DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 4
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat
rahmat dan karuniaNya pada akhirnya kami dapat menyelesaikan makalah ini. Makalah ini
disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Pariwisata. Makalah ini membahas
tentang “Kebijakan Pengembangan Pariwisata”.
Dalam penyusunan makalah ini kami menemukan berbagai kendala, hambatan, dan
tantangan tetapi dengan kerja keras dan penyertaan dari Tuhan Yang Maha Esa, kami dapat
menyelesaikan makalah ini dengan baik. Semua itu tidak terlepas dari dukungan, bantuan,
dan dorongan dari orang-orang yang berada di sekeliling kami. Oleh karena itu kami ingin
mengucapakan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada Tuhan Yang Maha Esa dan semua
pihak yang telah membantu kami dalam menyusun makalah ini. Kami menyadari bahwa
masih terdapat banyak kekurangan maupun kesalahan dalam penyusunan makalah ini. Oleh
karena itu kritik, saran dari pembaca sekalian sangat kami harapkan guna untuk memperbaiki
kualitas dalam penyusunan makalah selanjutnya. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
pembaca semua.
Kelompok 4
2
DAFTAR ISI
BAB I. PENDAHULUAN……………………….………………………………….4
1.3. Tujuan……………………………………………………………………….5
3.1. Kesimpulan……………………………………………………………….39
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………….40
3
BAB I
PENDAHULUAN
pelaksanaannya memiliki keterkaitan langsung dengan berbagai bidang industri lainnya, baik
secara langsung maupun tidak langsung. Kebijakan pariwisata merupakan sebuah produk
dari proses yang sangat kompleks dan terkait dengan berbagai aspek. Kompleksitas
pariwisata disebabkan oleh berbagai perubahan besar pada level lokal, nasional dan
internasional. Dalam konteks perubahan besar tersebut lingkungan kebijakan pada pariwisata
menjadi media yang strategis bagi pemerintah untuk memasarkan potensi wisatanya. Pada
kondisi inilah kebijakan pariwisata menjadi sangat strategis dan penting dalam
pengembangan pariwisata, Pariwisata adalah industri yang multidimensi dan lintas sektoral.
Keterlibatan semua pihak dibutuhkan karena pariwisata bukan sektor yang berdiri sendiri.
Pertimbangan keterkaitan antar sektor dan penanganan pariwisata semakin rumit dalam
pengembangan suatu destinasi yang terpadu (Brawnwel dalam Theobald (ed), 2005: 406).
4
4. Apa saja kebijakan peningkatan pengembangan pariwisata?
1.3. Tujuan
5
BAB II
PEMBAHASAN
Alasan utama pengembangan pariwisata pada suatu daerah tujuan wisata, baik secara
lokal, regional atau ruang lingkup nasional pada suatu negara sangat erat kaitannya dengan
pembangunan perekonomian daerah atau negara tersebut. Dengan kata lain, pengembangan
kepariwisataan pada suatu daerah tujuan wisata selalu akan diperhitungkan dengan
Kita menyadari bahwa bila pada suatu daerah tujuan wisata industri pariwisatanya
berkembang dengan baik dengan sendirinya akan memberikan dampak positif bagi daerah
itu, karena itu dapat menciptakan lapangan kerja yang cukup luas bagi penduduk setempat.
Secara langsung dengan dibangunnya sarana dan prasarana kepariwisataan di daerah itu
maka tenaga kerja akan banyak disedot oleh proyek-proyek: pembuatan jalan jalan ke objek-
objek pariwisata, jembatan, pembangkit tenaga listrik, persediaan air bersih, pembangunan
tempat-tempat rekreasi, objek wisata, angkutan wisata, terminal dan lapangan udara,
sanggar kesenian dan tempat hiburan lainnya. Dan bahkan bukan itu saja, dengan banyaknya
wisatawan yang mengunjungi daerah itu, secara tidak langsung akan timbul permintaan baru
akan hasil-hasil pertanian, peternakan, perkebunan, industri perabot rumah tangga, kerajinan
kecil dan pertenunan serta pendidikan untuk melayani wisatawan yang datang.
6
Uang yang dibelanjakan wisatawan pada suatu daerah tujuan wisata sangat besar
pengaruhnya bagi daerah tujuan wisata atau negara yang mengembangkan pariwisata sebagai
suatu industri. Tidak hanya akan dapat meningkatkan penerimaan devisa negara, pendapatan
nasional, penerimaan pajak, tetapi sekaligus akan memperkuat posisi neraca pembayaran
negara.
Alasan kedua pengembangan pariwisata itu lebih banyak bersifat non ekonomis.
