PELATIHAN MANAJEMEN
HOMESTAY
KEGIATAN
PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA DAN
PROFESIONALISME BIDANG PARIWISATA
MELALUI ANGGARAN
DAK NON FISIK DANA PELAYANAN KEPARIWISATAAN
KEMENTERIAN PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
DAFTAR ISI
I. PENDAHULUAN
a. Latar Belakang 3
b. Pengembangan Sumber Daya Manusia Bidang Pariwisata 5
c. Homestay 7
II. DASAR HUKUM 9
III. TUJUAN 10
IV. SASARAN 11
V. PEMBIAYAAN 11
VI. PELAKSANAAN 12
a. Tempat dan Waktu Pelasanaan 12
b. Pemateri/Narasumber 12
c. Metode Pelatihan 12
d. Materi Pelatihan 13
e. Uraian Materi 14
f. Penerbitan Sertifikat Keiukutsertaan Pelatihan 16
VII. PENUTUP 16
TATA TERTIB PELATIHAN 17
I. PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pembangunan pariwisata Kabupaten Bulukumba mengacu pada visi ”Masyarakat
Bulukumba yang Sejahtera dan Terdepan melalui Optimalisasi Potensi Daerah
dengan Penguatan Ekomomi Kerakyatan yang Dilandasi pada Pemerintahan yang
Demokratis dan Religius”.Visi ini tertuang dalam Rencana Pembangunan jangka
Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Bulukumba tahun 2016-2021. Dalam
rangka mewujudkan visi tersebut maka Misi pembangunan khususnya pada sektor
kepariwisataan adalah mengoptimalkan penataan dan pemanfaatan potensi daerah
dan penataan ruang dan pelestarian sumber daya alam dan lingkungan, budaya.
Pelibatan dalam berbagai sektor dalam pengembangan pariwisata menjadi suatu
keharusan yang tidak dapat ditawar-tawar mengingat pembangunan pariwisata
tidak dapat berdiri sendiri dan bersinggungan dengan sektor-sektor pembangunan
lainnya, seperti penyediaan jaringan listrik, penyediaan jalan, penyediaan air bersih
dan penyediaan sarana telekomunikasi.
Keberhasilan pembangunan pariwisata sangat didukung oleh pengembangan
destinasi pariwisata secara professional, terpadu secara sektoral dan kewilayahan,
memiliki konsep yang jelas, didukung oleh system jasa dan layanan yang handal
serta diperkuat oleh system dan strategi pemasaran yang aktif, terfokus dan
terpadu.
Dalam mewujudkan pengembangan pariwisata maka dibutuhkan stakeholder yang terlibat baik
dari segi kuantitas maupun kualitas sumber daya manusia yang professional. Kuantitas
menyangkut jumlah sumber daya manusia yang memiliki kualitas, baik kemampuan fisik
maupun nonfisik. Jumlah sumber daya manusia bidang pariwisata harus berbanding lurus
dengan kualitas serta kemampuan dalam pengembangan kepariwisataan. Untuk itu dibutuhkan
manajemen sumber daya manusia sebagai metode yang terukur dalam mewujudkannya.
Salah satu yang menjadi ujung tombak pengembangan kepariwisataan adalah pelayanan
tamu/wisatawan, mulai dari penjemputan di bandara sampai mengantar mereka ke destinasi
wisata hingga memberikan pelayanan akomodasi yang nyaman. Akomodasi bagi wisatawan
menjadi rumah kedua setelah meninggalkan rumah di tempat asal mereka. Sehingga mereka
membutuhkan pelayanan yang baik pada saat beristirahat.
Homestay merupakan salah satu sarana pendukung penting dalam pengelolaan desa wisata.
Sebagai usaha, homestay mampu memberikan dampak positif bagi peningkatan ekonomi
masyarakat desa wisata. Namun masih banyak pengelola desa wisata yang belum memahami
pengelolaan homestay secara baik dan benar. Misalnya dalam hal promosi, manajerial maupun
pemeliharaan serta perawatan homestay. Hal-hal itu masih banyak diabaikan oleh para
pengelola desa wisata. Bahkan, di beberapa desa wisata belum ada fasilitas homestay. Hal itu
tentu harus diperhatikan apabila desa wisata ingin berkembang
Konsep pemberdayaan masyarakat lokal dalam pengembangan kepariwisataan menjadi hal
penting termasuk dalam penyediaan akomodasi. Akomodasi dikemas dalam bentuk homestay
yang dikelola secara professional. Akan tetapi dalam mewujudkan hal tersebut maka
dibutuhkan perencanaan dan pengelolaan yang dapat diperoleh melalui pendidikan dan
pelatihan pengelolaan homestay. Untuk itu maka Pemerintah Kabupaten Bulukumba melalui
Dinas Pariwisata melaksanakan Pelatihan Manajemen Homestay dengan menggunakan
anggaran Dana Alokasi Khusus Non Fisik Dana Pelayanan Kepariwisataan Kementrian
Pariwisata Republik Indonesia Tahun Anggaran 2019.
