Dosen Pengampu :
Disusun Oleh:
FAKULTAS TEKNIK
2022
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmatnya
yang telah memberikan kami kesehatan dan kesempatan untuk dapat menyelesaikan
laporan Critical Book Report ini sebagai pemenuh tugas yang di berikan oleh ibu Dra.
Lelly Fridiaty, M.Pd selaku dosen pengampu mata kuliah Kuliner dan Pariwisata Industri.
Dalam menyelesaikan tugas ini, laporan kami masih banyak kekurangan dan
jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kami mengharapkan masukan, kritik dan
saran dari pembaca semua untuk kelengkapan laporan ini kedepannya.
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..........................................................................................................i
DAFTAR ISI......................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.............................................................................................
B. Tujuan.........................................................................................................
C. Manfaat.......................................................................................................
A. Buku 1.........................................................................................................
B. Buku 2.........................................................................................................
C. Buku 3.........................................................................................................
D. Buku 4.........................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
A. Buku 1.........................................................................................................
B. Buku 2.........................................................................................................
C. Buku 3.........................................................................................................
D. Buku 4.........................................................................................................
A. Kesimpulan..................................................................................................
B. Saran...........................................................................................................
ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tergambar perkembangan pariwisata sejak zaman
dahulu kala sampai sekarang. Rasa ingin tahu manusia
merupakan dorongan paling utama yang sering disebut
sebagai factor ullyses. Kemudian akibat perkembangan
masyarakat sesuai dengan kemajuan ilmu dan pengetahuan
motivasi berwisata menjadi lebih kompleks. Orang berwisata
atas dasar motivasi yang berlainan. Pengertian sempit
pariwisata memang masih merupakan kegiatan bersenang-
senang, tapi mulai tampak kecenderung manusia berusaha
menimba manfaat yang sebesar-besarnya dari kegiatan
pariwisata. Kegiatan wisata ini dapat meningkatkan
pemahaman dan saling pengertian antar suku dan antar
bangsa, yang sekaligus akan merupakan suatu pendukung kuat
bagi tercapainya persatuan bangsa dan perdamaian dunia.
Dari segi ekonomi kegiatan pariwisata mulai mendapat
perhatian yang sungguh-sungguh setelah perang dunia kedua.
Berbagai negera berhasil mengembangkan pariwisata menjadi
suatu industri yang mendapatkan devisa. Bahkan di beberapa
Negara penghasilan devisa dari industry pariwisata merupakan
pendapat utama. Industry pariwisata telah berhasil
meningkatkan kesejahteraan masyarakat di banyak Negara.
4
Segi ekonomi kegiatan pariwisata ini tidak jarang ditonjolkan
secara berlebihan sehingga segi-segi lain kurang diperhatikan.
Akibatnya, pengembangan pariwisata di beberapa Negara
karena terlalu mengutamakan segi ekonomi menimbulkan
berbagai masalah sosial. Identitas masyarakat di daerah tujuan
wisata menjadi kabur, benda-benda yang mempunyai nilai
tinggi diperdagangkan, keramahtamahan bertukar dengan
penonjolan sikap yang dapat menarik keuntungan, lingkungan
hidup pun menjadi rusak.
B. Tujuan
1. Pengertian pariwisata secara umum
2. Sejarah perkembangan pariwisata
3. Tahap-tahapan perkembangan pariwisata nasional dan
internasional
4. Macam-macam pariwisata
5. Beraneka ragam industri pariwisata
C. Manfaat
Memberi kesempatan pada diri sebagai seorang
mahasiswa untuk dapat berpikir lebih kritis dan logis. Apalagi
terkait pariwisata yang mana fokus pada pembahasan ini
mengacu pada kuliner dan industri. Sangat perlu sebagai
seorang mahasiswa mengetahui perkembangan kreatifitas
kuliner pariwisata di pemasaran dan menciptakan suatu
5
inovasi baru agar mendapatkan daya tarik visual terbaru dan
lebih menarik dengan banyak membaca buku dan melihat
kondisi terkait pariwisata tersebut.
6
BAB II
ISI BUKU
A. Identitas Buku
1. Buku 1
2. Buku 2
7
9. Cetakan pertama : maret 2015
3. Buku 3
B. Ringkasan
1. Buku 1
8
1.1 Definisi dan Ruang Lingkup Kuliner
9
Bila ditinjau dari sisi ekonomi kreatif, belum banyak kajian yang
memasukkan kuliner ke dalam sektor ini karena pada dasarnya makanan
merupakan kebutuhan dasar manusia yang sudah ada sejak lama. Produk
kuliner pada umumnya masih masuk ke dalam sektor industri makanan dan
minuman ataupun industri penyediaannya, tanpa adanya penekanan
bahwa produk kuliner merupakan produk kreatif.
10
Kuliner saat ini tidak lagi hanya sebatas produk pemuas kebutuhan dasar
manusia. Ada unsur lain yang dicari oleh konsumen saat mengonsumsi
sebuah sajian makanan dan minuman. Kuliner yang memiliki unsur budaya
asli suatu daerah dapat menjadi daya tarik bagi wisatawan untuk datang
mengunjungi daerah tersebut. Kuliner yang menggunakan kreativitas dapat
menghasilkan olahan makanan yang memiliki cita rasa lezat dan juga
memberikan pengalaman tersendiri saat menyantapnya, sehingga
menjadikan kuliner sebagai komoditas yang menarik untuk dikembangkan.
1. Kreativitas. Kreativitas yang dimaksud adalah aspek ide baru yang
dapat memberikan nilai tambah pada sebuah makanan dan
minuman.
11
unsur keindahan sehingga menjadikan produk kuliner tersebut
memiliki nilai lebih dan mampu menggugah selera konsumen untuk
menikmatinya.
3. Tradisi. Tradisi yang dimaksud adalah sesuatu yang telah dilakukan
sejak lama dan menjadi bagian dari kehidupan suatu kelompok
masyarakat yang berkaitan dengan kebiasaan dalam mengolah dan
mengonsumsi makanan dan minuman.
Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa dunia kuliner tidak lepas
dari nilai tradisi dan kearifan lokal suatu daerah karena makanan,
terutama di Indonesia, merupakan salah satu warisan budaya. Untuk
meningkatkan daya tarik konsumen, diperlukan sebuah kreativitas
sehingga tercipta produk kuliner yang menarik dan berkualitas.
12
4. Toko produk makanan spesial (all other specialty foods stores).
Produk makanan khusus ini semakin berkembang saat ini, dengan jumlah
produksi yang pada umumnya tidak terlalu besar, produk ini memiliki
keunikan tersendiri yang membutuhkan kreativitas dalam penciptaannya.
Beberapa produk yang termasuk dalam kategori ini adalah produk
makanan yang menggunakan bahan organik atau bahan baku khas dari
suatu daerah yang kemudian dikemas secara menarik. Nilai budaya dan
konten lokal suatu daerah juga menjadi salah satu sumber keunikan produk
jenis ini, seperti oleh-oleh makanan khas suatu daerah.
13
ke dalam dua kategori umum, yaitu restoran dan jasa boga. Restoran
adalah tempat penyedia makanan dan minuman di mana konsumen datang
berkunjung, sedangkan jasa boga adalah penyedia makanan dan minuman
yang mendatangi lokasi konsumen.
14
revolusi Perancis. Keruntuhan kaum bangsawan mengakibatkan mereka
tidak dapat membiayai pengikutnya, termasuk juru masak dan pelayan-
pelayannya. Hal inilah yang menjadi salah satu pendorong lahirnya
berbagai usaha penyedia jasa makanan dan minuman di area publik saat
itu.
15
juru masak terkenal di Perancis saat itu hingga berkembang menjadi
sebuah sekolah memasak. Hingga saat ini Le Cordon Bleu telah beroperasi
di berbagai negara dengan jumlah lebih dari 50 sekolah, tidak saja hanya di
Eropa, namun hingga Thailand dan Malaysia.
16
mendapatkan pengakuan internasional yang dapat meningkatkan namanya
di dunia kuliner.
17
harus dimiliki oleh kota yang ingin mengajukan diri sebagai kota
gastronomi adalah:
Hingga saat ini sudah ada lima kota yang dinobatkan sebagai kota
gastronomi, yaitu:
18
1. Popayán, Kolombia
19
jauh–Culinary Diplomacy. Thailand adalah negara pertama yang secara aktif
melakukan diplomasi kuliner dengan program Thai Kitchen to The World,
sebuah program untuk memperkenalkan kuliner Thailand ke dunia
internasional. Fenomena terbaru adalah Korea Selatan dengan Kimchi
Diplomacy-nya, sebuah program diplomasi kuliner yang dilakukan untuk
mengangkat kuliner tradisional Korea dan terbukti sukses membawa
makanan khas Korea semakin mendunia.
20
jarang ditemukan di Indonesia.15 Salah satu restoran yang konsisten
menyajikan berbagai menu dengan konsep Rijsttafel hingga saat ini adalah
Restoran Oasis di Jakarta yang berdiri sejak 1968.
21
pun mampu menarik minat masyarakat untuk semakin dekat dengan
kuliner khas Indonesia.
22
2. Buku 2
Untuk menggambarkan hubungan saling ketergantungan ini maka dibuat sebuah peta
ekosistem yang terdiri atas empat komponen utama, yaitu:
Rantai nilai kreatif adalah rangkaian proses penciptaan nilai kreatif. Di dalamnya terjadi
transaksi sosial, budaya, dan ekonomi yang terdiri dari proses kreasi, produksi, dan
penyajian.
