Anda di halaman 1dari 22

Makalah Ekologi Pariwisata

Partisipasi Masyarakat Sekitar Objek Daya Tarik Wisata, Perilaku Wisatawan


yang Berwawasan Logis, Pengembangan Produk Pemasaran Pariwisata yang
Berwawasan Lingkungan
Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Ekologi Pariwisata
Dosen Pengampu: Dr. Muhamad Jalil, M.Pd

Disusun oleh :
Kelompok 10
Febrianti (1910810049)
Desta Musafira Kaltara (1910810054)
Haqimatul Lubab (1910810059)

PROGRAM STUDI TADRIS BIOLOGI


FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) KUDUS
2022

1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke khadirat Tuhan Yang Maha Kuasa yang telah
memberikan segala kemudahan serta kelancaran kepada kami dalam menyelesaiakan
penyusunan makalah mata kuliah Ekologi Pariwisata dengan pembahasan mengenai
Partisipasi Masyarakat Sekitar Objek Daya Tarik Wisata, Perilaku Wisatawan yang
Berwawasan Logis, Pengembangan Produk Pemasaran Pariwisata yang Berwawasan
Lingkungan.
. Sholawat serta salam tidak terlupakan kami curahkan kepada junjungan kita
kepada Rasulullah Nabi Muhammad saw, sebagai tauladan kami dalam mencari
sebanyak-banyak ilmu dan salah satunya ilmu yang mempelajari Ekologi Pariwisata.

Kami sebagai penyusun makalah ini menyadari, bahwa dalam penulisan


makalah ini masih jauh dari kata sempurna, baik dalam segi kelengkapan materi
pembahasan maupun dalam segi penulisannya. Meskipun demikian kami telah
berusaha semaksimal mungkin dengan segenap kemampuan kami, sehingga makalah
ini dapat selesai dengan baik. Kami dengan penuh lapang dada dan terbuka dengan
segala kritik dan saran yang dapat memperbaiki kami sehingga dapat menjadi acuan
kami untuk lebih baik kedepannya.

Kami sangat berterima kasih kepada seluruh pihak-pihak yang telah


membantu dalam proses penyusunan makalah ini. kami harap makalah kami dapat
menjadi sumber ilmu pengetahuan yang dapat menambah wawasan serta dapat
memberikan kontribusi bagi dunia pendidikan khususnya.

Kudus, 08 Juni 2022

Kelompok 10 Ekologi Pariwisata

Tadris Biologi IAIN Kudus

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................................. i


DAFTAR ISI ............................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................... 4
A. Latar Belakang .............................................................................................. 4
B. Rumusan Masalah ......................................................................................... 5
C. Tujuan ........................................................................................................... 5
D. Manfaat.......................................................................................................... 5
BAB II PEMBAHASAN .......................................................................................... 6
A. Partisipasi Masyarakat Sekitar Objek Daya Tarik Wisata............................. 6
B. Perilaku Wisatawan yang Berwawasan Logis............................................... 9
C. Pengembangan Produk Pemasaran Pariwisata Berwawasan Lingkungan..... 11
BAB III PENUTUP ................................................................................................... 16
A. Kesimpulan ................................................................................................... 16
B. Saran .............................................................................................................. 16
DAFTAR PUSTAKA 17

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sektor pariwisata tumbuh dengan pesat seiring dengan tuntutan gaya
hidup dan kebutuhan akan rekreasi. Pariwisata menjadi bagian yang penting
dalam kehidupan manusia sebagai salah satu kebutuhan hidup sekaligus
sebagai gaya hidup. Dengan adanya perkembangan ini, maka pemerintah
berlomba memajukan potensi pariwisata yang ada melaluli beberapa program
dan kebijakan yang berpihak pada pemberdayaan dan optimalisasi potensi
sumber daya alam dan sumber daya manusia, dimana sektor pariwisata ini
berperan terhadap kesejahteraan masyarakat disekitar obyek dan daya tarik
wisata. Optimalisasi dan pemberdayaan baik sumber daya alam maupun
sumber daya manusia ini mampu menggerakan geliat perokonomian dan
pendapatan asli daerah.1 Hal ini sebagai salah satu efek perkembangan dari
pariwisata, jika suatu daerah berkembang pada sektor pariwisatanya maka
akan menimbulkan minat dari para wisatawan untuk melakukan perjalanan
dengan mengunjungi obyek dan daya tarik wisata tersebut. Rasa ingin tahu
dan motivasi untuk eksistensi mendorong masyarakat melakukan perjalanan
wisata dengan mengunjungi potensi wisata tersebut.
Salah satu pengembangan wisata yang mampu menarik minat
wisatawan untuk berkunjung adalah wisata berbasis Ekologi seperti wisata
alam. Ekowisata seperti halnya pariwisata mempunyai dua arti penting yaitu
sebagai perilaku (behavior) dan sebagai industri, sebagai perilaku merupakan
sikap pelaku pariwisata, bagaimana yang seharusnya dilakukan dalam
pengembangan pariwisata di kawasan hutan. Sebagai industri pelaku
1
Sunaryo, B, Kebijakan Pembangunan Destinasi Pariwisata Konsep dan Aplikasinya di
Indonesia,
Yogyakarta: Gava Media, 2013.