5
B. PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
BIDANG PARIWISATA
Keberhasilan pembangunan pariwisata sangatlah tergantung pada ketersediaan dan kualitas sumber daya manusia
yang mendukungnya. Sudah banyak pendapat dan teori-teori yang mengatakan bahwa Kabupaten Bulukumba
mempunyai potensi yang luar biasa untuk pariwisata terutama yang berkaitan dengan alam / Eco-tourism, akan tetapi
stakeholder yang terlibat di dalam pembangunan tersebut dirasakan masih kurang. Mulai dari penyedia informasi
sampai dengan operator wisata. Hal ini dapat disebabkan karena kurangnya wawasan masyarakat lokal ataupun
lapangan pekerjaan yang memberikan hasil secara instan masih dapat diperoleh masyarakat dengan mudah. Seperti
kita ketahui bahwa menciptakan sebuah industri pariwisata tidaklah semudah membalikkan telapak tangan
dibandingkan dengan pekerjaan di industri lain seperti tambang ataupun sektor perkebunan. Membuat sebuah
industri pariwisata membutuhkan proses yang panjang yang hasilnya akan diperoleh secara bekelanjutan dengan
catatan tidak mengeksploitasi lingkungan dan budaya secara berlebihan.
Sumber Daya Manusia Pariwisata yang menguasai, serta memanfaatkan dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan
teknologi dalam pengelolaan pariwisata sangat dibutuhkan karena tuntutan globalisasi yang sudah di ambang pintu.
Tuntutan untuk profesionalisme tenaga kerja semakin meningkat bukan hanya antar individu melainkan juga antar
Negara yang menjadikan kegiatan pengembangan sumber daya manusia pariwisata sangat penting dan strategis.
Pengembangan sumber daya manusia pada hakekatnya adalah membangun manusia seutuhnya, yaitu suatu kesatuan
membangun manusia sebagai mahluk sosial dan membangun manusia sebagai sumber daya pelaku pembangunan.
Pembangunan manusia sebagai mahluk sosial ditekankan pada harkat, martabat, hak dan kewajiban manusia yang
tercermin pada nilai rohaniah, kepribadian dan kejuangan serta aspek jasmaniah lainnya seperti pendidikan dan
kesehatan termasuk keadaan gizinya. Adapun pembangunan manusia sebagai sumber daya ditekankan pada etos kerja
produktif, keterampilan dan keahlian, kreativitas, disiplin dan profesionalisme.
Dengan demikian maka sumber daya manusia pariwisata yang dibutuhkan adalah seseorang yang
mempunyai nilai-nilai rohaniah yang mempunyai kepedulian sosial yang tinggi bagi masyarakat di
sekitarnya dengan bermodalkan pendidikan yang baik untuk dapat bekerja secara profesional
Dengan adanya tingkat persaingan yang semakin ketat dari setiap negara untuk mempertahankan
eksistensinya di dunia, maka setiap warga negara wajib mempersiapkan profil dirinya untuk berkompetisi
dengan deskripsi isu global sebagai berikut:
1. Arus globalisasi ditandai dengan adanya arus informasi dan komunikasi internasional yang sangat cepat antar
Negara. Keterbukaan, ketergantungan dan saling pengaruh pada berbagai aspek kegiatan ekonomi, politik,
budaya dan sebagainya akan mempengaruhi SDM dalam usaha untuk menguasai pemanfaatan teknologi seperti
komputer, internet dan sarana penyebar informasi lainnya, disamping juga penguasaan bahasa asing sebagai
tanda seseorang memiliki wawasan internasional
2. SDM Pariwiata harus tanggap terhadap isu-isu lingkungan dimana semua lini dalam dunia industri mulai
memperhatikan keberlangsungan kehidupan dunia dengan label ekologi atau menghijaukan kembali bumi ini.
3, SDM pariwisata harus “local minded” artinya harus mempunyai kreativitas tersendiri yang berbeda dengan
daerah lain untuk menciptakan sebuah diferensiasi produk wisata
4. Kemampuan untuk mengelola setiap unit manajemen secara mandiri harus ditingkatkan pada berbagai aspek
antara lain kemampuan manajerial, kemampuan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, kemampuan
penggalian pasar dan potensi masyarakat, kemampuan kerja sama, moral, etika, dan lain sebagainya.