Salah satu motivasi wisatawan yang datang berkunjung pada suatu daerah tujuan wisata
adalah untuk menyaksikan dan melihat keindahan alam dan termasuk di dalamnya cagar
alam, kebun raya, tempat bersejarah dan candi-candi, bangunan-bangunan kuno, perkebunan
Semuanya itu memerlukan biaya yang tidak sedikit untuk pemeliharaan dan
perawatan. Dengan majunya pariwisata sebagai suatu industri, biaya yang besar untuk
perbaikan, pemeliharaan, restorasi dan pengembangan objek dan atraksi wisata akan dapat
diperoleh dari hasil kegiatan kepariwisataan. Demikian pula halnya dengan adat-istiadat,
daerah, semuanya itu merupakan daya tarik yang kuat bagi wisatawan asing. Akibat pesatnya
dikhawatirkan dengan masuknya wisatawan asing para penduduk setempat, adat istiadat, tata
cara hidup (the way of life), kesenian daerah serta pola-pola kebudayaan tradisional akan
7
Sesungguhnya, dengan adanya kegiatan kepariwisataan akan timbul hasrat dan
keinginan untuk memelihara semua aset wisata dimaksud. Industri pariwisata dikatakan
sebagai industri tanpa cerobong asap yang bebas dari polusi dan pencemaran lainnya.
transportasi dan komuni-kasi, tetapi tempat-tempat yang menjadi pemusatan wisatawan itu
selalu menghendaki suasana yang nyaman, bersih dan aman dan memiliki lingkungan yang
terpelihara sehingga tercipta suasana harmonis dan menyenangkan bagi semua pengunjung.
laku orang lain yang datang berkunjung, terutama bagi masyarakat dimana proyek
kepariwisataan itu dibangun. Pertukaran pikiran dan adanya interaksi antara wisatawan yang
datang dengan penduduk setempat akan dapat membuka mata penduduk sekitarnya dalam
banyak hal. Perbedaan pandangan, penafsiran dan salah pengertian dapat dihilangkan melalui
kepariwisataan. Hal ini dapat terjadi, karena dalam bisnis pariwisata, mereka yang melayani
para wisatawan harus bersikap tanpa membedakan ras, bangsa dan agama. Jadi perbedaan
politik, aliran dan kepercayaan, salah pengertian, prasangka buruk akan dapat dihilangkan
Hanya saja, dalam kenyataan hampir selalu kita jumpai kebiasaan wisatawan yang
kurang atau tidak berkenan di hati penduduk yang dikunjungi. Di antara kebiasaan jelek yang
terjadi antara lain adalah: cara berpakaian yang menyinggung perasaan, suka minum
8
minuman keras dan mabuk-mabukan, masuk rumah ibadah, mesjid, pura atau candi tidak
Bila semuanya itu terjadi tentunya akan membuat penduduk setempat akan
int yang dibiarkanka pastilah kegagalan yang Penakita jumpai dalam pengembangan
daerah tertentu. Para pengambil kebijakan hendaklah sebelumnya melakukan penelitian atau
pengkajian terhadap semua aspek yang berkaitan dengan pariwisata itu. Mulai dari potensi
yang dimiliki daerah tersebut, kebiasaan hidup masyarakat di sekitarnya, kepercayaan yang
dianutnya, sampai dengan tingkah laku atau kebiasaan wisatawan yang direncanakan akan
Sesuai dengan instruksi No.9 Tahun 1969 dikatakan dalam pasal 2 bahwa tujuan
1. Meningkatkan pendapatan devisa pada khususnya dan pendapatan negara dan masyarakat
pada umumnya , perluasan kesempatan serta lapangan kerja dan mendorong kegiatan
9
2. Memperkenalkan dan mendayagunakan keindahan alam dan kebudayaaan indonesia
pelaksanaan baik yang diusahakan oleh pemerintah maupun pihak swasta, maka di sampinh
perhubungan dengan susunan keanggotaan yang terdiri dari kalangan pemerintahan dan
(BAPPARDA) yaitu sebagai badan yang membantu gubernur untuk memberolan advis
tentang hal -hal yang berhubungan dengan kepariwisataan dimana anggotanya terdiri dari
unsur- unsur pemerintaj dan swasta yang di angkaz oleh Gubernur Kepala Daerah yang
10
A. SIFAT DAN KEDUDUKAN
1. badan pengembangan pariwisata meru pakan suatu badan pelenglak di dalam struktur.
Depertemen perhubungan struktur pemerintah daerah yang bwrsifat semi pemerintah dan
2. Anggota badan pengembangan pariwisata terdiri atas wakil pemerintah (pusat dan daerah)
dan masyarakat termasuk pengusaha dan para ahli yang komposisinya di tentukan oleh
mentri perhubungan
masyarakat.
