Anda di halaman 1dari 10

Definisi dan Komponen Pariwisata

Secara etimologi, kata pariwisata berasal dari bahasa Sansekerta yang terdiri dari dua
suku kata, yaitu pari dan wisata. Pari berarti banyak, berputar-putar dan lingkup,
sedangkan pariwisata adalah perjalanan. Pariwisata adalah istilah yang diberikan
apabila seseorang wisatawan melakukan perjalanan itu sendiri atau dengan kata lain
aktivitas dan kejadian yang terjadi ketika seseorang pengunjung melakukan perjalanan
(Sutrisno ,1998). Suatu perjalanan dianggap sebagai perjalanan wisata bila memenuhi
tiga persyaratan yang diperlukan, yaitu :
1. harus bersifat sementara
2. harus bersifat sukarela (voluntary) dalam arti tidak terjadi karena terpaksa
3. Tidak bekerja yang sifatnya menghasilkan upah atau bayaran
Definisi lain tentang pariwisata, terdapat dalam Undang Undang No. 10/2009 tentang
Kepariwisataan, dimana yang dimaksud dengan pariwisata adalah berbagai macam
kegiatan wisata yang didukung oleh berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan
masyarakat, pengusaha, Pemerintah dan Pemerintah Daerah. Menurut World Tourism
Organization (WTO), pariwisata adalah kegiatan seseorang yang bepergian ke atau
tinggal di suatu tempat di luar lingkungannya yang biasa dalam waktu tidak lebih dari
satu tahun secara terus menerus, untuk kesenangan, bisnis ataupun tujuan lainnya.
Menurut Pendit (1999) wisata dapat dibagi ke dalam dua kategori berdasarkan jenis-
jenisnya, yaitu:
1. Wisata Alam, yang terdiri dari wisata alam, cagar alam, buru dan argo.
2. Wisata sosial budaya, yang meliputi peninggalan sejarah, monumen dan museum.
Dalam merencanakan kebijakan dan perencanaan pengembangan pariwisata, sangat
penting untuk memahami perbedaan bentuk dan fisik dari pengembangan pariwisata
yang sesuai untuk suatu negara, kota, atau wilayah. Untuk mendukung perencanaan
pengembangan pariwisata diperlukan pencarian data sebagai tahap awal dalam
analisis perencanaan pariwisata diperlukan komponen-komponen pariwisata yang
disebutkan menurut Inskeep (1991:38). Komponen-komponen dasar dalam pariwisata
adalah:
Home : komponen pariwisata yang merupakan tempat tinggal wisatawan, yang
dapat mempengaruhi terjadinya kegiatan pariwisata.
Destination : komponen pariwisata yang merupakan tujuan wisatawan untuk
bepergian menikmati obyek wisata.
Trasportation : komponen pariwisata yang merupakan pembawa (carrier) wisatawan
dari home ke destination dan sebaliknya.

