Anda di halaman 1dari 17

PENGEMBANGAN DESA WISATA DI MADURA

STUDI KASUS DI PANTAI TELAGA BIRU KECAMATAN TANJUNG


BUMI KABUPATEN BANGKALAN

DOSEN PENGAMPU :

Dr. ENI SRI RAHAYUNINGSIH, S.E, M.E

DISUSUN OLEH :

ALVI CAHYA N. (180231100056)

CINDY PERMADANI (180231100077)

RICKY KHATAMI (180231100069)

DEVI AFRILIANTY (180231100043)

PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA

2019

I
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr.wb
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Subhanahu wata’ala,
karena berkat rahmat-Nya kami bisa menyelesaikan makalah yang bertema
“Pengembangan Desa Wisata Di Pantai Jumiang Pamekasan, Madura.”
Makalah ini diajukan guna memenuhi tugas mata kuliah Sosiologi Kritis.
Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu sehingga makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya.
Makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu, kritik dan saran yang
bersifat membangun sangat kami harapkan demi sempurnanya makalah
ini.
Semoga makalah ini memberikan informasi bagi masyarakat dan
bermanfaat untuk pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu
pengetahuan bagi kita semua.

Wassalamualaikum wr.wb

Telang, 28 April 2019

Penyusun

II
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ii

DAFTAR ISI iii

BAB I PENDAHULUAN 4

1.1 Latar Belakang 4


1.2 Tujuan...................................................................................................6
1.3 Rumusan Masalah…………………………………………………………6
BAB II KAJIAN PUSTAKA.........................................................................7

2.1 Teori dan Peraturan Tentang Pariwisata...............................................7


2.2 Penelitian Terdahlu Tentang Pariwisata………………………………….8
BAB III METODE PENELITIAN……………………………………………...10

3.1 Pendekatan Penelitian (Kualitatif atau Kuantitatif).............................10


3.2 Lokasi Penelitian (sebutkan nama desa, kecamatan, dan kabupaten,
serta jelaskan mengapa memilih desa tersebut)…………………………...10
3.3 Jenis Data dan Sumber Data……………………………………………11
3.4 Metode Pengumpulan Data................................................................11
3.5 Metode Analisis Data..........................................................................12
BAB IV PEMBAHASAN............................................................................13

4.1 Masalah Pengembangan Desa Wisata di Lokasi Penelitian..............13

4.2 Potensi Pengembangan Desa Wisata di Lokasi Penelitian………….14

4.3 Rencana Penembangan Desa Wisata di Lokasi Penelitian...............14

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN.......................................................15

5.1 Kesimpulan.........................................................................................15

5.2 Saran..................................................................................................15

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................16

LAMPIRAN FOTO

III
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Indonesia adalah Negara kepulauan yang sangat besar, yang dihuni


oleh bermacam-macam ras, suku,dan etnis yang berbeda-beda. Masing-
masing daerah tersebut memiliki keunggulan sendiri-sendiri termasuk
potensi alamnya. Hal ini tentunya sangat menguntungkan dalam bidang
kepariwisataan. Dengan banyaknya potensi alam yang dimiliki tersebut
akan menarik banyak wisatawan untuk berkunjung ke Indonesia dan akan
memberikan keuntungan tersendiri. Kalau sektor tersebut terus
berkembang atau mundur maka banyak negara akan terpengaruh secara
ekonomis. Kegiatan pariwisata hakikatnya merupakan kegiatan yang
sifatnya sementara, dilakukan secara suka rela dan tanpa paksaan untuk
menikmati objek dan atraksi wisata. Dalam perkembangan industri
pariwisata ini dapat berperan sebagai salah satu sumber pendapatan
negara.
Objek dan daya tarik wisata merupakan salah satu unsur penting
dalam dunia kepariwisataan. Dimana objek dan daya tarik wisata dapat
menyukseskan program pemerintah dalam melestarikan adat dan budaya
bangsa sebagai asset yangdapat dijual kepada wisatawan. Objek dan daya
tarik wisata dapat berupa alam, budaya, tata hidup dan sebagainya yang
memiliki daya tarik dan nilai jual untuk dikunjungi ataupun dinikmati oleh
wisatawan. Dalam arti luas, apa saja yang mempunyai daya tarik wisata
atau menarik wisatawan dapat disebut sebagai objek dan daya tarik wisata.
Dalam perkembangan suatu objek wisata harus memenuhi
beberapa kriteria pengembangan pariwisata agar obyek tersebut diminati
pengunjung, yaitu:
1. Something to see adalah obyek wisata tersebut harus mempunyai
sesuatu yang bisa di lihat atau di jadikan tontonan oleh pengunjung
wisata. Dengan kata lain obyek tersebut harus mempunyai daya tarik

