DISUSUN OLEH:
KELAS : X MIA 2
NISN :
2022
KATA PENGANTAR
Puji Syukur dipanjatkan ke hadirat Tuhan yang Mahakuasa, atas rahmat-Nya, makalah ini
dapat terselesaikan.
Diucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penulisan makalah
ini. Diharapkan kritik dan saran agar makalah ini dapat terus disempurnakan dari waktu ke
waktu.
DAFTAR ISI
Judul..........................................................................................................(i)
Kata Pengantar....................................................................................................(ii)
Daftar Isi.............................................................................................................(iii)
Bab 1 Pendahuluan...............................................................................................1
Bab 2 Pembahasan.............................................................................................4
2.2 Pembahasan..............................................................................................5
Bab 3 Penutup.......................................................................................................7
3.1 Kesimpulan...........................................................................................
3.2 Saran......................................................................................................
Daftar Pustaka.............................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Negara Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki banyak sekali tempat
wisata alam maupun tempat wisata rekreasi/hiburan. Daerah yang memiliki potensi dasar
pariwisata cenderung mengembangkan potensi daerah yang ada sehingga mampu menarik
wisatawan dalam jumlah besar dan akan bertambah apabila terjadi
pembangunan/pengembangan pariwisata. Salah satu wujud pembangunan kepariwisataan
yaitu pengembangan daerah wisata yang mengikutsertakan komunitas masyarakat lokal.
Pengembangan pariwisata ini bisa saja berdampak pada kehidupan masyarakat lokal.
Di Sumatera Utara ada banyak potensi wisata. Sebagian besar berupa potensi wisata
alam karena letaknya yang geografis dan pastinya memiliki daya tarik wisatawan. Sedangkan
sebagian lainnya adalah tempat peninggalan sejarah/budaya leluhur yang hidup di masa
lampau. Di Kabupaten Humbang Hasundutan, Kecamatan Paranginan, terdapat salah satu objek
wisata alam yang bernama Geosite Sipincur. Sipincur adalah pos pengamatan puncak bukit
yang dikelilingi oleh pohon pinus tinggi, berpanorama Danau Toba vulkanik indah. Ragam
fasilitas dan aktivitas yang bisa didapatkan yaitu spot selfie, wahana bermain anak dan juga
camping, sehingga dari anak anak sampai lansia dapat mengunjunginya. Di tempat wisata ini
telah ada homestay dan tempat kuliner yang bervariasi.
Jika para pengunjung datang ke tempat wisata, pastinya mereka menggunakan alat
transportasi berupa roda dua, roda empat, dan lain sebagainya. Alat transportasi ini akan
menimbulkan polusi udara. Jika terpapar polusi udara akibat asap kendaraan, kebanyakan
orang akan mengalami gangguan pernapasan. Dampaknya bisa bermacam-macam, mulai dari
menurunya kadar oksigen dalam tubuh hingga kerusakan saluran pernapasan, seperti asma dan
kanker paru-paru.
Kulineran adalah kegiatan yang termasuk penting bagi orang orang yang mengunjungi
tempat wisata. Para penjual kuliner akan berusaha semaksimal mungkin untuk mendapatkan
ide yang paling bagus untuk kuliner yang akan di jual. Tingkat persaingan antara penjual kuliner
akan semakin sengit. Bahkan bisa saja terdapat pemilik usaha kuliner yang putus asa karena
daya saing yang semakin sengit. Pengunjung akan semakin sepi dan usahanya akan bangkrut.
Pengaruh perilaku wisatawan akan cenderung diikuti oleh masyarakat lokal. Keberadaan
wisata di suatu daerah akan memberikan perubahan perilaku dan kebiasaan masyarakat daerah
itu sendiri. Karena memang tamu yang datang tidak hanya membawa hal-hal bersifat materiil,
melainkan juga kebiasaan dan kebudayaan baru.
Pembangunan daerah wisata di Paranginan bisa berdampak buruk. Baik bagi pengunjung,
masyarakat lokal dan juga lingkungan.
Pembangunan daerah wisata di Paranginan yang berdampak buruk dapat diatasi dengan
cara membuat kebijakan-kebijakan yang terukur agar pengunjung, masyarakat lokal dan
lingkungan tidak mengalami kerugian alias sama-sama untung.
Paranginan.
Untuk melatih penulis mampu menulis dan menyusun karya ilmiah dengan baik, dan
memenuhi tugas pelajaran dari sekolah tentang Teks Debat di kelas 10.
BAB II
1. Pengertian Pembangunan
Wikipedia menjelaskan, pembangunan adalah rangkaian usaha mewudkan
pertumbuhan dan perubahan kearah yang lebih baik melalui upaya yang dilakukan secara
terencana dengan menggunakan sumberdaya untuk mencapai tujuan mewujudkan
kesejahteraan rakyat yang berkeadilan.
Menurut Wikipedia, Lokawisata, tempat wisata atau objek wisata adalah sebuah tempat
rekreasi/tempat berwisata. Objek wisata dapat berupa objek wisata alam seperti gunung,
danau, sungai, pantai, laut, atau berupa objek wisata bangunan seperti museum, benteng, situs
peninggalan sejarah, dll.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), arti kata lokawisata adalah daerah (tempat)
wisata.
Ridwan (2012:5) mengemukakan pengertian objek wisata adalah segala sesuatu yang
memilik keunikan, keindahan dan nilai yang berupa keanekaragaman kekayaan alam, budaya,
dan hasil buatan manusia yang menjadi sasaran atau tujuan kunjungan wisatawan.
Lanjutan pembahasan
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan