Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

PENGENALAN DAN PENGEMBANGAN DAYA TARIK, POTENSI,


PRODUK, DAN RESIKO EKOWISATA

OLEH KELOMPOK 2:

Atila Ledia Putri

Fazli Jasmara

Weli Yulianti

DOSEN PENGAMPU:

Emy Gustriani, S.Pd., M.Pd

JURUSAN TADRIS BIOLOGI

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK)

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI KERINCI

2023
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kehadirat Allah SWT atas berkat rahmat dan hidayah-Nya lah
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini dengan tepat waktu. Shalawat
serta salam tak lupa juga kita curahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad
SAW, karena beliaulah yang telah menghantarkan kita dari zaman jahiliyah menuju
zaman yang penuh berkah. Adapun judul makalah kami “PENGENALAN DAN
PENGEMBANGAN DAYA TARIK, POTENSI, PRODUK, DAN ANALISIS
EKOWISATA”.

Kami sangat berharap semoga dengan adanya makalah ini, kami dapat memberikan
sedikit gambaran dan memperluas wawasan ilmu yang kami miliki dan dapat
bermanfaat bagi pembaca . Kami ucapkan terima kasih kepada Dosen Pengampu Ibuk
Emy Gustriani, S.Pd, M.Pd selaku Dosen Pengampu mata kuliah Ekowisata, yang
telah memberikan ilmu dan arahan pada tugas makalah ini. Dan tanpa bimbingan
beliau mungkin tugas ini tidak dapat terselesaikan dengan tepat.

Tentunya masih banyak kesalahan pada tugas makalah ini yang mungkin tidak
kami sadari, oleh karena itu kritik dan saran bagi pembaca sangat kami harapkan
guna perbaikan tugas makalah- makalah selanjutnya.

Kerinci, 28 Maret 2023

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................. 2

DAFTAR ISI ................................................................................................................. 3

BAB I ............................................................................................................................ 4

PENDAHULUAN......................................................................................................... 4

A. Latar Belakang ................................................................................................... 4

B. Rumusan Masalah .............................................................................................. 5

C. Tujuan Pembahasan ........................................................................................... 5

BAB II ........................................................................................................................... 6

PEMBAHASAN ........................................................................................................... 6

A. Pengenalan dan Pengembangan Ekowisata ....................................................... 6

B. Potensi Ekowisata ............................................................................................ 10

C. Produk Ekowisata ............................................................................................ 12

D. Risiko Ekowisata.............................................................................................. 12

BAB III ....................................................................................................................... 14

PENUTUP ................................................................................................................... 14

A. Kesimpulan ...................................................................................................... 14

B. Saran ................................................................................................................. 14

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................. 15

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2009
tentang kepariwisataan disebutkan bahwa pariwisata adalah berbagai macam
kegiatan wisata dan didukung berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan
oleh masyarakat, pengusaha, pemerintah, dan pemerintah daerah. Pariwisata
adalah keseluruhan kegiatan pemerintah, dunia usaha dan masyarakat untuk
mengatur, mengurus dan melayani kebutuhan wisatawan. (Karyono, 1997:15).
Pariwisata merupakan rangkaian kegiatan yang dilakukan oleh manusia baik
secara perorangan maupun kelompok di dalam wilayah negara lain. Kegiatan
tersebut menggunakan kemudahan, jasa dan faktor penunjang lainnya yang
diadakan oleh pemerintah dan atau masyarakat, agar dapat mewujudkan
keinginan wisatawan.
Pariwisata merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan
manusia terutama menyangkut kegiatan sosial dan ekonomi. Diawali dari
kegiatan yang semula hanya dinikmati oleh segelintir orang-orang yang relatif
kaya pada awal abad ke-20, kini telah menjadi bagian dari hak azasi manusia.
Hal ini terjadi tidak hanya di negara maju tetapi mulai dirasakan pula di
negara berkembang. Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang
dalam tahap pembangunannya, berusaha membangun industri pariwisata
sebagai salah satu cara untuk mencapai neraca perdagangan luar negeri yang
berimbang. Melalui industri ini diharapkan pemasukan devisa dapat
bertambah (Pendit, 2002).

