1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, atas segala rahmat dan karunia-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul “Rekayasa Ide Kerukuna Antar
Umat Beragama”. Tidak lupa pula penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dra.
Nurmayani, M.Ag. selaku dosen pengampu mata kuliah Pendidikan Agama Islam, yang
senantiasa membimbing dan membantu penyelesaian tugas ini, Saya mengharapkan agar tugas
ini tidak hanya agar terpenuhinya tugas kuliah, tetapi juga dapat bermanfaat bagi semua
pembaca.Kami telah berupaya dengan semaksimal mungkin dalam penyelesaian tugas ini, namun
penulis menyadari bahwa makalah ini belum sempurna, baik dari segi isi, tulisan maupun
kualitasnya. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk
memperbaiki tugas makalah ini.
Akhir kata kami mengharapkan semoga makalah ini bisa diterima untuk memenuhi salah satu
tugas yang diberikan oleh dosen pengampu. Atas perhatian Dosen pengampu, saya ucapkan
terimakasih.
Kelompok 8
DAFTAR ISI
Saran…………………………………………………………………………….....................17
3
BAB I PENDAHULUAN
Critical Journal Review (CJR) merupakan suatu hal yang penting bagi mahasiswa
karena mempermudah dalam membahas inti hasil penelitian yang telah ada.Terdapat beberapa
hal penting sebelum kita mereview jurnal, seperti menemukan jurnal yang sesuai dengan topik
yang diangkat, membaca keseluruhan dari isi jumal dan mencoba untuk menuliskan kembali
dengan bahasa sendiri pengertian dari jurnal tersebut. Jurnal memiliki beberapa ciri-ciri, seperti
dibatasi sesuai ketentuan yang ditetapkan oleh organisasi penerorganisasi yang memuat jumal
ilmiah; memiliki judul dan nama penulis serta alamat email dan asal organisasi penulis; terdapat
abstract yang berisi ringkasan dari isi jurnal, introduction, metodologi yang dipakai sebelumnya
dan metodologi yang diusulkan, implementasi, kesimpulan dan daliar pustaka. Langkah penting
dalam mereview sebuah jurnal, yaitu mengemukakan bagian pendahuluan, mengemukakan
bagian diskusi, mengemukakan bagian kesimpulan. Hal-hal yang perlu ditampilkan dalam
critical journal review, yaitu mengungkapkan beberapa landasan teori yang digunakan oleh
peneliti sebagai acuan dalam penelitiannya dan tujuan apa yang ingin dicapai; mengungkapkan
metode yang digunakan, subjek penelitian, Teknik pengumpulan data, alat pengumpul data, dan
analisis data yang digunakan; mengambil hasil dari penelitia yang telah dilakukan dengan
memberikan deskripsi secara singkal, jelas, dan padat; serta menyimpulkan isi dari jurnal.
1.2 Tujuan
1.3 Manfaat
Manfaat pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas tentang Hak Asasi
Manusia dan Demokrasi. Dan bermanfaat dalam mencari atau mempelajari studi kasus dari
jurnal penelitian dan bagaiaman cara menyelesaikan scbuah permasalah yang dihadapi dengan
monggunakan metode-metode punyelesaian ada
BAB II RINGKASAN JURNAL 2.1 Identitas Jurnal
Identitas Jurnal 1
Judul Jurnal : Kerukunan dan Toleransi Antar Umat Beragama dalam Membangun
Keutuhan NegaraKesatuan Republik Indonesia (NKRI)
Penulis : Nazmudin
ISSN : 2579-4396
Identitas Jurnal 2
Judul Jurnal : Toleransi Antar Umat Beragama Perspektif KH. Ali Mustafa Yaqub
Nama Jurnal : Jurnal Studi Al-Qur’an
Penulis : Dewi Anggraeni & Siti Suhartinah
Tahun Terbit : 2018
Kota Terbit : Jakarta
ISSN : 0126-1648
5
B. Identitas Jurnal Pembanding
Identitas Jurnal 1
Identitas Jurnal 2
Judul Jurnal : Toleransi Antar Umat Beragama di Kota Bandung
Nama Jurnal : Indonesian Journal of Anthropology
Penulis : Rina Hermawati, Caroline Paskarina, & Nunung Runiawati
Tahun Terbit : 2016
Kota Terbit : Universitas Padjajaran
ISSN : 2528-2115
2.2 Ringkasan Jurnal
A. Ringkasan Jurnal Utama
Ringkasan Jurnal 1
Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana kerukunan dan toleransi antar
umat beragama dalam membangun Keutuhan NegaraKesatuan Republik Indonesia (NKRI)
Metode Penelitian
Metode penulisan dalam tulisan ini adalah library research, dimana penulis mencari
bahan bahan untuk penulisan ini dari buku buku dan literatur yang berkaiatan dengan tulisan
ini. Juga dari berbagai sumber seperti interne dll.