4. BAPPARNAS (tingkat 1 dan 2) merupakan badan konsultatif terhadap kepala daerah dan
daerah yang bersangkutan dan yang di selenggarakan bersama oleh pemerintah dan
masyarakat.
B. TUGAS BAPPERNAS
kepariwisataan pada tingkat nasional kepada mentri perhubungan sehingga tercapai suatu
11
2. Menggerakan dan mendayagunakan seluruh potensi nasional yang dapat di arahkan
perhubungan.
5. Dengan mempersetujukan mentri ikut serta dalam kerja sama internasional dan
C. TUGAS BAPPARDA
pada tingkat kepala-kepala daerah, sehingga tercapai suatu usaha yang terkoordinir dan
menyeluruh.
12
4. Mengkoordinir pelaksanaan usaha-usaha pengembangan kepariwisaan yang
diselenggarakan bersama oleh pemerintah dan masyarakat didaerah yang ikut serta dalam
masing-masing. Seperti diketahui bahwa ketua bapparnas adalah dirjen pariwisata yang
diangkat dan diberhentikan oleh menteri perhubungan demikian pula ketua bapparda
direktorat jenderal pariwisata maka bapparda ketuanya juga merangkap sebagai kepala dinas
pariwisata daerah (diparda) hal ini tidak lain adalah untuk keperluan teknis agar memudahkan
pekerjaan sehari hari agar jangan timbul stagnasi dalam hal hal yang perlu segera di
tanggulangi.
perhubungan, nampak bahwa pengembangan kepariwisataan lebih terarah dari yang sudah-
sudah. Berkat dorongan pemerintah dalam bentuk investasi dalam bidang prasarana
infrastruktur maupun sebagai perangsang kepada penanam modal/ pribumi maupun asing,
Nampak oleh kita dalam bidang ini banyak orang-orang yang mencoba mengadu
dalam usaha yang baru ini tetapi untuk melindungi para wisatawan dan kepercayaan luar
negeri kepada Indonesia dalam hal service dan nama baik bangsa maka pemerintah
13
mengeluarkan peraturan-peraturan untuk mengatur tentang persyaratan dan ijin usaha
1. Surat keputusan menteri perhubungan No S.K. 242/u/69 tanggal 2 Desember 1969 tentang
Dalam rangka menghadapi konferensi PATA yang diadakan di Jakarta awal April
1974, presiden memangil anggota dewan pertimbangan pariwisata nasional untuk dimintakan
pendapat dan saran saran yang selanjutnya akan di jadikan pedoman dalam penyelenggaraan
konferensi yang menyangkut nama baik bangsa.Rapat ini diselenggarakan pada Senin, 10
Januari 1972 di gedung bina graha yang di pimpin oleh presiden Suharto.
14
petunjuk petunjuk tentang kebijaksanaan kebijaksanaan yang berhubungan dengan
penghasil devisa, pariwisata dapat menampung dan meningkatkan tenaga kerja, dapat
3. Pemerintah harus senantiasa membantu pengembangan pariwisata agar dari sejak semula
diusahakan peraturan peraturan yang membatasi hal hal yang negatif terhadap tata
kehidupan masyarakat adat istiadat dan susila masyarakat membanjiri wisata asing.
semula diusahakan peraturan yang membatasi hal hal yang negatif terhadap tata kehidupan
masyarakat adat istiadat dan susila masyarakat atas membanjirnya wisata asing.
5. Kepada pengatur keamanan pemerintah untuk mengambil tindakan tegas dan konkret atas
Dalam bidang ekonomi sektor pariwisata diharapkan dapat memberi arti dalam
meningkatkan produk domestik bruto (PDB) dan sekaligus peningkatan produk domestik
regional bruto (PDRB) KARENA itu, pariwisata dikembangkan secara intensif dengan
15
berpicak secara kemauan politik, pemerintah dan iklim usaha yang saling mendukung kearah
adalah :
1. Semakin meningkat perkembangan pariwisata dunia akhir akhir ini. Ditahun 1992
wisatawan internasional yang melakukan perjalanan wisata tercatat sebagai 450 juta
wisatawan di tahun 1991 dengan penerimaan devisa us $ 278 miliar. Ditahun 2000
menurut wto (world tourism organization) diperkirakan jumlah ini meningkat menjadi 637
juta dan 114 juta (17,9%) dari padanya di harapkan akan mengunjungi asia Pasifik
termasuk Indonesia.
menciptakan iklim berusaha yang lebih baik, khususnya dalam sektor pariwisata.
3. Adanya kemudahan yang diberikan kepada wisatawan asing masuk ke dalam Indonesia
4. Menguatnya mata usang asing terhadap nilai rupiah membuat biaya perjalanan wisatawan
5. Potensi pariwisata yang dimiliki sangat bervariasi,baik alam,seni budaya, maupun the way
of life penduduknya tersedia dan dapat dilihat sepanjang tahun tanpa di pengaruhi musim.