Sebagaimana diketahui bahwa sektor pariwisata di Indonesia masih


menduduki peranan yang sangat penting dalam menunjang pembangunan
nasional sekaligus merupakan salah satu faktor yang sangat strategis untuk

4
meningkatkan pendapatan masyarakat dan devisa negara Pariwisata lebih
populer dan banyak dipergunakan dibanding dengan terjemahan yang
seharusnya dari istilah tourism, yaitu turisme, Terjemahan yang seharusnya
dari tourism adalah wisata. Yayasan Alam Initra Indonesia (1995) membuat
terjemahan tourism dengan turisme. Di dalam tulisan ini dipergunakan istilah
pariwisata yang banyak digunakan oleh para rimbawan, mempergunakan
istilah pariwisata untuk menggambarkan adanya bentuk wisata yang baru
muncul pada dekade delapan puluhan.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengenalan dan pengembangan ekowisata?
2. Apa potensi ekowisata?
3. Apa produk ekowisata?
4. Apa analisis resiko ekowisata?

C. Tujuan Pembahasan
Untuk mengetahui konsep dari ekowisata.

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengenalan dan Pengembangan Ekowisata


EKOWISATA atau EKOTURISME merupakan salah satu kegiatan
pariwisata yang berwawasan lingkungan dengan mengutamakan aspek
konservasi alam, aspek pemberdayaan sosial budaya ekonomi masyarakat
lokal serta aspek pembelajaran dan pendidikan.
Ekowisata dimulai ketika dirasakan adanya dampak negatif pada
kegiatan pariwisata konvensional. Dampak negatif ini bukan hanya
dikemukakan dan dibuktikan oleh para ahli lingkungan tetapi juga para
budayawan, tokoh masyarakat dan pelaku bisnis pariwisata itu sendiri.
Dampak berupa kerusakan lingkungan, terpengaruhnya budaya lokal secara
tidak terkontrol, berkurangnya peran masyarakat setempat dan persaingan
bisnis yang mulai mengancam lingkungan, budaya dan ekonomi masyarakat
setempat.
Manfaat ekowisata berdampak dalam berbagai aspek. Manfaat tersebut
meliputi aspek konservasi, pemberdayaan dan pendidikan lingkungan.
Manfaat tersebut secara lengkap adalah sebagai berikut:
1. Konservasi. Keterkaitan ekoturisme dan satwa terancam punah sangat
erat, bahkan harus bersifat positif, sebagaimana studi yang dilakukan
oleh peneliti Universitas Griffith. Wisata berkorelasi positif dengan
konservasi berarti memberikan insentif ekonomi yang efektif untuk
melestarikan, meningkatkan keanekaragaman hayati budaya,
melindungi warisan alam serta budaya di planet bumi.
2. Pemberdayaan ekonomi. Ekoturisme melibatkan masyarakat lokal
berarti meningkatkan kapasitas, kesempatan kerja masyarakat lokal.
Konsep eko-wisata adalah sebuah metode yang efektif untuk

