Anda di halaman 1dari 84

PEDOMAN

PENGEMBANGAN

WISATA
KULINER

Asisten Deputi Pengembangan Wisata Budaya


Bidang Wisata Kuliner dan Belanja

1
PEDOMAN PENGEMBANGAN
Wisata Kuliner
Kementerian Pariwisata Republik Indonesia
Tahun Anggaran 2019

Pengarah
Dra. Ni Wayan Giri Adnyani, M.Sc., CHE

Penanggung Jawab
Oneng Setya Harini, MM.

Koordinator Pelaksana
Monique Wiryawan

Tim Produksi Kementerian Pariwisata


Nia Agmon, Suhartini, Mulyani, Muhammad Arman Awwiby

Tim Penyusun
Santi Palupi, Fitri Abdillah

Asisten Deputi Pengembangan Wisata Budaya


Deputi Bidang Pengembangan Industri dan Kelembagaan
Kementerian Pariwisata
Jl. Medan Merdeka Barat No. 17 Jakarta 10110
Telp. (021) 3838803, 3838423
Fax (021) 3868522
Website: www.kemenpar.go.id
2
SEKAPUR SIRIH
Kesadaran pengembangan wisata kuliner menunjukkan peningkatan signifikan pada dekade terakhir.
Pengembangan pariwisata kuliner tidak hanya menawarkan potensi besar dalam merangsang
perekonomian lokal, nasional, dan regional namun juga menjanjikan tercapainya keberlanjutan
pembangunan pada masa depan. Kontribusi positif wisata kuliner berada pada berbagai tingkatan
rantai pasok kegiatan pariwisata seperti budidaya pertanian sampai dengan industri makanan lokal.

Kesadaran tersebut mendorong pemerintah mempersiapkan berbagai perangkat untuk


mempersiapkan dan memberi panduan kepada seluruh pemangku kepentingan dalam mengakselerasi
peluang pengembangan tersebut. Salah satu perangkat yang dipandang perlu untuk disediakan adalah
buku pedoman pengembangan kuliner. Disusun dengan tata bahasa yang sederhana, pedoman ini
diharapkan dapat dimanfaatkan benar-benar untuk memandu pengembangan wisata kuliner di
Indonesia. Pedoman disusun dengan kerangka hipotesis berupa hierarki produk pariwisata. Sebab
pada prinsipnya pariwisata adalah pengelolaan produk pariwisata. Produk pariwisata memiliki
hierarki berdasar lingkup pengembangannya dimulai dari potensi wisata sampai dengan paket
produk wisata.

Pedoman ini ditujukan untuk para pengelola daya tarik/atraksi wisata di daerah. Termasuk dalam
pengelola adalah pemilik daya tarik/atraksi, pemerintah daerah, pemerintah pusat, asosiasi, dan atau
akademisi yang terjun dalam pengembangan wisata kuliner terutama yang berskala kecil. Pemilihan
target pedoman ini didasarkan pada setiap langkah pengembangan selalu melibatkan pihak lain
yang kompeten di bidangnya sehingga diperlukan leadership untuk memutuskan dan secara tidak
langsung berinvestasi untuk pengembangan tersebut.

Atas terbitnya buku panduan ini kami menyampaikan terima kasih dan penghargaan kepada
semua pihak yang telah membantu. Revisi dan saran perbaikan sangat diperlukan untuk efektifnya
penerapan pedoman ini.

Jakarta, Agustus 2019

Tim Penyusun

3
SAMBUTAN
DEPUTI BIDANG PENGEMBANGAN INDUSTRI
DAN KELEMBAGAAAN
Sektor pariwisata saat ini menjadi sektor prioritas pembangunan nasional. Oleh sebab itu inovasi
terhadap berbagai produk unggulan pariwisata harus terus digalakkan. Salah satu yang paling
menjanjikan untuk mendukung pariwisata adalah kuliner. Sektor kuliner memiliki andil yang sangat
besar terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia. Dari total 16 subsektor ekonomi kreatif
yang dikembangkan, terdapat 3 subsektor yang memberikan kontribusi dominan terhadap PDB,
dimana kuliner menempati urutan yang pertama dengan presentase 41,69%, diikuti oleh subsektor
fashion 18,15% dan subsektor kriya sebesar 15,70% diurutan kedua dan ketiga (Data Statistik dan
Hasil Survei Ekonomi Kreatif, 2017). Wisata kuliner merupakan bagian integral dari pengembangan
pariwisata yang tumbuh dan berkembang oleh sejarah, budaya, ekonomi, dan masyarakat. Hal ini
merupakan nilai tambah dalam memperkaya pengalaman wisatawan ketika berinteraksi dengan
masyarakat setempat.

Kuliner merupakan salah satu hal yang paling diminati dan berharga di mata wisatawan. Pada
saat melakukan perjalanan, wisatawan biasanya akan bertanya tentang masakan lokal, menjelajah
restorannya, mencicipi yang khas dari produk, dan memahami tradisi dari masyarakat lokal di
destinasi wisata yang dikunjungi, sehingga wisatawan akan mendapatkan pengalaman unik dan
istimewa.

Disadari juga bahwa berkembangnya wisata kuliner seiring dengan berkembangnya social media,
perkembangan ekonomi, dan peningkatan pemahaman terhadap warisan budaya tradisional. Kuliner

4
merupakan keunggulan kompetitif yang perlu terus menerus untuk digali dan dikembangkan.
Dengan menemukenali keunggulan kompetitif tersebut, semakin banyak destinasi di seluruh dunia
yang ingin memposisikan diri sebagai tujuan wisata kuliner.

Buku “Pedoman Pengembangan Wisata Kuliner” ini bernilai strategis dalam rangka mendukung
pengembangan objek wisata baru yang sangat melimpah dan beragam di Indonesia. Oleh karena
itu buku pedoman ini diharapkan dapat dimanfaatkan oleh semua stakeholder terkait di destinasi-
destinasi wisata tersebut.

Akhir kata semoga langkah ini mampu menjadi jembatan emas untuk kejayaan pariwisata Indonesia.

Jakarta, Agustus 2019

Deputi Bidang Pengembangan


Industri danKelembagaan

Kementerian Pariwisata Republik Indonesia

Dra. Ni Wayan Giri Adnyani, M.Sc., CHE


5
SAMBUTAN
ASISTEN DEPUTI PENGEMBANGAN WISATA BUDAYA
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, Tuhan semesta alam, atas berkat rahmat – Nya,
buku Pedoman Pengembangan Wisata Kuliner dapat diterbitkan. Buku ini merupakan salah satu
upaya pemerintah untuk mengakselerasi pengembangan kuliner untuk meningkatkan perolehan
devisa.

Kuliner dan gastronomi telah menjadi salah satu alasan utama perjalanan wisata. Pada banyak
destinasi, kuliner telah menjadi sektor strategis yang berkontribusi terhadap penciptaan lapangan
kerja dan lapangan usaha dalam rangka meningkatkan pendapatan rumah tangga. Penciptaan
lapangan kerja dan lapangan usaha merupakan upaya sistematis menciptakan nilai untuk seluruh
rantai nilai dari produksi makanan berkualitas, dari basis produksi sampai end customer.

Menyadari nilai penting pariwisata kuliner ini, Kementerian Pariwisata memfasilitasi


pengembangan wisata kuliner ini secara maksimal. Dimulai dari periode 2015 – 2016 Asisten
Deputi Pengembangan Wisata Budaya telah memulai inisiasi dengan menyusun Naskah Potensi
Wisata Kuliner di seluruh Indonesia. Hal ini berlanjut dengan kegiatan serupa dalam dua tahun
berjalan sehingga diperoleh inventarisasi terhadap 25 kabupaten/kota di Indonesia. Kegiatan
ini kemudian ditingkatkan dengan serangkaian bimbingan teknis untuk menentukan kuliner –
kuliner unggulan dan kesepahaman antara pemerintah dan stakeholder di daerah. Bersamaan
dengan kegiatan – kegiatan tersebut disusun pula Grand Desain Wisata Kuliner yang memberi
arah pengembangan terpadu terhadap pengembangan kuliner.

6
Sebagai implementasi dari penerapan Grand Desain Wisata Kuliner dan Belanja tersebut serta
berdasar pengalaman empiris lapangan pada saat survei dan bimbingan teknis, diperlukan suatu
kerangka baku dan ringkas tentang bagaimana pengembangan wisata kuliner. Untuk itu disusunlah
panduan ini sebagai implementasi dari harapan tersebut. Disusun dengan Bahasa yang sederhana
dan praktis, buku ini diharapkan dapat digunakan oleh pemilik usaha, pengelola, dan pemerintah
daerah untuk meningkatkan kapasitas usahanya. Buku panduan pengembangan wisata kuliner
ini juga mengansumsikan bahwa pengembangan wisata dimulai dari pengembangan produk.
Pengembangan dilakukan secara berjenjang dimulai dari potensi wisata sampai dengan kemasan
paket wisata. Penjenjangan ini selanjutnya disebut hierarki produk wisata kuliner.

Pedoman ini selain mempunyai sisi praktis agar bisa diimplementasikan, juga nantinya harus
mempunyai kekuatan hukum agar bisa menjadi kebijakan bagi pengembangan yang akan datang.
Kepada seluruh tim penyusun yang telah membantu tersusunnya pedoman ini diucapkan terima
kasih.

Jakarta, Agustus 2019

Asisten Deputi Pengembangan


Wisata Budaya

Kementerian Pariwisata Republik Indonesia

Dra. Oneng Setya Harini, M. M

7
DAFTAR ISI
SEKAPUR SIRIH

SAMBUTAN DEPUTI BIDANG PENGEMBANGAN


INDUSTRI & KELEMBAGAAN

SAMBUTAN ASISTEN DEPUTI PENGEMBANGAN


WISATA BUDAYA

I. PENDAHULUAN 12-23
BAB I A. Latar Belakang
B. Maksud
C. Tujuan
D. Sasaran
E. Dasar Kebijakan
F. Daftar Istilah

II. WISATA KULINER 24-31


BAB II A. Produk Wisata
B. Produk Wisata Kuliner
C. Hierarki Produk Wisata Kuliner
Potensi Wisata
Daya Tarik Wisata / Atraksi Wisata
Paket Wisata Tematik/UMUM

8
BAB III PENGEMBANGAN WISATA BAB IV FAKTOR KUNCI
KULINER 32-53 KEBERHASILAN
PENGEMBANGAN
A. Penyaringan Wisata Kuliner 54-61

B. Pengembangan Potensi Wisata A. Aspek Produk


1. Pengertian Potensi Wisata Kuliner
B. Aspek Pasar
2. Target Pengembangan
3. Langkah-Langkah Pengembangan C. Aspek Sumberdaya Manusia
Potensi Wisata
D. Aspek Destinasi
C. Pengembangan Daya Tarik
1. Pengertian Pengembangan Atraksi E. Aspek Infrastruktur
2. Target Pengembangan Pendukung
3. Langkah-Langkah Pengembangan
Daya Tarik F. Aspek Kebijakan Dan Tata
Kelola
D. Pengembangan Paket Wisata
1. Pengertian Pengembangan Paket
Wisata BAB V PENUTUP 62-65
2. Target Pengembangan
3. Langkah-Langkah Pengembangan
Paket Wisata DAFTAR FORM 64-83