4
khusus yang mampu untuk menyedot minat dari wisatawan untuk
berkunjung di obyek tersebut.
2. Something to do adalah agar wisatawan yang melakukan pariwisata
di sana bisa melakukan sesuatu yang berguna untuk memberikan
perasaan senang, bahagia, relax berupa fasilitas rekreasi baik itu
arena bermain ataupun tempat makan, terutama makanan khas dari
tempat tersebut sehingga mampu membuat wisatawan lebih betah
untuk tinggal di sana.
3. Something to buy adalah fasilitas untuk wisatawan berbelanja yang
pada umumnya adalah ciri khas atau icon dari daerah tersebut,
sehingga bisa dijadikan sebagai oleh-oleh. (Yoeti, 1985).

Dilihat dari sektor pemerintah, Kabupaten Bangkalan memiliki


keragaman objek wisata alam maupun binaan yang dapat membangkitkan
perekonomian demi tercapainya kesejahteraan masyarakat dan dengan
mengelola desa wisata masyarakat juga diberi andil untuk ikut serta dalam
upaya pengembangannya. Salah satu potensi objek wisata Telaga Biru,
Perahu Sarimuna yang terletak di wilayah selatan Kabupaten Bangkalan,
Kecamatan , Desa Tanjung Bumi. Objek wisata alam Telaga Biru ini
merupakan objek wisata alam yang sangat potensial untuk dikembangkan
karena masih banyak potensi lain didalamnya yang dapat mendukung
perkembangan wisata alam Telaga Biru dan dapat menarik minat
wisatawan domestik maupun mancanegara lebih banyak lagi. Berdasarkan
pengembangannya kondisi objek wisata Telaga Biru belum memenuhi
kriteria pengembangan pariwisata, yaitu (something to do) belum
memenuhi fasilitas yang mendukung untuk kegiatan wisata sehingga
wisatawan tidak dapat merasakan perasaan senang. Dilihat dari kondisi
objek wisata Telaga Biru masih sangat minim fasilitas wisata yang
ditawarkan seperti tidak adanya sarana kesehatan, sarana keamanan, dan
masih minimnya toilet.

5
1.2 TUJUAN

Tujuan dari studi ini adalah untuk mengidentifikasi dan mengetahui potensi,
rencana, dan masalah yang dihadapi dalam pengembangan objek dan daya
tarik wisata Pantai Telaga Biru serta memberikan gambaran maupun
informasi kepada pembaca tentang pengembangam desa wisata.

1.3 RUMUSAN MASALAH

a) Bagaimana masalah pengembangan desa wisata di lokasi


penelitian?
b) Bagaiamana potensi pengembangan desa wisata di lokasi
penelitian?
c) Bagaimana rencana mengembangkan desa wisata di lokasi
penelitian?

6
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 TEORI DAN PERATURAN TENTANG PARIWISATA

Pariwisata berasal dari dua suku kata , yaitu “pari yang berarti
banyak atau berkali-kali” dan “wisata yang berarti perjalanan atau
bepergian”. Pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata (aktivitas
perjalanan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang) dan
didukung dengan pelayanan serta berbagai fasilitas yang disedikan oleh
masyarakat, pengusaha, pemerintah, dan pemerintah daerah (Zebua,
2016).