4
pariwisata baik pemerintah, swasta, maupun masyarakat, harus bersama-sama
mengembangkan suatu mekanisme dalam pengembangan ekowisata, sehingga
dapat memberikan manfaat secara ekonomi, fisik, sosial dan budaya serta
mampu memberikan manfaat bagi masyarakat setempat. Oleh karena itu,
pengertian ekowisata dengan dilatar belakangi oleh kesadaran akan tanggung
jawab atas kawasan yang dikunjungi dalam melakukan kegiatan di alam,
dalam hal ini terkandung suatu sikap untuk merubah perilaku dari apa yang
selama ini dilakukan menjadi apa yang seharusnya dilakukan, sedangkan
pengertian ekowisata sebagai suatu industri mengembangkan pemahaman
bahwa kegiatan-kegiatan wisata di wilayah yang masih alami harus dilakukan
dengan membangun kerjasama seluruh pelakunya: Pemerintah, swasta, dan
masyarakat, serta manfaat yang diperoleh kembali selayaknya tidak hanya
kepada para pelakunya namun kepada usaha-usaha untuk melestarikan
wilayah tersebut dan mensejahterakan masyarakatnya.
Dengan pengelolaan lingkungan yang baik, kawasan ekowisata dapat
memberikan kontribusi penting bagi kesejahtraan masyarakat, sebaliknya jika
dikelola dengan buruk, akan meninggalkan kerusakan. Oleh Karena itu
informasi dasar tentang perilaku kunjungan ekowisata; kepekaan terhadap
lingkungan; niat mengunjungi ekowisata dan persepsi pengunjung ekowisata
dapat menjadi basis penataan ekonomi ekowisata, nilai konservasi, biaya
kerusakan lingkungan. dan mengaudit dampak kegiatan ekowisata. Seperti
penjelasan yang di paparkan di bawah ini ada partisipasi masyarakat di sekitar
ODTW, Perilaku wisatwan yang yang berwawasan ekologis, dan
Pengembangan produk pemasaran pariwisata yang berwawasan lingkungan.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Partisipasi Masyarakat Sekitar Objek Daya Tarik Wisata?
2. Bagaimana Perilaku Wisatawan yang Berwawasan Logis?

5
3. Bagaimana Pengembangan Produk Pemasaran Pariwisata yang
Berwawasan Lingkungan?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui partisipasi masyarakat sekitar objek daya Tarik wisata
2. Untuk mengetahui perilaku wisatawan yang berwawasan logis
3. Untuk mengetahui pengembangan produk pemasaran pariwisata yang
berwawasan lingkungan.
D. Manfaat Makalah
Manfaat dari penulisan makalah ini untuk mengetahui Partisipasi
Masyarakat Sekitar Objek Daya Tarik Wisata, Perilaku Wisatawan yang
Berwawasan Logis, Pengembangan Produk Pemasaran Pariwisata yang
Berwawasan Lingkungan.

6
BAB II
PEMBAHASAN
A. Partisipasi Masyarakat Sekitar Objek Daya Tarik Wisata
Secara garis besarnya partisipasi berarti keikutsertaan seseorang atau
sekelompok orang pada suatu proses kegiatan. partisipasi merupakan
keikutsertaan seseorang di dalam kelompok sosial untuk mengambil bagian
dari kegiatan masyarakatnya, di luar pekerjaan atau profesinya sendiri. Dapat
dipahami bahwa partisipasi ada pada motif sukarela, adanya penyertaan
pikiran dan emosi, adanya kepekaan dan adaptasi secara aktif untuk
memunculkan komunikasi antar para pihak yang terlibat dalam aktivitas
pelibatan masyarakat. Partisipasi pada praktiknya memungkinkan warga
masyarakat untuk terlibat dalam berbagai ajang yang mempengaruhi
kehidupannya sehingga mereka juga memiliki akses terhadap sumber daya
maupun institusi. .2
Sedangkan masyarakat merupakan sekelompok manusia yang hidup dan
saling berhubungan satu sama lain, terdiri dari bermacam-amcam bentuk
budaya yang dapat dilihat dari perbedaan suku bangsa, agama, ras, dan yang
lainnya. Kemudian mebentuk kelompok yang lebih besar dan hidup
berdampingan dengabn teratur oleh aturan (undang-undang) serta adat yang
ada di dalamnya, dimana sebagian besar interaksi adalah antara individu-
individu yang berada dalam kelompok tersebut. Masyarakat sangat identik
dengan berbagai macam situasi dan keadaan yang berbeda-beda maka sering
terjadi perbedaan pendapat dengan masyarakat lainnya. Hal ini yang
menjadikan masyarakat memiliki hubungan yang penting dengan lingkungan
di sekitarnya.3