6
memberdayakan masyarakat lokal di seluruh dunia guna melawan
kemiskinan, mencapai pembangunan berkelanjutan.
3. Pendidikan lingkungan. Melibatkan pendidikan lingkungan berarti
kegiatan wisata yang dilakukan harus memperkaya pengalaman, juga
kesadaran lingkungan melalui interpretasi. Kegiatan harus
mempromosikan pemahaman, penghargaan yang utuh terhadap alam,
masyarakat, budaya setempat.
Prinsip ekowisata merupakan berbagai prinsip yang mengatur untuk
menyatukan konservasi lingkungan hidup, pengembangan masyarakat dan
wisata yang berkelanjutan, berjalan seiringan. Hal ini berarti bahwa para
pihak yang melaksanakan, berpartisipasi dalam ekoturisme harus menjalankan
kriteria dan prinsip tersebut. Prinsip ekowisata adalah sebagai berikut:
1. Meminimalkan dampak fisik, sosial, perilaku, psikologis.
2. Membangun kesadaran lingkungan, budaya dan rasa hormat.
3. Memberikan pengalaman positif bagi pengunjung dan tuan rumah.
4. Memberikan manfaat keuangan langsung bagi konservasi atau
pelestarian lingkungan hidup.
5. Menghasilkan keuntungan finansial bagi masyarakat lokal, industri
swasta.
6. Memberikan pengalaman interpretatif yang mengesankan bagi
pengunjung untuk meningkatkan sensitivitas terhadap iklim politik,
lingkungan, sosial tempat tujuan wisata.
7. Membangun, mengoperasikan fasilitas atau infrastruktur dengan
meminimalkan dampak lingkungan.
8. Mengakui hak-hak, keyakinan spiritual komunitas adat dan
memberdayakan mereka.

7
Jenis-jenis Ekowisata:

1. Ekowisata Bahari
Ekowisata bahari merupakan ekowisata yang memanfaatkan sumber
daya pesisir dan laut. Kegiatan wisata yang dikembangkan
dikelompokkan menjadi wisata pantai dan wisata bahari. Wisata pantai
merupakan kegiatan wisata yang mengutamakan sumber daya pantai
dan budaya masyarakat pantai seperti rekreasi, olahraga, menikmati
pemandangan dan iklim. Sedangkan wisata bahari merupakan kegiatan
wisata yang mengutamakan sumber daya bawah laut dan dinamika air
laut.
2. Ekowisata Hutan
Ekowisata hutan merupakan ekowisata yang memanfaatkan sumber
daya kawasan hutan khususnya hutan tropika. Kawasan hutan yang
dapat berfungsi sebagai kawasan wisata yang berbasis lingkungan
adalah kawasan Pelestarian Alam (Taman Nasional, Taman Hutan
Raya, Taman Wisata Alam), kawasan Suaka Alam dan Hutan
Lindung.
3. Ekowisata Pegunungan
Ekowisata pegunungan adalah suatu kegiatan perjalanan wisata yang
dilakukan secara sukarela yang bersifat sementara untuk menikmati
obyek dan daya tarik wisata. Ekowisata pegunungan memiliki
pengertian sebagai objek wisata yang daya tarik utamanya adalah
bersumber kepada keindahan alam, sumber daya alam, dan tata
lingkungan yang terletak di lingkungan dataran tinggi dan menjadi
tujuan destinasi wisata.
4. Ekowisata Karst
Ekowisata karst merupakan ekowisata yang memanfaatkan sumber
daya suatu kawasan yang mempunyai karakteristik relief dan drainase

8
yang khas, yang disebabkan oleh tingginya keterlarutan batuan
didalam air.

Pengembangan suatu kawasan ekowisata haruslah memperhatikan antara lain:

1. Konsep Ekowisata Berbasis Ekologi, yaitu sebuah alternatif untuk


mengembangkan suatu kawasan menjadi tujuan wisata yang tetap
memperhatikan konservasi lingkungan dengan menggunakan potensi
sumberdaya serta budaya masyarakat lokal. Dimana pengembangan
ekowisata tidak hanya ditujukan untuk menghasilkan keuntungan
secara ekonomi, namun di sisi lain pengembangan juga harus
memperhatikan terjaganya kualitas ekologis maupun sosial. Konsep
semacam ini sering disebut konsep pembangunan yang berkelanjutan.
Ekowisata sebagai konsep pariwisata berkelanjutan dan berwawasan
lingkungan memiliki karakteristik yang berbeda dibanding dengan
obyek pariwisata lainnya, yaitu : wisata yang bertanggung jawab pada
konservasi lingkungan, wisata yang berperan dalam usaha–usaha
pemberdayaan ekonomi masyarakat lokal, dan wisata yang menghargai
budaya lokal. Sehingga kegiatan ekowisata nantinya akan memiliki
multiplier effect yang sangat luas terutama dalam upaya
mempertahankan kondisi lingkungan (sisi ekologis) dan peningkatan
perekonomian masyarakat lokal (sisi ekonomi).
2. Konsep adaya kesesuaian Kawasan Ekowisata, yaitu sebuah konsep
yang mengedepankan perencanaan pemetaan wilayah, karena
keberadaan suatu kawasan wisata sangat terkait erat dengan
penggunaan lahan yang merupakan unsur penting dalam perencanaan
wilayah. Penggunaan suatu kawasan menjadi wilayah ekowisata akan
mempengaruhi perubahan ekologi dan sosial masyarakat. Perubahan
sosial adalah segala perubahan-perubahan pada lembaga
kemasyarakatan didalam suatu masyarakat yang mempengaruhi sistem

9
sosialnya, termasuk di dalam nilai-nilai sikap dan pola prilaku antar
kelompok-kelompok di dalam masyarakat. Karenanya dalam
pengembangan kawasan konservasi menjadi area wisata perlu
mempertimbangkan bahwa kegiatan wisata tidak boleh menyebabkan
terganggunya fungsi kawasan konservasi yang diakibatkan oleh
pemanfaatan yang tidak sesuai dengan kawasan yang ada.
3. Konsep Adanya Daya Dukung Kawasan (carrying capacity), yaitu
suatu konsep yang menekankan tentang ukuran batas maksimal
penggunaan suatu area berdasarkan kepekaan atau toleransinya yang
dipengaruhi oleh berbagai faktor alami seperti terhadap ketersediaan
makanan, ruang untuk tempat hidup, tempat berlindung dan
ketersediaan air. Konsep Daya Dukung Kawasan (DDK) merupakan
indikator penting dalam mengelola aktivitas manusia dan ketersediaan
lahan penunjangnya supaya kondisi yang melebihi kapasitas (over
carrying capacity) yang dapat menimbulkan ketidaknyamanan manusia
dan menyebabkan terjadinya kerusakan sumberdaya lingkungan tidak
terjadi. Daya dukung kawasan ini akan memberikan penilaian terhadap
suatu kawasan dalam menyediakan ruang untuk pemanfaatan tanpa
mengurangi kemampuan kawasan dalam menyediakan jasa lingkungan.

B. Potensi Ekowisata
Potensi ekowisata adalah suatu konsep pengembangan lingkungan
yang berbasisi pada pendekatan pemeliharaan dan konservasi alam. Potensi
ekowisata merupakan semua objek yang memerlukan banyak penanganan
agara memberikan daya tarik wisatawan.
Indonesia yang memiliki pulau-pulau sebanyak 17.508 ribu pulau
merupakan daerah potensial untuk dikembangkan ekowisata karena potensi
alam, seni, budaya, dan etnis yang beranekaragam. Alamnya memiliki banyak
gunung, perbukitan, danau yang indah, sungai dan riam yang masih perawan,

10
flora dan fauna yang beraneka ragam, menjadikan surga ekowisata. (Oka A.
Yoeti, 2000: 43).
Menurut BAPPENAS dari UNEP tahun 1991 dalam Oka A. Yoeti
(2000: 44), di Indonesia terdapat tidak kurang dari 49 jenis ekosistem
berbeda, baik yang alami maupun buatan. Menurut sumber ini, walau
Indonesia hanya memiliki daratan seluas 1,32 % dari seluruh daratan yang ada
di dunia, Indonesia memiliki kekayaan yang cukup berlimpah seperti :
 10% jenis tumbuhan berbunga yang terdapat di seluruh dunia;
 12% binatang menyusui;
 16% reptilia dan amphibia;
 17% burung-burung;
 25% jenis ikan;
 15% jenis serangga.