E. Pemasaran Produk Wisata


1. Pengertian Pemasaran Produk
Wisata
2. Target Pengembangan Pemasaran
3. Langkah-langkah Pemasaran
Produk Wisata

9
DAFTAR
FORM

FORM 1 FORM 10
Logbook Informasi Objek Kuesioner Kepuasan Konsumen
Observasi
FORM 11
FORM 2 Logbook Daya Tarik/Atraksi Wisata
Form Screening Objek
Observasi FORM 12
Form Isian Observasi
FORM 3 Untuk Paket Wisata
Logbook Screening Objek
Observasi FORM 13
Form Pertimbangan Pemilihan Tema
FORM 4 Wisata
Form Verifikasi Potensi Wisata
FORM 14
FORM 5 Form Contoh Kurasi Wisata Kuliner
Pedoman Wawancara
FORM 15
FORM 6 Kuesioner Kepuasan Konsumen Terhadap
Form Evaluasi Hasil Perbaikan Paket Wisata
Objek Observasi
FORM 16
FORM 7 Form Monitoring dan Evaluasi
Logbook Potensi Wisata
FORM 17
FORM 8 Kuesioner Validasi Itenerary Paket Wisata
Form Evaluasi Pendampingan Tematik Kuliner

FORM 9 FORM 18
Form Evaluasi Hasil Pendampingan Logbook Paket Wisata

10
11
12
BAB 1
PENDAHULUAN

13
A. LATAR BELAKANG

Pariwisata adalah salah satu sektor per-


ekonomian global yang dianggap paling
menjanjikan.
United Nations–World Tourism Organization (UNWTO, 2016)
menyatakan bahwa sepanjang 6 (enam) dekade terakhir
ini pariwisata global mengalami ekspansi dan diversifikasi
yang terus-menerus hingga menjadi sektor perekonomian
LATAR BELAKANG

yang terbesar dan paling cepat berkembang. Perkembangan


perekonomian tersebut diakselerasi oleh meningkatnya jumlah
wisatawan secara signifikan.

Sebagai bagian dari komunitas global, pertumbuhan kunjungan


wisatawan mancanegara ke Indonesia sebesar 22% lebih
tinggi dari pertumbuhan negaranegara ASEAN. Indonesia
merupakan salah satu negara potensial di sektor pariwisata dan
tercatat dalam top 20 sebagai destinasi wisata yang mengalami
pertumbuhan paling cepat di tahun 2017.

Capaian perkembangan di atas secara umum dipicu oleh tiga


jenis andalan pariwisata Indonesia yaitu pariwisata budaya,
pariwisata alam, dan pariwisata buatan. Pengembangan ketiga
jenis wisata tersebut didukung dan bersinergi dengan empat
pilar pembangunan pariwisata meliputi destinasi, pemasaran,
industri, dan kelembagaan. Keempat pilar tak dapat berdiri
sendiri karena satu dan lainnya saling berpengaruh.

14
15
Secara umum pariwisata budaya diartikan sebagai jenis
kegiatan pariwisata yang dikembangkan dengan mengandalkan
atraksi wisata budaya dengan tujuan untuk menambah
pengalaman hidup bagi wisatawan. Termasuk dalam atraksi
dimaksud adalah pola perilaku sosial masyarakat lokal,
adat istiadat, kebiasaan, dan warisan budaya lainnya. Dalam
implementasinya, Kementerian Pariwisata mengkategorisasi
LATAR BELAKANG

jenis produk wisata budaya dalam tiga kelompok yaitu wisata


warisan budaya dan sejarah, wisata kuliner dan belanja, serta
wisata desa dan kota.

Keterkaitan makanan dan pariwisata saat ini telah berkembang


tidak hanya sebagai produk kebutuhan dasar oleh wisatawan,
akan tetapi juga sudah digunakan sebagai pembeda destinasi
dengan menciptakan suasana yang mengesankan. Hal ini
kemudian menjadi identitas destinasi. (UNWTO, Global Report
on Food Tourism, 2017) memaparkan bahwa banyak hal yang
menarik wisatawan untuk mengunjungi suatu destinasi wisata
budaya berbasis kuliner.

16
Sinergi keempat hal tersebut dalam rangka
implementasi visi pembangunan pariwisata
Indonesia:

• Sebagai destinasi wisata nasional/internasional


yang berkelanjutan.

• Meningkatkan posisi Indonesia di pasar


internasional maupun nasional.

• Memberikan kesempatan bagi industri


kepariwisataan sebagai penopang aktivitas
wisata untuk berkembang menjadi industri
yang menghasilkan manfaat untuk masyarakat
luas.

• Menumbuhkembangkan suatu sistem


kelembagaan yang ditopang oleh sumber daya
manusia yang kompeten.

17
Gambar 1. Ragam Motivasi Berkunjung ke Destinasi Pariwisata Kuliner
Sumber: UNWTO, Global Report on Food Tourism, 2017.

WISATA MAKANAN
63%
MENGUNJUNGI PASAR DAN
PRODUSEN MAKANAN 53%
PAMERAN KULINER

KEGIATAN KULINER
79%
MUSEUM 12%
WORKSHOP MEMASAK
62%
LAIN-LAIN
20%

Sedangkan motivasi wisatawan untuk melakukan perjalanan ke tempat kuliner atau


wisata makanan (food tours) mencapai 63%, serta minat wisatawan untuk mempelajari
makanan setempat melalui praktik langsung (cookery workshops) tercatat 62%.

Sementara itu (UNWTO, Global Report on


Shopping Tourism, 2016) juga menempatkan
wisata belanja sebagai bagian penting dari
komponen destinasi pariwisata. “Global Report
on Shopping Tourism” mengindikasikan bahwa
belanja merupakan komponen pengeluaran
terbesar kedua (22%) setelah pengeluaran atas
hotel (46%). Komponen pengeluaran untuk
belanja tersebut masih di atas pengeluaran
untuk makanan (foods) yang mencapai
16%. Distribusi pengeluaran wisatawan
tergambarkan sebagai berikut ini.
Sumber: UNWTO, Global Report on Shopping
Tourism, 2016
18
Motivasi yang terbesar dari wisatawan adalah
mengunjungi kegiatan kuliner (food events)
mencapai 79%.

19
B. MAKSUD bangan dalam bentuk buku pedoman pengem-
bangan produk wisata kuliner.

Buku Panduan Pengembangan Pedoman ini diinisiasi oleh Asisten Deputi


Produk Wisata Kuliner disusun Pengembangan Wisata Budaya bidang Wisata
dalam rangka: Kuliner, Kementerian Pariwisata sebagai bagian
a). Penyamaan persepsi, cara pan- dari tugas pokok dan aksinya dalam rangka mer-
dang, asumsi, wawasan dan umuskan kebijakan dan koordinasi pelaksanaan
luaran pengembangan produk kebijakan di bidang kuliner.
pariwisata kuliner dan belanja.
b). Penyiapan acuan dasar bagi Pedoman ini diharapkan dapat diacu oleh seluruh
pemerintah dalam pengem- pemangku kepentingan dalam rangka sinergi
bangan, monitoring, dan evalu- pengembangan wisata kuliner di Indonesia.
asi produk kuliner.
c). Penyiapan bahan informasi ba-
gi pihak yang berkepentingan
dalam rangka sinergi pengem-
bangan kuliner.
C. TUJUAN
Capaian tersebut merupakan tan-
tangan untuk bagaimana mengem- Tujuan penyusunan pedoman Pengembangan
bangkan dan menciptakan kreasi Produk Wisata Kuliner adalah :
daya tarik baru atraksi kuliner se-
hingga keberlanjutan harus terus a). Menyusun pedoman bagi para pelaku wisata
dipertahankan. Untuk itu diperlu- kuliner dalam mengembangkan produk wisa-
kan upaya mempertahankan ke- ta yang lengkap, relevan terhadap kondisi pasar
berlanjutan proses tersebut adalah wisatawan, dan mengedepankan prinsip-prinsip
dengan penciptaan standar pengem- ekosistem pariwisata.
bangan dan pengelolaan wisata
kuliner. Salah satu proses untuk b). Menyusun pedoman pelaksanaan dan
menciptakan keberlanjutan adalah langkah-langkah pelaksanaan teknis pengem-
menyusun aturan baku pengem- bangan hirarki produk wisata kuliner

20
D. SASARAN
Sasaran dari Pedoman Pengembangan Wisata Kuliner ini adalah:

a). Tersusunnya acuan dasar bagi stakeholder utama (pentahelix) pariwisata dalam
pengembangan produk kuliner.

b). Tersusunnya prinsip-prinsip pengembangan produk wisata kuliner yang berkelanjutan


dan bertanggungjawab, serta tahapan penerapan pengembangan wisata kuliner.

E. DASAR KEBIJAKAN
Dasar kebijakan penyusunan kriteria pedoman pengembangan wisata kuliner ini adalah
sebagai berikut:

a). Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan,


b). Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 2011 tentang Rencana Induk Pembangunan
Pariwisata Nasional Tahun 2010-2025,
c). Peraturan Menteri Parwisata Nomor 10 Tahun 2017 tentang Pedoman Penyusunan
Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Provinsi dan Kabupaten/Kota,
d). Peraturan Menteri Pariwisata Nomor 14 Tahun 2016 tentang Pedoman Destinasi
Pariwisata Berkelanjutan,

e). Peraturan Menteri Pariwisata Nomor 11 Tahun 2017 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Kementerian Pariwisata.