Pariwisata merupakan kegiatan sosial yang melibatkan induvidu


atau sekelompok orang yang bertujuan untuk tinggal atau melakukan
perjalanan diluar tempat tinggal biasanya untuk jangka waktu tidak lebih
dari 12 bulan untuk berbagai kegiatan leisure, bisnis, agama dan alasan
pribadi lainnya namun tidak mendapatkan gaji/upah dari perjalanannya
tersebut. Aktivitas dari wisatawan tersebut melibatkan dan bersentuhan
langsung serta memberi pengaruh terhadap masyarakat setempat
(Dorobantu & Nistoreanu, 2012; Martina, 2014; Pitana & Diarta, 2009). Dari
sudut organisasi dan yang diperdagangkan bagi masyarakat yang sedang
berkembang, industri pariwisata merupakan suatu sarana perkembangan.
Masyarakat bisa melakukan perubahan melalui pariwisata, sebab banyak
masyarakat yang dahulunya terpinggirkan menjadi masyarakat yang
diberdaya dengan pelibatan mereka dalam pengelolaan wisata
(Lestari,2009).

Sedangkan menurut undang-undang Republik Indonesia No. 10 Tahun


2009 Tentang Kepariwisataan dalam pasal 1 yang dimaksud wisata,
wisatawan, dan pariwisata adalah sebagai berikut:

a. Wisata adalah kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh seseorang


atau sekelompok orang dengan mengunjungi tempat tertentu untuk

7
tujuan rekreasi, pengembangan pribadi, atau mempelajari keunikan
daya tarik wisata yang dikunjungi dalam jangka waktu sementara.
b. Wisatawan adalah orang yang melakukan wisata.
c. Pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata dan didukung
berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan oleh masyarakat,
pengusaha, pemerintah, dan pemerintah daerah.
d. Kepariwisataan adalah seluruh kegiatan yang tekaitan dengan
pariwisata dan bersifat multidimensi serta multidisiplin yang muncul
sebagai wujud kebutuhan setiap orang dan Negara serta interaksi
antara wisatawan, pemerintah, pemerintah daerah, dan pengusaha.

Daya tarik wisata ialah sesuatu yang merupakan ciptaan Tuhan ataupun
hasil karya tangan manusia yang menarik untuk dikunjungi wisatawan ke
daerah wisata yang bernilai dan unik (Prayogi, 2011).

Selanjutnya, menurut Pitana dan Diarta (2009), ada tiga komponen


pokok yang secara umum disepakati di dalam batasan pariwisata
(khususnya pariwisata internasional), yaitu Traveler, Visitor, dan Tourist.
Definisi yang dikemukakan dari komponen tersebut selalu mengandung
beberapa unsur pokok, yaitu:

a. Adanya unsur travel (perjalanan), yaitu pergerakan manusia dari


suatu tempat ke tempat lain
b. Adanya unsur ‘tinggal sementara’ ditempat yang bukan
merupakan tempat tinggal yang biasanya, dan
c. Tujuan utama dari pergerakan manusia tersebut bukan untuk
mencari penghidupan/pekerjaan di tempat yang di tuju.

2.2 PENELITIAN TERDAHULU TENTANG PARIWISATA

Dalam studi Ayu Deka Sari disebutkan bahwa pada umumnya


wisatawan minat khusus ini mempunyai latar belakang intelektual yang
lebih baik, memiliki pemahaman dan kepekaan yang lebih terhadap etika,
moralitas, dan nilai-nilai tertentu. Wisatawan jenis ini melihat bahwa

8
perjalanan wisata merupakan perjalanan aktif, pencarian pengalaman
dalam rangka pengembangan diri dan bukan lagi sebagai kegiatan liburan
biasa, terdapat ruang bagi masyarakat untuk ikut serta dalam
mengembangkan desa mereka menjadi desa wisata berbasis ekowisata.

Dalam penelitian diatas dibahas mengenai pengembangan desa


Telaga Biru sebagai desa wisata berbasis ekowisata yang memberi peluang
bagi masyarakat untuk ikut serta dalam pengembangan desa wisata yang
mereka miliki. Hal ini sesuai dengan kajian dalam penelitian ini karena
masyarakat Telaga Biru diberi kesempatan seluas-luasnya untuk ikut serta
dalam pengembangan desa mereka.

Widi Kurniawan dalam studinya menyebutkan bahwa konsep


pengembangan desa wisata dapat dilihat dari definisinya, yaitu merupakan
suatu bentuk pariwisata dengan objek dan daya tarik wisata berupa
kehidupan desa yang memiliki ciri khusus dalam masyarakatnya, panorama
alam, sejarahnya, dan hasil budaya nya sehingga mempunyai peluang
untuk dijadikan komoditi bagi wisatawan

Dalam studi diatas menjelaskan mengenai potensi-potensi yang


dimiliki desa wisata yang membedakan dengan tempat wisata lain. Hal ini
sesuai dengan tujuan penelitian yakni menjelaskan potensi-potensi yang
dimiliki desa wisata.

