Anda di halaman 1dari 17

Makalah

Peran Digitalisasi di Ekowisata Banyu Mili,

Carang Wulung, Wonosalam

Diajukan guna memenuhi tugas mata kuliah Geografi Pariwisata

Dosen Pengampu

Elan Artono Nurdin SPd.,M.Pd.,

Oleh

Ikhlas Nur Muhammad 200210303040

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI

JURUSAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS JEMBER

2021
Kata Pengantar
Puji syukur kepada Allah SWT,atas diberikan kesempatan terhadap
penulis untuk menyelesaikan makalah ini yang berjudul Peran Digitalisasi di
Ekowisata Banyu Mili, Carang Wulung, Wonosalam , dalam melaksanakan tugas
pada mata kuliah Geografi Pariwisata yang diampu oleh Bapak Elan Artono
Nurdin S.Pd,M.Pd,. yang saya hormati.
Tidak lupa juga dari pihak-pihak yang telah membantu saya dari referensi
dalam menambah wawasan ilmu untuk penulis, sehingga penulis lebih mudah
dalam membatu mengerjakan tugas ini dan menambah ilmu pengetahuan dalam
meningkatkan kualitas diri.
Dengan ini tidak luput saya memohon maaf apabila terjadi kesalahan yang
penulis tidak sadari, sehingga kritikan dan saran sangat saya harapkan dalam
menyempurnakan makalah ini, demikian terimakasih, semoga makalah ini dapat
menjadikan manfaat bagi penulis maupun para pembaca.

Mojokerto,24 November 2021

i
Daftar Isi
Halaman Judul……………………………………………………………………I
Kata Pengantar………………………………………………………………….II
Daftar Isi………………………………………………………………………...III
BAB 1 Pendahuluan……………………………………………………………...1
1.1 Latar Belakang…………………………………………………………….2
1.2 Rumusan Masalah…………………………………………………………2
1.3 Tujuan……………………………………………………………………..2
1.4 Manfaat……………………………………………………………………3
BAB 2 Pembahasan………………………………………………………………3
2.1 Letak Geografi…………………………………………………………….3
2.2 Wisata P4S dan Ekowisata Banyu Mili…………………………………...4
2.3 Strategi Pemasaran Wisata Banyu Mili…………………………………...6
2.4 Perencanaan Perjalanan Wisata…………………………………………...8
BAB 3 Penutup…………………………………………………………………...9
3.1 Kesimpulan………………………………………………………………..9
3.2 Saran ………………………………………………………………………9
Lampiran………………………………………………………………………..10

ii
BAB 1
Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Di era kemajuan teknologi seperti pada masa sekarang, perkembangan
terhadap penyampaian sebuah informasi dapat tersampaikan dengan sangat
cepat berkat internet. Dengan adanya manfaat ini tak sedikit daerah yang
mempromosikan desanya sebagai desa wisata baik dikelola oleh swasta,
maupun pemerintah, dengan adanya bantuan sosial media, maka sebuah
wisata akan mudah untuk dikenal dan menjadi viral yang hal tersebut
dapat meningkatkan ketertarikan pada masyarakat untuk mengunjungi
wisata tersebut.
Menurut (Hermawan,2016) berkembangnya pariwisata di Indonesia
pada saat ini yang pesat membuat sektor pariwisata, merupakan salah satu
sektor yang dapat memberikan kontribusi yang besar untuk perkembangan
ekonomi maupun peningkatkan kesejahteraan rakyat. Dengan adanya
perkembangan yang sangat cepat dan dinamis pada industri pariwisata
dapat membuat munculnya wisata-wisata berbasis lokal dan juga telah
banyak desa – desa telah merotasi perekonomian desa kearah desa wisata
seperti pada desa Carang Wulung yang bertempat di Kecamatan
Wonosalam, Kabupaten Jombang. Yang dimana desa Carang Wulung ini
telah banyak berkembang wisata – wisata yang telah dikembangkan baik
yang dikelola oleh pemerintah, swasta maupun masyarakat setempat.
Banyak telah dikembangkan wisata di wonosalam seperti Banyu Mili,
Goa Jepang, Kampung Djawi maupun Dalem Simbah. Banyu Mili
merupakan salah satu wisata yang meningkat popularitasnya dikarenakan
salah satu faktornya karena bantuan dari promosi media sosial yang
membuatnya cepat untuk dikenal oleh masyarakat dan membuat
masyarakat tertarik dan ingin untuk mengunjungi wisata Banyu Mili.
Banyak platform media sosial yang dapat menjadi media dan sarana
pendukung mengiklankan sebuah wisata dengan biaya yang murah dan
mudah, namun tetap efektif terhadap media promosi, dengan berbagai
platform media sosial seperti Facebook, Instagram,Youtube maupun
Twitter.
Dengan adanya review maupun gambaran terhadap sebuah pariwisata,
yang telah direview maupun di uploud oleh seseorang di media sosial yang
membuat menariknya sebuah keinginan dan rasa penasaran bagi mereka
yang melihat di media sosial. Dengan adanya citra dan rating yang baik
dari sebuah wisata maka akan membuat nilai dari sebuah wisata yang ada.
Yang menurut (Rizki,2017) citra maupun kesan dari sebuah destinasi
wisata dapat membuat wisatawan tertarik dan memutuskan dalam
mengunjungi wisata tersebut.

