Anda di halaman 1dari 58

ASUHAN KEBIDANAN BERBASIS BUDAYA LOKAL

DAN PARIWISATA MENGENAI LAPORAN KASUS


KEBIDANAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN
MANAJEMEN KEBIDANAN BERLANDASKAN
KONSEP TRI HITA KARANA

OLEH:

Ni Nyoman Dita Pangastuti

P07124217 036

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKTIK KESEHATAN DENPASAR
PRODI SARJANA TERAPAN KEBIDANAN
SEMESTER VI TINGKAT III
TAHUN 2020

i
PRAKATA

Puji Syukur penulis panjatkan kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa,
karena atas berkat dan rahmat-Nya lah penulis dapat menyelesaikan laporan
pendahuluan praktik mata kuliah “Asuhan Kebidanan Berbasis Budaya Lokal dan
Pariwisata” dengan baik. Dalam penyusunan laporan ini tidak lupa penulis
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
kelancaran pembuatan laporan ini, yakni yang terhormat:
1. Ibu Ni Nyoman Budiani, S.SiT., M. Biomed selaku Ketua Jurusan Kebidanan
Poltekkes Kemenkes Denpasar.
2. Ni Ketut Somoyani, S.ST., M.Biomed sebagai sekretaris Jurusan Kebidanan
Poltekkes Kemenkes Denpasar.
3. Ni Wayan Armini, M.Keb, sebagai ketua program studi Sarjana Terapan
Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Denpasar
4. Ni Wayan Suarniti, SST., M.Keb sebagai Penanggung Jawab Mata Kuliah
5. Serta pihak-pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu, yang
membantu penyelesaian laporan pendahuluan praktik terintegerasi ini.

Penulis menyadari laporan ini masih jauh dari sempurna oleh karena itu
saran dan kritik yang bersifat membangun sangat penulis harapkan yang
nantinya dapat dipergunakan untuk menyempurnakan laporan selanjutnya.
Dengan demikian laporan ini penulis susun semoga dapat memberikan manfaat
bagi perkembangan ilmu pengetahuan.

Denpasar, Maret 2020

Penulis,

ii
DAFTAR ISI
Hal

Prakata……………………………………………………………………….......i
Daftar Isi…………………………………………………………………….......ii
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………….…….1
A. Latar Belakang………………………………………..…………….…..1
B. Tujuan Penulisan Laporan……………………………………..…….…4
BAB II KAJIAN TEORI………………………………………………………...5
A. Konsep Kehamilan………….………………………………………......5
B. Asuhan Kehamilan Kunjungan Awal Dan Kunjungan Ulang ………..22
C. Menejemen Varney Dan Pendokumentasian Asuhan Kebidanan……...28
D. Budaya Lokal Dan Pariwisata Yang Menyangkut Kehamilan…………31
E. Konsep Tri Hita Karana…………..……………………………….…...33
BAB III TINJAUAN KASUS………………………………….……………...38
BAB IV PEMBAHASAN……………………………………………………...47
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN…………………………..…………...52
DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kehamilan merupakan fase krisis dalam kehidupan seorang wanita. Peristiwa
ini memiliki dampak pada bagaimana seorang wanita melewati fase transisi untuk
menjadi ibu termasuk kesehatan fisik dan mentalnya dan juga kesejahteraan
keluarga secara keseluruhan (Beech and Phipps, 2004: 61). Van Gennep (1960)
dalam Winson (2006) menggambarkan status sosial seorang wanita pada saat
hamil berada pada status marginality di mana dia mulai berperilaku berbeda dari
biasanya misalnya dengan memperhatikan pola makan, aktifitas, dan lain-lain.
Masyarakat di berbagai budaya memberi perhatian pada fase krisis ini. Pada masa
kehamilan ada banyak ritual yang harus dilakukan yang menandakan bahwa
masyarakat di budaya mana pun menganggap kehamilan sebagai peristiwa yang
luar biasa, bukan hanya dalam kehidupan wanita hamil itu sendiri tetapi juga
suami dan keluarganya. Perhatian masyarakat terhadap ibu yang sedang hamil
merupakan bentuk dukungan sosial. Menurut Mc Court (2006) ada tiga komponen
kunci dukungan sosial yaitu dukungan emosional, dukungan informasi dan
dukungan praktis. Dukungan emosional ditunjukkan dengan hubungan yang
hangat, persaudaraan, persahabatan dan keinginan untuk mendengar. Saran dan
informasi yang baik merupakan contoh dari dukungan informasi. Sedangkan
dukungan finansial pada ibu hamil, pijat untuk mengurangi ketidaknyamanan
merupakan bentuk nyata dukungan praktis. Dukungan sosial selama kehamilan
sangat penting untuk mengurangi stress. Selama kehamilan dukungan dapat
menimbulkan rasa percaya diri pada wanita bahwa dia memiliki persiapan yang
cukup untuk melahirkan. Menurut Oakley (1990) dalam Mander (2001) dukungan
sosial berperan positif pada kesehatan, secara tidak langsung mengurangi bahaya
yang disebabkan stress, mengurangi resiko terpapar stress dan memudahkan
penyembuhan dari kondisi stress seperti sakit. Pada berbagai budaya calon ayah
memiliki peranan untuk melakukan ritual tertentu selama periode kehamilan.
Tugas-tugas itu dilakukan untuk melindungi ibu dan anaknya serta untuk
mempermudah proses persalinan. Heggenhougan (1980) dalam Helman (2002)

1
menyebutnya sebagai ritual couvade (couvade berasal dari bahasa Perancis,
Basque yang artinya mengerami) yang mana ayah diminta untuk mengikuti tabu
atau pantangan tertentu. Menurut Heggenhougan ritual couvade merupakan suatu
keterlibatan yang disadari atau mungkin tidak disadari. Seorang calon ayah akan
melakukan berbagai ritual selama kehamilan seperti perilaku, diet, spiritual dan
sexual, fenomena psikosomatik, pendidikan menjadi orangtua serta menghindari
hal-hal yang bersifat polutan. Budaya pada masa kehamilan dan persalinan di
sebagian daerah telah terjadi pergeseran namun di sebagian lain masih
dipertahankan. Hal ini seperti yang dijelaskan oleh O’Neil (2006) bahwa semua
budaya yang diwariskan cenderung untuk berubah tetapi ada kalanya juga
dipertahankan. Ada proses dinamis yang mendukung diterimanya hal-hal dan ide-
ide baru dan ada juga yang mendukung untuk mempertahankan kestabilan budaya
yang ada. Hiller (2003) menyatakan bahwa ketika perubahan terjadi, maka terjadi
destruksi nilai-nilai tradisional, kepercayaan, peran dan tanggungjawab,
pendidikan, keluarga dan lain-lain yang hampir simultan dengan proses konstruksi
cara baru sebagai pengaruh dari perubahan sosial. Nilai dan ritual yang baru ini
menggantikan nilai dan ritual yang lama. Namun di sebagian masyarakat ada
kalanya terjadi kompromi yang mana nilai dan ritual baru dijalankan dengan tanpa
menghilangkan nilai dan ritual lama.
Wisata merupakan sesuatu hal yang sudah tidak asing lagi di dalam
masyarakat di negara kita Indonesia, baik dari kalangan masyarakat perkotaan
maupun masyarakat pedesaan. Wisata selain sebagai kegiatan bersenang-senang
serta menikmati keindahan yang disajikan dalam lokasi wisata. Wisata juga
sebagai salah penghasil devisa bagi negara dan dapat mengenalkan tentang
potensi-potensi alam yang dimilki oleh suatu negara atau suatu daerah kepada
masyarakat lokal maupun masyarakat mancanegara. Dalam hal ini biasa dikatakan
sebagai wisatawan domestik dan wisatawan mancanegara. Pembangunan dalam
suatu negara, sektor pariwisata tentu tidak akan tertinggal, karena sektor
pariwisata merupakan salah satu sektor ekonomi untuk meningkatkan devisa suatu
negara. Dengan begitu, maka dalam sektor pariwisata tentu harus adanya
pengembangan dan pengelolaan dengan baik, serta harus mendapat perhatian yang
khusus dari berbagai elemen masyarakat. Menurut Robinson dan Murphy (dalam

2
Pitana, 2005: 40) bahwa perkembangan pariwisata karena adanya gerakan
manusia dalam mencari sesuatu yang belum diketahuinya, menjelajahi wilayah
yang baru, mencari perubahan suasana atau bahkan untuk mendapat perjalanan
yang baru. Ketika melihat sejarah, sesungguhnya pariwisata sudah dimulai sejak
adanya peradaban manusia itu sendiri. Hal itu ditandai dengan adanya gerakan
manusia yang ziarah dan perjalanan agamanya lainnya.
Dewasa ini, perkembangan dalam dunia pariwisata semakin luas dan
beraneka ragam jenisnya. Dahulu yang biasa dikenal di masyarakat adalah
pariwisata-pariwisata yang menyangkut perjalananan untuk sekedar kesenangan
dan hiburan, seperti Ancol, Monas, Taman Mini Indonesia Indah (TMII), dan lain
sebagainya. Pada saat ini jenis wisata mulai dikembangkan secara variatif,
sehingga hal itu dapat menarik pengunjung atau wisatawan untuk bisa berkunjung
ke tempat tersebut. Sebagaimana yang termaktub dalam Undang-Undang
Republik Indonesia No. 9 Tahun 1990 Tentang Kepariwisataan, bahwa dalam
pariwisata terdapat tiga jenis usaha pariwisata:
1. Usaha jasa pariwisata
2. Usaha obyek dan daya tarik wisata
3. Usaha sarana pariwisata.
Semua usaha-usaha tersebut adalah bertujuan untuk memperkenalkan,
mendayagunakan, melestarikan, mengembangkan, mengelola dan meningkatkan
mutu obyek dan daya tarik wisata. Disamping itu yang tidak kalah penting adalah
untuk dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar. Pariwisata
disamping sebagai penghasil devisa negara, pariwisata juga bisa menjadi ajang
untuk mengenalkan tentang kearifan lokal dan budaya masyarakat lokal kepada
para wisatawan, baik wisatawan domestik maupun wisatawan mancanegara.
Dalam hal ini, adalah pariwisata yang berbasis desa wisata. World Tourism
Organization (WTO) pada 1995 menunjukkan bahwa telah muncul perkembangan
pariwisata alternatif yang dipandang lebih menghargai lingkungan dan juga
kebudayaan masyarakat lokal, salah satu pariwisata alternatif tersebut adalah
pariwisata pedesaan. Adanya desa wisata merupakan salah satu strategi untuk bisa
memperkenalkan budaya masyarakat lokal setempat pada dunia luar. Dengan
begitu, maka budaya masyarakat lokal yang saat ini sudah mulai banyak tergerus

3
oleh arus globalisasi dapat dimunculkan kembali dan dilestarikan kembali.
Manfaat yang lain adalah untuk mengurangi kemiskinan di daerah pedesaan.

B. Manfaat Penulisan Laporan


Adapun manfaat penulisan laporan ini yaitu mahasiswa Sarjana
Terapan Kebidanan Poltekkes Denpasar mampu mengaplikasikan asuhan
kebidanan kehamilan fisiologis berdasarkan pariwisata dan budaya lokal
menggunakan pendekatan manajemen kebidanan berlandaskan konsep Tri
Hita Karana

4
BAB II

KAJIAN TEORI

A. Konsep Kehamilan
1. Pengertian Kehamilan
Kehamilan merupakan suatu proses yang alamiah dan fisiologis. Periode
antepartum adalah periode kehamilan yang dihitung sejak hari pertama haid
terakhir (HPHT) hingga dimulainya persalinan sejati, yang menandai awal periode
antepartum. Proses kehamilan merupakan mata rantai yang bersinambungan dan
terdiri dari : ovulasi, migrasi spermatozoa dan ovum, konsepsi dan pertumbuhan
zigot, nidasi (implantasi) pada uterus, pembentukan plasenta dan tumbuh
kembang hasil konsepsi sampai aterm. Kehamilan normal adalah dari konsepsi
sampai lahirnya janin dengan kehamilan 280 hari (40 minggu) dihitung dari hari
pertama haid terakhir.
2. Tanda dan Gejala Kehamilan
a. Tanda Presumtif Kehamilan
1) Amenore (terlambat datang bulan)
Konsepsi dan nidasi menyebabkan tidak terjadinya pembentukan folikel de
graff dan ovulasi di ovarium. Gejala ini sangat penting karena umumnya
wanita hamil tidak dapat haid lagi selama kehamilan, dan perlu diketahui hari
pertama haid terakhir untuk menentukan tuanya kehamilan dan tafsiran
persalinan.
2) Mual Muntah
Umumnya terjadi pada kehamilan muda dan sering terjadi pada pagi hari
(morning sickness). Progesteron dan estrogen mempengaruhi pengeluaran
asam lambung yang berlebihan sehingga menimbulkan mual muntah.
3) Ngidam
Menginginkan sesuatu sering terjadi pada bulan-bulan pertama kehamilan
tetapi menghilang seiring tuanya kehamilan.