3. Konsumen (Market)
Konsumen adalah pihak yang mengapresiasi dan mengonsumsi produk kuliner yang
dihasilkan dari rangkaian proses pada rantai nilai kreatif.
4. Pengarsipan (Archiving)
Pengarsipan adalah proses preservasi terhadap hasil kreasi kuliner yang dapat diakses
dan dimanfaatkan oleh seluruh pemangku kepentingan (orang kreatif, pemerintah, lembaga
pendidikan, pelaku bisnis, komunitas, dan intelektual) di dalam ekosistem industri kreatif
sebagai media pembelajaran dan sumber inspirasi dalam penciptaan kreasi lainnya.
Proses kreasi yang terjadi di dunia kuliner secara umum dapat dibagi dalam tiga tahap kegiatan
utama, yaitu:
Konseptualisasi Ide
Proses kreasi berawal dari sebuah ide sang juru masak sebagai orang kreatif di bidang
kuliner. Ide ini merupakan sebuah hasil pemikiran yang dapat dihasilkan berdasarkan
beberapa hal. Sebuah studi20 mengenai proses kreasi seorang Michelin-Starred Chef,21
menyatakan bahwa proses penciptaan ide seorang juru masak didasari oleh tiga hal, yaitu
pertimbangan produk, sumber inspirasi, dan tacit creativity skills.22
Eksperimen
Tahap konseptualisasi ide akan menghasilkan sebuah hasil pemikiran kreatif seorang juru
masak yang kemudian perlu dituangkan dalam bentuk nyata. Bentuk penuangan ide ini
berupa eksperimen sang juru masak yang ’dimasak‘ sehingga menjadi suatu kreasi yang sesuai
dengan gambaran awal. Proses eksperimen sendiri dapat berupa proses percobaan di dapur
dengan menggunakan seluruh kemampuan dan pengetahuan kuliner yang dimilikinya.
Oleh karena itu, tingkat kemampuan dan pengetahuan kuliner akan sangat dibutuhkan di
tahap ini, seperti penguasaan berbagai metode memasak dan ragam bahan baku
Finalisasi
Tahapan selanjutnya adalah menyempurnakan hasil kreasi menjadi sebuah kreasi kuliner
yang memiliki standar tertentu. Oleh karena itu, perlu dilakukan pencatatan resep dari
kreasi kuliner tersebut dan juga proses standar lainnya, seperti metode pengolahan hingga
cara penyajian. Pada tahap ini juga dilakukan proses pengajaran dan pelatihan oleh sang
juru masak kepada para pekerja lainnya di dapur.
A. 2 Proses Produksi
Proses produksi adalah tahapan yang dimulai dari pembuatan sebuah produk kuliner hingga
siap untuk disajikan. Gambar 2-4 merupakan bagian dari ekosistem kuliner yang menggambarkan
proses tersebut serta dua kegiatan utamanya, yaitu proses teknis dan proses manajerial serta
kegiatan pendukung untuk mendapatkan berbagai sertifikasi .
B. Pasar (KONSUMEN)
Pasar adalah pihak yang menyerap produk kuliner yang dihasilkan. Konsumen yang terdapat di
pasar dapat dikategorikan sebagai dua kelompok besar, yaitu:
1. Konsumen Umum
Konsumen umum adalah kategori konsumen yang membeli dan mengonsumi produk
kuliner sebagai kebutuhan untuk memenuhi kebutuhan dasar. Pada umumnya, konsumen
kategori ini melakukan konsumsi secara rutin.
2. Konsumen Khusus
Konsumen khusus adalah kategori konsumen yang membeli dan mengonsumsi produk
kuliner dengan tujuan lebih dari sekadar pemenuhan kebutuhan dasar. Alasan yang
biasanya melatarbelakangi konsumen kategori ini dalam membeli suatu produk kuliner
adalah mencari pengalaman, wawasan, atau tuntutan pekerjaan. Wisatawan atau turis
adalah salah satu contohnya. Mereka pada umumnya akan memenuhi berbagai usaha
kuliner yang menjadi ikon suatu daerah.
C. Pengarsipan
Berdasarkan ruang lingkup pengembangan yang dijelaskan sebelumnya, peta industri kuliner
yang akan dibangun terletak pada area jasa penyedia makanan dan minuman (foodservice).
Peta industri pada Gambar 2-6 mencakup hubungan pelaku industri utama kuliner dalam
rantai nilai dengan pelaku industri yang memberikan suplai (supply) ke pelaku industri utama
(backward linkage) dan pelaku industri yang memberikan permintaan (demand) kepada pelaku
industri utama (forward linkage). Pada tahap kreasi, pelaku utama di tahap ini adalah juru
masak yang pada umumnya dibagi dalam beberapa kategori sesuai keahliannya, yaitu cuisine
chef, pastry chef, baker, dan barista atau bartender. Para juru masak ini yang akan berkreasi untuk
menghasilkan produk kuliner. Kemudian, selain akan diteruskan kepada proses selanjutnya
di rantai utama, terdapat beberapa industri pendukung yang akan memberikan permintaan
terhadap kreasi yang dihasilkan, yaitu penerbitan serta industri pengolahan makanan dan
minuman. Industri penerbitan pada umumnya akan menjadikan hasil kreasi ke dalam bentuk
buku, seperti buku resep yang akan dijual secara komersil. Sedangkan pada industri pengolahan
makanan minuman, hasil kreasi para juru masak ini akan dijadikan formula atau resep untuk
diproduksi menjadi makanan dan minuman olahan, baik dalam skala kecil maupun manufaktur
yang besa
Berdasarkan Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia (KBLI) 2009, belum ada kategori lapangan
usaha yang ditujukan khusus untuk kode usaha industri kreatif kuliner. Hal ini dikarenakan kuliner
merupakan subsektor baru yang dimasukkan pada industri kreatif, sekitar pada tahun 2011. Sesuai
KBLI Ekonomi Kreatif, ruang lingkup subsektor kuliner adalah:56101 Restoran
1. 56101 Restoran
7. 56301 Bar
Apabila ditinjau secara unit usaha, model bisnis yang berjalan pada industri kuliner adalah
berupa jasa penyedian makanan dan minuman (restoran atau rumah makan) yang secara umum
dibagi ke dalam tiga kategori, yaitu:
1. Independent
Pada model bisnis ini, sebuah usaha dimiliki oleh seorang atau sekelompok pemilik yang
menjalankan usaha pada satu area tertentu. Pemilik usaha jenis ini bertanggung jawab
terhadap seluruh proses yang terjadi dalam menjalankan usahanya. Pada umumnya, usaha
restoran atau rumah makan yang setipe ini dimiliki oleh seorang juru masak yang sudah
berpengalaman kemudian membuka restoran milik pribadinya. Restoran dengan model
seperti ini pada umumnya merupakan full-service restaurant, baik berupa fine dining atau
casual dining
2. Chain
Pada model bisnis ini, sebuah usaha pada umumnya dimiliki oleh sebuah kelompok atau
perusahaan yang menjalankan berbagai usaha yang tersebar di berbagai lokasi dengan satu merek.
Usaha di bawah model bisnis ini akan memiliki standardisasi dalam menjalankan seluruh unit
usahanya agar memiliki kualitas yang sama, dimulai dari format dan dekorasi bangunan hingga
produk serta pelayanan yang ditawarkan. Usaha restoran atau rumah makan dengan model seperti
ini pada umumnya merupakan fast-casual dining atau quick-service dining.
3. Franchise
Model bisnis ini serupa dengan model chain, hanya saja pemilik dari setiap usaha ini dapat
berbeda orang dengan cara membeli hak untuk menjual dari usaha tersebut. Pengertian
franchise atau waralaba berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1997 adalah
perikatan ketika salah satu pihak diberikan hak memanfaatkan dan/atau menggunakan
Hak dari Kekayaan Intelektual (HKI) atau pertemuan dari ciri khas usaha yang dimiliki
pihak lain dengan suatu imbalan berdasarkan persyaratan yang ditetapkan oleh pihak
lain tersebut dalam rangka penyediaan dan atau penjualan barang dan jasa. Saat ini
banyak sekali usaha di bidang kuliner yang menggunakan model bisnis seperti ini untuk
memperluas jaringan usahanya. Serupa dengan model chain, usaha restoran dengan model
seperti ini pada umumnya merupakan fast-casual dining atau quick-service dining.
BAB 2
2.1 PengertianPariwisata
Sesungguhnya, pariwisata telah lama menjadi perhatian, baik dari segi ekonomi, politik,
administrasi kenegaraan, maupun sosiologi, sampai saat ini belum ada kesepakatan secara akademis
mengenai apa itu pariwisata. Secara etimologi, kata pariwisata berasal dari bahasa Sansekerta yang
terdiri atas dua kata yaitu pari dan wisata. Pari berarti “banyak” atau “berkeliling”, sedangkan wisata
berarti “pergi” atau “bepergian”. Atas dasar itu, maka kata pariwisata seharusnya diartikan sebagai
perjalanan yang dilakukan berkali-kali atau berputar-putar, dari suatu tempat ke tempat lain, yang
dalam bahasa Inggris disebut dengan kata “tour”, sedangkan untuk pengertian jamak, kata
“Kepariwisataan” dapat digunakan kata “tourisme” atau “tourism”.