1
Dan adapun cara dalam memberikan kesan yang berguna dalam
memberikan persepsi bagi sesorang yang melihat maupun memiliki
ketertarikan pada suatu wisatawan, yang dengan semakin banyaknya
konten – konten yang diunggah dan mencantumkan hashtag pada wisata
tersebut, dan diikuti dengan komentar yang memberikan kesan dan citra
pada suatu wisata akan menjadikan sebuah persepsi pada suatu wisata.
Yang menurut (Agustine, 2020) citra destinasi bisa diartikan sebagai
persepsi masyarakat pada suatu tempat wisata yang dapat dilihat dengan
melihat konten pada wisata tersebut yang terdapat pada media sosial.
Dan adapun beberapa cara lain selain melalui bantuan dari konten
maupun postingan yaitu dengan teknologi Word Of Mouth yang dimana
strategi pemasaran ini melalui dari mulut ke mulut, yang menurut (Utami
dan Saputri, 2016) Word Of Mouth lebih efektif dikarenakan informasi
yang akan didapat oleh pendengar akan lebih jelas dan juga realistis. Yang
berarti dikarenakan jika melalui sebuah rekomendasi dari mulut ke mulut
merupakan hasil dari pengalaman pribadi dan lebih jujur karena dialami
oleh diri sendiri.
Wisata Banyu Mili sendiri telah mengalami banyak pengenalan dari
masyarakat baik secara konten maupun dari mulut ke mulut, maupun
melalui konten maupun postingan wisatawan yang telah mengunjungi
wisata Banyu Mili, sehingga wisata Banyu Mili akan menjadi lebih
terkenal dan dapat menarik perhatian masyarakat atau wisatawan dalam
memiliki keinginan untuk mengunjungi wisata Banyu Mili ini.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana Wisata Banyu Mili dapat dikenal oleh banyak masyarakat
dan menjadi salah satu wisata yang menjadi unggulan di Kecamatan
Wonosalam?.
2. Bagaiamana peranan media sosial dan internet dalam membantu
mengenalkan atau mempromosikan destinasi wisata Banyu Mili?
3. Apakah destinasi wisata perlu membangun citra pada destinasi
wisatanya?.

1.3 Tujuan
1. Untuk menganalisa bagaimana wisata Banyu Mili dapat viral dan
banyak dikenal oleh masyaraka.
2. Untuk mengetahui pengaruh internet dalam membantu
mempromosikan wisatanya.
3. Untuk mengetahui pentingnya membangun citra pada sebuah destinasi
wisata.

2
1.4 Manfaat
1. Menambah wawasan terhadap sebuah wisata.
2. Menjadi sebuah informasi terkait pengaruh sosial media dalam
membantu meningkatkan wisatawan pada sebuah destinasi wisata.
3. Mengerti pengaruh Word Of Mouth terhadap peningkatan minat
wisatawan untuk mengunjungi destinasi wisata.

