Dosen Pengampu
Oleh
UNIVERSITAS JEMBER
2021
Kata Pengantar
Puji syukur kepada Allah SWT,atas diberikan kesempatan terhadap
penulis untuk menyelesaikan makalah ini yang berjudul Peran Digitalisasi di
Ekowisata Banyu Mili, Carang Wulung, Wonosalam , dalam melaksanakan tugas
pada mata kuliah Geografi Pariwisata yang diampu oleh Bapak Elan Artono
Nurdin S.Pd,M.Pd,. yang saya hormati.
Tidak lupa juga dari pihak-pihak yang telah membantu saya dari referensi
dalam menambah wawasan ilmu untuk penulis, sehingga penulis lebih mudah
dalam membatu mengerjakan tugas ini dan menambah ilmu pengetahuan dalam
meningkatkan kualitas diri.
Dengan ini tidak luput saya memohon maaf apabila terjadi kesalahan yang
penulis tidak sadari, sehingga kritikan dan saran sangat saya harapkan dalam
menyempurnakan makalah ini, demikian terimakasih, semoga makalah ini dapat
menjadikan manfaat bagi penulis maupun para pembaca.
i
Daftar Isi
Halaman Judul……………………………………………………………………I
Kata Pengantar………………………………………………………………….II
Daftar Isi………………………………………………………………………...III
BAB 1 Pendahuluan……………………………………………………………...1
1.1 Latar Belakang…………………………………………………………….2
1.2 Rumusan Masalah…………………………………………………………2
1.3 Tujuan……………………………………………………………………..2
1.4 Manfaat……………………………………………………………………3
BAB 2 Pembahasan………………………………………………………………3
2.1 Letak Geografi…………………………………………………………….3
2.2 Wisata P4S dan Ekowisata Banyu Mili…………………………………...4
2.3 Strategi Pemasaran Wisata Banyu Mili…………………………………...6
2.4 Perencanaan Perjalanan Wisata…………………………………………...8
BAB 3 Penutup…………………………………………………………………...9
3.1 Kesimpulan………………………………………………………………..9
3.2 Saran ………………………………………………………………………9
Lampiran………………………………………………………………………..10
ii
BAB 1
Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Di era kemajuan teknologi seperti pada masa sekarang, perkembangan
terhadap penyampaian sebuah informasi dapat tersampaikan dengan sangat
cepat berkat internet. Dengan adanya manfaat ini tak sedikit daerah yang
mempromosikan desanya sebagai desa wisata baik dikelola oleh swasta,
maupun pemerintah, dengan adanya bantuan sosial media, maka sebuah
wisata akan mudah untuk dikenal dan menjadi viral yang hal tersebut
dapat meningkatkan ketertarikan pada masyarakat untuk mengunjungi
wisata tersebut.
Menurut (Hermawan,2016) berkembangnya pariwisata di Indonesia
pada saat ini yang pesat membuat sektor pariwisata, merupakan salah satu
sektor yang dapat memberikan kontribusi yang besar untuk perkembangan
ekonomi maupun peningkatkan kesejahteraan rakyat. Dengan adanya
perkembangan yang sangat cepat dan dinamis pada industri pariwisata
dapat membuat munculnya wisata-wisata berbasis lokal dan juga telah
banyak desa – desa telah merotasi perekonomian desa kearah desa wisata
seperti pada desa Carang Wulung yang bertempat di Kecamatan
Wonosalam, Kabupaten Jombang. Yang dimana desa Carang Wulung ini
telah banyak berkembang wisata – wisata yang telah dikembangkan baik
yang dikelola oleh pemerintah, swasta maupun masyarakat setempat.
Banyak telah dikembangkan wisata di wonosalam seperti Banyu Mili,
Goa Jepang, Kampung Djawi maupun Dalem Simbah. Banyu Mili
merupakan salah satu wisata yang meningkat popularitasnya dikarenakan
salah satu faktornya karena bantuan dari promosi media sosial yang
membuatnya cepat untuk dikenal oleh masyarakat dan membuat
masyarakat tertarik dan ingin untuk mengunjungi wisata Banyu Mili.
Banyak platform media sosial yang dapat menjadi media dan sarana
pendukung mengiklankan sebuah wisata dengan biaya yang murah dan
mudah, namun tetap efektif terhadap media promosi, dengan berbagai
platform media sosial seperti Facebook, Instagram,Youtube maupun
Twitter.
Dengan adanya review maupun gambaran terhadap sebuah pariwisata,
yang telah direview maupun di uploud oleh seseorang di media sosial yang
membuat menariknya sebuah keinginan dan rasa penasaran bagi mereka
yang melihat di media sosial. Dengan adanya citra dan rating yang baik
dari sebuah wisata maka akan membuat nilai dari sebuah wisata yang ada.
Yang menurut (Rizki,2017) citra maupun kesan dari sebuah destinasi
wisata dapat membuat wisatawan tertarik dan memutuskan dalam
mengunjungi wisata tersebut.
1
Dan adapun cara dalam memberikan kesan yang berguna dalam
memberikan persepsi bagi sesorang yang melihat maupun memiliki
ketertarikan pada suatu wisatawan, yang dengan semakin banyaknya
konten – konten yang diunggah dan mencantumkan hashtag pada wisata
tersebut, dan diikuti dengan komentar yang memberikan kesan dan citra
pada suatu wisata akan menjadikan sebuah persepsi pada suatu wisata.
Yang menurut (Agustine, 2020) citra destinasi bisa diartikan sebagai
persepsi masyarakat pada suatu tempat wisata yang dapat dilihat dengan
melihat konten pada wisata tersebut yang terdapat pada media sosial.
Dan adapun beberapa cara lain selain melalui bantuan dari konten
maupun postingan yaitu dengan teknologi Word Of Mouth yang dimana
strategi pemasaran ini melalui dari mulut ke mulut, yang menurut (Utami
dan Saputri, 2016) Word Of Mouth lebih efektif dikarenakan informasi
yang akan didapat oleh pendengar akan lebih jelas dan juga realistis. Yang
berarti dikarenakan jika melalui sebuah rekomendasi dari mulut ke mulut
merupakan hasil dari pengalaman pribadi dan lebih jujur karena dialami
oleh diri sendiri.
Wisata Banyu Mili sendiri telah mengalami banyak pengenalan dari
masyarakat baik secara konten maupun dari mulut ke mulut, maupun
melalui konten maupun postingan wisatawan yang telah mengunjungi
wisata Banyu Mili, sehingga wisata Banyu Mili akan menjadi lebih
terkenal dan dapat menarik perhatian masyarakat atau wisatawan dalam
memiliki keinginan untuk mengunjungi wisata Banyu Mili ini.
1.3 Tujuan
1. Untuk menganalisa bagaimana wisata Banyu Mili dapat viral dan
banyak dikenal oleh masyaraka.
2. Untuk mengetahui pengaruh internet dalam membantu
mempromosikan wisatanya.
3. Untuk mengetahui pentingnya membangun citra pada sebuah destinasi
wisata.
2
1.4 Manfaat
1. Menambah wawasan terhadap sebuah wisata.
2. Menjadi sebuah informasi terkait pengaruh sosial media dalam
membantu meningkatkan wisatawan pada sebuah destinasi wisata.
3. Mengerti pengaruh Word Of Mouth terhadap peningkatan minat
wisatawan untuk mengunjungi destinasi wisata.
BAB 2
Pembahasan
4
Gambar 2.2.1 Objek Wisata Banyu Mili
8
tergolong sempit sehingga terkadang terjadi kemacetan pada daerah
wisata.