Dalam kamus besar bahasa Indonesia dikemukakan bahwa pariwisata adalah suatu kegiatan
yang berhubungan dengan perjalanan rekreasi. Istilah pariwisata pertama kali digunakan pada tahun
1959 dalam Musyawarah Nasional Turisme II di Tretes, Jawa Timur. Istilah ini dipakai sebagai
pengganti kata Turismesebelum kata pariwisata diambil dari bahasa Sansekerta.Untuk mendapatkan
gambaran yang lebih jelas,lebih lanjut Yoeti(1996) memberikan suatu batasan tentangpenyebaran
kata-kata sebagai berikut :
Wisata= perjalanan; dalam bahasa Inggris dapat disamakan dengan perkataan “travel”
Wisatawan = orang yang melakukan perjalanan; dalam bahasa Inggris dapat disebut dengan istilah
“travellers”
Para wisatawan = orang-orang yang melakukan perjalanan dalam bahasa Inggris biasa disebut
dengan istilah “travellers”(jamak)
Pariwisata= perjalanan yang dilakukan dari suatu tempat ke tempat lain dan dalam bahasa Inggris
disebut “tourist”
Para pariwisatawan= orang yang melakukan perjalanan tour dan dalam bahasa Inggris disebut
dengan istilah “tourists” (jamak)
Kepariwisataan= hal-hal yang berhubungan dengan pariwisata dan dalam bahasa Inggris disebut
dengan istilah “tourism”
Kepariwisataan itu sendiri merupakan pengertian jamak yang diartikan sebagai hal-hal yang
berhubungan dengan pariwisata, yang dalam bahasa Inggris disebutkan tourism. Dalam kegiatan
kepariwisataan ada yang disebut subyek wisata yaitu orang-orang yang melakukan perjalanan wisata
dan obyek wisata yang merupakan tujuan wisatawan. Sebagai dasar untuk mengkaji dan memahami
berbagai istilah kepariwisataan, berpedoman pada
Bab I Pasal 1 Undang-UndangRepublik Indonesia Nomor 10 Tahun 2009 tentang kepariwisataan yang
menjelaskan sebagai berikut :
Kepariwisataan tidak menggejala sebagai bentuk tunggal. Istilah ini umum sifatnya yang
menggambarkan beberapa jenis perjalanan dan penginapan sesuai dengan motivasi yang mendasari
kepergian tersebut. Orang melakukan perjalanan untuk memperoleh berbagai tujuan dan
memuaskan bermacam-macam keinginan. Di samping itu, untuk keperluan perencanaan dan
pengembangan kepariwisataan itu sendiri, perlu pula dibedakan antara pariwisata dengan jenis
pariwisata lainnya, sehingga jenis dan macam pariwisata yang dikembangkan akan dapat berwujud
seperti diharapkan dari kepariwisataan itu sendiri.
Dalam perjalanan sejarah, pariwisata pada akhirnya dianggap sebagai suatu kegiatan yang
menjanjikan keuntungan. Kemudian muncul keinginan berbagai pihak untuk mengetahui seluk-beluk
pariwisata itu sendiri, akhirnya mendorong sebagian orang untuk mempelajari dan menjadikan
pariwisata sebagai sebuah ilmu baru untuk dipelajari.Kalau dikaji secara mendalam, pariwisata
sesungguhnya memang bisa menjadi ilmu yang mandiri, yang sejajar dengan ilmu-ilmu lainnya.
Wacana mengenai apakah pariwisata merupakan ilmu yang mandiri atau hanya objek studi
dari ilmu-ilmu yang telah mapan dengan pendekatan multidisipliner, sebenarnya telah lama
diperdebatkan. Pengakuan secara formal terhadap pariwisata sebagai ilmu mandiri di Indonesia
merupakan hasil perjuangan dalam kurun waktu yang cukup panjang. Wacana tentang keilmuan
pariwisata di Indonesia dilontarkan pertama kali pada awal tahun 1980-an. Setelah hampir dua dasa
warsa perjuangan pendirian pariwisata sebagai ilmu mandiri terkesan mati suri, pada tahun 2006
perjuangan tersebut digerakkan lagi melalui kerjasama Depbudpar dengan Hildiktipari. Dari rapat
koordinasi yang dilakukan dua lembaga tersebut melahirkansuatu“Deklarasi Pariwisata Sebagai
Ilmu” yang berisi poin pokok. Pertama, pariwisata adalah cabang ilmu yang mandiri, yang sejajar
dengan ilmu-ilmu lain; dan kedua, program S1, S2, dan S3 Ilmu pariwisata di berbagai lembaga
pendidikan tinggi sudah layak diberikan ijin oleh Departemen Pendidikan Nasional.
Aspek Ontologi
Setiap ilmu memiliki objek material dan objek formal. Objek material adalah seluruh lingkup
(makro) yang dikaji suatu ilmu. Objek formal adalah bagian tertentu dari objek materialyang menjadi
perhatian khusus dalam kajian ilmu tersebut. Sesungguhnya objek formal inilah yang membedakan
satu ilmu dengan ilmu lainnya. Objek formal (aspek ontologi) ilmu pariwisata adalah masyarakat.
Oleh sebab itu pariwisata dapat diposisikan sebagai salah satu cabang ilmu sosial karena focusof
interest-nya adalah kehidupan masyarakat manusia.
Aspek Epistemologi
(waktu luang, uang, infrastruktur) dengan kebutuhan mereka untuk menikmati perbedaan dengan
lingkungan sehari-hari. Dalam hal ini logika berpikirsangat rasional dan juga dapat dibuktikan secara
empirik.
Aspek Aksiologi
Aksiologi merupakan aspek ilmu yang sangat penting. Ilmu pariwisata jelas memberikan
manfaat bagi kesejahteraan umat manusia. Perjalanan dan pergerakan wisatawan adalah salah satu
bentuk kegiatan dasar manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya yang beragam, baik dalam
bentuk pengalaman, pencerahan, penyegaran fisik dan psikis maupun dalam bentuk aktualisasi diri.
Dalam konteks inilah dapat dipahami mengapa Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB)menegaskan
kegiatan berwisata sebagai hak asasi. Kontribusi pariwisata yang lebih kongkret bagi kesejahteraan
manusia dapat dilihat dari implikasi-implikasi pergerakan wisatawan, seperti meningkatnya kegiatan
ekonomi, pemahaman terhadap budaya yang berbeda, pemanfaatan potensi sumberdaya alam dan
manusia, dan seterusnya
2.Organisasi perjalanan. Cabang ini menitikberatkan perhatiannya pada pengaturan lalu lintas
perjalanan wisatawan dan penyediaan media atau paket-paket perjalanan yang memungkinkan
wisatawan mampu memperoleh nilai kepuasan berwisata yang tinggi melalui pengelolaan
sumberdaya pariwisata. Dalam hal ini objek perhatiannya terfokus pada pemaketan perjalanan
wisata, pengorganisasian dan pengelolaannyasesuai dengan prinsip-prinsip keberlanjutan.
Secara etimologi, kalau kita meninjau arti kata “wisatawan” yang berasal dari kata “wisata”,
maka sebenarnya tidaklah tepat sebagai pengganti kata “tourist” dalam bahasa Inggris. Kata itu
berasal dari kata Sansekerta: “wisata” yang berarti “perjalanan” yang sama atau dapat disamakan
dengan kata “travel” dalam bahasa Inggris, maka “wisatawan” sama artinya dengan kata traveler.
4. Mereka yang melakukan kunjungan mengikuti perjalanan kapal laut, walaupun tinggal
kurang dari 24 jam.
2. Mereka yang berkunjung ke suatu negara dengan tujuan utuk bertempat tinggal tetap.
3. Penduduk di daerah tapal batas negara dan bekerja di negara yang berdekatan.
4. Wisatawan yang hanya melewati suatu negara tanpa tinggal di negara yang dilaluinya itu.
Profil wisatawan merupakan karakteristik spesifik dari jenis-jenis wisatawan yang berbeda
yang berhubungan erat dengan kebiasaan, permintaan, dan kebutuhan mereka dalam melakukan
perjalanan.
4. Organized mass tourists, yaitu wisatawan yang hanya mau mengunjungi daerah
tujuan wisata yang sudah dikenal, dengan fasilitas seperti yang dapat ditemuinya
ditempat tinggalnya, dengan perjalanannya selalu dipandu oleh pemandu wisata.
Melihat sifat perjalanan dan ruang lingkup dimana perjalanan wisata itu dilakukan,
maka kita juga dapat mengklasifikasikan wisatawan sebagai berikut :
BAB V
Dokumen Perjalanan
Yang dimaksud dengan dokumen perjalanan ialah surat keterangan yang dipergunakan
selama dalam perjalanan yang menerangkan orang yang namanya tercantum pada surat keterangan
tersebut, baik kebangsaannya, jabatannya, identitasnya, keterangan khusus sehubungan dengan
perjalanan yang dikeluarkan oleh pemerintah yang berwenang untuk masing-masing dokumen
tersebut. Dalam dunia perjalanan pada umumnya kita mengenal ada beberapa dokumen perjalanan
yang penting, diantaranya ialah : paspor, exitpermit, fiscal certificate, visa dan health certificate serta
dokumen perjalanan lainnya.
1. Paspor
Untuk perjalanan ke luar negeri, pertama yang diperlukan ialah paspor. Paspor adalah
dokumen resmi yang dikeluarkan oleh pejabat yang berwenang dari suatu negara yang
memuat identitas pemegangnya dan berlaku untuk melakukan perjalanan antar negara.