7
Hasil Penelitian
Hasil penelitian menunjukan bahwa untuk menjaga kerukunan hidup antar umat
beragama salah satunya dengan dialogantar umat beragama. Salah satu prasyarat terwujudnya
masyarakat yang modern yangdemokratis adalah terwujudnya masyarakat yang menghargai
kemajemukan (pluarlitas)masyarakat dan bangsa serta mewujudkannya dalam suatu
keniscayaan. Untuk itulahkita harus saling menjaga kerukunan hidup beragama. Secara
historis, banyak terjadikonflik antar umat beragama pada Era Reformasi, misalnya konflik
horizontal di Posoantar umat Islam dan Kristen, konflik ahmadiyah dengan warga banten.
Begitupun konflikvertikal-horizontal yang dilakukan oleh salah satu pejabat Cagub DKI
Jakarta periode2017-2022 Basuki Tjahya Purnama (Ahok) yang telah menyinggung tafsir
agama lainyaitu agama Islam atau kasus penodaan agama sehingga mengundang reaksi dari
jutaanumat Islam Indonesia yang biasa disebut dengan aksi Bela Islam 212. Jadi jelasnya,
agamadi sini terlihat sebagai pemicu atau sumber dari konflik tersebut. Sangatlah ironis
konfikyang terjadi tersebut padahal suatu agama pada dasarnya mengajarkan kepada
parapemeluknya agar hidup dalam kedamaian, saling tolong menolong dan juga
salingmenghormati. Untuk itu marilah kita jaga tali persaudaraan antar sesama umat beragama.
Ringkasan Jurnal 2
Bangsa Indonesia dikenal sebagai bangsa yang majemuk, ditandai dengan banyaknya
etnis, suku, agama, bahasa, budaya, dan adat-istiadat. Untuk persoalan agama, negara
Indonesia secara konstitusional mewajibkan warganya untuk memeluk satu dari agama-
agama yang diakui eksistensinya sebagaimana tercantum di dalam pasal 29 ayat (1) dan (2)
UUD 1945. Negara memberi kebebasan kepada penduduk untuk memilih salah satu agama
yang telah ada di Indonesia yaitu agama Islam, Kristen Protestan, Kristen Katolik, Hindu,
Budha dan Konghuchu. Kenyataan ini dengan sendirinya memaksa negara untuk terlibat dalam
menata kehidupan beragama. Kemajemukan bangsa Indonesia harus dipandang sebagai
salah satu alat untuk memperkokoh persatuan dan kesatuan bangsa dengan selalu
mengembangkan sikap toleransi, saling menghargai satu dengan lainnya. Kerukunan
hidup umat beragama merupakan suatu sarana yang penting dalam menjamin integrasi
nasional, sekaligus merupakan kebutuhan dalam rangka menciptakan stabilitas yang
diperlukan bagi proses pencapaian masyarakat Indonesia yang bersatu dan damai.
Kerjasama yang rukun dapat terjadi apabila diantara para pemeluk agama merasa saling
membutuhkan, saling menghargai perbedaan, saling tolong menolong, saling membantu
dan mampu menyatukan pendapat atau istilah lainnya memiliki sikap toleransi. Toleransi dalam
pergaulan antar umat beragama berpangkal dari penghayatan ajaran agama masingmasing.
Tujuan Penelitian
Tujuan Penelitian ini untuk mengetahui pemikiran KH. Ali Mustafa Yaqub
mengenai toleransi antar umat beragama untuk dijadikan satu solusi dalam menjawab
permasalahan umat beragama di Indonesia saat ini, yakni permasalahan krisisnyasikap
toleransi.