Indonesia mempunyai kedudukan yang termasuk istimewa di dunia.


Dari 515 jenis mamalia besar, 36% endemik, 33% jenis prima, 78% berparuh
bengkok, dan 121 jenis kupu-kupu. Berdasarkan identifikasi Masyarakat
Ekowisata Indonesia terdapat 61 Daerah Tujuan Ekowisata (DTE) yang
dianggap potensial yang terdapat pada beberapa pulau sehingga Indonesia
dikenal sebagai negara yang memiliki Mega Diversity yang dijumpai pada
pulau : Sumatra (12 DTE), Kalimantan (1 DTE), Jawa (10 DTE), Sulawesi (8
DTE), Bali (6 DTE), Maluku (4 DTE), Irian Jaya (6 DTE), dan Nusa
Tenggara Timur (6 DTE). Indonesia mempunyai potensi yang menjanjikan
untuk wisata minat khusus dan ekowisata dalam kawasan hutan tropika yang
tersebar di kepulauan. Dengan jumlah pulau yang sangat banyak (lebih dari
18.000) pulau besar dan kecil memiliki keanekaragaman ekosistem yang
sangat tinggi.

11
Di dalam kawasan hutan Indonesia yang saat ini seluruhnya berjumlah
sekitar 113 juta hektar memiliki seluruh elemen atraksi wisata seperti yang
tertera dalam ungkapan di atas. Dari ungkapan diatas maka dapat ditarik
kesimpulan bahwa potensi obyek ekowisata adalah kemampuan dari obyek
ekowisata (obyek wisata yang berbasis alam) yang kemungkinan untuk
dikembangkan, potensi yang dapat dikembangkan dapat berupa daya tarik
tertentu atau sesuatu yang menarik untuk dikunjungi wisatawan.

C. Produk Ekowisata
Ekowisata sebagai produk artinya ekowisata merupakan semua atraksi
yang berbasis pada sumber alam. Diversifikasi produk wisata adalah salah
satu kunci dalam menjaga keseimbangan pemanfaatan seluruh sumber daya
potensial menuju destinasi wisata yang berkelanjutan. Konsep komponen
produk pariwisata merupakan komponen untuk memenuhi kebutuhan dan
pelayanan di suatu daya tarik wisata (Suwena, 2010).

D. Risiko Ekowisata
Menurut soeseno bogn, dkk, risiko adalah kondisi saat hasil yang
sesungguhnya diperoleh berbeda dari hasil yang diharapkan. Risiko melekat
pada semua aspek kehidupan dan aktivitas manusia, dari urusan pribadi
sampai perusahaan, dari urusan gaya hidup sampai pola penyakit, dari bangun
sampai tidur malam, dan masih banyak lagi.

Risiko memiliki beragam dampak, yang pada intinya mengarah pada


munculnya kekacauan, sehingga bias menimbulkan hal-hal berikut :

1. Kerugian atas harta milik, kekayaan, atau penghasilan (economic


loss).
2. Penderitaan manusia yang dialami dapat memengaruhi menta
maupun menimbulkan luka fisik (human mentally, physically
suffering).

12
3. Tanggung jawab hukum berupa hilangnya hak hukum seseorang,
seperti dokkumen-dokumen legal, status, dan hak hukum
seseorang (legal responsibillity).

