Disusun oleh :
Agnia Amelia Rohendi NIM P2.06.24.2.18.004
Hamdah Ridhaka Waljannah NIM P2.06.24.2.18.016
Puji syukur kehadirat Allah SWT., yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya khususnya bagi penulis yang telah menyelesaikan makalah yang
berjudul “Kewenangan dan kode etik profesi terkait kontrasepsi sesuai UU RI No.4
dan permenkes 28 tahun 2017 tentang ijin dan penyelenggaraan praktik bidan.”.
Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada junjungan kita nabi
Muhammad SAW, beserta keluarga, sahabat, dan para pengikutnya hingga akhir
zaman.
Dalam penulisan makalah ini kami menyampaikan terimakasih kepada
dosen mata kuliah Kesehatan Perempuan dan Perencanaan Keluarga yang telah
memberikan tugas dan pengarahan kepada kami sehingga kami dapat
menyelesaikan tugas ini, serta kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penyelesaian makalah ini. Besar harapan kami, semoga hasil makalah ini dapat
memberikan informasi dan berguna bagi pembaca.
Kami menyadari bahwa susunan dan materi yang terkandung dalam hasil
makalah ini belumlah sempurna, untuk itu saran dan kritik yang sifatnya
membangun terutama dari ibu dosen dan rekan-rekan serta pembaca sekalian sangat
kami harapkan demi penyempurnaan hasil makalah ini. Kami tetap terbuka untuk
terus memperbaiki dan menyempurnakan makalah ini.
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
3
1.3 Tujuan
Tujuan yang dapat dirumuskan dalam penulisan makalah ini yaitu :
1. Mengetahui kewenangan bidan terkait dengan kontrasepsi sesuai dengan
UU RI No.4 dan permenkes 28 tahun 2017 tentang ijin dan
penyelenggaraan praktik bidan.
2. Mengetahui kode etik profesi bidan terkait dengan kontrepsi sesuai
dengan UU RI No.4 dan permenkes 28 tahun 2017 tentang ijin dan
penyelenggaraan praktik bidan.
4
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi
Kontrasepsi adalah pencegah terbuahinya sel telur oleh sel sperma
(konsepsi) atau pencegahan menempelnya sel telur yang telah dibuahi ke
dinding rahim. (taufan Nugroho, 2014)
Program KB adalah bagian yang terpadu (integral) dalam program
pembangunan nasional dan bertujuan untuk menciptakan kesejahteraan
ekonomi, spiritual, dan sosial bidaya penduduk indonesia agar dapat dicapai
keseimbangan yang baik dengan kemampuan produksi nasional.
2.2 Jenis-Jenis Kontrasepsi
1. Metode kontrasepsi sederhana
Terdiri dari 2 metode yaitu:
a. Tanpa alat antara lain : metode amenorhoe laktasi (MAL), coitus
interuptus, metode kaleder, metode lendir serviks (MOB), metode suhu
basal badan, dan simptotermal, yaitu perpaduan antara suhu basal dan
lendir serviks.
b. Dengan alat antara lain : kondom, diafragma, cup serviks, dan
spermisida.
2. Metode kontrasepsi hormonal
Metode kontrasepsi hormonal dibagi menjadi 2 kombinasi (mengandung
hormon progesteron dan estrogen sintetik) dan yang hanya berisi
progesteron saja.
5
Kontrasepsi hormonal kombinasi terdapat pada pil dan suntikan atau
injeksi. Sedangkan kontrasepsi hormon yang berisi progesteron terdapat
pada pil, suntik, dan implan.
3. Metode kontrasepsi dengan alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR)
Metode kontrasepsi ini secara garis besar dibagi menjadi 2 yaitu, AKDR
yang mengandung hormon (sintetik progesteron) dan yang tidak
mengandung hormon.
4. Metode kontrasepsi mantap
metode kontrasepsi mantap terdiri dari 2 macam yaitu Metode Operatif
Wanita (MOW) dan Metode Operatif Pria (MOP).
5. Metode kontrasepsi darurat.
Metode yang dipakai dalam kondisi darurat ada 2 macam yaitu pil dan
AKDR.
6
Dalam Pasal 51 yang berbunyi :
Dalam menjalankan tugas memberikan pelayanan kesehatan reproduksi
perempuan dan keluarga berencana sebagaimana dimaksud pasal 46 ayat (1) huruf
c, Bidan berwenang melakukan komunikasi, informasi, edukasi, konseling, dan
memberikan pelayanan kontrasepsi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
7
BAB III
PENUTUP
1.1 Kesimpulan
Bidan dalam menjalankan tugasnya yaitu membantu program pemerintah
dalm meningkatkan derajat kesehatan masyarakat khususmya adalah kesehatan ibu
dan anak (KIA) serta keluarga berencana (KB). Salah satunya dengan menjalankan
tugas bidan terkait dengan kontrasepsi yang sesuai dengan kewenangan bidan dan
kode etik profesi yang tercantum dalam Undang-Undang Republik Indonesia No 4
tentang kebidanan dan permenkes 28 Tahun 2017 tentang ijin dan penyelenggaraan
praktik bidan.
1.2 Saran
Bidan agar lebih memperhatikan peraturan perundang-undangan yang
berlaku sesuai dengan kode etik profesi dalam menjalankan kewenangannya
khususnya terkait kontrasepsi.
8
DAFTAR PUSTAKA