Metode Penelitian
Metode penulisan Jenis penelitian yang dilakukan oleh penyusun adalah penelitian
yang bersifat kepustakaan (library research) yaitu penelitian yang sumber datanya diperoleh
melalui penelitian buku-buku yang berkaitan dengan masalah yang dibahas penelitian ini,
baik melalui sumber data primer maupun sumber data sekunder.
Hasil Penelitian
Hasil penelitian menunjukan bahwa konflik antar umat beragama sering terjadi dan
berpotensi memecah belah persatuan bangsa, karenanya diperlukan pemaknaan yang
komprehensif terkait toleransi yang baik antar umat beragama.
9
Kab. Banyumas.Komunitas inimemiliki keutamaan-keutamaan yang menye-babkan anggota
komunitas memiliki toleransiberagama yang kuat sehingga menciptakan ke-hidupan yang
harmonis.Hasil penelitian Abdur-rahman M.terhadap komunitas Aboge di Cila-cap
menyebutkan bahwa komunitas Abogeme-rupakan bentuk akulturasi budaya antara Islamdan
Jawa dengan kekhasannya tersendiri ter-utama dalam hal penentuan penanggalan
untukmenentukan hari-hari besar Islam.Artikel iniakan membahas mengenai nilai-nilai
kearifanlokal yang mendukung kehidupan keagamaanyang harmonis besertaperlindungan
hukum ter-hadap Komunitas Aboge sebagai warisan budaya berwujud (situs, benda-benda
yang masih di-pelihara) maupun tak berwujud (berupa ritus dan kearifan lokal lainnya).
Metode Penelitian
Metode penelitian yang dipergunakan dalam tulisan ini adalah metode penelitian kualitatif
dengan metode pendekatan dari antropologi, etnografi dan hukum.
Hasil Penelitian
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kearifan lokalyang ada pada Komunitas Aboge
juga tidak lepas dari nilai-nilai kebudayaan Jawa, seperti saling menghargai (toleransi),
menghargai perbedaan, penghargaandan penghormatan pada roh lelulur, kebersamaan
yang diwujudkan dalam kegiatan kerjabakti/gotong royong, tulus ikhlas, cinta damai, tidak
diskriminasi, terbuka terhadap nilai-nilai dariluar dan konsisten.Tidak ada perbedaan mencolok
antara Islam Aboge dengan Islam lainnya, hanyaperhitungan penanggalan yang berbeda dan
ini menjadi simbol formal bagi mereka. Tidak adapembinaan kerohanian atau keagamaan
dari instansi terkait. Instansi tersebut hanya memberiperhatian terhadap desa tersebut yang
berpotensi menjadi objek wisata. Perlu ada langkah yangserius untuk melestarikan kearifan
lokal komunitas IslamAboge agar tetap lestari.
Penelitian ini berisi tentang tingkat toleransi antar umat beragama di kalangan
masyarakat perkotaan yang memiliki karakter sosial dan budaya yang beragam.
Sepertijuga kota-kota lainnya, Bandung memiliki ciri heterogenitas secara sosial. Dalam
kedudukannyasebagai pusat pemerintahan di Jawa Barat, juga kota pendidikan, dan kota
wisata, kehadiran para pendatang, baik dari daerah-daerah lain di Indonesia maupun dari
luar negeri, tidak dapat dihindari. Tidak sedikit dari kalangan pendatang tersebut yang
kemudian menjadi penduduk Kota Bandung, sehingga komposisi penduduk Kota Bandung
makin beragam. Keberagaman ini di satu sisi menjadi potensi yang menambah daya tarik
Kota Bandung, tapi di sisi lain, juga menyimpan potensi konflik yang bersumber dari
keberagaman identitas tersebut. Bandung sebagai kota yang majemuk bukan baru terbentuk
saat ini, tetapi telah melalui proses sejarah yang panjang. Dalam tulisannya, Budi
Radjab (2006) menguraikan terbentuknya keberagaman di Kota Bandung sejak lebih dari
seabad lampau. Keberagaman itu dibentuk oleh berbagai suku bangsa yang bermukim di
Kota Bandung, seperti yang berasal dari Jawa, Batak, Minangkabau, Minahasa, Ambon,
Cina, Belanda, dan orang Sunda yang terlebih dahulu mendiami wilayah Kota
Bandung.Keberagaman suku bangsa yang mendiami Kota Bandung semakin bertambah
ketika Pemerintah Kolonial Hindia Belanda mendirikan sekolah-sekolah lanjutan tingkat
atas dan perguruan tinggi di awal abad ke-20, yang mengundang kehadiran banyak orang
dari suku bangsa dan daerah lain ke Kota Bandung untuk menempuh pendidikan dan
akhirnya menetap (Radjab, 2006).