5
4) Sinkope atau pingsan
Terjadi sirkulasi ke daerah kepala (sentral) menyebabkan iskemia susunan
saraf dan menimbulkan sinkope / pingsan dan akan menghilang setelah umur
kehamilan lebih dari 16 minggu
5) Payudara Tegang
Pengaruh estrogen, progesteron, dan somatomamotropin menimbulkan deposit
lemak, air, dan garam pada payudara menyebabkan rasa sakit terutama pada
kehamilan pertama
6) Anoreksia
Pada bulan-bulan pertama terjadi anoreksia (tidak nafsu makan), tapi setelah
itu nafsu makan muncul lagi
7) Sering kencing
Hal ini terjadi karena kandung kencing pada bulan-bulan pertama kehamilan
tertekan oleh uterus yang mulai membesar. Pada triwulan kedua umumnya
keluhan ini hilang karena uterus yang membesar keluar rongga panggul
8) Konstipasi
Hal ini terjadi karena tonus otot menurun disebabkan oleh pengaruh hormon
estrogen
9) Epulis
Hipertrofi gusi disebut epulis dapat terjadi pada kehamilan
10) Pigmentasi
Ini terjadi kehamilan 12 minggu ke atas
11) Varises
Karena pengaruh estrogen dan progesteron terjadi penampakan pembuluh
darah vena. Terutama bagi mereka yang mempunyai bakat. Penampakan
pembuluh darah itu terjadi disekitar genetalia esterna, kaki, dan betis serta
payudara.
b. Tanda Kemungkinan Hamil
1) Pembesaran perut
Terjadi akibat pembesaran uterus. Hal ini terjadi pada bulan keempat
kehamilan
2) Tanda hegar

6
Tanda hegar adalah pelunakan dan dapat ditekannya isthmus uterus
3) Tanda goodel
Pelunakan serviks
4) Tanda chadwiks
Perubahan warna menjadi keunguan pada vulva dan mukosa vagina termasuk
juga porsio dan serviks
5) Tanda piskacek
Pembesaran uterus yang tidak simetris. Terjadi karena ovum berimplantasi
pada daerah dekat dengan kornu sehingga daerah tersebut berkembang lebih
dulu
6) Kontaksi braxton hicks
Peregangan sel-sel otot uterus, akibat mengingkatnya actomycin didalam otot
uterus. Kontraksi ini tidak beritmik, sporadis, tidak nyeri, biasanya timbul
pada kehamilan 8 minggu
7) Teraba ballotement
Ketukan yang mendadak pada uterus menyebabkan janin bergerak dalam
cairan ketuban yang dapat dirasakan oleh tangan pemeriksa
8) Pemeriksaan tes biologis kehamilan (planotest) positif
Pemeriksaan ini adalah untuk mendeteksi adanya hCG yang diproduksi oleh
sinsitotrofoblas sel selama kehamilan. Hormon ini disekresi diperedaran darah
ibu (pada plasma darah), dan dieskresi pada urine ibu.
c. Tanda Pasti Hamil
1) Gerakan janin dalam rahim
Gerakan janin ini harus dapat diraba dengan jelas oleh pemeriksa. Gerakan ini
baru dapat dirasakan pada usia kehamilan sekitar 20 minggu
2) Denyut jantung janin
Dapat didengar pada usia 12 minggu dengan menggunakan alat fetal
electrocardiograf (doppler)
3) Bagian-bagian janin
Bagian besar janin (kepala dan bokong) serta bagian kecil janin (lengan dan
kaki) dapat diraba dengan jelas pada usia kehamilan trimester tiga
4) Kerangka janin

7
Kerangka janin dapat dilihat dengan foto rontgen maupun USG
3. Perubahan Fisiologis Ibu Hamil
a. Abdomen menjadi lebih menonjol saat wanita tersebut berdiri dibandingkan
berbaring
Pembesaran uterus yang disertai penipisan progresif dinding uterus membuat
janin lebih terlihat dalam diagnosa kehamilan. Ketebalan dinding uterus yang
awalnya hanya 5 mm dan beratnya kurang dari 2 ons menjadi lebih dari 2 pon
pada usia kehamilan cukup bulan, kapasitas awal kurang dari 10 ml meningkat
500 hingga 1000 kali lebih besar hingga mencapai 5000ml atau lebih.
b. Vagina
Elastisitas vagina bertambah , getah dalam vagina biasannya bertambah reaksi
asam PH 3,5-6 , pembuluh darah dinding vagina bertambah, hingga selaput
lendirnya berwarna kebiru-biruan
c. Kulit
Terdapat hperpigmentasi antara lain pada aerola normal, papila normal, dan
linea alba
d. Payudara
Biasanya membesar dalam kehamilan, disebabkan hipertropi dari alveoli
puting susu biasanya membesar dan berwarna lebih tua. Aerola mammae
melebar dan lebih tua warnanya
e. Sistem respirasi
Wanita hamil terkadang mengeluh sering sesak nafas, yang sering ditemukan
pada kehamilan 3 minggu keatas. Hal ini disebabkan oleh usus yang tertekan
ke arah diafragma akibat pembesaran rahim, kapasitas paru meningkat sedikit
selama kehamilan sehingga ibu akan bernafas lebih dalam
f. Sistem urinaria
Pada bulan-bulan pertama kehamilan, kandung kemih tertekan oleh uterus
yang membesar, dimana kebutuhan nutrisi makin tinggi untuk pertumbuhan
janin dan persiapan pemberian ASI.
4. Perubahan Psikologis Ibu Hamil
a. Trimester Pertama

8
Segera setelah terjadi peningkatan hormon progesteron dan estrogen dalam
tubuh maka akan segera muncul berbagai ketidaknyamanan pada ibu. Hal ini
akan memicu perubahan psikologis pada ibu seperti :
1) Ibu akan membenci kehamilannya, merasakan kekecewaan, penolakan,
kecemasan dan kesedihan
2) Mencari tahu secara aktif apakah memang benar-benar hamil dengan
memperhatikan perubahan pada tubuhnya dan seringkali memberitahukan
orang lain apa yang dirahasiakannya
3) Hasrat melakukan seks berbeda-beda pada setiap wanita. Ada yang meningkat
libidonya, tetapi ada juga yang mengalami penurunan libido, akan
menciptakan suatu kebutuhan untuk berkomunikasi secara terbuka dan jujur
dengan suami
4) Bagi calon suami sebagai calon ayah akan timbul kebanggaan, tetapi
bercampur dengan keprihatinan akan kesiapan untuk mencari nafkah bagi
keluarga
b. Trimester kedua
Biasanya ibu merasa sehat dan sudah terbiasa dengan kadar hormon yang
tinggi, serta rasa tidak nyaman akibat kehamilan sudah mulai berkurang. Perut
ibupun belum terlalu besar sehingga belum terlalu dirasakan ibu sebagai beban.
Ibu sudah menerima kehamilannya dan dapat mulai menggunakan energi dan
pikirannya secara lebih kontruktif. Pada trimester ini pula ibu dapat merasakan
gerakan janinnya dan ibu mulai merasakan kehadiran bayinya sebagai seseorang
diluar dirinya dan dirinya sendiri. Banyak ibu yang merasa terlepas dari
kecemasan dan rasa tidak nyaman seperti yang dirasakannya pada trimester
pertama dan merasakan meningkatnya libido.
c. Trimester ketiga
Biasanya disebut dengan periode menunggu dan waspada sebab pada saat itu
ibu tidak sabar menunggu kehadiran bayinya. Gerakan bayi dan besarnya perut
merupakan dua hal yang mengingatkan ibu akan lahir sewaktu-waktu. Ini
menyebabkan ibu meningkatkan kewaspadaannya akan timbulnya tanda dan
gejala terjadinya persalinan pada ibu. Seringkali ibu merasa khawatir atau takut
kalau bayi yang akan dilahirkannya tidak normal. Kebanyakan ibu juga akan

9
bersikap melindungi bayinya dan akan menghindari orang atau benda apa saja
yang dianggap membahayakan bayinya. Seorang ibu mungkin mulai merasa takut
akan rasa sakit dan bahaya fisik yang akan timbul pada waktu melahirkan.
Trimester ketiga juga saat persiapan aktif untuk melahirkan bayinya dan menjadi
orang tua. Keluarga mulai menduga-duga apakah bayi mereka laki-laki atau
perempuan dan akan mirip siapa. Bahkan sudah mulai memilih nama untuk bayi
mereka.
5. Ketidaknyamanan Umum Selama Kehamilan
a. Buang air Kecil
Ini terjadi selama masa kehamilan, tetapi terutama terjadi selama awal dan
akhir kehamilan. Selama trimester pertama, rahim dan bayi anda yang terus
tumbuh menekan kantong kemih, sehingga menyebabkan seringnya anda buang
air kecil. Hal ini terjadi lagi menjelang akhir masa kehamilan ketika posisi bayi
mulai turun dan bersiap untuk lahir. Cara mengatasinya :
1) Setiap anda buang air kecil cobalah untuk menuntaskannya hingga kantong
kemih anda kosong.
2) Tetaplah mengkonsumsi banyak air karena mengurangi asupan air tidak akan
mengatasi permasalahan ini.
3) Jika air seni anda terasa panas dan berbau tajam, kemungkinan anda menderita
infeksi saluran kemih, segeralah berkonsultasi dengan bidan atau dokter,
karena jika dibiarkan akan semakin memperburuk keadaan.
4) Kenakanlah celana dalam yang terbuat dari katun dan hindari yang terbuat dari
bahan sintetis. Selain itu jangan mengenakan celana dalam yang terlalu ketat.
5) Setelah buang air kecil, basuhlah dengan air hangat, dan untuk meminimalkan
resiko terjadinya infeksi saluran kencing, usap dan keringkan dengan handuk
atau tissu dari arah belakang ke depan.
b. Bentuk dan Ukuran Payudara
Ini terjadi sepanjang masa kehamilan, payudara anda akan membesar karena
berkembangnya kelenjar susu dan meningkatnya jaringan lemak. Meningkatnya
suplai darah dan pembesaran pembuluh darah menyebabkan tampaknya pembuluh
darah berwarna kebiru-biruan di payudara. Cara mengatasinya :

10
1) Pakailah bra yang bisa benar-benar menyangga payudara anda sehingga
mengurangi ketegangan pada jaringan payudara dan otot punggung
2) Pakailah bra yang terbuat dari katun agar kulit anda bisa bernafas
3) Pilihlah bra yang sesuai dengan ukuran payudara anda, sehingga tidak
menekan atau menimbulkan iritasi pada putting anda, jadi jika payudara anda
bertambah besar, anda bisa menggunakan bra dengan ukuran yang lebih besar
atau dengan bentuk khusus, misalnya bra untuk ibu hamil dan menyususi.
c. Pingsan
Ini terjadi di awal dan di akhir masa kehamilan. Karena tekanan darah rendah
bisa menyebabkan anda tidak sadarkan diri setelah berdiri dalam jangka waktu
yang lama. Hal ini biasanya terjadi di tempat yang hangat dan ramai. Misalnya
ketika anda harus berdiri dalam antrian yang panjang. Pada masa kehamilan akhir,
bangun dari posisi tidur terlentang bisa membuat anda merasa pusing dan tidak
sadarkan diri. Hal ini terjadi karena berbaring dengan posisi terlentang dapat
menurunkan tekanan darah anda. Pingsan juga bisa disebabkan oleh rendahnya
kadar gula dalam darah atau bisa juga karena anemia. Cara mengatasinya :
1) Setelah kehamilan memasuki bulan keempat, hindari berbaring terlentang.
Tidurlah dalam posisi miring atau dengan ditopang bantal. Jika anda
mendapati diri anda terlentang ketika tengah tidur, ubah posisi miring ke
sebelah kiri selama beberapa menit, baru kemudian bangun.
2) Hindari berdiri dalam waktu yang lama. Jika anda terpaksa harus berdiri,
cobalah sering bergerak untuk melancarkan sirkulasi darah anda. Jika anda
berada dalam antrian dan tidak bisa beranjak ke manapun, bergeraklah maju
mundur dengan tumpuan kaki kanan dan kiri secara bergantian.
3) Untuk menjaga kadar gula dalam darah, makanlah makanan bergizi. Tidak
perlu banyak, tetapi sering dengan rentan waktu yang teratur sepanjang hari.
Pilihlah makanan dengan karbohidrat kompleks seperti (roti, pasta, buah
segar, sayuran, nasi, sereal), dan bukan karbohidrat sederhana seperti gula.
4) Jika anda sering pingsan, bicaralah dengan bidan atau dokter anda. Kalau
ternyata anda menderita anemia, mungkin anda harus mengubah pola makan
anda dan mengonsumsi suplemen zat besi
d. Morning sickness

11
Ini terjadi tiga bulan pertama, penyebabnya adalah reaksi tubuh anda terhadap
hormon selama masa kehamilan, kurangnya konsumsi Vit B6 atau kurangnya
glikogen (gula alami yang tersimpan dihati). Selain itu, keadaan emosi juga dapat
menyebabkan rasa mual selama masa kehamilan. Cara mengatasinya :
1) Mual biasanya terjadi pada perut yang kosong. Jadi, makanlah makanan yang
tinggi protein seperti daging tanpa lemak atau keju sebelum anda tidur karena
protein lebih lama dicerna.
2) Jika anda mual di pagi hari atau morning sickness, makanlah sedikit craker,
roti bakar, atau sereal kering 20-30 menit sebelum beranjak dari tempat tidur
3) Dalam sehari, sering-seringlah makan dalam porsi kecil. Makanlah pelan-
pelan kunyah hingga lembut dan tetaplah releks. Hindari makanan yang
digoreng, pedas, kaya kolestrol, atau makanan lain yang bisa mengakibatkan
salah pencernaan.
4) Minumlah jus buah setelah sarapan.
5) Konsumsilah Vit B6
6) Untuk meredakan mual, minumlah teh jahe atau papermint. Anda bisa juga
mencoba teh chamomile.
7) Jika cara tersebut tidak berhasil, makanlah makanan ringan yang gurih dan
renyah seperti kripik kentang, atau minum lemon.
8) Jika anda terganggu dengan aroma yang tajam, hindarilah aroma masakan atau
parfum yang tajam.
9) Namun jika anda tidak terganggu dengan aroma yang tajam, anda bisa
mencoba aroma terapi. Masukan 4-6 tetes minyak spearmint ke dalam
mangkok isi air mendidih. Letakkan disisi tempat tidur sambil anda istirahat.
Selain itu anda juga bisa meneteskan setetes minyak tersebut di bantal anda
sebagai pengganti mangkok berisi air tadi
10) Masukkan setetes minyak esensial jahe ke dalam mangkok berisi 2 cangkir air
mendidih dan hirup aromanya selama 5 menit. Untuk memperkuat efeknya,
tutup kepala anda dan mangkok tadi dengan handuk
11) Selain itu anda juga bisa memakai minyak esensial coriander, cardamor dan
lavender untuk terapi anda cukup 1 tetes masing-masing minyak esensial
tersebut atau 3 tetes dari minyak yang manapun, masukkan kedalam 1 sendok