2
Fira Julia, Partisipasi Masyarakat dalam Pengelolaan Objek Wisata Pantai Karangjahe Kecamatan
Rembang Kabupaten Rembang Tahun 2020, Skripsi, Universitas Negeri Semarang
3
Fira Julia

7
Jadi partisipasi masyarakat dapat dikatakan sebagai keikutsertaan
masyarakat dalam suatu kegiatan yang harus dikerjakan dan cara
mengerjakannya. Keterlibatan tersebut berupa kontribusi dalam kegiatan yang
telah diputuskan serta bersama-sama memanfaatkan hasil program tersebut.4
Partisipasi masyarakat hakikatnya bukan hanya mendorong terjadinya
proses penguatan kapasitas masyarakat lokal, tetapi juga merupakan sebuah
mekanisme guna meningkatkan pemberdayaan bagi warga untuk terlibat
dalam pembangunan secara bersama. Dalam konteks pembangunan
pariwisata, partisipasi masyarakat penting untuk terus didorong guna
mendistribusi keuntungan-keuntungan dari kegiatan kepariwisataan yang
berlangsung kepada masyarakat secara langsung. Semangat desentralisasi dan
pemberian kewenangan penuh bagi warga untuk mengelola pariwisata di
daerahnya merupakan hal mutlak untuk terwujudnya pariwisata berbasis
masyarakat.
Masyarakat turut serta secara aktif dalam memprakarsai kehidupan
mereka, melalui proses pembuatan keputusan dan perolehan sumberdaya dan
penggunaannya. dimana masyarakat mempunyai peran yang sangat penting
dalam menunjang pembangunan pariwisata. Dengan demikian keterlibatan
pemerintah dan swasta hanya sebatas memfasilitasi dan memotivasi
masyarakat sebagai pelaku utama pengembangan desa wisata untuk dapat
lebih memahami tentang fenomena alam dan budayanya, sekaligus
menentukan kualitas produk wisata yang ada di desa wisatanya.5
Partisipasi masyarakat selanjutnya akan menyebabkan keterlibatan
masyarakat secara khusus dalam mengikuti perubahan yang semakin nyata.
Adanya perasaan ikut berpartisipasi dari masyarakat menunjukkan adanya
4
Siti Irene, Desentralisasi dan Partisipasi Masyarakat dalam Pendidikan, Yogyakarta: Pustaka
Pelajar, 2011
5
Andy Ibrahim, ‘Partisipasi Masyarakat Dalam Pengembangan Objek Wisata Topejawa Di Kabupaten
Takalar’, ISSN 2502-3632 (Online) ISSN 2356-0304 (Paper) Jurnal Online Internasional & Nasional Vol.
7 No.1, Januari – Juni 2019 Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta, 53.9 (2019), 1689–99
<www.journal.uta45jakarta.ac.id>.

8
komunikasi antara masyarakat didalam mencapai sebuah tujuan yang
diharapkan masyarakat untuk ikut serta ataupun berperan aktif dengan
pemerintah guna menjamin keberhasilan pelaksanaan pembangunan.
Partisipasi disini juga bisa berupa partisipasi hasil pikiran atau ide, partisipasi
tenaga atau keterampilan, partisipasi sosial serta partisipasi dalam pelaksanaan
program. Jadi, Dari partisipasi ini ada banyak hal yang dapat diperoleh,
diantaranya rasa tanggungjawab, rasa kompetisi dan solidaritas.
Terdapat beberapa bentuk partisipasi yang dapat diberikan masyarakat
dalam suatu program pembangunan maupun pengembangan dalam bentuk
kegiatan, meliputi:
a) Partisipasi Buah Pikiran,
Merupakan partisipasi yang menyumbangkan ide, pendapat, gagasan, atau
buah pikiran konstruktif, baik untuk menyusun program maupun untuk
memperlancar pelaksanaan kegiatan atau program.
b) Partisipasi Tenaga
Partisipasi yang diberikan dalam bentuk tenaga atau usaha fisik untuk
pelaksanaan kegiatan yang dapat menunjang keberhasilan suatu program.
c) Partisipasi Harta Benda
Partisipasi yang dapat diberikan dalam bentuk harta dan benday aitu
sumbangan berupa materi yang digunakan untuk membangun kios-kios
yang menjual makanan dan minuman, memperbaiki fasilitas yang
mendukung kegiatan pariwisata, dan lain-lain.
d) Partisipasi Keterampilan
Memberikan dorongan melalui keterampilan yang dimiliki anggota
masyarakat dalam melakukan kegiatan yang dapat meningkatkan
kesejahteraan sosialnya.6