16
6. Mulai meningkatnya kegiatan promosi yang dilakukan di luar negeri dengan membawa
7. Adanya stabilitas nasional yang mantap dan faktor keamanan yang terjamin bagi
9. Keberhasilan perencanaan tahun kunjungan wisata tahun 1991 dan visit Asean tahun 1992.
ketetapan MPR sekali lagi mempertegas untukk memperbaharui GBHN tahun sebagai
berikut:
dilakukan secara menyeluruh dan terpadu dengan sektor pembangunan lainnya serta
17
berbagai usaha kepariwisataan yang kecil yang menengah dan besar agar dapat saling
menunjang.
2. Pariwisata dalam negeri terus dikembangkan dan diarahkan untuk memupuk rasa cinta
pada tanah air dan bangsa serta menanamkan jiwa , semangat dan nilai nilai luhur bangsa
dalam rangka lebih memperkokoh persatuan dan kesatuan nasional disamping untuk
bahari di berbagai daerah di seluruh pelosok tanah air . sehubungan dengan itu pelayanan
dan penyelenggaraan wisata untuk masyarakat terutama remaja dan pemuda perlu
ditingkatkan.
3. Dalam rangka pembangunan pariwisata perlu ditingkatkan langkah langkah yang terarah
dan terpadu dalam pengembangan obyek wisata serta kegiatan promosi dan
4. Kesadaran dan partisipasi dalam kegiatan pariwisata perlu ditingkatkan melalui usaha-
usaha penyuluhan dan pembinaan kelompok seni budaya, industri kerajinan,usaha- usaha
18
2.3. Kebijakan Terpadu Dalam Peningkatan Perolehan Devisa
nasional jangka panjang, tahap kedua tahun 1994-1998 kelihatannya minyal bumi tidak lagi
bahwa minyak bumi dipeerkirakan secara ekonomis akan habis di tahun 2012.
Pada waktunya nanti Indonesia akan menjadi negara pengimpor minyak.Hal ini
tentunya terjadi bilamana indonesia tidak akan berhasil menemukan ladangladang minyak
baru, yang sudah pasti cepat atau lambat di indonesia nantinya akan jadi negara pengimpor
minyak bumi.
Salah satu komoditi prospektif adalah sektor pariwisata, yang diangap potensional
untuk di kembangkan di masa yang akan datang.Kunjungan wisman dan perolehan devisa
dari sektor ini semakin meningkat dari tahun ke tahun,sehingga saat ini menduduki peringkat
ketiga dalam menghasilkan devisa non-migas setelah kayu lapiss dan tekstil berikut garmen.
penghasil devisa non-migas nomor satu bukan satu hal yang tidak mungkin.Hal itu setelah
Kunjungan Indonesia Tahun 1993- 2000 oleh presiden Suharto tanggal 21 oktober 1992.
19
Diperolehnya devisa dari sektor ekspor barang komoditi banyak berbeda dengan
dvisa diperoleh dari hasil industri pariwisata .Bila dalam hal komoditi devisa yang di peroleh
dari hasil ekspor ke luar negeri maka dalam hal indutri pariwisata caranya adalah dengan
1. Penerrimaan visa fee sewaktu wisatawaan akan berangkat ke indonesia pada kedutaan/
2. Hasil penjualan tiket pesawat udara atau kapal laut (bila pesawat udara atau kapal laut
yang di gunakan adalah pesawat atau kapal yang dimiliki bangsa indonesia).
3. Biaya taxi/ coach bus untuk transfer dari lapangan udara ke hotel dan sebaliknya.
4. Sewa kantor hotel selama menginap pda beberapa kota yng dikunjungi.
5. Biaya makanan dan minuman pada bar dan restoran dalam maupun luar hotel.
6. Biaya tours dan sightseeing serta excursion pada kota yang dikunjungi.
7. Biaya taxi untuk transpootasi lokal untuk keperluan berbelanja dan keperluan pribadinya.
9. Fee perpanjang visa ditempat / kota yang di kunjungi (bila diperluka) Dalam rangka untuk
meningkatkan devisa negara masih banyak aspek yang perlu di benahi, agar devisa yang
20
di harapkan betul yang di harapkan betul merupakan kenyataan dan diterima oleh
Untuk mencapai tujuan ini tidak mudah dan untuk itu perlu seperangkat kebijaksaan
.Namun dalam mengambil kebijaksanaan jangan sampai terjadi kebijaksanaan yang satu
bertentengan dengan kebijaksanaan yang lain. Dengan perkataan lain, kebijaksaannan yang
hendak diterapkan harus dilaksankan secara terpadu, artinya kebijaksanaan yang satu
Kita menydari bahwa pariwisata sebagai suatu industri sangat kompleks. Produk dan
pelayanaan yng dihasilkan secara terpisah,walaupun sudah dihasilkan dengan baik,bila tidak
didukung oleh kebijaksanaan yang tepat semua tidak akan ada artinya.