A. Jenis dan Macam Paspor
a. Paspor Biasa (normal passport)
Suatu paspor yang dikeluarkan oleh pemerintah untuk warga negaranya
yang hendak bepergian ke luar negeri dengan maksud pribadi yang tidak ada
sangkut pautnya dengan urusan pemerintah. Biasanya untuk warga negara yang
melakukan perjalanan reguler. Di Indonesia paspor ini diberi sampul berwarna
hijau dan dikeluarkan oleh Ditjen Keimigrasian, Departemen Hukum dan HAM.
b. Paspor khusus (Special passport)
Suatu paspor yang diberikan kepada seseorang yang bukan pegawai
pemerintah dan bukan pula merupakan seorang yang berstatus diplomatik atau
konsuler, tetapi ia mempunyai tugas khusus dari pemerintah yang
memberikannya.
c. Paspor dinas atau paspor diplomatik (diplomatic passport)
Paspor ini diterbitkan untuk kalangan teknisi dan petugas administrasi
dari suatu misi diplomatik seperti kedutaan dan konsulat ataupun bagi pegawai
negeri / pemerintah yang sedang melaksanakan tugas ke luar negeri.
Pemegang paspor jenis ini mendapatkan beberapa kemudahan yang tidak
dimiliki oleh pemegang paspor biasa. Di Indonesia, paspor ini diberi sampul
berwarna biru dan dikeluarkan oleh Departemen Luar Negeri setelah
mendapat izin dari Sekretariat Negara.
d. Paspor Keluarga (family passport)
Suatu paspor yang dapat diberikan kepada suami dan istri, orang tua serta
anakanaknya yang belum dewasa atau seseorang yang dengan anggota
keluarga yang belum dewasa yang masih berada di bawah pengawasan dan
perlindungannya.
C. Fungsi Paspor
Secara sederhana dapat dikatakan bahwa fungsi paspor adalah sama dengan
kartu penduduk. Hanya bedanya kartu penduduk berlaku untuk daerah yang terbatas,
secara lokal atau nasional saja, maka paspor berlakunya dapat secara internasional.
D. Jangka Paspor
Suatu paspor jangka berlakunya tergantung dari ketentuan yang diberikan oleh
kantor imigrasi tempat paspor itu dikeluarkan. Biasanya seorang yang memperoleh
paspor masa berlakunya hanya selama 2 (dua) tahun, untuk dapat digunakan lagi,
paspor itu harus diperpanjang masa berlakunya.
2. Exit Permit
Exit permit artinya ijin ke luar, yaitu ijin meninggalkan negara tempat ia tinggal untuk
bepergian ke negara lain buat sementara waktu. Bentuk exit permit ini berupa cap atau
stempel yang dicapkan pada lembaran paspor, yang menyatakan bertolak ke luar negeri.
Tipe exit permit yang dikeluarkan berlaku untuk selama 3 (tiga) bulan dan kalau masa itu
sudah habis, apakah sudah digunakan atau belum, harus dimintakan lagi yang baru untuk
perjalanan berikutnya.
5. Health Certificate
Dokumen yang dikeluarkan departemen kesehatan melalui jawatan karantina
(air port) dan telah diakui World Health Organization (WHO). Health certificate
diperuntukkan bagi negara yang masih belum bebas penyakit menular, seperti
cacar, dan lain-lain.
3. Buku 3
Bagian A
a. Asal Mula Pariwisata
Pada mulanya nenek moyang manusia hidup tidak menetap mereka
berpindah-pindah dari suatu tempat ke tempat lain. Kehidupan mereka yang
masih primitif bergantung pada pemberian alam sekitar. Kalau persediaan
kebutuhan utama berupa buah-buahan, umbi-umbian serta air di seputar
mereka telah habis, tempat itu mereka tinggalkan. Berjalanlah mereka
menempuh jarak yang dekat atau jauh mencari daerah baru yang subur.
Pada tahap berikutnya, nenek moyang kita mengenal cara penyebaran
bibit. Mereka bercocok tanam dan beternak. Tentu saja daerah subur yang
mereka pilih. Itulah sebabnya pertumbuhan kampong, dusun hingga menjadi
kota dimulai dari seputar tempat-tempat yang kaya dengan air.
Dipinggir kali, sungai, seputar danau manusia mulai menetap dan
menegakkan tempat tinggal. Disana dibangun fasilitas hidup menurut
kemampuan masa itu. Selain bercocok tanam mereka mulai mengenal pula
tukar-menukar keperluan sehari-hari. Sistem kehidupan ini berkembang
menjadi perdagangan dan jual beli seperti sekarang.
Lama kelamaan mereka beranak-pinak dan sementara itu tak hentinya
pula orang datang, singgah sebentar atau menetap menjadi penduduk baru. Di
sana dibangun berbagai fasilitas hidup menurut kemampuan masa itu. Selain
bercocok tanam mereka mulai mengenal pula tukar-menukar keperluan sehari-
hari. Sistem kehidupan seperti ini kemudian berkembang menjadi
perdagangan dan jual beli seperti yang kita kenal sekarang.
Lama-kelamaan mereka beranak-pinak dan sementara itu tak hentinya
pula orang datang, singgah sebentar atau menetap ramai, berkembang menjadi
kampung-kampung yang terhimpun berupa sebuah kota. Untuk mengatur
kehidupan masyarakat dan sekaligus melindungi mereka dari gangguan orang
luar, muncullah orang kuat sebagai pemimpin dengan gelar kepala suku.
Bangsa sumeria di Babilonia merupakan satu contoh masyarakat petani
yang kaya lagi makmur. Aliran sungai Tigris dan Eufrat menyumbang
limpahan kesuburan bagi negeri itu. Tukar menurut hasil pertanian mulai
dilakukan oleh penduduk. Dan oleh para pemikir di kala itu diciptakan suatu
alat bukti pembayaran yang kita kenal dewasa ini dengan sebutan ‘uang’.
Sejak itulah, yakni kira-kira tahun 4000 SM merupakan titik tolak
perkembangan perdagangan.
Perdagangan yang pesat merambat dan meluas ke berbagai arah.
Saudagar –saudagar membwa dagangannya dari suatu tempat ke tempat lain.
Atas dasar ini bangsa Sumeria dianggap sebagai bangsa pertama yang
melakukan perjalanan dari suatu tempat ke tempat lain. Tentulah perjalanan di
kala itu masih terbatas kalangan para pedagang yang membawa barang dalam
jumlah terbatas pula.
Setelah jalan raya dibangun, orang lebih sering bepergian, baik untuk
kepentingan perdagangan maupun untuk kepentingan lainnya. Sistem jalan
raya itu mula-mula dibangun oleh kerajaan Persia tahun 560-350 SM, yang
menghubungkan kaki gunung Zagrep sampai laut Aegean. Pada tahun 221-122
SM dinasti Chou membangun jalan raya di Tiongkok. Ketika itu pengakuan
darat juga telah diatur dengan baik oleh pemerintah, sehingga pertukaran
barang niaga mengalir lancer ke daerah-daerah permukiman penduduk.
Bangsa pertama yang dianggap sebagai orang yang melakukan
perjalanan untuk tujuan bersenang-senang adalah bangsa Romawi. Pada waktu
itu mereka telah melakukan perjalanan berates-ratus mil dengan menunggang
kuda guna melihat candi-candi dan piramida peninggalan bangsa Mesir Kuno.
Di zaman pertengahan, semasa kerajaan Romawi sedang jaya-jayanya,
dibangunlah jalan raya sepanjang 350 mil dari Roma ke kota Brundisium.
Dengan demikian rakyat dapat dengan mudah melakukan perjalanan dari suatu
kota ke kota lainnya. Bangsa Romawi juga sering melakukan perjalanan ke
daerah Yunani, Asia Kecil. Selain untuk menyaksikan pertandingan olahraga
Olympiade, mereka juga mencari sumber-sumber air panas untuk tujuan
kesehatan. Dalam perjalanan itu mereka sempat menyaksikan atraksi kesenian
rakyat, festival, yang tidak seberapa jauh daru tempat-tempat peristirahatan,
tempat mereka bermalam.
Pada tahun 334 SM Ephesus, yakni daerah Turki sekarang telah
dikunjungi oleh ribuan orang untuk menyaksikan pertunjukan acrobat, ada
binatang buas, tukang sihir, tukang sulap dan sebagainya. Ephesus selain
merupakan pusat perdagangan yang penting bagi kafilah dari Asia ke Eropa,
juga merupakan tempat demokrasi untuk pertama kalinya dikembangkan oleh
Iskandar Zulkarnaen, yang menjadi raja kala itu.
Uraian diatas merupakan sekilas gambaran tentang ciri manusia yang
selalu bergerak. Ciri ini tidak hanya pada pola kehidupan manusia primitive,
bahkan pada kehidupan modern dewasa ini pun demikian. Ciri khas manusia
yang selalu bergerak inilah yang merupakan embrio yang melahirkan
kebutuhan manusia untuk bepergian, mengadakan perjalanan dengan segala
ragam keperluan prasarana dan sarananya. Dewasa ni kebutuhan tersebut
begitu mendesak. Meskipun dorongan perjalanan itu diwarnai oleh berbagai
motivasi, namun pada dasarnya semua itu kait-berkait sebagai kesatuan
industry besar yang kita kenal dengan ‘Industri Pariwisata’.