Sistem Pariwisata
Sistem Pariwisata menurut Jordan (dalam Leiper, 2004:48) adalah tatanan komponen
dalam industri pariwisata dimana masing-masing komponen saling berhubungan dan
membentuk sesuatu yang bersifat menyeluruh. Sedangkan Bertalanffy (dalam Leiper,
2004:48) mendefinisikan sistem sebagai satu kesatuan elemen yang saling terkait satu
sama lain didalamnya dan dengan lingkungannya. Leiper (2004) mencoba
menjelaskan sistem pariwisata secara menyeluruh (whole tourism system) dimulai
dengan mendeskripsikan perjalanan seorang wisatawan. Dari hasil analisisnya ia
mencatat 5 elemen sebagai subsistem dalam setiap sistem pariwisata yang
menyeluruh, yaitu:
1. Wisatawan (tourist) yang merupakan elemen manusia yaitu orang yang melakukan
perjalanan wisata
2. Daerah asal wisatawan (traveller-generating regions), merupakan elemen geografi
yaitu tempat dimana wisatawan mengawali dan mengakhiri perjalanannya.
3. Jalur pengangkutan (transit route) merupakan elemen geografi tempat dimana
perjalanan wisata utama berlangsung.
4. Daerah tujuan wisata (tourist destination region) sebagai element geografi yaitu tempat
utama yang dikunjungi wisatawan .
5. Industri pariwisata (tourist industry) sebagai elemen organisasi, yaitu kumpulan
dari organisasi yang bergerak usaha pariwisata, bekerjasama dalam pemasaran
pariwisata untuk menyediakan barang, jasa dan fasilitas pariwisata
Dalam melakukan aktivitas wisatanya, terdapat 4 tujuan yang hendak
dicapai/didapatkan oleh wisatawan :
Something to see, adalah di daerah tujuan wisata terdapat daya tarik khusus disamping
atraksi wisata yang menjadi interestnya.
Something to do, adalah bahwa selain banyak yang dapat disaksikan, harus terdapat
fasilitas rekreasi yang membuat wisatawan betah tinggal di objek itu.
Something to buy, adalah bahwa di tempat wisata harus tersedia fasilitas untuk berbelanja
souvenir atau hasil kerajinan untuk oleh-oleh.
Something to know, adalah bahwa objek wisata selain memberikan ketiga hal diatas, juga
dapat memberi nilai edukasi bagi wisatawan
Produk Pariwisata
Pemahaman tentang Produk Pariwisata

Produk Pariwisata (Tourism Product) merupakan suatu bentukan yang


nyata (tangible product) dan tidak nyata (intangible product), dikemas dalam
suatu kesatuan rangkaian perjalanan yang hanya dapat dinikmati, apabila
seluruh rangkaian perjalanan tersebut dapat memberikan pengalaman yang
baik bagi orang yang melakukan perjalanan atau yang menggunakan produk
tersebut.

Sehingga bentuk dari produk pariwisata itu pada hakekatnya adalah tidak
nyata, karena dalam suatu rangkaian perjalanan terdapat berbagai macam
unsur yang saling melengkapi, tergantung pada jenis perjalanan yang
dilakukan oleh wisatawan.

Misalnya wisatawan akan melakukan perjalanan ke sebuah pulau dengan


tujuan menikmati keindahan taman laut di sekitar pulau tersebut, tentunya
wisatawan membutuhkan fasilitas penunjang, seperti: perahu untuk
menyeberang ke pulau, fasilitas kendaraan yang membawa mereka dari rumah
ke pulau yang dituju dan setibanya di pulau wisatawan membutuhkan
fasilitas akomodasi dilengkapi dengan makan dan minum selama berada di
pulau itu, serta tentunya pelengkapan menyelam. Dengan demikian,
berdasarkan ilustrasi di atas jelas bahwa rangkaian perjalanan wisatawan ke
sebuah pulau membutuhkan komponen produk pariwisata secara holistik dan
tidak bisa berdiri sendiri-sendiri, yang berarti bahwa fasilitas penunjang,
transportasi, akomodasi, makan dan minum serta perlengkapan menyelam
dan bahkan atraksi wisata di pulau tersebut merupakan satu kesatuan yang
saling mengikat dan melengkapi untuk tujuan menciptakan kepuasan
pengalaman rekreasi bagi wisatawan. Dan masih banyak komponen produk
pariwisata lain yang tidak nampak dalam ilustrasi tersebut, yang pada
umumnya disebut sebagai komponen pelayanan, seperti yang terjadi pada
saat petugas memberikan layanan kepada wisatawan pada saat wisatawan
berada di berbagai fasilitas yang digunakan.

Dari uraian di atas, secara umum mudah dikenali bahwa produk pariwisata
terdiri dari aksesibilitas, fasilitas dan pelayanan serta atraksi wisata atau
hiburan.

