Oleh :
ANGGUN FIRMA RAHMAWATI
NIM 1710810027
I. Kompetensi Dasar
V. Materi Pembelajaran
(Terlampir)
Kegiatan 14. Guru mereview dengan 14. Siswa merespon dengan 5 menit
Penutup memberi pertanyaan untuk memberi jawaban dari
dijawab secara bersama pertanyaan guru
15. Guru memberi penguatan 15. Siswa mearik kesimpulan
sekaligus menarik simpulan bersama dengan guru
bersama dengan siswa
16. Siswa diberikan 16. Siswa dapat memberikan
kesempatan berbicara respon terkait materi yang
/bertanya dan telah disajikan
menambahkan informasi
terkait materi
17. Pembelajaran diakhiri 17. Siswa mendengarkan dengan
dengan penyampaian pesan baik penyampaian pesan
mengakhiri pertemuan
dengan ucapan salam
VIII. Penilaian
JENIS
NO ASPEK TEKNIK INSTRUMEN
PENILAIAN
Soal Pilihan
1. Tes Kognitif Tes (Tertulis)
Ganda dan
uraian
Observasi Lembar
2. Psikomotorik keterampilan observasi
Non Tes
Afektif Lembar angket
Angket Sikap
sikap
NIP
IX. Sumber Belajar
1. Artikel : nama. (Tahun). Judul. Journal of Biology Education Vol 1, No. 2.
2. Nisa, Intan. (2022). Biologi SMA kelas XI. Jakarta: Erlangga.
LAMPIRAN
Gambar 3. Spermatogenesis
1. Mekanisme Oogenesis
Tahap penggandaan terjadi dalam ovarium janin ketika masih dalam
kandungan. Pada tahap penggandaan, sel primordial mengalami pembelahan
mitosis membentuk oogonia (tunggal = oogonium) yang bersifat diploid.
Tahap pertumbuhan terjadi pada ovarium bayi. Pada tahap pertumbuhan
oogonium mengalami pembelahan mitosis membentuk oosit primer
(diploid). Oosit primer berada dalam keadaan dorman (istirahat) sampai anak
perempuan mengalami masa puber.
Tahap pematangan dimulai pada masa puber. Pada masa puber. Pada masa
puber terjadi perubahan hormonal dalam tubuh anak perempuan. Perubahan
tersebut mengakibatkan oosit primer membelah secara meiosis I
menghasilkan oosit sekunder (berukuran besar) dan badan polar I (berukuran
kecil). Oosit sekunder berhenti mengalami pembelahan saat terjadi ovulasi.
Pembelahan meiosis II ini kemudian dilanjutkan setelah sel telur mengalami
fertilisasi. Pada pembelahan ini, oosit sekunder menghasilkan ootid (haploid)
dan badan polar II (haploid). Ootid akan mengalami diferensiasi menjadi
ovum dan badan polar II mengalami degenerasi. Badan polar I juga akan
mengalami pembelahan menjadi dua badan polar. Namun, kadang-kadang
badan polar I mengalami degenarasi sebelum mengalami pembelahan.
Gambar 4. Oogenesis
C. Siklus Menstruasi
Siklus Menstruasi terdiri dari empat fase, yaitu fase menstruasi, praovulasi,
ovulasi dan pasca ovulasi.
1. Fase menstruasi
Fase ini berlangsung selama 4-6 hari dalam satu siklus. Oleh karena itu
hormon estrogen dan progesteron berhenti dikeluarkan, maka endometrium
mengalami degenarasi. Darah, mukus, dan sel epitel dikeluarkan sebagai darah
haid dari rongga uterus ke vagina.
2. Fase praovulasi
Fase ini disebut juga fase estrogenik yang dimulai pada hari ke- 5 sampai
hari ke- 14 dari siklus. Setiap bulan setelah haid, hipofisis anterior
mensekresikan FSH (Follicle Stimulating Hormone). Hormon ini berpengaruh
terhadap proses pertumbuhan dan pematangan ovum dan Folikel Graaf. Selama
pertumbuhan folikel menjadi folikel Graaf terjadi proses pembentukan dan
pengeluaran hormon estrogen. Estrogen berfungsi membangun endometrium
sehingga endometrium rahim menebal hingga 5- cm.
3. Fase ovulasi
Adanya estrogen akan menghambat pengeluaran FSH dan memacu
pengeluaran LH yang dikeluarkan oleh lobus anterior hipofisis. Pada tahap
akhir, dengan pecahnya Folikel Graaf, ovum terlepas dan terlempar keluar,
disebut ovulasi, kira-kira hari ke 4 dari suatu siklus.
