D I O P E R E N C A N A A N D E S A
 stakeholder terkait = Dalam hal ini , stakeholder
terkait adalah perangkat desa yang juga mejadi
wakil masyarakat desa dalam memberikan saran
dan pengambilan keputusan.

 Masyarakat = masyarakat berperan dalam


Pengadaan paket
mempertimbangkan dan mengelompokkan objek
wisata
wisata mana yang kira kira cocok untuk
dikelompokkan bersama dan budget yang diberikan
untuk setiap paket yang ada

 pihak afiliasi = pihak afiliasi dalam hal ini merupakan


mereka yang ahli dalam bidang kepariwisataan
termasuk para pihak swasta dalam memberikan saran
mengenai paket paket wisata yang akan dibuat.
Dalam penyelenggaraannya, wisata desa Lambaro
Neujid juga akan dipromosikan dan ikut di bantu
pengelolaannya oleh pihak pihak ini

 Masyarakat dan perangkat desa = Masyarakat


Pengadaan tourism
berperan sebagai pengelola dari TIC desa lambaro
information centre
neujid.

44 | S T U D I O P E R E N C A N A A N D E S A
 Pemerintah terkait = Pemerintah berperan sebagai
pihak yang membiayai pembangunan dan mengawasi
jalannya proyek pembangunan hingga rampung.

 Masyarakat = Masyarakat sebagai pihak yang dilatih


Pelatihan dan
dan diberdayakan oleh organisasi dan pemerintah
pemberdayaan
dalam rangka mewujudkan masyarakat yang
masyarakat
berkapasitas dalam menjadi pengelola wisata

· Pelatihan dan sehingga tercapainya konsep BCT

workshop

· Pelatihan Bahasa

 LSM/NGO/ pihak afiliasi = Organisasi organisasi


kemasyarakatan berperan dalam pemberdayaan
masyarakat desa Lambaro Neujid, para LSM/NGO ini
akan berperan dalam mengajar dan memberikan
pengetahuan kepada masyarakat secara sukarela
terutama dalam hal bahasa.

 pemerintah terkait = Pemerintah berperan pula


sebagai fasilitator dalam hal pelatihan dan
pemberdayaan masyarakat.

 Masyarakat = masyarakat sebagai pihak yang


Pengadaan jalur wisata
memprakarsai dan apabila ada masyarakay yang
pada kawasan
memiliki kemampuan dalam pembangunan saran
persawahan
dan prasarana wisata yang ada maka mereka juga
akan diprioritaskan untuk bekerja didalam proyek

45 | S T U D I O P E R E N C A N A A N D E S A
 Pemerintah terkait = Pemerintah berperan sebagai
pihak yang membiayai pembangunan dan
mengawasi jalannya proyek pembangunan hingga
rampung.

 stakeholder terkait = Dalam hal ini , stakeholder


terkait adalah perangkat desa yang juga mejadi
wakil masyarakat desa dalam memberikan saran
dan pengambilan keputusan.

 Masyarakat = Dalam menjalankan amenitas


Wisata kuliner di
restaurant atau wisata kuliner didesa lambaro neujid
tengah persawahan
para pekerja atau pihak yang terlibat dalam bisnis ini
merupakan masyarakat asli desa sehingga masyarakat
akan merasakan langsung dampak dari di bangunnya
tempat wisata ini.

 Stakeholder terkait = Dalam hal ini , stakeholder


terkait adalah perangkat desa yang juga mejadi wakil
masyarakat desa dalam memberikan saran dan
pengambilan keputusan.

46 | S T U D I O P E R E N C A N A A N D E S A
 Pihak afiliasi = Dalam mengelola bisnis wisata kuliner
dibutuhkan pihak pihak yang ahli mengenai
pengelolaan dan manajemen bisnis, oleh karenanya
akan ada pihak afiliasi yang membantu jalannya bisnis
hingga desa Lambaro Neujid mampu untuk mandiri
dalam mengelola pariwisatanya.

 Masyarakat = masyarakat desa berperan dalam


Penyediaan akomodasi
mengelola dan menentukan biaya retribusi serta
wisata
alokasi pengelolannya baik. Masyarakat desa juga
berperan dalam mengelola akomodasi wisata yang
ada seperti warkop, dan lain lain.

 Pemerintah terkait = Pemerintah berperan sebagai


pihak yang membiayai pembangunan dan mengawasi
jalannya proyek pembangunan hingga rampung.

 stakeholder terkait =Dalam hal ini , stakeholder terkait


adalah perangkat desa yang juga mejadi wakil
masyarakat desa dalam memberikan saran dan
pengambilan keputusan.