BAB 2
Pembahasan

2.1 Letak Geografis

Gambar 2.1.1 Peta Wonosalam. Sumber: Google Earth

Wisata Banyu Mili terletak di Desa Carang Wulung, Kecamatan


Wonosalam, Kabupaten Jombang. Yang Kecamatan Wonosalam sendiri
memiliki banyak wisata-wisata dan potensi alam yang mendukung untuk
dijadikan wisata, dimana Wonosalam memiliki ketinggian antara 500
hingga kurang dari 600 meter diatas permukaan laut dan berada terletak di
kaki Gunung Anjasmara.
Kecamatan Wonosalam memiliki luas wilayah administratif seluas
121,63 km2 dengan jumlah 9 Desa dan 48 Dusun, dengan suhu mulai dari
23° C hingga 30° C yang suhu tersebut dapat dikatakan suhu sedang dan
relatif dingin. Bentuk topografi dan kondisi geografis di Kecamatan
Wonosalam membuat Wonosalam merupakan daerah yang memiliki lahan
yang potensial dalam melakukan dan mendukung kegiatan pertanian
maupun perkebunan.
3
Gambar 2.1.2 Peta Topografi Wonosalam

Desa Carang Wulung sendiri telah banyak dikembangkan wisata –


wisata lokal, dengan adanya pengembangan dan peningkatkan potensi
sebuah wisata daerah, maka usaha dalam pengembangan potensi tersebut
dapat menjadikan pendapatan lokal daerah sehingga masyarakat dapat
mendapatkan dampak yang baik dari sektor pariwisata ini.

2.2 Wisata P4S dan Ekowisata Banyu Mili


Banyu Mili merupakan objek wisata lokal di daerah Kecamatan
Wonosalam, Banyu Mili merupakan objek wisata yang menyajikan
keindahan alam dan beberapa spot menarik dan instagramable untuk
dijadikan foto maupun swafoto. Wisata Banyu Mili memiliki wahana
yang dijadikan sebagai spot berfoto, seperti rumah hobbit, kolam ikan,
perahu, food court, maupun wahana outbond anak kecil, selain itu juga
ada aliran sungai yang mengalir dan bisa untuk dijadikan tempat
bersantai.

4
Gambar 2.2.1 Objek Wisata Banyu Mili

Objek wisata Banyu Mili sendiri telah melakukan kegiatan


pelatihan dalam membantu meningkatkan pelayanan dan meningkatkan
objek wisata dengan mengikuti kegiatan pelatihan dari Pusat Pelatihan
dan Perdesaan Swadaya (P4S) yang P4S sendiri merupakan sebuah
lembaga pelatihan pertanian dan pedesaan yang dikelola oleh petani
secara swadaya baik perorangan maupun kelompok. Tujuan pelatihan
P4S ini diharapkan untuk dapat melakukan pengembangan sumber daya
manusia pada sektor pertanian pada bentuk pelatihan maupun magang
untuk para petani, dengan adanya pelatihan ini diharapkan petani dapat
berkreativitas dalam meningkatkan kuantitas maupun kualitas terhadap
produk pertanian.

Gambar 2.2.2 Wahana Bermain di Banyu Mili

Banyu Mili merupakan objek wisata yang potensial di daerah


Wonosalam dikarenakan Banyu Mili memiliki daya tarik yang sangat
kuat untuk menarik para wisatawan untuk mengunjungi objek wisata,
dalam sebuah wisata dibutuhkan akses yang mendukung dalam
memudahkan para wisatawan untuk mengunjungi sebuah objek wisata,
untuk wisata Banyu Mili sendiri aksesnya mudah untuk dilalui sehingga
kita dapat menjangkau ke objek wisata sehingga hal tersebut dapat
membuat wisatawan akan merasa nyaman dan merasa aman, selain dari
itu banyak bentuk olahan pangan dan wisata yang terdapat di Banyu Mili,
yang dijadikan produk unggulan yaitu olahan dari durian, yang dimana
buah durian merupakan buah yang mudah untuk dijumpai di Wonosalam,
dikarenakan durian sudah menjadi ikon dan komoditas utama dari sektor
5
agro untuk didaerah Wonosalamnya sendiri, sehingga para wisata selain
dapat menikmati alam yang indah, maupun spot foto buatan yang unik,
para wisatawan juga dapat merasakan nikmatnya buah durian, dan
olahan-olahan durian lainnya.
Banyu Mili juga menyediakan penyewaan tempat untuk
dilakukannya foto pre-wedding, hal ini tentunya karena wisata Banyu
Mili memiliki banyak spot foto yang ikonik, yang dimanfaatkan oleh
para pengelola untuk mencakup dan mengambil pasar untuk setiap
kalangan. Dengan semakin banyaknya pasar yang disasar maka hal
tersebut dapat memberi pendapatan yang semakin besar sehingga dapat
menambah keuntungan bagi pengelola dan juga para karyawan yang
terdapat di wisata Banyu Mili tersebut.