12
makan madu ambillah setengah sendok teh campuran tersebut, kemudian
minum bersama jus jeruk. Seduh perlahan-lahan. Ulangi hingga 4 kali sehari
selama 5 hari.
12) Anda juga bisa mencoba akupresure. Tekan lengan bagian dalam anda (kira-
kira 5cm diatas pergelangan tangan). Jika anda mulai merasa mual tekan dan
pijat bagian tersebut selama 2 menit
13) Anda juga bisa menggunakan gelang akupresure untuk mengatasi mual anda.
e. Sakit Punggung
Ini terjadi pertengahan hingga akhir masa kehamilan. Perubahan tubuh, seperti
berat, bentuk, dan keseimbangannya akan mengubah cara duduk dan berdiri anda.
Pada hal ini dapat menimbulkan ketegangan otot. Pada masa kehamilan akhir, jika
bayi menghadap kedepan dan kepala bagian belakangnya mendesak sakrum, maka
anda akan merasakan sakit punggung bagian bawah yang hebat. Cara mengatasi :
1) Berusahalah untuk menjaga posisi tubuh tetap baik.
2) Bergeraklah dengan hati-hati untuk menghindari ketegangan otot. Misalnya,
daripada membungkuk lebih baik anda jongkok. Untuk bangun dari posisi
tidur, bergulinglah ke salah satu sisi dan angkat tubuh anda dengan tumpuan
tangan.
3) Lakukan pemijatan atau olahraga ringan terutama untuk bagian-bagian yang
sakit. Untuk rasa sakit pada punggung bagian atas, cobalah untuk memutar
kepala dan juga bahu anda, sedangkan untuk punggung bagian bawah, latihlah
panggul anda dengan cara menirukan posisi kucing yang sedang marah.
4) Pakailah sepatu yang nyaman.
5) Untuk sakit punggung bagian bawah yang disebabkan tekanan si bayi,
istirahatlah dalam posisi yang dapat mengalihkan berat bayi dari tulang
belakang anda.
f. Kram Kaki
Ini terjadi selama pertengahan hingga akhir masa kehamilan. Pada masa
kehamilan, kalsium kurang dapat diserap dengan baik. Hal ini bisa mengakibatkan
kontraksi otot. Terlebih lagi rahim anda yang terus berkembang memperlambat
sirkulasi darah di kaki, sehingga dapat menyebabkan kram. Cara mengatasinya :
1) Pastikan bahwa anda mengkonsumsi makanan yang mengandung kalsium

13
2) Meski anda sudah mengonsumsi suplemen kalsium, akan lebih baik lagi jika
anda juga makan makanan yang kaya akan kalsium.
3) Untuk menghilangkan kram pada betis anda , luruskan kaki anda dengan tumit
sebagai tumpuan, kemudian tarik jari-jari kaki anda ke arah tubuh. Atau anda
bisa meminta orang lain untuk menekan lutut anda dengan satu tangan,
kemudian tangan yang lain melegakkan telapak kaki anda.
4) Pijat bagian yang kram dengan lembut atau bisa juga hangatkan dengan botol
berisi air panas. Cobalah untuk berendam dengan air hangat.
5) Hindari berbaring terlentang. Berat tubuh dan tekanan rahim anda yang terus
membesar akan memperlambat sirkulasi darah dikaki dan meningkatkan
resiko kram. Lebih baik anda miring ke kiri.
g. Sembelit / Konstipasi
Sembelit terjadi pada pertengahan sampai akhir masa kehamilan. Sembelit
terjadi karena rahim yang terus berkembang dan mendesak sistem pencernaan,
hormon yang dapat memperlambat kerja usus, zat besi dan vitamin suplemen.
Cara mengatasinya :
1) Minumlah 8-10 gelas air setiap hari.
2) Konsumsi sayur dan buah-buahan segar, sereal, dan roti setiap hari untuk
memenuhi kebutuhan serat tubuh anda.
3) Buang air besar secara rutin sangat baik untuk anda, jangan tunda jika anda
merasa ingin buang air besar
4) Lakukan olahraga ringan setiap hari
5) Jangan mengonsumsi mineral oil, karena akan menghilangkan vitamin A,D,
dan E dari tubuh anda. Jika anda memerlukan obat, konsultasikan terlebih
dahulu dengan bidan atau dokter anda
6) Tanyakan kepada bidan atau dokter anda apakah anda memerlukan obat untuk
melunakan feses. Karena obat ini hanya akan bekerja pada saluran cerna, dan
tidak mengganggu.
h. Kontraksi selama kehamilan
Biasanya terjadi ketika kehamilan memasuki bulan keempat meskipun
kebanyakan wanita tidak merasakannya sampai kehamilan masuk bulan ketujuh
atau kedelapan. Kontraksi ini sering disebut dengan Braxton-Hicks ini terjadi

14
karena otot rahim menegang secara tidak beraturan semenjak bulan keempat dan
seterusnya. Kontraksi ini berbeda dengan kontraksi persalinan karena tidak
menguat dari waktu ke waktu dan tidak menyebabkan bayi lahir. Cara
mengatasinya :
1) Beraktivitaslah seperti biasa, banyak berjalan bisa sangat membantu
mengurangi kontraksi ini
2) Jika anda merasa tidak nyaman, cobalah untuk membuat tubuh anda rileks dari
ujung kepala hingga ujung kaki.
3) Jika kontraksinya hebat, terus-menerus, dan semakin kuat, segeralah
berkonsultasi dengan bidan atau dokter
i. Bercak dan Hitam pada kulit
Bercak hitam pada kulit biasanya terjadi selama pertengahan sampai akhir
kehamilan. Ini terjadi karena tingginya hormon kehamilan atau kurangnya
konsumsi asam folat bisa menimbulkan penumpukan pigmen, sehingga
menyebabkan bercak-bercak pada pipi, hidung, dahi, puting susu, dan garis
dibawah pusar hingga ke tulang kemaluan.Cara mengatasinya :
1) Jangan sampai kulit anda terkena sinar matahari secara langsung karena hal ini
memperburuk keadaan kulit anda
2) Pada masa kehamilan, kebutuhan asam folat sehari-hari bisa mencapai dua
kali lipat keadaan biasa.
3) Jika anda merasa bercak tersebut mengganggu penampilan anda, anda bisa
memakai krim khusus untuk menyamarkan noda
4) Hormon penyebab bercak pada kulit ini akan menurun seiring dengan
kelahiran bayi anda
1. Kebutuhan Fisik Ibu Hamil
a. Oksigen
Seorang wanita yang sedang hamil mengalami rasa sesak pada saat bernafas,
terutama pada kehamilan lanjut. Gangguan tersebut karena kebutuhan oksigen
meningkat selama kehamilan sekitar 6,5% lebih tinggi dibandingkan dengan
kondisi tidak hamil serta berkurangnya volume ekspirasi karena adanya desakan
diafragma oleh rahim. Hal yang sebaiknya dilakukan untuk mengurangi
perubahan pada sisten respirasi adalah agar ibu hamil menghindari kerumunan

15
orang banyak, tidur dengan posisi miring ke kiri untuk meningkatkan perfusi serta
dengan posisi kepala lebih tinggi, melakukan gerakan senam hamil untuk latihan
pernafasan, hentikan aktifitas merokok bila merokok, dan apabila hal ini
mengganggu aktifitas ibu hamil, maka segera konsultasikan ke bidan atau tenaga
kesehatan lainnya.
b. Nutrisi
Kebutuhan nutrisi ibu hamil meningkat 15% dibandingkan kebutuhan wanita
normal, hal ini untuk memfasilitasi pertumbuhan janin dan kebutuhan spesifik
organ reproduksi. Makanan ibu hamil, 40% digunakan untuk kebutuhan janin dan
sisanya untuk kebutuhan ibunya.
1) Kebutuhan kalori pada ibu hamil trimester I belum banyak meningkat yaitu
180 kcal/hari, kemudian pada trimester II dan III 300 kcal/hari.
2) Kebutuhan protein ibu hamil juga bertambah 20 g/hari untuk pertumbuhan
janin, plasenta dan jaringan ibu.
3) Untuk kebutuhan zat yodium meningkat selama hamil, sekitar 220 µg/hari,
maka disarankan untuk konsumsi garam beryodium mencukupi kebutuhan
selama kehamilan.
4) Untuk asam folat untuk ibu hamil 600 µg/hari, defesiensinya adalah kejadian
BBLR, abruption placenta, neural tube defect.
5) Kebutuhan kalsium sekitar 1200 mg/hari, susu ibu hamil mengandung 300-
400 mg kalsium per sajian sehingga untuk mencukupi kebutuhan disarankan 2
x sehari ditambah dengan kalsium dari makanan.
6) Kebutuhan zat besi (fe) selama kehamilan meningkat signifikan terutama pada
trimester III yaitu 39 mg/hari. Peningkatan ini ini adalah untuk transfer ke
fetus, pembentukan plasenta, pembentukan sel darah merah dan
cadangan/kehilangan selama persalinan. Jika kebutuhan zat besi ini tidak
terpenuhi maka ibu hamil bisa mengalami anemia.
c. Personal Hygiene
Kebersihan harus tetap dijaga dalam masa kehamilan. Ibu hamil dianjurkan
untuk:
1) Ibu hamil dianjurkan mandi minimal 2 kali sehari, karena ibu hamil cenderung
mengalami peningkatan jumlah keringat. Hal ini juga bertujuan untuk

16
menyegarkan, merangsang sirkulasi, menghilangkan kotoran dimana mandi
dengan air bersih, dengan air yang tidak terlalu dingin atau tidak terlalu
hangat, gunakan sabun yang antiseptik.
2) Anjurkan ibu hamil untuk menjaga kebersihan gigi, jangan sampai timbul
karies, dan gangguan pada mulut lainnya.
3) Untuk kebersihan kuku dan rambut pada ibu hamil dianjurkan kuku bersih,
dipotong pendek dan tidak tajam, mencuci rambut 2-3 x seminggu.
4) Cairan vagina bertambah dalam masa kehamilan, untuk itu anjurkan ibu hamil
utnuk menggunakan pakaian dalam berbahan katun yang menyerap, sering
diganti apabila lembab atau basah. Hindari penggunaan panty liner, douching
vagina dan kenali cairan vagina yang abnormal.
d. Pakaian
Untuk kebutuhan pakaian ibu hamil, syarat pakaian untuk ibu hamil adalah
nyaman, mudah menyerap keringat, tidak ketat, berbahan lembut, kemudian
stagen atau penyangga perut bertujuan untuk mengurangi beban pada punggung
dengan syarat berbahan lembut dan mudah untuk menyerap keringat. Pada masa
kehamilan, massa dari payudara akan bertambah sehingga perlu adanya
penyangga dengan menggunakan bra yang bertali besar.
e. Eleminasi
Untuk memperlancar dan mengurangi kandung kemih, ibu hamil dianjurkan
untuk minum 8-12 cairan per hari. Ibu hamil akan lebih sering berkemih terutama
pada trimester I dan II maka ibu hamil harus menjaga kebersihan vagina serta
jangan mehanan kencing. Untuk buang air besar agar sering konstipasi,
suplementasi Fe menyebabkan konstipasi dan tinja berwarna hitam, perbanyak
makan sayur dan buah, serta konsumsi papaya sebagai pelaksana alami.
f. Seksual
Terjadi penurunan aktifitas seksual yang signifikan, disebabkan penurunan
libido, kekhawatiran bahwa hubungan seksual akan ‘menyakiti kehamilan. Jika
hubungan seks saat hamil menjadi sangat sulit dilakukan, terutama di masa akhir
kehamilan, pijatan dan pelukan penuh kasih sayang bisa menjadi gantinya,
bereksperimen dengan gaya baru hindarkan posisi yg menekan perut, jika beresiko
IMS gunakan kondom, hindarkan hubungan sex pada riwayat persalinan

17
prematur/PRM sebelumnya, riwayat vaginal bleeding, placenta previa, kehamilan
dengan penyulit lainnya, infeksi dan perlukaan pada vagina.
g. Mobilisasi dan Bodi Mekanik
Pada kehamilan terjadi Penambahan masa perut, perubahan hormonal
(relaxin), integrin, kekuatan jaringan ikat, perubahan postur pada trimester 3
terjadi lordosis. Saat duduk wanita yang hamil disarankan untuk duduk tegak,
penyangga, kaki tidak menggantung dan tidak duduk dalam posisi yang sama
lebih dari 30 menit.
h. Senam Hamil
Tujuan melakukan senam hamil adalah untuk menjaga ibu tetap sehat,
mempertahankan kemampuan fisik dan kekuatan otot selama kehamilan. Dalam
melakukan latihan fisik tidak dianjurkan jika ketuban pecah sebelum waktunya,
pendarahan, kehamilan kembar, anemia berat, tekanan darah tinggi, penyakit
jantung, diabetes militus dengan pengobatan insulin, riwayat persalinan
premature dan riwayat kegguran berulang.
i. Istirahat
Ibu hamil mengalami gangguan tidur dapat terjadi mulai trimester 1 yang
disebabkan tersering oleh gangguan kencing dan ketidaknyamanan pada kaki
(terutama pada trimester 3), gangguan tidur pada kehamilan berakibat pada
iritabilitas, lemah/letih dan gangguan konsentrasi serta telah dikaitkan dgn gejala
depresi pada kehamilan. Tidur siang diperlukan, walaupun tidak tidur hanya
beristirahat ± 1jam, kenyamanan dan ritual tidur dapat membantu efektifitas tidur
(Pakaian yang nyaman, lingkungan tidak panas, Mematikan perangkat elektronika
(TV, Hp, lampu dll), Minum susu ) dengan posisi; trimester 1 tidak bermasalah,
Trimester 2 dan 3 menghindarkan tidur terlentang, miring kanan/kiri, penyangga
perut dan guling dpt memberikan rasa nyaman.
j. Imunisasi
Kehamilan adalah pemberian kekebalan tubuh pada ibu hamil agar janin
terhindar dari Tetanus. Imunisasi TT di berikan pada seorang calon pengantin.
Sebelum hamil dan pada saat hamil. Ibu hamil minimal mendapat imunisasi TT 2
kali. Imunisasi 1 kali belum memberikan kekebalan pada kehamilan baru lahir
terhadap penyakit tetanus sehingga bayi umur kurang dari 1 bulan bisa terkena

