“PERKEMBANGAN PARAWISATA”
DISUSUN OLEH :
HANNA MARDIAH RENWARIN
202228097
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya sehingga
makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terima
kasih terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan
baik pikiran maupun materinya.
Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa
pembaca praktekkan dalam kehidupan sehari-hari.
Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam
penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman Kami. Untuk itu
kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…………………………………………………… i
DAFTAR ISI……………………………………………………………… ii
BAB I PENDAHULUAN……………………………………………... 1
1.3 Tujuan……………………………………………………………. 2
BAB II PEMBAHASAN………………………………………………... 3
3.1 Kesimpulan……………………………………………………… 8
ii
BAB
I
PENDAHULUAN
suatu daerah. Dengan adanya kegiatan pariwisata di suatu daerah maka daerah- daerah
yang memiliki potensi dasar pariwisata akan dapat lebih mudah berkembang dan maju.
Selain itu, daerah yang memiliki potensi dasar pariwisata cenderung mengembangkan
potensi daerah yang ada sehingga mampu menarik wisatawan dalam jumlah besar.
sebagai salah satu sektor andalan dalam meningkatkan perekonomian Negara. Salah
alam, flora dan fauna sebagai karunia Tuhan Yang MahaEsa, serta peninggalan
1
dimiliki bangsa Indonesia merupakan sumber daya dan modal pembangunan
Berdasarkan deskripsi permasalahan yang telah dipaparkan dalam latar belakang, maka
pengembangan wisata?
masyarakat?
B. TUJUAN
1. Mengetahui sejauh mana model kerjasama antara pemerintah dengan masyarakat dalam
2
BAB
II
PEMBAHASAN
Penciptaan lapangan kerja, dimana pada umumnya pariwisata merupakan industri padat
karya dimana tenaga kerja tidak dapat digantikan dengan modal atau peralatan. Sebagai
sumber devisa asing. Pariwisata dan distribusi pembangunan spiritual, disini pariwisata
secara wajar cenderung mendistribusikan pembangunan dari pusat industri ke arah wilayah
desa yang belum berkembang, bahkan pariwisata disadari dapat menjadi dasar
pembangunan regional.
3
2.2 Destinasi Pariwisata
4
2.4 Komunikasi Informasi dan Media Massa
komunikasi informasi dan media massa yang ada masih terbatas, karena hanya di
informasikan melalui surat kabar serta media sosial dan tidak di informasikan melalui radio
maupun media lainnya. Namun masih terus melakukan pengembangan dalam informasi
kepariwisataan.
Melakukan promosi melalui media massa merupakan cara gampang dan mudah
untuk berpromosi, karena seluruh dunia dapat melihat dan menerima informasi tersebut.
Oleh karena itu, kini teknologi sudah semakin maju dan berkembang dalam melakukan
aktivitas kepariwisataan yang dapat mendatangkan banyak wisatawan untuk berkunjung
ke suatu daerah. Selain kebutuhan wisatawan akan informasi yang lengkap, akurat dan
mudah di dapat, maka pihak lain yang juga membutuhkan data dan informasi tersebut
adalah pihak pengelola industri pariwisata dan pemerintah sebagai pihak pengambil
keputusan dan penentu kebijakan dibidang pariwisata. Berdasarkan hasil penelitian,
penulis mengetahui bahwa komunikasi informasi dan media massa sektor pariwisata yang
ada di Kabupaten Bulungan masih terbatas, karena hanya di informasikan melalui surat
kabar serta media sosial dan tidak di informasikan melalui radio maupun media lainnya.
Namun masih terus dilakukan pengembangan informasi kepariwisataan
Produk pariwisata merupakan suatu bentukan yang nyata dan tidak nyata dikemas
dalam suatu kesatuan rangkaia perjalana yang hanya dapat dinikmati apabila seluruh
rangkain perjalann tersebut dapat memberikan pengalaman yang bak bagi orang yang
melakukan atau menggunakan produk tersebut.Sehingga bentuk dari produk itu pada
hakikatnya adalah tidak nyata, karena suatu rangkaian perjalanan terdapat berbagai macam
unsur yang saling melengkapi, tergantung pada jenis perjalanan yang di lakukan oleh
wisatawan.