21
F. MAKSUD G. DAFTAR ISTILAH
Buku Panduan Pengembangan Berikut daftar istilah yang terkait dengan pedoman
Produk Wisata Kuliner disusun buku ini.
dalam rangka:
a). Penyamaan persepsi, cara a). Kepariwisataan adalah keseluruhan kegiatan yang
pandang, asumsi, wawasan terkait dengan pariwisata dan bersifat multidimensi
dan luaran pengembangan serta multidisiplin yang muncul sebagai wujud
produk pariwisata kuliner kebutuhan setiap orang dan negara serta interaksi
dan belanja. antara wisatawan dan masyarakat setempat, sesama
b). Penyiapan acuan dasar bagi wisatawan, Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan
pemerintah dalam pengem- pengusaha.
bangan, monitoring, dan
evaluasi produk kuliner b). Pariwisata adalah berbagai macam kegiatan
c). Penyiapan bahan infor- wisata dan didukung berbagai fasilitas serta layanan
masi bagi pihak yang yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha,
berkepentingan dalam Pemerintah, dan Pemerintah Daerah.
rangka sinergi pengem-
bangan kuliner c). Wisata adalah kegiatan perjalanan yang
dilakukan seseorang atau sekelompok orang untuk
mengunjungi destinasi pariwisata dalam jangka
waktu sementara.

d). Potensi Wisata adalah kemampuan individu


atau objek yang mempunyai kemungkinan untuk
dikembangkan sebagai daya tarik wisata.

e). Aksesibilitas Pariwisata adalah semua jenis


sarana dan prasarana transportasi yang mendukung
pergerakan wisatawan dari wilayah asal wisatawan

22
ke destinasi pariwisata maupun pergerakan di k). Hierarki Produk Wisata
dalam wilayah destinasi pariwisata. dalam kaitan adalah luaran yang diperoleh
dengan motivasi kunjungan wisata. tahapan pengembangan produk
dimulai dari potensi yang ada
f). Fasilitas Umum adalah sarana pelayanan dasar sampai dengan paket wisata
fisik suatu lingkungan yang diperuntukkan bagi kuliner dan belanja.
masyarakat umum dalam melakukan aktifitas
kehidupan keseharian. l). Destinasi Pariwisata adalah
kawasan geografis yang berada
g). Amenitas Pariwisata adalah semua jenis sarana dalam satu atau lebih wilayah
yang secara khusus ditujukan untuk mendukung administratif yang didalamnya
penciptaan kemudahan, kenyamanan, keselamatan terdapat daya tarik wisata,
wisatawan dalam melakukan kunjungan ke destinasi fasilitas umum, amenitas
pariwisata. pariwisata, aksesibilitas, serta
masyarakat yang saling terkait
h). Usaha Pariwisata adalah usaha yang menyediakan dan melengkapi terwujudnya
barang dan/atau jasa bagi pemenuhan kebutuhan sistem kepariwisataan.
wisatawan dan penyelenggaraan pariwisata.
m). Daya Tarik Wisata/Atraksi
i). Industri Pariwisata adalah kumpulan usaha Wisata adalah segala sesuatu yang
pariwisata yang saling terkait dalam rangka memiliki keunikan, keindahan,
menghasilkan barang dan/atau jasa bagi pemenuhan dan nilai yang berupa budaya
kebutuhan wisatawan dalam penyelenggaraan dan hasil buatan manusia yang
pariwisata. dapat menjadi sasaran atau tujuan
kunjungan wisatawan.
j). Produk Wisata adalah suatu susunan aktivitas
terpadu, yang terdiri dari daya tarik dan atraksi n). Paket Wisata adalah rangkaian
wisata, transportasi, dan akomodasi di mana tiap dari atraksi wisata dan fasilitas
unsur dipersiapkan oleh penyedia produk dan yang mendukungnya yang
ditawarkan secara terpisah kepada wisatawan. disusun dengan tema-tema
dan harga tertentu sebagai satu
kesatuan perjalanan wisata.

23
24
BAB II
PRODUK WISATA KULINER

Bab ini menguraikan pemahaman awal


tentang wisata kuliner, dengan terlebih dahulu dibahas
tentang produk wisata.

25
A PRODUK WISATA
Produk Wisata merupakan suatu susunan aktivitas terpadu, yang terdiri dari daya tarik
dan atraksi wisata, transportasi, dan akomodasi di mana tiap unsur dipersiapkan oleh
penyedia produk dan ditawarkan secara terpisah kepada wisatawan.

Keseluruhan komponen tersebut akan membentuk pengalaman wisata/nilai bagi


wisatawan. Nilai ini merupakan nilai pengalaman berwisata baik berupa edukasi,
budaya, maupun pengalaman lainnya. Ujian dari suatu produk wisata adalah diminati
wisatawan sehingga setiap produk wisata harus diuji dengan melakukan uji coba terhadap
wisatawan. Evaluasi perlu dilakukan berdasar tingkat penerimaan wisatawan terhadap
produk tersebut. Produk wisata memiliki karakteristik sebagai berikut:

26
Tabel 1 Karakteristik Produk Wisata

KARAKTERISTIK PRODUK WISATA


Intangible Produk layanan tidak berbentuk (intangible) namun dapat dirasakan sebagai
suatu pengalaman atau kesan. Karena merupakan peristiwa dalam jiwa maka
produk wisata disebut juga sebagai produk psikologis (psychological product).

Highly Perishable Produk wisata harus dinikmati pada saat itu, tidak bisa disimpan, dan sekali
dinikmati harus seluruhnya. Produk wisata juga tidak bisa di berhentikan,
diinterupsi, atau dimodifikasi. Dalam pelaksanaannya, kepuasan yang
diperoleh dari penikmatan produk wisata merupakan satu rangkaian.
Kesalahan kecil yang terjadi mampu memberi kesan buruk pada seluruh
rangkaian produk yang disusun.

Composite Product Produk wisata tidak mungkin disediakan oleh hanya satu usaha/entitas
and Fragmented seperti perusahaan, dan mencakup pengalaman lengkap berkunjung ke
Supply tempat tertentu pada waktu tertentu. Setiap provider berkontribusi tertentu
terhadap pengalaman berwisata.

Absence of ownership Produk wisata merupakan layanan maka tidak terjadi perubahan kepemilikan
property. Layanan ini dapat dibeli untuk konsumsi tetapi kepemilikan tetap
dengan penyedia layanan.

Heterogeneous Pariwisata bukanlah produk yang homogen karena cenderung bervariasi


dalam standar dan kualitas dari waktu ke waktu. Produk wisata tidak dapat
selalu konsisten dalam layanannya sebab produk wisata merupakan layanan
berbasis orang. Setiap individu berbeda dan bahkan individu yang sama tidak
dapat diperlakukan dengan hal yang sama setiap waktu. Dengan demikian
produk wisata terutama dalam layanannya tidak dapat distandarisasi dengan
kaku.

Berbasis Produk Lokal Produk wisata kuliner harus berbasis pada keunggulan lokal pada masing-
masing destinasi. Produk yang disusun dilakukan dengan memadukan
berbagai atraksi di destinasi tertentu maupun kombinasi dengan destinasi
lainnya. Berbasis lokal juga diartikan sebagai penciri pada daerah/wilayah
setempat tersebut.

Dapat Dirangkai Produk wisata pada prinsipnya merupakan rangkaian berbagai atraksi wisata
Menjadi Tema-tema yang dipadukan dengan fasilitas-fasilitas pendukungnya seperti akomodasi
dan transportasi. Karena disusun dari berbagai atraksi-atraksi wisata maka
rangkaian kegiatan tersebut dapat diurutkan berdasar pertimbangan pola-
pola tertentu yang disebut sebaga tema wisata.

27
B. PRODUK WISATA KULINER
Wisata kuliner adalah istilah yang paling populer digunakan
untuk menggambarkan bentuk pariwisata yang secara
signifikan menekankan hubungan antara host and guest melalui
makanan sebagai budaya. Secara definitif (Horng & Tsai, 2010)
mengklaim bahwa pariwisata kuliner adalah pengalaman
berwisata dengan aktivitas yang terkait makanan, di mana
pembelajaran budaya dan transfer pengetahuan dari destinasi
dan masyarakatnya difasilitasi.

Dalam pemahaman pariwisata kuliner, makanan dipandang


sebagai media dalam memperoleh pengalaman budaya. Oleh
sebab itu (Horng & Tsai, 2010) selanjutnya mendefinisikan
pariwisata kuliner sebagai pengalaman menikmati aktivitas
wisata berbasis makanan dan budaya secara konsekuen, di
samping juga minat pribadi untuk terlibat di dalamnya.

Dengan demikian wisata dapat didefinisikan sebagai


'pariwisata yang memungkinkan wisatawan untuk membayar
dan menikmati makanan, melakukan observasi terhadap
proses produksi makanan/belanja (dari hulu ke hilir), serta
menjadikan hal ini sebagai aktivitas perjalanan wisata yang
paling penting dalam rangka menghasilkan pengalaman
berwisata'.

28
C. HIERARKI PRODUK
Dalam bahasan di atas disebut bahwa produk pariwisata disusun oleh rangkaian atraksi-
atraksi wisata. Oleh sebab di dalam destinasi seringkali ditemukan objek atau kejadian
yang belum merupakan atraksi namun berpotensi menjadi atraksi maka produk
pariwisata disusun secara bertingkat. Penyusunan produk wisata dilakukan secara
bertahap mengikuti hierarki produk wisata. Setidaknya terdapat 3 hierarki produk yang
diperkenalkan sebagai berikut:

3. Paket Wisata Tematik/Umum

2. Daya Tarik Wisata/Atraksi Wisata

1. Potensi Wisata

Gambar di atas menunjukkan hierarki pengembangan produk meliputi tiga


komponen tersebut di atas. Masing-masing level menggambarkan skala kegiatan
menurut kompleksitas pihak-pihak dan layanan yang disajikan kepada wisatawan.
Semakin tinggi hierarki maka semakin tinggi pula kompleksitasnya.

29
1. POTENSI WISATA

Potensi wisata adalah hasil karya (kuliner) dan aktivitas yang dikenal masih terbatas di
lingkungan yang relatif sempit (desa/kecamatan), memiliki kualitas (rasa/model) yang
diminati oleh lingkungan sekitarnya, dikenal hanya dengan informasi dari mulut ke
mulut dan berkembang dengan sendirinya.

2. DAYA TARIK WISATA/ATRAKSI


WISATA

Daya tarik wisata adalah produk kuliner


dan belanja yang memiliki keunikan,
keindahan, dan nilai yang menjadi sasaran
atau tujuan kunjungan. Atraksi wisata
adalah aktivitas kuliner dan segala sesuatu
yang mendukungnya (tempat/area, fasilitas
wisata, aktivitas wisata atau ciri-ciri/
fenomena yang spesifik) yang memiliki
suatu karakteristik tertentu yang dapat menarik para pengunjung/wisatawan
untuk dikunjungi, disaksikan, dilakukan atau dinikmati di suatu daerah tujuan
wisata.

3. PAKET WISATA TEMATIK/UMUM

Paket wisata adalah suatu kumpulan aktivitas wisata yang dilakukan dengan
mengunjungi atraksi-atraksi wisata sehingga membentuk pola perjalanan wisata
dengan tema-tema tertentu. Sarana dan fasilitas yang dibutuhkan yang dikemas
dalam satu paket harga dan dipasarkan untuk menarik kunjungan wisatawan.
Wisata tematik adalah paket perjalanan wisata yang dikemas dengan tema
perjalanan wisata tertentu. Hierarki ini yang melandasi pembahasan mengenai
pedoman pengembangan produk kuliner digambarkan sebagai berikut:

30
Tabel 2
Level Hirarki dan Kriteria Produk

Level Hirarki
No Kriteria Potensi Daya Tarik/ Paket Wisata
Atraksi Wisata Tematik/Umum

1 2 3
1 Skala Usaha kecil/usaha usaha rumahan usaha rumahan
rumahan atau manufaktur atau manufaktur
yang siap dikunjungi yang secara rutin
wisatawan dijadikan objek
kunjungan
2 Lokasi belum dikenal sangat dikenal sangat dikenal
oleh netizen oleh netizen
3 Penunjuk Lokasi tidak ada mudah dicari mudah dicari
4 Sebaran informasi Dari mulut ke semua saluran semua saluran
mulut (worth informasi informasi
of mouth)
5 Informasi
di internet sedikit banyak dalam, banyak dalam,
bentuk berita, bentuk berita,
blog, review, dan blog, review, dan
iklan iklan
6 Review netizen ada banyak banyak
7 Fasilitas
pengunjung belum ada dipersiapkan untuk dipersiapkan untuk
jumlah kunjungan jumlah kunjungan
tertentu tertentu
8 Kemasan produk sekedarnya baik dan sudah ber- sangat baik dengan
fungsi sebaga media tujuan utama sebagai
pemasaran media pemasaran
9 Atraksi tidak ada lokasi dipersiapkan lokasi dipersiapkan
dengan atraksi dengan atraksi agar
tambahan pengunjung lebih lama
tinggal
10 Tempat display tidak ada ada sangat baik
11 Kunjungan
wisatawan tidak ada sering selalu
12 Waktu kunjungan tidak tentu tertentu tertentu

31
32
BAB III
PENGEMBANGAN
WISATA KULINER

33
A. PENYARINGAN WISATA KULINER
Pengembangan wisata kuliner prinsipnya adalah mengembangkan produk wisata, oleh
sebab itu pembahasan dilakukan mengikuti status hierarki produk wisata. Namun
demikian sebelum sampai pada pengembangan hierarki produk perlu dilakukan observasi
awal tentang objek observasi (site) yang akan distudi.