2.3 Strategi Pemasaran Wisata Banyu Mili


Dalam melakukan promosi dan pemasaran sebagai usaha dalam
menarik banyak wisatawan untuk mengunjungi wisata Banyu Mili,
dalam melakukan usaha untuk mempromosikan maupun mengenalkan
wisata Banyu Mili pengelola setempat menggunakan beberapa cara
yang pertama ialah dengan internet melalui platform media sosial
seperti Youtube, Instagram, Facebook, Twitter maupun Tiktok.
Perkembangan dunia komunikasi dan informasi yang cepat
membuat adanya perubahan dan cara dalam melakukan sebuah teknik
pemasaran yang awalnya konvensional menjadi lebih modern. Dengan
adanya berbagai platform di media sosial tersebut kita dapat
memmanfaatkannya salah satunya dengan untuk mempromosikan
wisata maupun sebuah usaha, karena internet tidak memiliki
keterbatasan dalam menjangkau informasi yang akan kita publikasikan,
siapapun yang memiliki internet akan bisa melihatnya tanpa terkecuali,
sehingga internet merupakan metode dan media yang efektif dalam
melakukan pemasaran sebuah hal. Salah satunya juga pada bidang
sektor pariwisata.
Kemudian cara kedua yang dilakukan oleh pengelola yaitu
menggunakan metode word of mouth, yang metode ini berjalan dengan
cara dari kata ke kata, atau mulut ke mulut, sehingga informasi itu dapat
didengar oleh calon wisatawan dan membuat rasa tertarik untuk ingin
mengunjungi ke wisata tersebut. Dikarenakan WOM ini merupakan
opini dan pendapat maupun, feedback yang dirasakan setelah
mengunjungi wisata ini, maka pendapat tersebut dapat dijadikan acuan
dan penilaian terhadap sebuah wisata, sehingga para calon wisatawan
dapat memutuskan seberapa menarik wisata Banyu Mili dari tanggapan
para wisatawan yang telah mengunjungi sebelumnya.
Maraknya penggunaan platform media sosial juga dilirik oleh
pengelola, sehingga pengelola wisata Banyu Mili juga membuat akun
6
khusus wisata Banyu Mili yang dinamai P4S & Eco Wonosalam Banyu
Mili, tujuan adanya akun facebook ini digunakan para pengelola untuk
menampun informasi seputar wisata, berita maupun opini dan pendapat
dari para pengunjung.