Pariwisata merupakan manifestasi gejala naluri manusia sejak
purbakala, yaitu hasrat untuk mengadakan perjalanan. Lebih dari itu
pariwisata dengan ragam motivasinya akan menimbulkan permintaan-
permintaan dalam bentuk jasa-jasa dan persediaan-persediaan lain. Permintaan
akan barang dan jasa ini terus meningkat sesuai dengan perkembangan
kehidupan manusia. Di negara-negara yang sedang berkembang akan terjadi
perluasan lingkup kepentingan-kepentingan . sedang di Negara-negara yang
sudah maju selain lingkup kepentingan yang luas, waktu luang pun bertambah
lama dan banyak karena ditunjang oleh kenaikan pendapatan serta transportasi
yang lancer dan cepat . sejalan dengan itu terjadi pula peningkatan pendidikan,
pengetahuan, dan kecerdasan di kalangan penduduk.
Sebagai akibat perkembangan-perkembangan tersebut, motivasi-
motivasi untuk mengadakan perjalanan menjadi lebih kuat, lebih-lebih setelah
ditunjang oleh kemajuan-kemajuan di bidang teknologi, hasrat untuk
mengadakan perjalanan menjadi lebih mudah terpenuhi. Dan kita dapat
menyaksikan betapa deras arus perjalanan manusia dalam rangka berwisata
meski motivasi mereka kadangkala berbeda-beda.
b. Pelancong-pelancong Pertama
Pada dasarnya, manusia lebih suka berpindah-pindah daripada
menetap. Setelah mereka berkelompok-kelompok dan berdiam di suatu
daerah, lama kelamaan kebutuhan mendesak mereka untuk bepergian. Dunia
kepariwisata mencatat pula bahwa Marco Polo yang hidup tahun 1254-1324
merupakan orang pertama yang menjadi ‘pelancong’ (Traveller). Ia
mengembara dari benua Eropa ke tanah Tiongkok, untuk akhirnya kembali
Venesia.
Pelancong lain ialah pemuda Muslim yang bernama Ibnu Battutah. Ia
dilahirkan di Tandjak, Marokko. Tidak ada musafir lain yang diketahui begitu
banyak mengadakan perjalanan dalam abad-abad pertengahan seperti Ibnu
Battutah.
Sejarah juga mencatat pelayanan besar yang telah dilakukan oleh
manusia antara lain oleh Cristopher Columbus (1451-1506). Selain Columbus
tercatat pula penjelajah yang bernama Alfonso d’Alburquerque, Vanco da
Gama, dan Ferdinand de Magelhaens. Seorang berkebangsaan Inggris, Kapten
James Cook yang hidup pada tahun 1728-1779, pernah mengelilingi dunia
(1768-1771).
Kisah-kisah perjalanan yang dilakukan oleh pelancong-pelancong
seperti : Marco Polo, Ibnu/Battutah, Columbus, Vasco da Rama, james Cook
dan lain-lain yang serba ringkas di atas merupakan pembuka kunci bagi
penyebaran penduduk ke berbagai pelosok dunia.
c. Daya Tarik Tujuan Wisata
Masing-masing daerah tujuan wisata memiliki kelebihan dan daya tarik
tersendiri. Para wisatawan boleh memiih kemana tujuan yang dikehendaki.
Terserah apakah mereka hendak ke pantai yang permai, ke pegunungan yang
sejuk dan segar, ataukah ke tempat-tempat bersejarah dan sebagainya.
Berhasilnya suatu tempat berkembang menjadi Daerah Tujuan Wisata
(DTW) sangat tergantung kepada 3 faktor utama, yaitu :
1. Atraksi, dibedakan menjadi :
Tempat (Pemandangan indah atau tempat bersejarah)
Kejadian/Peristiwa (kongres, pameran atau peristiwa olahraga,
festival)
2. Mudah dicapai (aksesibilitas)
Tempat tersebut dekat jaraknya, atau tersedianya transportasi ke tempat itu
secara teratur, sering, murah, nyaman, dan aman.
3. Amenitas
Tersedianya fasilitas seperti penginapan, restoran, hiburan, tranpor.
Di samping 3 faktor tersebut masih ada juga satu hal lain, yaitu Tourist
Organization (Organisasi wisata), untuk menyusun suatu kerangka dalam
pengembangan pariwisata, mengatur industry pariwisata serta mempromosikan
daerah itu sehingga dikenal orang. Yang penting juga diperhatikan adalah bagaimana
kesan masyarakat tentang daerah tujuan yang akan dikunjungi.
d. Jenis-jenis wisata
Secara singkat berikut ini akan dijelaskan beberapa jenis wisata :
1. Wisata untuk Rekreasi
2. Wisata Bahari
3. Wisata Alam
4. Wisata Budaya
5. Wisata Olahraga
6. Wisata Bisnis
7. Wisata Konvensi
8. Wisata jeni lain
Kini popular dengan wisata sejarah, arkeologi, berburu, safari, fotografi,
bulan madu dan sebagainya. Jenis-jenis lain mungkin akan terus
berkembang menurut kebutuhan dan keinginan masyarakat yang semakin
merasakan keperluan berwisata.
e. Manfaat Pariwisata
Pariwisata yang paling pokok bermanfaat bagi orang secara pribadi-
pribadi sebagai sarana hiburan. Dalam waktu liburan umpamanya kita perlu
melepaskan diri dari suasana tegang dan kelelahan akibat pekerjaan sehari-
hari. Berwisata ke panti atau pegunungan akan menimbulkan rasa segar
sehingga kita siap untuk bekerja kembali.
Meskipun pada umumnya orang berwisata bertuuan untuk lepas dari
rasa lelah dan dari kegiatan rutin sehari-hari, namun bila diteliti motivasinya
dapat berbeda-beda. Ada orang berwisata karena semata-mata menghindari
ketegangan akibat pekerjaan, tetapi ada pula yang ingin memenuhi kepuasan
intelektual. Bagi kalangan tertentu berwisata sering diartikan mencari suasana
baru yang sama sekali berlainan dengan kehidupan sehari-hari. Dengan
meninggalkan kebiasaan sehari-hari dan mengalami hal yang belum pernah
dialami mereka berharap dapat menumbuhkan rasa sukaria dan suasana
bahagia.
Negara juga dapat menerima pajak-pajak dari sector usaha yang
bersangkut-paut dengan kepariwisataan. Dari pajak industry perhotelan saja
tidak sedikit yang disumbangkan kepada Negara. Selain itu juga di daerah
tujuan wisata yang baik mestinya tersedia took atau kios souvenir atau
dijajakan oleh penjual gendongan.
Dalam putaran selanjutnya, perusahaan-perusahaan tersebut akan
memerlukan makanan ternak, pupuk atau bahan-bahan baku dekorasi sehingga
menumbuhkan rangkaian kegiatan ekonomi lain.
Pengaruh pariwisata dalam bidang ekonomi ini lebih kentara di negara-
negara berkembang dan Negara maju. Kedatangan wisata asing ke Negara kita
pada tahun 1984 sebanyak 700.910 orang menunjukkan suatu kenaikan
sejumlah 62.055 orang atau 9,7% dibandingkan dengan jumlah kedatangan
tahun sebelumnya. Berkat pemasaran dan promosi luar negeri yang semakin
terarah maka citra pariwisata Indonesia Nampak lebih mantap.
Disamping menggiatkan kehidupan ekonomi, pariwisata juga menjadi
salah satu pendorong dalam pengembangan seni budaya. Beberapa wisatawan,
baik asing maupun domestik sengaja mengunjungi suatu daerah hanya untuk
menyaksikan pertunjukan seni budaya.
Keinginan wisatawan untuk menyaksikan suatu seni budaya adalah
didorong oleh rasa ingin mengetahui, mengagumi atau menyelami seni,
budaya dari daerah yang dikunjungi.
Manfaat lain dari pariwisata adalah memperluas lapangan dan
kesempatan kerja. Kesempatan kerja dan kesempatan usaha tidak hanya pada
sector pariwisata semata, melainkan juga sector-sektor yang secara langsung
atau tidak, berkaitan dengan pengembangan industri pariwisata.
Selanjutnya tidak boleh dilupakan bahwa pariwisata turut memperluas
nilai-nilai pergaulan hidup dan pengetahuan. Secara khusus manfaat
pariwisata domestic dapat menerbitkan berbagai nilai pergaulan hidup, antara
lain beruppa :
1. Timbulnya rasa cinta tanah air.
2. Menghilangkan rasa kedaerahan atau kesukuan yang berlebihan.
3. Memperluas penggunaan bahasa nasional.
4. Membantu tumbuhnya budaya Indonesia.
5. Merangsang majunya kesenian daerah, baik berupa ukiran, tarian, maupun
lukisan dan lain-lain.
6. Memajukan ekonomi dan membantu pemerataan pembangunan daerah.
7. Membantu pembentukan ‘nation building’.
f. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kegiatan Pariwisata
1. Faktor suasana
2. Faktor ekonomi masyarakat
3. Faktor komunikasi
4. Faktor keamanan
5. Faktor penyakit
6. Faktor teknologi angkutan
7. Faktor informasi
g. Perkembangan Pariwisata Internasional
Berdasarkan data dari WTO pada tahun 1983 jumlah kunjungan wisatawan
asing internasional mengalami kenaikan 2,2% dari 287.488.000 orang pada tahun
1982 menjadi 293.870.000 orang pada tahun 1983. Pada tahun 1984 jumlah
tersebut meningkat lagi menjadi 300 juta. Bila dilihat dari tempat tujuan wisatawan
ternyata sebagian besar terpusat di kawasan Eropa (68,3%), dan dikawasan Amerika
(11,8%). Sedangkan yang berkunjung ke Asia Timur dan Pasifik hanya 8,9% dari
jumlah tersebut.