4. Fase pascaovulasi
Fase ini terjadi pada hari ke-14 sampai hari ke-28 dari siklus. Folikel
graaf yang pecah pada saat ovulasi berubah menjadi korpus rubrum yang
mengandung banyak darah. Adanya LH menyebabkan korprus rubrum berubah
menjadi korpus luteum (badan kuning). Korpus luteum mensekresikan hormon
progesteron. Selama fase sekresi, endometrium terus menebal. Arteri-arteri
membesar, dan kelenjar endometrium tumbuh. Perubahan endometrium
dipengaruhi oleh hormon estrogen dan progesteron yang disekresikan oleh
korpus luteum sesudah ovulasi. Jika tidak ada kehamilan, korpus luteum
berdegenerasi sehingga progesteron dan estrogen enurun bahkan sampai hilang.
Melalui penurunan dan hilangnya progesteron dan estrogen, FSH aktif
diproduksi lagi dan siklus dimulai kembali.
Gambar 5. Siklus Menstruasi
Berikut adalah berbagai gangguan yang dapat dialami organ reproduksi wanita :
1. dismenore, rasa nyeri pada saat haid tanpa tanda-tanda infeksi, disebabkan
sekresi prostaglandin yang berlebihan sehingga merangsang kontraksi otot
polos miometrium dan konstriksi (penyempitan ) pembuluh darah uterus.
2. Penyakit radang panggul, radang saluran genitalia (uterus, tuba fallopi, dan
ovarium) akibat infeksi bakteri seperti Eschericha coli, Neisseria gonorrhorae,
dan Chlamydia trachomatis.
3. Kanker payudara, dipengaruhi oleh faktor genetik, hormon, dan lingkungan.
Umumnya didertita oleh wanita berusia 45-64 tahun.
4. Ovarium polikistik, terdapat banyak kista berdiameter 10 mm atau kurang pada
ovarium. Kista adalah tumor jinka berisi cairan yang terbungkus oleh selaput
semacam jaringan.
5. Endometriosis, terdapat jaringan endometrium di luar uterus, misalnya di
ovarium atau tuba fallopi.
6. Penyempitan tuba fallopi, menghalangi jalan masuknya sperma sehingga sulit
mendapatkan keturunan, disebabkan oleh faktor genetik atau infeksi kuman
7. Mioma uterus, adalah tumor jinak berupa daging yang tumbuh pada dinding
rahim.
8. Kanker vagina, biasanya disebabkan oleh infeksi virus. Kanker serviks, terjadi
pertumbuhan sel abnormal pada lapisan epitel mulut rahim. Kanker ovarium,
ditandai dengan rasa pegal pada panggul yang luar biasa dan perdarahan.
Berikut adalah berbagai penyakit yang dapat dialami laki-laki maupun wanita:
1. Gonore (GO)
Penyakit ini diakibatkan oleh Neisseria gonorrhoeae. Masa tenggang tanpa
gejala berlangsung selama 2-10 hari setelah kuman masuk ke tubuh melalui
hubungan seks. Gejala yang dialami penderita gonore, yaitu nyeri, merah,
bengkak, dan bernanah pada alat kelaminnya. Gejala pada pria antara lain rasa
sakit pada saat kencing, keluarnya nanah kental kuning kehijauan, ujung penis
tampak merah, dan agak bengkak. Pada wanita 60 % kasus tidak menunjukkan
gejala. Namun, ada juga rasa sakit pada saat kencing dan terdapat keputihan
kental berwarna kekuningan. Penyakit ini pada pria dan wanita sering
menyebabkan kemandulan.
2. Sifilis (raja singa)
Penyakit ini diakibatkan oleh Treponema pallidum. Masa tanpa gejala
berlangsung 3-4 minggu, kadang-kadang sampai 13 minggu. Selanjutnya,
timbul benjolan di sekitar alat kelamin. Gejala tersebut kadang kala disertai
pusing dan nyeri tulang seperti flu yang akan hilang sendiri tanpa diobati. Ada
bercak kemerahan pada tubuh sekitar 6-12 minggu setelah hubungan seks.
Gejala ini akan hilang dengan sendirinya. \
3. Herpes genitalis
Penyakit ini diakibatkan oleh virus herpes simplex dengan masa tenggang 4-7
hari sesudah virus masuk kedalam tubuh melalui hubungan sek. Gejala yang
dialami penderita herpes genitalis sebagai berikut:
a. Bintil-bintil berair yang terasa nyeri di sekitar alat kelamin
b. Bintil-bintil tersebut kemudian pecah dan meninggalkan luka yang kering
mengerak, tetapi luka tersebut dapat hilang sendiri
c. Gejala dapat kambuh lagi apabila ada faktor pencetus (stress, menstruasi,
dan minuman/makanan beralkohol), tetapi tidak senyeri tahap awal. Pada
wanita, sering mengakibatkan kanker mulut rahim beberapa tahun kemudian.