6
Fira Julia, Op.Cit.

9
Dalam Pengembangan Objek Daya Tarik Wisata (ODTW), partisipasi
masyarakat juga sangat diperlukan seperti partisipasi dalam bidang sarana dan
prasarana, serta dalam bidang promosi pariwisata itu sendiri.

a. Partisipasi Masyarakat di Bidang Sarana dan Prasarana


Partisipasi dibidang sarana dan prasarana ini dengan melihat kesediaan
sarana transportasi, sarana umum seperti toilet, tempat ibadah, gazebo
tempat bersantai dan prasarana wahana yang disediakan oleh pihak atau
pengelola objek wisata. Tersedianya sarana menjadi unsur penting dalam
pengembangan kawasan wisata. Masyarakat terlibat langsung dalam
kegiatan pariwisata dalam bentuk pemberian jasa dan pelayanan untuk
meningkatkan pendapatan masyarakat diluar keluar kegiatan sehari-
harinya.
b. Partisipasi Masyarakat di Bidang Promosi Objek Daya Tarik Wisata
 Promosi Lisan, merupakan hal yang paling mudah dilakukan oleh
masyarakat sebagai pelaku partisipan untuk melakukan Tindakan
memperkenalkan objek wisata.
 Promosi Tulisan, Tempat wisata dianggap sebagai rencana atau
strategi yang wajib untuk dilaksanakan sebagai modal investasi
untuk kedepannya. Seperti pembuatan pamphlet yang
memperkenalkan objek wisata tersebut, kemudian dapat di unggah
atau di upload di media social, seperti WhatsApp, Facebook,
Instagram, Twitter, dan lain-lain.7
B. Perilaku Wisatawan yang Berwawasan Logis
Dalam pariwisata, khususnya ekowisata, sikap dan perilaku konsumen
merupakan unsur yang penting bagi kelangsungan eksistensinya. Sikap
merupakan kecenderungan berperilaku tertentu terhadap obyek sedangkan
perilaku menurut Lewin (Gibson et al., 1997) adalah fungsi variabel individu

7
Ibrahim.

10
dan lingkungan. ketika wisatawan mengunjungi kawasan ecotourism atau
berwisata ekologis, mereka tertarik dengan sumber daya alam yang terdapat di
area tersebut dan tidak semua dari mereka terlibat dalam perilaku lingkungan
yang positif. Hal ini seperti yang ditunjukkan oleh beberapa penelitian
mengenai para pengunjung dari ecotourism yang menyebutkan terdapat aspek
yang berbeda antara perilaku wisatawan yang peduli lingkungan dengan
perilaku wisatawan yang hanya memiliki niat untuk berkunjung ketika
mengunjungi tempat wisata tersebut. Sementara itu Hedlund, Marell, dan
Garling (2012) menemukan bahwa wisatawan yang peduli lingkungan,
dengan dipersepsikan memperhatikan kelestarian alam saat memilih tujuan
wisata dipengaruhi oleh jenis kelamin, pendidikan, usia, dan pendapatan.
Sedangkan gambaran tujuan, motivasi dan sikap dapat digunakan untuk
memprediksi niat perilaku masa depan dan perbedaan dalam sikap wisatawan
yang mengunjungi daerah ecotourism wisata ekologis.
Konsep ecotourism menekankan pembangunan berkelanjutan dari
lingkungan dan perilaku bertanggung jawab terhadap lingkungan sebagai
mekanisme konservasi alam. Apabila niat untuk berkunjung dari wisatawan
tidak mencerminkan perilaku peduli lingkungan yang positif maka tujuan
kegiatan ecotourism itu sendiri tidak tercapai justru menimbulkan dampak
buruk bagi lingkungan.8 Sebab dengan perilaku bertanggung jawab terhadap
lingkungan, para wisatawan akan membatasi perilaku yang merusak
lingkungan seperti membuang sampah sembarangan saat di tempat wisata,
menangkap satwa yang hidup di tempat wisata, merusak lingkungan tempat
hidup flora dan lain sebagainya.
Perilaku dari wisatawan dapat berubah setelah melakukan kunjungan.9
menghasilkan rasa yang positif terhadap wisatawan, dan eksistensi dari
8
Yoeti, O. Pengantar Ilmu Pariwisata. Bandung: Angkasa, 2008.