Berikut adalah langkah-langkah screening objek observasi:

Gambar di atas menjelaskan langkah-langkah urutan pedoman


pengembangan wisata kuliner. Secara teknis tahap-tahap pengembangan
wisata kuliner adalah sebagai berikut:

34
LANGKAH 1

Adanya informasi tentang tentang objek informasi wisata kuliner. Dokumentasikan


informasi tersebut dalam logbook awal. Informasi tentang potensi diperoleh dari berbagai
sumber terutama word of mouth dan sumber-sumber informal lainnya. Informasi dicatat
dalam bentuk log book informasi potensi (form 1).

LANGKAH 2

Informasi-informasi yang dicatat di logbook dipilah


menurut tema wisatanya yaitu wisata kuliner. Selanjutnya Setelah melakukan
masing-masing objek informasi tersebut disaring dengan
keempat langkah
Form Screening (form 2) untuk menentukan pada level apa
status objek informasi tersebut. Status objek mengikuti awal ini, maka
hierarki produk yang disampaikan pada sub bab terdahulu. pengembangan dilakukan
Hasil dari screening ini adalah level hierarki dari objek menurut pedoman yang
informasi meliputi potensi, daya tarik, atraksi, dan paket sesuai dengan
wisata. Hasil dari screening ini adalah penetapan objek hirearki produknya
observasi pada level hirarkhis produk.
(Gunakan Form 1, 2, 3).

LANGKAH 3

Lakukan penetapan level hierarki objek observasi sesuai dengan kriteria hasil observasi.

LANGKAH 4

Pendokumentasian hasil screening objek observasi wisata kuliner dan belanja.


Pendokumentasian dilakukan dengan menyimpan informasi dari form 3.

35
B. PENGEMBANGAN POTENSI WISATA
1. Pengertian Potensi Wisata Kuliner

Potensi wisata adalah hasil karya (kuliner) dan aktivitas yang dikenal masih terbatas di
lingkungan yang relatif sempit (desa/kecamatan), memiliki kualitas (rasa/model) yang
diminati oleh lingkungan sekitarnya, dikenal hanya dengan informasi word of mouth, dan
berkembang dengan sendirinya. Produk yang dihasilkan biasanya belum secara optimal
diketahui oleh khalayak kecuali oleh back packer yang memang menyukai informasi yang
unik dan belum diekspos oleh media, dan biasanya masih dilakukan pada skala rumah
tangga, dikelola mandiri dan tidak secara professional.

2. Target Pengembangan

Target pengembangan adalah potensi tersebut menjadi daya tarik wisata atau atraksi
wisata.

3. Langkah-Langkah Pengembangan Potensi Budaya

Langkah-langkah pengembangan potensi produk wisata kuliner adalah sebagai berikut:

36
LANGKAH 1
Identifikasi profil awal potensi wisata kuliner dari logbook penyaringan
lokasi (form 3).

LANGKAH 2
Lakukan pendalaman informasi potensi yang diperoleh dari logbook
penyaringan. Pendalaman dilakukan untuk melengkapi informasi yang
diperoleh dari form 3. Hasil dari desk study adalah profil potensi detail
yang diperoleh dari berbagai sumber terutama internet dan pustaka
lainnya. Hasil desk study adalah informasi yang lebih akurat dibanding
logbook potensi yang diperoleh dari screening.

LANGKAH 3
Verifikasi Potensi. Gunakan form verifikasi data untuk menilai lokasi
dengan dilakukan dengan mengisi checklist. Verifikasi dilakukan sebagai
cek awal lokasi dengan mengisi form yang disediakan. Nilai verifikasi
adalah 4 level mulai dari kurang, sedang, dan baik (form 4). Nilai kurang
pada checklist merupakan masukan untuk perbaikan dan pengembangan
lokasi. Nilai bagus menunjukkan kesiapan potensi untuk dikembangkan
menjadi daya tarik atau atraksi. Verifikasi ini dapat dilanjutkan dengan
wawancara dengan pengelola, pelayan, atau masyarakat sekitar (form 5).

LANGKAH 4
Penilaian. Hasil dari penyebaran kuesioner dan wawancara dirumuskan
dengan hasil penilaian. Langkah ini merupakan penilaian terhadap
potensi dikaitkan dengan kesiapannya dikembangkan menjadi daya
tarik wisata. Penilaian menggunakan data yang ada. Jika jumlah jawaban
lebih banyak baik maka potensi dianggap baik, demikian juga kalau lebih

37
banyak yang kurang. Jika diperoleh nilai semua baik, maka dianggap sangat
siap dikembangkan menjadi daya tarik, sedangkan jika diperoleh semua
kurang diperlukan pendampingan khusus. Hasil yang diperoleh adalah
rekomendasi pengembangan potensi menjadi daya tarik wisata.

LANGKAH 5
Implementasi dan pendampingan pengembangan potensi sesuai dengan
rekomendasi kesiapan potensi. Implementasi adalah perbaikan fisik terhadap
objek observasi sesuai dengan rekomendasi yang dikemukakan pada tahap
penilaian lokasi. Implementasi dilakukan oleh pelaku/industri sesuai dengan
kemampuan masing-masing. Pendampingan adalah bimbingan yang
dilakukan oleh instansi terkait dalam hal ini Kementerian Pariwisata dan
Dinas Pariwisata Daerah untuk melatih dan mendampingi pelaku industri
dalam mengembangkan usahanya. Pelatihan dan pendampingan difokuskan
pada peningkatan layanan kepada wisatawan dan pemasaran produk.

LANGKAH 6
Evaluasi Hasil. Evaluasi hasil dilakukan dengan mengecek perbaikan yang
telah dilakukan baik secara fisik maupun peningkatan layanan (form 6).
Output evaluasi adalah temuan kendala implementasi baik pelatihan maupun
pendampingan yang sudah dilakukan. Hasil evaluasi ini digunakan sebagai
masukan perbaikan untuk program berikutnya.

LANGKAH 7
Pendokumentasian hasil pengembangan potensi wisata dalam logbook
pengembangan potensi wisata (form 7).

38
ILUSTRASI CONTOH POTENSI WISATA KULINER DAN BELANJA
ADALAH SEBAGAI BERIKUT:

A. Warung Nasi Sumsum Mang Ahi Banten

B. Warung Gudeg Mbok Jayus

39
C. PENGEMBANGAN DAYA TARIK WISATA/ATRAKSI
1. PENGERTIAN PENGEMBANGAN DAYA TARIK/ATRAKSI WISATA

Daya Tarik Wisata adalah segala sesuatu yang memiliki keunikan, keindahan, dan nilai
yang berupa keanekaragaman kekayaan alam, budaya, dan hasil buatan manusia yang
menjadi sasaran atau tujuan kunjungan wisatawan (UU No. 10 tahun 2009). Daya tarik
wisata juga diartikan dengan upaya atau kegiatan yang mempergunakan sesuatu yang
memiliki keunikan, keindahan dari alam, budaya, maupun buatan yang dimiliki oleh
masyarakat untuk menarik kunjungan wisatawan.

Komponen penting dari daya tarik wisata adalah memiliki keunikan, keaslian,
kelangkaan, dan keutuhan yang bernilai tinggi sehingga menjadi tujuan wisatawan
datang ke suatu daerah tertentu. Disamping itu komponen lain juga penting diperhatikan
adalah menyangkut kebutuhan wisatawan, mengingat daya tarik wisata telah bersentuhan
dengan wisatawan yang datang.

Atraksi wisata adalah segala sesuatu (tempat/area, fasilitas wisata, aktivitas wisata atau
ciri-ciri/fenomena yang spesifik) yang memiliki suatu karakteristik tertentu yang dapat
menarik atau ditujukan untuk menarik orang sebagai para pengunjung/wisatawan
untuk dikunjungi, disaksikan, dilakukan atau dinikmati di suatu daerah tujuan wisata
(Suryadana, 2010).

Atraksi wisata cenderung mengekspresikan area yang:


(1) secara geografis relatif kecil;
(2) skalanya mudah dan dapat dikunjungi;
(3) mampu memberikan motivasi waktu singkat dan terbatas.

Pariwisata berkembang lebih optimal bila memiliki lebih dari satu jenis Atraksi
wisata. Secara umum atraksi wisata terdiri dari tiga jenis yaitu atraksi alam,
budaya, dan buatan.
40
2 . TARGET PENGEMBANGAN

Pengembangan daya tarik/atraksi wisata adalah menciptakan potensi wisata memiliki


nilai daya tarik yang merangsang kedatangan wisatawan dan atau atraksi wisata untuk
memastikan wisatawan akan datang secara berkelanjutan.

3. LANGKAH-LANGKAH PENGEMBANGAN DAYA TARIK/ATRAKSI


WISATA

LANGKAH 1
Identifikasi profil awal potensi wisata kuliner dari logbook penyaringan lokasi (form 3).

LANGKAH 2
Lakukan Desk Study potensi wisata dengan pendalaman informasi potensi yang diperoleh
dari logbook penyaringan. Desk study dilakukan untuk melengkapi informasi yang
diperoleh dari form 3. Hasil dari Desk Study adalah profil potensi detail yang diperoleh
dari berbagai sumber terutama internet dan pustaka lainnya. Hasil Desk Study adalah
informasi yang lebih akurat dibanding logbook potensi yang diperoleh dari screening.

LANGKAH 3
Verifikasi Daya Tarik/Atraksi. Gunakan form verifikasi data untuk verifikasi data yang
diperoleh dari logbook (form 4). Nilai verifikasi adalah 4 level mulai dari kurang, sedang,
dan baik. Nilai kurang pada lembar verifikasi merupakan masukan untuk perbaikan
dan pengembangan lokasi. Verifikasi ini dapat dilanjutkan dengan wawancara dengan
pengelola, pelayan, atau masyarakat sekitar (form 4 dan form 5). Verifikasi diarahkan
pada aspek keberlanjutan wisatawan dalam hal ini adalah loyalitas konsumen.