Definisi Produk Pariwisata

Berdasarkan pemahaman di atas, dikatakan bahwa produk pariwisata


dibanding dengan jenis-jenis produk barang dan jasa lain, memiliki ciri-ciri
berbeda dan untuk memahami bentuk serta wujud dari produk pariwisata,
maka beberapa definisi berikut ini perlu dipahami pula:
Burkart dan Medlik (1986), yaitu suatu susunan produk terpadu, yang
terdiri dari daya tarik wisata, transportasi, akomodasi dan hiburan, dimana
tiap unsur produk pariwisata dipersiapkan oleh perusahaan yang berbeda-
beda dan ditawarkan secara terpisah kepada wisatawan
Medlik dan Middleton, produk pariwisata terdiri dari bermacam-macam
unsur dan merupakan suatu paket yang tidak terpisahkan serta memenuhi
kebutuhan wisatawan sejak meninggalkan tempat tinggalnya sampai ke
tempat-tempat tujuan dan kembali lagi ketempat asalnya.
Gamal Suwantoro (2007:75) pada hakekatnya produk wisata adalah
keseluruhan palayanan yang diperoleh dan dirasakan atau dinikmati
wisatawan semenjak ia meninggalkan tempat tinggalnya sampai ke daerah
tujuan wisata yang dipilihnya dan sampai kembali kerumah dimana ia
berangkat semula.
Gooddall (1991: 63), produk pariwisata dimulai dari ketersediaan
sumber yang berwujud (tangible) hingga tak berwujud (intangible) dan secara
totalitas lebih condong kepada kategori jasa yang tak berwujud (intangible).
Burns and Holden (1989:172) produk pariwisata dinyatakan sebagai
segala sesuatu yang dapat dijual dan diproduksi dengan menggabungkan
faktor produksi, konsumen yang tertarik pada tempat-tempat yang menarik,
kebudayaan asli dan festival-festival kebudayaan.
Kotler dan Amstrong (1989:463), sebagai sesuatu yang ditawarkan
kepada konsumen atau pangsa pasar untuk memuaskan kemauan dan
keinginan termasuk di dalam obyek fisik, layanan, SDM yang terlibat didalam
organisasi dan terobosan atau ide-ide baru.
Bukart dan Medlik (dalam Yoeti,1986:151) mendeskripsikan produk
wisata sebagai susunan produk yang terpadu, yang terdiri dari obyek wisata,
atraksi wisata, transportasi (jasa angkutan), akomodasi dan hiburan di mana
tiap unsur dipersiapkan oleh masing-masing perusahaan dan ditawarkan
secara terpisah.

Produk wisata sebagai salah satu obyek penawaran dalam pemasaran


pariwisata memiliki unsur-unsur utama yang terdiri 3 bagian (Oka A. Yoeti,
2002:211) :
1. Daya tarik daerah tujuan wisata, termasuk didalamnya citra yang dibayangkan
oleh wisatawan
2. Fasilitas yang dimiliki daerah tujuan wisata, meliputi akomodasi, usaha
pengolahan makanan, parkir, trasportasi, rekreasi dan lain-lain.
3. Kemudahan untuk mencapai daerah tujuan wisata tersebut.
Mason (2000:46) dan Poerwanto (1998:53) telah membuat rumusan tentang
komponen-komponen produk wisata yaitu :
1. Atraksi, yaitu daya tarik wisata, baik alam, budaya maupun buatan manusia
seperti festival atau pentas seni
2. Aksesbilitas, yaitu kemudahan untuk mencapai tempat tujuan wisata
3. Amenities yaitu fasilitas untuk memperoleh kesenangan. Dalam hal ini dapat
berbentuk akomodasi, kebersihan dan keramahtamahan (tangible and
intangible products)
4. Networking, yaitu jaringan kerjasama yang berkaitan dengan produk yang
ditawarkan baik lokal, nasional maupun internasional.