Penyakit ini belum ada obatnya yang benar-benar mujarab, tetapi
pengobatan antivirus dapat mengurangi rasa sakit
4. AIDS (Acquired Immuno Deficiency Syndrome)
AIDS menyerang sistem kekebalan tubuh manusia. penyakit ini diakibatkan
oleh Human Immunodeficiency Virus (HIV). Gejala yang dialami penderita
AIDS sebagai berikut:
a. Berat badan menurun lebih dari 10 % dalam waktu singkat
b. Mengalami demam tinggi, diare, dan batuk yang berkepanjangan (lebih dari
satu bulan)
c. Kelainan pada kulit dan terjadi iritasi (gatal)
d. Infeksi jamur pada mulut dan kerongkongan
e. Pembengkakan kelenjar getah bening di seluruh tubuh, seperti di bawah
telinga, leher, ketiak, dan lipatan paha.
G. Masalah kependudukan
Perkembangan teknologi di bidang kedokteran atau kesehatan terutama pada
sistem reproduksi yang makin terkendali. Pertambahan penduduk yang pesat
mengakibatkan meningkatnya berbagai kebutuhan terhadap sumber daya alam
seperti tanah, air energi dan mineral. Jika sumber daya alam makin menipis akan
menimbulkan berbagai masalah kependudukan. Selain itu jumlah penduduk yang
tidak sebanding dengan peningkatan fasilitas akan menimbulkan berbagai
masalah. Karena itu diperlukan usaha untuk mengendalikan angka kelahiran yaitu
dengan program Keluarga Berencana (KB). Program KB telah ada di UU No. 10
Tahun 1992 yang berisi pengertian KB dan tujuan adanya program tersebut.
LEMBAR KERJA SISWA (LKS)
SISTEM REPRODUKSI
I. Kompetensi Dasar
Menganalisis hubungan antara struktur jaringan penyusun organ reproduksi
dengan fungsinya dalam proses reproduksi manusia melalui studi literatur,
pengamatan, percobaan, dan simulasi.
II. Indikator
Menganalisis perbedaan sruktur organ reproduksi pria dan wanita setelah
melakukan kegiatan diskusi dan kajian literatur dengan tepat.
Menganalisis struktur jaringan testis dan struktur jaringan ovarium
Menelaah proses gametogenesis dan oogenesis
III. Tujuan Pembelajaran
Nama :
Kelas :
Kegiatan 1
Perhatikan gambar-gambar berikut!
Kemudian jawab pertanyaan dengan tepat!
1. Isilah tanda anak panah pada gambar dibawah ini dengan tepat!
2
3
4
5
6
7
8
2. Isilah tanda anak panah pada gambar dibawah ini dengan tepat!
2
1
4
3
1. ......
2. ......
3. ......
4. ......
3. Jelaskan secara singkat sesuai pemahaman anda mengenai salah satu proses
gametogenesis pada bagan dibawah ini!
Kunci Jawaban
Kegiatan 1
Perhatikan gambar-gambar berikut!
Kemudian jawab pertanyaan dengan tepat!
1. Isilah tanda anak panah pada gambar dibawah ini dengan tepat!
2
3
4
5
6
7
8
2. Isilah tanda anak panah pada gambar dibawah ini dengan tepat!
2
1
1. Epididimis
2. Tubulus seminiferus
3. Testis
4. Vas deferns
3. Jelaskan secara singkat sesuai pemahaman anda mengenai salah satu proses
gametogenesis pada bagan dibawah ini!
Spermatogenesisi terjadi di tubulus seminiferus. Pada tubulus seminiferus terdapat
spermatogonia. Setiap spermatogonia melakukan pembelahan mitosisi
membentuk spermatosit primer. Spermatosit primer melakukan pembelahan
meiosis pertama membentuk 2 spermatosit sekunder. Setiap spermatosit sekunder
melakukan pembelaan meiosisi kedua, menghasilkan 2 yang bersifat haploid.
Keempat spermatid spermatid ini berkembnag menjadi sperma matang yang
bersifat haploid. Sperma yang telah matang akan menuju epididimis.
Oogenesis terjadi di ovarium yang sudah tersedia calon-calon sel telur (oosit primer)
yang terbentuk sejak bayi lahir. Saat pubertas, oosit primer melakukan pembelahan
meiosis menghasilkan oosit sekunder dan badan polar pertama (polosit primer).
Proses ini terjadi dibawah pengaruh FSH (Follicle Stimulating Hormone). Oosit yang
terus berkembnag akan berpisah dari folikel-folikel oleh zona pelusida. Folikel-
folikel membelah dan membentuk Folikel Graaf (Folikel yang telah masak). Sel-sel
folikel memproduksi estrogen yang merangsang hipofisis untuk mensekresikan LH
(Luteinizing Hormone). LH berfungsi mendorong terjadinya ovulasi. Saat ovulasi
terjadi pembelahan, maka oosit sekunder meneruskan pembelahan menjadi ootid dan
badan polar kedua. Ootid berdiferensiasi menjadi ovum. Jadi dalam oogenesis
dihasilkan oosit sekunder yang akan dibuahi oleh sperma. Setelah pembuahan, oosit
sekunder membelah lagi secara meiosisi hingga dihasilkan ovum.