Sebagai contoh agar jangan terjadi kebocoran dalam industri pariwisata indonesia,
1. Agar semua wisatawan yang datang dan masuk Indonesia dibawa dng pesawat atau kapal
2. Semua wisatawan menginap di hotel atau penginapan yang dimiliki modal dalam negri.
3. Semua perjalanan wisata seperti : sightseeing di selenggarakan oleh travel agent milik
bangsa indonesis.
4. Semua tenaga yang memberikan peleyanan bagi wisatawannya terdiri dari bangsa
Indonesia.
21
5. Agar pengusaha industri pariwisata memprkecil seminimal mungkin pemakaian barang
impor.
Peranan dan fungsi suatu organisasi kepariwisataaan yang ada baik berada didaerah
maupun berada di luar daerah atau tingkat nasional.Sebagai suatu organisasi yang diberi
karena fungsi dan tugas suatu organisasi pariwisata pada umunya tidak lain adalah :
1. Berusaha memberikan kepuasaan kepda wisatawan kedaerah dengan segala fasilitas dan
mengerti dan mengetahui untung dan ruginya bila pariwisata dikembangkan di suatu
industri .
4. Mengadakan program riset yang bertujuan untuk memperbaiki produk wisata dan
pengembangan produk bary guna dapat menguasai pasaran diwaktu yang akan datang.
22
6. Merumuskan kebijaksaan tentang pengembangan kepariwisataan berdasarkan hasil
Banyak upaya dan usaha yang telah dilakukan pemerintah, cq. Departemen
lain adalah agar lebih banyak wisatawan datang, lebih lama tinggal dan lebih banyak
atau Keputusan Menteri PARPOSTEL. Kebijaksanaan yang diambil itu mulai dari
Pada dasarnya kebijaksanaan tersebut lebih banyak diarahkan dan ditekankan dalam
lain meliputi:
pembangunan.
23
4. Memberi pengarahan dan petunjuk dalam pengembangan kepariwisataan dalam ruang
lingkup nasional
pemerintah daerah, pihak swasta nasional dan organisasi masyarakat untuk menyerasikan
yang dapat kita lihat dari meningkatnya jumlah wisatawan yang datang, meningkatnya
jumlah devisa yang diraih sektor pariwisata dan semakin banyak Daerah Tujuan Wisata
Juli 1985 mengeluarkan ketentuan tentang kegiatan Usaha Kawasan Wisata, sebagai
dirumuskan pada Bab II Pasal II Surat Keputusan No: 59/PW.002/ MPPT-85 tanggal 23 Juli
pembangunan usaha pariwisata dan menata serta membagi lebih lanjut dalam satuan-
satuan simpul (lingkungan tertentu) yang dituangkan dalam gambar rencana (site plan).
membangun usaha pariwisata meliputi hotel atau jenis penginapan lainnya, rumah makan
tempat rekreasi dan hiburan umum, serta usaha pariwisata lainnya sesuai gambar rencana
(site plan).
24
3. Melaksanakan pembangunan jalan, penyediaan air bersih dan listrik sesuai gambar
5. Melaksanakan dan atau mengawasi pembangunan usaha pariwisata agar sesuai dengan
6. Membangun bangunan yang dipandang perlu untuk keperluan administrasi usaha kawasan
pariwisata.
daerah tujuan wisata dan masing-masing daerah tujuan wisata dimaksud terdiri dari beberapa
1. Daerah Tujuan Wisata (DTW) yang termasuk kelompok A yang terdiri dari: Provinsi
2. Daerah Tujuan Wisata (DTW) yang termasuk dalam kelompok B yang terdiri dari:
25
3. Daerah Tujuan Wisata (DTW) yang termasuk kelompok C yang terdiri dari: Provinsi
4. Daerah Tujuan Wisata (DTW) yang termasuk dalam kelompok D dan terdiri dari: Provinsi
Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, dan Timor.