LANGKAH 4
Penilaian. Hasil dari verfikasi (form 4) dan wawancara (form 5) dirumuskan dengan
hasil penilaian. Langkah ini merupakan penilaian terhadap daya tarik/atraksi dikaitkan
dengan kepuasan dan loyalitas konsumen. Penilaian dilakukan secara sederhana dengan

41
menggunakan modus terhadap hasil verfikasi. Jika diperoleh sebagian besar jawaban pada
verifikasi adalah kurang maka upaya yang harus dilakukan semakin besar. Demikian
sebaliknya. Hasil yang diperoleh selanjutnya dibuat rekomendasi pengembangan dan
membuat prioritas berdasar ranking terhadap seluruh aspek yang dinilai kurang.

LANGKAH 5
Pendampingan. Pendampingan adalah implementasi dan langkah aksi dari rekomendasi
yang dikemukakan pada tahap penilaian. Pendampingan adalah perbaikan fisik dan/atau
peningkatan kapasitas pengelola usaha dalam meningkatkan layanan kepada wisatawan.
Hasil akhir dari tahapan ini adalah meningkatnya kualitas fisik objek dan meningkatnya
kemampuan pelayanan bagi operator yang terlibat. Tingkat keberhasilan pendampingan
diukur dengan pre dan post test (form 8).

LANGKAH 6
Evaluasi Hasil Pendampingan. Evaluasi hasil dilakukan dengan mengecek perbaikan yang
telah dilakukan baik secara fisik maupun peningkatan layanan (form 9). Output evaluasi
adalah temuan kendala implementasi baik pelatihan maupun pendampingan yang sudah
dilakukan. Hasil evaluasi ini digunakan sebagai masukan perbaikan untuk program
berikutnya.

LANGKAH 7
Kepuasan Konsumen. Tahapan ini merupakan penilaian respons wisatawan terhadap
pengembangan atraksi yang sudah dilakukan. Respons diberikan dalam bentuk kuesioner
dan wawancara kepada wisatawan. Respons ini juga merupakan monitoring dan evaluasi
terhadap pelaksanaan pengembangan atraksi wisata. Pemantauan terhadap pelaksanaan
ujicoba kunjungan dengan memantau jumlah dan aktivitas yang dilakukan. Evaluasi
terhadap capaian program sesuai target yang diharapkan. Kuesioner kepuasan konsumen
(Form 10)

LANGKAH 8
Pendokumentasian hasil pengembangan daya tarik/atraksi wisata dalam logbook
pengembangan daya tarik/atraksi wisata (form 11).

42
ILUSTRASI CONTOH TARIK DAYA/ATRAKSI
WISATA KULINER ADALAH SEBAGAI
BERIKUT:

1. Potensi
• Rumah Desa memberi peluang besar untuk
menemukan rahasia masakan Bali yang otentik dan
mengetahui kehidupan sosial orang Bali.
• Adanya aktivitas tradisional seperti aktivitas spiritual,
meditasi, membuat jamu dan obat herbal.
• Lingkungan alam yang masih asri dikelilingi oleh
sawah indah.

2 . Daya Tarik
• Pengunjung akan memiliki wawasan tentang tradisi
makan orang Bali.
• Program yang ditawarkan tidak hanya menunjukan
bagaimana cara memasak makanan Bali tetapi juga
memberi tahu tentang filosofisnya.
• Memberikan pengalaman untuk merasakan kehidupan
sosial penduduk desa melalui aktivitas yang dilakukan masyarakat sekitar. Berkaitan
dengan budaya dan agama.

3 . Atraksi
• Demo memasak masakan khas kuliner Bali.
• Aktivitas tradisional: kekidung, lontar,
membuat sesaji (mejejaitan).
• Trekking/bersepeda berkeliling desa ke
ladang, belajar irigasi, bertani, memasing.
• Tarian tradisonal Bali.

43
D. PENGEMBANGAN PAKET WISATA
1. PENGERTIAN PENGEMBANGAN PAKET WISATA

Paket wisata adalah produk perjalanan yang dijual oleh suatu perusahaan biro perjalanan
atau perusahaan transportasi yang bekerja sama dengannya di mana harga paket wisata
tersebut telah mencakup biaya perjalanan, hotel ataupun fasilitas lainnya. Namun
paket wisata dilakukan dengan cara tetap dan harga yang telah ditetapkan sebelumnya
termasuk untuk transfer (jemput wisatawan di stasiun, pelabuhan laut atau pelabuhan
udara, lalu diantar ke tempat penginapan dan kelak mengantarkan ke tempat berangkat)
dan pengangkutan (transportasi), fasilitas akomodasi (penginapan), wisata, dan hal yang
menarik perhatian dan semuanya itu ditetapkan.

2. TARGET PENGEMBANGAN

Target pengembangan paket wisata adalah menggabungkan dan mengatur beberapa


atraksi wisata kuliner menjadi suatu rangkaian kegiatan yang bertema tertentu, dalam
waktu tertentu, dan memiliki harga paket yang pantas bagi wisatawan.

3. LANGKAH-LANGKAH PENGEMBANGAN PAKET WISATA

LANGKAH 1
Identifikasi profil awal potensi wisata kuliner dari logbook penyaringan lokasi (form 3).

LANGKAH 2
Lakukan Desk Study potensi wisata dengan pendalaman informasi potensi yang diperoleh
dari logbook penyaringan. Desk Study dilakukan untuk melengkapi informasi yang
diperoleh dari form 3. Hasil dari Desk Study adalah profil potensi detail yang diperoleh
dari berbagai sumber terutama internet dan pustaka lainnya. Hasil Desk Study adalah
informasi yang lebih akurat dibanding logbook potensi yang diperoleh dari screening.

44
LANGKAH 3
Verifikasi Daya Tarik/Atraksi. Gunakan form verifikasi data untuk verifikasi data
yang diperoleh dari logbook (form 7). Nilai verifikasi adalah 4 level mulai dari kurang,
sedang, dan baik. Nilai kurang pada checklist merupakan masukan untuk perbaikan dan
pengembangan lokasi. Nilai bagus menunjukkan kesiapan potensi untuk dikembangkan
menjadi daya tarik atau atraksi. Verifikasi ini dapat dilanjutkan dengan wawancara dengan
pengelola, pelayan, atau masyarakat sekitar (form 4 dan form 5). Verifikasi diarahkan
pada aspek keberlanjutan wisatawan dalam hal ini adalah loyalitas konsumen.

LANGKAH 4
Penyiapan Lokasi untuk Kedatangan Wisatawan. Observasi dilakukan berfokus di samping
pada aksesibilitas dan amenitas juga mengembangkan atraksi yang dapat menjadi nilai
tambah dari daya tarik yang ada (form 10).

LANGKAH 5
Perhitungan Itinerary Paket Wisata (Lihat Note Pembuatan Paket Wisata). Penyusunan
itinerary merupakan lanjutan dari analisis pengembangan tema wisata yang dilakukan.
Perhitungan itinerary harus memperhatikan waktu perjalanan, lokasi yang dituju, serta
lama singgah pada masing masing-masing atraksi wisata yang ada. Pada tahapan ini
disusun pula estimsi perhitungan harga jual paket wisata yang disusun (form 11).

LANGKAH 6
Kurasi Paket Wisata. Validasi itinerary dilakukan dengan kurasi paket oleh tim independen
sebagai bagian dari pemantauan dan evaluasi paket. Validasi dapat dilakukan dengan
memberikan kuesioner terhadap panelis ahli tentang itinerary yang disusun (form 12).

45
LANGKAH 7
Uji coba Kunjungan Wisatawan. Tahap ini merupakan penilaian respons wisatawan terhadap
pengembangan atraksi yang sudah dilakukan. Respons diberikan dalam bentuk kuesioner
dan wawancara kepada wisatawan (form 13). Respons juga merupakan monitoring dan
evaluasi terhadap pelaksanaan pengembangan atraksi wisata.

LANGKAH 8
Evaluasi dan Pemantauan Monev dilakukan terhadap pelaksanaan uji coba kunjungan
dengan memantau jumlah dan aktivitas yang dilakukan. Evaluasi terhadap capaian
program sesuai target yang diharapkan (form 14).

LANGKAH 9
Analisa Pengembangan. Pengembangan
tema adalah tahapan kegiatan dalam
merangkai berbagai atraksi wisata yang
ada menjadi tema-tema wisata tertentu.
Pada tahapan ini rangkaian tema yang
dikembangkan masih mencakup wilayah
terbatas dalam suatu destinasi. Tema yang
dikembangkan masih merupakan tema
khusus kuliner.

LANGKAH 10
Penetapan lokasi sebagai bagian dari rangkaian kegiatan dalam paket
wisata tematik kuliner. Penetapan ini bermakna bahwa beberapa lokasi
dalam satu destinasi dapat dirangkai menjadi satu rangkaian produk
paket wisata tematik kuliner. Paket wisata ini dimasukkan dalam
logbook paket wisata tematik.

LANGKAH 11
Pendokumentasian hasil pengembangan paket wisata dalam logbook
pengembangan paket wisata (form 15).

46
Pengemasan Paket Wisata

Paket wisata adalah penggabungan atau pengemasan dari


beberapa objek dan atraksi wisata, akomodasi, transportasi,
makanan dan lain-lain menjadi satu kesatuan sehingga
memberikan keunikan dan daya tarik tersendiri.

a) Pertimbangan dalam Paket Wisata


Pertimbangan waktu dalam sebuah tour perlu dilakukan
untuk menjaga kelangsungan program yang tepat waktu dan
menghindari keluhan dari wisatawan karena kebosanan atau
keterlambatan. Beberapa hal yang perlu dipertimbangkan
adalah:
• Waktu di atas kendaraan (on board activities)
• Waktu untuk kegiatan tour (tour activities)
• Waktu untuk istirahat (rest activities)
• Waktu sisa untuk memotret, berkumpul, dan lain-lain
• Rute Perjalanan
• Variasi Objek
• Tata Urutan Kunjungan

b) Penghitungan Biaya Tour


Dalam menentukan harga sebuah tour, perlu memperhitungkan
biaya dari tour tersebut dengan mempertimbangkan beberapa
aspek yang terbagi ke dalam fixed cost (F), atau harga tetap yang
tidak terpengaruh terhadap jumlah wisatawan dan variable cost
(V), atau harga yang harus dibagi jumah wisatawan, seperti
diuraikan di bawah ini:

• Fixed Cost (F) • Biaya lain-lain


• Transportasi • Variable Cost (V)
• Biaya mobil masuk • Akomodasi
• Pemandu wisata • Makan
• Biaya parkir • Tiket masuk
• Tip supir/kondektur • Asuransi Perjalanan
47
ILUSTRASI CONTOH PAKET WISATA KULINER ADALAH SEBAGAI
BERIKUT:

A. PAKET WISATA AGRICULTURE AND GREEN GASTRONOMY

• JEJAMURAN

• BUMI LANGIT
INSTITUTE
- Pelatihan
permakultur

- Warung Bumi

- Cooking class:
kuliner sehat

- Edutour/ekowisata

- Pasar organik
(buka Minggu)

- Tersedia olahan
produk organik

48
B. PAKET KELANA RASA KULINER MINANGKABAU

Bagi pecinta kuliner nusantara, khususnya Minangkabau - inilah kesempatan, merasakan,


melihat dan mengenal lebih dalam bagaimana citarasa Minangkabau diolah dari kekayaan
pangan lokal berpadu dengan ragam teknik memasak dan kearifan lokal setempat.