Bagian B
Bagian C
a. Industri Pariwisata
Industri pariwisata terdiri atas berbagai komponen yang merupakan
mata rantai yang panjang. Komponen tersebut antara lain adalah : biro
perjalanan, hotel, restoran, usaha angkutan cenderamata dan banda udara. Bila
wisatawan menikmati suatu produk wisata sebagai suatu kesatuan tentulah
wajar apabila masing-masing komponen ini menjadi kerjasama yang serasi.
Industri pariwisata memerlukan investasi yang cukup besar. Industri
ini dimasukkan dalam industri yang mempunyai risiko tinggi, karena amat
peka terhadap perubahan keadaan seperti ketidak-stabilan politik, penularan
penyakit dan lain-lain.
b. Usaha Perhotelan
Usaha perhotelan merupakan unsur penting dalam industry pariwisata
Indonesia. Sekitar 32% dari devisa yang dihasilkan dalam bidang pariwisata
mengalir ke sector perhotelan. Karena itu tidaklah mengherankan hija bidang
usaha ini di negeri kita 10 tahun terakhir tumbuh pesat. Industri perhotelan
mencapai puncak kejayaan pada tahun 1981. Pada waktu itu tingkat
penghunian kamar hotel berbintang mencapai 60% sedangkan hotel non-
bintang 50%, bahkan hotel-hotel berbintang tiga ke atas mencapai tingkat
penghunian sekitar 80%.
Penanaman modal dibidang usaha perhotelan cukup besar. Saat ini
biaya penanaman model hotel bintang 3,4, dan 5 untuk satu kamar mencapain
60-130 juta, sedangkan hotel bintang 1 dan 2 sekitar 20-45 juta. Untuk hotel
non-bintang biaya penanaman modal untuk satu kamar mencapai 8-20 juta.
Masalah yang dihadapi bidang usaha perhotelan saat ini terutama
adalah tingkat penghunian kamar yang rendah, biaya operasional besar,
tingkat suku bunga tinggi, serta tenaga pimpinan tingkat atas dan menengah
masih kurang.
Meski pada saat ini bidang usaha perhotelan dapat dikatakan lesu, tapi
menurut perkiraan Lembaga Studi Pariwisata Indonesia (LSPI) prospek bidang
usaha perhotelan di Indonesia di masa datang cukup baik, asalkan berbagai
pihak berusaha keras mengatasi kendala-kendala yang dihadapi bidang usaha
ini.
Jumlah hotel bintang dan kamar hotel bintang pada tahun 1993
sebanyak 56,8 unit dengan 50.583 kamar, sehingga terjadi kenaikan sebanyak
53 unit (10,3%) terhadap tahun 1992 yaitu sebanyak 515 unit, sedangkan
jumlah kamar terjadi kenaikan sebanyak 5.338 (11,8%) terhadap periode 1992
dengan jumlah 45-245 buah kamar.
c. Usaha Restoran
Restoran terutama di kota-kota besar tumbuh bagaikan cendawan di
musim hujan. Hamper setiap hari terlihat restoran baru di buka, lengkap
dengan berbagai makanan yang menarik. Pertumbuhan restoran di Indonesia
berhubungan dengan perubahan pola hidup masyarakat baik kebiasaan untuk
makan di luar rumah maupun kebiasaan berwisata. Sejak sepuluh tahun
terakhir ini di kalangan sebagian masyarakat makan di luar rumah baik
bersama keluarga, teman atau relasi dagang sudah merupakan hal yang biasa.
Akibat kebutuhan di luar ini restoran pun tumbuh dengan pesat.
Meski kebutuha makan di luar rumah meningkat, namun tak jarang
pula ada restoran yang bangkrut. Banyak orang yang mengira bidang usaha
restoran merupakan bidang usaha yang sederhana. Bila makanannya enak
tentu dicari orang. Sekarang ini dalam masa perdagangan yang penuh
persaingan usaha restoran tidaklah sesederhana itu lagi. Makanan yang enak
saja tidaklah cukup, perlu dipikirkab letak yang strategis, tarif yang rasional,
mutu pelayanan yang baik dan yang paling penting lagi adalah teknik
pemasaran yang jitu.
Menurut data Direktorat Jenderal Pariwisata pada tahun 1983 terhadap
1143 restoran dengan 76.623 kursi. Sekarang jumlah tersebut tentu telah jauh
berubah. Dibandingkan dengan Negara lain.
Upaboga (gastronomi) merupakan salah satu daya tarik di bidang
pariwisata. Negeri kita mempunyai aneka ragam budaya dengan jenis
makanan yang berbeda-beda. Keunian masakan masing-masing daerah
merupakan daya tarik pula. Ditinjau dari segi jenis menu, masakan Indonesia
kaya akan variasi. Selera konsumen belakangan ini ternyata lebih menyukai
makanan spesifik, baik makanan daerah atau makanan internasional. Restoran
yang menyediakan menu lengkap mulai tertinggal perkembangannya dari
restoran spesifik. Mungkin konsumen mencari jenis makanan yang tidak biasa
mereka nikmati sehari-hari di rumah.
Pembinaan usaha restoran secara lebih terarah baru dilaksanakan
dalam kabinet pembangunan V yakin pada tahun 1991 antara lain melalui
kegiatan klasifikasi yang dikelompokkan menjadi 3 kegiatan yaitu : Talam
Selaka, Talam Gangsa, Talam Kencana.
d. Usaha Biro Perjalanan
Bidang biro perjalanan merupakan salah satu unsur penting dalam
industri pariwisata. Biro perjalanan memberikan pelayanan jasa untuk
mempermudah kegiatan wisata. Berdasarkan ruang lingkup usaha bisa
dibedakan apa yang disebut ‘agen’ dan ‘biro perjalanan’. Agen perjalanan
memberikan jasa dalam menjualkan tiket angkutan seperti kereta api, bis,
pesawat terbang, kapal laut dan akomodasi, seperti hotel dan sebagainya.
Pada tahun 1983 terdapat 185 biro perjalanan, 112 cabang biro
perjalanan dan 144 agenda perjalanan di Indonesia. Kegiatan biro perjalanan
dibagi dalam inbound (memasukkan wisatawan asing) atau outbound
(mengirimkan wisatawan Indonesi keluar negeri). Kebanyakan biro perjalanan
dahulu lebih mengutamakan kegiatan outbound karena usaha ini segera
menghasilkan uang kontan, disamping keuntungan yang diperoleh cukup
besar.
e. Usaha Cenderamata
Usaha cenderamata merupakan salah satu mata rantai dalam kegiatan
industri pariwisata. Usaha ini merupakan bidang yang penting karena dapat
menyerap banyak tenaga kerja.
Di Negara kita usaha cenderamata juga sudah mulai tumbuh. Terutama
di Bali di maju pesat. Tetapi jika dibandingkan negeri lain bisnis cenderamata
di negeri kita masih lemah.
Pemerintah telah mencoba untuk merangsang bisnis cenderamata ini
dengan mendirikan gedung pusat disain. Diharapkan gedung ini dapat
membantu para pengrajin dalam menciptakan disain yang disukai oleh
wisatawan. Hanya usaha ini belum banyak membuahkan hasil. Usaha
cenderamata di negeri kita agaknya masih terbilang kerdil. Beberapa kendala
yang dihadapi antara lain : kurang modal, sewa ruang tingg, jumlah produk
sedikit dan tidak ada standar. Karena selama ini usaha cenderamata lebih
banyak digeluti oleh pengusaha modal lemah dan menengah.
f. Peluang di Bidang Pariwisata
Mungkin banyak pembaca yang merasa bahwa peluang untuk berusaha
di bidang pariwisata di Indonesia saat ini tidaklah cerah. Industri pariwisata
memang menunjukkan kecenderungan meningkat. Di masa depan jumlah
kunjungan wisatawan asing maupun kegiatan pariwisata domestic
diperkirakan akan terus berkembang.
4. Buku 4
Sering diperbincangkan umum, apakah pariwisata itu suatu industri serupa kelompok usaha seperti
industri baja, industri mobil, industri elektronik, dan sebagainya.Sebagian sebab dari masalah adalah
bahwa industri umum diidentifikasikan dengan manufacturing atau usaha produksi barang. Bagi
orang politik, industri dihubungkan dengan kuota ekpor/impor tarif, tenaga kerja dan pentingnya
untuk ekonomi nasional. Masalah lain adalah bahwa industri pariwisata bukan satu industri, tetapi
dalam realita, suatu kumpulan bisnis yang masing-masing menjual jasa pariwisata.
Di dalam undang-undang nomor 9 tahun satu sembilan sembilan puluh tentang kepariwisataan
disebut dalam pasal 1 ayat 5 :
usaha pariwisata adalah kegiatan yang bertujuan menyelenggarakan jasa pariwisata atau
menyediakan atau mengusahakan objek dan daya tarik wisata usaha barang pariwisata dan usaha
lain yang terkait di bidang tersebut. untuk keperluan menulis buku ini definisi yang dipakai adalah
industri pariwisata adalah suatu susunan organisasi baik pemerintah maupun swasta yang terkait
dalam pengembangan produksi dan pemasaran produk suatu layanan untuk memenuhi kebutuhan
dari orang yang sedang berpergian (pelancong, musafir).
Jenis usaha yang bersangkutan dengan perjalanan pariwisata cukup besar. usaha itu dapat dibagi
dalam dua kolongan yaitu yang pertama usaha yang tidak ada apabila tidak ada perjalanan.