Tentunya dalam mengunjungi sebuah wisata kita
memerlukan aspek waktu itu berupa jarak tempuh untuk menuju
tujuan tersebut yaitu objek wisata, Banyu Mili yang terletak di
Wonosalam memiliki batas-batas Daerah atau wilayah dengan
beberapa tempat pada bagian utara Wonosalam berbatasan dengan
Kabupaten Mojokerto kemudian pada bagian Selatan berbatasan
dengan Kota Batu Kemudian pada bagian barat laut berbatasan
dengan Kabupaten Jombang, Dalam menempuh tujuan menuju
wisata Banyu Mili tentunya tergantung dengan titik lokasi awal
keberangkatan seperti contoh waktu yang ditempuh keberangkatan
dimulai dari Kabupaten Mojokerto membutuhkan setidaknya waktu
59 menit dengan jarak menempuh kurang lebih 32 km , Dan untuk
wilayah Jombang untuk menuju ke wisata Banyu Mili membutuhkan
Kisaran waktu 49 menit dengan jarak tempuh mencapai Kurang
lebih 26 km jika keberangkatan dimulai Kota Surabaya
Membutuhkan kan waktu kurang lebih 2 jam dengan jarak yang
ditempuh kurang lebih 83 km, dan perjalanan dari Kota Batu
dibutuhkan waktu kurang lebih 2 jam 20 menit dengan jarak tempuh
kisaran 64 Km.
9
BAB 3
Penutup
3.1 Kesimpulan
Dari hasil pemaparan makalah ini mengenai objek wisata Banyu
Mili kita dapat mengetahui bagaimana mengenai daya tarik yang
dimiliki oleh wisata Banyu Mili, kemudian cara pemasaran wisata
tersebut yang terdapat dua strategi pemasaran dan dilakukan sebuah
kombinasi sehingga menjadi strategi baru yaitu e-WOM,dan beberapa
penunjang dalam memfasilitasi kemudahan untuk para wisatawan
dalam mengakses dan mengetahui perencanaan perjalan menuju
pariwisata.
3.2 Saran
Dalam mendorong peningkatan dan memberikan daya tarik
sehingga wisatawan dapat tertarik untuk mengunjungi ialah dengan
melakukan hal yang baru tidak hanya pada cara pemasarannya saja
namun juga dengan aspek fasilitas dan wahana baru yang dapat
memberikan pengalaman baru bagi para wisatawan yang berkunjung
sehingga, objek wisata akan membuat daya tarik untuk calon wisatawan
yang berminat untuk mengunjungi wisata Banyu Mili di Wonosalam
ini, dan juga diharapkannya adanya saling support pada pemerintah
daerah untuk mendukung baik secara material dalam membangun
infrastruktur sebagai membantu mempermudah meningkatkan
kemudahan, dan juga bantuan terhadap saran yang dapat membangun
wisata lokal.
10
Daftar Pustaka
Hermawan, H. (2016). Dampak pengembangan Desa Wisata Nglanggeran
terhadap ekonomi masyarakat lokal. Jurnal Pariwisata, 3(2), 105-117.
Rizki, B. I. (2017). Strategi Promosi Objek Daerah Tujuan Wisata (Studi Kasus:
Desa Wisata Dukuh, Sleman) (Doctoral dissertation, STP AMPTA Yogyakarta).
Agustine, D. U. (2020). PENGARUH TERPAAN MEDIA SOSIAL DAN
ELECTRONIC WORD OF MOUTH (E-WOM) TERHADAP KEPUTUSAN BERKUNJUNG
DENGAN CITRA DESTINASI SEBAGAI MEDIASI (Survei pada Pengunjung Wisata
Banyu Mili Wonosalam, Jombang) (Doctoral dissertation, STIE PGRI Dewantara).
Utami, D. W., & Saputri, M. E. (2016). Pengaruh Electronic Word Of Mouth (e-
wom) Terhadap Keputusan Pembelian Pada Konsumen CafÉ Roti Gempol Dan Kopi
Anjis Bandung. eProceedings of Management, 3(2).
Albarq, A. N. (2014). Measuring the impacts of online word-of-mouth on tourists'
attitude and intentions to visit Jordan: An empirical study. International Business
Research, 7(1), 14.
Purnamasari, D., & Yulianto, E. (2018). Analisis Electronic Word Of Mouth
Terhadap Keputusan Pembelian Produk Smartphone Oppo Dengan Brand Image Dan
Brand Trust Sebagai Variabel Moderator (Survei Pada Konsumen Oppo Shop Center
Sidoarjo). Jurnal Administrasi Bisnis, 54(1), 92-100.
11
Lampiran
12
13
14