5. Profesionalisme dan menjunjung tinggi kode etik.
DAK NONFISIK DANA PELAYANAN
KEPARIWISATAAN
C. HOMESTAY
Homestay adalah salah satu bentuk penginapan yang popular. Para pengunjung atau tamu
menginap di kediaman penduduk setempat di kota atau di desa tempat mereka bepergian. Lama
tinggal dapat bevariasi dari satu malam hingga lebih dari semalam. Penginapan dapat diberikan
secara gratis dan sebagai ganti untuk kompensasi uangnya dapat saling menginap (bertukar) pada
rumah asal si penginap, atau sebagai gantinya dapat pula berupa membantu membersihkan rumah
atau bekerja di properti tuan rumah inap keluarga adalah contoh dari komsumsi dan pembagian
kolaboratif. Dalam kasus di mana uang tidak ditukarkan sebagai imbalan untuk penginapan,
mereka adalah contoh ekonomi barter dan ekonomi hadiah.
Homestay saat ini merupakan salah satu startegi dari pemerintah untuk
menggalakkan pariwisata berbasis masyarakat. Secara umum tidak hanya
berbasis homestay, bisnis pariwisata ini semakin menjanjikan untuk
meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Menurut Undang-undang No. 10
Tahun 2009 tentang Kepariwisataan pasal 14 terdapat 14 jenis usaha jasa
di bidang pariwisata. Salah satu usaha jasa pariwisata adalah layanan
akomodasi atau tempat menginap termasuk di dalamnya adalah homestay.
Sebenarnya usaha akomodasi terdapat beberapa jenis yaitu homestay,
wisma dan hotel (melati ataupun berbintang). Perkembangan usaha
akomodasi tersebut tentunya akan mendukung perkembangan kegiatan
pariwisata destinasi wisata. Salah satu daya tarik wisata yang berkembang
saat ini adalah wisata pedesaan atau desa wisata. Desa wisata adalah suatu
kawasan pedesaan yang memiliki beberapa karakteristik khusus untuk
menjadi daerah tujuan wisata yang merupakan integrasi antara atraksi,
akomodasi dan fasilitas pendukung lainnya yang disajikan dalam suatu
struktur kehidupan masyarakat yang menyatu dengan tata cara dan tradisi
yang berlaku (Nurhayati, Wiendu, 1993). Homestay merupakan
penginapan dengan fasilitas lengkap. Kadang-kadang sang pemilik rumah
juga menempati hunian tersebut bersama para tamu. Hunian yang
berlokasi tak jauh dari tempat wisata atau pusat kota sangat cocok
dijadikan homestay.
II. Dasar hukum pelaksanaan kegiatan Pelatihan Manajemen Homestay ini adalah sebagai berikut:
10
III. TUJUAN
• Peserta dapat memahami diversifikasi produk dan dasar
1. kepariwisataan
• Peserta mengetahui dan memahami bagaimana memberikan
2. pelayanan prima
11
IV. SASARAN
Yang menjadi sasaran pelaksanaan pelatihan manajemen homestay adalah
masyarakat umum pemerhati pariwisata/pelaku usaha, dan anggota Kelompok
Sadar Wisata (POKDARWIS) di sekitar destinasi wisata sehingga dapat
memotivasi untuk pengembangan homestay.
V. PEMBIAYAAN
Anggaran kegiatan ini melalui Dana Alokasi Khusus Non Fisik Dana Pelayanan
Kepariwisataan Tahun Anggaran 2019 tertuang dalam DPA Dinas Pariwisata
Kabupaten Bulukumba sebesar Rp. 106.779.000,- (Seratus Enam Juta Tujuh Ratus
Tujuh Puluh Sembilan Ribu Rupiah)
VI. PELAKSANAAN
a. Tempat dan Waktu Pelaksanaan
Pelaksanaan pelatihan manajemen homestay
dilaksanakan di Hotel Agri Bulukumba pada c. Metode Pelatihan
tanggal 23 sampai dengan 25 Juni 2020 Jalan R.
Suprapto No.18, Bulukumba. Pelatihan dilaksanakan dengan menggunakan
metode ceramah/Tanya jawab/diskusi/simulasi
dan sejenisnya, dimana para narasumber selalu
memberikan contoh nyata di lapangan
terhadap masing-masing materi, mengurangi
b. Pemateri/Narasumber teori-teori sehingga mudah dipahami oleh
peserta. Diskusi dengan memberikan
Pemateri pelatihan manajemen homestay pertanyaan-pertanyaan ringan kemudian
berasal dari Politeknik Negeri Pariwisata dijawab dan disanggah oleh peserta lainnya.