Kedua usaha yang ada dan bersangkutan dengan pariwisata bila ada pariwisata.
pariwisata yang merupakan suatu fenomena multi dimensi anal menumbuhkan kita petualangan
romantic dan tempat-tempat exotic dan juga meliputi realita ke dunia seperti bisnis kesehatan dan
lain-lain.
kata pariwisata sehari melanjutkan bidang perjalanan dan juga pertumbuhan meningkat dari orang-
orang yang sedang makan perjalanan biasanya disebut tulis atau wisatawan.
Wisatawan mancanegara adalah setiap orang yang bukan penduduk indonesia yang melakukan
perjalanan atau per singgah and sementara ke wilayah geografis indonesia untuk keperluan apapun
kecuali mencari penghasilan ataupun nafkah. maksud tujuan tersebut adalah untuk mengunjungi
atau menghadiri bisnis dan kerabat atau teman.
Adanya konferensi rumah 1963. oleh united nations konferensi internasional travel and turis dan
definisi nya yaitu setiap orangnya mengunjungi suatu negara bukan gimana ya bermukim lagi setiap
keperluan yang bukan untuk mendapatkan penghasilan disebut visitor atau pengunjung. visit order
ya udah dua kelompok travel yang pertama ada wisatawan yang kedua ada pelancong. untuk
wisatawan itu sendiri pengunjung sementara yang tinggal suatu negara lebih dari 24 jam dan
motivasinya itu biasanya untuk liburan bisnis keluarga seminar dan lainnya. sementara pelancong
pengunjung sementara yang melawat kurang dari 24 jam di daerah tujuan kunjungannya dan tidak
menginap termasuk penumpang kapal pesiar.
Bisnis
Official mission atau dinas resmi
Convention atau pertemuan intensif
Holiday berlibur
Education pendidikan
Ade kunjungan keluarga atau kawan
perencanaan pengembangan dan pemasaran suatu destinasi memerlukan kerjasama arab dari
pejabat pemerintah dan juga memerlukan pakar ekonomi sosiologi purbakala dan banyak
profesional lainnya.
destinasi merupakan suatu kawasan spesifik yang dipilih oleh seorang pengunjung yang dapat tinggal
selama waktu tertentu. kata destinasi dapat membingungkan juga karena digunakan untuk suatu
kawasan terencana yang sebagian atau seluruhnya dilengkapi self kontainer dengan amini tas dan
pelayanan produk wisata.
Perencanaan dan pengembangan suatu destinasi meliputi sebagian besar dari sumber daya fisik atau
komponen produk wisata tidak kurang penting adalah analisis para pengunjung potensial, bijaksana
harga dan spek financial yang menentukan kelayakan ekonomi dan pengembangan.
Dalam keinginan untuk mengembangkan wilayah menjadi sesuatu daerah tujuan wisata diperlukan
suatu surf pasar dan surf potensi wisata sebagai aktivitas persiapan perkembangan wilayah. kedua
macam penelitian tersebut perlu dilakukan bersamaan dani juga analisis pasar dan analisis potensi
wisata. apabila hasil analisis tersebut memuaskan maka persiapan diteruskan dengan perencanaan
konseptual.
Buku ini memberikan gambaran dan keterangan mengenai hal-hal dalam bidang pemasaran yang
perlu disurvei dan dianalisis. dari pembentukan suatu daerah tujuan wisata adalah mengidentifikasi
apa daya tarik daerah itu dan apa yang harus dilakukan untuk menjual saya tarik tersebut pada
salon-salon pengunjung pertanyaan yang harus kita jawab ya itu apa yang akan diinginkan kenapa
potensi wisata yang dapat dikembangkan? dengan kata lain kita tidak akan mengembangkan potensi
wisata dan kemudian burung mencari pasar wisatanya.pembangunan hendaklah dilakukan setelah
diketahui apa yang ingin dibeli pengunjung.
direktorat jenderal pariwisata dibentuk untuk memenuhi kebutuhan sasaran nasional dan
pelaksanaan kebijaksanaan umum kepariwisataan. di antara terjun dan sasaran tersebut termasuk
sasaran internasional sasaran dalam negeri. sasaran tersebut tersiar dalam undang-undang nomor 5
tahun 1992 tentang kepariwisataan. mengenai in bon turis wisata mancanegara konser atau kendal
bisa terjadi dengan lembaga-lembaga lain yang seperti misalnya mengenai keamanan negara
pencegahan penyelundupan perlindungan lingkungan dan reservasi sumber daya atau budaya.
birokrasi dapat pula memperlambat kelancaran pengembangan pariwisata mbak adanya badan
penasihat pengembangan pariwisata daerah bab pada dapat membantu kelancaran pelaksanaan
tugas dinas pariwisata daerah diparda.
saling keterkaitan antara usaha wisata dan usaha wisata dengan pancong atau wisatawan perlu
dikenal di dalam konsep keterkaitan usaha dan organisasi wisata digolongkan sebagai berikut:
adanya penyedia jasa wisata langsung usaha pendukung wisata, organisasi pengembangan wisata.
golongan ini meliputi usaha yang menyangkut perjalanan seperti penerbangan hotel transportasi
darat lokal bos perjalanan restoran dan tokoh eceran. Usaha-usaha ini memberikan layanan aktivitas
dan produk kepada orang yang melakukan perjalanan. golongan usaha ini yang dikenal oleh
wisatawan dan oleh masyarakat umum sebagai usaha wisata.
golongan ini meliputi usaha jasa khusus seperti terorganisir atau travel reset firm.
dalam usaha pariwisata terdapat tiga bidang ngapain terkait jatuh tergantung anda datang ke
perpaduan yaitu :
Perencanaan pariwisata
Pemasaran pariwisata
Pengelolaan pariwisata
pariwisata adalah suatu aktivitas dunia yang paling besar menghasilkan devisa dan menyebabkan
banyak yang dampak pada lingkungan dan pada cara hidup masyarakat.
Pariwisata adalah topik yang amat kompleks menyangkut berbagai bidang disiplin bahas dedi
pariwisata foto dilakukan dengan menggunakan sistem.
atraksi adalah pergerakan pariwisata tanpa atas wisata tidak ada pariwisata tidak diperlukan
transportasi tes lagi patokannya akomodasi dan pelayanan jasa pendukung wisata.setiap komponen
utama perlu diteliti dan dianalisis sebab komponen-komponen itu salam berkaitan dan
ketergantungan dan juga ada perpaduan. salah satu contohnya adalah pertunjukan ramayana yang
terletak di jogjakarta. hal semua tidak luput dari atraks,i promosi, pasar transportasi fasilitas dan
pelayanan.
BAB III
PEMBAHASAN
A. BUKU 1
Penulis menjelaskan penjelasan dengan sangat lengkap. Penjelasan dijelaskan secara umum
dan juga secara khusus. Penjelasan mengenai kuliner dibahas dengan mendetail dan terstruktur.
Isi dari buku ini juga mengambil banyak kutipan mengenai hal yang dibahas. Penulisan juga
mudah dipahami oleh pemula yang ingin mengenal kuliner.
B. BUKU 2
Kelebihan:
1. Buku ini sudah baik karena menjelaskan apa itu dokumen perjalanan dan apa saja
dokumen perjalanan yang digunakan.
2. Buku ini membahas secara detail mengenai paspor, mulai dari jenisnya, fungsinya,
jangka waktu dan lainnya. Hal ini sangat baik karena sangat membantu pembaca
mengetahui jelas mengenai paspor.
Kekurangan:
C. BUKU 3
1. Keunggulan
Secara seluruh teori yang tercantum dalam buku ini sudah bagus, sebab
terdapat banyak menceritakan sejarah dari pariwisata itu sendiri, dan juga
tahap-tahap perkembangan dari industri pariwisata. Walaupun menceritakan
terkait sejarah, tidak lupa juga buku ini di dukung oleh list data-data terkait
pariwisata yang ada.
Jika dibandingkan dengan buku yang lain, buku ini sangat simple sebab
selain isinya yang ringkas dan kompleks, buku ini juga langsung pada
bahasan inti sehingga buku memiliki ketebalan tipis yang mudah dibawa.
Secara EYD buku ini juga telah baik pada setiap paragraph ataupun
kalimatnya, seperti contohnya setiap paragraph selalu ditab, itu salah satu
syarat dalam penulisan karya.
Setiap pembahasan pada bab nya dilengkapi gambar terkait pembahasan
dan pariwisata yang dari dulu sudah ada. Sehingga pembaca pun akan
merasa lebih interes atau menarik dengan buku ini.
Buku ini dapat dijadikan referensi baik untuk digunakan dalam belajar
mengajar ataupun sebagai referensi dalam sebuah penelitian.
Buku ini mengajak kita untuk mengetahui perkembangan dari pariwisata
baik dalam negeri atau pun dari luar negeri, sehingga kita dapat
membandingkan atau mengevaluasi dengan perkembangan pariwisata saat
ini.
Pada pembahasan dibuku pada bagian C, ada diterangkan terkait macam-
macam industri pariwisata. Dan didalamnya ada membahas mengenai usaha
restoran sesuai dengan bidang bahasan saat ini , yang mana hal ini menjadi
salah satu keunggulan buku ini. Buku ini tidak terlalu sempit pembahasan
nya, sebab buku ini membahas dari berbagai bidang baik ekonomi, budaya,
komunikasi, penyakit, suasana. Sehingga hal ini menjadi salah satu
keunggulan dalam buku ini yang tidak terdapat di buku pembanding.