Berdasarkan definisi-definisi diatas, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat


3 (tiga) komponen yang membentuk Produk Pariwisata dan untuk semakin
melengkapi kegunaan produk pariwisata tersebut bagi wisatawan, penulis
tambahkan stau komponen yang lain, yaitu keramahtamahan, sehingga secara
lengkap komponen produk wisata menjadi 3 plus, yaitu:
1. Daya tarik wisata yang ada di destinasi wisata (ATTRACTIONS)
2. Fasilitas dan pelayanan yang ada di destinasi wisata (AMENITIES)
3. Kemudahan untuk mencapai destinasi wisata (ACCESSIBILITIES)
4. Keramahtamahan yang ditawarkan di destinasi wisata (HOSPITALITY)

Komponen Produk Pariwisata

1. Daya Tarik Wisata (Attractions)

Dalam kegiatan wisata, ada pergerakan manusia dari tempat tinggalnya


menuju ke destinasi pariwisata atau daerah tujuan wisata, merupakan
kawasan geografis yang berada dalam satu atau lebih wilayah administratif
yang di dalamnya terdapat daya tarik wisata, fasilitas umum, fasilitas
pariwisata, aksesibilitas serta masyarakat yang saling terkait dan melengkapi
terwujudnya kepariwisataan. Dengan demikian, faktor daya tarik wisata
merupakan salah satu unsur yang membentuk dan menentukan suatu daerah
menjadi destinasi pariwisata.

Setiap destinasi pariwisata memiliki daya tarik berbeda-beda sesuai dengan


kemampuan atau potensi yang dimiliki. Di bawah ini adalah jenis daya tarik
wisata yang biasanya ditampilkan di destinasi pariwisata:
Daya tarik wisata alam (natural tourist attractions), segala
bentuk daya tarik yang dimiliki oleh alam, misalnya: laut, pantai,
gunung, danau, lembah, bukit, air terjun, ngarai, sungai, hutan
Daya tarik wisata buatan manusia (man-made tourist attractions),
meliputi: Daya tarik wisata budaya (cultural tourist attractions), misalnya:
tarian, wayang, upacara adat, lagu, upacara ritual dan daya tarik wisata
yang merupakan hasil karya cipta, misalnya: bangunan seni, seni pahat,
ukir, lukis.
Daya tarik wisata memiliki kekuatan tersendiri sebagai komponen produk
pariwisata karena dapat memunculkan motivasi bagi wisatawan dan menarik
wisatawan untuk melakukan perjalanan wisata, hal demikian terlebih terjadi
di destinasi pariwisata yang memilki sangat beragam dan bervariasi daya tarik
wisata, seperti yang ditulis oleh Robert Christie Mill dalam buku "Tourism: The
International Business" (1990): "Attractions draw people to a destination".

2. Fasilitas dan Pelayanan Wisata (Amenities)

Disamping daya tarik wisata, wisatawan dalam melakukan kegiatan wisata


juga membutuhkan adanya fasilitas yang menunjang perjalanan tersebut.
Untuk memenuhi kebutuhan perjalanan tersebut, perlu disediakan
bermacam-macam fasilitas, mulai dari pemenuhan kebutuhan sejak berangkat
dari tempat tinggal wisatawan, selama berada di destinasi pariwisata dan
kembali ke tempat semula. "Attractions bring people to the destination; facilities
service them when they get there. Because they ara away from home,the visitor
requires certain things-a place to stay, something to eat and drink" (Robert
Christie Mill, 1990: 24).

Fasilitas-fasilitas untuk memenuhi kebutuhan perjalanan wisatawan


tersebut muncul dalam satu kesatuan yang saling terkait dan melengkapi satu
sama lain, sehingga dalam suatu perjalanan wisata, seluruh komponen yang
digunakan tidak dapat dipisahkan, tergantung pada karakteristik dan bentuk
perjalanan wisata yang dilakukan oleh wisatawan.

Komponen fasilitas dan pelayanan perjalanan biasanya terdiri dari unsur


alat transportasi, fasilitas akomodasi, fasilitas makan dan minum dan fasilitas
penunjang lainnya yang bersifat spesifik dan disesuaikan dengan kebutuhan
perjalanan. Komponan ini tidak terlepas dari adanya komponen prasarana
atau infrastuktur, yaitu suatu komponen yang menjamin bagi tersedianya
kelengkapan fasilitas. Fasilitas transportasi baru dapat disediakan apabila ada
jaminan bahwa prasarana jalan sudah tersedia, demikian juga fasilitas
telekomunikasi dapat disediakan apabila prasana jaringan penghubung ke
destinasi pariwisata tersebut sudah tersedia.