Mason dan Poerwanto dalam Suryadana dan Octavia (2015) membuat rumusan
tentang komponen kompenen produk pariwasata yaitu: 1) Aksebilitas, 2) amenities, 3)
networking, yaitu daya tarik wisata, baik alam budaya maupun buatan manusia seperti
festival atau pentas seni.
Jenis produk pariwisata yang dibutuhkan secara langsung oleh wisatawan adalah
terdiri dari berbagai jasa pelayanan, antara lain sebagai berikut: Jasa perjalanan wisata,
Jasa transportasi wisata,Jasa penyediaan akomodasi , Jasa penyediaan makanan dan
minuman Jasa daya tarik wisata, Jasa penyelenggaraan kegiatan hiburan dan rekreasi, Jasa
wiata tirta, Jasa informasi pariwisata, dan jasa pramuwisata
5
2.6 Prinsip Dasar Pengelolaan Pariwisata
Menurut Dox (1985) dalam pitama dan Surya Diarta pengelolaan pariwisata harus
memperhatikan ptinsip-prinsp berikut:
2) Preservasi, proteksi dan peningkatan kualitas sumber daya yang menjadi basis
pengembangan kawasan pariwisata
3) Pengembangan atraksi wisata tambahan yang mengakar pada khasana budaya local
4) Pelayanan kepada budaya yang berbasis keunikan budaya dan lingkungan local
6
b. memfasilitasi kemitraan usaha mikro, kecil, menengah, dan koperasi dengan
usaha skala besar.2 Model pelaksanaan pengembangan destinasi pariwisata daerah yang
diusulkan untuk diterapkan dalam pengembangan potensi wisata yang ada di kabupatenTana
Toraja mengacu pada kondisi aktual saat ini berupa potensi dan wisata alam. Untuk
mengembangkan wisata-wisata terdapat stakeholder yang teribat (pemerintah, lembaga non
pemerintah), SDM, programprogram, dana dan fasilitas. Berdasarkan keterlibatan stakeholders
dan berdasarkan berdasar kondisi saat ini di dapatkan pogram-program yang diharpakan apat
memberikan arahan yang jelas dalam upaya pengembangan daerah tujuan wisata di kabupaten
Tana Toraja ke depannya. Sasaran tersebut dapat tercapai melalui pengelolaan dan pengusahaan
yang benar dan terkoordinasi, baik lintas sektoral maupuan swasta yang berkaitan dengan
pengembangan kegiatan pariwisata sehingga di perlukan dukungan serta peran dari masyarakat
dan pemerintah dan seluruh sektor yang berperan kepariwisataan. Keberhasilan pelaksanaan
pengembangan daerah tujuan wisata tidak terlepas dari peran semua elemen, tentunya dengan
memperhatikan unsur program, anggaran dan proses yang sudah ada.
7
BAB
III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Model kerjasama yang dibangun pihak swasta dan pemerintah daerah dalam
pengembangan pariwisata di Kabupaten Purbalingga Provinsi Jawa Tengah termasuk
dalam model Pseudo partnership atau kemitraan semu jika ditinjau dari fenomena biologis
kehidupan organisme. Sedangkan jika ditinjau dari azas kehidupan organisasi pada
umumnya, termasuk dalam model Subordinate union of partnership yaitu kemitraan atas
dasar penggabungan dua pihak atau lebih yang berhubungan secara subordinatif.
DAFTAR PUSTAKA
Serly Wulandary dan Sari Indah Murwani, 2014 : POLA KEMITRAAN DALAM PENGEMBANGAN
PARIWISATA