Gambar 2.3.1 Akun Facebook Wisata Banyu Mili

Semakin banyaknya tanggapan dan opini dari hasil pengalaman


para wisatawan yang telah mengunjungi wisata Banyu Mili, dari situ
mereka dapat menceritakan pengalaman dan menceritakan seberapa
menariknya wisata tersebut. Menurut Albarq (2014) dianalogikan
bahwa minat dalam berkunjung wisatawan juga sama dengan minat
dalam pembelian yang dilakukan oleh konsumen. Dari kutipan tersebut
kita dapat menganalogikan bahwa sama halnya dengan suatu barang,
suatu objek wisata juga perlu untuk direview sebanyak mungkin,
sehingga diibaratkan apabila barang direview oleh banyak orang dan
memiliki tanggapan positif yang besar maka seorang konsumen akan
tertarik ikut membeli, dan apabila review dan komen pada suatu barang
buruk, maka konsumen juga akan enggan untuk mencobanya. Dari sini
kita bisa mengambil analogi tersebut bahwa semakin bagus citra dari
sebuah objek wisata akan semakin mudah untuk dikunjungi dan
diminati oleh banyak wisatawan, dan apabila review dan citra pada
sebuah objek wisata jelek, maka wisatawan akan berpikir lagi apabila
ingin mengunjungi wisata tersebut.
Dengan demikian perlunya sebuah teknik dan cara yang tepat
dalam mengelola pariwisata tidak hanya dengan pada teknik
pemasarannya saja namun juga dilihat dari bagaimana pengelolaan dan
bagaimana pelayanannya. Seorang pengelola harus berusaha sekuat
mungkin dalam membuat para konsumen puas dengan objek wisatanya,
sehingga dengan adanya citra yang bagus, dengan begitu akan membuat
7
para calon wisata lainnya untuk ikut tertarik dan mengunjungi wisata
ini.
Kemudian adapun strategi pemasaran yaitu menggabungkan dua
strategi yaitu melalui penggabungan dari teknologi dan teknik word of
mouth, penggabungan tersebut menghasilkan e-WOM yaitu Electronic
Word of Mouth yang dimana pemasaran ini dilakukan dengan cara
bantuan dari media sosial dalam pemasarannya. Pemasaran secara ini
dapat mudah menyebar dan mencakup masyarakat secara luas dalam
mendapatkan informasi untuk mengetahui objek dan destinasi Banyu
Mili ini, sehingga dengan adanya teknik pemasaran ini dapat digunakan
dalam membantu meningkatkan wisatawan untuk mengunjungi wisata
Banyu Mili. Menurut (Purnamasari dan Yulianto, 2018) media internet
merupakan salah satu teknik pemasaran yang efisien dan efektif seperti
pada Electronic Word Of Mouth atau e – WOM. Dengan adanya media
internet seorang akan lebih mudah mempublikasikan sesuatu dengan
mudah dan murah, sehingga dengan adanya internet ini dapat
berdampak positif salah satunya pada pemasaran wisata, dikarenakan
dengan adanya bantuan internet ini, semula yang dalam melakukan
pemasaran melewati radio dan tv yang relatif mahal, sehingga kini
dengan bantuan internet sebuah promosi dapat dilakukan dengan
mudah, efisen, efektif dan juga murah. Electronic Word of Mouth juga
memiliki pengaruh terhadap keputusan terhadap variabel dalam
memberi keputusan untuk berkujung.

2.4 Perencanaan Perjalanan Wisata


Dalam mendukung tingkatnya kunjungan wisatawan tentunya kita
sebelum berkunjung seorang wisatawan akan memikirkan akses dan
rute perjalanan menuju sebuah objek wisata, dalam mendukung akses
menuju pariwisata tentunya dibutuhkan infrastruktur yang memadai dan
aman untuk memudahkan seorang wisatawan dalam mengunjungi objek
wisata yang dituju. Dengan adanya infrastruktur dapat mempermudah
masyarakat dalam bergerak atau berpindah dari tempat satu ketempat
yang lain, dengan adanya infrastruktur hal tersebut dapat menunjang
dan mendukung jalannya perekonomian yang dihasilkan dan dari
berbagai sektor dan bidang salah satunya adalah pariwisata, Dengan
adanya infrastruktur seperti jalan Atau lalu lintas dapat membuat
memajukan pariwisata sehingga dapat menumbuhkan perekonomian
baik warga maupun negara.
Di Banyu Mili sendiri akses menuju Banyu Mili sudah dapat
dilalui dengan mudah namun ada beberapa kekurangan pada akses
jalan yaitu beberapa titik terdapat Jalan yang rusak dan dan
perjalanan yang dimiliki pada jalur menuju Wonosalam masih