5. Daerah Tujuan Wisata (DTW) yang termasuk kelompok E dan terdiri dari: Provinsi
6. Daerah Tujuan Wisata (DTW) yang termasuk kelompok F dan terdiri dari: Provinsi
7. Daerah Tujuan Wisata (DTW) yang termasuk kelompok G dan terdiri dari: Provinsi
Di samping DTW yang telah ada, dalam rangka pengembangan pariwi-sata di tanah
air, pemerintah membuka kawasan-kawasan wisata pada beberapa daerah yang kebetulan
memiliki potensi pariwisata alam dan di tahun 1990 pemerintah telah berhasil membangun 6
kawasan wisata dan kemudian di tahun 1991 meningkat menjadi 10 kawasan dan selanjut-
nya meningkat lagi di tahun 1992 menjadi 12 kawasan wisata. Masing--masing kawasan
tersebut adalah:
26
4. Lombok Development Corporation (LTDC)
Kemudian dari kawasan wisata yang ada muncul beberapa resort yang dilengkapi
dengan hotel, sarana rekreasi, olah raga dan lapangan golf, sehingga semakin lengkaplah
sarana kepariwisataan di Indonesia. Di antara resort dimaksudkan adalah: Anai Resort dan
Gunung Padang/ Air Manih Resort di Sumatera Barat, Merak Belantung Resort di Lampung,
Batam dan Bintan Resort di Segitiga Sejori (Singapura, Johor, dan Riau), Bangka Belitung
Resort di Sumatera Selatan, Batu Raden Mountain Resort di Jawa Tengah, Tanjung Bunga
Resort di Lombok, Tasik Ria Resort di Manado Sulawesi Utara, dan Marauw Resort di Irian
Jaya (Biak).
27
Cukup banyak kebijaksanaan yang telah diambil oleh Menteri PARPOSTEL untuk
berkunjung ke Indonesia.
Di antara kebijaksanaan yang banyak itu ada satu yang kita anggap monu mental dan
meyakinkan DPR untuk mensahkan Undang-Undang Republik Indonesia No. 9 Tahun 1990
1. Pandangan yang kurang berimbang tentang dampak dan peranan wisata, yang terlihat
banyak dampak positifnya saja, sedangkan dampak yang bersifat non-moneter tidak
terlihat.
2. Rumusan atau definisi tentang pengertian pariwisata dirasakan mengambang dan bisa
meragukan pembacanya.
3. Penggalian dan pengolahan aspek-aspek kepariwisataan lebih banyak ditekankan pada segi
4. Masalah peka yang sering dihadapi para praktisi pariwisata adalah polusi, seperti masalah
mendapat perhatian.
28
Tetapi undang-undang ini sangat diperlukan untuk dijadikan pedoman dalam
pembangunan dan pengembangan pariwisata Indonesia, karena dari materi yang telah sempat
1. Usaha pemerintah yang tidak kenal lelah dalam mengembangkan kegiatan pariwisata di
Indonesia.
2. Pariwisata sebagai suatu industri memberikan dampak yang sangat luas dalam kehidupan
masyarakat, lebih-lebih terhadap kehidupan sosial, seni budaya, politik dan ekonomi
nasional.
ilmu (tourism as a science), yang perlu ditinjau dari segala aspek disiplin ilmu.
Pengembangan suatu produk pada dasarnya adalah usaha yang dilakukan secara sadar
dan berencana untuk memperbaiki produk yang sedang berjalan atau menambah jenis produk
Umumnya suatu produk baru yang dihasilkan hendaklah sesuai dengan kebutuhan
konsumen. Jadi produk tersebut harus dapat dipasarkan. Oleh karena itu, produk baru tidak
29
mungkin dihasilkan secara kebetulan, tetapi harus melalui suatu riset dan analisa pasar.
Dengan kata lain, pengembangan produk baru harus ditinjau sebagai tanggung jawab
pengurus (management) tingkat atas. Dengan demikian, sifat produk baru yang dihasilkan
itu telah dipertimbangkan secara matang dan objektif. Di samping itu perlu dilakukan
modifikasi produk lama untuk dapat menyesuaikan diri dengan kebutuhan pasar yang
berubah-ubah. Dengan cara demikian produk tersebut masih dapat diperluas pemakaiannya
Dalam rencana menghasilkan produk baru ada beberapa hal yang perlu diperhatikan,
yaitu:
2. Struktur pasar dan keahlian dalam marketing untuk memasarkan produk baru tersebut.
3. Fasilitas keuangan, apakah cukup tersedia dana untuk mengembangkan produk baru
tersebut.
4. Situasi persaingan perlu ditinjau apakah posisi produk baru itu cukup kuat bersaing dengan
produk pesaing.
5. Produk baru yang dikembangkan tidak akan merusak produk yang telah ada dan tidak akan
ahli pariwisata, khususnya para pengelola yang langsung menangani sektor kepariwisataan
30
tersebut. Seperti kita ketahui, produk industri pariwisata itu sangat bervariasi dan bermacam-
macam sesuai dengan keinginan dan kemampuan wisatawan itu sendiri. Secara mikro
1. Travel agents
pelayanan yang baik bagi wisatawan juga perusahaan dapat bekerja secara efisien dan
memperagakan macam/ tipe hotel, angkutan yang akan digunakan, objek yang akan
dilihat/ atraksi yang akan disaksikan di samping brochures atau leaflets yang biasanya
dicetak.