Ari Prasetya dalam studinya menyebutkan bahwa perkembangan


industry pariwisata mempunyai dampak besar bagi perekonomian suatu
wilayah, antara lain pemerataan kesempatan kerja, peningkatan
pendapatan masyarakat, pendapatan daerah dari sektor pajak yang dapat
digunakan untuk membangun dan mengembangkan objek-objek tersebut.
Pendekatan perencanaan pengembangan desa wisata yang bisa dilakukan
adalah community approach atau community based development.

Dalam hal ini masyarakat lokal yang akan mengelola langsung


fasilitas wisata serta pelayanannya sehingga dengan demikian masyarakat
diharapkan dapat menerima secara langsung keuntungan ekonomi.

9
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 PENDEKATAN PENELITIAN

Metode penelitian ini menggunakan metode kualitatif yaitu metode


yang lebih menekankan pada aspek pemahaman secara mendalam
terhadap suatu masalah daripada melihat permasalahan untuk penelitian
generalisasi. Metode penelitian ini menggunakan teknik analisis mendalam
(in-depth analysis), yaitu mengkaji masalah secara kasus perkasus karena
metodologi kulitatif yakin bahwa sifat suatu masalah satu akan berbeda
dengan sifat dari masalah lainnya. Penelitian kualitatif berfungsi
memberikan kategori substantif dan hipotesis penelitian kualitatif. Pada
penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan menggunakan teknik
deskriptif yaitu :

 Deskriptif analitik

Data yang diperoleh dari hasil pengamatan / observasi lapangan,


wawancara, dokumentasi. Peneliti melakukan analisis data dengan
memperbanyak informasi, mencari hubungannya, membandingkan, dan
menemukan hasil atas dasar data sebenarnya (bukan dalam bentuk
angka). Hasil analisis data berupa pemaparan yang berkenaan dengan
situasi yang diteliti dan disajikan dalam bentuk uraian narasi. Pemaparan
data tersebut umumnya adalah menjawab dari pertanyaan dalam rumusan
masalah yang ditetapkan.

3.2 LOKASI PENELITIAN

 Desa : Telaga Biru


 Kecamatan : Tanjung Bumi
 Kabupaten : Bangkalan

10
 Alasan : Karena lokasinya tidak terlalu jauh dan disana
memang tempatnya bagus serta memiliki daya tarik tersendiri yaitu
perahu sarimuna milik syachona cholil

3.3 JENIS DATA DAN SUMBER DATA

Menggunakan jenis data kualitatif yaitu metode yang lebih menekankan


pada aspek pemahaman secara mendalam terhadap suatu masalah
daripada melihat permasalahan untuk penelitian generalisasi dan data
bersumber dari data primer (wawancara, pengamatan) dan data sekunder
(dokumentasi).

3.4 METODE PENGUMPULAN DATA

Data yang diperlukan dalam penelitian ini dikumpulkan dalam


berbagai metode:

1. Observasi lapangan
Pengamatan yang dilakukan untuk mendapatkan data terbaru
langsung dari lapangan atau objek kajian dan di dokumentasikan
dalam bentuk foto.
2. Wawancara
Wawancara dilakukan kepada pengelola Desa dan warga sekitar
Wisata Telaga Biru, ini dilakukan untuk memperoleh data informasi
mengenai potensi apa saja yang dimiliki desa wisata sehingga
keberadaannya bisa memberikan manfaat bagi masyarakat
sekitarnya

3. Dokumentasi
Data yang diperoleh selain berasal dari observasi dan wawancara,
juga akan memanfaatkan data dari buku,skripsi, internet, dan bahan
lain yang relevan dengan studi ini. Dalam penelitian ini data yang
diperoleh melalui observasi dan wawancara akan diperlakukan

11
sebagai data primer ( data yang diperoleh langsung dari lapangan),
sedangkan data yang diperoleh melalui buku, internet, dan
sebagainya akan diperlakukan sebagai data sekunder (data yang
berhubungan dengan objek penelitian dan sebagai landasan teori).

