2022
KATA PENGANTAR
Penulis mengharapkan dari penulisan ini agar dapat memberi suatu manfaat bagi
pembaca dan menambah pengetahuan bagi pembaca khususnya tentang Efek
Pariwisata Bagi Masyarakat. Membaca adalah pondasi utama untuk menuntut ilmu.
Semoga makalah ini bermanfaat. Terima kasih.
Penulis
Kelompok 5
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN
B. Rumusan masalah 2
C. Tujuan masalah 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Pariwisata 3
1. Dampak Langsung 6
2. Tidak Langsung 7
3. Dampak Positif Pariwisata Bagi Ekonomi 8
4. Dampak Negatif Pariwisata Bagi Ekonomi 8
A. Kesimpulan 9
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Saat ini banyak sekali industri pariwisata Indonesia yang sudah dikenal oleh
masyarakat luas bahkan hingga ke mancanegara. Maka tidak heran banyak
masyarakat yang penghasilannya bergantung pada pariwisata. Hal ini dibuktikan oleh
semakin banyak orang baik pemerintah maupun swasta yang ada di Indonesia
berlomba-lomba dalam mengembangkan industri pariwisata yang ada di
daerahnya.Oleh karena pariwisata merupakan industri yang kegiatannya melibatkan
1
langsung masyarakat, maka ia pasti memberikan dampak terhadap masyarakat
setempat. Dampak itu sendiri terbagi atas 2 yakni dampak positif dan dampak negatif,
baik dari aspek ekonomi maupun sosial-budaya msayarakat. Dalam penelitian ini
yang dibahas adalah dampak terhadap sosial budaya masyarakat.
B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Pariwisata?
2. Apa saja Efek Positif Pariwisata Bagi Masyarakat?
3. Apa saja Efek Negatif Pariwisata Bagi Masyarakat?
4. Apa saja Dampak Pariwisata Terhadap Ekonomi?
C. Tujuan Maslah
1. Untuk Mengetahui Pengertian Pariwisata
2. Untuk Mengetahui Efek Positif Pariwisata Bagi Masyarakat
3. Untuk Mengetahui Efek Negatif Pariwisata Bagi Masyarakat
4. Untuk Mengetahui Dampak Pariwisata Terhadap Ekonomi
BAB II
2
PEMBAHASAN
A. Pengertian Pariwisata
Menurut Suwantoro (1997, dalam Permana, 2010), pengertian pariwisata
berkaitan erat dengan perjalanan wisata, yaitu suatu perjalanan dari satu tempat ke
tempat lain, bersifat sementara, dilakukan perorangan atau kelompok, sebagai usaha
mencari keseimbangan atau keserasian dengan lingkungan hidup dalam dimensi
sosial, budaya, alam dan ilmu. Sedangkan menurut Undang-Undang Nomor 10 tahun
2009 tentang kepariwisataan, wisata adalah kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh
seseorang atau sekelompok orang dengan mengunjungi tempat tertentu untuk tujuan
rekreasi, pengembangan pribadi, atau mempelajari keunikan daya tarik wisata yang
dikunjungi dalam jangka waktu sementara (Permana, 2010).
Pariwisata merupakan bagian dari sektor industri di Indonesia yang
prospeknya cerah, dan mempunyai potensi serta peluang yang sangat besar untuk
dikembangkan. Peluang tersebut didukung oleh kondisi-kondisi alamiah seperti: letak
dan keadaan geografis (lautan dan daratan sekitar khatulistiwa), lapisan tanah yang
subur dan panoramis (akibat ekologi geologis), serta berbagai flora dan fauna yang
memperkaya isi daratan dan lautannya.
Bill Faulkner (1996): 5 aspek potensi pariwisata Indonesia:
1. Warisan budaya yang kaya
2. Bentang alam yang indah
3. Letak dekat pasar pertumbuhan Asia
4. Penduduk potensial (jumlah & mampu)
5. Tenaga kerja (jumlah dan murah)
Usaha pengelolaan pariwisata mempunyai pengaruh yang tidak dapat
dihindari sebagai akibat datangnya wisatawan ke suatu wilayah tertentu yang
mempunyai kondisi berbeda dari tempat asal wisatawan tersebut. Menurut John M.
