MICE
Perjalanan Insentif
Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh
Ekonomi dan Bisnis Manajemen D3 05 04510005 Desy Oktaviani, S.E.,M.T.A
Ringkasan Kompetensi
1. Menjelaskan definisi perjalanan Mahasiswa mampu memahami dasar
insentif penyelenggaraan Perjalanan Insentif
2. Menjelaskan Potensi pasar
perjalanan insentif
3. Menjelaskan faktor-faktor
perjalanan insentif
PERJALANAN INSENTIF
Perjalanan insentif adalah jenis perjalanan yang diberikan oleh perusahaan kepada
pegawainya atas prestasi yang diraih dan merupakan penghargaan yang tidak didapat oleh
semua pegawai, tetapi hal ini akan memotivasi karyawan untuk bekerja sebaik mungkin
yang pada akhirnya tujuan perusahaan akan tercapai.
Atau perjalanan insentif bisa dikatakan sebagai alat manajemen global yang
menggunakan pengalaman wisata yang luar biasa untuk memotivasi dan mengenali peserta
untuk peningkatan kadar kinerja dalam mendukung tujuan organisasi. Tidak seperti
perjalanan biasa akan tetapi perjalanan wisata MICE ( Meetings, Incentive, Konferensi,
Event ), Dimana perjalanan insentif difokuskan pada hal yang menyenangkan, makanan dan
kegiatan pendidikan dan pekerjaan lain. Demikian juga, tergantung pada budaya dan faktor
sosial, perjalanan insentif difokuskan pada hal yang menyenangkan, makanan, dan kegiatan
pendidikan, dan pekerjaan lain. Demikian juga tergantung pada budaya dan faktor sosial,
perjalanan insentif dapat berbeda dalam penerapannya dan pemahaman di negara negara
tertentu.
Menurut Jean Schult dalam Solichoel Soekami, bahwa kunci sukses sebuah insentif
adalah terdiri dari :
1.Memahami regulasi lokal
2.Memahami gaya hidup serta tradisi budaya lokal
3.Dukungan dari pemerintah lokal
4.Dukungan dari otoritas bandara
5.Layanan professional dalam sebuah program insentif
6.Tim kerja handal dan tangguh
7.Hubungan yang baik dengan penyelenggara event
8.penguasaan informasi produk/supplier (schult,2013)
Dari beberapa definisi yang dikemukan oleh para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa
Insentif adalah sebuah program yang diberikan oleh perusahaan sebagai motivasi bagi
karyawannya dengan tujuan agar karyawan tersebut menjadi lebih giat dalam bekerja dan
memiliki keinginan untuk memperbaiki prestasinya di dalam perusahaan.
2. Lama Kerja
Besarnya insentif ditentukan atas dasar lamanya pegawai melaksanakan atau
menyelesaikan suatu pekerjaan.Cara perhitungannya dapat menggunakan per jam,
per hari, per minggu ataupun per bulan. Umumnya cara yang diterapkan apabila ada
kesulitan dalam menerapkan cara pemberian insentif berdasarkan kinerja. Memang
ada kelemahan dan kelebihan dengan cara ini, antara lain sebagai berikut :
a. Kelemahan
Terlihat adanya kelemahan cara ini sebagai berikut :
• Mengakibatkan mengendornya semangat kerja karyawan yang
sesungguhnya mampu berproduksi lebih dari rata–rata
• Tidak membedakan usia, pengalaman dan kemampuan pegawai
• Membutuhkan pengawasan yang ketat agar pegawai sungguh–
sungguh bekerja
• Kurangnya mengakui adanya kinerja pegawai
b. Kelebihan
Disamping kelemahan diatas, dapat dikemukakan kelebihan – kelebihan cara
ini sebagai berikut :
• Dapat mencegah hal – hal yang tidak atau kurang diinginkan seperti :
pilih kasih, diskriminasi maupun kompetisi yang kurang sehat
• Menjamin kepastian penerimaan insentif secara periodik
• Tidak memandang rendah pegawai yang cukup lanjut usia
3. Senioritas
Sistem insentif ini didasarkan pada masa kerja atau senioritas pegawai yang
bersangkutan dalam suatu organisasi.Dasar pemikirannya adalah pegawai senior,
menunjukan adanya kesetiaan yang tinggi dari pegawai yang bersangkutan pada
organnisasi dimana mereka bekerja.Semakin senior seorang pegawai semakin tinggi
loyalitas pada organisasi, dan semakin mantap dan tenangnya dalam organisasi.
Kelemahan yang menonjol dari cara ini adalah belum tentu mereka yang senior ini
memiliki kemampuan yang tinggi dan menonjol, sehingga mungkin sekali pegawai
muda (junior) yang menonjol kemampuannya akan dipimpin oleh pegawai senior,
6. Evaluasi Jabatan
Evaluasi jabatan adalah suatu usaha untuk menentukan dan membandingkan nilai
suatu jabatan tertentu dengan nilai jabatan – jabatan lain dalam suatu organisasi. Ini
b. Inbound Tour
Perjalanan insentif selain memiliki karakteristik wisata, harus juga memiliki karakteristik
edukasi, misalnya dengan adanya program kunjungan ke perusahaan yang memiliki bisnis
sama dengan perusahaan yang mengirimnya maka peserta yang ikut serta akan
mendapatkan pengetahuan lain yang dapat dibawa keperusahaan yang mengirimnya.
Andini, Dini Nyoman. 2014. Pengelolaan Wisata Konvensi. Yogyakarta: Graha Ilmu
Ismayanti. 2011. Pengantar Pariwisata. Jakarta: Grasindo.
Kesrul. 2004. Meeting, Incentive, Trip Conference, Exhibition. Yogyakarta: Graha Ilmu
Noor, Any. 2007. Globalisasi Industri MICE. Bandung: Alfabeta.
Noor, Any. 2009. Management Event. Bandung: Alfabeta
Pendit, Nyoman. 2002, Ilmu Pariwisata. Jakarta: Pradya Paramita