Contoh risiko ekowisata di kawasan konservasi penyu pariaman:

1. Risiko Lingkungan
Pada lingkungan terdapat risiko yang teridentifikasi, diantaranya :
a. Kebisingan udara, yang disebabkan lalu lintas transportasi dikarenakan
kawasan ini menghubungkan dengan pusat kota.
b. Persoalan sampah, yang disebabkan masyarakat yang kurang
kesadaran akan kebersihan, tidak membuang sampah kepada
tempatnya. Dan kurangnya tempat penampungan sampah yang
disediakan oleh pihak objek wisata.
2. Risiko terhadap Penyu
Pada hasil observasi di kawasan ini, peluang risiko terhadap penyu dapat
terjadi. Risiko yang teridentifikasi sebagai berikut :
a. Habitat hidup penyu yang tidak alami
b. Penyu dapat mengalami stress dan pihak konservasi penyu Kota
Pariaman akan melakukan pengeloaan terhadap risiko yang
teridentifikasi pada penelitian yang dilakukan secara langsung maupun
tidak langsung dengan mengkoordinasikan kepada Pemerintah Daerah
setempat.

13
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
EKOWISATA atau EKOTURISME merupakan salah satu kegiatan
pariwisata yang berwawasan lingkungan dengan mengutamakan aspek
konservasi alam, aspek pemberdayaan sosial budaya ekonomi masyarakat
lokal serta aspek pembelajaran dan pendidikan.
Potensi ekowisata adalah suatu konsep pengembangan lingkungan
yang berbasisi pada pendekatan pemeliharaan dan konservasi alam. Potensi
ekowisata merupakan semua objek yang memerlukan banyak penanganan
agara memberikan daya tarik wisatawan.
Ekowisata sebagai produk artinya ekowisata merupakan semua atraksi
yang berbasis pada sumber alam. risiko adalah kondisi saat hasil yang
sesungguhnya diperoleh berbeda dari hasil yang diharapkan.

B. Saran
Demikianlah makalah ini kami susun, kami sadar bahwa masihbanyak
kesalahan dan kekurangan baik dalam penyusunan maupun penyampaian
dalam makalah ini, maka dari itu kritik dan saran yang membangun sangat
kami harapkan guna memperbaiki penyusunan makalah selanjutnya. Semoga
makalah ini bermanfaat bagi kita semua.

14
DAFTAR PUSTAKA
Bifhaussalam, Irfan. 2020. RISIKO KAWASAN KONSERVASI SEBAGAI OBJEK
WISATA (STUDI KASUS KAWASAN KONSERVASI PENYU KOTA
PARIAMAN). JOM FISIP Vol. 7: Edisi II Juli-Desember 2020

https://dprd.talaudkab.go.id/baca-berita-180-konsep-pengembangan-pariwisata.html
diakses pada 28 maret 2023.

https://dlh.blitarkab.go.id/ekowisata/#:~:text=EKOWISATA%20atau%20EKOTURI
SME%20merupakan%20salah,serta%20aspek%20pembelajaran%20dan%20p
endidikan. Diakses pada 28 maret 2023.

https://swarapendidikan.co.id/konsep-pengembangan-ekowisata/ . diakses pada 28


maret 2023.

https://eprints.umm.ac.id/39880/3/BAB%20II.pdf diakses pada 28maret 2023.

Rosita, Regina. 2021. Ekowisata dalam perspektif ekologi dan konservasi. Widina
bakti persada bandung. Hal 7-10

Satria, Dias. 2009. STRATEGI PENGEMBANGAN EKOWISATA BERBASIS


EKONOMI LOKAL DALAM RANGKA PROGRAM PENGENTASAN
KEMISKINAN DI WILAYAH KABUPATEN MALANG. Journal of Indonesian
Applied Economics Vol. 3

Yoeti, A. O. (2002). Perencanaan Strategis Pemasaran Daerah Tujuan Wisata.Yoeti,


A. O. (2008). Perencanaan dan Pengembangan Pariwisata. Penerbit Pradnya
Paramita. Jakarta.

Yoeti, Oka A. (2000). Ekowisata: Pariwisata Berwawasan Lingkungan Hidup.


Penerbit Pertja.

15

Anda mungkin juga menyukai