2. Tourist transportations
Dalam hal angkutan, yang penting adalah selain faktor comfortable dari seat yang
disediakan, juga faktor kecepatan yang dapat menghemat waktu bagi wisatawan tanpa
melupakan faktor keselamatan penumpang. Coach-bus yang dilengkapi dengan AC, sound
system, toilet serta adanya pemberian cold drink serta snack merupakan suatu
pengembangan produk untuk bus tersebut. Penciptaan supersonic transport (SST) seperti
airbus A340 atau MD Boeing 777 atau kursi sleeperette yang dapat digeser-geser ditambah
macam-macam servis yang dapat diberikan, seperti film, dan seterusnya. Selain itu kita
juga dapat melakukan free-booking untuk hotel dimana kita akan menginap melalui
31
maskapai penerbangan tersebut, seperti Swire Group pada Chathay Pacific. Dan banyak
penumpang.
3. Hotel
Promosi perhotelan sebagai tulang punggung industri pariwisata dan merupakan sarana
pokok yang penting sangat memerlukan pengembangan produk baru: Ada tiga sebab
1) Location Obsolete
Maksudnya, suatu hotel sudah berkurang daya tariknya untuk dikunjungi tamunya,
bilamana tempat kedudukan (location) yang lama menjadi tidak strategis disebabkan
perubahan dan periumbuhan kota. Perpindahan airport dari Halim ke Cengkareng dapat
2) Technological Obsolescence
Hal ini akan mengakibatkan pengaruh yang besar terhadap kesan (image) orang untuk
32
3) Kurang terpelihara
Hal ini sering terjadi. Suatu hotel menjadi ketinggalan, tidak diatur sebagaimana
masalahnya adalah soal manajemen secara umum. Ini banyak terjadi pada hotel-hotel
dapat dilakukan dengan menambah/melengkapi servis yang telah ada, sehingga dapat
membantu penjualan secara keseluruhan. Kegiatan- kegiatan serupa ini dapat berupa:
dari 15 orang.
Dalam hal makanan dan minuman, yang penting ialah bahwa makanan yang
pelayanan yang diberikan bersifat quick-service di samping harga yang memadai. Ada
yang berpendapat bahwa sebaiknya wisatawan disuguhkan makanan asli tempat yang
dikunjungi tanpa menyediakan makanan negeri asal wisatawan itu sendiri. Ini merupakan
33
suatu usul yang sangat ideal, tetapi ini hanya dapat dilakukan bilamana makanan daerah
tersebut telah diterima oleh para wisatawan pada umumnya, seperti sate, gado-gado dan
lain-lain. Kalau makanan dan minuman tersebut belum dikenal dan diterima, sebaiknya
makanan daerah tersebut dapat dijadikan sebagai perkenalan saja. Soal makanan sangat
sensitif juga, karena kalau perut terganggu maka tour yang akan diikuti tidak ada artinya
sama sekali. Jalan tengah, sebaiknya di samping makanan mereka sehari-hari juga
5. Tour operator
Banyak tour operator dewasa ini menyelenggarakan sightseeing, tour dengan acara
dan objek yang itu-itu saja, tanpa menambah/mencari objek yang baru. Mungkin tour
operator yang termasuk golongan ini berpendapat bahwa wisatawan yang dilayani selalu
berganti-ganti. Jadi apa salahnya. Pendapat ini dapat dibenarkan untuk jangka pendek,
sedang untuk jangka panjang perlu dipikirkan lagi. Sebaiknya suatu tour opera- tor selalu
berusaha mengembangkan objek yang baru di samping objek-objek yang telah biasa, yang
berguna untuk rencana penjualan tour selanjutnya yang lebih bervariasi. Selain itu,
Misalnya soal yang kecil-kecil saja: di luar negeri seperti di Tokyo, sementara kita diberi
guiding oleh pramuwisata, tour conductor sibuk memainkan kameranya pada wisatawan
yang menyaksikan objek-objek pariwisata, sehingga waktu tour berakhir para wisatawan
kagum, tercengang dan puas, karena setiap peserta diberi foto mereka selama tour yang
34
baru saja diselenggarakan. Bukan soal foto itu saja, wisatawan tambah gembira lagi,
karena mereka memperoleh foto tersebut tanpa tambahan bayaran satu yen-pun.