Makassar, BPC Persatuan Hotel dan
Restoran Indonesia (PHRI) Sul-Sel, dan
DPD ASITA Sul-Sel.
d. Materi Pelatihan
Tema materi yang disajikan dalam pelatihan manajemen homestay adalah:
Jam
No. Judul Tema
Pelajaran
1. Kebijakan Pengembangan Pariwisata Daerah 2 JP
2. Peraturan dan Standar Kerja Pengelola Homestay 2 JP
3. Pengembangan Desa Wisata 2 JP
4. Peluang dan Tantangan Pengembangan Homestay di Sulawesi Selatan 2 JP
5. Materi Sapta Pesona 2 JP
6. Pelayanan Prima 2 JP
7. Pemanfaatan Lahan Hunian 2 JP
8. Pengenalan Homestay 2 JP
9. Strategi Pemasaran Homestay 2 JP
10. Tata Kelola Homestay yang Baik dan Benar 2 JP
11. Hygiene, Sanitasi danDAK
Keselamatan Kerja PELAYANAN
NONFISIK DANA 2 JP
KEPARIWISATAAN
12. Menyusun Paket Wisata Homestay 2 JP
Jumlah 24 JP
DAK NONFISIK DANA PELAYANAN KEPARIWISATAAN
Buku Panduan Pelatihan Manajemen Homestay 14
e. Uraian Materi
1. Kebijakan Pengembangan Pariwisata Daerah
Memberikan pemahaman kepada peserta tentang kebijakan pemerintah dalam pengembangan kepariwisataan
daerah sesuai peraturan dan perundang-undangan yang berlaku.
2. Peraturan dan Standar Kerja Pengelolaan Homestay
Memberikan pengetahuan kepada peserta mengenai peraturan-peraturan yang terkait dengan pengelolaan
homestay antara lain tentang perizinan homestay dan standar kerja homestay.
3. Pengembangan Desa Wisata
Memberikan pemahaman dan pengetahuan kepada peserta bagaimana keberadaan homestay dalam mendukung
pengembanagn desa wisata.
4. Peluang dan Tantangan Pengembangan Homestay
Memberikan pemahaman kepada peserta bagaimana peluang dan tantangan dalam pengembangan homestay.
5. Sapta Pesona
Memberikan pengetahuan kepada peserta mengenai unsur-unsur sapta pesona dan penerapannya dalam
pengelolaam homestay.
6. Pelayanan Prima
Memberikan pemahaman kepada peserta pelatihan mengenai ability (kemampuan), attitude (sikap), apperearance
(penampilan), attention (perhatian), action (tindakan) dan accountability (tanggungjawab) dalam memberikan
pelayanan kepada tamu.
7. Pemanfaatan Lahan Hunian
Memberikan pengetahuan dan keterampilan kepada peserta mengenai tekhnik pemanfaatan dan penataan lahan
hunian menjadi homestay.
VII. PENUTUP
Demikian buku panduan ini dibuat, agar peserta mendapatkan gambaran
tentang pelaksanaan pelatihan ini.
17
Rundown
Kegiatan Pelatihan Manajemen Homestay
HARI WAKTU TEMA MATERI NARASUMBER
Selasa 07.00 - 08.00 Pembukaan Panitia
18 Juni 2019 08.00 - 10.00 Kebijakan Pengembangan Pariwisata daerah ASITA
10.00 - 10.15 Coffee Break Panitia
10.15 - 12.15 Peluang dan Tantangan Pengembangan Homestay ASITA
12.15 - 13.00 Isoma Panitia
13.00 - 15.00 Pengembangan Desa Wisata Poltekpar
15.00 - 15.15 Coffee Break Panitia
15.15 - 17.15 Pengenalan Homestay PHRI SulSel
Rabu 08.00 - 10.00 Peraturan dan Standar Kerja Homestay PHRI SulSel
19 Juni 2019 10.00 - 10.15 Coffee Break Panitia
10.15 - 12.15 Pemanfaatan Lahan Hunian Poltekpar
12.15 - 13.00 Isoma Panitia
13.00 - 15.00 Strategi Pemasaran Homestay ASITA
15.00 - 15.15 Coffee Break Panitia
15.15 - 17.15 Hygiene, Sanitasi dan Keselamatan Kerja Poltekpar
Kamis 08.00 - 10.00 Pelayanan Prima PHRI SulSel
20 Juni 2019 10.00 - 10.15 Coffee Break Panitia
10.15 - 12.15 Sapta Pesona Poltekpar
12.15 - 13.00 Isoma Panitia
13.00 - 15.00 Tata Kelola Homestay yang Baik dan Benar Poltekpar
15.00 - 15.15 Coffee Break Panitia
15.15 - 17.15 Menyusun Paket Wisata Homestay Poltekpar