3.5 METODE ANALISIS DATA

Data yang telah diperoleh melalui observasi, wawancara, dan dari


dokumentasi (buku, internet) akan diolah dan dianalisis. Hal ini dilakukan
untuk menyederhanakan data dan melengkapi data-data yang dibutuhkan,
sehingga tujuan dari penelitian ini bisa tercapai. Dalam penelitian kualitatif,
teknik analisis data dirumuskan dengan kata-kata atau kalimat-kalimat
berdasarkan data-data yang diperoleh di lapangan sehingga bisa
menjawab permasalahan yang diteliti melalui bukti empiris yang diperoleh.
Empiris maksudnya berdasarkan pengalaman, terutama yang diperoleh
dari penemuan, percobaan, pengamatan yang telah dilakukan.

Berdasarkan masalah yang hendak dikaji, maka penelitian ini lebih


bersifat diskriptif dan eksplanatif. Maksudnya menggambarkan subjek yang
hendak diteliti dan menjelaskan secara jelas hal-hal yang menjadi objek
penelitian. Penelitian ini menggunakan metodologi kualitatif yang
mengutamakan bahan-bahan keterangan dengan kalimat dan tidak bersifat
angka-angka. Data yang diperoleh berupa kata-kata tertulis maupun lisan
dari orang dan perilaku yang bisa diamati. Penelitian ini menampilkan
hubungan secara langsung antara peneliti dengan responden karena ada
interaksi.Penelitian ini juga akan menampilakan informasi-informasi
melaluipemaparan, penggambaran, dan menceritakan keadaan yang
sebenarnya dari objek yang diteliti berdasarkan fakta-fakta yang ada. Hal
ini mempunyai tujuan untuk memberikan gambararan secara sistematis dan
akurat mengenai objek penelitian. Data-data yang telah terkumpul
kemudian diklasifikasikan menurut fokus penelitian untuk menjawab
rumusan masalah, selanjutnya data-data tersebut akan dianalisis dengan
teori-teori yang berhubungan dengan objek penelitian.

12
BAB IV

PEMBAHASAN

4.1 MASALAH PENGEMBANGAN DESA WISATA DI LOKASI


PENELITIAN

Selain memiliki daya tarik wisata yang menarik adapun beberapa


permasalahan yang terdapat di objek wisata Pantai Telaga Biru dilihat dari
2 (dua) komponen yaitu, sediaan pariwisata (supply) terdiri dari, belum
memiliki aksesibilitas yang memadai, minimnya daya tarik atraksi wisata
dan belum memiliki sarana dan prasarana yang menunjang untuk kegiatan
wisata tersebut Objek wisata Pantai Telaga Biru merupakan salah satu
objek wisata yang belum ada pengembangan khusus oleh pemerintah
setempat maupun swasta, sehingga masih banyak permasalahan yang
dapat menghambat perkembangan objek dan daya tarik wisata Pantai
Telaga Biru, beberapa permasalahan yang ada di objek wisata Pantai
Telaga Biru yaitu :

1. Belum optimalnya pengembangan objek daya tarik wisata Pantai Telaga


Biru diantaranya yaitu :

 Daya tarik wisata hanya keindahan alam Pantai Telaga Biru,


tidak ada komponen lainnya yang dapat menarik pengunjung
lebih banyak lagi seperti contohnya, pertunjukan wisata,
monumen/tugu, seni karya, adat istiadat, desa tradisonal,
agrowisata dll.
 Sarana yang masih minim seperti belum adanya sarana
kesehatan, keamanan
 Tidak adanya prasarana yang memadai seperti toilet yang
kurang bersih, belum memadainya prasarana telekomunikasi,
listrik, air bersih dan persampahan.
 Akses jalan yang jauh dan jalan nya pun banyak yang
berlubang

13
2. Belum dikembangkannya kegiatan wisata yang mendukung kondisi
lingkungan seperti wisata outbond, berkemah, agrowisata.