6. Tourist Objects
Objek pariwisata seperti kita ketahui, memiliki bermacam-macam hal yang dapat
dilihat, disaksikan, dilakukan atau dirasakan. Objek tersebut dapat berupa yang berasal
dari alam (natural tourist resources) dan dapat dilihat atau disaksikan secara bebas (pada
tempat-tempat tertentu harus bayar untuk masuk, seperti cagar alam, kebun raya dan lain
lain).
Objek pariwisata dan segala atraksi yang diperlihatkan merupakan daya tarik utama,
mengapa seseorang datang berkunjung pada suatu tempat, oleh karena itu keaslian dari objek
dan atraksi disuguhkan haruslah dipertahankan sehingga wisatawan hanya di tempat tersebut
Pada beberapa tempat di Indonesia ada keluhan dari tour leader luar negeri tentang
objek dan atraksi yang dijual, karena tidak ada perubahan. Ini perlu diperhatikan, walau
wisatawan yang datang merupakan suatu parade yang berkunjung silih berganti, tetapi tour
operator yang membawa rombongan wisatawan tersebut dapat dikatakan sudah merupakan
langganan tetap. Mereka yang mempromosikan kepada calon wisatawan pada tourist
generating countries dan mereka pulalah yang menjual langsung pada wisatawan tentang
objek yang mereka promosikan. Bilamana objek yang dipromosikan terbatas pada atraksi
yang terbatas, suatu saat dia akan menghentikan promosi objek kemudian memilih daerah
35
tujuan wisata yang lain. Tentu saja hal ini akan sangat merugikan daerah yang ditinggalkan.
Untuk memulai yang baru lagi akan memakan waktu yang relatif lama.
Dalam ilmu marketing, menandakan perubahan dalam, style produk yang dihasilkan
memperbaharui dan menguasai pasar (to re-new dan re-sell the market) berhubung styling
sangat penting dalam penjualan maka styling yang baik adalah yang dapat menjamin
5. Kalau perlu dilengkapi dengan sarana-sarana akomodasi dan hal lain yang dianggap perlu.
Kesenian rakyat tradisional merupakan atraksi wisata yang sangat potensial untuk
tourism) telah terbukti banyak menarik wisatawan. Hanya sayang pengelolaan kesenian
rakyat ini masih sangat dirasakan kelemahannya, baik organisasi ataupun cara penyajiannya.
Bali adalah satu-satunya daerah yang telah berhasil membuat sedemikian rupa, sehingga
kesenian rakyatnya dapat dengan mudah disaksikan dengan biaya yang relatif murah dan
36
Sesungguhnya di sinilah timbulnya apa yang kita kenal dengan istilah komersialisasi
kebudayaan, dimana penyajian sesuatu kesenian rakyat tidak dilakukan seperti yang biasa
hidup dalam masyarakat, tetapi disesuaikan dengan waktu dan daya beli wisatawan. Untuk
pengembangan atraksi wisata semacam ini, daerah-daerah lain harus lebih banyak belajar
dari masyarakat Bali. Daerah-daerah lain mempunyai atraksi wisata yang tidak kalah
menariknya dari apa yang dimiliki Bali, tetapi belum punya pengalaman untuk
mengelolanya. Misalnya, indang, tabut, randai, berburu babi secara adat, batagak penghulu
di daerah Sumatera Barat, semuanya ini masih belum sempat digarap atau dipromosikan
Atraksi wisata tidak hanya terbatas pada kesenian tradisional saja, tetapi banyak
atraksi lain yang cukup menarik untuk disuguhkan pada wisatawan. Misalnya permainan ular
(cobra shows), adu ayam (cock fighting), adu domba (ram fighting), perternakan ular (snake
farm) atau perternakan buaya (crocodile farm) dan lain-lain sebangsanya. Hal-hal yang
dijadikan daya tarik bagi wisatawan. Kalau bisa lokasinya dapat diatur di sepanjang jalan
yang merupakan golden road dalam jalur lalu lintas pariwisata. Kalau di Jawa Barat, dapat
Bandung- Sumedang-Cirebon.
stop-over pada tempat-tempat dimana atraksi diadakan. Dengan demikian pemasaran dari
atraksi ini juga mudah dilakukan, karena mudah disinggahi oleh wisatawan asing maupun
37
wisatawan dalam negeri. Di samping itu untuk perencanaan tour yang lebih teratur,
hendaknya masing-masing grup atraksi wisata mengadakan kerja sama dengan para tour
operator yang ada, sehingga dengan demikian segala sesuatunya dapat dibicarakan dengan
mudah.
38
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Pengembangan suatu objek wisata membutuhkan proses yang cukup panjang dan
mengeksekusi kebijakan yang ditetapkan, oleh karena itu kita harus menjaga dan mengelola
39
DAFTAR PUSTAKA
40