9
Putra, H., & Putra, I. (2020). Pengembangan Objek Wisata Berwawasan Lingkungan Hidup. Journal
of Civic Education, 2(4), 459-467. https://doi.org/10.24036/jce.v2i5.284

11
perasaan ini meninggalkan kesan yang positif di benak mereka. pengalaman
dari wisatawan sangat dipengaruhi oleh eskpektasi mereka terhadap destinasi
wisata, kognitif psikologi mereka, dan afeksi. Setelah melakukan kegiatan
wisata mereka akan mendapatkan beberapa pengalaman. Pengalaman yang
didapat mempengaruhi kognisi dan emosi dari wisatawan yang mengantarkan
mereka pada perilaku peduli lingkungan Sehingga tempat wisata yang berbeda
memunculkan pengalaman yang berbeda pula, oleh karena itu dapat
menimbulkan sikap yang berbeda terhadap lingkungan sesuai apresiasi
mereka terhadap tempat wisata yang dikunjungi. Berdasarkan hal tersebut,
perubahan perilaku yang dimiliki oleh wisatawan sangat dipengaruhi oleh
harapan dan pengalaman mereka saat melakukan kunjungan. Perilaku yang
bertanggung jawab terhadap lingkungan sangat dipengaruhi oleh persepsi dari
wisatawan sebelum berkunjung, dan pengalaman saat melakukan kegiatan
ecotourism. Dengan tumbuhnya perilaku yang bertanggung jawab terhadap
lingkungan maka secara tidak langsung akan meningkatkan kunjungan
terhadap ecotourism.
Dalam ecotourism atau wisata ekologis, kegiatan pariwisata
dikembangkan sebagai sebuah perjalanan (wisata) bertanggung jawab ke
wilayah-wilayah alam, yang melindungi lingkungan dan meningkatkan
kesejahteraan masyarakat setempat. Sedangkan menurut Word Tourism
Organization (WTO) dan United Nation Ecotourism Program (UNEP), wisata
ekologis setidaknya harus melingkupi, tidak hanya memberi perhatian pada
alam, tetapi juga pada penduduk asli dan kultur umumnya di wilayah itu
sebagai bagian dari pengalaman menarik para pengunjung (wisatawan). 10
Wisata Ekologis memiliki muatan pendidikan dan interpretasi sebagai bagian
yang ditawarkan pada wisatawan. Wisata ekologis setidaknya harus
melingkupi, tidak hanya memberi perhatian pada alam, tetapi juga pada
10
Furqon, S. ., Busro, B., & Syukur, A. (2021). Ekowisata dan Wisata Religius sebagai Relasi antara
Manusia, Alam dan Tuhan. Masyarakat Pariwisata : Journal of Community Services in Tourism, 2(1),
1–12. https://doi.org/10.34013/mp.v2i1.393

12
penduduk asli dan kultur umumnya di wilayah itu sebagai bagian
dari pengalaman menarik para pengunjung (wisatawan).
Secara umum, wisata ekologis harus dikembangkan secara partisipatif
misalnya dikelola oleh kelompok kecil, dengan usaha kecil yang di kelola
masyarakat setempat. Dengan demikian wisata ekologis sebenarnya berupaya
mengembangkan sumber-sumber lokal dan peluang kerja lokal menjadi
potensi-potensi wisata dan peningkatan pendapatan masyarakat setempat serta
sekaligus meningkatkan perhatian penduduk lokal dan pengunjung pada
pelestarian alam. Selain itu, wisata ekologis ditujukan untuk mengurangi
pengaruh negatif pada alam dan sosial budaya masyarakat setempat serta
mendukung perlindungan dan pelestarian alam dengan memberikan manfaat
(benefit) dari pengelolaan alam tersebut.
C. Pengembangan Produk Pemasaran Pariwisata yang Berwawasan
Lingkungan
Istilah pariwisata menurut Poewodarmi dalam Ensiklopedia Nasioanal
Indonesia Jilid 12 pariwisata berarti kegiatan perjalanan seseorang atau
serombongan orang dari tempat tinggal asalnya ke suatu tempat di kota lain
atau di negara lain dalam jangka waktu tertentu (Karyono, 1997). Sedangkan
menurut (Suwantoro, 1997) menjelaskan bahwa pariwisata adalah kebutuhan
manusia diseluruh dunia, sehinggga dengan meningkatnya kesejahteraan dan
kemakmuran suatu bangsa dalam bidang ekonomi, maka muncul sifat
manusia untuk melakukan perjalanan untuk sementara meninggalkan rutinitas
di tempat tinggal mereka untuk mencari keseimbangan, keserasian dan
kebahagiaan hidupnya. Proses kepergian ini akan terjadinya interaksi, saling
berhubungan, perasaan-perasaan, persepsipersepsi, motivasi, tekanan-tekanan,
kepuasan, kenikmatan dan lainya diantara sesama pribadi atau kelompok.
Strategi pengembangan kepariwisataan dewasa ini, mulai diarahkan
pada penggalian obyek-obyek wisata alam yang belum berkembang atau
belum digali. Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk menjaring wisatawan

