Anda di halaman 1dari 6

Tugas Mata Kuliah Sistem Informasi Kesehatan

Resume Macam-Macam Pencatatan dan Pelaporan Beserta

Komponen Isi atau Data YangPerlu Dicatat Baik di

Puakesmas Rawat Inap Maupun Rawat Jalan

Oleh:

Ni Nyoman Dita Pangastuti


Nim P07124217036

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLTEKKES KEMENKES DENPASAR
JURUSAN KEBIDANAN
2020
Adapun macam-macam pencatatan dan pelaporan puskesmas beserta komponen isi
atau data yang perlu dicatat baik di puakesmas rawat inap maupun rawat jalan yaitu

1. Sistem Pencatatan Dan Pelaporan Terpadu Puskesmas (SP2TP). SP2TP


adalah kegiatan pencatatan dan pelaporan data umum, sarana, tenaga, dan
upaya pelayanan kesehatan di puskesmas termasuk puskesmas pembantu,
yang ditetapkan melalui Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI No.
63/Menkes/SK/II/1981.
Beberapa pengertian dasar dari SP2TP menurut Depkes RI (1992) adalah
sebagai berikut:
a. Sistem Pencatatan Dan Pelaporan Terpadu Puskesmas (SP2PT) adalah
kegiatan pencatatan dan pelaporan data umum, sarana, tenaga dan upaya
pelayanan kesehatan di puskesmas termasuk puskesmas pembantu, yang
ditetapkan melalui surat keputusan Menteri Kesehatan RI
No.63/Menkes/SK/II/1981.
b. Sistem adalah satu kesatuan yang terdiri atas beberapa komponen yang
saling berkaitan, berintegrasi dan mempunyai tujuan tertentu.
c. Terpadu merupakan gabungan dari berbagai macam kegiatan pelayanan
kesehatan puskesmas, untuk menghindari adanya pencatatan dan
pelaporan lain yang dapat memperberat beban kerja petugas puskesmas.

Tujuan umum Sistem Pencatatan dan Pelaporan Terpadu Puskesmas


(SP2TP) bertujuan agar semua hasil kegiatan puskesmas (di dalam dan di luar
gedung) dapat dicatat serta dilaporkan ke jenjang selanjutnya sesuai dengan
kebutuhan secara benar, berkala, dan teratur, guna menunjang pengelolaan
upaya kesehatan masyarakat. Pengelolaan SP2TP di kabupaten berau masih
terkendala dengan rendahnya kelengkapan dan ketepatan waktu penyampaian
laporan SP2TP ke Dinas Kesehatan.
Tujuan Khusus Sistem Pencatatan dan Pelaporan Terpadu Puskesmas
(SP2TP) bertujuan
a. Tercatatnya semua data hasil kegiatan puskesmas sesuai kebutuhan
secara benar, berkelanjutan, dan teratur.
b. Terlaporkannya data ke jenjang administrasi berikutnya sesuai
kebutuhan dengan menggunakan format yang telah ditetapkan secara
benar, berkelanjutan, dan teratur.
Sistem Pencatatan dan Pelaporan Terpadu Puskesmas (SP2TP)
didalam pelaksanaannya masih terbatas pada data yang merupakan hasil dari
interaksi antara masyarakat dengan fasilitas kesehatan. SP2TP/SIMPUS dapat
juga membantu dalam perencanaan program-program kesehatan di
puskesmas. Namun dalam kenyataannya belum berjalan seperti yang
harapkan, bahkan kehadiran  sistem pencatatan dan pelaporan di puskesmas
dilihat sebagai suatu hal yang cukup membebani petugas puskesmas. Evaluasi
dilakukan untuk mengkaji pelaksanaan sistem pencatatan dan pelaporan di
Puskesmas, menemukan masalah-masalah yang dihadapi baik dari aspek
teknis dan non teknis.

Puskesmas merupakan ujung tombak sumber data kesehatan khususnya


bagi dinas kesehatan kota dan Sistem Pencatatan dan Pelaporan Terpadu
Puskesmas juga merupakan fondasi dari data kesehatan. Sehingga diharapkan
terciptanya sebuah informasi yang akurat, representatif dan reliable yang
dapat dijadikan pedoman dalam penyusunan perencanaan kesehatan. Setiap
program akan menghasilkan data. Data yang dihasilkan perlu dicatat,
dianalisis dan dibuat laporan. Data yang disajikan adalah informasi tentang
pelaksanaan program dan perkembangan masalah kesehatan masyarakat.
Informasi yang ada perlu dibahas, dikoordinasikan, diintegrasikan agar
menjadi pengetahuan bagi semua staf puskesmas.
Sistem Pencatatan dan Pelaporan Puskesmas mencakup 3 hal:
a. Pencatatan, pelaporan, dan pengolahan;
b. Analisis,dan
c. Pemanfaatan.
Pencatatan hasil kegiatan oleh pelaksana dicatat dalam buku-buku
register yang berlaku untuk masing-masing program. Data tersebut kemudian
direkapitulasikan ke dalam format laporan SP3 yang sudah dibukukan.
Koordinator SP3 di puskesmas menerima laporan-laporan dalam format buku
tadi dalam 2 rangkap, yaitu satu untuk arsip dan yang lainnya untuk dikirim
ke koordinator SP3 di Dinas Kesehatan Kabupaten. Koordinator SP3 di Dinas
Kesehatan Kabupaten meneruskan ke masing-masing pengelola program di
Dinas Kesehatan Kabupaten. Dari Dinas Kesehatan Kabupaten, setelah diolah
dan dianalisis dikirim ke koordinator SP3 di Dinas Kesehatan Provinsi dan
seterusnya dilanjutkan proses untuk pemanfaatannya.
Frekuensi pelaporan sebagai berikut:
a. bulanan
b. tribulan
c. tahunan.

Laporan bulanan mencakup data kesakitan, gizi, KIA, imunisasi, KB,


dan penggunaan obat-obat. Laporan tribulanan meliputi kegiatan puskesmas
antara lain kunjungan puskesmas, rawat tinggal, kegiatan rujukan puskesmas
pelayanan medik kesehatan gigi. Laporan tahunan terdiri dari data dasar yang
meliputi fasilitas pendidikan, kesehatan lingkungan, peran serta masyarakat
dan lingkungan kedinasan, data ketenagaan puskesmas dan puskesmas
pembantu. Pengambilan keputusan di tingkat kabupaten dan kecamatan
memerlukan data yang dilaporkan dalam SP3 yang bernilai, yaitu data atau
informasi harus lengkap dan data tersebut harus diterima tepat waktu oleh
Dinas Kesehatan Kabupaten, sehingga dapat dianalisis dan diinformasikan
(Santoso, 2008).
Untuk pengembangan efektifitas Sistem Informasi Manajemen
Puskesmas, standar mutu (Input, Proses, Lingkungan dan Output) perlu dikaji
dan dirumuskan kembali, masing-masing komponen terutama proses
pencatatan dan pelaporannya perlu ditingkatkan.

Anda mungkin juga menyukai