Tujuan Penelitian
Tujuan Penelitian ini untuk mengkaji toleransi dalam hubungan antarumat beragama di
Kota Bandung yang diukur melalui seberapa jauh para pemeluk agama menentukan jarak
sosial mereka terhadap para pemeluk agama lainnya.
Metode Penelitian
Metode penelitian ini menggunakan metode kuantitatif serta pengumpulan data mengenai
toleransi antarumat beragama ini dilakukan melalui survei dengan menggunakan
kuesioner.
Hasil Penelitian
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Indeks Toleransi antarumat Beragama di Kota Bandung
sebesar 3,82 termasuk dalam kategori “Tinggi”, yang mengindikasikan bahwa interaksi
11
sosial antarumat beragama di Kota Bandung telah berlangsung secara baik dan berada dalam
batas-batas jarak sosial yang wajar. Kemungkinan konflik umumnya dipicu oleh perizinan
pembangunan rumah ibadat yang berada dalam ranah kewenangan pemerintah, sehingga hal ini
penting untuk dibenahi dalam rangka meningkatkan capaian Indeks Toleransi di Kota Bandung.
• Ada banyak pengertian yang mendukung materi tersebut yang dikutip dariberbagai ahli
yang menunjukkan bahwa materi tersebut benar adanya.
• Ada dilampirkan daftar pustaka sebagai sumber yang terjamin pada jurnal.
• Pemaparan konten/isi dari jurnal ini sangat baik , dimana pada awal jurnal kita akan
disuguhkan dengan pendahuluan sebagai pembuka pemikiran kita.
• Pada bagian landasan teori pula dijelaskan secara terperinci bagaimana landasan teori
yang dibahas di dalam jurnal tersebut.
• Bahasa yang digunakan bahasa baku.
13
D. Kekurangan Jurnal Pembanding
B. Jurnal Pembanding
Seharusnya pada jurnal pembanding pertama, jurnal ini di dalamnya harus disertai
dengan nomor ISSN, karena jurnal ini jurnal yang berstandar nasional yang
seharusnya terdapat adanya kriteria ciri dari jurnal nasional, yaitu adanya disertai
nomor ISSN.
Kemudian pada jurnal pembanding kedua, seharusnya pada bagian hasil
penelitian, pembuat jurnal harus mempersingkat penjelasan pada bagian hasil
penelitian tersebut sehingga membuat para pembaca tidak merasa bosan dan para
pembaca juga lebih mengetahui hasil penelitian tersebut secara singkat dan jelas.
BAB III
15
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Toleransi dalam beragama memiliki pengertian yaitu tindakan saling menghargai antar umat
beragama. Tidak peduli apapun agama yang dianut, antar masyarakat harus saling menghargai
satu sama lain. Toleransi beragama merupakan sikap menyadari bahwa adanya perbedaan
adalah suatu realita sosial dalam masyarakat yang dijadikan sebagai mozaik yang dapat
menjadikan hidup ini beragam akan tetapi tetap dalam kesatuan yang sama. Sebagai individu
umat beragama maka yang dapat dilakukan dalam menghormati dan menghargai keyakinan
serta kepercayaan seorang individu lainnya yang berbeda, dengan mengedepankan asas-asas
kemanusiaan bukan pada keyakinan.
Toleransi antar umat beragama merupakan hal yang penting untuk dimiliki setiap orang
di saat ini. Apabila setiap orang mempunyai sikap toleransi yang tinggi maka ini akan
meminimalisir terjadinya konflik antar umat beragama. Dan kehidupan antar umat beragama
pun akan hidup dengan tentram dan damai. Maka dari itu, sangatlah penting untuk menerapkan
sikap toleransi sejak dini sehingga ketika kita beranjak dewasa akan terbiasa dengan sikap
toleransi dengan umat beragama lainnya.
3.2 Saran