13
yang sudah mulai berubah dalam orientasi kegiatan wisatanya melalui Special
Interest Tourism atau Alternative Tourism. Kecenderungan dewasa ini
menunjukkan para wisatawan dalam dan luar negeri lebih memilih pada jenis
wisata minat khusus. Pengembangan obyek wisata ini menjadi sangat penting
artinya terutama pada era otonomi daerah yang berguna sebagai percepatan
perekonomian di daerah. Suatu obyek wisata yang akan dikembangkan, wajib
dikaji oleh para pakar secara multidisipliner, terpadu dan lintas sektoral. Hal
ini dilakukan untuk mencegah pengembangan obyek wisata yang hanya
menitikberatkan pada eksploitasi keindahan dan keuntungan semata tanpa
mempertimbangkan dampak negatif dari hasil pengembangan tersebut.
Pengembangan obyek wisata yang berwawasan lingkungan merupakan wisata
altematif sebagai upaya untuk mengantisipasi menurunnya kepopuleran
pariwasata massal.
Produk wisata merupakan rangkaian kegiatan usaha yang saling terkait
satu sama lain. Produk wisata yang bersumber pada budaya dan kekayaan
alam merupakan objek dan daya tarik wisata sesuai dengan sistem ekologi
yang seimbang alam, perlu dikembangkan dan dibina sesuai dengan sistem
ekologi yang seimbang dan dinamis sehingga bisa melaksanakan
pembangunan kepariwisataan yang ramah lingkungan dengan mengutamakan
aspek kehidupan masyarakat setempat.
Untuk memanfatkan kondisi potensi alam yang ada, pimpinan usaha
wisata perlu melakukan strategi pengembangan produk yang bertitik tolak
pada strategi diversifikasi, yakni dengan menciptakan produk-produk yang
beraneka ragam untuk segmen pasar yang ada. Pengembangan produk wisata
alam dan buatan manusia merupakan bagian dari sebuah proses yang
berkesinambungan untuk meraih keunggulan bersaing melalui peningkatan
layanan profesional, penguasaan pangsa pasar potensial, memanfaatkan
kedekatan jarak antar destinasi, dan mengomptimalkan berbagai prasarana dan
sarana keparawisataan. Pada sisi lain pimpinan usaha wisata perlu melakukan

14
strategi promosi yang lebih gencar secara terpadu, melakukan kerjasama
interen secara terpadu, menambah keanekaragaman produk wisata alam atau
wisata buatan manusia, meningkatkan luas lahan agar mampu untuk
mengembangkan produk jasa wisata.11
Ekowisata didefiniskan sebagai wisata asli yang bertanggung jawab,
menghormati dan melestarikan lingkungan dan meningkatkan kesejahteraan
penduduk lokal. Batasan lain menyebutkan bahwa ekowisata adalah suatu
jenis pariwisata yang berwawasan lingkungan dengan aktivitas melihat,
mempelajari, mengagumi alam, flora dan fauna, sosial bidaya etnis setempat,
dan wisatawan yang melakukannya ikut membina kelestarian lingkungan
alam sekitarnya dengan melibatkan penduduk lokal (Sudirman, 2002).
Sedangkan menurut Sekarjakrarini menjelaskan bahwa ekowisata adalah
konsep pengembangan dan penyelenggaraan pariwisata berbasis lingkungan
alam dan budaya masyarakat setempat menuju pembangunan wisata
berkelanjutan.
Pada pengelolaan pengembangan pariwisata alam, setiap kegiatan
wisata memberikan dampak terhadap aspek ekologis, ekonomi, maupun
sosial-budaya pada kawasan hutan atau kawasan lainnya yang menjadi areal
pengelolaan. Dampak negatif dari kegiatan wisata alam perlu diminimalisir
dan dikontrol agar tidak berdampak luas dan menyebabkan kualitas
lingkungan menurun. Atas kesadaran tersebut disusunlah prinsip, kriteria dan
indikator dari SNI 8013:2014 tentang Pengelolaan Pariwisata Alam yang
dapat mendukung kegiatan pengelolaan pariwisata alam yang ramah
lingkungan dan berkelanjutan didalam maupun diluar kawasan hutan.
Prinsip ekowisata menurut Indonesian Ecotourism Network (1996:1)
menekankan tiga prinsip dasar yaitu :