Dari rendang, katupek pitalah, sate minang (ada 4 macam yang hendak dicoba) sampai
makanan yang jarang ditemukan di luar Minangkabau seperti sala lauak, cangkuak dan
ampiang dadiah akan dicoba, menyusuri 4 Kabupaten/Kota di Sumatera Barat.

Ingin menikmati kuliner Minang selama - 2 Botol air kemasan 600 ml/hari.
3 hari 2 malam, ini ada paketnya.
BIAYA TOUR TIDAK TERMASUK
Berangkat : 29 - 31 Juli 2016 - Room service dan pengeluaran pribadi
Harga : Rp 2.750.000. (tanpa tiket pesawat)/ seperti : Telepon, Minibar, Laundry.
orang, minimal 2 orang - Tiket pesawat
- Kelebihan berat bagasi
BIAYA TOUR TERMASUK - Makan dan minum yang tidak
- Akomodasi hotel twin share. tercantum dalam program.
- Makan dan minum sesuai program - Tambahan tour/optional tour di luar
acara, kecuali minuman beralkohol. program yang sudah ditentukan
- Tours & transfer sesuai dengan itinerary. - Tip driver dan guide, porter hotel, dll
- Transportasi dengan bus wisata AC.
- Tiket masuk objek wisata sesuai dengan CATATAN - Jadwal diatas dapat berubah,
disesuaikan dengan kondisi di lapangan
program.
Informasi : Hubungi Jalanjalanku, duniajalanjalan@
- Pemandu kuliner serta pemandu lokal gmail.com,
akan mendampingi rombongan selama
perjalanan. Jalanjalankuxyz@gmail.com, 081214989675

49
E. PEMASARAN PRODUK WISATA
1. PENGERTIAN PEMASARAN PRODUK WISATA

Pemasaran pariwisata adalah suatu sistem dan koordinasi yang dilakukan sebagai
kebijaksanaan bagi perusahaan atau kelompok industri pariwisata, baik swasta maupun
pemerintah, dalam ruang lingkup tertentu dalam rangka keuntungan tertentu dengan
mengelola kepuasan wisatawan. Secara sederhana pemasaran pariwisata adalah mengelola
7P yaitu product, positioning, price, promotion, place, packaging, dan partnership.

2. TARGET PEMASARAN

Target pemasaran produk wisata adalah meningkatnya jumlah kunjungan wisatawan


baik secara free individual tour (FIT) maupun group incentive tour (GIT) dengan motivasi
utama menikmati wisata kuliner di destinasi pariwisata.

50
3. LANGKAH-LANGKAH
PEMASARAN PRODUK WISATA

LANGKAH 1
Identifikasi Atraksi. Dari logbook atraksi
wisata dapat ditemukan berapa banyak daya
tarik/atraksi atau paket wisata yang sudah
ada. Tentukan daya tarik/atraksi atau paket
wisata mana yang akan dipasarkan sebagai
produk unggulan

LANGKAH 2
Rumuskan USPs. USPs (Unique Selling
Propositions) atau biasa disebut dengan
Unique Selling Point. USPs merupakan
keunikan yang akan menjadi unggulan dan
merupakan alasan mengapa pengunjung
akan datang.

LANGKAH 3
Tetapkan Target Pasar. Target pasar adalah
segmen pasar sasaran yang paling tepat.
Informasi dari wisatawan yang sudah
berkunjung sangat bermanfaat untuk
menentukan segmen ini.

51
LANGKAH 4
Rumuskan Positioning. Positioning adalah strategi dalam menanamkan citra di benak
pasar agar dipersepsikan unik dibanding dengan destinasi lainnya. Positioning ini sangat
erat hubungannya dengan USPs.

LANGKAH 5
Menetapkan Harga. Pengelola dapat menetapkan harga jual dengan beberapa teknik
penetapan harga yaitu
(1) Penetrasi: yaitu penetapan harga rendah diawal untuk merangsang
kunjungan, dan selanjutnya menaikkan harga sampai pada posisi harga
normal yang akan ditawarkan secara regular;

(2) Psikologikal: yaitu penetapan harga untuk memperoleh kesan emosional,
seperti terkesan murah;

(3) Variasi: yaitu menetapkan harga berdasar tipe-tipe pengunjung tertentu,


seperti harga orang dewasa berbeda dengan anak kecil, harga untuk
pengunjung luar negeri berbeda dengan dalam negeri.

52
LANGKAH 6
Membangun Saluran dan Komunikasi Pemasaran. Tahap selanjutnya adalah membangun
saluran pemasaran (chanel). Saluran pemasaran merupakan perantara destinasi wisata
dalam menggapai pengunjungnya. Komunikasi pemasaran atau biasa disebut dengan
promosi. Langkah-langkah dalam melakukan komunikasi pemasaran adalah menetapkan
tujuan komunikasi, merumuskan pesan dan memilih alat yang cocok. Merumuskan
pesan: pesan harus dirumuskan sesuai dengan tujuan dari komunikasi pemasaran yang
telah ditetapkan serta memilih alat (tools) komunikasi pemasaran.

Secara sederhana pemasaran


pariwisata adalah mengelola 7P
yaitu product, positioning, price,
promotion, place, packaging, dan
partnership.

53
54
BAB IV
FAKTOR KUNCI KEBERHASILAN
PENGEMBANGAN

Faktor kunci keberhasilan pengembangan wisata kuliner


adalah adanya sinergi dari berbagai komponen sistem
pengembangan dalam kerangka ekosistem pariwisata. Unsur
penting kunci keberhasilan dalam pengembangan produk
wisata adalah aspek produk, aspek pasar, aspek sumber daya
manusia, aspek infrastruktur pendukung, serta juga aspek
kebijakan dan tata kelola.
55
A. ASPEK PRODUK
Produk merupakan aspek utama pariwisata sebab produk merupakan bahan “jualan”
dalam pariwisata. Produk adalah jalan di mana kepuasan konsumen akan terjadi. Kunci
keberhasilan dari aspek produk kuliner meliputi: kekuatan nilai-nilai sejarah dan budaya
akan sangat menentukan dalam melakukan interpretasi, pengembangan cerita/story
telling, pengemasan paket wisata, serta norma dan etika yang harus diikuti. Produk wisata
kuliner harus bermakna bagi wisatawan sebagai bagian dari pengalaman wisata bagi
wisatawan. Semakin kuat nilai sejarah dan budayanya, maka akan semakin bermakna
daya tarik produk dalam menarik kunjungan.

1. Orisinalitas merupakan daya tarik penting bagi produk kuliner.


Semakin tinggi tingkat orisinalitas maka semakin tinggi pula tingkat keunikannya.
Perkembangan wisata kuliner menunjukkan bahwa orisinalitas merupakan faktor kunci
terhadap tingginya nilai produk kuliner.

2. Ketersediaan produk adalah hal yang menentukan dalam


pengembangan wisata kuliner.
Paket wisata tematik maupun paket wisata umum berkontribusi penting dalam penyediaan
produk. Tawaran dalam bentuk wisata tematik dan umum menjadi jaminan
wisatawan ketika berkunjung ke destinasi utamanya yang bermotivasi kuliner.
Kertersediaan ini juga bermakna tersedianya bahan baku, operator, dan pasar tembat
bahan baku dijual secara mudah di destinasi.

3. Kemasan produk merupakan sajian yang dinikmati oleh wisatawan.


Sebaik dan seenak apapun produk yang dihasilkan faktor kemasan tetap memerlukan
perhatian. Kemasan merupakan salah satu jaminan kembalinya wisatawan menikmati
produk yang ada. Bagi produk kuliner kemasan disamping diartikan sebagai jasa mengelola
paket wisata, juga dapat diartikan sebagai kemasan dalam arti kemasan produk makanan.

56
B. ASPEK PASAR
Kunci keberhasilan dari aspek pasar pada pengembangan wisata kuliner meliputi:

1. Tren pariwisata global sangat penting dalam memahami gambaran


permintaan dan pemenuhan dalam konteks wisata kuliner.
Dari kajian atas tren pariwisata global tersebut kemudian bisa diputuskan positioning
produk wisata wisata kuliner yang sesuai dengan dinamika pasar dunia masa depan.

2. Analisis pasar mutlak harus dilakukan untuk memastikan segmentasi


wisatawan yang akan menjadi target dari produk wisata kuliner.
Apabila target wisatawan jelas, maka pengembangan produk wisata kuliner akan lebih
optimal. Implikasi positif yang diharapkan adalah peningkatan jumlah kunjungan dan
pembelanjaan wisatawan secara signifikan dengan memperhatikan aspek keberlanjutan
dan bertanggungjawab.

3. Penentuan saluran pemasaran yang tepat akan berpengaruh besar


dalam menjangkau segmen wisatawan dengan motivasi khusus.
Pengembangan saluran pemasaran berbasis media sosial dan digital efektif bagi
wisatawan muda; sedang saluran pemasaran umum juga perlu dikembangkan untuk
menyasar komunitas minat khusus.

57
C. ASPEK SUMBER DAYA MANUSIA
Kunci keberhasilan dari aspek sumber daya manusia pada pengembangan wisata kuliner
meliputi:

1. Keterlibatan masyarakat setempat sebagai tuan rumah menjadi sangat penting


dalam membangun pengalaman berinteraksi. Kehidupan masyarakat setempat yang
membuat nilai produk menjadi lebih hidup. Masyarakat setempat di sini harus dilihat
sebagai pemilik nilai wisata kuliner.

2. Penguatan kapasitasi terhadap kelompok masyarakat setempat dan


komunitas minat khusus dalam pengembangan produk wisata dan penguatan destinasi
menjadi sangat penting. Kapasitasi tersebut terutama terkait dengan implementasi
pelestarian warisan budaya, serta pengembangan pariwisata berkelanjutan.

3. Penguatan kapasitas kelompok masyarakat setempat dan komunitas


minat khusus menjadi pelaku wisata kuliner. Kapasitasi bisa berupa penguatan kelompok
usaha wisata berbasis komunitas yang berorientasi pada pengembangan kewirausahaan
sosial (social enterpreuner).

4. Penguatan kapasitasi pelaku wisata berbasis industri untuk mampu


mengembangkan bisnis pariwisata yang berkelanjutan dan bertanggungjawab menjadi
sangat strategis. Selain itu pelaku wisata berbasis industri didorong untuk bersinergi
dengan pelaku wisata berbasis komunitas.

5. Kemampuan pelaku wisata dalam memberikan interpretasi yang


kreatif akan memberikan nilai tambah. Cerita yang disampaikan harus mampu
mengungkapkan sisi lain dari suatu nilai yang sedang dijelaskan. Nilai yang disampaikan
harus bisa merangsang dan melibatkan imajinasi pikiran wisatawan, serta tidak sekedar
menjadi informasi dasar semata.

58
D. ASPEK DESTINASI
Kunci keberhasilan dari aspek destinasi pada pengembangan
wisata kuliner meliputi:

1. Perlunya zonasi yang jelas dalam perwilayahan di


destinasi yang mengacu pada perencanaan kawasan meliputi
zona inti, pendukung dan pengembangan. Pembangunan
destinasi harus memperhatikan aturan pelestarian terutama pada
zona inti dan pendukung.