18
tetanus melalui luka tali pusat. Pemberian imunisasi diatur dalam pasal 27
Permenkes No 42 tahun 2013.
k. Traveling
Pada ibu hamil trimester 1 tidak ada batasan untuk traveling, kecuali keluhan
morning sickness yg mungkin mengganggu, untuk traveling dengan pesawat jika
dalam kondisi normal tanpa komplikasi hingga umur kehamilan 36 minggu,
namun kebijakan beberapa maskapai tidak mengijinkan terbang pada umur
kehamilan lebih dari 28 minggu. Traveling dengan mobil dengan syarat sering
beristirahat dan meluruskan kaki (dalam 1 jam), perubahan posisi lebih sering,
jika mengalami nyeri punggung pergunakan bantal kecil/handuk dibawah
pinggang.hal yang harus diperhatikan ketika akan melakukan traveling adalah
melakukan pemeriksaan kehamilan sebelum traveling untuk memastikan
kesehatan dan masalah kesehatan yang bisa saja terjadi, anjurkan untuk membawa
catatan kesehatan/buku KIA/hasil pemeriksaan lain yang relevan dalam
perjalanan, membawa obat-obatan di tas tangan, simpan nomor telepon
bidan/dokter yg merawat juga oleh pasangan, dan cari informasi tentang RS atau
tempat pelayanan kesehatan di tempat tujuan. Kemudian ibu hamil juga harus
menghindari mengangkat barang berlebih selama perjalanan, metal detektor cukup
aman dengan radiasi minimal, banyak minum air putih untuk menghindari
dehidrasi, hindari minuman beralkohol, caffeine atau soda dalam perjalanan,
beberapa penerbangan tidak menyediakan makanan; sediakan makanan ringan
secukupnya utk menghindarkan hypogikemi/mual.
l. Persiapan Laktasi
Menyusui perlu dipersiapkan sejak kehamilan untuk menghindarkan
kegagalan proses laktasi. Terpenting adalah meyakinkan ibu bahwa ‘ia bisa
menyusui’, membangun sikap positif ibu terhadap laktasi dan menyusui,
menemukan kelainan sedini mungkin dan mengatasinya (pada payudara) serta ibu
hamil dapat memeriksa sendiri dengan teknik SADARI (periksa payudara
sendiri). Hal yang perlu diperhatikan adalah pemeriksaan payudara sejak
kunjungan pertama, lalu pada payudara masuk perawatan payudara dilakukan
sejak usia 12 minggu, serta payudara datar tidak perlu melakukan tindakan

19
tersebut. Ibu hamil juga harus membersihkan payudara sejakumur kehamilan 6-9
bulan dengan minyak kelapa.
m. Persiapan Persalinan dan Kelahiran Bayi
1) Membuat rencana persalinan
a) Menentukan tempat persalinan
b) Memilih tenaga kesehatan terlatih; menjalin hubungan saling percaya;
memperlancar proses persalinan
c) Tentukan bidan pengganti jika penolong utama berhalangan
d) Sepakati cara menghubungi bidan
e) Tentukan transport ke tempat pelayanan persalinan
f) Tentukan siapa yang menemani saat persalinan
g) Biaya persalinan dan cara pembayaran
h) Diskusikan siapa yang menjaga anak selama proses persalinan
2) Membuat rencana dan pengambilan keputusan jika terjadi kegawatdaruratan
a) Siapa pengambil keputusan utama
b) Tentukan pengambil keputsan kedua jika pengambil keputusan utama
berhalangan
3) Mempersiapan rencana jika terjadi kegawatdaruratan
a) Tentukan dimana ibu melahirkan
b) Dimana akan dirujuk jika terjadi kegawatdaruratan
c) Cara menjangkau tempat pelayanan dalam situasi kegawatdaruratan
d) Dana jika terjadi kegawatdaruratan
e) Calon donor
4) Rencana pola menabung
Dalam hal ini, calon ibu dan ayah diharapkan mempersiapkan biaya yang
akan digunakan saat persalinan nanti, salah satunya dengan menabung dari
awal kehamilan, sehingga jika nanti ada hal-hal yang terjadi tidak terduga,
uang tersebut bias digunakan.
5) Mempersiapkan peralatan untuk persalinan
a) Persiapan ibu
b) Persiapan Bayi
n. Pemantauan Kesejahteraan Janin

20
Untuk memantau kesejahteraan janin, ibu dapat melakukan salah satu cara
yaitu fetal movement counting, dimana letakkan 10 benda kecil seperti koin,
kelereng atau yang lainnya dalam mangkuk, lalu ambil satu benda tersebut setiap
bayi bergerak, keseluruhan benda tersebut habis dalam dua jam, namun bila tidak
habis mka ibu harus menghubungi petugas kesehatan, kemudian tenukan waktu
yang tepat untuk FMC, janin biasanya akan aktif bergerak dan ibu mempunyai
waktu luang yang cukup untuk menghitung gerakan.
2. Kebutuhan psikologis Ibu Hamil Trimester I, II, dan III
a. Social support
Dukungan selama masa kehamilan sangat dibutuhkan bagi seorang wanita
yang sedang hamil, terutama dari orang terdekat apalagi bagi ibu yang baru
pertama kali hamil. Seorang wanita akan merasa tenang dan nyaman dengan
adanya dukungan dan perhatian dari orang – orang terdekat.
1) Suami
Dukungan dan peran serta suami dalam masa kehamilan terbukti
meningkatkan kesiapan ibu hamil dalam menghadapi kehamilan dan proses
persalinan, bahkan juga memicu produksi ASI.
2) Keluarga
Dukungan keluarga dapat berbentuk: ayah-ibu kandung maupun mertua
sangat mendukung kehamilan ini.
3) Lingkungan
Dukungan lingkungan dapat berupa:
a) Doa bersama untuk keselamatan ibu dan bayi dari ibu-ibu
pengajian/perkumpulan/kegiatan yang berhubungan dengan
sosial/keagamaan.
b) Membicarakan dan menasehati tentang pengalamaan hamil dan
melahirkan
c) Adanya diantara mereka yang bersedia mengantarkan ibu untuk periksa
d) Menunggui ibu ketika melahirkan
e) Mereka dapat menjadi seperti saudara ibu hamil
4) Tenaga Kesehatan

21
Dukungan yang dapat diberikan oleh tenaga kesehatan adalah melalui kelas
antenatal atau dengan memberikan kesempatan kepada ibu hamil yang
mengalami masalah untuk berkonsultasi.
b. Sibling
Dalam hal ini, yang biasanya terjadi adalah dengan adanya kehadiran bayi
baru yang menimbulkan rasa cemburu atau menganggap merebut kasih
sayang orang tua. Dimana respon dipengaruhi oleh respon dari orang tua,
usia anak, lama waktu berpisah dengan orang tua. Untuk itu terkait peran
orang tua dalam mengatasi masalah ini adalah :
1) Orang tua harus membuat anak yang lebih tua merasa dikasihi dan
diinginkan
2) Mengatasi rasa bersalah yang timbul dari pemikiran bahwa anak yang
lebih tua mendapat perhatian dan waktu yang kurang
3) Mengembangkan rasa percaya diri bahwa mereka mampu mengasuh lebih
dari satu anak
4) Menyesuaikan waktu dan ruang untuk menampung bayi baru yang akan
lahir
5) Memantau perlakuan anak yang lebih tua terhadap bayi yang masih lemah
dan mengalihkan perilaku agresif

A. Asuhan Kehamilan Kunjungan Awal Dan Kunjungan Ulang


1. Asuhan Kunjugan Awal
Kunjungan pertama (K1) adalah kontak pertama ibu hamil dengan tenaga
kesehatan yang mempunyai kompetensi, untuk mendapatkan pelayanan terpadu
dan komprehensif sesuai standar. Kontak pertama harus dilakukan sedini
mungkin pada trimester pertama, sebaiknya sebelum minggu ke 8. Dalam
melakukan pemeriksaan antenatal, tenaga kesehatan harus memberikan pelayanan
yang berkualitas sesuai standar.
a. Tujuan Kunjungan Awal
Kunjungan awal ibu hamil adalah suatu bidang khusus yang dipakai para
spesialis kebidanan untuk menyampaikan informasi penting kepada satu sama

22
lain dalam menjelaskan hubungan antara wanita dan kehamilannya.
Tujuan kunjungan antara lain :
1) Menentukan tingkat kesehatan ibu dengan melakukan pengkajian riwayat
lengkap dan uji skrining yang tepat.
2) Menetapkan catatan dasar tentang tekanan darah, urinalisis, nilai darah, serta
pertumbuhan dan perkembangan janin dapat digunakan sebagai standar
pembanding sesuai kemajuan kehamilan
3) Mengidentifikasikan faktor risiko dengan mendapatkan riwayat detil
kebidanan masa lalu dan sekarang.
4) Memberi kesempatan pada ibu dan keluarga untuk mengekspresikan dan
mendiskusikan adanya kekhawatiran tentang kehamilan saat ini, proses
persalinan, serta masa nifas.
5) Menganjurkan adanya pemeliharaan kesehatan masarakat dalam upaya
mempertahankan kesehatan ibu dan perkembangan kesehatan bayinya.
6) Membangun hubungan saling percaya karena ibu dan bidan adalah mitra
dalam asuhan.
b. Tahapan Kunjungan Awal
1) Anamnesis
Sebelum menganamnesa klien, bidan terlebih dahulu harus menunjukkan
sikap dan perilaku sebagai berikut.
a) Menyambut pasien dan keluarga dengan sopan dan ramah
b) Memperkenalkan diri kepada pasien dan keluarga
c) Mempersilahkan pasien duduk dan komunikatif
d) Tanggap terhadap reaksi pasien dan kontak mata
e) Sabar dan teliti
Setelah hal-hal di atas dilakukan, selanjutnya bidan mulai melakukan
pengambilan data yaitu dengan cara menganamnesa klien. Langkah-langkahnya
yaitu sebagai berikut :
a) Menanyakan identitas pasien dan suami atau penanggung jawab meliputi :
nama, umur, suku/bangsa/etnis/ keturunan, agama, pendidikan, pekerjaan,
alamat bekerja
b) Menanyakan keluhan pasien

23
c) Menanyakan riwayat menstruasi yang terdiri atas usia menarche, siklus,
lamanya, karakteristik dan masalah menstruasi
d) Menanyakan tentang kehamilan sekarang meliputi usia kehamilan, Hari
Pertama Haid Terakhir (HPHT), Hari Perkiraan Lahir (HPL), gerakan janin,
tanda bahaya dan penyulit, imunisasi, obat yang dikonsumsi/jamu, keluhan
tiap trimester (TM) dan penanganan yang telah diterima, kekhawatiran
khusus atau keluhan lain yang dirasakan selain keluhan utama
e) Menanyakan tentang kehamilan dan persalinan yang meliputi : jumlah
kehamilan dan persalinan, kapan, dimana, penolong persalinan yang
dilakukan, perdarahan, perineum robek spontan/episiotomi, masalah nifas
f) Menanyakan keadaan bayi yang lalu meliputi : jenis kelamin, berat badan
lahir, minum ASI, minum susu tambahan, adakah masalah khusus
g) Menanyakan riwayat penyakit yang meliputi :
(1) Riwayat kesehatan sekarang meliputi penyakit menular seperti: TBC,
hepatitis. Penyakit menurun seperti: DM, Asma dan Hipertensi
(2) Riwayat kesehatan yang lalu meliputi: pernah dirawat di RS atau pernah
menjalani operasi
(3) Riwayat kesehatan keluarga meliputi: kehamilan kembar, penyakit
menular dalam keluarga, penyakit keturunan dan penyakit alergi
(4) Menanyakan riwayat perkawinan dan riwayat KB
(5) Menanyakan pola nutrisi (makan dan minum)
(6) Menanyakan pola eliminasi BAB dan BAK
(7) Menanyakan pola aktifitas, istirahat dan tidur
(8) Menanyakan pola seksualitas, sosial budaya dan ekonomi
(9) Menanyakan pola psikologi ibu dan respon ibu serta keluarga terhadap
kehamilannya
(10) Menanyakan apakah ibu minum tablet Fe, caranya, obat-obatan lain dan
pengetahuan ibu terhadap ANC
2) Pemeriksaan Fisik
a) Tinggi badan, berat badan dan tekanan darah, LILA, Tanda-tanda vital
b) Pemeriksaan head to toe yang meliputi

24
Kepala bentuk, rambut (warna, kebersihan, mudah rontok/ tidak
Muka cloasma, jerawat, sianosis, berkeringat
Mata sklera, konjungtiva, gangguan penglihatan, kotoran/secret
Telinga kebersihan, gangguan pendengaran, terlihat massa
Hidung kebersihan, gangguan pernafasan
Mulut karies gigi, kebersihan mulut dan lidah, kelembaban bibir, stomatis,
perdarahan gusi
Leher pembesaran kelenjar limfe, tiroid, vena jugularis
Dada retraksi dada, denyut jantung teratur, wheezing
Payudara bentuk, hiperpigmentasi areola, kondisi puting susu, benjolan,
pengeluaran kolostrum
Ekstremitas bentuk, kebersihan tangan, kuku, pucat di ujung jari, warna merah
atas pada telapak tangan
Abdomen pembesaran perut, simetris/tidak, sesuai dengan usia
kehamilan/tidak, striae gravidarum, luka bekas operasi, linea nigra

Palpasi Leopold
Leopold I bertujuan untuk mengetahui letak fundus uteri dan bagian lain yang
terdapat pada bagian fundus uteri dengan cara : wajah pemeriksa
menghadap kearah ibu dan tentukan bagian janin yang ada pada fundus
Mengukur TFU menurut Mc Donald untuk menghitung Taksiran
Berat Janin (TBJ). Cara pengukuran adalah tempatkan metline skala 0
di atas simfisis dan ukur TFU dengan melihat metline dalam cm.
Jika belum masuk panggul : (TFU-12) x 155
Jika sudah masuk panggul : (TFU-11) x 155
Leopold II bertujuan untuk menentukan punggung dan bagian kecil janin di
sepanjang sisi maternal
Leopold III bertujuan untuk menentukan persentasi dari janin dan sudah masuk
dalam pintu panggul.
Leopold IV bertujuan untuk meyakinkan hasil yang ditemukan pada pemeriksaan
Leopold III dan untuk mengetahui sejauh mana bagian presentasi
sudah masuk pintu atas panggul.