11
Harries Madiistriyatno, 2013, “Strategi Pemasaran Produk Wisata”, Indigo Media, Tangerang, hlm
19-20.

15
1. Prinsip konservasi, pengembangan ekowisata harus mampu memelihara,
melindungi dan/atau berkontribusi untuk memperbaiki sumberdaya alam.
2. Prinsip partisipasi masyarakat, pengembangan ekowisata harus didasarkan
atas musyawarah dan persetujuan masyarakat setempat serta peka dan
menghormati nilai-nilai sosial budaya dan tradisi keagamaan yang dianut
masyarakat di sekitar kawasan.
3. Prinsip ekonomi, pengembangan ekowisata harus mampu memberikan
manfaat untuk masyarakat, khususnya masyarakat setempat, dan menjadi
penggerak pembangunan ekonomi di wilayahnya untuk memastikan
bahwa daerah yang masih alami dapat mengembangkan pembangunan
yang berimbang (balanced development) antara kebutuhan pelestarian
lingkungan dan kepentingan semua pihak.

Sedangkan dalam penerapan ekowisata dapat mencerminkan dua


prinsip, yaitu:

1. Prinsip edukasi, pengembangan ekowisata harus mengandung unsur


pendidikan untuk mengubah sikap atau prilaku seseorang menjadi
memiliki kepedulian, tanggungjawab dan komitmen terhadap pelestarian
lingkungan dan budaya.
2. Prinsip wisata, pengembangan ekowisata harus dapat memberikan
kepuasan dan memberikan pengalaman yang orisinil kepada pengunjung,
serta memastikan usaha ekowisata dapat berkelanjutan.12

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengelolaan daya tarik


Ekowisata :

1) Menekankan pada usaha yang bertanggungjawab, yaitu membangun


infrastruktur yang harmoni dengan alam, meminimalkan penggunaan

12
Gunardi Djoko Winarno,dkk, 2017, BUKU AJAR “EKOWISATA”, hlm 20.

16
bahan bakar fosil, melestarikan tumbuhan dan satwa lokal, dan menyatu
dengan lingkungan alam dan budaya.
2) Menekankan penggunaan kajian data dasar lingkungan dan sosial, dan
juga program pemantauan untuk menilai dan meminimalkan dampak
3) Pengembangan pariwisata tidak melebihi batas perubahan yang dapat
diterima oleh lingkungan hidup dan sosial.
4) Mengoptimalkan keuntungan ekonomi dan memberikan peluang pada
masyarakat setempat untuk mendapatkan kerja dan usaha mikro.
5) Memiliki mekanisme pengelolaan pengunjung
6) Menitikberatkan kebutuhan akan perencanaan zonasi pariwisata

Dalam penyelenggaraan perjalanan ekowisata, hal yang perlu


diperhatikan:

1) Produk wisata yang ditawarkan harus memperhatikan dan berkontribusi


pada upaya pelestarian sumber daya alam dan budaya
2) Produk wisata yang ditawarkan harus meminimalkan dampak negatif
terhadap alam dan budaya
3) Produk wisata yang ditawarkan memberikan nilai pengetahuan bagi
wisatawan tentang pentingnya konservasi alam dan budaya.
4) Produk wisata yang ditawarkan memastikan adanya interaksi yang kuat
antara wisatawan dan masyarakat yang dikunjung Meminimalkan
penggunaan bahan bakar fosil
5) Pelaksanaannya dituntut menggunakan standar pelayanan prima.

Pada proses pengembangan produk, elemen produk ekowisata dapat


terdiri dari :

1. Daya Tarik Wisata


Daya tarik wisata merupakan salah satu produk wisata yang menjadi
komponen utama dari suatu paket perjalanan wisata. Daya tarik wisata

17
dapat berupa daya tarik wisata alam seperti air terjun, bentang alam yang
indah, gunung, sungai, dsb; serta daya tarik budaya seperti rumah atau
kampung adat, pemakaman adat, peninggalan sejarah,dsb; Daya tarik
buatan, seperti taman mini, waterboom dsb.
2. Kegiatan Wisata
Kegiatan wisata merupakan produk wisata yang menjadi komponen
penting dalam penyusunan paket perjalanan wisata. Salah satu contoh
misalnya kegiatan bersepeda ke desa, kegiatan menanam karang, kegiatan
memasak, mengikuti kegiatan sehari-hari masyarakat.
3. Fasilitas
Fasilitas penunjang aktifitas. seperti akomodasi, restoran, kesediaan air
bersih, bank, tempat kesehatan, listrik, transportasi, tower pengamatan
burung dan sebagainya.
4. Infrastruktur
Infrastruktur pendukung, jalan menuju daya tarik, pelabuhan dan
sebagainya.
5. Oleh-oleh khas berupa makanan dan minuman, atau kenang-kenangan
berupa cinderam.13