2. Perencanaan destinasi harus memperhatikan pola


pergerakan dari wisatawan, terutama untuk penyediaan
aksesibilitas dan infrastruktur pendukung kegiatan pariwisata.

3. Pengembangan destinasi harus memperhatikan


kemampuan daya dukung kawasan sesuai aturan pelestarian
lingkungan dan budaya. Pengembangan destinasi wisata
yang berpegang pada prinsip pariwisata berkelanjutan dan
bertanggungjawab.

4. Pengembangan destinasi yang berada pada


kawasan adat harus memperhatikan aturan-aturan adat, serta
juga melibatkan para pemangku adat dalam perencanaan dan
pengembangan destinasi.

59
E. INFRASTRUKTUR PENDUKUNG
Kunci keberhasilan dari aspek infrastruktur pendukung pada pengembangan wisata
kuliner meliputi:

1. Penyediaan infrastruktur pendukung harus memperhatikan aspek


pelestarian lingkungan dan budaya, termasuk penyertaan partisipasi masyarakat
setempat.

2. Penyediaan infrastruktur pendukung harus memperhatikan kebutuhan


wisatawan, termasuk bagi anak-anak, perempuan, orang tua dan kelompok berkemampuan
khusus.

3. Penyediaan infrastruktur pendukung harus bisa merespon perkembangan


teknologi informasi dengan tetap memperhatikan aspek pelestarian lingkungan dan
budaya setempat.

60
F. ASPEK KEBIJAKAN DAN TATA KELOLA
Kunci keberhasilan dari aspek kebijakan dan tata kelola pada
pengembangan wisata kuliner meliputi:

1. Dalam konteks pengembangan wisata kuliner yang melibatkan beberapa


wilayah administrasi akan diperlukan sinergi antar pemangku kepentingan yang
diarahkan secara efektif oleh hierarki di atasnya.

2. Pengelolaan pengembangan wisata kuliner harus memperhatikan


aturan pelestarian sesuai tata perundang-undangan yang berlaku termasuk aturan-
aturan adat setempat.

3. Konsisten dalam menyelenggarakan pengembangan kapasitas


sumber daya manusia, baik dalam meningkatkan kualitas intepretasi maupun
kapasitas masyarakat untuk dapat lebih berperan konteks produk wisata kuliner maupun
tata kelola.

4. Adanya pemantauan dan evaluasi terhadap pengembangan wisata kuliner.

61
62
BAB V
PENUTUP

63
Saat ini pariwisata tidak sekedar merupakan bagian dari
aktivitas “istirahat dan rileks” atau rest and relax yang identik
dengan kebutuhan para pekerja di era industri. Kegiatan wisata
bergeser menuju ke gaya hidup yang sehat dan bermakna. Pelaku
wisata pun bergeser ke kaum muda (youth) yang memunculkan
segmen wisatawan milenial atau millennial travellers. Perilaku
wisatawan milenial sangat mempengaruhi produk wisata dan
juga pengembangan destinasi pariwisata global.

Pengembangan pariwisata kuliner sangat relevan dengan trend


milenial tersebut di mana makan saat ini sudah tidak identik
P E N U T U P

lagi dengan pariwisata massal. Bahkan dengan berkembangnya


destinasi-destinasi baru, faktor keunikan lokasi menjadi unit
selling point yang paling penting diunggulkan agar destinasi
tersebut terus berkembang. Kuliner secara hakiki diyakini
mampu menampilkan keunikan tanpa harus terlalu banyak
dipoles agar menarik.

Semoga buku ini dapat diterima oleh pemangku kepentingan


sebagai salah satu acuan dasar pengembangan wisata kuliner.
Secara teknis, buku panduan ini disusun dalam suatu format
praktis agar mudah dipahami dan memandu langkah-langkah
mempercepat pengembangan wisata kuliner. Diperlukan
kerja bersama dari pemangku kepentingan atau pentahelix
kepariwisatan dalam mengembangkan tema wisata ini di
Indonesia sebagai bagian dari pembangunan pariwisata
Indonesia berkelanjutan.

64
REFERENSI
UNWTO. (2016). Global Report on Shopping Tourism.
Madrid: World Tourism Organization.

UNWTO. (2016). Tourism Highlight. Sichuan: Word


Tourism Organization.

REFERENSI
UNWTO. (2017). Global Report on Food Tourism. Madrid:
World Tourism Organization.

Horng, J.,& Tsai, C. (2010). Government websites for


promoting

East Asian culinary tourism: A cross-national analysis.


Tourism Management, 31(1), 74-85.

Suryadana. (2010). Pengelolaan Daya Dukung Pemasaran


Pariwisata Berkelanjutan.

Undang-undang RI No. 10 Tahun 2009 Tentang Kepariwisataan.

65
FORM 1 Logbook Informasi
Objek Observasi
Catatan informasi objek observasi kuliner yang Anda peroleh dalam logbook di
bawah ini.

No Informasi Deskripsi

1. Jenis objek observasi

2. Alamat objek observasi

3. Sumber informasi

4. Jelaskan sejauh yang anda ketahui tentang objek observasi tersebut

66
FORM 2 Form Screening Objek Observasi

Berilah tanda (√) pada kolom yang disediakan untuk menyatakan persetujuan Anda terhadap pernyataan di bawah ini.

Nama Objek Observasi Jenis Objek Observasi Alamat Objek Observasi

No Pernyataan Persetujuan

YA TIDAK
I WISATAWAN
1 Objek merupakan usaha rumah tangga?
2 Objek baru diketahui oleh kalangan terbatas?
3 Objek belum/tidak pernah dikunjungi wisatawan?
II PRODUK
1 Apakah produk yang dijual adalah produk tunggal/sejenis?
2 Apakah ada tempat untuk display?
3 Apakah tempat tersebut menyediakan produk yang dibawa pulang?
5 Apakah tempat tersebut juga menyediakan produk lain selain produk utama?
6 Apakah produk yang disajikan merupakan produk yang diminati (enak/bagus)?
III ATRAKSI
1 Apakah ada aktivitas di sekitar lokasi yang mendukung produk tersebut menjadi dikenal?
2 Apakah ada aktivitas penduduk di sekitar yang menarik?
3 Apakah objek ini sering dijadikan tempat singgah untuk satu kelompok paket wisata?
4 Apakah objek ini memiliki paket produk wisata?
IV AKSES
1 Apakah tempat tersebut mudah dijangkau?
2 Apakah ada tempat parkir?
3 Apakah ada papan penunjuk jalan menuju lokasi?
4 Apakah informasi disebarkan dari mulut ke mulut?
5 Banyakkah informasi tentang objek di internet?
V AMENITAS
1 Apakah tempat tersebut memiliki toilet?
2 Apakah jumlah toiletnya lebih dari satu?
3 Apakah tempat tersebut nyaman untuk makan?
4 Apakah tempat tersebut aman ?
5 Apakah tempat tersebut bersih?

Catatan: jika semua jawaban pada pertanyaan wisatawan adalah tidak maka simpulan yang diperoleh adalah objek informasi tersebut masih berupa
potensi wisata kuliner 67
FORM 3 Logbook Screening
Objek Observasi
Berilah penjelasan pada kolom yang disediakan tentang informasi kuliner yang diperoleh.

Nomor Tanggal Pencatatan Nama Pencatat

No Informasi Deskripsi

1 Nama dan alamat orang yang memiliki


atau berusaha di tempat tersebut

2 Akses menuju lokasi

3 Konsumen

4 Kondisi usaha

5 Keunikan

6 Jumlah produk yang disajikan

7 Sejarah usaha tersebut dan


bagaimana perkembangannya

8 Kemenarikan lainnya

9 Jelaskan hal-hal yang terkait dengan usaha tersebut dan belum dijelaskan?

68
FORM 4 Verifikasi Potensi Wisata

Berilah penilaian anda (√) pada kolom yang disediakan tentang potensi kuliner pada kolom yang disediakan.

Jenis Objek Observasi Alamat Objek Observasi

Pernyataan Persetujuan Pernyataan Persetujuan


SK K B SBI SK K B SBI
I WISATAWAN IV AKSES
1 Jumlah wisatawan lokal 1 Tempat tersebut mudah
2 Jumlah wisatawan dari luar dijangkau
daerah 2 Tempat parkir
3 Jumlah wisatawan asing 3 Papan penunjuk jalan menuju
lokasi

II PRODUK
1 Kualitas produk V AMENITAS
2 Tempat untuk display 1 Toilet
3 Kemasan produk 2 Jumlah toilet cukup
4 Fasilitas pengiriman produk 3 Tempat nyaman
5 Fasilitas order jarak jauh untuk makan
(telepon) 4 Tempat aman
6 Fasilitas order online 5 Tempat bersih
7 Fasilitas layanan purna jual

V LAYANAN
III ATRAKSI 1 Jumlah pelayan cukup
1 Kemasan aktivitas proses 2 Keramahan pelayan
produksi 3 Kesediaan membantu/
2 Servicescape (penataan empati
taman dan lingkungan) 4 Kecepatan pelayanan
3 Atraksi lainnya 5 Ketepatan pelayanan

Keterangan: SK=sangat kurang, K=kurang, B=baik, SB=sangat baik


69
FORM 5 Pedoman Wawancara

Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut ini.



Tanggal wawancara

Nama Informan

Deskripsi Informan

No Pertanyaan

1 Berapa banyak potensi produk wisata kuliner sejenis yang


ada di sini dan sekitarnya?

2 Adakah sebagian produk wisata kuliner tersebut sudah
dikenal oleh masyarakat sekitar? Sejauh mana cakupan
wilayahnya?

3 Menurut Anda adakah peluang produk ini dikembangkan
sebagai produk wisata unggulan daerah ini?
Bagaimana caranya?

4 Adakah atraksi wisata yang dapat dikemas bersamaan
dengan produk wisata kuliner? Berikan contohnya.

5 Bagaimana agar produk wisata kuliner saat ini dikenal
oleh wisatawan?

6 Apakah pemda memiliki web yang memuat informasi
produk-produk wisata khususnya kuliner?

7 Apakah sudah ada kemasan paket wisata yang
memadukan potensi-potensi tersebut di sini?

8 Bagaimana cara menuju ke lokasi tersebut?

9 Bagaimana pelayanan yang diberikan?

10 Adakah daerah sudah menetapkan destinasi prioritas
untuk kuliner?

70
FORM 6 Form Evaluasi Hasil Perbaikan
Objek Observasi
Berilah penilaian Anda (√) pada kolom yang disediakan untuk menilai perbaikan yang sudah
dilakukan pada objek observasi.

Jenis Objek Observasi Alamat Objek Observasi

No Pernyataan Sebelum Sesudah Keterangan


SK K B SB

1 Kualitas produk
2 Tempat untuk display
3 Kemasan produk
4 Kemasan aktivitas
proses produksi

5 Servicescape (penataan
taman dan lingkungan)

6 Akses
7 Toilet
8 Kenyamanan
9 Keamanan
10 Kualitas layanan
11 Berikan ulasan Anda
terhadap berbagai perbaikan
yang sudah dilakukan?