DJJ dihitung satu menit penuh (Frekuensi/menit, teratur/tidak, punktum


maksimum
Pemeriksaan Pemeriksaan panggul luar, pemeriksaan panggul dalam
panggul

25
Genitalia tidak ada varises, tanda Chadwick, pembesaran kelenjar Bartholini,
luar keputihan
Genitalia vagina, serviks, tanda infeksi pada serviks, teraba promontorium atau
dalam tidak
Pemeriksaan Tanda hegar
bimanual

Rektum kebersihan, hemoroid

Ekstremitas bentuk, varises, kebersihan kuku, pucat pada ujung jari kaki, teraba
bawah dingin atau panas-infeksi vena, refleks patella (kanan dan kiri)

3) Pemeriksaan Laboratorium
a) Pemeriksaan darah : haemoglobin, hematokrit, golongan darah, faktor resus.
b) Pemeriksaan urin untuk melihat adanya gula, protein, dan kelainan pada
sedimen.
c) STS (serologic test for syphilis)
d) Bila perlu, test antibodi toksoplasmosis, rubella, dan lain-lain

2. Asuhan Kunjungan Ulang


Kunjungan ulang adalah setiap kali kunjungan antenatal yang dilakukan
setelah kunjungan antenatal pertama sampai memasuki persalinan. Asuhan
kunjungan ulang terdiri dari :
a. Mengevaluasi Data Dasar
Pada tahap ini bidan melakukan evaluasi data dasar yang dipertimbangkan
dalam menegakkan diagnosis pada kunjungan yang pertama.
b. Mengevaluasi Keefektifan Manajemen atau Asuhan
Bidan melakukan penilaian mengenai efektifitas asuhan yang sudah
dilaksanakan pada kunjungan sebelumnya. Kegiatan ini bertujuan agar hal
yang kurang efektif pada asuhan sebelumnya tidak terulang lagi serta
memastikan aspek efektif agar tetap dipertahankan. Pada tahap ini kegiatan
yang dilakukan adalah:
1) Menanyakan kembali pada pasien mengenai apa yang sudah dilakukan
pada kunjungan sebelumnya.

26
2) Melakukan pemeriksaan fisik terutama hal-hal yang berfokus pada
pemantauan kesehatan ibu dan janin.
c. Pengkajian Data Fokus
Riwayat untuk Deteksi Komplikasi dan Ketidaknyamanan
d. Riwayat
1) Menanyakan bagaimana perasaan pasien sejak kunjungan terakhirnya.
2) Menanyakan apakah pasien mempunyai pertanyaan atau kekhawatiran
yang timbul sejak kunjungan terakhir.
3) Gerakan janin dalam 24 jam terakhir.
e. Deteksi Ketidaknyamanan
1) Menanyakan keluhan-keluhan yang biasa dialami oleh ibu hamil.
2) Menanyakan kemungkinan tanda-tanda bahaya yang dialami oleh ibu.
f. Pemeriksaan Fisik
Pada tiap kunjungan ulang antenatal, pemeriksaan fisik dilakukan untuk
mendeteksi tiap tanda-tanda keluhan ibu dan evaluasi pada janin.
1) Janin : DJJ, ukuran janin, letak dan presentasi.
2) Aktivitas/Gerakan Janin : Dalam waktu 12 jam, normal gerakan janin
minimal 10 kali.
3) Ibu : Tekanan darah, berat badan, tanda-tanda bahaya, tinggi fundus uteri,
umur kehamilan, pemeriksaan vagina
g. Pemeriksaan Laboratorium
1) Darah.
Dengan pemeriksaan Hb.
2) Urine.
Dengan pemeriksaan Protein dan Glukosa.
h. Mengembangkan Rencana Sesuai dengan Kebutuhan dan Perkembangan
Kehamilan
1) Jelaskan mengenai ketidaknyamanan normal yang dialami ibu.
2) Sesuai dengan usia kehamilan, ajarkan ibu tentang materi pendidikan
kesehatan pada ibu.
3) Diskusikan mengenai rencana persiapan kelahiran dan jika terjadi
kegawatdaruratan.

27
4) Ajarkan ibu untuk mengenali tanda-tanda bahaya, pastikan untuk
memahami apa yang dilakukan jika menemukan tanda bahaya.
5) Buat kesepakatan untuk kunjungan berikutnya.

B. Manajemen Varney dan Dokumentasi Asuhan Kehamilan


1. Langkah-Langkah Manajemen Kebidanan
Manajemen kebidanan adalah pendekatan yang digunakan oleh bidan
dalam menerapkan metode pemecahan masalah secara sistematis, mulai dari
pengkajian, analisis data, diagnosa kebidanan, perencanaan, pelaksanaan dan
evaluasi.
Pada tahun 1997, Helen Varney menyempurnakan proses 5 langkah
tersebut menjadi 7 langkah (Heryani Reni, 2011), langkah-langkah tersebut
yaitu:
a. Langkah I : Pengumpulan Data Dasar
Pada langkah pertama ini dilakukan pengumpulan data dasar untuk
mengumpulkan semua data yang diperlukan guna mengevaluasi keadaan klien
secara lengkap. Data terdiri atas data subjektif dan data objektif. Data subjektif
dapat diperoleh melalui anamnesa langsung, maupun meninjau catatan
dokumentasi asuhan sebelumnya, dan data objektif didapatkan dari
pemeriksaan langsung pada pasien. Pada langkah pertama ini dikumpulkan
semua informasi yang akurat dari semua sumber yang berkaitan dengan
kondisi klien.
b. Langkah II: Interpretasi Data Dasar
Pada langkah ini, data dasar yang sudah dikumpulkan diinterpretasikan
sehingga ditemukan diagnosis yang sfesifik (sesuai dengan “nomenklatur
standar diagnosa”) dan atau masalah yang menyertai. Dapat juga dirumuskan
kebutuhan klien berdasarkan interpretasi yang benar atas data-data yang telah
dikumpulkan. Masalah dan diagnosis keduanya digunakan karena beberapa
masalah tidak dapat diselesaiakan seperti diagnosis, tetapi membutuhkan
penanganan yang dituangkan ke dalam sebuah rencana asuhan terhadap klien.
Masalah sering berkaitan dengan pengalaman wanita yang diidentifikasi oleh
bidan. Masalah ini sering menyertai diagnosa.

28
c. Langkah III: Mengidentifikasi Diagnosa atau Masalah Potensial
Pada langkah ini kita mengidentifikasi masalah atau diagnosa potensial lain
berdasarkan rangkaian masalah dan diagnosa yang sudah diidentifikasi.
Langkah ini membutuhkan antisipasi, bila memungkinkan dilakukan
pencegahan. Sambil mengamati klien, bidan diharapkan dapat bersiap-siap
bila diagnosa/masalah potensial ini benar-benar terjadi.
d. Langkah IV: Mengidentifikasi dan Menetapkan Kebutuhan yang Memerlukan
Penanganan Segera
Pada langkah ini, bidan mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan
untuk dikonsultasikan atau ditangani bersama dengan anggota tim kesehatan
yang lain sesuai kondisi klien. Dalam kondisi tertentu seorang wanita
mungkin akan memerlukan konsultasi atau kolaborasi dengan dokter atau tim
kesehatan lainnya seperti pekerja sosial, ahli gizi atau seorang ahli perawatan
klinis bayi baru lahir. Dalam hal ini bidan harus mampu mengevaluasi kondisi
setiap klien untuk menentukan kepada siapa konsultasi dan kolaborasi yang
paling tepat dalam manajemen asuhan kebidanan.
e. Langkah V: Merencanakan Asuhan yang Menyeluruh
Pada langkah ini direncanakan asuhan yang menyeluruh, ditentukan oleh
langkah-langkah sebelumnya. Langkah ini merupakan kelanjutan manajemen
terhadap diagnosa atau masalah yang telah diidentifikasi atau diantisipasi, dan
pada langkah ini reformasi/data dasar yang tidak lengkap dapat dilengkapi.
Rencana asuhan yang menyeluruh tidak hanya meliputi apa yang sudah
teridentifikasi dari kondisi klien atau dari setiap masalah yang berkaitan tetapi
juga dari kerangka pedoman antisipasi terhadap wanita tersebut seperti apa
yang diperkirakan akan terjadi berikutnya apakah dibutuhkan penyuluhan,
konseling, dan apakah perlu merujuk klien bila ada masalah-masalah yang
berkaitan dengan sosial-ekonomi, kultural atau masalah psikologis.
f. Langkah VI: Melaksanakan Perencanaan
Pada langkah ini, rencana asuhan menyeluruh seperti yang telah diuraikan
pada langkah kelima dilaksanakan secara efisien dan aman. Perencanaan ini
bisa dilakukan oleh bidan atau sebagian dilakukan oleh bidan dan sebagian
lagi oleh klien, atau anggota tim kesehatan yang lain. Jika bidan tidak

29
melakukannya sendiri, ia tetap memikul tanggung jawab untuk mengarahkan
pelaksanaannya (misalnya : memastikan agar langkah-langkah tersebut benar-
benar terlaksana). Dalam situasi dimana bidan dalam manajemen asuhan bagi
klien adalah bertanggung jawab terhadap terlaksananya rencana asuhan
bersama yang menyeluruh tersebut. Manajemen yang efisien akan mengurangi
waktu dan biaya serta meningkatkan mutu dari asuhan klien.
g. Langkah VII: Evaluasi
Pada langkah ke-tujuh ini dilakukan evaluasi keefektifan dari asuhan yang
sudah diberikan, meliputi pemenuhan kebutuhan akan bantuan apakah benar-
benar telah terpenuhi sesuai dengan sebagaimana telah diidentifikasi dalam
masalah dan diagnosis. Rencana tersebut dapat dianggap efektif jika memang
sesuai dengan masalah dan diagnosis klien, juga benar dalam pelaksanaannya.
Disamping melakukan evaluasi terhadap hasil asuhan yang telah diberikan,
bidan juga dapat melakukan evaluasi terhadap proses asuhan yang telah
diberikan. Dengan harapan, hasil evaluasi proses sama dengan hasil evaluasi
secara keseluruhan.
2. Model Dokumentasi Kebidanan
Model dokumentasi yang digunakan dalam asuhan kebidanan adalah dalam
bentuk catatan perkembangan, karena bentuk asuhan yang diberikan
berkesinambungan dan mengunakan proses yang terus menerus. Dokumentasi
SOAP sebagai berikut :
S = Data informasi yang subjektif (hasil anamnesa)
O = Data informasi objektif (hasil pemeriksaan, observasi)
A = Mencatat hasil analisa (diagnosa dan masalah kebidanan)
P = Mencatat seluruh penatalaksanaan yang dilakukan (tindakan antisipasi,
tindakan segera, tindakan rutin, penyuluhan, support, kolaborasi, rujukan dan
evaluasi), yang ditulis dalam kalimat aktif.
Dokumentasi asuhan kebidanan pada ibu hamil merupakan bentuk dari
catatan dari asuhan kebidanan yang dilaksanakan pada ibu hamil, yakni mulai
dari trimester I sampai dengan trimester III yang meliputi pengkajian,
pembuatan diagnosis kebidanan, pengidentifikasikan masalah terhadap
tindakan segera dan melakukan kolaborasi dengan dokter atau tenaga

30
kesehatan lain serta menyusun asuhan kebidanan dengan tepat dan rasional
berdasarkan keputusan yang dibuat pada langkah sebelumnya.
Lingkup dari masalah ini adalah masalah kehamilan dimulai dari konsepsi
sampai 9 bulan yang terbagi atas tiga trimester, yakni trimester I (mulai
kehamilan awal sampai dengan 14 minggu), trimester II (antara kehamilan 14
minggu sampai dengan 28 minggu) dan trimester III (antara kehamilan 28
minggu sampai dengan 36 minggu atau sesudah 36 minggu) format
pendokumentasian atenatal dirancang secara tradisional untuk mengumpulkan
informasi yang sesuai dengan sistem tubuh. Sistem tubuh yang di kaji secara
khusus adalah : mata, telinga, hidung, sistem respiratorius, sistem integumen,
sistem kardiovaskuler, sistem muskulus letal, sistem neurologi, dan sistem
gastro intestinal.