2. Kelemahan
Buku terakhir dicetak pada tahun 1996, sehingga data yang tercantum
dalam buku mengutip data lama belum yang terkini. Akan lebih baik jika
buku direvisi dan menambahkan data terbaru terkait kemajuan pariwisata
saat ini. Karena selang 23 tahun lalu dari tercetaknya buku, pasti sudah
banyak mengalami perubahan pada bidang pariwisata sekarang ini.
Sehingga hal tersebut perlu kita ketahui bersama-sama agar industry
pariwisata negera kita bisa lebih berkembang dengan tambahan inovasi-
inovasi anak muda zaman sekarang.
Buku belum memiliki status ISBN, tetapi hanya ada keterangan nomor kode
penerbit. Hal ini disebabkan tahun dicetaknya buku keterangan ISBN belum
berlaku saat itu. Tapi hal ini tida mengurangi kualitas dari isi buku.
D. BUKU 4
Buku ini sangat layak dijadikan sebagai pedoman untuk perencanaan
pariwisata dan pengembangan destinasi pariwisata untuk pemula. karena di buku ini
kita diajarkan bagaimana cara kita untuk mengambil langkah dasar untuk memahami
konsep pariwisata itu sendiri, kemudian kita juga diberi tahu perencanaan dalam
pengembangan pariwisata, kemudian buku ini juga menjelaskan apa sajakah faktor
perencanaan pengembangan itu sendiri. Sehingga buku ini sangat lengkap dan jelas.
Menggunakan bahasa ilmiah sehingga pembaca mudah memahami isi dari buku.yang
terpenting adalah buku ini memberikan gambaran kan keterangan mengenai hal-hal
dalam bidang pemasaran yang perlu di survei dan dianalisis.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, kedepannya penulis
akan lebih fokus dan detail dalam menjelaskan tentang makalah kedepannya dengan
sumber-sumber yang lebih banyak.
Penulis banyak berharap para pembaca yang budiman bisa memberikan kritik
dan saran yang membangun kepada kami demi sempurnanya makalah ini untuk
kedepannya. Semoga makalah ini berguna bagi penulis khususnya para pembaca yang
budiman. Sekian penutup dari kami.
DAFTAR PUSTAKA
DI SUSUN OLEH :
Puji syukur saya ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas limpahan rahmad dan
karunianya,sehingga saya dapat melaksanakan dan menyelesaikan tugas Critical Jurnal
Review ini sebagaimana mestinya.
Dengan diberikannya tugas ini, sangatlah baik dan berguna bagi mahasiswa untuk
mendapatkan pengetahuan dan gambaran yang nyata dalam menjajaki dan memelajari
kesehatan dan keselamatan kerja dan mampu menerapkan apa-apa yang telah dipelajari,
sehingga pada saat mahasiswa terjun kedunia kerja tidak akan mendapatkan kesulitan untu
menyesuaikan diri dengan lingkungan karena telah dipaham sebelumnya.pada dasarnya,
tujuan dibuat tugas rutin ini agar mahasiswa mapu mengetahui,melatih,dan membiasakan diri
untuk membaca dan memahami materi penyakit bawaan makanan
Pada kesempatan ini kami berterimakasih kepada rekan-rekan penulis jurnal jurnal
yang jurnalnya kami gunakan sebagai bahan pembahasan. Kami menyadari bahwa tugas ini
jauh dari kata kesempurnaan.Oleh karena itu,kami meminta saran dari dosen mata kuliah
Pengolahan Makanan Indonesia agar tugas selanjutnya dapat terlaksana dengan sebaik-
baiknya.
6 ISSN
7 reviewer RIBKA ARATA LENA SURBAKTI
8 Tanggal di review 29 Maret 2022
Pendahuluan
- Latar Belakang Pengembangan dan promosi pariwisata di Negara kita saat ini terlihat
semakin gencar dan meningkat tajam baik ditingkat regional, maupun
danTeori
nasional dalam rangka mendukung program pembangunan nasional.
Sangat mungkin ekonomi Indonesia nantinya akan bergeser ke sektor
jasa seperti pariwisata dan industry kreatif. Pariwisata diramalkan akan
menjadi sebuah industry global sejak terjadinya revolusi industry, yang
berdampak pada naiknya pendapatan secara signifikan. Kemajuan IT
(teknologi informasi) menunjang pula banyaknya kemudahan-
kemudahan untuk melakukan kunjungan wisata ke berbagai belahan
dunia yang bisa diakses dengan sangat mudah. Hal ini terjadi pula
dinegara kita dimana TEKNOBUGA Volume 6 No.1 – September 2018
2 Indonesia memiliki sumber daya alam dan budaya yang luar biasa
indahnya yang patut untuk dinikmati atau dikunjungi masyarakat dunia.
Makin hari makin banyak dan berkembang obyek wisata di Negara kita
untuk dijadikan sebagai destinasi wisata domestic maupun internasional.
Tidak ketinggalan pula kuliner yang ditawarkan dari berbagai daerah
destinasi wisata yang menjadi daya tarik tersendiri.
Metode Penelitian
Hasil Penelitian BerdasarMencermati sejarah perkembangan pariwisata di dunia,
menunjukkan bahwa pariwisata merupakan disiplin ilmu tersendiri.
Pertama kali diajarkan di kota Dubrounik (Yugoslavia) tahun 1920.
Tahun 1930, di Swiss diajarkan sebagai mata pelajaran pada berbagai
sekolah tinggi dagang. (Bern University dan St. Gallen University sejak
tahun 1914). Tahun 1962, konggres di Madrid. Organisasi seperti
AIEST (Association D’Experst Scientifiquis Du Tourisme), AIT
(Alliance Internationale Tourisme), dan IUTO secara resmi mengakui
Ilmu Pariwisata sebagai cabang ilmu pengetahuan yang berdiri sendiri.
AIEST berkedudukan di Bern, Swiss. Pengertian Industri Pariwisata
menurut Undang-undang Pariwisata Nomer 10 tahun 2009, adalah
organisasi usaha pariwisata yang saling terkait dalam rangka
menghasikan barang dan / atau jasa bagi pemenuhan kebutuhan
wisatawan dalam penyelenggaraan wisata. Definisi lain tentang Industri
Pariwisata adalah merupakan kumpulan berbagai macam bidang usaha
yang secara bersama – sama menghasilkan produk - produk maupun jasa
/ pelayanan yang nantinya baik langsung maupun tidak langsung akan
dibutuhkan oleh wisatawan. Sedangkan industry pariwisata yang
berbasis kearifan lokal adalah bidang usaha yang secara bersama-sama
menghasilkan produk maupun jasa pelayanan yang dibutuhkan oleh
wisatawan yang menjadikan unsur budaya dan kearifan lokal sebagai
daya tarik wisata termasuk kulinernyakan persentase pada diagram
diatas dapat pula kita bandingkan dengan hasil wawancara yang telah
penulis dapatkan, pada hasil wawancara pada indikator kebersihan
pendapat Mahasiswa hampir sama dengan hasil persentase angket yang
didapatkan, sebagian besar mahasiswa mengakatan terkadang mereka
masih memakai pakaian yang sudah dipakai sebelumnya tanpa dicuci
terlebih dahulu, sedangkan pada indikator kerapian berbusana hasil
wawancara juga menjukkan hal sama dengan indikator kebersihan. Dari
hasil penemuan yang didapat melalui penyebaran angket dan wawancara
terhadap Mahasiswa diperoleh hasil bahwa masih banyak mahasiswa
yang belum mengaplikasikan pembelajaran grooming pada kesempatan
kekampus, masih banyak Mahasiswa yang kurang peduli dengan
tampilan berbusananya yang dapat memberikan kesan berbeda
dibandingkan dengan Mahasiswa Jurusan lain, sedangkan pada
kenyataannya nilai yang didapat Mahasiswa tersebut pada pembelajaran
grooming sangat bagus
4 AnalisisJurnal Penyajian dan finishing sangat penting agar memberi kesan
makanan tradisional selera masa kini. Sentuhan akhir dari
penyajiannya dapat ditambahkan taburan keju, meisyes, siram
coklat dan sebagainya meskipun materinya adalah pangan lokal
yang dimodifikasi sehingga berselera modern. Myra (2003)
mengatakan bahwa dalam mengembangkan seni kuliner harus
tetap diusahakan untuk mempertahankan keaslian dan keunikan
yang dipunyai dari masing-masing daerah, baik dari cara
memasak, cara menghidangkan maupun perangkat sajinya.
Beberapa contoh makanan tradisional kota Yogyakarta dan
sekitarnya (Marwanti, 2005) yang dapat dijadikan rujukan dalam
penyajian kuliner berbasis kearifan local
KekuatanJ urnal Semua struktur jurnal sudah lengkap,jurnal menggunakan penjelasan
data dan table
Penjelasan para ahli juga dikemukakan,pada jurnal ini tabel dan
gambar juga ada sehingga saya lebih mudah memahami isi jurnal
tersebut
pada jurnal kontaminasi bakteri pada makanan jajanan dipasar disini
dijelaskan jenis bakterinya dan diteliti ada 15 sampel,dan dijelaskan
ada tidaknya eschericia pada pentolan bakso gerobak
Kelemahan Menurut saya jurnal ini tidak memiliki kekurangan semua dijelaskan
Jurnal secara lengkap.
Menurut saya jurnal ini juga tidak memiliki kekurangan karena disini
dijelaskan secara detail daridari protein hingga komposisi kimia
Saya kurang memahami isi tabel,tabel tersebut terlalu penuh dan
rapat sehingga pembaca pun menjadi bingung