Bryden (1973) dalam Abdurrachmat dan E. Maryani (1998:79) yang menyebutkan
suatu penyelenggaraan kegiatan pariwisata dan obyek wisata dapat memberikan
setidaknya ada 5 butir dampak positif, adapun dampak positif tersebut yaitu:
3
1. Penyumbang devisa negara
2. Menyebarkan pembangunan
3. Menciptakan lapangan kerja
4. Memacu pertumbuhan ekonomi melalui dampak penggandaan (multiplier effect)
5. Wawasan masyarakat tentang bangsa-bangsa di dunia semakin luas
6. Mendorong semakin meningkatnya pendidikan dan ketrampilan penduduk
Abdurrachmat dan E. Maryani (1998:80) menjelaskan pula dampak-dampak
negatif yang timbul dari pariwisata secara ekonomi, yaitu :
1. Semakin ketatnya persaingan harga antar sektor
2. Harga lahan yang semakin tinggi
3. Mendorong timbulnya inflasi
4. Bahaya terhadap ketergantungan yang tinggi dari negara terhadap pariwisata
5. Meningkatnya kecenderungan impor
6. Menciptakan biaya-biaya yang banyak
7. Perubahan sistem nilai dalam moral, etika, kepercayaan, dan tata pergaulan
dalam masyarakat, misalnya mengikis kehidupan bergotong royong, sopan
santun dan lain-lain.
8. Memudahkan kegiatan mata-mata dan penyebaran obat terlarang
9. Dapat meningkatkan pencemaran lingkungan seperti sampah, vandalisme
(coratcoret), rusaknya habitat flora dan fauna tertentu, polusi air, udara, tanah.
Menurut Chohen (1984), dampak pariwisata terhadap kehidupan sosial
ekonomi masyarakat lokal dapat dikategorikan menjadi delapan kelompok yaitu :
1. Dampak terhadap penerimaan devisa.
2. Dampak terhadap pendapatan masyarakat.
3. Dampak terhadap kesempatan kerja.
4. Dampak terhadap harga-harga.
5. Dampak terhadap distribusi.
6. Dampak terhadap kepemilikan dan kontrol.
7. Dampak terhadap pada pembangunan pada umumnya.
8. Dampak terhadap pendapatan pemerintah.
4
Perkembangan pariwisata yang sangat pesat dan terkosentrasi dapat
menimbulkan berbagai dampak. Secara umum dampak yang ditimbulkan adalah
dampak positif dan dampak negatif. Dampak positif dari pengembangan pariwisata
meliputi; (1) memperluas lapangan kerja; (2) bertambahnya kesempatan berusaha; (3)
meningkatkan pendapatan; (4) terpeliharanya kebudayaan setempat; (5) dikenalnya
kebudayaan setempat oleh wisatawan. Sedangkan dampak negatifnya dari pariwisata
tersebut akan menyebabkan; (1) terjadinya tekanan tambahan penduduk akibat
pendatang baru dari luar daerah; (2) timbulnya komersialisasi; (3) berkembangnya
pola hidup konsumtif; (4) terganggunya lingkungan; (5) semakin terbatasnya lahan
pertanian; (6) pencernaan budaya; dan (7) terdesaknya masyarakat setempat
(Spillane, 1989:47).
5
C. Efek Negatif Pariwisata Bagi Masyarakat
1. Dampak negatif terhadap lingkungan alam yang mencakup gejala alam yang
ada di sekitarnya.
2. Dampak negatif terhadap lingkungan binaan yang mencakup perkotaan,
sarana dan prasarana, ruang terbuka, dan unsur bentang kota.
3. Dampak negatif terhadap lingkungan budaya yang mencakup nilai-nilai,
kepercayaan, perilaku, kebiasaan, moral, seni, hukum, dan sejarah
masyarakat.