A. Budaya Lokal dan Pariwisata yang Menyangkut Kehamilan


Persepsi tentang kehamilan yang dimilikioleh masyarakat sangat menentukan
perilaku masyarakat terhadap kehamilan. Persepsi tentang kehamilan ini terbentuk
berdasarkan kepercayaan-kepercayaan dan simbol-simbol yang dimiliki oleh
masyarakat.
Kebudayaan Bali merupakan satu sosok kebudayaan yang unik dengan jati diri
yang khas. Jati diri tersebut merupakan rajutan fisik, simbol, kelembagaan dan
gaya yang bersifat lokal, terpadu dengan sistim kepercayaan, sistim filosofis yang
menekankan sifat ekonomis yang dijiwai agama Hindu. Masyarakat Bali masa
kini sebagai refleksi masyarakat transpormatif yang bergerak semakin heterogen
dengan dua dikotomi kebudayaan yaitu : Kebudayaan Tradisional dan
Kebudayaan Modern. Disisi lain, Kebudayaan Bali mencakup unsur-unsur yang
sangat banyak beragam, salah satu diantaranya adalah unsur upacara.
Upacara bayi dalam kandungan atau Upacara Megedong-Gedongan adalah
Upacara Kehamilan. Menurut Kanda Pat Rare mengatakan dalam proses
kehamilan karena "Kama Jaya" (Sperma dari Ayah) bertemu dengan "Kama
Ratih" (Ovum dari ibu) terjadilah pembuahan. Semakin besar terwujudlah Jabang
Bayi. Upacara Megedong-gedongan adalah Upacara yang ditujukan kepada Bayi
yang masih berada di dalam Kandungan dan merupakan Upacara pertama

31
dilaksanakan pada saat Bayi berumur 5 bulan Bali ( kurang lebih 6 Bulan
kalender), karena wujud Bayi sudah dianggap sempurna. Pelaksanaan upacara
Magedong-gedongan berfungsi sebagai penyucian terhadap Bayi. Disisi lain juga
berarti agar kedudukan Bayi dalam Kandungan agar baik kuat tidak abortus.
Secara bathiniah agar Sang Bayi kuat mulai setelah lahir menjadi orang yang
berbudi luhur, berguna bagi Keluarga dan Masyarakat Demikian juga
dimohonkan keselamatan atas diri si Ibu agar sehat, selamat waktu melahirkan.
Budaya lokal Indonesi biasanya setiap ibu hamil akan mengalami mual
muntah saat awal kehamilan, rata-rata ibu hamil mengalaminya di trimester I.
menurut jurnal berjudul Aromaterapi Lemon Menurunkan Mual Muntah
pada Ibu Hamil Trimester I dimana ini terkait dengan budaya lokal kita di
Indonesia yang senang menggunaan bahan-bahan tradisional untuk obat-obatan.
Mual muntah dapat ditangani secara farmakologi dengan diberikan obat-
obatan untuk mengurangi mual muntah seperti Obat anti emetik/ vitamin B6, akan
tetapi dari obat-obatan tersebut mempunyai efek samping antara lain seperti ; sakit
kepala, diare dan mengantuk Pengobatan lain yang bisa diberikan adalah secara
non farmakologi atau terapi komplementer yang mempunyai kelebihan lebih
murah dan tidak mempunyai efek farmakologi, salah terapi yang aman dan bisa
diberikan pada ibu hamil yang mengalami mual muntah dengan memberikan
aromaterapi lemon (Laura, 2009. Kia, et al 2013).
Aromaterapi salah satu terapi non farmakologi pada saat ini mulai
banyak digunakan di Inggris dan Eropa, dengan ketersediaan dilaporkan pada
76% didepartemen obstetric Jerman, aromaterapi baru-baru ini diperkenalkan
ke AS rumah sakit dan klinik (Seol et al., 2010;. Horowitz, 2011; Conrad, 2010 in
Smith V 2012). Aromaterapi lemon berasal dari ekstraksi kulit jeruk lemon
(Citrus Lemon) merupakan salah satu jenis aromaterapi yang aman untuk
kehamilan dan melahirkan (Medforth, 2013). Pada penelitian ini seluruh
responden menyukai bau dari aromaterapi lemon. Minyak essensial lemon
mengandung limonene 66-80%, geranil asetat, nerol, linalil asetat, β pinene 0,4–
15%, α pinene 1-4%, terpinene 6-14% dan myrcen (Young, 2011).

E. Konsep Tri Hita Karana

32
1. Pengertian Tri Hita Karana
Istilah Tri Hita Karana pertama kali muncul pada tanggal 11 Nopember
1966, pada waktu diselenggarakan Konferensi Daerah l Badan Perjuangan Umat
Hindu Bali bertempat di Perguruan Dwijendra Denpasar. Konferensi tersebut
diadakan berlandaskan kesadaran umat Hindu akan dharmanya untuk berperan
serta dalam pembangunan bangsa menuju masyarakat sejahtera, adil dan makmur
berdasarkan Pancasila. Kemudian istilah Tri Hita Karana ini berkembang, meluas,
dan memasyarakat.
Tri Hita Karana bersifat universal merupakan landasan hidup menuju
kebahagiaan lahir dan batin. Secara leksikal Tri Hita Karana berarti tiga penyebab
kesejahteraan. (Tri = tiga, Hita = sejahtera, Karana = penyebab). Tri Hita
Karana ,berasal dari bahasa sansekerta. Pengertian Tri Hita Karana adalah tiga hal
pokok yang menyebabkan kesejahteraan dan kemakmuran hidup manusia. Konsep
ini muncul berkaitan erat dengan keberadaan hidup bermasyarakat di Bali.
Berawal dari pola hidup ini muncul dan berkaitan dengan terwujudnya suatu desa
adat di Bali. Bukan saja berakibat terwujudnya persekutuan teritorial dan
persekutuan hidup atas kepentingan bersama dalam bermasyaraakat, juga
merupakan persekutuan dalam kesamaan kepercayaan untuk memuja Tuhan atau
Sang Hyang Widhi. Dengan demikian suatu ciri khas desa adat di Bali minimal
mempunyai tiga unsur pokok,yakni : Wilayah, Masyarakat dan Tempat Suci untuk
memuja Tuhan/Sang Hyang Widhi. Perpaduan tiga unsur itu secara harmonis
sebagai landasan untuk terciptanya rasa hidup yang nyaman, tenteram, dan damai
secara lahiriah maupun bathiniah.

2. Unsur- unsur Tri Hita Karana


Unsur- unsur Tri Hita Karana ini meliputi:
a. Sanghyang Jagatkarana.
b. Bhuana.

c. Manusia
Unsur- unsur Tri Hita Karana itu terdapat dalam kitab suci Bagawad Gita
(III.10), berbunyi sebagai berikut:
Bagawad Gita (III.10) Artinya :

33
Sahayajnah prajah Pada jaman dahulu Prajapati
sristwa pura waca menciptakan manusia dengan
prajapatih anena yadnya dan bersabda: dengan ini
prasawisya dhiwan esa engkau akan berkembang dan akan
wo'stiwistah kamadhuk menjadi kamadhuk dari
keinginanmu.

Dalam sloka Bhagavad-Gita tersebut ada nampak tiga unsur yang


saling beryadnya untuk mendapatkan yaitu terdiri dari:
Prajapati = Tuhan Yang Maha Esa
Praja = Manusia

3. Penerapan Tri Hita Karana


a. Parahyangan
    Penerapan dari prahyangan dapat ditujukan dengan upaya – upaya
pelaksanaan Dewa Yadnya. Karena Prahyangan itu merupakan
hubungan antara manusia dengan Tuhan, maka penerapannya dapat
dilaksanakan dengan Dewa Yadnya. Misalnya dengan
membersihkan pura-pura, rajin sembahyang dan juga dengan
melaksanakan ajaran-ajaran agama dan menjauhi larangan-larangan
Tuhan. Penerapan parhyangan di tingkat daerah adalah berupa
Kahyangan Jagat. Sesuai arti harafiahnya, Pura Kahyangan Jagat
adalah pura yang universal. Seluruh umat ciptaan Tuhan sejagat
boleh bersembahyang ke sana. Pura Kahyangan Jagat tersebar di
seluruh dunia.
b. Pawongan
Penerapan pawongan adalah terjaga dan terjalinnya hubunan yang
baik antara manusia yang satu dengan manusia yang lainnya. Hal ini
dapat muncul dengan adanya sikap tenggang rasa saling memiliki
antara umat beragama, saling menghargai dan saling tolong-
menolong dengan setiap orang. Jika hal tersebut telah dilaksanakan
maka akan terciptalah hubungan yang harmonis dan selaras antara

34
masyarakat baik itu yang sama agamanya maupun yang berbeda
agama. Dengan saling menjaga hubungan yang baik antar manusia
maka manusia tersebut akan dapat menciptakan suasana kehidupan
yang aman, nyaman damai dan tentram. Sehingga tujuan hidup
manusia dapat terpenuhi dengan baik.
c. Palemahan
Palemahan merupakan hubungan manusia dengan alam
lingkungannya. Seperti yang kita ketahui sekarang ini telah banyak
terjadi bencana alam. Hal ini sebenarnya disebabkan oleh ulah
manusia itu sendiri. Kita hendaknya tetap menjaga kelestarian alam
agar tidak terjadi hal-hal yang tidak kita inginkan seperti bencana
alam yang terjadi kebanyakan ini. Kita harus menjaga kebersihan
alam kita tidak boleh hanya menguras isi alam itu saja dan tidak
memperhatikannya. Kita sebagai manusia hendaknya dapat
membedakan mana sebaiknya yang mesti kita lakukan dan mana
yang tidak patut untuk dilakukan. Agar Tuhan tidak murka, maka
kita harus menjaga ciptaanNya dengan baik. Alam ini merupakan
ciptaan Tuhan yang patut untuk dijaga kelestariannya.
4. Tujuan Tri Hita Karana
Atas dasar itu dikembangkan pula konsep Tri Hita Karana yang
mengambil peranan manusia sebagai sentral atau penentu terwujudnya
kebaikan dan kesejahteraan. Tri Hita Karana bermakna sebagai tiga
hal yang mewujudkan kebaikan dan kesejahteraan yakni Parhyangan,
yaitu hubungan yang harmonis dan seimbang antara manusia dengan
Tuhan, Pawongan, yaitu hubungan yang harmonis antara manusia
dengan sesama manusia, dan Palemahan, yaitu hubungan yang
harmonis dan seimbang antara manusia dengan alam.
Kaitan Tri Hita Karana dengan falsafah Tri Murti, Tri Kahyangan, dan
Tri Kaya Parisudha, adalah untuk mencapai tujuan hidup yang
sejahtera lahir dan bathin (mokshartam jagaditaya ca iti dharmah),
manusia hendaknya mampu melaksanakan Tri Kaya Parisudha:
pikiran yang baik, perkataan yang baik dan benar, dan perbuatan yang

35
baik untuk dapat terwujud kesehatan jasmani dan rohani. Dengan
menerapkan Tri Hita Karana secara mantap, kreatif dan dinamis akan
terwujudlah kehidupan harmonis yang meliputi pembangunan
manusia seutuhnya yang astiti bakti terhadap Sanghyang Widhi Wasa/
Tuhan Yang Maha Esa, cinta kepada kelestarian lingkungan serta
rukun dan damai dengan sesamanya

36
37
BAB III
TINJAUAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL NY ‘D’’ G1P0000

UMUR KEHAMILAN 36 MINGGU DI PUSKESMAS II

DENPASAR SELATAN TAHUN 2020

Tanggal pengkajian : 31 Maret 2020

Jam : 09.30 Wita

DATA SUBJEKTIF

A. BIODATA
Ibu Suami

Nama Ibu : Ny “D” Nama Suami : Tn “A”


Umur : 24 tahun Umur : 25 tahun
Suku/Bangsa : Bali Suku/Bangsa : Bali
Agama : Hindu Agama : Hindu
Pendidikan : S1 Pendidikan : S1
Pekerjaan : Pegawai swasta Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Jl. Noja No.136 Alamat : Jl. Noja No.136
No. Hp: 081234711xxx No. Hp: 085738711xxx
Jaminan Kesehatan : BPJS (Kelas II) Jaminan Kesehatan :BPJS (Kelas II)

1. Alasan Datang
Ibu mengatakan ingin melakukan pemeriksaan kehamilan dan ibu tidak
ada keluhan
2. Riwayat Mensdantruasi
Ibu mengatakan menarche pada usia 13 tahun dengan volume darah 3 kali
ganti pembalut, siklus haid teratur , sifat darah encer dan tidak ada keluhan
saat haid. Ibu mengatakan Hari Pertama Haid Terakhir (HPHT) pada
tanggal 18 Juli 2019 dan tapsiran persalinan ibu yaitu 25 April 2020.