47 | S T U D I O P E R E N C A N A A N D E S A
4.4 Indikasi Program
Tabel 4.4 Indikasi Program

NO PROGRAM UTAMA LOKASI WAKTU PELAKSANAAN PERKIRAAN BIAYA SUMBER DANA INSTANSI PELAKSANA

2021 2022 2023 2024

1 Pengadaan balai Desa 40.000.000,- APBD Aceh Pemerintah


pengrajin Lambaro Besar Kabupaten Aceh Besar
Neujid

Pengadaan BUMDES 100.000.000,-

2 Pengadaan paket Desa 1.000.000,- APBD desa Desa Lambaro Neujid


wisata Lambaro
Neujid

3 Pengadaan tourism Desa 350.000.000,- APBD Aceh Pemerintah


information centre Lambaro Besar Kabupaten Aceh Besar
Neujid

48 | S T U D I O P E R E N C A N A A N D E S A
4 Pelatihan dan Desa 10.000.000,- APBD desa Desa Lambaro Neujid
pemberdayaan Lambaro
masyarakat Neujid

5 Pengadaan jalur Desa 50.000.000,- APBD desa Desa Lambaro Neujid


wisata pada kawasan Lambaro
persawahan Neujid

6 Wisata kuliner pada Desa 30.000.000,- APBD desa


kawasan Lambaro Desa Lambaro Neujid
persawahan Neujid

7 Penyediaan akomodasi Desa 30.000.000,- APBD Aceh Pemerintah


wisata Lambaro Besar Kabupaten Aceh Besar
Neujid
3 unit Toilet Umum

10.000.000,-
1 unit Pos keamanan

49 | S T U D I O P E R E N C A N A A N D E S A
2 Lahan Parkir 20.000.000,-

50 | S T U D I O P E R E N C A N A A N D E S A
DAFTAR PUSTAKA

Dwi Perdana Syah. (2019). PENGEMBANGAN PARIWISATA BERBASIS MASYARAKAT (COMMUNITY


BASED TOURISM). Αγαη, 8(5), 55.

Ikayanti, H., & Prof. Gugus Irianto, S. M. P. D. A. C. (1384). ANALISIS AKAR MASALAH (ROOT CAUSE
ANALYSIS) KECURANGAN AKADEMIK PADA SAAT UJIAN.

Tiara Dewi, Muhammad Amir Masruhim, R. S. (2016). Laporan KKN Kelompok 45. Laboratorium
Penelitian Dan Pengembangan FARMAKA TROPIS Fakultas Farmasi Universitas
Mualawarman, Samarinda, Kalimantan Timur, April, 5–24.

Triwirya, A. (2016). Pendekatan Community Based Tourism Di Community Based Tourism


Approach for Tourism Area Development in Kampung. Skripsi.

Amanor, V and Boadu (2013). Diversification Decisions In Agriculture: The Case Of Agritourism In
Kansas. International Food and Agribusiness Management Review. 16 (2).

Dinas Pariwisata a (2014). Laporan Kemajuan Kajian Pengembangan Desa Wisata DIY. Dinas
Pariwisata. Yogyakarta.

Fahrudin, Adi. 2011. Pemberdayaan, Partisipasi & Pengembangan Kapasitas Masyarakat.


Bandung: Humaniora.

Hadiwijoyo, Surya Sakti. 2012. Perencanaan Pariwisata Perdesaan Berbasis Masyarakat.


Yogyakarta Graha Ilmu.

Hermantoro, Hengky, 2011. Creative-based tourism: Dari wisata rekreatif menuju wisata kreatif.
Aditri.

Dinas Pariwisata b (2015). Tourism Destination Village. Dinas Pariwisata. Yogyakarta.

51 | S T U D I O P E R E N C A N A A N D E S A
Hamzah, A. (2012). Socio-economic impact potential of agro tourism activities on Desa Wawasan
Nelayan community living in Peninsular Malaysia. African Journal of Agricultural Research.
7(32), 4581-4588.

Nazir (2011). Metode Penelitian. Bogor: Ghalia Indonesia.

Pitana, I Gde. dan Surya Diarta, I Ketut.2009. Pengantar Ilmu Pariwisata. Yogyakarta: Penerbit
Andi.

Rilla E (1999). Bring the City & Country Together. California Coast and Ocean. Vol. 15, No. 2. 10p.
Ismawan, Bambang. 2003. Partisipasi dan Dimensi Keswadayaan: Pengalaman LSM Membangun
Keswadayaan Masyarakat. Jakarta:Puspa Swara

Simamora (2004). Riset Pemasaran. Falsafah, Teori dan Aplikasi. Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama.

Subejo (2012). Understanding The Multifunctionality of Agriculture. Pembangunan Pertanian dan


Pedesaan. Bunga Rampai. Jakarta: UI – Press.

52 | S T U D I O P E R E N C A N A A N D E S A
Terima Kasih.
-KELOMPOK 3
Dokumentasi

Anda mungkin juga menyukai