3. Kemudahan untuk mencapai destinasi wisata (Accesibility)

Dalam suatu perjalanan wisata, terdapat pula faktor yang tidak kalah
pentingnya dalam mempengaruhi kepuasan wisatawan, yaitu faktor
aksesibilitas, yang berarti kemudahan yang tersedia untuk mencapai destinasi
wisata, yang terkadang diabaikan oleh wisatawan dalam
merencanakan perjalanan wisata, sehingga secara umum dapat
mempengaruhi budget perjalanan tersebut.

4. Keramahtamahan (Hospitality)
Destinasi wisata dapat menyebabkan munculnya perasaan wisatawan
terhadap kebutuhan yang berkaitan dengan keramahtamahan melalui
seseorang atau sesuatu, seperti yang ditulis oleh Robert Christie Mill: "The
hospitality of an area is the general feeling of welcome that tourists receive while
visiting the area. People do not want to go where the do not feel
welcome" (1990)

Karakteristik Produk Pariwisata

Secara umum, karakteristik utama produk pariwisata adalah


jasa (service),dengan demikian meningkatkan mutu pelayanan jasa di bidang
pariwisata berarti juga meningkatkan mutu produk pariwisata.

Produk pariwisata secara keseluruhan bersifat heterogen (tidak homogen)


karena terdiri dari beragam jenis pelayanan dalam keseluruhan proses
perjalanan yang dilakukan oleh wisatawan. Sehingga karena karakteristik
yang heterogen tersebut maka cukup sulit untuk dapat mencapai atau
menentukan standar mutu yang jelas.

Berdasarklan karakteristik produk pariwisata tersebut maka muncul


pernyataan "selling holiday is selling dreams", sehingga penyedia produk
pariwisata ditantang untuk dapat mewujudkan mimpi wisatawan menjadi
kenyataan sesuai yang diharapkan oleh wisatawan sebagai pengguna produk
pariwisata.

Memahami produk pariwisata secara mendalam dapat dilakukan dengan


terlebih dahulu memahami karakter produk pariwisata, yaitu:

1. Tidak dapat dipindahkan


2. Tidak memerlukan perantara (middlemen) untuk mencapai kepuasan
3. Tidak dapat ditimbun atau disimpan
4. Sangat dipengaruhi oleh faktor non ekonomis
5. Tidak dapat dicoba atau dicicipi
6. Sangat tergantung pada faktor manusia
7. Memiliki tingkat resiko yang tinggi dalam hal investasi
8. Tidak memiliki standar atau ukuran yang obyektif dalam menilai mutu
produk.
RANGKUMAN tentang INTANGIBLE PRODUCTS

Dari beberapa pengertian di atas, dapat dideskripsikan


bahwa produk PARIwisata merupakan fasilitas dan
pelayanan yang dapat dinikmati oleh wisatawan mulai
dari tempat asal, SELAMA BERADA di DESTINASI wisata, sampai
kembali ke tempat asal WISATAWAN, dan ditunjang oleh
keanekaragaman atraksi wisata, fasilitas dan PElayanan,
harga produk, aksesibilitas pendukung yang dapat
MEMPERMUDAH KEGIATAN PERJALANAN WISATA.