38
3. Riwayat Pernikahan
Ibu mengatakan menikah untuk yang pertama kalinya dan status
pernikahan sah, dengan lama menikah 1 tahun
4. Riwayat Kehamilan dan Persalinan Sebelumnya
Ibu mengatakan bahwa kehamilan saat ini adalah kehamilan pertamanya.
5. Riwayat Hamil Ini
Ibu mengatakan waktu imunisasi terakhir tahun waktu SD. Dengan status
imunisasi TT 4.
6. Riwayat Pemakaian Alat Kontrasepsi
Ibu mengatakan tidak menggunakan alat kontrasepsi.
7. Kebutuhan Biologis
a. Bernapas.
Ibu mengatakan tidak ada keluhan saat menarik napas, tidak ada
retraksi, tidak ada nyeri dan tidak mengalami kesusahan saat
menghembuskan napas.
b. Pola Makan
Ibu mengatakan dalam satu hari makan sebanyak 3 kali dengan porsi 1
piring sedang.Komposisi makanan ibu yaitu nasi, daging, sayur,
telur,ikan. Ibu juga tidak memiliki makanan pantangan
c. Pola Minum
Ibu mengatakan minum air putih , yaitu ±8 gelas perhari.
d. Pola Eliminasi
Ibu mengatakan pola BAB dan BAK lancar tidak ada keluhan. BAK 4-
5 kali dalam satu hari dengan warna air kencing kuning jernih. BAB 1-
2 kali dalam satu hari dengan konsistensi lembek, berwarna kuning.
e. Gerakan Janin
Ibu mengatakan merasakan gerakan janin kira-kira < 10 kali dalam 1
jam.
f. Hubungan seksual
Ibu mengatakan masih melakukan hubungan seksual dengan posisi
senyaman mungkin.
g. Aktifitas sehari-hari

39
Ibu mengatakan aktifitas sehari-harinya sedang dan tidak terlalu berat,
yaitu bekerja dan juga menjadi ibu rumah tangga.
h. Kebersihan diri
Ibu mengatakan rutin menjaga kebersihan diri yaitu mandi 2 kali
dalam 1 hari, menggosok gigi 2 kali dalam satu hari, merawat
payudara setiap hari , keramas 3 kali dalam 1 minggu, membersihkan
alat kelamin dengan baik, mencuci tangan sebelum dan sesudah makan
dan setelah melakukan aktifitas yang menyebabkan tangan kotor,
Mengganti pakaian dalam 2-3 kali dalam 1 hari dan ibu masih
menggunakan kosmetik BPOM .
8. Kebutuhan Psikologis
Ibu mengatakan perasaan ibu sangat senang terhadap kehamilannya saat
ini dan ibu merasa bahagia. Ibu sudah empersiapkan berbagai persiapan
untuk persalinan nanti misalnya untuk transport sudah disiapkan yaitu
suaminya yang akan mengantar dengan kendaraan rumah, untuk
pendamping pada saat persalinan adalah suami, untuk pendonor juga
sudah disiapkan yaitu bapak dan suami, untuk pendaan sudah disiapkan
oleh ibu dan suami, dan untuk persiapan ibu dan bayi ibu mengatakan
sudah disiapkan namun ada beberapa yang perlu dilengkapi lagi seperti
pakaian bayi. Ibu mengatakan tidak pernah mengalami trauma dalam
kehidupannya dan belum pernah berkonsultasi dengan psikologis.
9. Kebutuhan Sosial
a. Hubungan dengan keluarga
Ibu mengatakan hubungannya dengan keluarga baik dan tidak ada
permasalahan.
b. Dukungan yang diterima
Ibu mengatakan bahwa dukungan yang diterima dari berbagai pihak
tentang kehamilannya saat ini sangat baik
c. Hubungan dengan lingkungan tempat tinggal
Ibu mengatakan bahwa hubungannya dengan lingkungan tempat
tinggalnya baik.
d. Hubungan dengan lingkungan tempat kerja

40
Ibu mengatakan hubungannya dengan lingkungan tempat kerjanya baik
dan tidak ada permasalahan.
e. Masalah Perkawinan
Ibu mengatakan tidak ada masalah selama perkawinannya
f. Mengalami kekerasan fisik
Ibu mengatakan tidak pernah mengalami kekerasan fisik
g. Mencederai diri atau orang lain
Ibu mengatakan tidak pernah mencederai diri atau orang lain.
h. Pengambilan keputusan
Ibu mengatakan pengambil keputusan adalah Ayah.
10. Kebutuhan Spiritual
Ibu mengatakan tidak ada keluhan saat beribadah.
11. Perilaku dan Gaya Hidup
Ibu mengatakan tidak pernah dirut dukun, tidak pernah merokok, tidak
pernah minum obat tanpa resep dokter, tidak pernah minum minuman
keras, tidak pernah traveling, tidak pernah mengkonsumsi Ganja/NAPZA,
dan tidak pernah minum jamu yang membahayakan janin
12. Riwayat penyakit
a. Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit kardiovaskular,
hipertensi, epilepsy, DM, TORCH, Hepatitis dan Operasi PMS, tetapi
memiliki riwayat Asma.
b. Ibu mengatakan tidak sedang menderita penyakit kardiovaskular,
hipertensi, epilepsy, DM, TORCH, Hepatitis dan Operasi PMS, tetapi
kadang-kadang memiliki keluhan sesak nafas karena memiliki riwayat
asma
c. Ibu mengatakan tidak ada riwayat penyakit keluarga yang menurun
seperti kardiovaskular, hipertensi, epilepsi, DM, TORCH, Hepatitis
dan Operasi PMS, tetapi memiliki penyakit menurun dari keluarga
yaitu asma.
d. Ibu mengatakan tidak pernah memiliki riwayat penyakit kandungan
seperti tumor, kista, mioma, kanker, PID, dan kutu rambut kelamin.

41
13. Keluhan-keluahan yang Lazim Dirasakan
a. Trimester I
Ibu mengatakan mengalami keluhan mual dan muntah.
b. Trimester II dan III
Pada trimester II ibu mengatakan tidak mengalami keluhan. Keluhan
pada trimester III ibu measakan sakit pinggang.
14. Pengetahuan Ibu
a. Perubahan fisik
Ibu mengetahui tentang perubahan fisik yang terjadi pada dirinya
seperti perut yang membesar.
b. Nutrisi selama kehamilan
Ibu mengetahui tentang kebutuhan nutrisi yang meningkat selama
kehamilan.
c. Istirahat dan tidur
Ibu mengetahui tentang kebutuhan akan istirahat dan tidur pada saat
hamil sangat penting.
d. Pemantauan kesejahteraan bayi
Ibu mengetahui tentang pemantauan kesejahteraan bayi bisa melalui
gerakan janin yang dirasakan.
e. Perawatan kesehatan selama hamil
Ibu mengetahui tentang perawatan kesehatan selama hamil seperti
misalnya harus memeriksakan diri ke puskesmas jika ada keluhan dan
rajin menjaga kebersihan diri.
15. Pengetahuan Tentang tanda Bahaya Kehamilan
a. Trimester I
Ibu mengetahui tentang tanda bahaya kehamilan trimester I seperti
mual muntah yang berlebihan, pusing dan mudah lelah
b. Trimester II
Ibu mengetahui tentang tanda bahaya kehamilan trimester II seperti
sakit kepala yang hebat, gerakan janin yang tidak dirasakan, dan
bengkak di wajah, kaki,dan tangan serta perdarahan pervaginam
c. Trimester III

42
Ibu mengetahui tentatang tanda-tanda persalinan seperti perut yang
terasa mulas, dan mengetahui tanda bahaya kehamilan seperti ketuban
pecah dini, gerakan janin berkurang, DJJ berkurang.

DATA OBJEKTIF
1. Pemeriksaan Umum
Keadaan umum ibu baik dengan kesadaran composmentis. Vital sign ibu
didapatkan, suhu ibu 36,50C, nadi 78x/mnt, tekanan darah 110/70 mmHg,
respirasi 20x/mnt. GCS: 15 E:4 V:5 M :6
BB : 68 kg TB: 155cm TD: 106/63 mmHg RR:24 x/menit N:90x/menit.
Suhu aksila: 360C, Lila: 30cm. Postur tubuh : Normal. Berat badan saat
pemeriksaan sebelumnya : 63 kg. Penilaian Nyeri : Ibu tidak merasakan nyeri
2. Pemeriksaan Fisik
a. Kepala ibu simetris
b. Rambut ibu bersih, tidak rontok, tidak ada ketombe dan kutu.
c. Wajah ibu normal, tidak ada oedem dan tidak pucat
d. Mata ibu normal, konjungtiva berwarna merah muda dan skela berwarna
putih
e. Hidung ibu bersih, tidak ada polip dan tidak ada sinus
f. Gigi dan mulut ibu bersih
Bibir : Bibir ibu berwarna merah muda, tidak pecah-becah, dan tidak
hitam
Gigi : Gigi ibu Normal, tidak ada karies dan tidak ada berlubang.
g. Telinga ibu bersih, tidak ada gangguan pendengaran
h. Leher ibu normal, tidak ada pembesaran kelenjar limfe,kelenjartiroid,dan
vena jugularis
i. Payudara ibu normal, bentuk payudara ibu simetris, putting payudara ibu
menonjol, ada pengeluaran colostrums. Tidak ada kelainan pada payudara
seperti kontraksi, massa,dan pembesaran limfe. Kebersihan payudara ibu
baik.
j. Dada ibu bentuknya simetris dan tidak ada retraksi
k. Paru-paru : Wheezing

43
l. Perut: Pada perut ibu tidak ada luka bekas operasi, tidak ada kelainan
seperti bandl,distensi. Strie ibu albican.
Palpasi :
a. Tinggi Fundus Uteri (cm) : 32 cm
b. Taksiran berat janin (gram) : 2480gram
c. Palpasi Leopold
Leopold 1 : TFUT 3 jari bawah px
Leopold II : Pada bagian kanan perut ibu teraba bagian kecil
janain, dan pada bagian kiri perut ibu teraba bagian keras memanjang
Leopold III : Pada bagian terbawah perut ibu teraba bagian bulat
keras
Leopold IV : pada bagain terendah sudah masuk PAP
(konvergen)
d. Kelainan : Tidak ada nyeri tekan
Auskultasi:
a. Bising Usus : ada
b. DJJ : 130 x/menit
m. Ekstremitas bawah
Tungkai : Simetris
Oedema : Tidak ada
Reflek Patela : Positif
Varises : TIdak ada
Kulit : Normal

3. Pemeriksaan Khusus
a. Genetalia Eksterna : Tidak dilakukan
b. Genetalia Interna : Tidak dilakukan
c. Inspeksi Anus : Tidak dilakukan
4. Hasil Pemeriksaan Penunjung
Laboratorium
PPT : Positif
Hb : 12,8 gr%

44
Protein Uri : Negatif
Reduksi : Negatif
PPIA : Non Reaktif
Golonan Darah :o
Sphilis : Non Reaktif
Hb Sag : Non Reaktif

ANALISIS
a.Diagnosa
Ny “S” umur 22 tahun G2P1001 UK 33 minggu 5 hari preskep UpukaT/H
Intrauterine

b. Masalah : -nyeri pinggang

PENATALAKSAAN
1. Memberitahu ibu mengenai semua hasil pemeriksaan
2. Memberitahu ibu tentang ketidaknyamanan pada kehamilan trimester III
seperti nyeri pinggang adalah hal yang fisiologis dan cara mengatasi.
3. Memberitahu ibu tentang tanda-tanda persalinan
4. Memberitahu ibu untuk tetap memantau kesejahteraan janin
5. Memberitahu ibu untuk beristirahat cukup dan tidak melakukan aktivitas
berat
6. Memberitahu ibu tentang pola nutrisi selama trimester III.
7. Memberitahu ibu untuk mengukuti program senam hamil
8. Memberitahu ibu mengenai P4K (Program Perencenaan Persalinan dan
Pencegahan Komplikasi).
9. Memberitahu ibu mengenai kunjungan selanjutnya dua minggu lagi dan
jika ada keluhan.

EVALUASI
1. Ibu mengeti atas apa yang telah disampaikan bidan tentang hasil
pemeriksaanya, dan ibu mengetahui ibu dan janin dalam keadaan sehat.

45
2. Ibu mengetahui tentang ketidaknyamanan pada kehamilan trimester III
seperti kram pada kaki, dan sakit pinggang atas bawah
3. Ibu paham mengenai tanda-tanda persalinan
4. Ibu bersedia memantau perkembangan dan kesejahteraan janin
5. Ibu bersedia untuk beristirahat cukup dan tidak melakukan aktivitas berat
6. Ibu bersedia untuk mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung zat
besi.
7. Ibu bersedia mengikuti kelas ibu hamil
8. Ibu bersedia mempersiapkan perencaan persalinan dan pencegahan
komplikasi
9. Ibu bersedia untuk melakukan kunjungan ulang jika ada keluhan.

46
BAB IV
PEMBAHASAN

Asuhan kebidanan kehamilan dan m yang dilakukan kepada Ny.“D” usia 25


tahun G1P000 UK 36 minggu 5 hari di Puskesmas II Denpasar Selatan yang
dilaksanakan pada tanggal 31 Maret 2020 meliputi pengkajian data subjektif,
objektif, analisa, dan penatalaksanaan.
Data subjektif merupakan data yang diperoleh dari klien dengan cara
anamnesa baik dalam bentuk pertanyaan maupun keluhan yang dialami pasien.
Dari data tersebut dapat dikaitkan dengan konsep Tri Hita Karana seperti:
1. Parahyangan (Hubungan manusia dengan Tuhan)
Ny.”D” dapat melakukan ibadah dengan baik, dan Ny ‘’D’’ juga sudah
melakukan upacara magedong-gedongan yang berfungsi sebagai penyucian
terhadap Bayi dan rasa syukur kepada Tuhan atas kesehatan pada saat
kehamilannya dan memohon kepada Tuhan agar kedudukan Bayi dalam
kandungan agar baik kuat tidak abortus. Secara bathiniah agar Sang Bayi
kuat mulai setelah lahir menjadi orang yang berbudi luhur, berguna bagi
Keluarga dan Masyarakat Demikian juga dimohonkan keselamatan atas diri
si Ibu agar sehat, selamat waktu melahirkan. Ny “D” juga sudah melakukan
Dewa Yadnya, misalnya dengan membersihkan pura-pura, rajin
sembahyang dan juga dengan melaksanakan ajaran-ajaran agama dan
menjauhi larangan-larangan Tuhan. Dalam hal ini tidak hanya pasien yaitu
Ny “D” yang menerapkan parahyangan ini, tenaga kesehatan yang
melakukan pemeriksaan terhadap pasien atau Ny “D” tersebut juga harus
menerapkan konsep parahyangan ini dengan memanjatkan doa sebelum dan
sesudah melakukan pemeriksaan agar baik pasien dan petugas kesehatan
tersebut senantiasa selalu mendapatkan kesehatan dan.