Keterangan: SK=sangat kurang, K=kurang, B=baik, SB=sangat baik


71
FORM 7 Logbook Potensi Wisata

Berilah penjelasan pada kolom yang disediakan tentang informasi yang diperoleh.

Nomor Tanggal Pencatatan Nama Pencatat

No Informasi Deskripsi

1 Nama dan alamat orang yang memiliki


atau berusaha di tempat tersebut

2 Akses menuju lokasi

3 Konsumen

4 Kondisi usaha

5 Keunikan

6 Jumlah produk yang disajikan

7 Sejarah usaha tersebut dan


bagaimana perkembangannya

8 Kemenarikan lainnya

9 Jelaskan hal-hal yang terkait dengan usaha tersebut dan belum dijelaskan?

72
FORM 8 Form Evaluasi Pendampingan

Berilah penilaian Anda (√) pada kolom yang disediakan tentang potensi kuliner pada kolom yang disediakan.

Jenis Objek Observasi Alamat Objek Observasi

No Pernyataan Sebelum Sesudah Keterangan


SK K B SB

1 Materi pendampingan
2 Waktu pelaksanaan
3 Instruktur
4 Metode penyampaian
5 Modul pendampingan
6 Kecukupan alat-alat
yang disediakan
7 Bahasa yang digunakan
8 Kemudahan menerima
materi

9 Asistensi
10 Kemudahan diskusi
11 Urutan materi penyampaian

12 Berikan ulasan Anda


anda
terhadap pelaksanaan
pendampingan?

Keterangan: SK=sangat kurang, K=kurang, B=baik, SB=sangat baik


73
FORM 9 Form Evaluasi Hasil Pendampingan

Berilah penilaian Anda (√) pada kolom yang disediakan tentang potensi kuliner pada kolom
yang disediakan.

Jenis Objek Observasi Alamat Objek Observasi

No Pernyataan Sebelum Sesudah Keterangan


SK K B SB

1 Jumlah wisatawan
2 Kualitas produk
3 Tempat untuk display
4 Kemasan produk
5 Kemasan aktivitas proses
produksi

6 Servicescape (penataan
taman dan lingkungan)

7 Akses
8 Toilet
9 Kenyamanan
10 Keamanan
11 Kualitas layanan

12 Berikan ulasan Anda


terhadap berbagai perbaikan
yang sudsh dilakukan

Keterangan: SK=sangat kurang, K=kurang, B=baik, SB=sangat baik


74
FORM 10 Kuesioner Kepuasan Konsumen

Berilah penilaian Anda (√) pada kolom yang disediakan tentang potensi kuliner pada kolom yang
disediakan.

Apakah Anda puas dengan perjalanan wisata kali ini? Pilih salah satu jawaban saja untuk setiap
pertanyaan yang diajukan kecuali ada petunjuk khusus.

No Pernyataan Persetujuan
Sangat Buruk Buruk Baik Sangat Puas

I INFORMASI
1 Informasi produk memadai
2 Informasi mudah diakses dari manapun

II LAYANAN
1 Toilet
2 Taman
3 Servicescape/ jalan lingkungan
4 Papan penunjuk jalan

III AKSES
1 Lahan parkir
2 Parker
3 Jalan akses
4 Jalan di lokasi
5 Atap peneduh

IV PRODUK
1 Rasa produk
2 Layanan terhadap produk
3 Souvenir
4 Kemasan produk
5 Kadaluarsa

Berikanlah komentar Anda tentang produk


dan dan lokasi. Berikan masukan untuk
perbaikan pada masa yang akan datang.

75
FORM 11 Logbook Daya Tarik/
Atraksi Wisata
Berilah keterangan pada kolom yang disediakan tentang kondisi aktual potensi kuliner
yang diperoleh dari lapangan.

Nomor Tanggal Pencatatan Nama Pencatat

No Informasi Deskripsi

1 Nama dan alamat


2 Akses menuju lokasi
3 Wisatawan
4 Jumlah produk yang disajikan
5 Atraksi Wisata
6 Kemenarikan lainnya
7 Kemudahan bertransaksi
8 Pelayanan
9 Amenitas untuk Wisatawan

10 Jelaskan hal-hal yang terkait dengan usaha


tersebut dan belum dijelaskan?

11 Kesiapan lokasi untuk kunjungan


paket wisata?

76
FORM 12 Form Isian Observasi Untuk
Paket Wisata
Berilah tanda (√) pada kolom yang disediakan untuk menyatakan persetujuan Anda terhadap pernyataan dibawah ini.

Nomor Tanggal Observasi Nama Observer

No Pernyataan Persetujuan

YA TIDAK

I INFORMASI
1 Apakah informasi daya tarik ini dipublikasi dengan media online?
2 Apakah informasi daya tarik ini sudah diketahui oleh masyarakat sekitar?
3 Apakah tempat tersebut dikunjungi pengunjung dari luar daerah?
4 Apakah tempat tersebut dikunjungi pengunjung asing?
5 Apakah informasi lokasi mudah diakses di internet?
II AMENITAS
1 Apakah tempat tersebut memiliki toilet?
2 Apakah toiletnya bersih?
3 Apakah jumlah toiletnya lebih dari satu?
4 Apakah tempat tersebut nyaman untuk makan?
5 Apakah tempat tersebut aman ?
6 Apakah tempat tersebut bersih?
7 Apakah ada ATM di sekitar lokasi?
8 Apakah ada papan informasi dijalan menuju lokasi?
9 Apakah masyarakat turut menjaga lingkungan sekitar?
10 Apakah ada warung serba ada di sekitar lokasi?
III AKSES
1 Apakah di tempat tersebut tersedia tempat parkir kendaraan?
2 Apakah tempat parkir tersebut mampu menampung kendaraan roda dua dan roda empat?
3 Apakah mudah menuju tempat tersebut ?
4 Apakah jalan menuju lokasi dalam kondisi baik?
5 Apakah tersedia peta yang menunjukkan lokasi?
IV PRODUK
1 Apakah tempat tersebut berjualan souvenir?
2 Apakah tempat tersebut menyediakan produk yang dibawa pulang?
3 Apakah tempat tersebut juga menyediakan produk lain selain produk utama?
4 Apakah ada produk lain yang dijual di lokasi tersebut selain produk utama?
5 Apakah masyarakat sekitar juga diperbolehkan menjual souvenir/produk lain disekitar lokasi?
77
FORM 13 Form Pertimbangan Pemilihan
Tema Wisata
Berilah pertimbangan-pertimbangan yang mendasari pemilihan tema tour pada kolom yang
disediakan.

Nomor Tanggal Observasi Nama Panelis

No Informasi Deskripsi

1 Apa pertimbangan utama


memilih tema wisata tersebut?

2 Atraksi apa yang menurut Anda


menjadi primadona? Mengapa?

3 Mengapa memilih atraksi ….


Sebagai atraksi yang pertama?

4 Mengapa memilih atraksi ….


Sebagai atraksi yang terakhir?

5 Untuk menyempurnakan tema wisata


perlukah ditambahkan atraksi lain?

6 Berikan saran Anda penyusunan paket wisata ini

78
FORM 14 Form Contoh Kurasi Wisata Kuliner

Isilah kolom-kolom yang tersedia sesuai dengan petunjuk yang diberikan.

Judul/Tema Tour : ….................................... Jumlah Peserta


Tanggal Pelaksanaan : ….................................... dengan
Durasi Pelaksananaan : ….................................... Treatment
Jumlah Peserta : ….................................... Khusus : ….......................

No Pukul Tujuan Atraksi Lokasi Aktivitas

10

Penanggung Jawab


...............................
79
FORM 15 Kuesioner Kepuasan Konsumen
Terhadap Paket Wisata
Berikan tanda centang (√) pada nomor yang tersedia sesuai dengan jawaban yang Anda pilih.

Apakah Anda puas dengan perjalanan wisata kali ini? Pilih salah satu jawaban saja untuk setiap
pertanyaan yang diajukan kecuali ada petunjuk khusus.

No Pernyataan Persetujuan
Sangat Buruk Buruk Baik Sangat Puas

I INFORMASI
1 Informasi produk tour memadai
2 Informasi mudah diakses dari manapun
II LAYANAN
1 Toilet
2 Taman
3 Servicescape/ jalan lingkungan
4 Papan penunjuk jalan
III AKSES
1 Lahan parkir
2 Parker
3 Jalan akses
4 Jalan di lokasi
5 Atap peneduh
IV PRODUK
1 Rasa produk
2 Layanan terhadap produk
3 Souvenir
4 Kemasan produk
5 Kadaluarsa
V TOUR
1 Keseluruhan perjalanan
2 Tour guide
3 Kendaraan
4 Tata waktu
5 Kesesuaian dengan tema

Berikanlah komentar Anda tentang produk


dan dan lokasi. Berikan masukan untuk
80 perbaikan pada masa yang akan datang.
FORM 16 Form Monitoring dan Evaluasi

Berilah pertimbangan-pertimbangan yang mendasari pemilihan tema tour pada kolom yang
disediakan.

Nomor Tanggal Observasi Nama Panelis

No Informasi Deskripsi

1 Pelaksanaan tour secara umum

2 Apakah semua perjalanan sesuai dengan


itinerary yang disampaikan?

3 Apakah aktivitas dan atraksi yang disajikan


sesuai dengan tema?

4 Apa kendala pelaksanaan tour ini?

5 Apakah layanan yang diberikan memuaskan?

6 Atraksi-atraksi apakah yang perlu


ditambahkan agar melengkapi tour ini?

7 Jelaskan hal-hal apa yang harus dibenahi dari tour ini?

81
FORM 17 Form Kuesioner Validasi Itenerary
Paket Wisata Tematik Kuliner
Berilah tanda (√) untuk menyatakan persetujuan atau pertidaksetujuan terhadap itinerary
yang disusun.

Nomor Tanggal Observasi Nama Observer

No Pernyataan Persetujuan

YA TIDAK

1 Apakah tema sesuai?

2 Apakah variasi kegiatan serasi?

3 Apakah waktu pelaksanaan efisien?

4 Apakah durasi yang disediakan sesuai?

5 Apakah perbandingan waktu perjalanan dan


waktu aktivitas sesuai?

6 Apakah tersedia waktu untuk bus stop?

10

82
FORM 18 Logbook Paket Wisata

Berilah keterangan pada kolom yang disediakan tentang paket wisata.

Nomor Tanggal Pencatatan Nama Pencatat

No Informasi Deskripsi

1 Sebutkan lokasi/area
informasi tersebut

2 Sebutkan nama dan alamat


orang yang memiliki atau
berusaha ditempat tersebut

3 Paket Wisata apa saja yang ada


di area ini?

4 Jelaskan hal-hal yang terkait dengan paket wisata tersebut?

83
Pariwisata tidak
sekedar bagian dari

rest and relax tapi telah

bergeser menuju ke

gaya hidup yang


sehat dan bermakna.
Disponsori kaum

muda (youth) yang

memunculkan segmen

wisatawan milenial

atau millennial

travellers.

84

Anda mungkin juga menyukai