Tamu hotel menginginkan lebih dari sekedar sebuah kamar

penumpang pesawat terbang menginginkan lebih dari


sekedar tempat duduk dan terbang dengan selamat

pelanggan restoran menginginkan lebih dari sekedar


hidangan

pembeli cenderamata menginginkan lebih dari sekedar


suatu produk kerajinan sebagai kenangan

pengunjung suatu destinasi wisata menginginkan lebih dari


sekedar menikmati keindahan alam dan kesejukan hawa
segar

seorang wisatawan menginginkan lebih dari sekedar


informasi mengenai daya tarik wisata di suatu disetinasi
wisata

seorang pengunjung menginginkan lebih dari sekedar


menikmati pertunjukan hiburan di dalam ruang ber-AC

peserta suatu perjalanan wisata menginginkan lebih dari


sekedar duduk di dalam bis wisata dan mendengarkan
penjelasan dari pemandu wisata
Pemasaran Pariwisata~ Pada saat ini sektor pariwisata merupakan salah satu sektor
yang memiliki kontribusi besar terhadap peningkatan taraf kehidupan masyarakat
sekitar. Berkembangnya berbagai wisata yang ada tak luput dari pengaturan serta
pengorganisasian pelaksanaan yang dilakukan oleh sumber daya manusia.

Pariwisata yang memiliki perkembangan yang sangat pesat akan menjadi slah satu
objek utama mengembangkan potensi yang ada. Salah satunya pada Rinjani Dan Raja
Ampat, kementrian Energi Dan Sumber Daya Mineral akan berjanji lebih mempercepat
pembangunan wisata yang pada dasarnya akan banyak memanfaatkan sumber energi
yang ada.

Pada kawasan Rinjani dan Raja Ampat akan dibangun sebuah wisata Geopark yang
pada dasarnya bertujuan untuk menghasilkan devisa negara lebih banyak lagi. Dengan
potensi alam yang dimiliki oleh Indonesia menteri yakin bahwa pada suatu saat nanti
Indonesia akan mampu memiliki potensi Geopark yang hampir sama dengan Cina.

Dari sini tentu saja dibutuhkan suatu pelaksanaan pemasaran yang sangat efektif.
Lantas kenapa seperti itu ? karena pariwisata juga diibaratkan sebagai suatu produk,
produk yang akan dipasarkan kepada konsumen tentu saja membutuhkan pemasaran.

Dari sinilah pada nantinya akan dicetuskan bagaimana pemasaran pariwisata akan
dilakukan, dengan tujuan pencapaian pundi-pundi devisa yang optimal, selain itu akan
dijadikan suatu upaya peningkatan taraf hidup masyarakat setempat.

Pengertian Pemasaran Pariwisata

Pemasaran pariwisata merupakan suatu tata letak sistem yang pada dasarnya telah
dirancang dan dikoordinir secara organisir sebagai langkah awal dari suatu kebijakan
yang ada dalam perusahaan pariwisata.

Pemasaran wisata juga bertujuan mengenalkan potensi wisata yang dimiliki. Sehingga
dalam menyusun rencana pemasaran dilakukan dengan mengaitkan ruang lingkup
lokal, regional, nasional, dan internasional sehingga dapat diprediksinya kepuasan para
wisatawan.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pemasaran pariwisata merupakan


keseluruhan aktivitas yang diarahkan untuk memberikan informasi kepada konsumen
yang bertujuan untuk memuaskan keinginan wisatawan sebagai konsumen. Untuk
melaksanakan kegiatan ini perlu disusun suatu strategi pemasaran yang diarahkan
pada usaha untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan wisatawan, khususnya pada
target wisata yang akan dilayani.

Faktor-Faktor Keberhasilan Pemasaran


Dalam menjalani atau melakukan sesuatu seseorang akan menentukan target
atau goals yang harus dicapai. Sama halnya dengan pemasaran tentu saja harus ada
suatu target yang menjadi tolak ukur dari pemasaran tersebut.

Dalam melakukan pemasaran pariwisata tentu saja, dipengaruhi oleh faktor-faktor


tertentu. Adapun faktor berhasilnya suatu pemasaran dari pariwisata meliputi:

1. Mampu menghasilkan suatu produk atau wisata yang memiliki nilai dan potensi
yang berbeda
2. Adanya keseimbangan antara manfaat dan harga
3. Adnya komunikasi yang baik antara pembeli dan usaha promosi
4. Adanya saluran distribusi yang mampu menjamin ketersediaan situasi

Anda mungkin juga menyukai