2. Pawongan(Hubungan manusia yang satu dengan manusia yang lainnya)


Ny.”D” sudah dapat melakukan penerapan pawongan dimana terjaganya
dan terjalinnya hubunan yang baik antara manusia yang satu dengan
manusia yang lainnya. Hal ini dapat muncul dengan adanya sikap tenggang

47
rasa saling memiliki antara umat beragama, saling menghargai dan saling
tolong- menolong dengan setiap orang. Dalam anamnesa yang telah
dilakukan pada Ny “D” dikatakan bahwa memiliki hubungan baik dalam
keluarga, lingkungan tempat tinggal, dan di lingkungan tempat kerjanya.
Dukungan selama kehamilan pertamannya inipun diterima baik. Ny”D”
tidak memiliki masalah dalam keluarganya, Ny”D” juga tidak pernah
mengalami kekerasan fisik selama kehamilan dan tidak pernah mencoba
mencederai atau melukai diri sendiri maupun orang lain. Dalam
pengambilan keputusan selalu dilakukan bersama antara Ny”D” dengan
Tn”A”. Selain itu Ny “D” dan bidan atau petugas kesehatan yang sedang
melayani juga merupakan sebuah hubungan pawongan yang baik dan positif
Maka dari itu dalam kasus diatas konsep Tri Hita Karana yaitu pawongan
sudah diterapkan. Dengan saling menjaga hubungan yang baik antar
manusia maka manusia tersebut akan dapat menciptakan suasana kehidupan
yang aman, nyaman damai dan tentram. Sehingga tujuan hidup manusia
dapat terpenuhi dengan baik. Selain itu lingkungan pergaulan yang baik dan
hubungan antara manusia yang baik dapat memengaruhi baik terhadap
keadaan fisik, psikologis dan banyak aspek lainnya. Jika hubungan dengan
orang di lingkungan baik, maka akan berdampak baik pula terhadap aspek-
aspek lainnya begitu pula pada Ibu hamil.

3. Palemahan (Hubungan manusia dengan alam lingkungannya)


Dari data yang didapatkan melalui anamnesa langsung pada Ny “D”, Ny
“D” mengatakan peduli dengan keadaan lingkungan sekitarnya seperti
kebersihan rumah dan lingkungan tempat tinggalnya. Menjaga kebersihan
lingkungan hidup merupakan salah satu penerapan konsep Tri Hita Karana
yaitu palemahan. Dengan menjaga kebersihan sekitar juga dapat membuat
keadaan sehat apalagi bagi ibu hamil trimester III. Dari lingkungan hidup
yang bersih maka air, udara akan menjadi sehat yang dapat berpengaruh
baik pula pada keadaan fisik ibu hamil dan juga psikologinya, lingkungan
yang baik dapat membuat keadaan dan suasana hati lebih tenang bagi ibu
hamil. Dalam kasus ini petugas kesehatan yaitu bidan juga harus menjaga

48
kebersihan tempat pelayanan selain untuk membangun suasana sehat juga
dapat mencegah penularan penyakit. Ny.”D” sudah menjaga kebersihan
dirinyadan lingkungan sekitarnya. Dapat dilihat dari tidak ada tanda
penyakit lain yang diderita ibu seperti gatal-gatal, diare, dan infeksi lainnya
maka dapat disimpulkan bahwa ibu sudah menjaga lingkungan tempat
tinggalnya seperti sudah menjaga sanitasi di lingkungan tempat tinggalnya,
sehin gga Ny.”D” tetap dalam keadaan sehat.

Sesuai teori keluhan yang mungkin dapat terjadi dan dirasakan oleh ibu perlu
ditanyakan agar dapat memberikan pelayanan yang tepat sesuai dengan keluhan
ibu. Pada saat pengumpulan data Ny.”D” mengatakan ibu memiliki keluahan
nyeri pinggang dimana berdasarkan kajian teori pada bab II hal ini termasuk
masalah yang fisiologis terjadi pada ibu hamil. Nyeri pinggang atau sakit
pinggang bagian atas dan bawah, 72% wanita hamil pernah mengalami myeri
pinggang, nyeri pada daerah lumbosacral. Meningkat sering usia kehamilan,
paritas, riwayat nyeri pinggang sebelumnya, BMI, riwayat aktivitas berlebih.
Penyebabnya karena pembesaran uterus mengakibatkan perubahan pusat gravitasi
tubuh ibu dan mengakibatkan postur tubuh cenderung lordose, regangan pada
ligemen-ligamen penyokong tulang belakang mengakibatkan nyeri
Ny’’D’’mengatakan bahwa menarce pertama kali pada umur 13 tahun dan ini
merupakan pernikahan pertamanya, lama menikah selama 1 tahun serta kehamilan
saat ini adalah kehamilan pertamanya yang sangat dinanti-nanti oleh suami dan
keluarganya. Status imunisai TT ibu yaitu TT5 yang didapatkan pada saaat SD..
Ny’’D’’ mengatakan belum pernah menggunakan alat kontrasepsi, dan untuk
rencana menggunakan alat kontrasepsi pasca persalinan Ny’’D’’ masih belum
memutuskan dan masih akan berunding dengan suaminya.
Ny.“D” mengatakan tidak ada kesulitan untuk menarik dan menghembuskan
nafas. Kecukupan nutrisi ibu, Ny.“D” Ibu makan 1 piring dengan porsi sedang
komposisinya nasi (2 sendok), sayur (1 mangkuk), ikan atau ayam (beberapa
potong), tahu atau tempe (beberapa potong) dan untuk makanan pantangan ibu
mengatakan tidak ada. Ibu minum air putih kurang lebih 8 gelas perhari dan
minum susu hamil 1 gelas perhari.

49
Ny’’D’’mengatakan pola BAB dan BAK lancar tidak ada keluhan. BAK 4-5
kali dalam satu hari dengan warna air kencing kuning jernih. BAB 1-2 kali dalam
satu hari dengan konsistensi lembek, berwarna kuning. Aktivitas ibu saat ini
ringan dan tidak mengambil pekerjaa yang berat-berat.
Ny’’D’’ mengatakan gerakan janin kira-kira < 10 kali dalam 1 jam. Kebersihan
diri Ny’’D’’ mengatakan rutin menjaga kebersihan diri yaitu mandi 2 kali dalam 1
hari, menggosok gigi 2 kali dalam satu hari, merawat payudara setiap hari ,
keramas 3 kali dalam 1 minggu, membersihkan alat kelamin dengan baik,
mencuci tangan sebelum dan sesudah makan dan setelah melakukan aktifitas yang
menyebabkan tangan kotor, Mengganti pakaian dalam 2-3 kali dalam 1 hari dan
ibu masih menggunakan kosmetik BPOM.
Ny’’D’’ mengatakan perasaannya sangat senang terhadap kehamilannya saat
ini dan ibu merasa bahagia. Ibu sudah mempersiapkan berbagai persiapan untuk
persalinan nanti misalnya untuk transport sudah disiapkan yaitu suaminya yang
akan mengantar dengan kendaraan rumah, untuk pendamping pada saat persalinan
adalah suami, untuk pendonor juga sudah disiapkan yaitu bapak dan suami, untuk
pendaan sudah disiapkan oleh ibu dan suami, dan untuk persiapan pakaian ibu dan
bayi juga sudah dipersiapkan.
Hubungan Ny’’D’’ dengan keluarganya baik dan tidak ada permasalah dan
mendapatkan dukungan yang diterima dari berbagai pihak tentang kehamilannya
saat ini sangat baik. Ny’’D’’ mengatakan tidak pernah menderita penyakit
kardiovaskular, hipertensi, epilepsy, DM, TORCH, Hepatitis dan Operasi PMS,
tetapi memiliki riwayat Asma, dan juga tidak memiliki riwayat penyakit keluarga
seperti DM, ginjal, jantung dll dan tidak memiliki riwayat kelianan bawaan
Pengetahuan ibu wajib ditanyakan agar kita dapat mengetahui seberapa
mengerti ibu tentang keadaan yang terjadi pada dirinya dan bayinya sehingga
nantinya ibu dapat memberikan asuhan dasar yang harus diketahui dan dapat
menangani secara dini bila terjadi komplikasi-komplikasi. Ny.“D” ibu
mengatakan sudah mengetahui tentang kebutuhan nutrisi yang meningkat selama
kehamilan, kebutuhan akan istirahat dan tidur pada saat kehamilan, pemantauan
kesejahteraan bayi bisa melalui gerakan janin yang dirasakan dan Ny’’D’’ sudah
mengetahui tentang perawatan kesehatan selama hamil dan rajin menjaga

50
kebersihan diri dan ibu juga sudah mengetahui tanda-tanda persalinan seperti
perut yang terasa mulas, dan mengetahui tanda bahaya kehamilan seperti ketuban
pecah dini, gerakan janin berkurang, dan perdarahan.
Dari pemeriksaan objektif, Ny’’D’’ masih dalam batas normal dan Ny’’D’’
bersedia menerima informasi yang diberikan oleh bidna terkait dengan
pemeriksaan dan bersedia malakukan saran yang diberikan oleh bidan serta
bersedia memeriksakan diri ke Puskesmas jika ada keluhan.

51
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Adapun simpulan yag didapat dari pengkajian data mengenai asuhan
kebidanan kehamilan fisiologis pada Ibu Hamil TW III yakni :
1. Ibu hamil TW III
a. Berdasarkan data subjektif, Ny”D”melakukan kunjungan ulang ke
Puskesmas 2 Denpasar Selatan bersama suaminya.
b. Berdasarkan data objektif serta beberapa pemeriksaan penunjang yang
dilakukan, hasil pemeriksaan Ny”D” dalam keadaan normal dengan
TFUT 3 jari dibawah px, teraba bagian-bagian kecil janin disebelah
kiri perut ibu dan pada bagian kanan perut ibu terapa keras
memanjang serta bagian terendah janin teraba bulat keras dan kepala
sedikit sudah masuk PAP.
c. Berdasarkan data subjektif dan data objektif dapat dirumuskan
diagnosa Ny”D” G1P0000 UK 36 minggu 5 hari hari preskep UpukaT/H
Intrauterine
d. Dari analisa data tersebut, dapaet dilakukan asuhan kebidanan yang
sesuai dengan manajemen pelayanan kebidanan kepada Ny”D” G1P0000
UK 36 minggu 5 hari hari preskep UpukaT/H Intrauterine
Tri Hita Karana adalah tiga hal pokok yang menyebabkan
kesejahteraan dan kemakmuran hidup manusia. Konsep ini muncul
berkaitan erat dengan keberadaan hidup bermasyarakat. Tri Hita Karana
terdiri dari hubungan manusia dengan tuhan, hubungan manusia dengan
manusia dan hubungan manusia dengan alam lingkungannya. Dalam
asuhan kebidanan sangat erat dengan konsep Tri Hita Karana, unsur-
unsurnya serta penerapannya yaitu parahyangan, pawongan dan
palemahan.
Di dalam kasus terdapat hubungan antara anamnesa yang
didapatkan dan penatalaksanaan yan sudah dilakukan dengan konsep Tri
Hita Karana yang dimana penerapannya sudah dilakukan dengan baik

52
pada ketiga unsur Tri Hita Karana dan hasil yang didapatkan baik dan
masih dalam batas normal.

B. Saran
Adapun saran yang dapat disampaikan :
1. Bagi Mahasiswa
Diharapkan dengan dibuatnya laporan ini, dapat menambah
pengetahuan mahasiswa dan mahasiswa juga dapat memahami dan
mengerti mengenai asuhan kebidanan persalinan dan bayi baru lahir
fisiologis berdasarkan pariwisata dan budaya lokal dan dapat
memberikan asuhan kebidanan yang tepat pada ibu bersalin fiaiologis
berdasarkan pariwisata dan budaya lokal.
2. Bagi Institusi
Diharapkan dapat memberikan bimbingan dan dukungan kepada
mahasiswa mengenai asuhan kebidanan persalinan dan bayi baru lahir
fisiologis berdasarkan pariwisata dan budaya lokal dan dapat
memberikan asuhan kebidanan yang tepat pada ibu bersalin fiaiologis
berdasarkan pariwisata dan budaya lokal.

53
DAFTAR PUSTAKA

Bari, Abdul S dkk. 2006. Buku Acuhan Nasional Pelayanan Kesehatan Meternal
Dan Neonatal. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo.

Eny, Meiliya, Esti wahyuningsih. 2009. Buku Saku Bidan. Jakarta : EGC

JNPK-KR. 2008. Buku Acuan Asuhan Persalinan Normal. Jakarta: Depkes RI

Manuaba. 1998. Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan & Keluarga Berencana


Untuk Pendidikan Bidan. Jakarta : EGC
Prawirohardjo, Sarwono. 2002. Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal.
Jakarta: Yayasan Bina Pustaka.
Rukiah, Ai Yeyeh dkk. 2009. Asuhan Kebidanan II Persalinan. Jakarta Timur :
CV. Trans Info Media

Saifuddin, A. B. dkk. 2010. “Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan


Maternal dan Neonatal”. Jakarta: PT. Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo.

Salmah, dkk. 2006. “Asuhan Kebidanan Antenatal”. Jakarta: EGC.

Sulistyawati, Ari. 2009. “Asuhan Kebidanan Pada Masa Kehamilan”. Jakarta:


Salemba Medika.

Sarwono Prawirohardjo. 2010. “Ilmu Kebidanan”. Jakarta: PT. Bina Pustaka


Sarwono Prawirohardjo.

Swarsi, S. 2003. “Makna Upacara Magedong-gedongan”.


https://phdi.or.id/artikel/makna-upacara-magedong-gedongan. (diakses
pada tanggal 31 Maret 2020)

Unknow. 2012. “Konsep Tri Hita Karana dalam Mewujudkan Ajeg Bali”.
http://tavongkusuma.blogspot.com/2012/11/konsep-tri-hita-karana-dalam-
mewujudkan.html. (diakses pada tanggal 31 Maret 2020)

Anda mungkin juga menyukai