4.2 POTENSI PENGEMBANGAN DESA WISATA DI LOKASI


PENELITIAN

Terdapat beberapa potensi unggul yang memicu pengembangan desa


wisata pada Pantai Telaga Biru, diantaranya :
1. Keindahan Alam
Meskipun pantai yang bernama Telaga Biru ini juga belum
tersentuh oleh pembangunan pemerintah yang sifatnya massif,
namun Pantai Telaga Biru saat ini merupakan salah satu dari pantai
wisata yang berada di Bangkalan yang menyajikan banyak sekali
dan juga berbagai macam keindahan alam yang dimilikinya . disini
pun juga bisa belajar tentang sejarah perahu sarimunah.
2. Fasilitas
Secara umum harga tiket masuk lokasi sebuah tempat wisata
berbeda antara hari libur dengan hari biasa. Namun ternyata hal ini
tidak berlaku di pantai Telaga Biru, di pantai ini tidak perlu membayar
tiket

4.1 RENCANA PENGEMBANGAN DESA WISATA DI LOKASI PENELITIAN

Kelak Potensi yang banyak disimpan dari Wisata ini juga harus
dibangun dan pastinya dikelola dengan baik lagi oleh pemerintah yang ada
di bangkalan ini agar wisata ini juga bisa mendatangkan pendapatan asli
Daerah dan tidak hanya itu saja, namun sekaligus juga dapat
mensejahterakan ekonomi dari masyarakat yang ada di sekitarnya.

14
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 KESIMPULAN

Berdasarkan potensi alam, Maka kawasan Pantai Tanjung Bumi perlu


dikembangkan, sehingga kegiatan wisatawan dapat bervariasi. Beberapa
persoalan pun muncul terkait dengan pengelolaan desa wisata seperti
belum optimalnya kualitas sumber daya manusia, belum optimalnya sarana
dan prasarana penunjang, dan kendala dalam promosi. Permasalahan
tersebut dapat diatasi dengan kerja sama dari berbagai pihak,tidak hanya
peran pemerintah, perguruan tinggi dan lembaga swadaya masayarakat
namun juga yang lebih penting adalah peran serta aktif dari masyarakat
desa wisata budaya setempat.

5.2 SARAN

Saran dari kami untuk kedepan yang lebih baik :

 Memperhatikan kualitas lingkungan obyek wisata Pantai Tanjung


Bumin dengan meningkatkan kebersihan kawasan obyek wisata dan
menyediakan lebih banyak tempat sampah di lokasi obyek wisata
 Menyediakan angkutan umum yang bersifat regular menuju lokasi
wisata Pantai Telaga Biru sehingga wisatawan akan lebih mudah
untuk menjangkau lokasi obyek wisata tanpa harus menggunakan
kendaraan pribadi
 Meningkatkan promosi pariwisata tidak hanya berskala lokal ataupun
nasional namun juga internasional melalui biro-biro perjalanan
wisata, media sosial,media cetak, dan media elektronik
 Menawarkan paket wisata menarik di obyek wisata Pantai Telaga
Biru seperti paket perjalanan ke beberapa lokasi obyek wisata
dengan biaya terjangkau yang mencakup transportasi.

15
DAFTAR PUSTAKA

Wawancara :

 Wawancara dengan Sumardi (Warga sekitar tempat wisata Pantai


Tanjung Bumi)
 Wawancara dengan Mbah Wahyu (Orang yang ada di tempat
Perahu Sarimuna)

Referensi internet :

 https://eprints.uny.ac.id

Referensi Skripsi :

 Sari, Ayu Deka. Rencana Pengembangan Dusun Tunggul Arum


sebagai Desa Wisata Berbasis Ekowista. Laporan Akhir Program
Diploma 3 Par ata Fakultas Ilmu Budaya Universitas Gadjah Mada
Yogyakarta
 Kurniawan, Widi. Sentra Pengembangan Desa Wisata di Desa
Tirtoadi, Kecamatan Mlati, Kabupaten Sleman. Tugas Akhir
Program Diploma 3 Pariwisata Fakultas Ilmu Budaya Universitas
Gadjah Mada Yogyakarta.2005.
 Prasetya, dkk, Ari. Optimalisasi Promosi dalam Upaya Peningkatan
Jumlah Kunjungan Wisatawan di Desa Wisata Kembang Arum Turi
Sleman.Tugas Akhir Program Diploma III Kepariwisataan Fakultas
Ilmu Budaya Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. 2008.

LAMPIRAN FOTO

16
17

Anda mungkin juga menyukai