13
https://spada.uns.ac.id/pluginfile.php/633962/mod_resource/content/1/Kuliah%207%20Jenis
%20Produk%20dn%20Pengembangan%20Produk%20Ekowisata.pdf, diakses 06-08-22

18
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. partisipasi masyarakat dapat dikatakan sebagai keikutsertaan masyarakat
dalam suatu kegiatan yang harus dikerjakan dan cara mengerjakannya.
Keterlibatan tersebut berupa kontribusi dalam kegiatan yang telah
diputuskan serta bersama-sama memanfaatkan hasil program tersebut.
Dalam Pengembangan Objek Daya Tarik Wisata (ODTW), partisipasi
masyarakat juga sangat diperlukan seperti partisipasi dalam bidang sarana
dan prasarana, serta dalam bidang promosi pariwisata itu sendiri. Terdapat
beberapa bentuk partisipasi masyarakat, antara lain pastisipasi masyarakat
dibidang sarana dan prasarana dan dalam bidang promosi atau pemasaran
ODTW.

19
2. Konsep ecotourism menekankan pembangunan berkelanjutan dari
lingkungan dan perilaku bertanggung jawab terhadap lingkungan sebagai
mekanisme konservasi alam. Apabila niat untuk berkunjung dari
wisatawan tidak mencerminkan perilaku peduli lingkungan yang positif
maka tujuan kegiatan ecotourism itu sendiri tidak tercapai justru
menimbulkan dampak buruk bagi lingkungan.
3. Strategi pengembangan kepariwisataan dewasa ini, mulai diarahkan pada
penggalian obyek-obyek wisata alam yang belum berkembang atau belum
digali. Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk menjaring wisatawan yang
sudah mulai berubah dalam orientasi kegiatan wisatanya melalui Special
Interest Tourism atau Alternative Tourism. Kecenderungan dewasa ini
menunjukkan para wisatawan dalam dan luar negeri lebih memilih pada
jenis wisata minat khusus. Pengembangan obyek wisata ini menjadi sangat
penting artinya terutama pada era otonomi daerah yang berguna sebagai
percepatan perekonomian di daerah. Suatu obyek wisata yang akan
dikembangkan, wajib dikaji oleh para pakar secara multidisipliner, terpadu
dan lintas sektoral.
B. Saran

Setelah penulis menyusun makalah ini, diharapkan pembaca dapat


mengetahui bagaimana Partisipasi Masyarakat Sekitar Objek Daya Tarik
Wisata, Perilaku Wisatawan yang Berwawasan Logis, Pengembangan Produk
Pemasaran Pariwisata yang Berwawasan Lingkungan.

20
DAFTAR PUSTAKA

Furqon, S.., Busro, B., & Syukur, A. (2021). Ekowisata dan Wisata Religius sebagai Relasi
antara Manusia, Alam dan Tuhan. Masyarakat Pariwisata: Journal of Community
Services in Tourism, 2(1), 1–12.

Ibrahim, Andy. 2019. Partisipasi Masyarakat dalam Pengembangan Ogjek Wisata Topejawa
di Kabupaten Takalar. Jurnal Online Internasional & Nasional Vol. 7 No. 1 Januari-
Juni.

Irene, Siti. 2011. Desentralisasi dan Partisipasi Masyarakat dalam Pendidikan, Yogyakarta:
Pustaka Pelajar

Julia, Fira. Partisipasi Masyarakat dalam Pengelolaan Objek Wisata Pantai Karangjahe
Kecamatan Rembang Kabupaten Rembang Tahun 2020, Skripsi, Universitas Negeri
Semarang

21
Putra, H., & Putra, I. 2020. Pengembangan Objek Wisata Berwawasan Lingkungan
Hidup. Journal of Civic Education, 2(4), 459-467.

Sunaryo, B. 2013. Kebijakan Pembangunan Destinasi Pariwisata Konsep dan


Aplikasinya di Indonesia, Yogyakarta: Gava Media.

Winarno Djoko Gunardi, 2017. Buku Ajar Ekowisata.

Yoeti, O. 2008. Pengantar Ilmu Pariwisata. Bandung: Angkasa

22

Anda mungkin juga menyukai