8
tergolong sempit sehingga terkadang terjadi kemacetan pada daerah
wisata.
Tentunya dalam mengunjungi sebuah wisata kita
memerlukan aspek waktu itu berupa jarak tempuh untuk menuju
tujuan tersebut yaitu objek wisata, Banyu Mili yang terletak di
Wonosalam memiliki batas-batas Daerah atau wilayah dengan
beberapa tempat pada bagian utara Wonosalam berbatasan dengan
Kabupaten Mojokerto kemudian pada bagian Selatan berbatasan
dengan Kota Batu Kemudian pada bagian barat laut berbatasan
dengan Kabupaten Jombang, Dalam menempuh tujuan menuju
wisata Banyu Mili tentunya tergantung dengan titik lokasi awal
keberangkatan seperti contoh waktu yang ditempuh keberangkatan
dimulai dari Kabupaten Mojokerto membutuhkan setidaknya waktu
59 menit dengan jarak menempuh kurang lebih 32 km , Dan untuk
wilayah Jombang untuk menuju ke wisata Banyu Mili membutuhkan
Kisaran waktu 49 menit dengan jarak tempuh mencapai Kurang
lebih 26 km jika keberangkatan dimulai Kota Surabaya
Membutuhkan kan waktu kurang lebih 2 jam dengan jarak yang
ditempuh kurang lebih 83 km, dan perjalanan dari Kota Batu
dibutuhkan waktu kurang lebih 2 jam 20 menit dengan jarak tempuh
kisaran 64 Km.

Gambar 2.4.1 Jarak Tempuh Destinasi Wisata Banyu Mili

9
BAB 3
Penutup
3.1 Kesimpulan
Dari hasil pemaparan makalah ini mengenai objek wisata Banyu
Mili kita dapat mengetahui bagaimana mengenai daya tarik yang
dimiliki oleh wisata Banyu Mili, kemudian cara pemasaran wisata
tersebut yang terdapat dua strategi pemasaran dan dilakukan sebuah
kombinasi sehingga menjadi strategi baru yaitu e-WOM,dan beberapa
penunjang dalam memfasilitasi kemudahan untuk para wisatawan
dalam mengakses dan mengetahui perencanaan perjalan menuju
pariwisata.
3.2 Saran
Dalam mendorong peningkatan dan memberikan daya tarik
sehingga wisatawan dapat tertarik untuk mengunjungi ialah dengan
melakukan hal yang baru tidak hanya pada cara pemasarannya saja
namun juga dengan aspek fasilitas dan wahana baru yang dapat
memberikan pengalaman baru bagi para wisatawan yang berkunjung
sehingga, objek wisata akan membuat daya tarik untuk calon wisatawan
yang berminat untuk mengunjungi wisata Banyu Mili di Wonosalam
ini, dan juga diharapkannya adanya saling support pada pemerintah
daerah untuk mendukung baik secara material dalam membangun
infrastruktur sebagai membantu mempermudah meningkatkan
kemudahan, dan juga bantuan terhadap saran yang dapat membangun
wisata lokal.

10
Daftar Pustaka
Hermawan, H. (2016). Dampak pengembangan Desa Wisata Nglanggeran
terhadap ekonomi masyarakat lokal. Jurnal Pariwisata, 3(2), 105-117.
Rizki, B. I. (2017). Strategi Promosi Objek Daerah Tujuan Wisata (Studi Kasus:
Desa Wisata Dukuh, Sleman) (Doctoral dissertation, STP AMPTA Yogyakarta).
Agustine, D. U. (2020). PENGARUH TERPAAN MEDIA SOSIAL DAN
ELECTRONIC WORD OF MOUTH (E-WOM) TERHADAP KEPUTUSAN BERKUNJUNG
DENGAN CITRA DESTINASI SEBAGAI MEDIASI (Survei pada Pengunjung Wisata
Banyu Mili Wonosalam, Jombang) (Doctoral dissertation, STIE PGRI Dewantara).
Utami, D. W., & Saputri, M. E. (2016). Pengaruh Electronic Word Of Mouth (e-
wom) Terhadap Keputusan Pembelian Pada Konsumen CafÉ Roti Gempol Dan Kopi
Anjis Bandung. eProceedings of Management, 3(2).
Albarq, A. N. (2014). Measuring the impacts of online word-of-mouth on tourists'
attitude and intentions to visit Jordan: An empirical study. International Business
Research, 7(1), 14.
Purnamasari, D., & Yulianto, E. (2018). Analisis Electronic Word Of Mouth
Terhadap Keputusan Pembelian Produk Smartphone Oppo Dengan Brand Image Dan
Brand Trust Sebagai Variabel Moderator (Survei Pada Konsumen Oppo Shop Center
Sidoarjo). Jurnal Administrasi Bisnis, 54(1), 92-100.

11
Lampiran

12
13
14

Anda mungkin juga menyukai