4. Pekerjaan hanya berdasarkan musim liburan dan membuat pendapatan
pekerjanya menurun
5. Bedampak buruk terhadap alam sekitar seperti terjadinya penebangan pohon
secara liar guna membuka lahan pariwisata
6. Ramainya minat pengunjung untuk mengunjungi tempat wisata dapat
menimbulkan kemacetan
6
b) Penyediaan Barang & Jasa: perusahaan lokal atau nasional dapat
menyediakan barang dan jasa untuk bisnis pariwisata, seperti
makan/minum atau furnitur, namun barang-barang ini juga dapat diimpor
jika ketentuan lokal tidak memenuhi permintaan baik dalam hal biaya,
kualitas atau kuantitas.
c) Penjualan Langsung Barang & Jasa: pengecer (ritel) di destinasi wisata
dapat menjual produk dan layanan mereka langsung ke wisatawan
(seperti: suvenir atau makanan), langsung dapat mengambil keuntungan
secara moneter dari kegiatan wisata tersebut.
d) Pendirian Bisnis Pariwisata: tingkat kegiatan pariwisata yang tinggi (atau
meningkat) dapat mengarah pada pembentukan bisnis pariwisata baru,
menciptakan peluang kerja baru, dll.
e) Sumber Pajak & Pungutan: bisnis pariwisata berkontribusi terhadap
pendapatan nasional melalui pajak, sementara pengunjung dapat
dikenakan pajak secara langsung, seperti melalui visa atau pajak
penambahan nilai (PPN), dll.
f) Investasi dalam Infrastruktur: karena sektor pariwisata dapat
meningkatkan kebutuhan pada infrastruktur yang pada gilirannya
mendorong investasi dalam infrastruktur baik oleh pelaku swasta maupun
oleh sektor publik.
2. Tidak Langsung
Dampak yang timbul karena kegiatan yang dilakukan oleh industri di sektor
pariwisata. Menurut Lemma (2014) dampak ini terbagi ke dalam tiga hal:
a) Modal Investasi Pariwisata: Termasuk investasi modal dalam semua
sektor yang terlibat langsung dalam industri pariwisata serta pengeluaran
oleh bisnis di sektor lain pada aset pariwisata seperti transportasi atau
akomodasi.
b) Pengeluaran Pemerintah untuk Pariwisata: Pengeluaran pemerintah untuk
mendukung sektor pariwisata yang dapat mencakup belanja nasional dan
7
lokal. Kegiatan ini meliputi promosi pariwisata, layanan pengunjung,
administrasi dll.
c) Efek Rantai Pasokan: Ini mewakili pembelian barang dan jasa domestik,
sebagai input untuk produksi output akhir mereka oleh bisnis dalam
sektor pariwisata.
8
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dampak sosial serta budaya bagi masyarakat dari pariwisata memberikan
gambaran tentang pengaruh-pengaruh. dalam hal ini masyarakat lokal sekitar daerah
wisata, baik secara langsung maupun tidak langsung dalam berinteraksi dengan
wisatawan (nusantara maupun asing), dan interaksinya dengan Industri
pariwisata. Dampak sosial budaya pariwisata ini juga memberikan dampak positif dan
negatif kepada masyarakatnya.
Dampak negatif tersebut muncul ketika pariwisata mulai mempengaruhi
sistem nilai dan perilaku masyarakat lokal, dengan demikian ancaman terhadap
keberadaan identitas asli masyarakat dapat diidentifikasi. Lebih jauh lagi, perubahan
tersebut cenderung terjadi terhadap struktur masyarakat, hubungan antar keluarga,
pola hidup kolektif yang tradisional, upacara-upacara adat dan sebagainya, meskipun
industri pariwisata dapat juga memberikan dampak positif seperti pertukaran budaya
antara suku dan negara, membantu perlindungan terhadap tradisi budaya dan
membantu menciptakan lapangan pekerjaan lokal serta pemasukan devisa bagi
negara.
9
10
DAFTAR PUSTAKA